Peserta lomba akan mendapatkan hadiah jika bisa mencapai puncak. Namun, untuk
mencapainya tidak mudah. Batang pinang sangat licin karena dilumuri minyak oli. Peserta harus
berjuang untuk mendapatkan hadiah. Ini berarti untuk mencapai tujuan diperlukan
perjuangan.
Peserta lomba dibagi dalam beberapa kelompok. Anggota kelompok belum tentu dari golongan
yang sama. Mungkin suku, agama, pekerjaan, dan RT mereka berbeda-beda. Tetapi tujuan
mereka sama, mencapai puncak dan mendapatkan hadiah. Bangsa Indonesia juga demikian.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa. Namun, bangsa Indonesia mempunyai
tujuan yang sama. Tujuannya adalah menciptakan masyarakat adil dan makmur.
Kelompok mana yang bisa memenangkan lomba panjat pinang? Biasanya kelompok yang
bersatu dan bekerja sama. Mereka bersatu untuk mencapai puncak dan mendapatkan hadiah.
Mereka bekerja sama dan mengatur peran. Dengan cara tersebut kelompok bisa mencapai
puncak.
Dari sana kita bisa mengerti arti penting persatuan. Dengan persatuan kita bisa kuat. Dengan
persatuan dan kerja sama kita bisa mencapai tujuan. Ini sesuai dengan peribahasa "Bersatu kita
teguh, bercerai kita runtuh". Bangsa Indonesia juga bisa kuat dan jaya jika bersatu. Namun, jika
tidak bersatu kita akan lemah.
Garuda Pancasila memuat semboyan Bhinneka Tunggal Ika
"Bhinneka Tunggal Ika". Ingat semboyan itu? Kita bisa menemukan semboyan itu di kaki burung
Garuda Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan negara kita. Bhinneka Tunggal Ika
berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Semboyan ini sesuai dengan keadaan bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa. Akan tetapi, bangsa Indonesia merupakan
satu kesatuan.
Afa, Tatang, Salma, Maria, Wayan, dan Boni memilih ikut permainan rangku alu bersama
beberapa teman lain. Mereka memang lebih suka dengan permainan olah tubuh di luar
ruangan.
Permainan rangku alu
Baru beberapa hari yang lalu, teman baru mereka, Kamal yang memperkenalkan permainan ini.
Kamal berasal dari Alor, Nusa Tenggara Timur. Permainan yang menggunakan tongkat bambu
ini adalah permainan anak yang digemari di sana. Afa dan teman-teman di SD Negeri Tingkis
senang sekali mengenal permainan baru ini.
Perbedaan warna kulit, adat, kebiasaan, bahasa, atau agama tidak mereka anggap sebagai
masalah. Semua akrab bermain bersama. Tidak ada yang saling mengejek. Mereka saling
menghargai. Mereka saling menghormati perbedaan yang ada.
Afa dari Jawa Timur, Tatang berasal dari Jawa Barat, Salma berasal dari Medan, Maria asli
Papua, Wayan berasal dari Bali, dan Boni dari Jakarta. Walaupun warna kulit mereka berbeda,
mereka tidak saling mengejek. Mereka tetap bermain dengan rukun tanpa membeda-bedakan.
Begitu juga dengan perbedaan agama. Meskipun Maria beragama Kristen dan Wayan beragama
Hindu, mereka tetap saling menghormati.
Begitulah gambaran keseharian di SD Negeri Tingkis. Anak-anak tetap rukun, bekerja sama, dan
bersatu, walaupun mereka berbeda-beda. Wawasan mereka semakin kaya karena mengenal
adat dan bahasa daerah lain. Semakin kaya dengan bermain bersama aneka permainan
tradisional.
Kamu dapat menuliskan kembali informasi penting yang terdapat di dalam teks untuk
memudahkanmu mengingat kembali informasi yang sudah kamu temukan. Kamu dapat
menuliskan kembali dalam bentuk kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang
mengandung gagasan pembicara/penulis yang terdiri atas kata-kata yang mempunyai unsur
SPOK.
Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Achmad Soebardjo merumuskan teks proklamasi di rumah
Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol Nomor 1.
SPOK
Subjek : merupakan pelaku atau tokoh.
Predikat: merupakan kata kerja atau aktivitas yang dilakukan pelaku atau tokoh.
Keterangan: merupakan penjelasan yang dapat berupa tempat, waktu, dan suasana.
1. Burung
Setiap jenis burung makanannya berbeda-beda. Ada yang berupa cairan madu (nektar), biji-
bijian, atau daging. Oleh karena itu, bentuk paruh setiap jenis burung juga berbeda-beda.
a. Burung Pipit
b. Burung Elang
Burung elang mempunyai paruh kuat, tajam, dan melengkung bagian ujungnya. Paruh seperti
ini sesuai untuk mencabik mangsanya.
c. Bebek
d. Burung Pelatuk
Burung pelatuk mempunyai paruh yang panjang, kuat, dan runcing. Paruh burung pelatuk untuk
mencari serangga yang bersembunyi di balik pohon, dalam lubang pohon, atau pada batang
pohon yang lapuk.
e. Burung Kolibri
f. Burung Pelikan
Selain bentuk paruh, kaki pada berbagai burung juga mempunyai bentuk bermacam-macam.
Berbagai bentuk kaki burung merupakan salah satu bentuk penyesuaian terhadap cara
memperoleh makanan.
Variasi bentuk kaki juga dapat ditemui pada burung dan unggas. Selain dipengaruhi oleh jenis
makanannya, bentuk kaki burung juga dipengaruhi oleh tempat hidupnya.
Kaki burung pemakan daging bentuknya kokoh dan memiliki kuku tajam. Fungsinya adalah
untuk mencengkeram mangsa dan merobek makanan.
b. Kaki Ayam
Burung pengais memiliki cakar dengan tiga jari menghadap ke depan dan satu jari menghadap
ke belakang. Bentuk kaki tersebut digunakan untuk mengais atau menggali tanah dalam
mencari makanan. Kaki ayam juga dilengkapi jalu yang digunakan untuk menyerang musuh.
Jenis burung pemakan ikan (perenang) biasanya memiliki kaki yang berselaput. Kaki jenis ini
berguna untuk berenang atau berjalan di lingkungan yang berlumpur.
Jenis burung pemakan serangga seperti burung pelatuk, memiliki dua jari kaki menghadap ke
depan dan dua jari lainnya menghadap ke belakang dengan kuku yang tajam. Struktur kaki
tersebut digunakan untuk memanjat pohon ketika mencari serangga.
Burung pipit memiliki kaki dengan tiga jari menghadap ke depan dan satu jari menghadap ke
belakang dengan ukuran jari yang ramping dan agak runcing. Struktur kaki tersebut digunaak
untuk bertengger.
2. Serangga
Serangga mempunyai cara khusus untuk memeroleh makanan. Misalnya, mulut kupu-kupu
mempunyai alat pengisap (probosis). Oleh karena itu, mulutnya dinamakan mulut pengisap.
Kupu-kupu menggunakan mulut ini untuk mengisap sari madu (nektar) pada bunga. Bentuk alat
pengisap itu menyerupai belalai yang dapat digulung dan dijulurkan.
Jangkrik mempunyai bentuk mulut penggigit dan pengunyah. Mulut ini mempunyai gigi-gigi
kecil untuk mengunyah makanan yang berupa daun.
Lalat rumah mempunyai alat penyerap pada mulutnya. Alat penyerap ini mirip spons (gabus).
Alat ini untuk menyerap makanan terutama yang berupa cairan.
Lalat rumah mempunyai alat penyerap pada mulutnya
3. Unta
Unta hidup di daerah padang pasir yang kering, gersang, dan panas. Bentuk dan susunan tubuh
unta sesuai dengan keadaan alam di padang pasir. Pada saat minum, unta mampu meneguk air
dalam jumlah banyak. Air tersebut disimpan sebagai cairan tubuh.
Unta memiliki punuk. Punuk unta berisi makanan cadangan. Makanan cadangan tersebut
berupa lemak. Jika tidak memperoleh makanan, unta akan menggunakan makanan cadangan
tersebut. Dengan demikian, unta dapat tetap hidup meskipun kekurangan makanan.
Cecak dan kadal memutuskan ekornya jika diserang oleh musuh. Tindakan hewan memutus
bagian tubuhnya disebut autotomi. Hal ini dilakukan untuk mengelabui musuhnya. Bagian ekor
yang putus dapat bergerak-gerak sehingga mengalihkan perhatian musuhnya. Saat itulah kadal
atau cecak melarikan diri. Ekor yang telah putus pada hewan-hewan itu dapat tumbuh kembali.
2. Bunglon
Bunglon melindungi diri dengan mimikri
Bunglon dapat mengubah warna kulit sesuai dengan lingkungannya. Misalnya di daun yang
berwarna hijau, bunglon berwarna hijau. Ketika berada di batang pohon berwarna cokelat,
bunglon akan berubah menjadi cokelat. Tindakan hewan mengubah warna kulitnya saat
melindungi diri dinamakan mimikri.
