Anda di halaman 1dari 33

EFEKTIVITAS MEDIA INSTAGRAM SEBAGAI STRATEGI PROMOSI

PADA KHATULISTIWA 72 WEDDING ORGANIZER

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Perkembangan industri MICE (Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition)

membuat ekonomi terhadap jenis kegiatan industri jasa yang identik dengan

pemberian pelayanan/service menjadi meningkat. Menurut Kesrul (2004) MICE

didefinisikan sebagai kegiatan pariwisata yang menggabungkan antara rekreasi

dan bisnis, biasanya mencakup berbagai kegiatan baik individu maupun dengan

melibatkan orang banyak pada rangkaian kegiatan Conference, Meeting, Incentive

dan Exhibition. MICE memberikan kontribusi yang tinggi dalam upaya

pengembangan sektor pariwisata dan sektor ekonomi terhadap negara yang

memiliki pusat pariwisata yang memadai. Kemampuan dalam memberikan

kualitas pelayanan yang baik membuat kepuasan kepada setiap peserta. Industri

MICE mampu memberikan keuntungan yang besar bagi pelaku usaha di Industri

tersebut. Dalam berkembangnya industri MICE sebagai industri baru memberikan

keuntungan terhadap banyak pihak karena industri MICE merupakan industri

yang kompleks dan memiliki ketergantungan kepada berbagai pihak.

Pada umumnya, acara kini menjadi bagian penting dari suatu budaya mulai dari

acara publik, perayaan hingga hiburan. Noor (2009) menyatakan bahwa event

adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk

memperingati kegiatan penting dalam masyarakat yang berkaitan dengan adat,


budaya,tradisi, ataupun agama pada waktu tertentu. Adapun event dalam konteks

sebuah perusahaan yang dinamakan corporate event yang mana untuk mencapai

suatu tujuan dari perusahaan tersebut, tidak hanya itu ada juga jenis event lainnya.

Salah satunya adalah acara pernikahan, yang mana acara ini begitu sakral bagi

siapapun. Namun banyaknya kesibukan dari calon pengantin yang tidak dapat

mengurus acara pernikahannya, sehingga Wedding Organizer menjadi solusi yang

tepat bagi calon pengantin.

Wedding Organizer merupakan perusahaan yang bergerak di bidang bisnis event

management untuk mengadakan atau mengatur sebuah acara pernikahan. Tugas

dari Wedding Organizer sendiri menyusun, mengatur, membuat konsep yang

menarik untuk calon mempelai untuk mewujudkan impian pernikahan para calon

mempelai maupun para tamu undangan yang turut hadir dalam acara pernikahan

tersebut. Sumarsono (2007) mengartikan Wedding Organizer sebagai suatu badan

atau lembaga yang khusus menangani jasa acara pernikahan, dimana ketika

membantu calon pengantin dalam mengurus segala persiapan yang berkaitan

dengan acara pernikahan yang sakral ini. Bisnis ini ada dengan melihatnya

peluang dalam kehidupan modern yang memerlukan kecepatan, kemudahan, dan

kepraktisan untuk masalah kekurangan waktu untuk melakukan sebuah persiapan.

Begitu tinggi persaingan pada usaha ini, membuat perusahaan harus berusaha

untuk mempertahankan perusahaannya dengan menyusun strategi promosi untuk

menarik perhatian para calon klien dengan memanfaatkan teknologi yang semakin

canggih.
Internet merupakan produk teknologi yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat.

Sebagai produk teknologi, maka internet dapat memunculkan jenis interaksi sosial

baru yang berbeda dengan interaksi sosial sebelumnya. Jika pada masa lalu

masyarakat berinteraksi secara face to face communication, maka sekarang ini

masyarakat berinteraksi dalam dunia maya atau melalui interaksi sosial online.

Melalui kecanggihan teknologi informasi, maka masyarakat memiliki alternatif

lain untuk berinteraksi sosial. Sejak adanya internet, masyarakat dapat terhubung

satu sama lain, baik dari antar lokasi, bahkan antar belahan dunia dengan cara

terkoneksi dengan jaringan internet melalui perangkat elektronik seperti

smartphone ataupun komputer. Dalam berinteraksi, manusia memiliki tujuan

sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan jasmani,

maupun kebutuhan rohani. Salah satu kebutuhan yang menjadi kebutuhan

manusia yang sangat penting ialah kebutuhan akan informasi. Kebutuhan akan

informasi ini secara perlahan dan pasti te4rus berkembang dan dipermudah

penyebarannya sejak adanya internet.

Titik balik dari majunya sebuah teknologi masa kini ialah, kemunculan media

sosial. Di Indonesia sendiri mencapai 79,5% dari total populasi pengguna internet

yang memiliki tujuan utama untuk mengakses media sosial. Perhitungan ini

berdasarkan data survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)

pada bulan Februari tahun 2024. Hasil pengaksesan media sosial ini berbanding

jauh dari masyarakat yang menggunakan internet sebagai media mendapatkan

informasi atau berita, media pendidikan, dan juga sebagai media jual beli online.

Global Web Index juga mengumpulkan sebuah data dimana pengguna media
sosial di Indonesia menghabiskan waktu rata-rata selama 3 jam 23 menit per hari.

