TEORI RELATIVITAS
Di susun
AGOK SETYOMONO
Kelas : B/Sore
1
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Teori Relativitas ini
tepat pada waktunya. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang kecepatan dan percepatan yang
diukur secara berbeda melalui kerangka acuan, Saya juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi semua
pihak dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang kurang berkenan.
Penyusun
2
Daftar Isi
3
BAB I
PENDAHULUAN
Teori Relativitas adalah sebutan untuk kumpulan dua teori fisikaya itu relativitas
umum dan relativitas khusus. Kedua teori ini diciptakan untuk menjelaskan bahwa
gelombang elektromagnetik (cahaya) tidak sesuai dengan teori gerakan Newton.
Gelombang elektromagnetik dibuktikan bergerak pada kecepatan yang konstan, tanpa
dipengaruhi gerakan sang pengamat. Inti pemikiran dari kedua teori ini adalah bahwa dua
pengamat yang bergerak relative terhadap masing – masing akan mendapatkan waktu dan
interval ruang yang berbeda untuk kejadian yang sama, namun isi hokum fisika akan terlihat
sama oleh keduanya.
Teori Relativitas Einstein adalah teori yang sangat terkenal, tetapi sangat sedikit
yang kita pahami. Utamanya, teori relativitas ini merujuk pada dua elemen berbeda yang
bersatu kedalam sebuah teori yang sama: relativitas umum dan relativitas khusus. Theori
relativtas khusus telah diperkenalkan dulu, dan kemudian berdasaratas kasus - kasus yang
lebih luas diperkenalkan teorir elativitas umum.
1.2 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
diharapkan ada kelajuan relatif eter terhadap bumi yang bergerak mengelilingi matahari.
Percobaan ini berdasarkan prinsip penjumlah vektor, dengan menggunakan penalaran gerak
perahu yang menyeberangi sungai sebagai berikut.
Gambar 2.1 Gerak perahu menyeberangi sungai, perahu A bergerak tegak lurus arus
sungai dan perahu B sejajar dengan arus sungai
Perahu A bergerak menyeberangi sungai dalam lintasan tegak lurus sungai dan
perahu B bergerak dengan lintasan sejajar arus sungai. Dengan membandingkan waktu
yang diperlukan untuk menempuh jarak pulang pergi dalam lintasan tegak lurus arus
sungai dan waktu yang diperlukan untuk menempuh lintasan yang sejajar arus sungai
dalam jarak yang sama yaitu d seperti pada gambar diatas. Jika kecepatan perahu itu c,
dan kecepatan aliran sungai adalah v.
d
2
2d c
tA ..................................................................................... (1)
c v
2 2
v2
1 2
c
tA
Apabila kecepatan perahu c diketahui dan dapat diukur, maka v dapat dihitung.
tB
6
ada. Perahu A dan perahu B diganti dengan pasangan berkas cahaya yang berasal dari satu
sumber, yang satu dipantulkan dan yang lain diteruskan oleh gelas setengah cermin
seperti tampak pada gambar dibawah.
7
1. Hipotesa tentang eter itu tidak benar, eter itu tidak ada.
2. Kecepatan cahaya adalah sama untuk ke segala arah, tidak tergantung pada
kerangka acuan inersial.
Hendrik Antoon Lorentz (1853 – 1928) seorang fisikawan asal Belanda mencoba
mentransformasikan kuantitas elektromagnetik Maxwell dari suatu kerangka acuan ke
kerangka acuan yang lainnya yang bergerak relatif terhadap kerangka acuan pertama.
Rumusannya ini sekarang kita kenal dengan Transformasi Lorentz. Transformasi Lorentz
memberi akibat pada penciutan ruang dan waktu. Panjang sebuah benda yang sedang
bergerak akan berkurang jika diukur oleh pengamat yang diam relatif terhadap benda yang
bergerak tersebut. Namun demikian, Lorentz seperti halnya Maxwell dan ilmuan fisika
lainnya masih memiliki kepercayaan akan adanya eter hingga kemudian Albert Einstein
mengungkapkan Teori Relativitas Khususnya.
Transformasi Galileo hanya berlaku jika kecepatan-kecepatan yang digunakan tidak
bersifat relativistik, yaitu jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya, c. Sebagai contoh, pada
persamaan 6 transformasi Galileo berlaku untuk kecepatan cahaya, karena cahaya yang
bergerak di S' dengan kecepatan ux' = c akan memiliki kecepatan c + v di S. Sesuai dengan
teori relativitas bahwa kecepatan cahaya di S juga adalah c. Sehingga, diperlukan
persamaan transformasi baru untuk bisa melibatkan kecepatan relativistik.
Berdasarkan teori relativitas, S' yang bergerak ke kanan relatif terhadap s ekivalen
dengan S yang bergerak ke kiri relatif terhadap S'.
Gambar 2.3
8
Kerangka acuan S bergerak ke kanan dengan kecepatan v relatif terhadap kerangka S.
Berdasarkan Gambar 1, kita asumsikan transformasi bersifat linier dalam bentuk:
x = γ (x' + vt') .................................................. (1)
y = y' ................................................................(2)
z = z' ................................................................ (3)
Kita asumsikan bahwa y dan z tidak berubah karena diperkirakan tidak terjadi
kontraksi panjang pada arah ini.
Persamaan invers harus memiliki bentuk yang sama di mana v diganti dengan -v,
sehingga diperoleh:
x' = γ (x - vt) .................................................. (4)
Jika pulsa cahaya meninggalkan titik acuan S dan S' pada t = t' = 0, setelah waktu t
menempuh sumbu x sejauh x = ct (di S ), atau x' = ct' (di S').
Jadi, dari persamaannya
c.t = γ (ct' + vt') = γ (c + v) t' ............................. (5)
c.t' = γ (ct - vt) = γ (c - v) t ................................ (6)
dengan mensubstitusikan t' persamaan (6) ke persamaan (7) akan diperoleh:
c.t = γ (c + v) γ (c - v)(t/c) = γ2 (c2 - v2) t/c
Dengan mengalikan 1/t pada tiap ruas diperoleh nilai γ :
Untuk menentukan hubungan t dan t', kita gabungkan persamaan (1) dan (4),
sehingga diperoleh:
x' = γ (x - vt) = γ { γ (x' + vt') - vt}
Diperoleh nilai t = γ (t' + vx'/c2). Sehingga secara keseluruhan didapatkan:
9
yang menyatakan persamaan transformasi Lorentz.
Untuk transformasi kecepatan relativistik dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan (6), yaitu:
10
Pembahasan : Dengan adanya transformasi Lorentz, maka masalah perbedaan pengukuran
panjang, massa, dan waktu, antara di Bumi dan di luar angkasa dapat terpecahkan. Jadi
semua yang terjadi baik diluar angkasa maupun dibumi itu dapat kita hitung kecepatan,
panjang, massa, dan waktu sehingga kita mengerti akan konsep transformasi lorentz ini.
Akibat penting postulat Einstein dan transformasi Lorentz adalah bahwa selang
waktu antara dua kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu kerangka
acuan selalu lebih singkat daripada selang waktu antara kejadian sama yang diukur dalam
kerangka acuan lain yang kejadiannya terjadi pada tempat yang berbeda. Pada dua
kejadian yang terjadi di x0' pada waktu t1' dan t2' dalam kerangka S ', kita dapat
menentukan waktu t1 dan t2 untuk kejadian ini dalam kerangka S dari persamaan (9). Kita
peroleh:
Waktu di antara kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu
kerangka acuan disebut waktu patut, tp. Dalam hal ini, selang waktu Δtp = t2' – t1' yang
diukur dalam kerangka S' adalah waktu patut. Selang waktu Δt yang diukur dalam
kerangka sembarang lainnya selalu lebih lama dari waktu patut. Pemekaran waktu ini
disebut dilatasi waktu, yang besarnya:
Δt = γ.Δtp ..................................................... (14)
11
2.5. Massa Relativistik
Dengan m0 adalah massa diam, yaitu massa yang diukur bila partikel tersebut
berada dalam keadaan diam (v = 0) dalam suatu kerangka acuan, dan m disebut massa
relativistik partikel.
12
2.7. Energi Relativistik
Dalam mekanika klasik, usaha yang dilakukan oleh gaya yang bekerja pada partikel
sama dengan perubahan pada energi kinetik partikel tersebut. Sebagaimana dalam
mekanika klasik, kita akan mendefinisikan energi kinetik sebagai kerja yang dilakukan oleh
gaya dalam mempercepat partikel dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan
tertentu. Jadi,
13
Suku kedua persamaan (3) tidak bergantung pada kecepatan dan disebut energi
diam partikel E0, yang merupakan perkalian massa diam dengan c2 .
E0 = m0 . c2 ....................................................... (4)
Jumlah energi kinetik dan energi diam disebut energi relativistik, yaitu :
14
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
a. Transformasi Lorentz
Dari persamaan tersebut jika suatu kejadian terjadi pada tempat yang sama dalam
suatu kerangka acuan disebut waktu patut . Selang waktu t yang diukur dalam kerangka
sembarang lainnya selalu lebih lama dari waktu patut.
Untuk menentukan perbedaan pengukuran massa antara dua kejadian yang terjadi pada
tempat yang sama dinamakan dilatasi massa..Secara sistematis, dilatasi waktu dapat
dirumuskan sebagai berikut:
dilatasi waktu dua pengamat yang saling bergerak dengan kelajuan konstan relatif satu
terhadap lainnya akan mengukur selang waktu berbeda diantara dua kejadian. Selang
15
waktu adalah jarak dibagi kelajuan. Karena kelajuan relatif pangamat satu terhadap
pengamat lainnya adalah sama menurut kedua pengamat itu, maka supaya selang waktu
berbeda jarak menurut kedua pengamat harus berbeda. ternyata panjang benda atau
jarak antara duat titik yang diukur oleh pengamat yang bergeak relatif terhadap benda
selalu lebih pendek daripada panjang yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap
benda. Pemendekan ini dikenal dengan sebutan kontraksi panjang
16
Daftar Pustaka
http://atophysics.wordpress.com
http://einstein.stanford.edu/Library/images/rotors_on_blue.jpg
http://horology.jpl.nasa.gov/h_maser.html
http://en.wikipedia.org/wiki/File:A_maglev_train_coming_out,_Pudong_International_Airport,_Sh
anghai.jpg
17