Penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS.
At syahadat, kita bersaksi bahwa beliau Rosulullah lalu
Saudaraku yang dimuliakan Allah SWT…..
Marilah kita di kesempatan yang penuh
barokah ini, kita bersama-sama meningkatkan
ketaqwaan kita kepada Allah SWT. dengan cara
melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya.
Saudaraku yang dimuliakan Allah SWT…..
Kelahiran Rosulullah SAW adalah rahmat
yang sangat besar. Beliau , setelah menjadi Nabi,
empat puluh tahun setelah kelahirannya, dipuji oleh
Allah SWT dalam Al Quran yang menjelaskan
karakter Sang Rosul :
     
    
   
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari
kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan
dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi
Taubah : 128)
Dalam penjelasan ayat di atas, Ibnu Katsir
dalam “Tafsir Qur’anil Adzim” berkata, “Allah SWT
menyebut limpahan nikmat yang telah diberikan-Nya
kepada orang-orang mukmin melalui seorang Rosul
yang diutus oleh-Nya dari kalangan mereka sendiri,
yakni dari bangsa mereka dan sebahasa dengan
mereka.
Rosululloh SAW merasakan beratnya
penderitaan dan kesulitan umatnya, bahkan lebih
berat bagi Rosulullah daripada apa yang dirasakan
oleh umatnya sendiri. Maka setiap saat yang
diperjuangkan adalah umat, yang dibela adalah
umat, yang dipikirkan menjelang wafat adalah umat.
“Ummatii……Ummatii.…..Ummatii…..”, kata
Rosulullah yang selalu memikirkan umatnya
menjelang wafatnya.
Rosulullah SAW juga sangat menginginkan
umatnya memperoleh hidayah serta kebaikan di
dunia dan akhirat. Maka segala hal yang
diperintahkan Allah SWT untuk disampaikan kepada
umatnya telah beliau sampaikan. Bahkan rosulullah
menyimpan doa terbaiknya untuk ummatnya kelak
di yaumul hisab (hari perhitungan amal) agar
umatnya memperoleh syafaat. Itulah bentuk-bentuk
kasih sayang Rosulullah kepada umatnya.
Saudaraku yang dimuliakan Allah SWT…..
Lalu bagaimana sikap kita terhadap beliau
yang demikian luar biasa kasih sayangnya kepada
kita? Beliau yang namanya kita sebut dalam
kita membacanya setiap kali shalat.
Salah satu kewajiban kita terhadap beliau
adalah meneladaninya. Menjadikannya sebagai
teladan sepanjang zaman.
      
     
    
“Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut
Allah.”(QS. Al Ahzab : 21)
Ayat ini menjadi pedoman bagi kita bahwa
manusia terbaik yang harus kita teladani adalah
Rosulullah SAW. Teladan yang kita contoh
perilakunya, kita contoh kata-katanya, kita contoh
ibadah dan akhlaknya.
Dalam ayat yang lain Allah SWT menegaskan
bahwa kecintaan kepada Allah baru dikatakan benar
jika seseorang meneladani Rosulullah SAW dan
mengikuti sunnahnya.
Saudaraku yang dimuliakan Allah SWT…..
Meneladani Rosulullah SAW itu artinya kita
mengikuti sunnahnya dan tidak menyelisihinya. Kita
mentaatinya dan tidak menentang ajarannya.
Rosulullah SAW bersabda,
___________________________________________
___________________________________________
___________________________________________
___________________________________________
___________________________________________
___________________________________________
___________________________________________
___________________________________________
“Setiap umatku masuk surga selain yang
enggan, “Para Sahabat bertanya, “wahai Rosulullah,
lantas siapa yang enggan?” Nabi Menjawab: “Siapa
yang taat kepadaku (mengikuti aku) masuk surga
dan siapa yang menyelisihi aku berarti ia enggan.”
(HR. Bukhari).

Semoga kita tergolong umat nabi

Muhammad SAW yang berusaha mempelajari
sunnahnya, lalu mengikuti dan mengamalkannya.
Amin 3x yaa robbal alamin.
       
      
      
     
     
 

    

     
    
     
    
    

    

     
      
    
    
    
  