Anda di halaman 1dari 41

Materi Tematik Kelas 6

Tema 2: Persatuan dalam Perbedaan


Subtema 2: Bekerja Sama Mencapai Tujuan
Dirancang untuk pembelajaran selama masa pandemi covid-19
#BelajarDariRumah #DiRumahSaja

Materi PPKn KD 3.4 dan 4.4


Pentingnya Menjaga Persatuan dalam Keberagaman
Pernahkah kamu melihat lomba panjat pinang? Lomba tersebut biasa diadakan pada perayaan
HUT Kemerdekaan RI. Kita bisa belajar arti persatuan dari lomba panjat pinang.
Lomba panjat pinang

Peserta lomba akan mendapatkan hadiah jika bisa mencapai puncak. Namun, untuk
mencapainya tidak mudah. Batang pinang sangat licin karena dilumuri minyak oli. Peserta harus
berjuang untuk mendapatkan hadiah. Ini berarti untuk mencapai tujuan diperlukan
perjuangan.

Peserta lomba dibagi dalam beberapa kelompok. Anggota kelompok belum tentu dari golongan
yang sama. Mungkin suku, agama, pekerjaan, dan RT mereka berbeda-beda. Tetapi tujuan
mereka sama, mencapai puncak dan mendapatkan hadiah. Bangsa Indonesia juga demikian.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa. Namun, bangsa Indonesia mempunyai
tujuan yang sama. Tujuannya adalah menciptakan masyarakat adil dan makmur.

Kelompok mana yang bisa memenangkan lomba panjat pinang? Biasanya kelompok yang
bersatu dan bekerja sama. Mereka bersatu untuk mencapai puncak dan mendapatkan hadiah.
Mereka bekerja sama dan mengatur peran. Dengan cara tersebut kelompok bisa mencapai
puncak.

Dari sana kita bisa mengerti arti penting persatuan. Dengan persatuan kita bisa kuat. Dengan
persatuan dan kerja sama kita bisa mencapai tujuan. Ini sesuai dengan peribahasa "Bersatu kita
teguh, bercerai kita runtuh". Bangsa Indonesia juga bisa kuat dan jaya jika bersatu. Namun, jika
tidak bersatu kita akan lemah.
Garuda Pancasila memuat semboyan Bhinneka Tunggal Ika

"Bhinneka Tunggal Ika". Ingat semboyan itu? Kita bisa menemukan semboyan itu di kaki burung
Garuda Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan negara kita. Bhinneka Tunggal Ika
berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Semboyan ini sesuai dengan keadaan bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa. Akan tetapi, bangsa Indonesia merupakan
satu kesatuan.

Kami Berbeda, Namun Kami Bekerja Sama


Afa dan teman-temannya bermain di halaman sekolah. Ada yang bermain lompat karet,
kelereng, congkak, dan sebagian lagi ikut dalam permainan rangku alu.

Afa, Tatang, Salma, Maria, Wayan, dan Boni memilih ikut permainan rangku alu bersama
beberapa teman lain. Mereka memang lebih suka dengan permainan olah tubuh di luar
ruangan.
Permainan rangku alu

Baru beberapa hari yang lalu, teman baru mereka, Kamal yang memperkenalkan permainan ini.
Kamal berasal dari Alor, Nusa Tenggara Timur. Permainan yang menggunakan tongkat bambu
ini adalah permainan anak yang digemari di sana. Afa dan teman-teman di SD Negeri Tingkis
senang sekali mengenal permainan baru ini.

"Unik, seru, dan menantang!" kata mereka.

Perbedaan warna kulit, adat, kebiasaan, bahasa, atau agama tidak mereka anggap sebagai
masalah. Semua akrab bermain bersama. Tidak ada yang saling mengejek. Mereka saling
menghargai. Mereka saling menghormati perbedaan yang ada.

Afa dari Jawa Timur, Tatang berasal dari Jawa Barat, Salma berasal dari Medan, Maria asli
Papua, Wayan berasal dari Bali, dan Boni dari Jakarta. Walaupun warna kulit mereka berbeda,
mereka tidak saling mengejek. Mereka tetap bermain dengan rukun tanpa membeda-bedakan.
Begitu juga dengan perbedaan agama. Meskipun Maria beragama Kristen dan Wayan beragama
Hindu, mereka tetap saling menghormati.

Begitulah gambaran keseharian di SD Negeri Tingkis. Anak-anak tetap rukun, bekerja sama, dan
bersatu, walaupun mereka berbeda-beda. Wawasan mereka semakin kaya karena mengenal
adat dan bahasa daerah lain. Semakin kaya dengan bermain bersama aneka permainan
tradisional.