Hewan-hewan ini menggunakan sengatnya untuk melindungi diri. Sengat tersebut dapat
mengeluarkan zat beracun yang dapat melukai musuh atau pemangsanya.
Cumi-cumi, sotong, dan gurita hidup di laut. Ketika diserang musuh, hewan-hewan ini
mengeluarkan cairan hitam seperti tinta. Akibatnya air menjadi keruh. Saat itulah hewan-
hewan ini segera melarikan diri.
5. Landak
Landak melindungi diri dengan kulit berduri
Landak mempunyai kulit berduri dan kaku. Saat menghadapi bahaya, landak mengembangkan
durinya. Selain itu, landak juga berusaha membelakangi musuh. Dengan demikian, apabila
musuhnya menyerang, tubuh musuh akan tertusuk duri. Walaupun duri landak ini tidak
beracun, tetapi dapat membuat lawannya terluka.
7. Belalang Daun
Belalang daun biasanya hinggap di dedaunan untuk mencari makanan. Tubuh belalang daun
berwarna hijau mirip warna daun sehingga tersamarkan. Hal ini menyulitkan musuhnya untuk
mengetahui keberadaan belalang tersebut.
8. Walang Sangit
Walang sangit melindungi diri dengan
mengeluarkan bau yang menyengat
Walang sangit merupakan hewan dalam kelompok serangga. Walang sangit hinggap di
dedaunan untuk mencari makanan. Walang sangit dapat mengeluarkan bau yang sangat
menyengat. Bau ini untuk mengusir musuhnya.
Hewan-hewan tersebut akan berpura-pura mati jika diserang oleh musuh. Hal ini dilakukan
untuk mengelabui musuhnya. Jika musuhnya sudah pergi, hewan tersebut segera melarikan
diri.
Materi IPS KD 3.4 dan 4.4
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Setelah peristiwa proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 telah lahir negara baru di
dunia, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah dan rakyat Indonesia telah siap
untuk membangun Indonesia untuk menjadi sebuah negara yang maju di dunia. Selain itu,
pemerintah Indonesia juga berusaha untuk menyejahterakan rakyatnya.
Di tengah kegembiraan itu, ternyata Belanda ingin menguasai Indonesia kembali. Bangsa
Indonesia langsung bersiap mengangkat senjata untuk mengusir para penjajah yang ingin
kembali menguasai Indonesia.
Secara umum, perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia ini dibagi menjadi dua
cara, yaitu perjuangan secara fisik dengan mengangkat senjata dan perjuangan melalui jalur
diplomasi atau perundingan. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan ini terjadi di berbagai
daerah di tanah air.
Perjuangan secara fisik dan melakukan jalur diplomasi yang dilakukan antara lain sebagai
berikut.
Perundingan Linggarjati
Perundingan Linggarjati dilaksanakan pada 10 November 1946 di Linggarjati yang terletak di
sebelah selatan Cirebon. Perundingan ini merupakan perundingan pertama antara pihak
Indonesia dengan Belanda. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Sutan Syahrir, sedangkan delegasi
Belanda dipimpin oleh Prof. Schermerhorn.
Perundingan Linggarjati
Pada 25 Maret 1947 hasil perundingan Linggarjati ditandatangani. Isi perundingan ini jelas-jelas
sangat merugikan Indonesia karena wilayah Indonesia menjadi sempit. Isi perundingan
Linggarjati adalah sebagai berikut.
1. Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan
Sumatra.
2. Republik Indonesia dan Belanda akan bersama-sama membentuk Negara
Indonesia Serikat yang terdiri atas Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia
Timur, dan Negara Kalimantan.
3. Negara Indonesia dan Belanda merupakan Uni Indonesia-Belanda yang diketuai
oleh Ratu Juliana
Hasil perundingan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak tersebut ternyata dilanggar
oleh Belanda. Pada 21 Juli 1947, Belanda dengan tiba-tiba menyerang wilayah Republik
Indonesia. Belanda berhasil merebut sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur
sehingga wilayah Indonesia semakin sempit. Tindakan Belanda ini dikenal dengan nama Agresi
Militer Belanda I.
Perjanjian Renville
Setelah dimulainya gencatan senjata pada 4 Agustus 1947, PBB kemudian membentuk KTN
(Komisi Tiga Negara) yang bertujuan untuk membantu menyelesaikan perang antara Belanda
dan Indonesia. KTN terdiri atas Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh
Belanda, dan Amerika Serikat yang dipilih oleh Australia dan Belgia (pihak netral).
