Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ratih Aprilia Wardani

Npp : 32.0792
Kelas : D-6
Asdaf : Kalimantan Timur

Resume Seminar Nasional Dies Natalis IPDN ke-68


7 Maret 2024

Digitalisasi Pemerintahan: Relasi Baru Rakyat dan Pemerintah

ESENSI PEMERINTAHAN
 Rakyat adalah pemilik kuasa tertinggi, dia bukan pihak yang diperintah,
melainkan pihak pemiliki pemerintah.
 Kehendak rakyat (negara) lah yang harus menjadi“pemimpin”
pemerintah.
 Pemerintah adalah pengelola kehendak rakyat (to govern), bukan to
order atau to command).
 Maka esensi hakiki dari pemerintahan adalahpengelolaan kehidupan be
rsama masyarakat untukmencapai tujuan rakyat (tujuan negara)

RELASI RAKYAT DAN PENGELOLA PEMERINTAHAN (PEMERINTAH)


Relasi rakyat dan pemerintah dalam sudut pandang yang sedehana
dapat dianalogikan seperti hubungan pengelola koperasi dengan anggota
koperasi. Anggota koperasi selaku pemegang kuasa tertinggi berhak memilih
pengelola (direktur, dll), namun sehari-hari anggota secara individu juga
menjadi pelanggan koperasi.

 Selaku pemegang kuasa tertinggi, maka rakyat memilih pengelola


pemerintahan negara (eksekutif dan legislatif).
 Selaku individu warga negara, rakyat menerima layananpemerintahan n
egara.
 Rakyat selaku pelanggan layanan pemerintahan negara memerlukan
pelayanan yang murah, mudah, berkualitas, aman, transparan dan
tanggung gugat.

ESENSI PEMERINTAHAN DIGITAL


 Pemerintahan digital merupakan upaya mewujudkan pelayanan
pemerintahan negara kepada rakyat untuk menghadirkan pelayanan
yang murah, mudah, berkualitas, aman, transparan dan tanggung gugat
dengan memanfaatkan teknologi digital (IT).
 Pemerintahan digital tidak dapat memindahkan tanggungjawab
pelayanan pemerintahan negara kepada teknologi atau mesin digital.
 Rancang bangun tata kelola pemerintahan digital harus dirancangsedmi
kian rupa agar pelayanan tetap murah, mudah, berkualitas, aman,
transparan dan tanggung gugat, namun tepat tidak mengurangi
tanggung jawab pemerintah untuk mencapai tujuan negara. Misalnya,
memastikan setiap warga negara mampu mengakses layanan
pemerintahan negara.

URGENSI PEMERINTAHAN DIGITAL


 Pemerintah tidak bisa menghindari dari perkembangan kemajuan
teknologi informasi global.
 Digitalisasi pemerintahan mampu menghilangkan hambatan jarak dan
waktu (mudah dan murah) terhadap layanan tertentu, gitalisasi
pemerintahan sangat urgenbagi negara kepulauan seperti Indonesia.
 Pemerintahan digital telah mampu menghadirkan pemerintahan yang
efisien, transaparan dan akuntabel.

TANTANGAN PEMERINTAHAN DIGITAL


1. Tantangan Budaya:
➢Dengan pemerintahan digital, rumah pemerintahan menjadi “tembus
pandang”.
➢Budaya feodal, tertutup dan korup menjadi hambatan terbesar dalam
penerapan pemerintahan digital.
➢Dengan bersembunyi dibalik “rahasia negara”
pemerintah cenderungtidak siap untuk “ditelanjangi” atas layanan yang d
iberikan, hal ini menjadi salah satu tantangan terberat
pemerintahan digital.
➢Beberapa kasus viral telah “memaksa” pemerintah untuk melakukan
“perbaikan”, “percepatan”, “penyelesaian” tuntutan publik.
➢Muncul tagline ; “no viral, no justice dan no viral no service”.

2. .Sumber Daya Pemerintah


➢Penerpanan pemerintahan digital memerlukan dukungan sumber daya
pemerintah seperti infrastruktur, anggaran dan SDM. Indeks literasi
digital ASN tahun 2022 baru mencapai 3,54 dari sakal 5.
➢Penyederhanaan aplikasi digital yang sudah tumbuh subur di instansi
pemerintah memerlukan strategi tersendiri.
➢Mengkoordinasikan digitalisasi pemerintahan yang melibatkan ratusan
Kementerian/lembaga dan pemerintah daerah memerlukan penyiapan
scenario yang mudah dipahamai dan diterima oleh instansi pemerintah.

3. Penyiapan Masyarakat
➢Masyarakat adalah konsumen layanan pemerintahan negara. Menyiapkan
masyarakat untuk mampu mengakses layanan pemerintahan digital
merupakan tantangan yang paling berat.
➢Metode pembangunan literasi digital masyarakat dalam mengakses layanan
pemerintahan menghadapai hambatan berkaitan dengan tingkat
pendidikan, budaya dan kepedulian masyarakat yang sangat bervarian

OBJEK DIGITALISASI PEMERINTAHAN


1.Tata kelola Internal birokrasi pemerintahan:
a.Proses produksi;
b.Proses koordinasi;
c.Proses administrasi dan dokumentasi.
2.Tata Kelola pelayanan publik.
a.Penyediaan informasi;
b.Proses komunikasi/konsultasi;
c.Proses delivery;
d.Proses komplain dan resolusi.

KEISMPULAN
1. Digitalisasi pemerintahan harus didesain secara cermat agar fungsi-fungsi
dasar pemerintahan tidak kehilangan esensinya.
2.Penggunaan IT merupakan alat semata yang tidak dapat mengganti
kehadiran dan tanggung jawab pemerintah dalam melayanani rakyatnya.
3.Pemerintah harus memetakan dan mendesain penerapan pemerintahan
digital agar efektif dan tepat sasaran.

Anda mungkin juga menyukai