Upaya-Upaya untuk Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan


Istilah persatuan dan kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-
belah. Persatuan dapat diartikan sebagai perkumpulan dari berbagai komponen yang
membentuk menjadi satu. Sedangkan kesatuan merupakan hasil perkumpulan tersebut yang
telah menjadi satu dan utuh. Sehingga kesatuan erat hubungannya dengan keutuhan. Dengan
demikian persatuan dan kesatuan mengandung arti bersatunya macam-macam corak yang
beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.

Persatuan dan Kesatuan

Prinsip Persatuan dan Kesatuan


1. Membina keserasian, keselarasan, dan keseimbangan di berbagai lingkungan.
2. Saling mengasihi, membina, dan memberi antarsesama.
3. Tidak menonjolkan perbedaan tetapi mencari kesamaan.
Manfaat Membina Persatuan dan Kesatuan
1. Terwujudnya kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang.
2. Terciptanya suasana yang nyaman.
3. Terwujudnya sikap saling mencintai dan saling membantu.
4. Dapat mengatasi semua perbedaan yang ada dengan penuh kesadaran.
5. Pembangunan nasional akan berjalan lebih baik dan lancar.
6. Pelaksanaan gotong royong akan dapat berjalan lancar dan baik.
Perilaku yang Mencerminkan Perwujudan Persatuan dan Kesatuan
a. Di Lingkungan Keluarga
Persatuan dan Kesatuan dalam keluarga

1. Saling mencintai sesama anggota keluarga.


2. Mengakui keberadaan dan fungsi tiap-tiap anggota keluarga.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa slira.
4. Tidak memaksakan kehendak orang lain.
5. Adanya keterbukaan antaranggota keluarga.
b. Di Lingkungan Sekolah

Belajar kelompok, wujud persatuan dan kesatuan di


sekolah

1. Menaati tata tertib sekolah dan menjaga nama baik sekolah.


2. Bekerja secara bersama-sama membersihkan lingkungan sekolah.
3. Belajar secara kelompok untuk menyelesaikan tugas dengan baik.
4. Tidak mebeda-bedakan teman dari suku, budaya, atau golongan.
5. Membantu teman yang kesulitan memahami materi pelajaran.
6. Menengok teman sakit dengan mengunjunginya bersama-sama.
c. Di Lingkungan Masyarakat

Bakti sosial, wujud persatuan dan kesatuan di masyarakat

1. Hidup rukun dengan semangat kekeluargaan antarwarga masyarakat.


2. Setiap warga masyarakat menyelesaikan masalah sosial secara bersama-sama.
3. Bergaul dengan sesama warga masyarakat dengan tidak membeda-bedakan
suku, agama, ras, ataupun aliran.
4. Menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam bergaul antarsuku
bangsa.
5. Mengadakan bakti sosial di lingkungan masyarakat.

Materi Bahasa Indonesia KD 3.4 dan 4.4


Kalimat Efektif
Kalimat efektif

Kamu dapat menuliskan kembali informasi penting yang terdapat di dalam teks untuk
memudahkanmu mengingat kembali informasi yang sudah kamu temukan. Kamu dapat
menuliskan kembali dalam bentuk kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang
mengandung gagasan pembicara/penulis yang terdiri atas kata-kata yang mempunyai unsur
SPOK.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif


1. Memiliki unsur penting atau pokok (minimal unsur subjek dan predikat).
2. Menggunakan struktur bahasa yang tepat.
3. Memenuhi kaidah ejaan yang berlaku.
4. Menggunakan pilihan kata (diksi) yang tepat dan sesuai kebutuhan.
Perhatikan contoh berikut!

Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Achmad Soebardjo merumuskan teks proklamasi di rumah
Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol Nomor 1.

Subjek : Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Achmad Soebardjo


Predikat : merumuskan
Objek : teks proklamasi
Keterangan tempat : di rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol Nomor 1

SPOK
Subjek : merupakan pelaku atau tokoh.
Predikat: merupakan kata kerja atau aktivitas yang dilakukan pelaku atau tokoh.

Objek: merupakan kata benda

Keterangan: merupakan penjelasan yang dapat berupa tempat, waktu, dan suasana.

Materi IPA KD 3.3 dan 4.3


Cara Hewan Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya
Setiap hewan mempunyai kemampuan berbeda-beda dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Penyesuaian diri ini berguna untuk memperoleh makanan. Selain itu juga untuk
mempertahankan diri dari musuhnya.

Penyesuaian Hewan untuk Memperoleh Makanan


Hewan membutuhkan makanan agar tetap hidup. Setiap jenis hewan memiliki cara tersendiri
dalam memperoleh makanan. Makhluk hidup menggunakan alat-alat tubuhnya untuk
memperoleh makanan.