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan, bahwasanya, peluang baru telah

muncul di tengah berkembang pesatnya media sosial yang dipicu dengan adanya

penggunaan internet yang semakin luas. Peluang baru tersebut dapat dilakukan

dalam bentuk pemanfaatan media sosial sebagai wadah promosi dan juga

pemasaran. Hal ini dapat dilihat dari luasnya jangkauan dan juga pangsa pasar dari

pengguna internet khususnya pengguna media sosial. Peluang ini tentunya,

mampu menjadi salah satu komponen mendasar dalam membangun bisnis di

media sosial.

Karena pesatnya perkembangan internet, hal ini mampu mempengaruhi dan

merubah persaingan penawaran produk dan jasa dan struktur biaya perusahaan

secara radikal. Pemasaran telah memasuki era baru, yakni pemasaran dengan

memanfaatkan media teknologi, yang disebut pula dengan pemasaran digital.

Pertumbuhan jumlah usaha yang tinggi menjadikan pelaku usaha dituntut untuk

jeli dalam memahami dan juga melihat tren pasar yang berlaku, dan memasarkan

produknya berdasarkan pola yang mampu menarik minat dan juga meningkatkan

pertumbuhan pelanggan yang potensial.

Media baru sebagai produk teknologi komunikasi saat ini adalah media sosial.

Media sosial mampu menjadi jawaban atas persoalan dan juga hambatan pelaku

usaha dalam bidang pemasaran. Komunikasi pemasaran melalui media sosial

memiliki sebuah pola yang unik, dimana terdapat pemberian ruang yang cukup

interaktif di antara pemasar dan konsumen secara langsung. Selain memberikan

ruang yang interaktif, media sosial juga menyediakan beberapa alternatif


peningkatan jangkauan pelanggan melalui pengadaan iklan online dan juga

pengadaan tagar yang merujuk pada kata kunci.

Pemasaran yang memanfaatkan media internet disebut internet marketing atau

electronic marketing (e-marketing). Salah satu media atau aplikasi pendukung

kegiatan e-marketing yang sedang berkembang adalah media sosial seperti

Facebook, Twitter, dan Instagram. Pemasaran melalui media sosial disebut social

media marketing, yaitu suatu bentuk pemasaran menggunakan media sosial untuk

memasarkan suatu produk, jasa, brand atau isu dengan memanfaatkan khalayak

yang berpartisipasi di media sosial tersebut, Dengan media sosial yang tersedia

bagi jutaan orang di seluruh dunia, perusahaan dapat berinteraksi dengan

pelanggan dari berbagai negara. Media sosial yang paling banyak digunakan

dalam social media marketing adalah Instagram. Instagram merupakan salah satu

media sosial yang banyak diminati. Berdasarkan data yang dilaporkan oleh APJII

pada tahun 2019-2020 perihal penetrasi dan pengguna internet di Indonesia,

mengungkapkan bahwa media sosial instagram menempati urutan kedua, sebagai

media sosial yang paling banyak digunakan, dengan persentase sebesar 42,3%.

Data ini menunjukkan, adanya minat yang besar dari penggunaan media sosial

instagram oleh masyarakat Indonesia.

Karakteristik yang dimiliki dalam media sosial instagram ialah berfokus pada

tampilan visual berupa photo dan juga video yang juga disediakan media

pemaparan dalam bentuk tulisan melalui caption dalam foto maupun video yang

tengah dipasarkan. Salah satu usaha yang menggunakan Instagram sebagai media

pemasaran Khatulistiwa 72. Wedding Organizer ini berdiri pada tahun 2017 dan
berbasis di Bandung. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa yang memiliki

prioritas dalam merancang dan melaksanakan untuk persiapan acara pernikahan

atau disebut wedding organizer. Selain perencanaan dan pelaksanaan secara

umum untuk mempersiapkan acara pernikahan, Wedding Organizer ini memiliki

tujuan tertentu yaitu dengan memenuhi segala kebutuhan acara pernikahan dengan

memperhatikan nilai ekonomis dan estetika. Dengan mengusung beragam tema

pernikahan baik tradisional maupun modern internasional, Khatulistiwa 72 ingin

menjadi perusahaan jasa yang mampu memberikan pengalaman terbaik seumur

hidup bagi calon klien yang akan menikah. Berbagai tema dan konsep pernikahan

dapat diatur bersama dengan klien.

Kota Bandung merupakan salah satu kota yang besar di Pulau Jawa. Di Lain

pihak, tantangan selanjutnya datang dari maraknya bisnis yang muncul di bidang

jasa Wedding di kota tersebut. Pertumbuhan bisnis tersebut menjadikan

persaingan pasar menjadi lebih keras sehingga dibutuhkan sebuah komunikasi

pemasaran yang efektif agar dapat bersaing dari kompetitor lainnya, dikarenakan

juga banyak sekali Wedding Organizer yang lain. Berdasarkan hal tersebut,

Wahyu Dwi Prasetyo selaku pemilik Khatulistiwa 72, memilih instagram sebagai

media sosial sebagai media komunikasi pemasarannya, dengan menambahkan

akun bernama @khatulistiwa_wo sejak tahun 2019 lalu.

Berikut table jumlah postingan akun Instagram Khatulistiwa 72 setiap bulannya di

tahun 2023:

Bulan Jumlah Postingan


Januari 8

Februari 10

Maret 10

April 14

Mei 15

Juni 16

Juli 17

Agustus 15

September 28

Oktober 7

November 35

Desember 29

Tabel 1.1

Jumlah Postingan per Bulan di Instagram Khatulistiwa 72 tahun 2023

Bulan Jumlah Postingan

Januari 23

Februari 30

Maret 15

Tabel 2.2

Jumlah Postingan per Bulan di Instagram Khatulistiwa 72 tahun 2024


Sebagai sarana untuk berpromosi, akun ini memiliki kurang lebih 3000 followers

aktif dan berisikan hasil foto dan juga video yang diambil oleh Khatulistiwa 72

diikuti dengan penambahan caption dan tagar yang menampilkan vendor lain

yang bekerjasama dengan Khatulistiwa 72 dalam satu event pernikahan. Bisa

dilihat dari table diatas bahwa postingan di Instagram semakin berkembang setiap

bulannya supaya lebih gencar dalam melakukan promosi.

Berdasarkan hal inilah peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan

judul ”EFEKTIVITAS MEDIA INSTAGRAM SEBAGAI STRATEGI

PROMOSI PADA KHATULISTIWA 72 WEDDING ORGANIZER “.

B. RUMUSAN MASALAH

Merujuk pada hasil latar belakang masalah yang ingin telah penulis

sampaikan maka rumusan masalah penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana model attention diterapkan untuk efektivitas instagram

Khatulistiwa 72 Wedding Organizer sebagai strategi promosi?

2. Bagaimana model interest diterapkan untuk efektivitas instagram

Khatulistiwa 72 Wedding Organizer sebagai strategi promosi?

3. Bagaimana model desire diterapkan untuk efektivitas instagram

Khatulistiwa 72 Wedding Organizer sebagai strategi promosi?

4. Bagaimana model memory diterapkan untuk efektivitas instagram

Khatulistiwa 72 Wedding Organizer sebagai strategi promosi?


5. Bagaimana model action diterapkan untuk efektivitas instagram

Khatulistiwa 72 Wedding Organizer sebagai strategi promosi?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan

Instagram oleh Khatulistiwa 72 Wedding Organizer untuk mengiklankan

dan memberikan informasi kepada para calon kliennya dengan

menggunakan model AISAS.

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Teoritis

1. Menjadi bahan keilmuan bagi Mahasiswa dalam mempelajari

analisis pemanfaatan Instagram sebagai media pemasaran

2. Menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya.

b. Praktisi

1. Menjadi bahan evaluasi oleh pelaku usaha untuk memasarkan jasa

wedding di media Instagram


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. MICE

Menurut Pendit dalam Nadzir (2016), menjelaskan bahwa MICE

(Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) merupakan

wisata konvensi yang memiliki batasan usaha jasa konvensi,

perjalanan insentif, dan pameran dengan mengadakan pertemuan

sekelompok orang membahas masalah dengan tujuan yang sama.

Menurut Kesrul dalam Desthiani & Suwandi (2019), istilah MICE

adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang aktivitasnya

menggabungkan antara business dengan leisure, serta menyertakan

sekelompok orang dalam waktu bersamaan dengan bentuk kegiatan

seperti meeting, incentive travels, konvensi, koferensi, dan

pameran. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

MICE adalah suatu pertemuan yang kegiatannya terdiri dari

meeting, incentive, convention, dan exhibition yang memiliki

perpaduan antara perjalanan wisata dengan perjalanan bisnis untuk

membahas suatu hal dengan sekelompok orang yang memiliki

tujuan yang sama.

Bentuk MICE anatara lain:


1. Meeting, Meeting adalah istilah bahasa inggris yang berarti rapat,

pertemuan atau persidangan. Meeting merupakan suatu kegiatan

yang termasuk di dalam MICE. Menurut Kesrul (2004:8), Meeting

Suatu pertemuan atau persidangan yang diselenggarakan oleh

kelompok 26 orang yang tergabung dalam asosiasi, perkumpulan

atau perserikatan dengan tujuan mengembangkan profesionalisme,

peningkatan sumber daya manusia, menggalang kerja sama

anggota dan pengurus, menyebar luaskan informasi terbaru,

publikasi, hubungan kemasyarakatan. Menurut Kesrul (2004:3),

“Meeting adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya

merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasanya

melibatkan orang secara bersama-sama”.

2. Incentive, Undang-undang No.9 tahun 1990 yang dikutip oleh

Pendit (1999:27), Menjelaskan bahwa perjalanan insentif

merupakan suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh

suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai

imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan

penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan

kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Kesrul

(2004:18), bahwa incentive merupakan hadiah atau penghargaan

yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien, atau

konsumen. Bentuknya bisa berupa uang, paket wisata atau barang.

Menurut Any Noor (2007:5) yang dikutip dari SITE 1998 dalam
Rogers 2003, juga memberikan definisi mengenai incentive adalah

incentive travel is a global management tool that uses an

exceptional travel experience to motivate and/or recognize

participants for increased levels of performance in support of the

organizational goals.

3. Conference, Menurut (Pendit,1999:29), Istilah conference

diterjemahkan dengan konferensi dalam bahasa Indonesia yang

mengandung pengertian sama. Dalam prakteknya, arti meeting

sama saja dengan conference, maka secara teknis akronim mice

sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan orang

mengingatnya bahwa kegiatan- kegiatan yang dimaksud sebagai

perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan sebuah meeting,

incentive, conference dan exhibition. Pada hakekatnya merupakan

sarana yang sekaligus adalah produk paket-paket wisata yang siap

dipasarkan. Kegiatan-kegiatan ini dalam industri pariwisata

dikelompokkan dalam sati kategori, yaitu MICE. Menurut Kesrul,

(2004 :7), Conference atau konferensi adalah suatu pertemuan

yang diselenggarakan terutama mengenai bentukbentuk tata

karena, adat atau kebiasaan yang berdasarkan mufakat umum, dua

perjanjian antara negara-negara para penguasa pemerintahan atau

perjanjian international mengenai topik tawanan perang dan

sebagainya.
4. Exhibition, Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan

industri pariwisata, pameran termasuk dalam bisnis wisata

konvensi. Hal ini diatur dalam Surat Keputusan Menparpostel RI

Nomor KM. 108 / HM. 70391, Bab I, Pasal 1c, yang dikutip oleh

Pendit (1999:34) yang berbunyi; “Pameran merupakan suatu

kegiatan untuk menyebar luaskan informasi dan promosi yang ada

hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada

kaitannya dengan pariwisata”. Menurut Kesrul (2004:16),

exhibition adalah ajang pertemuan yang dihadiri secara bersama-

sama yang diadakan di suatu ruang pertemuan atau ruang pameran

hotel, dimana sekelompok produsen atau pembeli lainnya dalam

suatu pameran dengan segmentasi pasar yang berbeda.

B. WEDDING ORGANIZER

Wedding Organizer menurut ( Sumarsono, 2007 ) adalah sebuah

lembaga atau badan yang khusus melayani jasa dibidang

pernikahan, yang secara pribadi membantu calon pengantin

mempersiapkan segalanya yang berhubungan dengan acara sakral

pernikahannya agar berjalan lancar sesuai dengan yang diinginkan

Berdasarkan pembagian kerja yang telah disebutkan sebelumnya,

Adapun rincian layanan wedding organizer adalah sebagai berikut.:

1. Menyusun Tema dan Konsep Acara


Tugas Wedding Organizer (WO) yang pertama adalah menyusun

tema dan konsep acara. Pada umumnya, WO profesional memiliki

beberapa pilihan paket untuk ditawarkan kepada klien.

Salah satu paket yang disediakan sudah include dengan

pengonsepan acara pernikahan. Untuk menyusun tema dan konsep

acara ini, tentunya WO tidak bekerja sendiri, tetapi juga perlu

berdiskusi dengan klien. Sebab, setiap calon pengantin biasanya

memiliki konsep pernikahan impian, sehingga diskusi ini akan

membantu menyelesaikan tema acara dengan cepat.

2. Berkoordinasi dengan Vendor yang Dipesan

Peran wedding organizer berikutnya adalah berkoordinasi dengan

pihak vendor yang dipesan oleh klien. Sebagai catatan, perlu

menyusun daftar vendor yang hendak dipesan dan memberikannya

kepada tim wedding organizer. Hal itu diperlukan agar tim WO

bisa berkomunikasi dengan pihak-pihak vendor untuk

memudahkan penyusunan tata letak saat acara pernikahan nanti.

3. Menyiapkan Susunan Acara

Tugas wedding organizer berikutnya adalah menyiapkan susunan

acara, mulai dari pembukaan hingga akhir. Setelah susunan acara

dibuat, tim WO akan menyampaikannya kepada klien apabila ada

yang tidak sesuai atau ingin diubah.

4. Menyusun Rincian Anggaran


Tugas wedding organizer ternyata tidak berhenti di situ saja,

mereka juga harus menyusun rincian anggaran. Rincian anggaran

ini dibuat berdasarkan alokasi budget yang disiapkan pihak

pengantin.

Nah, berdasarkan budget tersebut, tim WO bisa menyesuaikannya

dengan konsep yang telah disusun sebelumnya.

5. Menentukan Lokasi Pernikahan

Tugas wedding organizer berikutnya adalah menentukan lokasi

pernikahan yang tepat dan disesuaikan dengan tema, konsep,

serta budget klien. Penentuan lokasi pernikahan ini juga akan

didiskusikan oleh klien untuk memastikan jika tempat yang dipilih

sudah sesuai dengan keinginan calon pengantin.

Wedding organizer menyediakan jasa khususnya dibidang

pelayanan acara – acara pernikahan yang mencakup rias pengantin,

sewa baju pengantin, sewa tenda pernikahan ( terop ), cathering

serta keperluan – keperluan lain yang sekiranya berhubungan

langsung dengan kebutuhan calon 6 mempelai, dalam

mempersiapkan acara pernkahan, yang harus disiapkan adalah : 1.

Anggaran dana, segala hal yang dipersiapkan untuk

melangsungkan acara pernikahan sangat berhubungan dengan

anggaran dana, bahkan kualitas dan kuantitas acara yang

diinginkan customer. Tugas utama kartika wedding organizer disini

adalah menyesuaikan anggaran dana dari pihak customer 2.


Fasilitas, bersifat kuantitatif yaitu tentang kelas – kelas yang akan

digunakan oleh pihak customer untuk menunjang kesuksesan acara

pernikahannya 3. Kualitas, mempengaruhi nama

baikpenyelenggara acara pernikahan . apabila item – item yang

deberikan berkualitas, maka pihak keluarga serta tamu undangan

pun akan merasa puas dengan pelayanan yang telah diberikan

C. INTERNET

internet adalah jaringan komputer yang berkembang pesat dari

jutaan bisnis, pendidikan, dan jaringan pemerintahan yang saling

berhubungan dengan jumlah penggunanya lebih dari 200 negara.

(O’Brian 2003:10). Sedangkan menurut Frost (2003:8), Internet

merupakan seluruh jaringan yang saling terhubung satu sama lain.

Beberapa komputer-komputer dalam jaringan ini menyimpan file,

seperti halaman web, yang dapat diakses oleh seluruh jaringan

komputer. (Frost 2003:8). Berdasarkan dua pengertian diatas maka

dapat disimpulakan bahwa internet merupakan seluruh jaringan

yang saling terhubung secara fisik dan memiliki kemampuan untuk

membaca dan menghubungkan berbagai penguna dari tempat yang

berbeda.

Sejarah internet dimulai pada tahun 1969 ketika Departemen

Pertahanan Amerika, U.S. DARPA (Defense Advanced Research


Projects Agency) memutuskan untuk mengadakan riset tentang

bagaimana caranya menghubungkan sejumlah komputer sehingga

membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan

nama AILPAIIET (Advanced Research project Agency Net). Pada

tahun 1971, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil

dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling

berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan

(https://www.litbang.depkes.go.id). Karena komputer yang

membentuk jaringan semakin hari semakin bertambah jumlahnya,

maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua

jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol

atau TCP dan Internet Protocol atau lebih dikenal sebagai IP.

Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang

dikenal dengan EUnet (The European Network), yang

menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Eropa yakni

Belanda, Inggris, Denmark, dan Swedia. Jaringan EUnet

menyediakan jasa email dari newsgroup USENET. Untuk

menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada

tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita

kenal dengan DNS atau Domain Name System. Oikarinen (1988)

menemukan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay

Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling terhubung

kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari


100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Kemudian

pada tahun 1990 Tim Berners Lee menemukan program editor dan

browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan

komputer lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah

yang disebut WWW atau World Wide Web. Tahun 1992,

komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah

melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah

surfing the internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh

menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-

shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah,

ditahun yang sama Yahoo! Didirikan, yang juga sekaligus

kelahiran Netscape Navigator 1.0 yang dikembangkan oleh

Netscape Communications Corporation pada tahun 1994.

D. PEMASARAN DIGITAL

Sanjaya & Tarigan dalam Febriyantoro & Arisandi (2018),

pemasaran digital merupakan kegiatan pemasaran termasuk

branding, berbagai media berbasis web seperti Blog, Website,

Email, Adwords, dan jejaring sosial. Menurut (Chakti, 2019)

Pemasaran digital adalah segala upaya pemasaran untuk

memungkinkan dapat berkomunikasi dengan konsumen melalui

saluran komunikasi online menggunakan perangkat yang

terhubung internet dan media digital dengan berbagai strategi.


Menurut Chaffey dalam Sihombing, dkk. (2022), Pemasaran digital

adalah penggunaan inovasi untuk membuat koneksi online ke

pasar,baik melalui situs web, database, televisi dan pesan yang

bersifat digital. Menurut Saputra, dkk. (2020), menjelaskan bahwa

digital marketing merupakan pemasaran atau promosi sebuah

merek atau produk melalui dunia digital atau internet. Berdasarkan

pemaparan yang dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pemasaran digital merupakan suatu upaya dalam menjualkan atau

mempromosikan suatu produk atau jasa ke pasar, baik melalui situs

web, database, ataupun pesan yang menggunakan media digital

untuk memasarkannya secara online. Dedi Purwana (2017:2)

digital marketing merupakan kegiatan pemasaran yang

menggunaan media digital dengan menggunakan internet yang

memanfaatkan media berupa web, social media, e-mail, database,

mobile/wireless dan digital tv guna meningkatkan target konsumen

dan untuk mengetahaui profil, perilaku, nilai produk, serta loyalitas

para pelanggan atau target konsumen untuk mencapai tujuan

pemasaran. Menurut American Marketing Association (dalam

Claesson & Jonsson, 2017, p.7) mendefinisikan pemasaran sebagai

sebuah aktifitas, kumpulan institusi, dan proses untuk menciptakan,

mengkomunikasikan, menyampaikan, dan menawarkan pertukaran

yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat

luas. menghabiskan waktu di online.


egiatan pemasaran termasuk branding yang menggunakan berbagai

media berbasis web seperti blog, website, e-mail, adwords, ataupun

jejaring sosial. Tentu saja pemasaran digital bukan hanya berbicara

tentang pemasaran internet.” 1 Dalam jurnal Hidayat dan Tobing

dikatakan bahwa Pemasaran Digital mempunyai kaitan yang sangat

kuat. Jika seseorang mulai mengeksplorasi bisnis pemasaran

melalui internet ia akan segera menemukan bahwa daripada

mencari beberapa pelanggan, dia sekarang akan memiliki

kemampuan untuk mencapai jutaan pelanggan dari pendekatan

global dan kelompok yang lebih spesifikasi dan juga dari

pelanggan yang lebih dekat dengannya, juga daya tarik lebih luas

dari bisnis yang dimiliki sebelumnya. Sehingga pemasaran digital

adalah kegiatan menjual suatu produk barang atau jasa yang

berbasi web seperti blog, website, email, adwords atau media sosial

sehingga dapat menjangkau pasar lebih luas dan dapat diakses

dimanapun juga dapat saling berinteraksi antar perusahaan dan

konsumen melalui internet.

E. EFEKTIVITAS

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti

berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus

ilmiah populer mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan

penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Efektivitas adalah


pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan

seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai.

Dimana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi

efektivitasnya. Konsep efektivitas organisasi yang disajikan dalam

buku ini bergantung pada teori sistem namun kami yakin bahwa

konsep yang lain, yakni dimensi waktu. Dua kesimpulan utama

dari teori sistem adalah (1) kriteria efektivitas harus merefleksikan

keseluruhan siklus input-prosesoutput, bukan hanya output, dan (2)

kriteria fektivitas harus merefleksikan hubungan antara organisasi

dan lingkungan luarnya.

Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan,

semakin besar ontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian

tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan.

Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan

yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi

tujuan yang diharapkan atau dikatakan spending wisely. Dari

kriteria efektivitas berdasarkan waktu munculah istilah kriteria

jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Kriteria

jangka pendek adalah kriteria yang merujuk pada hasil tindakan

yang dilakukan dalam waktu satu tahun atau kurang. Kriteria

jangka menengah dapat diterapkan ketika mempertimbangkan

efektivitas dari suatu kelompok individu atau organisasi untuk


suatu periode waktu yang lebih lama, mungkin lima tahun. Kriteria

jangka panjang adalah kriteria di mana masa depan yang tidak pasti

diterapkan. Kita akan membahas enam kategori umum dari kriteria

efektivitas, dimulai dengan yang memiliki sifat jangka pendek.

F. STRATEGI PROMOSI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), strategi adalah

perencanaan yang akurat tentang suatu kegiatan untuk mencapai

tujuan tertentu. 10 Strategi berasal dari kata strategos dalam bahasa

Yunani merupakan kombinasi dari sttatos dan ego yang berarti

pemimpin. Sebuah strategi memiliki landasan atau skema guna

mencapai tujuan yang diinginkan. Strategi pada dasarnya adalah

alat untuk mencapai tujuan. Strategi bisa dikatakan sebagai teknik

menggunakan keterampilan dan sumber daya organisasi untuk

mencapai tujuan dan sasarannya di bawah kondisi yang paling

menguntungkan melalui hubungan yang efektif dengan

lingkungan. Strategi adalah suatu hal yang sangat penting untuk

kesinambungan hidup dari suatu usaha guna menggapai sasaran

dan tujuan perusahaan yang efektif dan efisien. Perusahaan

diharuskan mampu menghadapi setiap problem dan halangan yang

muncul baik dari internal ataupun dari eksternal perusahaan.

Menurut Siagian (2004) strategi adalah langkah-langkah atau

perencanaan yang dibuat untuk membawa masa depan yang


diharapkan, misalnya pencapaian tujuan dan solusi untuk

menyelesaikan permasalahan. Menurut Rangkuti strategi

merupakan proses pembuatan rencana induk yang komprehensif,

yang menerangkan mengenai bagaimana cara perusahaan dapat

mencapai semua tujuan yang direncanakan berdasarkan visi dan

misi yang sebelumnya telah ditetapkan.

Menurut Kotler dan Amstrong, promosi merupakan kunci primer

dalam kegiatan pemasaran, berisikan alat-alat promosi yang

bersifat mempengaruhi dan merangsang pembelian jangka pendek

serta dalam jumlah besar oleh pelanggan. Sedangkan Swastha dan

Irawan, mendefinisikan promosi adalah kegiatan persuasive dalam

kegiatan pemasaran yang memberikan informasi kepada seseorang

dan mengarahkannya untuk mengadakan pertukaran. Promosi juga

dapat disebut sebagai aktivitas memberitahukan dan

memperkenalkan suatu layanan atau produk kepada masyarakat

luas yang akhirnya dibeli atau dikonsumsi oleh masyarakat itu

sendiri.

Sedangkan strategi promosi merupakan tindakan yang perlu

diperhatikan dalam banyak kegiatan manajemen pemasaran.

Kegiatan strategi promosi ini adalah tindakan awal dalam bidang

pemasaran berupa interaksi atau komunikasi yang dilakukan

perusahaan dengan customer atau pelanggan. Korelasi yang

terbentuk dari strategi promosi pada pemasaran ini berupa


pemberian pemberitahuan, persuasi, dan mempengaruhinya tentang

suatu produk. Sedangkan Lamb, Hair, McDaniel menyatakan

promosi adalah perencanaan dalam penggunaan yang optimum dari

unsur-unsur promosi yakni periklanan, penjualan pribadi, promosi

penjualan dan hubungan masyarakat. Tjiptono menjelaskan bahwa

promosi hakikatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya

aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,

mempengaruhi, membujuk, dan atau menyadarkan sasaran pasar

atas perusahaan dan produk yang dijual sehingga ada yang

menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan

perusahaan yang bersangkutan. Adapun pendapat lain yang

dikemukakan oleh Moekijat strategi promosi merupakan aktivitas

membujuk, mendorong dan meyakinkan pelanggan melalui

komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan

G. SOSIAL MEDIA

Media sosial adalah platform di mana informasi dan ide dapat

dibuat dan dibagikan menggunakan jaringan online dan virtual,

orang dapat berkomunikasi secara instan menggunakan aplikasi

media sosial yang tersedia di ponsel pintar mereka (Thackeray et

al., 2012). Media sosial terdiri dari situs jejaring sosial, komunitas

online, layanan yang dibuat pengguna (seperti blog), situs berbagi

video, situs review/ rating online, dan dunia game virtual, tempat
orang-orang menerbitkan, mengedit, menghasilkan, mendesain

konten (Krishnamurthy dan Dou, 2008). Alat media sosial paling

populer di seluruh dunia adalah Facebook, YouTube, Twitter,

LinkedIn, dan Instagram, tetapi teknologinya terus berkembang,

dan masih banyak lagi yang tersedia (Fisher dan Clayton, 2012;

Wylie, 2014). Media sosial telah menjadi media yang disukai di

seluruh dunia dan mempengaruhi perilaku konsumen. Media sosial

memberikan informasi otentik dari seluruh dunia kapan saja dan

memungkinkan pelanggan untuk melakukan perbandingan dan

interaksi (komunikasi dua arah yang efektif) (Prasad et al., 2016).

Keuntungan dari pemasaran media sosial meliputi: jangkauan yang

luas, biaya yang rendah, kecepatan, interaktivitas dan koneksi yang

meningkat, memungkinkan bisnis untuk berinteraksi dan

melibatkan konsumen (Reene, 2010). Media sosial menyingkirkan

batasan tempat, waktu dan lokasi fisik dan memungkinkan pemasar

untuk langsung menjangkau sejumlah besar konsumen (Borges,

2009). Membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan

merupakan aspek penting dari pemasaran yang dapat dicapai

melalui penggunaan komunitas sosial online (Farquhar dan

Rowley, 2006). Media sosial memiliki dampak besar pada

persepsi, perilaku, sikap konsumen. Media sosial menjadi sumber

yang secara signifikan mempengaruhi perilaku pembelian

konsumen karena menyediakan forum publik yang memberi


kesempatan bagi konsumen untuk bersuara dan mengakses

informasi produk yang membantu dalam keputusan pembelian

(Kozinets et al., 2010). Media sosial dapat menjadi channel dalam

upaya komunikasi kesehatan publik, hal ini dikarenakan media

sosial dapat bekerja dengan baik ketika diintegrasikan dengan

channel komunikasi publik tradisional, melalui media sosial kita

dapat mentarget dan menjangkau beragam audiens, media sosial

memfasilitasi penyebaran informasi kesehatan publik dalam ruang

yang baru, melalui media sosial kita dapat memperoleh feedback

secara real time, media sosial dapat meningkatkan keterlibatan

langsung (Heldman et al., 2013). Perkembangan yang pesat dari

media sosial membuat dokter menyadari peran media sosial dalam

praktik medis dan perawaran kesehatan mereka (Antheunis et al.,

2013)

H. INSTAGRAM

Instagram berasal dari kata “instan” atau “insta”, seperti kamera

polaroid yang dulu lebih dikenal dengan “foto instan” (Pengertian

instagram, 2012, dalam http://.id.wikipedia.org./wiki/instagram,

diakses pada tanggal 23 Desember 2019). Instagram juga dapat

menampilkan foto-foto secara instan dalam tampilannya.

Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata “telegram”, dimana

cara kerja telegram adalah untuk mengirimkan informasi kepada


orang lain dengan cepat. Begitu pula dengan Instagram yang dapat

mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga

informasi yang disampaikan dapat diterima dengan cepat. Menurut

Atmoko (2012:3) Instagram adalah layanan jejaring sosial berbasis

fotografi. Jejaring sosial ini diresmikan pada tanggal 6 Oktober

2010 oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger yang mampu

menjaring 25 ribu pengguna di hari pertama. Selain itu Atmoko

(2012:8), menyatakan bahwa nama instagram merupakan

kependekan dari kata “instan-telegram”. Menurut website resmi

Instagram, Instagram adalah cara yang menyenangkan dan unik

untuk berbagi hidup anda dengan teman-teman melalui

serangkaian gambar. Bidik foto dengan ponsel atau tablet anda lalu

pilih filter untuk mengubah gambar. Menurut Bambang, Instagram

adalah sebuah aplikasi dari Smartphone yang khusus untuk media

sosial yang merupakan salah satu dari media digital yang

mempunyai fungsi hampir sama dengan twitter, namun

perbedaannya terletak pada pengambilan foto dalam bentuk atau

tempat untuk berbagi informasi terhadap penggunanya. Instagram

juga dapat memberikan inspirasi bagi penggunanya dan juga dapat

meningkatkan kreatifitas, karena Instagram mempunyai fitur yang

dapat membuat foto menjadi lebih indah, lebih artistik dan menjadi

lebih bagus (Atmoko, 2012:10).


I. MODEL AISAS

Model AISAS merupakan model perilaku konsumen yang

dikembangkan dari model yang sudah ada sebelumnya, yaitu

model AIDMA (attention, interest, desire, memory, action)

(Sugiyama & Andree, 2011). Salah satu perusahaan periklanan

yang ada di Jepang, Dentsu, mengembangkan model ini karena

mereka berpendapat bahwa adanya perubahan mendasar pada

perilaku konsumen yang menjadi dampak dari perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat, terutama

dengan kehadiran internet di tengah masyarakat dunia (Sugiyama

& Andree, 2011). Model ini mencakup lima tahapan yang akan

dilalui oleh konsumen, yaitu attention, interest, search, action, dan

share.

Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan dari berbagai

sumber, konsumen akan membuat penilaian hingga pada akhirnya

akan terciptanya sebuah keputusan untuk melakukan tindakan

(action) pembelian. Setelah melakukan pembelian, konsumen akan

menyampaikan informasi (word of mouth) mengenai produk atau

layanan yang telah dibeli berdasarkan pengalaman mereka dengan

berkomunikasi dengan orang lain secara langsung atau dengan

membagikan (share) ulasan melalui internet (Sugiyama & Andree,

2011). Pada model AISAS ini dapat dilihat bahwa konsumen

mengalami perubahan perilaku menjadi lebih aktif, yaitu dengan


adanya penambahan tahap search dan share. Kedua tahapan ini

muncul karena pengaruh dari kehadiran internet di tengah

masyarakat yang membuat konsumen dapat bertindak lebih aktif

untuk mencari dan membagikan informasi mengenai suatu produk.

Pada model AISAS, proses yang dilalui oleh konsumen tidak harus

berjalan secara urut dari tahap ke tahap yang lainnya. Konsumen

dapat melewati satu atau dua tahap yang ada, sehingga dapat

dikatakan bahwa model AISAS bersifat nonlinier. Berdasarkan

gambar yang ada di atas, dapat dilihat bahwa konsumen dapat

melewati beberapa tahap dalam model AISAS seperti dari tahap

interest langsung ke tahap action atau search, dan dari tahap search

langsung ke tahap share. Tahap attention dan interest merupakan

tahap yang tidak bisa dilewati karena konsumen harus menaruh

perhatian kepada suatu produk, layanan, atau iklan terlebih dahulu

dan kemudian konsumen harus memiliki ketertarikan terhadap

produk, layanan, atau iklan tersebut agar dapat meneruskan ke

tahap-tahap selanjutnya.

J. OPERASIONALISASI KONSEP

Peter dan Olson (2005:106) mengemukakan “Efektifitas media

iklan dapat diukur dengan indikator-indikator yang terdapat pada

DRM (Direct Rating Method) yang dilakukan dengan meminta


konsumen menilai konsep iklan yang diterbitkan perusahaan pada

beberapa kategori berikut ini :

1) Perhatian (Attention)

Perhatian adalah alokasi kapasitas pemrosesan untuk

stimulus yang baru masuk. Kapasitas sifatnya terbatas, oleh

karena itu konsumen akan selektif dalam mengalokasikan

perhatian mereka. Ketika sejumlah stimulus mendapat

perhatian, stimulus yang lain diabaikan. Sub indikator

untuk perhatian adalah kebutuhan atau motivasi, sikap,

tingkat adaptasi, rentang perhatian, ukuran, warna, kontras,

posisi dan kebaruan (Peter dan Olson, 2005:06).

2) Pemahaman (Readthroughness)

Pemahaman berkaitan dengan penafsiran isi iklan sebagai

sebuah stimulus. Makna sebuah iklan bergantung pada

bagaimana suatu stimulus dikategorikan dan diuraikan

dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Sub

indikator untuk pemahaman adalah motivasi, pengetahuan,

perangkat harapan atau persepsi, linguistik, dan konteks

(Peter dan Olson, 2005:06).

3) Respon Kognitif (Cognitive)

Respon kognitif adalah gagasan yang terjadi pada individu

selama tahap pemahaman pengolahan informasi. Sub

indikator untuk respon kognitif adalah kesan terhadap


produk atau pesan, kesan terhadap sumber pesan, dan

kesan terhadap daya tarik iklan (Peter dan Olson, 2005:07).

4) Respon Afektif (Affective)

Respon afektif menggambarkan perasaan dan emosi yang

dihasilkan sebuah stimulus. Sub indikator untuk respon

afektif adalah hasrat (disire), preferensi (preference) dan

pendirian (convition) (Peter dan Olson, 2005:07).

5) Sikap terhadap iklan (Behavior)

Kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang

mendukung terhadap suatu produk sering bergantung pada

sikap konsumen terhadap iklan tersebut (Peter dan Olson,

2005:08).

K. KERANGKA BERPIKIR

Suatu konten harus berkualitas dan memberikan informasi yang

cukup mengenai suatu produk agar content marketing dapat efektif.

Terdapat indikator kualitas konten pada content marketing yang

berperan dalam setiap tahapan dalam model perilaku konsumen,

yaitu model AIDA (attention, interest, desire, dan action)

(Repoviene, 2017). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

model AISAS sehingga didapatkan bagan kerangka pemikiran

sebagai berikut.
Bagan 2.1

Kerangka Berpikir

DAFTAR PUSTAKA

Anggrasela, D. (2021). Penerapan Strategi Marketing Mix Pedagang Muslim

Masa Pandemi Covid-19. Bengkulu: Diploma Thesis Universitas Islam Negeri

Fatmawati Sukarno .

Aryanto, A. (2020). Ditengah Covid-19 Pemasaran Online dan Digital Marketing

jadi Pilihan. Retrieved from Warta Ekonomi:


https://wartaekonomi.co.id/read280988/di-tengah-covid-19-pemasaranonline-dan-

digital-branding-jadi-pilihan

Gerung, C. J., Sepang, a., & Loindong, S. (2017). Pengaruh Kualitas Produk,

Harga Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Nissan X-Trail Pada

PT Wahana Wirawan Manado. Jurnal EMBA. Vol.5, 2221 - 222.

Giandi, T. G. (2019). Strategi Promosi Wedding Organizer Melalui Media Sosial

(Studi Deskriptif Akun Instagram @ghaizaa_weddingmuslim). Bandung: Program

Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas

Pasundan.

Kesrul, M. (2004). Meetting, Incentive Trip, Conference, Exhibition. Yogyakarta :

Graha Ilmu.

Noor, A. (2013). Manajemen Event. Bandung : Alfabeta.

Lestiana, N. (2016). Aktifitas Promosi Kuliner Melalui Media Sosial Instagram

(Studi Kasus Mengenai Aktifitas Promosi Kuliner Pada Akun Instagram

@Kulinersolo dikota Solo Surakarta). Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Uni

Sari, D. (2020). Strategi Pemasaran Markem Wedding Dalam Meningkatkan

Kepercayaan Calon Konsumen Di Kota Pekanbaru. Riau: Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas Islam

Anda mungkin juga menyukai