Anda di halaman 1dari 9

ARSITEKTUR YUNANI DAN ROMAWI

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

Disusun oleh :
I Kadek Agung Ari Putra Setiawan
20210230009

UNIVERSITAS NGURAH RAI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
YUNANI

Yunani adalah bangsa yang paling berpengaruh di dunia, Yunani menciptakan


dan mengembangkan berbagai hal penting, misalnya demokrasi, alfabet, filsafat,
teater, dan ilmu pasti. Yunani kuno berlangsung dari periode Arkhaik, pada abad
8-6 SM hingga tahun 146 SM ketika Romawi menaklukan Yunani setelah
Pertempuran Korinthos.

Yunani memiliki tipologi wilayah yang berbukit. Bukit-bukit inilah memisahkan


beberapa suku, kemudian suku-suku tersebut membentuk suatu polis dan
menjalankan pemerintahan dengan cara demokrasi, seperti Aegea, Athena, Doria,
Ionia, Myconos, Olimpia, Sparta, dll. Adanya faktor tipologi berbukit ini
menjadikan Yunani kaya akan batu, sehingga banyak material bangunan yang
menggunakan batu. Yunani berkembang cukup pesat dalam peradabannya, sudah
lama mengenal tulisan dan mulai mengembangkan rasio manusia. Masyarakat
Yunani memilki kepercayaan pagan politheism dengan dewa tertinggi Zeus
(dewa Langit), Poseidon (Dewa laut), dan Hades (Dewa dunia bawah).

Pada awalnya arsitektur Yunani adalah megaron. Megaron adalah rumah tinggal
vernakular Yunani yang berbahan dasar dari kayu. Megaron menerapkan
rasionaisme keindahan dalam desainnya. Lalu desain megaron menjadi tolak ukur
untuk membangun bangunan lainnya seperti tempat pemerintahan, tempat
peribadatan, dll. Salah satu contohnya ialah Parthenon (kuil paganism Yunani)
yang nantinya dapat menjadi langgam arsitektur klasik Yunani dan masih
digunaskan hingga kini.

Gambar 1: Megaron Yunani (Sumber: https://www.google.co.id, diakses 16


September 2017)
Contoh dari arsitektur klasik Yunani selain Parthenon adalah agora (public space,
selasar tempat masyarakat berinteraksi yang terdapat di jalanan), bouleterion
(balai dewan), gymnasium (sekolah), pastanium (kantor walikota), stadion, &
teather. Kebanyakan bangunan di Yunani menggunakan prinsip post linthel.
Prinsip ini merupakan penemuan struktural pertama yaitu dua kolom yang dapat
mendukung unsur horizontal (balok) dan vertikal (kolom). Stoa (kolom)
merupakan elemen arsitektural estetis yang ditonjolkan sehingga kedepannya di
beberapa polis setiap kolom memiliki ciri khasnya sendiri seperti, doric dari
Doria, ionic dari Ionia, dan corintian dari Corintia. Kolom-kolom tersebut
dibangun menggunakan rasionalitas masyarakat Yunani yang kemudian
dibakukan dalam sebuah aturan desain yaitu golden section dan greek order.

Gambar 2: Parthenon Yunani (Sumber: https://www.google.co.id/, diakses 16


September 2017)

1. Order Dorik
Dikembangkan oleh Suku Bangsa Doria, memiliki bentuk sederhana dan terkesan
kokoh dengan ciri-ciri : kolom bulat berisi, berdiri tanpa base, kapitel tanpa
ornamen. Contoh peninggalan bangunan berorder Dorik adalah Kuil Parthenon
di Akropolis Athena.

2. Order Ionik
Dikembangkan oleh Suku Bangsa Ionia, dengan bentuk yang agak rumit terutama
pada bagian atas kolom, terkesan anggun, dan memiliki ciri-ciri : kolom bulat
ramping, memiliki base pada bagian bawah kolom, kapitel dipenuhi ornamen
dengan motif hiasan flora dan fauna. Order Ionik dapat dijumpai pada Kuil
Erechtheion di Akropolis Athena.

3. Order Korinthian
Dikembangkan oleh Suku Bangsa Korinthin, dan kemudian dimatangkan oleh
orang-orang Romawi, bentuknya paling rumit dan indah terutama pada bagian
atas kolom, dan terkesan elegan, memiliki ciri-ciri : kolom bulat ramping,
mempunyai base pada bagian bawah kolom, kapitel dipenuhi ornamen, paling
banyak dengan motif flora, berupa daun Acanthus.

Gambar 3: Order Yunani (Sumber:https://id.pinterest.com/, diakses 16


September 2017)

Pada pembangunan Parthenon tidak diketahui siapa arsitek tradisional atau


pembangunnya, karena pada saat itu profesi arsitek belum dikenal masyarakat
dan pembangunan dilakukan secara bersama (guilda) dan dipimpin oleh seorang
pemuka masyarakat.

ROMAWI

Sekitar tahun 338 SM, Korinthos ditaklukan oleh raja Philippos dari Makedonia,
yang ketika itu juga menaklukan banyak kota Yunani lainnya. Korinthos tak lagi
menjadi sekuat sebelumnya, namun kota ini tetap menjadi pelabuhan penting
pada periode Hellenistik. Setelah Romawi menaklukan Yunani pada tahun 100-
an SM, mereka membumihanguskan kota Korinthos sepenuhnya pada tahun 146
SM. Seratus tahun setelah penghancuran itu, yaitu pada tahun 44 SM, Julius
Caesar membangun kembali Korinthos sebagai kota Romawi.
Gambar 4: Colosseum Romawi Kuno (Sumber: https://www.google.co.id ,
diakses 17 September 2017)

Romawi banyak membawa nilai-nilai Yunani dari segi pemerintahannya,


kepercayaannya, dan arsitekturnya. Romawi menjadi negara imperium dengan
bentang yang lebar persatuan dari banyak polis di bawahnya. Memilki
kepercayaan resmi pagan politheisme hasil adopsi dari kepercayaan Yunani
(dewa langit, laut, dan bawah tanah) dengan nama yang berbeda, Zeus menjadi
Jupiter, Poseidon menjadi Neptunus, dan Hades menjadi Pluto. Arsitektur klasik
Romawi berkembang dari arsitektur klasik Yunani dan beberapa arsitektur lain
tetangga imperium ini seperti arsitektur Mesopotamia, sehingga lahir tipologi
denah dan teknologi baru dalam arsitektur. Arsitektur klasik Romawi berupa
basilika (pengembangan Parthenon), Pantheon (Parthenon dengan tipologi denah
lingkaran), benteng, aquaduct, kuburan, stadion, teater, sekolah, hypocaust
(bagian servis pemandian), apodyterium, frigidarium, calidarium.
Gambar 5: Pantheon Rome (Sumber: https://www.google.co.id , diakses 17
September 2017)

Gambar 6: detail kolom menurut roman order (disandingkan dengan greek order).
(Sumber: Wikipedia.or.id, diakses 16 September 2017).

Dalam pengembangannya, arsitektur klasik Romawi mengembangkan roman


order (dari greek order), tipologi baru berupa parthenon (partheon dengan tipologi
denah lingkaran), pergamon (partheon yang lantai dasarnya ditinggikan), teknik
konstruksi baru seperti arch (lengkungan), vault (kolong ruang), dome (kubah)
yang semua kebanyakan diterapkan dari arsitektur mesopotamia, serta penemuan
material baru batu bata, karena arsitektur klasik Romawi masih mengadopsi
arsitektur Yunani namun bukan lagi menggunakan batu sebagai materialnya.
Gambar 7: Interior Rome Pantheon. Struktur baru berupa arch , vault , dan dome.
(Sumber: Wikipedia.or.id, diakses 16 September 2017).

Berikut ini perbedaan arsitektur Yunani dan Romawi secara


singkat:

 Arsitektur Yunani menggunakan struktur tiang dan balok yang jelas.


Sedangkan Arsitektur Romawi lebih kompleks dengan menambahkan
konstruksi busur.
 Arsitektur Romawi lebih menekankan fungsi, konstruksi, dan kesan
agung. Sedangkan arsitektur Yunani menekankan nilai-nilai estetika.
 Masa bangunan pada arsitektur Romawi merupakan gabungan beberapa
bentuk geometris (seperti pada Pantheon). Sedangkan arsitektur Yunani
memiliki masa tunggal yang sederhana.

Arsitektur Romawi hampir seluruhnya anonim seperti arsitektur Yunani, dengan


alasan yang sama karena dikerjakan bersama atas perintah penguasa dan belum
adanya profesi arsitek. Pandangan akan profesi arsitek mulai berubah dengan
adanya Marcus Vitruvius Pollio (insinyur militer dan penulis buku Ten Books of
Architecture). Vitruvius berperan penting dalam keilmuan dan keprofesian
arsitektur. Dalam bukunya ia banyak membahas teori arsitektur secara lengkap
termasuk dalam segi keprofesian. Terdapat teorinya yang menjadi definisi
arsitektur secara umum yakni venustas (keindahan), utilitas (kegunaan), dan
firmitas (kekokohan).
Gambar 8: Marco Vitruvius (Sumber: https://id.pinterest.com/, diakses 16
September 2017)

KESIMPULAN

Adanya perpindahan kekuasaan dari Yunani ke Romawi menyebabkan banyak


kemiripan pada karya seni maupun produk arsitekturnya. Salah satunya adalah
kolom-kolom yang ada pada bangunan-bangunan keduanya. Romawi terus
berkembang dan membuat bangunan dengan teknologi baru yaitu
menggabungkan dua bentuk geometri pada bangunannya yaitu Pantheon, yang
sebelumnya tidak ditemukan bangunan seperti Pantheon di Yunani. Arsitektur
klasik yang menggambarkan perjalanan sejarah arsitektur di Eropa ini memiliki
pedoman yang ketat dan pertimbangan yang hati-hati sebagai landasan berpikir
dan mencipta karya. Predikat kata klasik diberikan pada suatu karya arsitektur
yang secara inheren mengandung nilai-nilai keabadian disamping ketinggian
mutu dan nilainya. Teori arsitektur Klasik dengan demikian merupakan suatu
perwujudan karya arsitektur yang dilandasi dan dijiwai oleh gagasan dan
idealisme Teori Vitruvius khususnya pada suatu kurun waktu sesudah Vitruvius
sendiri meninggal dunia.
DAFTAR PUSTAKA :

Teori Arsitektur Klasik. http://alexnova-alex.blogspot.co.id/2011/06/teori-


arsitektur-klasik.html. Diposkan oleh Alex - pada 30 Juni 2011 – diakses pada 16
September 2017.

Sejarah Arsitektur: Arsitektur Klasik.


http://annasmaulana.blogspot.co.id/2013/05/sejarah-arsitektur-arsitektur-
klasik_21.html. Diposkan pleh Maulana, Annas.
Yunani Kuno / Pemerintahan / Korinthos.
https://id.wikibooks.org/wiki/Yunani_Kuno/Pemerintahan/Korinthos – diakses
pada 16 September 2017.

Arsitektur Yunani Kuno. http://rurucoret.blogspot.co.id/2009/01/arsitektur-


yunani-kuno.html. Diposkan oleh Eka, Yuni – pada 28 Januari 2009

Nugroho, Setyo. Perkembangan Arsitektur: Yunani – Romawi.


http://www.academia.edu/13945209/Perkembangan_Arsitektur_Yunani_-
_Romawi. Ale. 2011.

https://dokumen.tips/documents/sejarah-arsitektur-renaissance.html pada 17
September 2017.

https://ars2016matana.wixsite.com/website/single-post/2017/09/29/arsitektur-
yunani-dan-romawi

Anda mungkin juga menyukai