1. Burung
Setiap jenis burung makanannya berbeda-beda. Ada yang berupa cairan madu (nektar), biji-
bijian, atau daging. Oleh karena itu, bentuk paruh setiap jenis burung juga berbeda-beda.

a. Burung Pipit

Burung pipit mempunyai paruh pendek dan kuat


Burung pipit mempunyai paruh pendek dan kuat. Bentuk paruh ini sesuai untuk memakan jenis
biji-bijian. Paruh ini berfungsi menghancurkan biji tersebut.

b. Burung Elang

Burung elang mempunyai paruh kuat, tajam,


dan ujungnya melengkung

Burung elang mempunyai paruh kuat, tajam, dan melengkung bagian ujungnya. Paruh seperti
ini sesuai untuk mencabik mangsanya.

c. Bebek

Bebek mempunyai paruh berbentuk seperti sudu


Bebek mempunyai paruh yang berbentuk seperti sudu. Bentuk paruh seperti ini sesuai untuk
mencari makanan di tempat becek, berlumpur, atau di air.

d. Burung Pelatuk

Burung pelatuk mempunyai paruh


yang panjang, kuat, dan runcing

Burung pelatuk mempunyai paruh yang panjang, kuat, dan runcing. Paruh burung pelatuk untuk
mencari serangga yang bersembunyi di balik pohon, dalam lubang pohon, atau pada batang
pohon yang lapuk.

e. Burung Kolibri

Burung kolibri mempunyai paruh


berbentuk panjang dan runcing
Burung kolibri mempunyai paruh berbentuk panjang dan runcing. Bentuk paruh seperti itu
memudahkan burung kolibri mengisap nektar.

f. Burung Pelikan

Burung pelikan mempunyai paruh berkantong

Burung pelikan mempunyai paruh berkantong. Paruh demikian memudahkannya untuk


menangkap ikan dalam air.

Selain bentuk paruh, kaki pada berbagai burung juga mempunyai bentuk bermacam-macam.
Berbagai bentuk kaki burung merupakan salah satu bentuk penyesuaian terhadap cara
memperoleh makanan.

Variasi bentuk kaki juga dapat ditemui pada burung dan unggas. Selain dipengaruhi oleh jenis
makanannya, bentuk kaki burung juga dipengaruhi oleh tempat hidupnya.

a. Kaki Burung Elang

Kaki burung elang


bentuknya kokoh dan memiliki kuku tajam

Kaki burung pemakan daging bentuknya kokoh dan memiliki kuku tajam. Fungsinya adalah
untuk mencengkeram mangsa dan merobek makanan.

b. Kaki Ayam

Ayam memiliki cakar dengan tiga jari menghadap ke depan


dan satu jari menghadap ke belakang.

Burung pengais memiliki cakar dengan tiga jari menghadap ke depan dan satu jari menghadap
ke belakang. Bentuk kaki tersebut digunakan untuk mengais atau menggali tanah dalam
mencari makanan. Kaki ayam juga dilengkapi jalu yang digunakan untuk menyerang musuh.

c. Kaki Burung Pelikan


Burung pelikan memiliki kaki yang berselaput

Jenis burung pemakan ikan (perenang) biasanya memiliki kaki yang berselaput. Kaki jenis ini
berguna untuk berenang atau berjalan di lingkungan yang berlumpur.

d. Kaki Burung Pelatuk dan Burung Kakatua

Burung pelatuk memiliki dua jari kaki menghadap ke depan


dan dua jari lainnya menghadap ke belakang dengan kuku yang
tajam

Jenis burung pemakan serangga seperti burung pelatuk, memiliki dua jari kaki menghadap ke
depan dan dua jari lainnya menghadap ke belakang dengan kuku yang tajam. Struktur kaki
tersebut digunakan untuk memanjat pohon ketika mencari serangga.

e. Kaki Burung Pipit


Burung pipit memiliki kaki dengan tiga jari menghadap ke
depan
dan satu jari menghadap ke belakang
dengan ukuran jari yang ramping dan agak runcing

Burung pipit memiliki kaki dengan tiga jari menghadap ke depan dan satu jari menghadap ke
belakang dengan ukuran jari yang ramping dan agak runcing. Struktur kaki tersebut digunaak
untuk bertengger.

2. Serangga
Serangga mempunyai cara khusus untuk memeroleh makanan. Misalnya, mulut kupu-kupu
mempunyai alat pengisap (probosis). Oleh karena itu, mulutnya dinamakan mulut pengisap.
Kupu-kupu menggunakan mulut ini untuk mengisap sari madu (nektar) pada bunga. Bentuk alat
pengisap itu menyerupai belalai yang dapat digulung dan dijulurkan.

Kupu-kupu mempunyai mulut pengisap


Nyamuk mempunyai bentuk mulut penusuk dan pengisap. Mulut ini dapat mengisap makanan
berupa darah manusia atau hewan. Mulut nyamuk berbentuk tabung panjang dan tajam
(runcing). Bentuk mulut seperti ini untuk menusuk kulit manusia atau hewan.

Nyamuk mempunyai bentuk mulut penusuk dan pengisap

Jangkrik mempunyai bentuk mulut penggigit dan pengunyah. Mulut ini mempunyai gigi-gigi
kecil untuk mengunyah makanan yang berupa daun.

Jangkrik mempunyai bentuk mulut penggigit dan


pengunyah

Lalat rumah mempunyai alat penyerap pada mulutnya. Alat penyerap ini mirip spons (gabus).
Alat ini untuk menyerap makanan terutama yang berupa cairan.
Lalat rumah mempunyai alat penyerap pada mulutnya

3. Unta
Unta hidup di daerah padang pasir yang kering, gersang, dan panas. Bentuk dan susunan tubuh
unta sesuai dengan keadaan alam di padang pasir. Pada saat minum, unta mampu meneguk air
dalam jumlah banyak. Air tersebut disimpan sebagai cairan tubuh.

Unta memiliki punuk

Unta memiliki punuk. Punuk unta berisi makanan cadangan. Makanan cadangan tersebut
berupa lemak. Jika tidak memperoleh makanan, unta akan menggunakan makanan cadangan
tersebut. Dengan demikian, unta dapat tetap hidup meskipun kekurangan makanan.

Penyesuaian Hewan untuk Melindungi Diri dari Musuh


Setiap jenis hewan selalu berusaha melindungi diri dari serangan musuhnya. Hampir semua
jenis hewan memiliki bagian tubuh untuk melindungi diri. Selain itu, ada sebagian hewan
melindungi diri dengan tingkah laku.

1. Cecak dan Kadal

Cecak melindungi diri dengan autotomi

Cecak dan kadal memutuskan ekornya jika diserang oleh musuh. Tindakan hewan memutus
bagian tubuhnya disebut autotomi. Hal ini dilakukan untuk mengelabui musuhnya. Bagian ekor
yang putus dapat bergerak-gerak sehingga mengalihkan perhatian musuhnya. Saat itulah kadal
atau cecak melarikan diri. Ekor yang telah putus pada hewan-hewan itu dapat tumbuh kembali.

2. Bunglon
Bunglon melindungi diri dengan mimikri

Bunglon dapat mengubah warna kulit sesuai dengan lingkungannya. Misalnya di daun yang
berwarna hijau, bunglon berwarna hijau. Ketika berada di batang pohon berwarna cokelat,
bunglon akan berubah menjadi cokelat. Tindakan hewan mengubah warna kulitnya saat
melindungi diri dinamakan mimikri.

3. Kalajengking, Lebah, dan Kelabang


Kalajengking melindungi diri dengan
menggunakan sengatnya yang beracun

Hewan-hewan ini menggunakan sengatnya untuk melindungi diri. Sengat tersebut dapat
mengeluarkan zat beracun yang dapat melukai musuh atau pemangsanya.

4. Cumi-Cumi, Sotong, dan Gurita

Cumi-cumi melindungi diri dengan


mengeluarkan cairan seperti tinta

Cumi-cumi, sotong, dan gurita hidup di laut. Ketika diserang musuh, hewan-hewan ini
mengeluarkan cairan hitam seperti tinta. Akibatnya air menjadi keruh. Saat itulah hewan-
hewan ini segera melarikan diri.

5. Landak
Landak melindungi diri dengan kulit berduri

Landak mempunyai kulit berduri dan kaku. Saat menghadapi bahaya, landak mengembangkan
durinya. Selain itu, landak juga berusaha membelakangi musuh. Dengan demikian, apabila
musuhnya menyerang, tubuh musuh akan tertusuk duri. Walaupun duri landak ini tidak
beracun, tetapi dapat membuat lawannya terluka.

6. Trenggiling dan Luing

Trenggiling melindungi diri dengan menggulungkan


tubuhnya
Trenggiling dan luing akan menggulungkan tubuhnya jika mendapat gangguan dari luar.
Trenggiling mempunyai kulit berupa sisik yang keras. Saat menggulung, bagian perutnya yang
lunak akan terlindungi suatu perisai yang sangat keras.

7. Belalang Daun

Belalang daun melindungi diri dengan


memiliki warna tubuh mirip daun

Belalang daun biasanya hinggap di dedaunan untuk mencari makanan. Tubuh belalang daun
berwarna hijau mirip warna daun sehingga tersamarkan. Hal ini menyulitkan musuhnya untuk
mengetahui keberadaan belalang tersebut.

8. Walang Sangit
Walang sangit melindungi diri dengan
mengeluarkan bau yang menyengat

Walang sangit merupakan hewan dalam kelompok serangga. Walang sangit hinggap di
dedaunan untuk mencari makanan. Walang sangit dapat mengeluarkan bau yang sangat
menyengat. Bau ini untuk mengusir musuhnya.

9. Kecoak, Musang, Kumbang, dan Ular Tidak Berbisa

Kecoa melindungi diri dengan berpura-pura mati

Hewan-hewan tersebut akan berpura-pura mati jika diserang oleh musuh. Hal ini dilakukan
untuk mengelabui musuhnya. Jika musuhnya sudah pergi, hewan tersebut segera melarikan
diri.
Materi IPS KD 3.4 dan 4.4
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Setelah peristiwa proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 telah lahir negara baru di
dunia, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah dan rakyat Indonesia telah siap
untuk membangun Indonesia untuk menjadi sebuah negara yang maju di dunia. Selain itu,
pemerintah Indonesia juga berusaha untuk menyejahterakan rakyatnya.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia

Di tengah kegembiraan itu, ternyata Belanda ingin menguasai Indonesia kembali. Bangsa
Indonesia langsung bersiap mengangkat senjata untuk mengusir para penjajah yang ingin
kembali menguasai Indonesia.

Secara umum, perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia ini dibagi menjadi dua
cara, yaitu perjuangan secara fisik dengan mengangkat senjata dan perjuangan melalui jalur
diplomasi atau perundingan. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan ini terjadi di berbagai
daerah di tanah air.

Perjuangan secara fisik dan melakukan jalur diplomasi yang dilakukan antara lain sebagai
berikut.

Perjuangan secara fisik:


1. Pertempuran Surabaya 10 November 1945.
2. Pertempuran Ambarawa 15 Desember 1945.
3. Pertempuran Medan Area 10 Desember 1945.
4. Peristiwa Bandung Lautan Api 23 Maret 1946.
Perjuangan melalui jalur diplomasi atau perundingan:
1. Perundingan Linggajati.
2. Perjanjian Renville.
3. Perundingan Roem Royen.
4. Konferensi Meja Bundar (KMB).

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan secara Diplomasi


Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia tidak hanya dilakukan melalui
perjuangan secara fisik, tetapi juga melalui perjuangan secara diplomasi atau melalui
perundingan-perundingan seperti Perjanjian Linggajati, Perjanjian Renville, Perjanjian Roem
Royen, dan Konferensi Meja Bundar (KMB).

Perundingan Linggarjati
Perundingan Linggarjati dilaksanakan pada 10 November 1946 di Linggarjati yang terletak di
sebelah selatan Cirebon. Perundingan ini merupakan perundingan pertama antara pihak
Indonesia dengan Belanda. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Sutan Syahrir, sedangkan delegasi
Belanda dipimpin oleh Prof. Schermerhorn.

Perundingan Linggarjati

Pada 25 Maret 1947 hasil perundingan Linggarjati ditandatangani. Isi perundingan ini jelas-jelas
sangat merugikan Indonesia karena wilayah Indonesia menjadi sempit. Isi perundingan
Linggarjati adalah sebagai berikut.
1. Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan
Sumatra.
2. Republik Indonesia dan Belanda akan bersama-sama membentuk Negara
Indonesia Serikat yang terdiri atas Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia
Timur, dan Negara Kalimantan.
3. Negara Indonesia dan Belanda merupakan Uni Indonesia-Belanda yang diketuai
oleh Ratu Juliana

Wilayah Indonesia hasil Perjanjian Linggarjati

Hasil perundingan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak tersebut ternyata dilanggar
oleh Belanda. Pada 21 Juli 1947, Belanda dengan tiba-tiba menyerang wilayah Republik
Indonesia. Belanda berhasil merebut sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur
sehingga wilayah Indonesia semakin sempit. Tindakan Belanda ini dikenal dengan nama Agresi
Militer Belanda I.

Agresi Militer Belanda I


Tindakan agresi Militer Belanda I mendapat tantangan dari dunia internasional. Beberapa
negara seperti India, Amerika Serikat, dan Australia mengecam tindakan Belanda ini. Mereka
mengusulkan membahasnya di Dewan Keamanan PBB. Pada 1 Agustusn 1947, PBB
memerintahkan agar Belanda dan Indonesia menghentikan tembak menembak. Akhirnya, pada
4 Agustus 1947 Belanda mengumumkan gencatan senjata.

Perjanjian Renville
Setelah dimulainya gencatan senjata pada 4 Agustus 1947, PBB kemudian membentuk KTN
(Komisi Tiga Negara) yang bertujuan untuk membantu menyelesaikan perang antara Belanda
dan Indonesia. KTN terdiri atas Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh
Belanda, dan Amerika Serikat yang dipilih oleh Australia dan Belgia (pihak netral).

KTN Memprakarsai terjadinya perjanjian Renville. Perjanjian antara Indonesia dan Belanda ini
dilaksanakan di atas kapal Renville milik angkatan laut Amerika Serikat. Perjanjian Renville
dilaksanakan pada 8 Desember 1947 dan hasil perjanjiannya ditandatangani pada 17 Januari
1948.

Perjanjian Renville

Dalam perundingan ini delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir Syarifudin dan delegasi
Belanda dipimpin oleh R. Abdul kadir. Hasil perjanjian Renville kembali merugikan bangsa
Indonesia dan wilayah Indonesia menjadi semakin sempit.

Isi perjanjian Renville adalah sebagai berikut.


1. Belanda hanya mengakui daerah Republik Indonesia atas Jawa Tengah,
Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatra.
2. Tentara Republik Indonesia harus ditarik mundur dari daerah-daerah yang telah
diduduki Belanda.
Wilayah Indonesia hasil perjanjian Renville

Ternyata Belanda memang tidak bisa dipegang janjinya. Belanda kembali mengingkari hasil
perjanjian yang telah dibuat dengan Indonesia. Pada 19 Desember 1948 Belanda kembali
melancarkan agresi militernya yang dikenal dengan nama Agresi Militer Belanda II. Dalam agresi
ini Belanda berhasil merebut Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota Indonesia. Belanda juga
menangkap dan mengasingkan Soekarno-Hatta ke Pulau Bangka. Sebelum tertangkap, Presiden
Soekarno berhasil menghubungi Mr. Syarifuddin Prawiranegara melalui siaran radio. Presiden
Soekarno memberi mandat kepada Menteri Kemakmuran Mr. Syarifuddin Prawiranegara yang
berada di Sumatra untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan
ibu kotanya Bukit Tinggi.

Tempat yang pernah dijadikan Kantor PDRI

Agresi Militer Belanda II mendapatkan tantangan dari dunia internasional, terutama negara-
negara Asia yang simpati akan perjuangan bangsa Indonesia. Mereka menuntut agar Belanda
segera ditarik keluar dari Indonesia. PBB membentuk UNCI(United Nation Commission for
Indonesia) atau Komisi PBB untuk Indonesia untuk kembali membantu menyelesaikan masalah
Indonesia dan Belanda. UNCI memrakarsai perundingan Roem Royen dan Konferensi Meja
Bundar (KMB).
Agresi Militer Belanda II

Perundingan Roem Royen


Pada 4 April 1949 Indonesia dan Belanda dipertemukan lagi dalam meja perundingan oleh
UNCI. Perundingan tersebut disebut perundingan Roem Royen dan dilaksanakan di Jakarta.
Dalam perundingan ini delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem dan delegasi Belanda
dipimpin oleh Dr. Van Royen.

Perundingan Roem Royen

Isi perjanjian Roem Royen adalah sebagai berikut.


1. Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta pada 1 Juli 1949.
2. Menghentikan semua gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik.
3. Belanda menyetujui Republik Indonesia Serikat sebagai bagian dari Negara
Indonesia Serikat.
4. Akan diselenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB) antara Belanda dan
Indonesia di Den Haag setelah Pemerintah Republik Indonesia kembali ke
Yogyakarta.

Konferensi Meja Bundar (KMB)


Sebagai tindak lanjut Perundingan Roem Royen, pada 23 Agustus 1949 - 2 November 1949
dilaksanakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Dalam perundingan ini
delegasi Indonesia dipimpin oleh Dr. Moh. Hatta dan delegasi BFO (Badan Musyawarah Negara-
Negara Federal) dipimpin oleh Sultan Hamid II, dan Belanda dipimpin oleh Mr. Van
Maarseveen. Sementara UNCI dipimpin oleh Chritchley.

KMB di Den Haag Belanda

Isi perundingan KMB sebagai berikut.


1. Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan
menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir Desember 1949.
2. RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia-Belanda.
3. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda.

Wilayah Indonesia setelah KMB


Berdasarkan isi KMB, pada 27 Desember 1949 Belanda menyerahkan kedaulatan kepada RIS.
Penandatanganan dilaksanakan di dua tempat, yaitu di Belanda dan di Indonesia. Di Belanda,
perjanjian ditandatangani oleh Drs. Moh. Hatta sebagai wakil dari Indonesia dan Ratu Juliana
sebagai perwakilan dari Belanda.

Adapun di Indonesia pengakuan kedaulatan ditandatangani oleh Sri Sultan Hamengku Buwono
IX sebagai perwakilan dari Indonesia dan Mr. A.H.S. Lovink sebagai perwakilan dari Belanda.
Dengan ditandatanganinya pengakuan kedaulatan oleh Belanda, sejak hari itu berakhirlah
kekuasaan Belanda atas Indonesia dan berdirilah Negara Republik Indonesia Serikat.

Pertempuran Medan Area dan Pertempuran Bandung Lautan Api


1. Pertempuran Medan Area
Pasukan Inggris dibawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mulai mendarat di Medan,
Sumatra Utara pada 9 Oktober 1945. Tentara NICA yang telah dipersiapkan untuk mengambil
alih pemerintahan ikut membonceng pasukan Inggris itu. Mereka menduduki beberapa hotel di
Medan.

NICA

Pasukan Inggris bertugas untuk membebaskan tentara Belanda yang ditawan Jepang. Para
tawanan dari daerah Rantau Prapat, Pematang Siantar, dan Brastagi dikirim ke Medan atas
persetujuan Gubernur Moh. Hasan. Ternyata kelompok tawanan itu dibentuk menjadi "Medan
Batalyon KNIL". Mereka ini bersikap congkak.

Para pemuda dipelopori oleh Achmad Tahir, seorang mantan perwira Tentara Sukarela
(Giyugun) membentuk Barisan Pemuda Indonesia. Mereka mengambil alih gedung-gedung
pemerintahan dan merebut senjata dari tangan tentara Jepang. Kemudian pada 10 Oktober
1945 dibentuklah TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Sumatra Timur. Anggotanya para pemuda
bekas Giyugun dan Heiho Sumatra Timur yang dipimpin oleh Achmad Tahir.

Achmad Tahir

Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi insiden di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan. Seorang
anggota NICA menginjak-injak Bendera Merah Putih yang dirampas dari seorang pemuda.
Pemuda-pemuda Indonesia marah.

Pertempuran Medan Area


Hotel tersebut dikepung dan diserang oleh para pemuda dan TRI (Tentara Republik Indonesia).
Terjadilah pertempuran. Dalam peristiwa itu banyak orang Belanda terluka. Peperangan pun
menjalar ke Pematang Siantar dan Brastagi.

Pada tanggal 10 Desember 1945 pihak Inggris memasang papan-papan pengumuman


bertuliskan "Fixed Boundaries Medan Area". Dengan cara itu, Inggris menetapkan secara
sepihak batas-batas kekuasaan mereka. Sejak saat itulah dikenal istilah Pertempuran Medan
Area.

Jenderal T.E.D. Kelly

Jenderal T.E.D. Kelly kembali mengancam para pemuda agar menyerahkan senjata. Siapa yang
melanggar akan ditembak mati. Namun, para pemuda Indonesia tidak menggubris ancaman
tersebut. Perlawanan terus berlangsung dan semakin sengit. Para pemuda membentuk
Komando Resimen Laskah Rakyat Medan Area. Perlawanan terhadap Inggris dan Belanda terus
berlanjut sampai Agresi Militer Belanda I pada Bulan Juli 1947.

2. Pertempuran Bandung Lautan Api


Pada Bulan Oktober 1945, tentara Sekutu memasuki Kota Bandung. Ketika itu para pejuang
Bandung sedang melaksanakan pemindahan kekuasaan dan merebut senjata dan peralatan dari
tentara Jepang. Tentara Sekutu menduduki dan menguasai kantor-kantor penting. Tentara NICA
membonceng tentara Sekutu itu. NICA berkeinginan mengembalikan kekuasaan Belanda di
Indonesia. Para pejuang yang tergabung dalam TKR, laskar-laskar, dan badan-badan pejuang
mengadakan perlawanan terhadap tentara Sekutu dan Belanda.

Pada tanggal 21 November 1945, tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum (peringatan)


pertama agar Kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia selambat-
lambatnya tanggal 29 November 1945. Para pejuang kita harus menyerahkan senjata yang
dirampas dari tentara Jepang. Alasannya untuk menjaga keamanan. Apabila tidak diindahkan,
tentara Sekutu akan menyerang habis-habisan.

Peringatan ini tidak dihiraukan oleh para pejuang Indonesia. Sejak saat itu sering terjadi
bentrokan senjata. Kota Bandung terbagi menjadi dua, Bandung Utara dan Bandung Selatan.
Karena persenjataan yang tidak memadai, pasukan TKR dan para pejuang lainnya tidak dapat
mempertahankan Bandung Utara. Akhirnya Bandung Utara dikuasai oleh Sekutu.

Pada tanggal 23 Maret 1946 tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua. Mereka menuntut
agar semua masyarakat dan para pejuang TRI (Tentara Republik Indonesia) mengosongkan Kota
Bandung bagian selatan. Perlu diketahui bahwa sejak 24 Januari 1946, TKR telah berubah
namanya menjadi TRI.

Demi keselamatan rakyat dan pertimbangan politik, pemerintah Republik Indonesia Pusat
memerintahkan TRI dan para pejuang lainnya mundur dan mengosongkan Bandung Selatan.
Tokoh-tokoh pejuang seperti Aruji Kartawinata, Suryadarma, dan Kolonel Abdul Harris Nasution
yang menjadi Panglima TRI waktu itu segera bermusyawarah. Mereka sepakat untuk mematuhi
perintah dari Pemerintah Pusat. Namun, mereka tidak mau menyerahkan Kota Bandung bagian
selatan itu secara utuh kepada musuh.

Peristiwa Bandung Lautan Api

Rakyat diungsikan ke luar Kota Bandung. Pasukan TRI dan para pejuang lainnya dengan berat
hati meninggalkan Bandung Selatan. Sebelum ditinggalkan, Bandung Selatan dibumihanguskan
oleh para pejuang. Bumi hangus adalah memusnahkan dengan pembakaran semua barang,
bangunan, gedung yang mungkin akan dipakai musuh. Pertempuran terus berlanjut. Para
anggota TRI dan pemuda kita menggunakan taktik perang gerilya. Peristiwa ini terjadi pada
tanggal 23 Maret 1946 dan terkenal dengan sebutan Bandung Lautan Api. Dalam peristiwa
tersebut, gugur seorang pejuang bernama Mohammad Toha.

Mohammad Toha

Materi SBdP KD 3.3 dan 4.3


Gerak Tari Kepak-Kepak Sayap
Gerak 1
Menggerakkan ujung sampur ke atas dan ke bawah sambil berlari-lari kecil. Bersamaan dengan
itu menengokkan kepala ke kanan dan ke kiri. Iringan lagu: Di pucuk pohon cemara, burung
kutilang bernyanyi.

Gerak 2

Menggerakkan tangan secara bergantian lurus ke depan dan ke belakang, bersamaan dengan
menengokkan kepala ke kanan dan ke kiri. Badan sedikit demi sedikt turun sampai akhirnya
duduk. Iringan lagu: Bersiul-siul sepanjang hari, dengan tak jemu-jemu.

Gerak 3
Duduk sambil menganggukkan kepala ke kanan, ke tengah, ke kiri, dan ke tengah lagi, yang
dilakukan secara berulang-ulang. Iringan lagu: Mengangguk-angguk sambil berseru, tri li li li li li
li li li.

Gerak 4

Menggerakkan tangan secara bergantian lurus ke depan dan ke belakang, bersamaan dengan
menengokkan kepala ke kanan dan ke kiri. Badan naik sedikit demi sedikit sampai akhirnya
berdiri. Iringan lagu: Di pucuk pohon cemara, burung kutilang bernyanyi.

Gerak 5
Menggerakkan ujung sampur ke atas dan ke bawah sambil berlari-lari kecil membentuk
lingkaran. Kepala menengok ke kanan dan ke kiri. Iringan lagu: Bersiul-siul sepanjang hari,
dengan tak jemu-jemu. Mengangguk-angguk sambil berseru, tri li li li li li li li li.

Tari Indang
Tari indang dikenal juga dengan nama tari badindin, tari dindin badindin, atau tari indang
badindin. Tarian ini berasal dari Sumatra Barat. Tarian ini sebetulnya merupakan sebuah
permainan alat musik yang dilakukan secara bersama-sama.

Tari Indang
Nama indang sendiri berasal dari nama alat musik yang bernama tepuk. Alat musik ini adalah
alat musik yang digunakan untuk mengiringi seni tari ini. Indang atau bisa juga disebut ripai
adalah sebuah instrumen yang dimainkan dengan cara ditepuk dan memiliki unsur-unsur
keindahan seni tari. Bentuknya seperti rebana tapi berukuran agak sedikit lebih kecil dari
ukuran rebana.

Alat musik indang

Sekilas, semua gerakan tari indang akan tampak seperti gerakan tari saman yang berasal dari
Aceh. Akan tetapi, jika diperhatikan lebih saksama tari indang akan cenderung lebih dinamis.
Gerakan penarinya lebih santai namun tetap rancak, terlebih jika dikolaborasikan dengan musik
pengiringnya yang khas nuansa Melayu.

Gerakan tari indang diawali dengan pertemuan dua kelompok penari yang kemudian akan
menyusun diri berbanjar dari kiri ke kanan. Mereka akan duduk bersila dan memeragakan
gerakan simetris yang sangat membutuhkan kerja keras dan latihan yang cukup.

Gerak tari indang adalah sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai