Anda di halaman 1dari 7

Psikologi PAK Remaja / Dewasa

U
S
U
N

Oleh : Sucia Fanny

Dosen Pengampu : Mastia Sinaga

Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara (STTSU)

Tahun 2023
Nats : Hakim-hakim 4-5

Judul : Memimpin dengan Hikmat dan Rendah Hati

Tema : Debora

A. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat mengetahui arti hikmat dan rendah hati.
2. Siswa dapat memahami konsep hikmat dan rendah hati.
3. Siswa dapat menyebutkan karakteristik Debora sebagai pemimpin yang hikmat dan
rendah hati.
4. Siswa dapat atau mampu menjelaskan makna dari kepemimpinan Debora.
5. Siswa mampu melakukan refleksi diri dan aplikasi hidup dari penjelasan yang di petik
dari kisah Debora
B. Penjelasan Judul :

Judul ini mengacu pada kisah Debora dan Barak dalam hakim-hakim 4-5, yang merupakan
dua pemimpin Israel yang dipakai Tuhan untuk membebaskan bangsa itu dari penindasan Yabin,
Raja Kanaan. Bahasa asli dari judul ini dalm Bahasa Ibrani adalah “ lehaneeg b’hokhmah uv ‘
anavah “.

Hikmat berarti kebijaksanaan yang berasal dati Tuhan, yang membuat seseorang dapat
memahami dan melaksanakan kehendak Tuhan dengan cara yang benar. Rendah hati berarti
sikap yang tidak sombong atau nagkuh, tetapi menghormati dan melayani oranglain dengan
kasih.

Judul ini menekankan bahwa pemimpin yang dipakai Tuhan harus memiliki hikmat dan
rendah hati, seperti Debora yang taat kepada perintah Tuhan, bekerja sama dengan baik dan
mengakui kuasa Tuhan dalam kemenangan.

Dan judul ini juga menggambarkan karakter Debora, seorang nabi dam hakim wanita yang
dipilih Allah, Debora memimpin dengan hikmat karena ia mendengarkan suara Allah dan
menyampaikan Firman-Nya kepada bangsa Israel. Debora juga memimpin dengan rendah hati,
karena ia tidak mengklaim kekuasaan atau kemuliaan untuk diri sediri, tetapi ia menghormati
peran Barak sebagai panglima perang dan memberi pujian kepada Yael yang membunuh Sisera,
panglima musuh.

C. Penjelasan Nats.

Terdapat beberapa nats dalam kisah Debora di dalam Alkitab Hakim-Hakim 4-5 yang
mendukung pemahaman akan kepemimpinan yang hikmat dan rendah hati. Salah satu nats
tersebut dapat ditemukan di “Hakim-Hakim 4:4” Ayat ini menunjukkan bahwa Debora bukan
hanya seorang hakim, tetapi juga seorang nabi yang memiliki hubungan yang kuat dengan Allah
sebagai sumber hikmatnya.

Nats lain yang mendukung karakteristik kepemimpinan Debora terdapat di “Hakim-Hakim


4;5” Ayat ini menunjukkan bahwa Debora mempunyai reputasi yang baik dan dihormati oleh
rakyatnya sebagai pemimpin yang bijaksana dan adil. Selain itu, nats di “Hakim-Hakim 5:7”
menunjukkan bahwa Debora berhasil memimpin bangsanya menuju kemenangan dengan strategi
yang bijaksana dan akhirnya bertekad untuk memerdekakan bangsanya menuju kemenangan
dengan strategi yang bijaksana dan akhirnya bertekad untuk memerdekakan bangsanya dari
penjajahan.

Dari ketiga nats tersebut,kita dapat menyimpulkan bahwa karakteristik kepemimpinan


Debora adalah mempunyai hubungan yang kuat dengan Allah, bijaksana, adil, dan mampu
memimpin bangsanya menuju kemenangan dengan strategi yang tepat. Debora juga
mencerminkan sifat redah hati karena ia menggunakan kekuasaannya untuk kebaikan umum dan
memperhatikan kepentingan rakyatnya diataskepentingan pribadi.

Debora berhasil mempersatukan orang-orang Israel dan mengarahkan mereka menuju


kemenangan dalam pertempuran melawan Sisera.

