Anda di halaman 1dari 9

Proposal Penelitian Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Disusun oleh :
1. Agung kurnia ramadhan (02)
2. Ahmad Ronaldi N.A (04)
3. Mifta Farid Akhzami (18)
4. Putra Wahyu Pratama. (27)

SMAN 1 Kota Mojokerto Tahun Ajaran 2022/2023


BAB 1
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Konsep yang dipelajari dalam ilmu kimia merupakan konsep-konsep yang saling
berkaitan dan berurutan satu dengan yang lainnya sehingga dalam mempelajarinya harus
dimulai dari konsep dasar. Dalam memahami konsep kimia sesuai dengan kemampuan
siswa ada yang berbeda-beda. Hal ini karena siswa beranggapan bahwa konsep kimia
merupakan salah satu materi yang dianggap sulit karena bersifat kompleks dan abstrak.
Jika seseorang mempelajari ilmu kimia dari konsep dasar dengan benar akan
memudahkan memahami konsep-konsep selanjutnya yang lebih rumit dan kompleks.

Menurut Ataruk (2007:1). Dalam ilmu kimia ada beberapa karakter pokok kesulitan
untuk mempelajarinya yaitu (1) sebagian besar konsep dalam ilmu kimia merupakan
konsep abstrak yang tidak mungkin langsung dapat diamati, (2) konsep-konsep kimia
umumnya diajarkan dalam bentuk penyederhanaan dari yang sebenarnya, (3) konsep
dalam ilmu kimia bersifat berurutan, berkaitan dan berkembang secara cepat.

Pemahaman konsep adalah salah satu aspek penilaian dalam pembelajaran. Penilaian
pada aspek pemahaman konsep bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
siswa menerima dan memahami sebuah konsep yang telah diterima siswa dalam
pembelajaran. Semakin dalam pemahaman yang diperoleh pada waktu mempelajari,
semakin baik pula prestasi dari hasil yang didapatkan dari pemahaman yang diketahui
oleh siswa dalam proses pembelajaran.

Salah satu pokok bahasan yang diambil adalah materi larutan elektrolit dan non
elektrolit. Materi larutan elektrolit dan nonelektrolit salah satu materi pada mata pelajaran
kimia yang penting untuk diketahui oleh siswa dalam tingkat SMA. Dijelaskan bahwa
larutan elektrolit yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Sedangkan larutan
nonelektrolit yaitu larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Menurut teori
Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan
listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif). Jumlah muatan ion
positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam
larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik. Larutan ini
memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam
larutan. Larutan ini dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan
ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar). Daya
hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya. Beberapa
larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dengan baik meskipun konsentrasinya
kecil, larutan ini dinamakan elektrolit kuat. Sedangkan larutan elektrolit yang mempunyai
daya hantar lemah meskipun konsentrasinya tinggi dinamakan elektrolit lemah.
Pada materi ini, banyak hal yang dibahas dan tentunya tidak terlepas dari apa yang
ada dalam kehidupan manusia sehari-hari. Namun, kadang ditemukan dalam proses
pembelajaran ada siswa yang belum mampu membedakan mana larutan yang bersifat
elektrolit, non elektrolit, elektrolit kuat, dan elektrolit lemah.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah hasil percobaan dari suatu zat yang dilarutkan dengan aquades atau air,
bisa atau tidakkah suatu larutan tersebut menghantarkan arus listrik?

C. Tujuan penelitian
Mengetahui bisa atau tidaknya suatu zat yang dilarutkan dengan aquades atau air
dalam menghantarkan aliran listrik
D. Manfaat penelitian
Memahami konduktivitas listrik: Penelitian larutan elektrolit dapat membantu memahami
bagaimana konduktivitas listrik dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi elektrolit.

Memahami proses kimia: Penelitian larutan elektrolit dan non-elektrolit dapat membantu
memahami bagaimana proses kimia dipengaruhi oleh elektrolit dan non-elektrolit.

