PEMIMPIN, JADILAH TELADAN!

(Bdk. 1 Raja-raja 15:33-16:1-4; Luk. 19:41-44)

Bahan renungan pada persekutuan

Bapak Bapak Cares GKE Jakarta, 17 Feb 2024 Pdt. Wono
Pendahuluan
 (1)
Sejarah Singkat Kepemimpinan
Baesa Raja Israel

Baesa adalah raja yang menggantikan

Yerobeam di Kerajaan Isreal Utara
(Kerajaan Isarel Selatan-Yehuda di
pimpin Raja Asa). Proses menjadi raja
dengan cara yang licik dan keji,
membunuh Yerobeam.
 (1)
Sejarah Singkat Kepemimpinan
Baesa Raja Israel
• BAESA menjadi raja atas Kerajaan Israel
Utara selama 24 tahun
• Ia hidup menurut tingkah laku dan dosa
Yerobeam yang sebabkan bangsa Israel
turut berdosa
• nama BAESA dari Bahasa Ibrani
ba’asha yang artinya “dia yang
menghancurkan”
 (2)
Dosa Raja Baesa
 (2)
Dosa Raja Baesa

1. Perantaraan Nabi Yehu Bin Hanani Firman Tuhan telah datang melawan Baesa
dan melawan keluarganya. Sehingga, kejahatan Raja Baesa sama dengan
kejahatan yang dilakukan Raja Yerobeam yang dimurkai Allah (1 raja-raja 16:7)
2. Berbuat jahat di mata Tuhan; mencapai puncak kekuasaan dengan cara jahat .
3. Tidak mentaati Allah dengan membuat patung untuk disembah, sehingga
mempengaruhi umat untuk juga tidak mentaati Allah (1 raja-raja 15:33-34)
4. Baesa awalnya dipakai sebagai alat penghakiman bagi Tuhan, tetapi kemudian
melupakan kasih karunia Tuhan dan tidak hidup dengan bersyukur, sehingga ia
menerima hukuman yang sama dengan Yerobeam
 (3)
Memimpin - Mengerti
Untuk Damai Sejahtera
 (3)
Memimpin - Mengerti Untuk Damai Sejahtera
Ketika mendekati Yerusalem, Yesus
menangis dan berkata; Lukas
19:42-44 (TB) kata-Nya:
"Wahai, betapa baiknya jika pada
hari ini juga engkau mengerti apa
yang perlu untuk damai
sejahteramu!.........”
Yang ia ratapi bukan kota Yerusalem
namun pemimpin-pemimpin (agama)
di Yerusalem yang tak memberikan
teladan yang benar.
 (4)
Implikasi praktis
 (4)
Implikasi praktis

(a)
Menjadi pemimpin / pejabat itu
adalah kesempatan eksplorasi
kapasitas untuk perubahan yang
makin baik; pemerataan keadilan
dan kesejahteraan sosial bagi
segenap rakyat.
 (4)
Implikasi praktis

(b)
Pemimpin/pejabat adalah kehendak (baca:
ketetapan) Tuhan semesta alam. Seorang
pemimpin harus menyadari ini, sehingga
mendorongnya untuk memimpin dengan
baik dan benar demi dan untuk kemuliaan
nama Tuhan.
 (4)
Implikasi praktis

(c)
Manakala pemimpin tidak menjalankan
tugasnya dengan baik, tidak pro rakyat,
berbuat jahat demi kekuasaan dan jabatan
atau mempertahankannya, maka intervensi
Allah berlaku.
 (4)
Implikasi praktis
(d)
Jabatan atau kekuasaan yang didapat dengan cara
yang keji, jahat; membunuh orang secara fisik,
membunuh Karakter orang (gossip, fitnah dll),
maka dipastikan kepemimpinan semacam ini akan
menemukan akhir kejayaannya. Iklim yang
dihadirkan adalah suasana yang cemas, takut,
gelisah. Masyarakat pun terbentuk menjadi sangat
individualistic, antipati terhadap sesama, tidak
produktif dan problematika sosial lainnya. Ini
adalah akibat dosa.
 (4)
Implikasi praktis
(e)
Bila dikerucutkan dalam konteks yang lebih kecil, Pemimpin keluarga
adalah kaum laki-laki. Bahkan dalam kontek personal kita adalah
pemimpin bagi diri kita sendiri. Itu berarti KELUARGA adalah
REPRESENTASI dari PEMIMPIN KELUARGA. Ada perintah Tuhan yang
wajib kita lakukan, karena MENENTUKAN KEBAHAGIAAN dan MASA
DEPAN KELUARGA KITA:
“Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan
istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman
pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan
terhalang” (1 Petrus 3 : 7)
 (4)
Implikasi praktis
(f)
So, jadilah pemimpin yang menjadi teladan dalam
segala hal yang baik; Dalam keluarga, gereja dan
masyarakat,
Percayalah, berkat Tuhan mengalir atas pemimpin yang
takut akan Tuhan; keluarganya diberkati
kepemimpinannya menjadi berkat bagi banyak orang.
Mazmur 112:1-3 berkata,
“Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada
segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; Angkatan orang benar akan
diberkati. Harta kekayaan ada ddalam rumahnya, kebajikan tetap untuk selamanya.”
 (4)
AMin