Budaya Bersyukur Romadhon 1
Budaya Bersyukur Romadhon 1
َك َفاِنْي ِع ًّز ا َاْن َتُك ْو َن ِلْي َر ًّبا َو َك َفاِنْي َفْخ ًرا َاْن َاُك ْو َن َلَك َع ْبًدا يَاَر ِّب
“YA Allah, Saya ini sudah sangat merasa terhormat karena sudah memiliki Tuhan Engkau,
dan saya sangat bangga sekali menjadi hamba-Mu”
َو َهْل َلَك ِم ْن َم اِلَك ِااَّل َم ا َتَص َّد ْقَت َفَاْبَقْيَت َو َلِبْسَت َفَاْبَلْيَت َو َاَك ْلَت َفَاْفَنْيَت
“Kamu dengan harta kamu hubungannya adalah apa yang kamu sedekahkan, itu yang kamu
abadikan,”
Gus Baha: Bukan Mengeluh yang Menjadi Hobi, tapi Jadikan Bersyukur Sebagai Solusi
Padahal, semua nikmat yang diberikan oleh Allah pada manusia, harusnya kita merasa
bersyukur, karena jika bukan atas nikmat Allah, mungkin tidak akan sampai dititik yang telah
dilalui.
Bersyukur kepada Allah bukanlah sekadar doa sebelum makan,doa sesudah makan,doa
sebelum tidur, dan doa bangun tidur. mengucap syukur adalah cara hidup.
Kita bisa mengucap syukur kepada Allah Swt. atas hal-hal sederhana, seperti: angin sepoi-
sepoi, pepohonan, sinar matahari, kaki untuk berjalan, mata untuk melihat,dan masih banyak
lagi yang dapat kita rasakan untuk menikmati kehidupan setiap harinya.
Rasa syukur kita atas hal-hal sederhana ini adalah pembiasaan spiritual. Akan tetapi,
sayangnya kita dapat dengan mudah mengabaikan ini.
Terkadang kita masih senang membanding - bandingkan dengan kehidupan orang lain yang
dilihat lebih dari kehidupan kita. Bahkan, menganggap kehidupan yang dialami tidak adil.
Dari anggapan anggapan seperti itulah penyebab munculnya keluhan - keluhan yang
sebenarnya tidak pantas untuk dikeluarkan.
Jika sudah mengeluh, atau mengeluarkan keluhan, awalnya memang merasa lega. Tetapi,
mengeluh itu seperti candu yang selalu membuat mabuk para penutur dan penikmatnya.