D. Masalalu Debora sehingga menjadi pemimpin

Debora, seorang nabiah dan hakim Israel, terkenal kepemimpinannya yang berani dan
inspiratif. Namun, sebelum mencapai puncak kepemimpinannya, Debora memiliki masa lalu
yang penuh dengan tantangan dan pengalaman yang membentuknya menjadi pemimpin yang
luar biasa.
Kehidupan Awal Debora :

 Keturunan : Debora berasal dari suku Efraim, salah satu suku terkuat di Israel.
 Profesi : Debora dikenal sebagai seorang nabiah, yang berarti dia memiliki hubungan
khusus dengan Tuhan dan menerima wahyu dan petunjuk darinya.
 Kehidupan Pribadi : Debora menikah dengan seorang pria bernama Lapidot.

Tantangan yang dihadapi Debora :

 Penindasan bangsa Israel : Pada masa itu,bangsa Israel ditindas oleh bangsa Kanaan yang
kuat.
 Ketidakpercayaan dan ketakutan : Banyak orang Israel kehilangan harapan dan tidak
percaya bahwa mereka bias bebas dari penindasan.
 Peran Ganda : Debora harus menyeimbangkan peran sebagai pemimpi, istri, dan mungkin
ibu.

Kebangkitan Debora sebagai pemimpin :

 Keteguhan Iman : Debora memiliki iman yang teguh kepada Tuhan dan yakin bahwa Dia
akan membebaskan bangsa Israel.
 Kebijaksanaan dan keberanian : Debora dikenla sebagai kebijaksaannya dalam
menyelesaikan masalah dan keberaniannya dalam mengambil keputusan.
 Kemampuan memimpin : Debora mampu memobilisasi dan menginspirasi bangsa Israel
untuk bangkit dan melawan penindasan.

Puncak kepemimpinan Debora :

 Memimpin pertempuran : Debora memimpin pasukan Israel dalam pertempuran melawan


bangsa Kanaan dan berhasil mengalahkan mereka.
 Membawa kedamaian : Kemenangan Debora membawa kedamaian bagi bangsa Israel
selama 40 tahun.

Pengaruh masa lalu Debora :

 Teladan kepemimpinan : Debora menjadi teladan bagi para pemimpin masa depan, baik
pria maupun wanita.
 Simbol kekuatan dan iman : Debora menjadi simbol kekuatan dan iman bagi bangsa
Israel.
 Pengingat kebaikan Tuhan : Kisah Debora mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu setia
dan akan selalu membantu orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Debora adalah salah satu hakim Israel pada masa penindasan. Dia disebut seorang nabiah dan
istri Lappidoth. Tuhan berbicara melalui dia saat dia mengadakan pertemuan di bawah pohon
yang disebut “Pohon Debora” di Efraim. Tuhan juga memakai dia untuk membebaskan
rakyatnya dan mengalahkan raja Kanaan. Kisah Debora terdapat dalam Hakim-hakim, pasal 4
dan 5.

Debora adalah satu-satunya hakim perempuan di Israel. Beberapa ahli berpendapat bahwa
posisinya sebagai hakim itu sendiri merupakan penghakiman terhadap orang-orang Israel yang
berkemauan lemah. Karena laki-laki Israel tidak layak untuk menghakimi, Allah memilih
perempuan untuk tugas tersebut, sebagian untuk mempermalukan laki-laki yang seharusnya
mengambil alih kepemimpinan. Para komentator lain percaya bahwa peran Debora sebagai
hakim adalah tanda kehadiran Tuhan yang menghibur di tengah umat-Nya yang tertindas dan
tertindas.

Saat Debora menjadi hakim, bangsa Israel telah ditundukkan selama 20 tahun oleh Yabin,
raja Kanaan. Panglima tentara Yabin bernama Sisera , dan dia mempunyai 900 kereta besi –
senjata yang tangguh melawan prajurit Israel (Hakim 4:3). Bangsa Israel diperlakukan dengan
sangat kejam oleh Sisera dan pasukannya, dan semangat Israel sangat rendah. Debora
menggambarkan kesulitan hidup di bawah pemerintahan Yabin dan Sisera sebagai berikut:
“Jalan raya ditinggalkan, dan orang-orang yang lewat terus mengikuti jalan kecil. Penduduk desa
berhenti di Israel; mereka tidak ada lagi” (Hakim-Hakim 5:6-7). Dengan kata lain, masyarakat
takut meninggalkan rumah mereka; bepergian sangat berbahaya.

Firman Tuhan datang melalui Debora kepada seorang laki-laki Naftali bernama Barak.
Pesannya adalah dia akan memimpin pemberontakan melawan Sisera. Tanggapan Barak adalah,
“Saya hanya akan pergi jika Debora ikut dengan saya” (Hakim 4:8). Semua orang takut pada
Sisera, termasuk Barak. Debora setuju untuk menemani Barak, namun ia juga benubuat bahwa
kehormatan, kemenangan akan menjadi milik seorang wanita,bukan milik Barak (Hakim 4:9).
Ketika tiba waktunya untuk berperang, Tuhan kembali berbicara melalui Debora, yang
mendorong Barak untuk menyusun pasukannya. Bangsa Israel datang melawan tentara Sisera,
dan Tuhan mengabulkan kemenangan. Sisera yang perkasa itu sendiri dijatuhkan oleh tangan
seorang wanita, seperti yang dikatakan Debora. Saat sang komandan beristirahat setelah
pertempuran, seorang wanita bernama Yael menancapkan pasak tenda ke kepalanya.

Siapakah Debora dalam Alkitab? Kita dapat melihat bahwa kuasa Tuhanlah yang terpenting,
apa pun instrumen yang Dia pilih untuk digunakan. Pria atau wanita, kuat atau lemah, percaya
diri atau ragu – semua menjadi kuat ketika mereka digerakkan oleh Roh Tuhan dan dipenuhi
dengan kekuatan-Nya. Kita juga dapat melihat dalam diri Debora gambaran kasih sayang Allah
yang lembut terhadap umat-Nya. Sebagaimana seorang ibu memperhatikan anak-anaknya,
demikian pula Debora memimpin dan mengasuh Israel (Hakim-Hakim 5:7).

Masa lalu Debora penuh dengan tantangan dan pengalaman yang membentuknya menjadi
pemimpin yang luar biasa. Keteguhan iman, kebijaksanaan, keberanian, dan kemampuannya
memimpin mengantarkannya menjadi pemimpin yang membawa kedamaian bagi bangsa Israel.
Kisah Debora menjadi inspirasi bagi banyak orang hingga saat ini.

E. Siswa merefleksi diri dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dari penjelasan
memimpin dengan hikmat dan rendah hati yang dipetik dari Kisah Debora.

Refleksi diri :

Hikmat :

 Apakah saya sering meminta hikmat Tuhan dalam memimpin?


 Apakah saya menggunakan pengetahuan dan kebijaksanaan saya untuk kebaikan
bersama?
 Apakah saya mampu mengambil keputusan yang adil dan bijaksana?

Rendah hati :

 Apakah saya mau mendengarkan pendapat orang lain?


 Apakah saya terbuka terhadap kritik dan saran ?
 Apakah saya memposisikan diri sebagai pemimpin yang melayani, bukan untuk
dilayani?
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :

Di Sekolah

 Mejadi pemimpin yang adil dan bijaksana dalam kelompok belajar.


 Membantu teman-teman yang kesulitan belajar.
 Mendengarkan dengan seksama pendapat tema-teman dan diskusi.

Di Rumah :

 Membantu orangtua mngerjakan pekerjaan rumah.


 Menjaga adik-adik dengan penuh kasih saying.
 Berkomunikasi dengan sopan dan hormat kepada semua anggota keluarga.

Di Masyarakat

 Menjadi relawan di kegiatan social.


 Menjaga kebersihandan kelestarian lingkungan.
 Menghormati perbedaan pendapatdan budaya.
F. Pertanyaan untuk diskusi
a. Apa contoh lain dari kepemimpinan yang berhikmat dan rendah hati ?
b. Bagaimana kita dapat mengembangkan karakteristik pemimpin yang berhikmat dan
rendah hati?
c. Apa manfaat dari memimpin dengan hikmat dan rendah hati?
G. Kesimpulan

Kisah Debora memberikan contoh bagaimana memimpin dengan hikmat dan rendah hati
dapat membawadampak positif bagi diri sendiri, orang lain, dan komunitas. Kita semua dapat
belajar dari kisah Debora dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai