inkan Digunakan dalam Kosmetik dapat dilihat di sini | Menu baru e-Library regulasi OTSKK dapat dilihat di sini | Tarif Pen
Berita
Beranda / Berita / Public warning 2023
SIARAN PERS
Tentang
Jakarta – BPOM akan terus memerangi obat tradisional mengandung bahan kimia
obat (BKO) dan kosmetik mengandung bahan dilarang/berbahaya untuk melindungi
masyarakat dan menjaga citra obat tradisional/jamu dan kosmetik di Indonesia. Hal
tersebut ditegaskan Plt. Kepala BPOM RI, L. Rizka Andalucia saat memberikan
penjelasan pers pada Konferensi Pers Penjelasan Publik Obat Tradisional, Suplemen
Kesehatan, dan Kosmetik yang digelar pada Jumat (08/12/2023).
BPOM secara konsisten melakukan pengawasan terhadap produksi dan peredaran obat
DIREKTORAT
tradisional (OT) dan STANDARDISASI
suplemen kesehatan OBATBKO, serta
(SK) yang mengandung
TRADISIONAL, SUPLEMEN KESEHATAN DAN
kosmetik yang mengandung bahanKOSMETIK
dilarang/bahan berbahaya. Selama periode
September 2022 hingga Oktober 2023, masih ditemukan 50 item OT mengandung
BKO, serta 181 item kosmetik mengandung bahan dilarang/berbahaya.
inkan Digunakan dalam Kosmetik dapat dilihat di sini | Menu baru e-Library regulasi OTSKK dapat dilihat di sini | Tarif Pen
“Total temuan pengawasan dan penindakan OT dan SK ilegal dan/atau mengandung
BKO selama periode tersebut sebanyak lebih dari satu juta pieces dengan nilai
keekonomiannya mencapai lebih dari Rp39 miliar. Temuan produk ini tersebar di
seluruh Indonesia, terutama di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, Sumatra Utara,
Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, Bali dan Sulawesi Selatan. Sedangkan untuk
kosmetik, sebanyak 1,2 juta pieces dengan total nilai keekonomian mencapai Rp42
miliar, tersebar di seluruh Indonesia, terutama di daerah DKI Jakarta, Jawa Timur,
Sumatra Utara, dan Sulawesi Selatan,” ungkap Plt. Kepala BPOM.
Selain itu, BPOM juga menindaklanjuti temuan berdasarkan laporan beberapa otoritas
pengawas obat dan makanan di ASEAN melalui Post Market Alert System/PMAS
Brunei Darusalam, Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Singapura, serta informasi
yang dipublikasikan oleh otoritas pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat,
Kanada, dan Hong Kong. Dari laporan tersebut, diketahui sebanyak 143 item OT dan
SK mengandung BKO, serta sebanyak 43 item kosmetik mengandung bahan
dilarang/berbahaya. “Semua produk yang dilaporkan melalui mekanisme laporan dari
otoritas pengawas obat dan makanan negara lain tersebut merupakan produk yang
tidak terdaftar di Indonesia, namun berdasarkan hasil pengawasan ditemukan beberapa
produk yang beredar,” lanjut Plt. Kepala BPOM.
Berdasarkan pengawasan dan penindakan yang dilakukan BPOM dalam tiga tahun
terakhir, terlihat tren kenaikan jumlah perkara OT mengandung BKO yang ditangani
BPOM. Pada tahun 2020 terdapat 31 perkara, tahun 2021 sebanyak 53 perkara, tahun
2022 sebanyak 61 perkara, dan tahun 2023 hingga bulan Oktober ini sebanyak 52
perkara. Sementara untuk komoditas kosmetik, jumlah perkara kosmetik yang
ditangani BPOM, yaitu sebanyak 88 perkara di tahun 2020, 57 perkara di tahun 2021,
76 perkara di tahun 2022, dan 50 perkara di tahun 2023 (hingga Oktober 2023).
sanksi tersebut sesuai dengan Peraturan BPOM Nomor 19 tahun 2021 tentang
Pedoman Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Obat Tradisional, Obat Kuasi, Suplemen
inkan Digunakan dalam Kosmetik dapat dilihat di sini | Menu baru e-Library regulasi OTSKK dapat dilihat di sini | Tarif Pen
Kesehatan, dan Kosmetika.
Tren penambahan BKO pada produk OT masih didominasi oleh BKO sildenafil sitrat
dan tadalafil dengan klaim penambah stamina pria; BKO deksametason, fenilbutazon,
dan parasetamol untuk mengatasi pegal linu, disusul BKO sibutramin dengan klaim
pelangsing. Selain itu, ada juga OT BKO yang mengandung efedrin, pseudoefedrin
HCl, ibuprofen, natrium diklofenak, asam mefenamat, prednisolon, vardenafil HCl,
dan yohimbin HCl.
BKO tidak boleh ditambahkan dalam obat tradisional. Kandungan BKO tersebut
berisiko membahayakan kesehatan bagi yang mengonsumsinya. Penambahan BKO
tersebut dapat menimbulkan efek samping berupa kehilangan penglihatan dan
pendengaran, nyeri dada, pusing, serangan jantung, gangguan ginjal, gangguan
hormon, hepatitis, bahkan kematian. Dalam studi awal yang dilakukan BPOM dengan
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 2016, diperkirakan
beban penyakit (cost of illness) gagal ginjal yang diakibatkan oleh konsumsi OT
mengandung BKO sebesar Rp562 juta hingga Rp200 miliar per tahun.
BPOM, serta dilakukan juga tindak lanjut berupa pencabutan izin edar untuk produk
yang terdaftar di BPOM.
inkan Digunakan dalam Kosmetik dapat dilihat di sini | Menu baru e-Library regulasi OTSKK dapat dilihat di sini | Tarif Pen
“Diharapkan melalui upaya ini, hanya produk-produk OT, SK, dan kosmetik aman,
bermanfaat, dan bermutu yang beredar, sehingga dapat ikut mendorong daya saing
produk dalam negeri,” harap Plt. Kepala BPOM.
Masyarakat juga diimbau agar lebih waspada, serta tidak menggunakan produk–
produk sebagaimana yang tercantum dalam lampiran daftar produk yang dilarang
ataupun yang sudah pernah diumumkan dalam public warning sebelumnya. Selalu
ingat Cek KLIK (Cek Kemasan, Label, Izin edar, Kedaluwarsa) sebelum membeli
atau menggunakan OT, SK, maupun kosmetik. Segera laporkan kepada BPOM, Balai
Besar/Balai POM, atau Loka POM setempat atau aparat penegak hukum lainnya,
apabila mengetahui atau mencurigai kegiatan produksi atau peredaran OT dan SK
mengandung BKO dan kosmetik mengandung bahan dilarang/bahan berbahaya di
lingkungannya.