Aplikasi industri: Hasil penelitian larutan elektrolit dan non-elektrolit dapat digunakan dalam
berbagai aplikasi industri, seperti proses pengolahan air, pembuatan baterai, dan lain-lain.

Pemahaman fenomena fisika dan kimia: Penelitian larutan elektrolit dan non-elektrolit
membantu memahami berbagai fenomena fisika dan kimia, seperti hukum Faraday dan
hukum ion, serta memperkuat konsep-konsep dasar kimia dan fisika.

BAB 2
Tinjauan pustaka
A. Deskripsi Teori

Pengawetan ikan adalah berbagai metode yang digunakan untuk memperpanjang usia
simpan ikan dan produk ikan.Pengawetan ikan merupakan salah satu cara dalam
meningkatkan nilai tambah hasil tangkapan dan budi daya sehingga nelayan dan petambak
dapat memperoleh penghasilan tambahan jika dibandingkan dengan menjual dalam bentuk
segar. Selain itu, usaha pengawetan ikan dapat membuka lapangan kerja baru(Edy, 2011).
Proses penggaraman merupakan cara pengawetan ikan dengan menggunakan garam
sebagai media pengawet. Jenis garam yang digunakan adalah garam dapur yang berbentuk
kristal maupun larutan. Melalui penggaraman, aktivitas mikroorganisme terutama bakteri
akan terhambat, sehingga ikan menjadi awet dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang
lebih lama.Selama proses penggaraman, terjadi proses penetrasi garam ke dalam tubuh ikan.
Sebaliknya, cairan dalam tubuh ikan akan keluar karena adanya perbedaan konsentrasi.
Setelah terjadi persamaan konsentrasi garam antara tubuh ikan dan lingkungannya, maka
pada saat itu terjadi pengentalan cairan tubuh yang masih tersisa dan penggumpalan protein
(denaturasi) serta pengerutan sel-sel tubuh ikan sehingga sifat dagingnya berubah(Adawyah,
2008). Mekanisme cara pengawetan ikan dengan garam adalah sebagai berikut:
a) Garam menyerap air dari dalam tubuh ikan melalui proses osmosa. Kandungan air
dalam tubuh ikan berkurang. Kekurangan air di dalam tubuh ikan sebagai media
untuk pertumbuhan bakteri menyebabkan proses metabolisme dalam tubuh bakteri
terganggu.
b) Garam juga menyerap air dari dalam tubuh bakteri sehingga bakteri akan mengalami
plasmolisis (pemisahan inti plasma) sehingga bakteri akan mati.

Pembekuan ikan adalah proses mengawetkan ikan dengan cara mengubah hampir


seluruh kandungan air dalam produk menjadi es.Dalam proses pembekuan ikan dengan
menggunakan freezer,kandungan air yang ada di dalam ikan akan berubah hampir menjadi
beku dikarnakan suhu freezer yang dingin.keadaan beku menyebabkan aktivitas mikrobiologi
dan enzim terhambat sehingga daya simpan ikan menjadi panjang(Edy, 2011).

B. Kerangka berpikir

Ikan merupakan komoditi yang mudah rusak, apabila disimpan terlalu lama maka ikan
tersebut akan busuk dan tidak dapat dikonsumsi lagi. Untuk itu maka diperlukan beberapa
pengolahan untuk meningkatkan daya tahan ikan tersebut. Salah satunya adalah pengawetan
dengan garam. Pengolahan memberikan nilai tambah pada produk baik dari segi mutu
maupun harga jual produk tersebut. Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan ikan segar
menjadi ikan asin itu akan berpengaruh pada penerimaan yang diperoleh oleh nelayan apakah
pengaruhnya menguntungkan atau tidak serta besar atau tidak dapat dilihat dari penerimaan
yang diperoleh nelayan dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkannya untuk mengolah
ikan tersebut sehingga dia memperoleh pendapatan.

C. Hipotesis
Bab 3
Metode penelitian
A. Jenis dan lokasi penelitian
Jenis penelitian yang akan kami lakukan adalah dengan penelitian
observasional.penelitian observasional yaitu dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan atau pengukuran terhadap berbagai variabel subjek penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret 2023,dermaga didekat pelabuhan tanjung
perak di kelurahan perak kecamatan pabean cantian kota surabaya.dipilihnya lokasi ini
karena merupakan tempat suplayer ikan dari nelayan setelah melaut
B. Cara mengawetkan ikan
Penggaraman/pengasinan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
3) Penanganan dan penyiangan
 Untuk mempermudah proses penanganan, tempatkan ikan
diwadah terpisah sesuai ukuran, jenis dan tingkat kesegaran
 Pada ikan berukuran besar, perlu dilakukan penyiangan dengan
membuang isi perut, insang dan sisik. Kemudian tubuh ikan
dibelah menjadi dua sepanjang garis punggung kearah perut. Hal
ini dilakukan untuk mempercepat proses penggaraman
 Pada ikan yang berukuran sedang, cukup dibersihkan insang,
sisik dan isi perut. Bagian badan tidak perlu dibelah.
 Pada ikan kecil seperti teri atau petek, cukup dicuci dengan air
bersih saja, tidak perlu disiangi.
 Proses pencucian dilakukan dengan air bersih yang mengalir,
agar ikan benar-benar bersih
 Tiriskan ikan yang telah dicuci bersih dalam wadah keranjang
plastik atau bambu yang telah disediakan. Pada proses penirisan
ini, ikan disusun rapi dengan perut menghadap ke bawah agar
tidak ada air yang menggenang dirongga perutnya
 Setelah ikan agak kering, timbanglah ikan agar dapat mengetahui
jumlah garam yang diperlukan dalam proses penggaraman
b. Tahapan proses penggaraman
1) Metode dry salting
kemudian ditiriskan dan selanjutnya ikan dijemur dengan disusun
diatas para-para yang sudah disiapkan- Sediakan kristal garam sesuai
dengan jumlah ikan yang akan diproses. Untuk ikan besar sediakan
garam 20 – 30 % dari berat ikan, ikan ukuran sedang 15 – 20 %
sedangkan ikan berukuran cukup 5 %. Gunakan garam murni agar hasil
olahannya berkualitas baik.
 Taburkan garam ke dasar bak setebal 1 – 5 cm tergantung jumlah
ikan yang diolah. Lapisan ini berfungsi sebagai alas ikan pada
saat proses penggaraman
 Susunlah ikan dengan rapi diatas lapisan garam tadi. Usahakan
bagian perut ikan menghadap kebawah. Diatas lapisan ikan yang
sudah tersusun, taburkan kembali garam secukupnya. Lakukan
itusampai semua ikan tertampung didalam wadah, setiap lapisan
ikan selalu diselingi oleh lapisan garam. Pada lapisan atas
ditebarkan garam setebal 5 cm agar tidak dihinggapi lalat.
 Tutuplah bak atau wadah dengan papan yang telah diberi
pemberat agar proses penggaraman dapat berlangsung dengan
baik. Ikan dengan tingkat keasinan tertentu dapat diperoleh
sebagai hasil akhir proses penggaraman.
 Selesainya proses penggaraman ditandai dengan adanya
perubahan tekstur, daging ikan menjadi kencang dan padat.
Lamanya penggaraman tergantung jenis, ukuran dan tingkat
kesegaran ikan. Walau demikian, umumnya proses penggaraman
dapat berlangsung 1 – 3 hari untuk ikan ukuran besar, 12 – 24 jam
untuk ikan ukuran sedang dan 6 – 12 jam untuk ikan ukuran kecil
 Langkah selanjutnya, ikan diangkat dari tempat penggaraman.
Ikan dicuci dan dibersihkan dari kotoran yang menempel.

proses pembekuan juga bertujuan mengawetkan sifat-sifat alami ikan dengan cara
menghambat aktivitas bakteri maupun aktivitas enzim. Selama proses pembeluan
berlangsung, terjadi pemindahan panas dari tubuh ikan yang bersuhu lebih tinggi ke
refrigerant yang bersuhu rendah. Dengan demikian, kandungan air di dalam tubuh ikan
akan berubah bentuk emnjadi kristal es. Kandungan air ini terdapat di dalam sel jaringan
dan ruang antar sel. Sebagian besar air di dalam tubuh ikan tersebut merupakan air bebas
sebanyak 67% dan selebihnya merupakan air tak bebas, yaitu cairan tubuh yang secara
kimiawi terikat kuat dengan substansi lain di dalam tubuh ikan,seperti molekul protein,
lemak dan karbohidrat.

Berdasarkan urutannya, proses pembekuan ikan akan dimulai dari bagian luar menuju
bagian dalam tubuh. Cairan tubuh yang pertama kali membeku adalah air bebas,
kemudian disusul dengan air tak bebas. Air tak bebas sukar sekali membeku karena titik
bekunya sangat rendah.

Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses pembekuan sangat tergantung pada
kecepatan dan suhu pembekuan yang ingin dicapai. Suhu pembekuan, dimana seluruh
cairan tubuh ikan telah membeku disebut eutectic point dan biasanya berkisar antara -55
sampai -65oC. Penurunan suhu lingkungan selanjutnya akan meningkatkan jumlah cairan
tubuh ikan yang akan membeku dan akhirnya akan mencapai air tak bebas.

Secara singkat, proses pembekuan cairan di dalam tubuh ikan dapat dibagi menjadi tiga
fase, yaitu :

Pada fase pertama terjadi penurunan suhu wadah penyimpanan yang segera diikuti
dengan penurunan suhu tubuh ikan. Meskipun suhu telah menurun, proses pembekuan
baru akan terjadi setelah suhu tubuh ikan mencapai 0oC dengan ditandai terbentuknya
kristal-kristal es.
Penurunan suhu lebih lanjut akan meningkatkan pembekuan cairan tubuh. Biasanya
proses pembekuan ini akan segera berhenti apabila suhu tubuh telah mencapai -12oC.
Kisaran suhu ini disebut pula sebagai daerah kritis karena sebagian besar cairan tubuh
ikan akan mengalami pembekuan. Untuk menurunkan suhu tubuh dari 0oC sampai –
12oC diperlukan waktu yang cukup lama karena selain banyak panas yang harus
dibebaskan, kristal es yang telah terbentuk pada bagian luar akan menghambat proses
pembekuan cairan tubuh bagian dalam.
Karena sebagian besar cairan tubuh ikan telah banyak yang membeku pada periode
sebelumnya, pada fase ini proses pembekuan akan berlangsung lambat, meskipun suhu
terus diturunkan hingga mencapai -30oC.
Pengaruh pembekuan terhadap bakteri yaitu dapat menghambat atau menyebabkan
kematian sebagian besar bakteri, karena Proses pembekuan mengubah cairan tubuh ikan
menjadi kristal-kristal es sehingga kehidupan bakteri akan terganggu dan mengalami
kesulitan dalam menyerap makanannya.Selain cairan tubuh ikan, cairan yang terdapat di
dalam sel bakteri juga membeku. Akibat pembekuan ini, volume cairan sel bakteri
menjadi besar dan akan memecahkan dinding sel bakteri, sehingga mematikan bakteri.
C. Manfaat pengawetan
Manfaat pengawetan ikan adalah agar ikan bisa awet, tahan lama dan tidak busuk
sehingga aman untuk dimakan. Kunci pengawetan adalah menghentikan pembusukan dan
pertumbuhan bakteri. Bakteri bisa hidup karena faktor kelembaban, suhu hangat, oksigen,
dan waktu.
D. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
1. Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah
variasi waktu pengawetan dan variasi konsentrasi kedua pengawet sama.
2. Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini disebut variabel terikat adalah ikan.
3. Variabel Kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak teliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah kadar protein.

E. Kesimpulan
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pengawetan_ikan
https://www.tneutron.net/blog/definisi-penggaraman/
https://klubpompi.pom.go.id/article/mengenal-produk-beku
https://www.merdeka.com/jatim/contoh-kerangka-berpikir-dan-pengertiannya-penting-
dipelajari-kln.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai