Anda di halaman 1dari 10

OBSERVASI ORGANISASI PADA

UPTD PELAYANAN INFRASTRUKTUR IRIGASI


WILAYAH III CIRANJANG

Disusun sebagai salah satu tugas


mata kuliah Proses Bisnis dan Organisasi
pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI

Oleh:
SANDI MAHARDI
NPM: 2019210019

PROGRAM STUDI PASCASARJANA


MAGISTER SISTEM INFORMASI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER LIKMI
BANDUNG
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................ 1
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... 2
BAB I: LATAR DEPAN ......................................................................................................... 3
BAB II: POTRET PROSES BISNIS SAAT INI .................................................................. 4
BAB III: PROSES BISNIS YANG DIKAJI .......................................................................... 7
BAB IV: USULAN PERUBAHAN PROSES BISNIS ........................................................ 8
BAB V: KESIMPULAN .......................................................................................................... 9

Page | 1
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Gambar broses bisnis .................................................................. 5


Gambar 2: Alur proses ................................................................................... 6

Page | 2
BAB I: LATAR DEPAN

Perkembangan teknologi pada saat ini meningkat dengan pesat, dapat


kita lihat dari aktivitas atau kegiatan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia
saat ini mulai tergantikan dengan teknologi komputer dan robot seperti gardu
tol elektronik, anjungan tunai mandiri dengan fitur setoran tunai, bahkan kini
sudah terdapat mobil tanpa pengendara yang dapat melaju secara otomatis
menggunakan kemampuan teknologi komputer.

Teknologi ini dapat diterapkan dalam semua bidang termasuk bidang


irigasi. Dalam proses pelaksaan pelayanan irigasi akan semakin efektif dan
efisien dengan membuat pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi yang lebih modern menggunakan teknologi komputer terlebih dalam
mengoperasikan pintu bangunan irigasi, baik itu pintu intake bendung maupun
pintu bangunan bagi sadap. Selain modernisasi irigasi prosedur operasi dan
pemeliharaan yang didesain lebih praktis dan tepat sasaran akan menambah
pelaksanaan pelayanan irigasi menjadi lebih optimal.

Berdasarkan hal tersebut, perlu kiranya dilakukan penelitian terhadap


proses bisnis pada suatu Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pelayanan
Infrastruktur Irigasi Wilayah III Ciranjang pada Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Cianjur selaku unit yang melaksanakan operasi
dan pemeliharaan jaringan irigasi di wilayah III Ciranjang, sehingga dapat
ditemukan titik pada proses bisnisnya yang bisa diperbaiki atau ditingkatkan
sehingga menambah efisiensi dan efektifitas pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi.

Page | 3
BAB II: POTRET PROSES BISNIS SAAT INI

Proses bisnis pada UPTD Pelayanan Infrastruktur Irigasi Wilayah III


Ciranjang saat ini terdiri dari proses operasi jaringan irigasi dan proses
pemeliharaan jaringan irigasi. Masing-masing proses, baik layanan operasi
maupun layanan pemeliharaan jaringan irigasi tercatat di dalam format
Blangko laporan yang sudah sesuai format standar dari Pemerintah Pusat.

Proses operasi jaringan irigasi secara rinci meliputi :

1. Pekerjaan pengumpulan data (data debit, data curah hujan, data luas
tanam, dll);
2. Pekerjaan kalibrasi alat pengukur debit;
3. Pekerjaan membuat Rencana Penyediaan Air Tahunan, Pembagian
dan Pemberian Air Tahunan, Rencana Tata Tanam Tahunan dan
Rencana Pengeringan;
4. Pekerjaan melaksanakan pembagian dan pemberian air termasuk
membuat laporan permintaan air, mengisi papan operasi dan
mengatur bukaan pintu;
5. Pekerjaan mengatur pintu-pintu air pada bendung berkaitan dengan
datangnya debit sungai banjir;
6. Pekerjaan mengatur pintu kantong lumpur untuk menguras endapan
lumpur;
7. Koordinasi antar instansi terkait;
8. Monitoring dan Evaluasi kegiatan Operasi Jaringan Irigasi.

Page | 4
Gambar 1: Gambar broses bisnis

Proses pemeliharaan jaringan irigasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

1. Pengamanan jaringan irigasi


2. Pemeliharaan rutin
3. Pemeliharaan berkala
4. Perbaikan darurat

Dari tahapan-tahapan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi,


terdapat satu proses yang bersifat sangat penting karena berdampak pada
semua proses bisnis yang dilaksanakan secara rutin, yaitu perbaikan darurat.

Page | 5
Penanggulangan/perbaikan darurat dilakukan akibat bencana alam atau
kerusakan berat akibat terjadinya kejadian luar biasa seperti
pengrusakan/penjebolan tanggul, longsoran tebing yang menutup jaringan
atau tanggul putus. Kerusakan ini harus dilakukan penanggulangan segera
dengan konstruksi tidak permanen agar jaringan irigasi tetap berfungsi.

Kejadian luar biasa/bencana alam harus segera dilaporkan oleh juru


pengairan kepada pengamat dan kepala dinas secara berjenjang dan
selanjutnya oleh kepala dinas dilaporkan kepada Bupati. Lokasi,
tanggal/waktu dan ktingkat kerusakan dimasukan dalam Blangko 03-P dan
lampirannya. Selanjutnya perbaikan darurat ini disempurnakan dengan
konstruksi yang permanen dan dianggarkan secepatnya melalui program
rehabilitasi.

Gambar 2: Tahapan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Page | 6
BAB III: PROSES BISNIS YANG DIKAJI

Proses bisnis yang akan dikaji yaitu proses perbaikan darurat yang
dilakukan penanggulangan segera dengan konstruksi tidak permanen agar
jaringan irigasi tetap berfungsi dan harus segera dilaporkan oleh juru
pengairan kepada pengamat dan kepala dinas secara berjenjang dan
selanjutnya oleh kepala dinas dilaporkan kepada Bupati. Lokasi,
tanggal/waktu dan ktingkat kerusakan dimasukan dalam Blangko 03-P dan
lampirannya.

Melihat kondisi ini dan setelah dilakukan proses wawancara bahwa pada
saat terjadi bencana alam tanggul jebol dan mengakibatkan banjir ke
masyarakat yang ada disekitar serta terhentinya aliran air irigasi ke area
sawah yang menggunakan pengairan dari irigasi, maka proses bisnis yang
ada saat ini membutuhkan waktu yang cukup lama sampai kerusakan dapat
teratasi secara semi permanen. Waktu yang dibutuhkan sekitar 2 minggu
sampai 1 bulan mulai dari pelaporan dari juru ke pengamat, permohonan
partisipasi masyarakat melalui Pemerintah Desa setempat sampai dilakukan
penanganan setelah ada peralatan dan bahan yang dapat digunakan untuk
menanggulangi secara semi permanen.

Kantor UPTD Pelayanan Infrastruktur Irigasi Wilayah III Ciranjang


sebenarnya memiliki bahan dan peralatan yang dapat digunakan untuk
menangani kerusakan yang terjadi akan tetapi jumlah nya selalu tidak
memenuhi dan untuk pengajuan ke Dinas PUPR Kabupaten, Dinas Sumber
Daya Air Provinsi Jawa Barat dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
Citarum membutuhkan proses yang tidak sebentar.

Permohonan partisipasi masyarakat melalui Pemerintah Desa setempat


menjadi alternatif yang memungkinkan dilakukan agar dapat dilakukan
penanganan kerusakan sementara disamping menunggu realisasi dari
pemerintah.

Page | 7
BAB IV: USULAN PERUBAHAN PROSES BISNIS

Berdasarkan kondisi proses bisnis pada perbaikan darurat yang cukup


rumit dan berjenjang padahal tingkat dampak yang ditimbulkan sangat besar,
maka diusulkan perubahan pada proses bisnis perbaikan darurat yang sudah
sekian lama dijalankan oleh seluruh petugas irigasi di Indonesia.

Proses perbaikan darurat ini dapat segera dilakukan dengan :

1. Dilakukan analisa dan perhitungan secara beberapa tahun


kebelakang agar dapat dihitung perkiraan kebutuhan bahan dan
peralatan yang bisa digunakan langsung ketika terjadi
kerusakan/bencana alam.
2. Mengalokasikan anggaran khusus tanggap darurat pada UPTD
Pelayanan Infrastruktur Irigasi Wilayah III Ciranjang yang secara
teknis langsung menangani dan melakukan proses operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi di wilayah III Ciranjang.
3. Pemangkasan proses laporan berjenjang menjadi langsung secara
paralel dapat tersampaikan ke semua pihak melalui suatu sistem
aplikasi online yang dapat melaporkan kejadian luar biasa atau
bencana alam yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan irigasi.
4. Proses penyerapan anggaran khusus juga dapat dilakukan secara
online melalui sistem aplikasi khusus terkait penyerapan anggaran
tanggap darurat bencana alam/kerusakan.

Usulan perubahan proses bisnis ini dapat diperkirakan mempercepat


waktu penanggulangan kerusakan dari 2 minggu sampai 1 bulan menjadi 2
hari sampai 1 minggu, dikarenakan hanya memerlukan waktu pengerjaan saja
tanpa menunggu bahan dan peralatan yang dibutuhkan.

Page | 8
BAB V: KESIMPULAN

Proses bisnis pada UPTD Pelayanan Infrastruktur Irigasi Wilayah III


Ciranjang yang terdiri atas proses operasi jaringan irigasi dan proses
pemeliharaan jaringan irigasi, memiliki satu proses yang bersifat sangat
penting karena berdampak pada semua proses bisnis yang dilaksanakan
secara rutin, yaitu perbaikan darurat.

Proses perbaikan darurat yang saat ini dijalankan cukup rumit karena
harus melaporkan secara berjenjang dan membutuhkan waktu yang cukup
lama dalam proses perbaikan kerusakan yang terjadi. Untuk itu diusulkan
suatu perubahan pada proses bisnis perbaikan darurat menjadi lebih cepat
karena pelaporan dapat dilakukan melalui aplikasi online dan secara paralel
tersampaikan ke semua pihak terkait dalam satu waktu, dan dengan
dialokasikannya anggaran khusus tanggap darurat di UPTD Pelayanan
Infrastruktur Irigasi Wilayah III Ciranjang sehingga pada saat terjadi kerusakan
dan kondisi bahan serta peralatan tidak mencukupi dapat langsung menyerap
anggaran yang ada dan laporan penyerapannya pun dapat dilakukan secara
online.

Perubahan proses bisnis ini dapat memangkas waktu yang sebelumnya


2 minggu sampai dengan 1 bulan menjadi hanya 2 hari sampai dengan 1
minggu. Dengan percepatan waktu penanganan darurat ini dapat membuat
proses operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi tetap berlangsung dengan
baik dan optimal.

Page | 9

Anda mungkin juga menyukai