KTN Memprakarsai terjadinya perjanjian Renville. Perjanjian antara Indonesia dan Belanda ini
dilaksanakan di atas kapal Renville milik angkatan laut Amerika Serikat. Perjanjian Renville
dilaksanakan pada 8 Desember 1947 dan hasil perjanjiannya ditandatangani pada 17 Januari
1948.
Perjanjian Renville
Dalam perundingan ini delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir Syarifudin dan delegasi
Belanda dipimpin oleh R. Abdul kadir. Hasil perjanjian Renville kembali merugikan bangsa
Indonesia dan wilayah Indonesia menjadi semakin sempit.
Ternyata Belanda memang tidak bisa dipegang janjinya. Belanda kembali mengingkari hasil
perjanjian yang telah dibuat dengan Indonesia. Pada 19 Desember 1948 Belanda kembali
melancarkan agresi militernya yang dikenal dengan nama Agresi Militer Belanda II. Dalam agresi
ini Belanda berhasil merebut Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota Indonesia. Belanda juga
menangkap dan mengasingkan Soekarno-Hatta ke Pulau Bangka. Sebelum tertangkap, Presiden
Soekarno berhasil menghubungi Mr. Syarifuddin Prawiranegara melalui siaran radio. Presiden
Soekarno memberi mandat kepada Menteri Kemakmuran Mr. Syarifuddin Prawiranegara yang
berada di Sumatra untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan
ibu kotanya Bukit Tinggi.
Agresi Militer Belanda II mendapatkan tantangan dari dunia internasional, terutama negara-
negara Asia yang simpati akan perjuangan bangsa Indonesia. Mereka menuntut agar Belanda
segera ditarik keluar dari Indonesia. PBB membentuk UNCI(United Nation Commission for
Indonesia) atau Komisi PBB untuk Indonesia untuk kembali membantu menyelesaikan masalah
Indonesia dan Belanda. UNCI memrakarsai perundingan Roem Royen dan Konferensi Meja
Bundar (KMB).
Agresi Militer Belanda II
Adapun di Indonesia pengakuan kedaulatan ditandatangani oleh Sri Sultan Hamengku Buwono
IX sebagai perwakilan dari Indonesia dan Mr. A.H.S. Lovink sebagai perwakilan dari Belanda.
Dengan ditandatanganinya pengakuan kedaulatan oleh Belanda, sejak hari itu berakhirlah
kekuasaan Belanda atas Indonesia dan berdirilah Negara Republik Indonesia Serikat.
NICA
Pasukan Inggris bertugas untuk membebaskan tentara Belanda yang ditawan Jepang. Para
tawanan dari daerah Rantau Prapat, Pematang Siantar, dan Brastagi dikirim ke Medan atas
persetujuan Gubernur Moh. Hasan. Ternyata kelompok tawanan itu dibentuk menjadi "Medan
Batalyon KNIL". Mereka ini bersikap congkak.
Para pemuda dipelopori oleh Achmad Tahir, seorang mantan perwira Tentara Sukarela
(Giyugun) membentuk Barisan Pemuda Indonesia. Mereka mengambil alih gedung-gedung
pemerintahan dan merebut senjata dari tangan tentara Jepang. Kemudian pada 10 Oktober
1945 dibentuklah TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Sumatra Timur. Anggotanya para pemuda
bekas Giyugun dan Heiho Sumatra Timur yang dipimpin oleh Achmad Tahir.
Achmad Tahir
Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi insiden di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan. Seorang
anggota NICA menginjak-injak Bendera Merah Putih yang dirampas dari seorang pemuda.
Pemuda-pemuda Indonesia marah.
Jenderal T.E.D. Kelly kembali mengancam para pemuda agar menyerahkan senjata. Siapa yang
melanggar akan ditembak mati. Namun, para pemuda Indonesia tidak menggubris ancaman
tersebut. Perlawanan terus berlangsung dan semakin sengit. Para pemuda membentuk
Komando Resimen Laskah Rakyat Medan Area. Perlawanan terhadap Inggris dan Belanda terus
berlanjut sampai Agresi Militer Belanda I pada Bulan Juli 1947.
Peringatan ini tidak dihiraukan oleh para pejuang Indonesia. Sejak saat itu sering terjadi
bentrokan senjata. Kota Bandung terbagi menjadi dua, Bandung Utara dan Bandung Selatan.
Karena persenjataan yang tidak memadai, pasukan TKR dan para pejuang lainnya tidak dapat
mempertahankan Bandung Utara. Akhirnya Bandung Utara dikuasai oleh Sekutu.
Pada tanggal 23 Maret 1946 tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua. Mereka menuntut
agar semua masyarakat dan para pejuang TRI (Tentara Republik Indonesia) mengosongkan Kota
Bandung bagian selatan. Perlu diketahui bahwa sejak 24 Januari 1946, TKR telah berubah
namanya menjadi TRI.
Demi keselamatan rakyat dan pertimbangan politik, pemerintah Republik Indonesia Pusat
memerintahkan TRI dan para pejuang lainnya mundur dan mengosongkan Bandung Selatan.
Tokoh-tokoh pejuang seperti Aruji Kartawinata, Suryadarma, dan Kolonel Abdul Harris Nasution
yang menjadi Panglima TRI waktu itu segera bermusyawarah. Mereka sepakat untuk mematuhi
perintah dari Pemerintah Pusat. Namun, mereka tidak mau menyerahkan Kota Bandung bagian
selatan itu secara utuh kepada musuh.
Rakyat diungsikan ke luar Kota Bandung. Pasukan TRI dan para pejuang lainnya dengan berat
hati meninggalkan Bandung Selatan. Sebelum ditinggalkan, Bandung Selatan dibumihanguskan
oleh para pejuang. Bumi hangus adalah memusnahkan dengan pembakaran semua barang,
bangunan, gedung yang mungkin akan dipakai musuh. Pertempuran terus berlanjut. Para
anggota TRI dan pemuda kita menggunakan taktik perang gerilya. Peristiwa ini terjadi pada
tanggal 23 Maret 1946 dan terkenal dengan sebutan Bandung Lautan Api. Dalam peristiwa
tersebut, gugur seorang pejuang bernama Mohammad Toha.
Mohammad Toha
Gerak 2
Menggerakkan tangan secara bergantian lurus ke depan dan ke belakang, bersamaan dengan
menengokkan kepala ke kanan dan ke kiri. Badan sedikit demi sedikt turun sampai akhirnya
duduk. Iringan lagu: Bersiul-siul sepanjang hari, dengan tak jemu-jemu.
Gerak 3
Duduk sambil menganggukkan kepala ke kanan, ke tengah, ke kiri, dan ke tengah lagi, yang
dilakukan secara berulang-ulang. Iringan lagu: Mengangguk-angguk sambil berseru, tri li li li li li
li li li.
Gerak 4
Menggerakkan tangan secara bergantian lurus ke depan dan ke belakang, bersamaan dengan
menengokkan kepala ke kanan dan ke kiri. Badan naik sedikit demi sedikit sampai akhirnya
berdiri. Iringan lagu: Di pucuk pohon cemara, burung kutilang bernyanyi.
Gerak 5
Menggerakkan ujung sampur ke atas dan ke bawah sambil berlari-lari kecil membentuk
lingkaran. Kepala menengok ke kanan dan ke kiri. Iringan lagu: Bersiul-siul sepanjang hari,
dengan tak jemu-jemu. Mengangguk-angguk sambil berseru, tri li li li li li li li li.
Tari Indang
Tari indang dikenal juga dengan nama tari badindin, tari dindin badindin, atau tari indang
badindin. Tarian ini berasal dari Sumatra Barat. Tarian ini sebetulnya merupakan sebuah
permainan alat musik yang dilakukan secara bersama-sama.
Tari Indang
Nama indang sendiri berasal dari nama alat musik yang bernama tepuk. Alat musik ini adalah
alat musik yang digunakan untuk mengiringi seni tari ini. Indang atau bisa juga disebut ripai
adalah sebuah instrumen yang dimainkan dengan cara ditepuk dan memiliki unsur-unsur
keindahan seni tari. Bentuknya seperti rebana tapi berukuran agak sedikit lebih kecil dari
ukuran rebana.
Sekilas, semua gerakan tari indang akan tampak seperti gerakan tari saman yang berasal dari
Aceh. Akan tetapi, jika diperhatikan lebih saksama tari indang akan cenderung lebih dinamis.
Gerakan penarinya lebih santai namun tetap rancak, terlebih jika dikolaborasikan dengan musik
pengiringnya yang khas nuansa Melayu.
Gerakan tari indang diawali dengan pertemuan dua kelompok penari yang kemudian akan
menyusun diri berbanjar dari kiri ke kanan. Mereka akan duduk bersila dan memeragakan
gerakan simetris yang sangat membutuhkan kerja keras dan latihan yang cukup.