Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang dari arsitektur rakyat yang
lahir dari masyarakat etnik dan berjangkar pada tradisi etnik, serta dibangun oleh tukang
berdasarkan pengalaman (trial and error), menggunakan teknik dan material lokal serta merupakan
jawaban atas setting lingkungan tempat bangunan tersebut berada dan selalu membuka untuk
terjadinya transformasi.
Sebagai produk budaya, arsitektur dipengaruhi oleh faktor lingkungan : geografis, geologis, iklim,
suhu; faktor teknologi : pengelolaan sumber daya, ketrampilan teknis bangunan; faktor budaya :
falsafah, persepsi, religi, struktur social dan keluarga, dan ekonomi.
Berdasar tradisi cara membangunnya, vernacular dibagi menjadi bangunan menjadi grand-tradition
dan folk-tradition. Pada klasifikasi folk-tradition ia menempatkan dua kelompok: kelompok arsitektur
primitif dan arsitektur vernakular. Rapoport kemudian mengidentifikasi lanjut bahwa jenis arsitektur
vernakular yang ada dapat dipisahkan sebagai vernakular-tradisional dan vernakular-modern.
Terjadinya bentuk-bentuk atau model vernakular disebabkan oleh enam faktor yang dikenal
sebagai modifying factor diantaranya adalah
Faktor Bahan
Metode Konstruksi
Faktor Teknologi
Faktor Iklim.
Pemilihan Lahan
Faktor sosial-budaya
Arsitektur vernakular adalah suatu karya arsitektur yang tumbuh dari arsitektur rakyat dengan
segala macam tradisi dan mengoptimalkan atau memanfaatkan potensi-potensi lokal. Misalnya
material,teknologi, pengetahuan, dsb. Dikarenakan arsitektur vernakular sangat mengoptimalkan
potensi atau budaya lokal, maka suatu bangunan yang berkonsep vernakular sangat
mempertimbangkan kelestarian lingkungan sehingga juga bersifat sustainable
architecture. Arsitektur vernakular ditemukan secara trial and erroroleh rakyat itu sendiri.
Arsitektur vernakular pada cara –cara mendesain dan mendirikan bangunan dilakukan dengan
efektif dan efisien ditemukan melalui sistem trial and error.
Arsitektur tradisional adalah arsitektur yang dibuat dengan cara yang sama secara turun temurun
dengan sedikit atau tanpa adanya perubahan-perubahan yang signifikan pada bangunan tersebut.
Contoh
Machiya adalah townhouse, rumah rakyat di tengah kota, memiliki konsep asli sebagai tempat
tinggal dan tempat usaha. Fisik bangunan mewadahi aktivitas usaha sekaligus aktivitas hidup sehari-
hari (domestic activity). Machiya (townhouse) dan noka (rumah pertanian) merupakan dua kategori
arsitektur vernakular Jepang dikenal sebagai minka (rumah rakyat). Machiya di Kyoto, kadang-
kadang disebut kyomachiya yang mendefinisikan suasanan pusat kota Kyoto selama berabad abad
dan merupakan bentuk yang menentukan standar Machiya di seluruh negeri
Machiya memiliki bentuk denah yang memanjang ke belakang. Dinding dan atap tersusun menjadi
satu kesatuan. Bagian depan bangunan digunakan sebagai tokokemudian bagian belakang terdapat
kamar berlantai kayu dan bertikar tatami kemudian juga terdapat dapur dan gudang. Desain dari
Machiya ini memperhatikan iklim di lingkungan Kyoto yang bisa sangat dingin di musim dingin, dan
sangat panas dan lembab di musim panas. Beberapa lapisan pintu geser (fusuma dan Shoji)
digunakan untuk mengatur suhu; menutup semua layar di musim dingin sehingga mampu digunakan
sebagai perlindungan dari dingin, ketika membuka mereka semua di musim panas mampu menahan
panas dan kelembaban.
Arsitektur Klasik
Belum Diperiksa
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf
atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.
Arsitektur klasik adalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang mengacu pada zaman
klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno pada periode Helenistik danKekaisaran
Romawi. Dalam sejarah arsitektur, Arsitektur Klasik ini juga nantinya terdiri dari gaya yang lebih
modern dari turunan gaya yang berasal dari Yunani.
Daftar isi
[sembunyikan]
1Sejarah
3Rujukan
4Pranala luar
Saat orang berpikir tentang arsitektur klasik, umumnya mereka berpikir sebuah bangunan yang
terbuat dari kayu, batu, dll. Dalam beberapa kasus hal tersebut benar, namun arsitektur klasik juga
banyak memiliki napas modern dan desain gedung yang rumit. Misalnya, atap, tiang, bahkan
struktur batu atau marmer dibuat dengan detail sempurna.
Langgam Arsitektur Klasik muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban tulisan secara formal.
Belum ditemukan secara spesifik kapan era ini dimulai maupun berakhir. Namun, jenis langgam ini
banyak dijumpai di benua Eropa. Dalama beberapa alasan, jenis arsitektur ini dibangun dengan tiga
tujuan: sebagai tempat berlindung (fungsi rumah tinggal, sebagai wadah penyembahan Tuhan
(fungsi rumah peribadatan) dan tempat berkumpul (balai kota, dsb). Untuk alasan kedua dan ketiga
inilah bangunan ini dibuat sedetail mungkin dan seindah mungkin dengan memberi ornamen-
ornamen hiasan yang rumit.
Seiring waktu berlalu, bangunan menjadi lebih rumit dan lebih rinci. Beberapa peradaban yang
tumbuh dari batu dan lumpur turut memperkaya ragam bentuk Arsitektur Klasik, misalnya candi dan
kuburan orang-orang Mesir.
Bentuk-bentuk arsitektur klasik masih eksis hingga saat ini dan diadopsi dalam bangunan-bangunan
modern. Pilar-pilar besar, bentuk lengkung di atas pintu, atap kubah, dsb adalah sebagian ciri
Arsitektur Klasik. Ornamen-ornamen ukiran yang rumit dan detail juga kerap menghiasi gedung-
gedung yang dibangun pada masa sekarang.
Adam, Robert, Classical Architecture: A Comprehensive Handbook to the Tradition of Classical Style,
New York, Harry N. Abrams, Inc., 1990
Pranala luar
Sejarah Arsitektur: Arsitektur Klasik
Yunani memiliki tioplogi wilayah berbukit yang memisahkan beberapa suku, kemudia suku-suku
tersebut mulai terorganisir dan membentuk suatu polis (negara kota) dan menjalankan
pemerintahan dengan cara demokrasi. Beberapa polis terkenal seperti Aegea, Athena, Doria, Ionia,
Myconos, Olimpia, Sparta, dll. Selain itu tipologi berbukit itu juga menjadikan Yunani kaya akan batu,
sehingga banyak material bangunan yang menggunakan batu
Gambar Edward Dodwell - View in Greece, menggambarkan suasana peradaban Yunani dahulu
Gambar reruntuhan agora di Athena
Yunani dalam perkembangan peradabannya pun cukup pesat, sudah lama mengenal tulisan dan
mulai mengembangkan rasio manusia. Masyarakat Yunani sudah lumrah dalam membicarakan
filsafat yang mengedepankan politik, sains, & seni dalam obrolannya sehari-hari. Selain itu
masyarakat Yunanipun memilki kepercayaan pagan politheisme dengan dewa tertinggi Zeus (dewa
langit), Poseidon (dewa laut), dan Hades (dewa bawah tanah).
Arsitektur vernakular Yunani adalah berupa megaron (rumah tinggal) yang terbuat dari kayu dan
menerapkan rasionaisme keindahan dalam desainnya. Megaron inilah yang kemudian menjadi
preseden dalam membuat arsitektur tradisional Yunani (baik itu berupa tempat pemerintahan,
tempat peribadatan, dll.) Partheon (kuil paganism Yunani) adalah salah satu contoh arsitektur
tradisional Yunani yang nantinya akan menjadi langgam arsitektur klasik Yunani dan masih
digunakan hingga kini.
Arsitektur klasik Yunani selain partheon adalah agora (public space, selasar tempat masyarakat
bernteraksi yang terdapat di jalanan), bouleterion (balai dewan) gymnasium (sekolah), pastanium
(kantor walikota), stadion, & teather. Bangunan-bangunan di Yunani menggunakan prinsip post
linthel yang merupakan penemuan struktural pertama yakni dua kolom yang dapat mendukung
unsur horizontal. Stoa(kolom) merupakan elemen arsitektural estetis yang ditonjolkan sehingga
kedepannya di beberapa polis setiap kolom memiliki ciri khasnya sendiri seperti, doric (dari Doria),
ionic (dari Ionia), dan corintian (dari Corintia). Kolom-kolom tersebut dibangun menggunakan
rasionalitas masyarakat Yunani yang kemudian dibakukan dalam sebuah aturan desain yakni golden
section dan greek order.
Gambar Athens Treassure, Yunani, memperlihatkan struktur post linthel
Filsafat berawal ketika manusia berusaha memahami dunia dengan menggunakan perangkat yang
melekat pada manusia (hati dan perasaan), bukan lagi semata keyakinan. Yakni kebenaran adalah
hal yang relatif, tergantung pada persepsi dan interpertasi manusia, dan kebenaran hanya dapat
diperoleh dengan cara mempertanyakan, menghaluskan pengertian, dan menguji. Beberapa filusuf
yang terkenal diantaranya Aristoteles, Democritus, Plato, Socrates, dll.
Filsafat dalam pemahamannya melahirkan paradigma baru mengenai kesempurnaan, suatu persepsi
yang banyak diimplementasikaan dalam kehidupan masyarakat Yunani, sedangkan untuk desain
persepsi tersebut berupa:
- kualitas penghalusan dan pengujian karya manusia: puisi, musik, kriya, patung, dan arsitektur
- tujuan setiap karya adalah bentuk, detil dan rekayasa yang mencerminkan kesempurnaan manusia
- keseimbangan simetri merupakan sesuatu yang ideal
- dalam arsitektur, bangunan menampilkan keseimbangan antara elemen vertikal (kolom) dan
elemen horisontal (balok) antara aksi dan istirahat dan geometri yang sempurna
Gambar Athens Parthenon yang menggunakan rasio golden section dalam setiap pertimbangan
desainnya
Ilustrasi kolom pada Athens Parthenon yang digembungkan sebagai ilusi mata untuk
memperlihatkan kolom yang lurus jika bangunan tinggi tersebut dilihat dari depan, hal ini
menunjukan hebatnya rasio peradaban ini
Gambar Nashville Parthenon, Amerika Serikat, replika Athens Parthenon, Yunani
Dalam sejarah tidak diketahui siapa pembuat partheon dan arsitektur tradisional Yunani lainnya,
karena pada saat itu profesi arsitek belum ada dan pembangunan dilakukan secara bersama (guilda)
dan dipimpin oleh seorang pemuka masyarakat.
B. Arsitektur Romawi
Romawi adalah bangsa yang bertetanggaan dengan Yunani. Kelak Yunani akan jatuh dan menjadi
bagian dari Romawi ketika satu per satu wilayah Yunani dipindahtangankan oleh Romawi dan Kuda
Trojan adalah saksi sejarah leburnya Yunani. Kelak Romawi dengan semangat helenismenya dalam
menyebarkan kekuasaan akan membentuknya menjadi imperium (negara multimasional), etruska
(negara multietnis), dan membina masyarakatnya berjiwa nasionalis dan patriotik.
Helenisme Romawi sedikit mengurasi nilai rasionalisme Yunani. Budaya disebarluaskan begitu saja
tanpa adanya pendalaman logika sehingga penerapannya dalam arsitektur fungsi-fungsinya lebih
profan, urban, dan dengan estetika yang lebih ekletik dan merdeka.
Gambar Rudolf von Alt - Das Pantheon und die Piazza della Rotonda in Rom, menggambarkan
suasana peradaban Romawi dahulu
Arsitektur klasik Romawi berkembang dari arsitektur klasik Yunani dan beberapa arsitektur lain
tetangga imperium ini seperti arsitektur Mesopotamia, sehingga lahir tipologi denah dan teknologi
baru dalam arsitektur. Arsitektur klasik Romawi
berupa basilika (pengembangan parthenon), pantheon (parthenon dengan tipologi denah lingkaran),
benteng, aquaduct, kuburan, stadion, theater, sekolah, hypocaust (bagian servis
pemandian),apodyterium (pemandian air hangat), frigidarium (pemandian air
hangat), calidarium (pemandian air hangat).
Gambar Rome Pantheon, Italia
Gambar detail kolom menurut roman order (disandingkan dengan greek order)
Gambar interior Rome Pantheon, memperlihatkan struktur baru
berupa arch (lengkungan), vault (kolong ruang), dan dome (kubah)
Masih sama seperti kebanyakan arsitektur Yunani, arsitektur Romawi hampir seluruhnya anonim,
karena dikerjakan bersama atas perintah penguasa dan belum adanya profesi arsitek. Budaya akan
profesi arsitekpun mulai diubah dengan adanya Marcus Vitruvius Pollio, seorang insinyur militer dan
penulis buku Ten Books of Architecture yang banyak membahas teori arsitektur secara lengkap
termasuk dalam segi keprofesian. Kalimat terkenal dari bapak arsitek ini kedepannya menjadi
definisi arsitektur secara umum yakni venustas (keindahan), utilitas (kegunaan), dan firmitas
(kekokohan). Dengan adanya karya Vitruvius lahirlah keilmuan dan keprofesian arsitektur seperti
saat ini.
Gambar Vitruvius dan karyanya 10 Books of Architecture
Arsitektur Tradisional
Dalam kesempatan ini uraian yang di pusatkan pada system teknologi khususnya arsitektur di
nusantara sebagai salah satu manifestasi dan ekspresi kebudayaan. Sesungguhnya
perumahan (shelter) merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak mengenal waktu,
tempat, dan tingkat teknologi. Sebagai salah satu manifestasi dan ekspresi kebudayaan.
Sesungguhnya perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak mengenal
waktu ,tempat, dan tingkat teknologi. Kita masih ingat betapa nenek moyang kita yang hidup pada
jaman batu telah mengembangkan system perlindungan fisik, yaitu perumahan di goa-goa,
kemudian disusul dengan penggunaan tenda-tenda tadah angin ataupun tenda yang sifatnya
sementara karena seringnya nenek moyang kita berpindah mengikuti binatang perburuan ataupun
musim panen tanaman liar. Apabila mereka sudah mulai bercocok tanam dan menetap di
perkampungan, maka perkampungan semi permanen pun di bangun.
Apabila diperhatikan dengan seksama, uraian tersebut menunjukkan cara berfikir yang
evolusionis. Sementara itu kita dapat pula melihatnya dari sudut pandangan fungsionis ataupun
struktualis. Akan tetapi sebaiknya kita telaah arsitektur tradisional secara menyeluruh sehingga
dapat dipahami kaitannya dengan nilai-nilai budaya masyarakat yang bersangkutan. Untuk
keperluan tersebut, kita telaah arsitektur-arsitektur tradisional dengan memperhatikan kegunaan
(use), fungsi(function) , dan arti social (meaning) disamping wujud dan gayanya.
Kegunaan rumah khususnya bangunan tradisional itu bereneka ragam, sesuai dengan struktur
masyarakat dan kebudayaan penduduk yang bersangkutan. Akan tetapi pada umumnya sebagai
bangunan tradisional mempunyai kegunaan sebagua pelindungan fisik terhadap dinginnya udara,
panasnya matahari atau derasnya angin serta air hujan. Kalu kita perhatikan dengan sungguh-
sungguh ada rumah-rumah yang sekedar menjadi tempat-tempat perlindungan sementara orang
perlu istirahat (windscreen) pada penduduk asli Australia, misalnya : masyarakat Arunta sebagian
besar waktunya dihabiskan di alam terbuka untuk berburu binatang reptile yang langka, meramu
ataupun bercengkrama dengan sesamanya. Sebaliknya ada pula penduduk yang memanfaatkan
tempat berlindung semaksimal mungkin untuk bekerj, beristirahat maupun menyelenggarakan
pertemuan social seperti pada kebanyakan masyarakat petani yang sudah menetap.
Setelah kemerdekaan, bangsa kita telah memilih bentuk republic bersifat demokratis. Ditilik secara
historis maka bentuk tatanan republic yang demokratis, adalah salah satu hal yang sama sekali baru
bagi bangsa Indonesi. Sejarah Indonesia sebelumnya hanya mengenal bentuk tatanan kerajaan yang
otokratis, lengkap dengan perangkat feodalnya. Oleh karena itu, mudah dimengerti bahwa banyak
terjadi kekikunan dan kesalahpahaman mengenai arti kaidah-kaidah kehidupan yang baru ini.
Banyak norma kehidupan sehari-hari harus ditukar dengan yang baru. Terjadi kekacauan norma
selama norma baru yang di terima semua pihak belum tercipta. Timbul kerancuan budaya.
Suatu karya arsitektur hamper selalu, secara disadari atau tidak, mencerminkan ciri budaya
dari kelompok manusia yang terlibat di dalam proses penciptaanya. Sekurang-kurangnya akan
tercermin di situ tata nilai yang mereka anut. Dengan demikian apabila kita secara cermat
mengamati sejumlah karya arsitektur suatu masyarakat maka lambat laun kita pasti dapat mengenali
cirri budaya masyarakat tersebut. Namun untuk dapat mengenalinya dengan benar-benar baik kita
akan perlu mengenali kondisi lain dari masyarakat tersebut.
Sebagai contoh kita dapat mencoba menganal gejala budaya masyarakat kita sendiri dengan
mengamati karya arsitektur di sekeliling kita.
- Golongan elite di Indonesia sangat berperan dalam mempengaruhi tata nilai masyarakat
karena masih kuatnya sikap feodal di masyarakat kita.
Dari pengamatan perkembangan arsitektur sector ini terasa adnya alur kecenderungan tertentu
yaitu :
· Perubahan mode bentuk yang relative cepat/sering. Hal ini menunjukkan belum mantapnya
kedudukan suatu ungkapan arsitektonis tertentu yang “pas” dengan hasrat dan keinginan golongan
elite tersebut. Dengan perkataan lain mereka masih mencari-cari ungkapan yang dirasakan tepa.
· Sikap individualistic secara konsisten tetap bertahan. Hal ini tercermin dari bentuk disain yang
sangat mengabaikan keadaan lingkungan sekitarnya dan mencerminkan tiadanya rasa solidaritas
dengan masyarakat sekelilingnya. Terungkap juga pemahamannya terhadap kemerdekaan dan
haknya sebagai individu yang merdeka.
· Penonjolan kemewahan kini dibarengi juga oleh penonjolan cirri aristokratis. Hal ini
mengungkapkam adanya kebutuhan kuat untuk menciptakan atribut status social. Demikian kuatnya
kebutuhan atribut ini sehingga terasa fungsi utama rumah sudah tergeser bukan lagi sebagai gua
garba keluarga (fungsi primer) tetapi lebih sebagai aktualisasi diri (fungsi sekunder).
Gejala-gejala budaya tersebut memang makin tersa kokoh di masyarakat kota Jakarta bila kita
mengamati pula bentuk kehidupan lainnya. Bila kemudian kita amati perumahan golongan yang
lebih rendah di daerah pelosok kota atau di kampung-kampung maka kita melihat juga imitasi mode
tersebut dalam skala mini atau terbata. Gejala ini mencerminkan tingkat kesadaran dari masyarakat
golongan bawah mereka mempunyai hak untuk berbuat yang sama dengan golongan atas. Suatu hal
yang tabu dilakukan di masa lalu.
Mengingat norma, kaidah, dan tata nilai dalam masa kini masih banyak kemungkinan berubah maka
dalam usaha mencari identitas budaya yang dapat diterapkan pada bangunan baru disarankan
sebagai berikut. Arsitektur yang mempunyai identitas yang sedikit atau tidak dipengaruhi oleh
perubahan norma tata nilai. Ciri-ciri ini dalam Arsitektur Tradisional untuk diterapkan pada
bangunan baru.
Iklim merupakan factor yang tidak berubah (relative) Indonesia beriklim tropis panas dan lembap.
Karena letaknya di sekitar khatulistiwa antara garis-garis lintang utara dan selatan maka sepanjang
tahun sudut jatuhnya sinar matahari tegak lurus, hal mana mengakibatkan suhu yang selalu panas.
Ciri Arsitektur Tradisional yang berkaitan dengan iklim yang panas misalnya atap yang mempunyai
sudut yang tidak terlalu landai.
Disamping itu ruang-ruang yang terbuka, dimana dinding tidak menutup rapat ke bidang bawah atau
lanmgit-langit memungkinkan ventilasi yang leluasa, hal mana mempertinggi comfort dalam ruang.
Dinding atau bidang kaca yang berlebihan, apalagi tidak di lindungi terhadap sinar matahari
langsung, dan hujan tidak sesuai untuk iklim tropis.
Kita sering menggunakan air conditioning untuk ruang-ruang yang jika direncanakan dengan tepat
sebenarnya tidak memerlukannya. Energy yang diperlukan untuk air conditioning cukup besar.
Dalam Negara yang sedang menganjurkan hemat energy, hendaknya penggunaan air conditioning
juga dibatasi. Rumah Tradisional Jawa dan Bali merupakan open air habitation.
ARSITEKTUR MODERN
ARSITEKTUR MODERN.
Mendengar kata modern Anda pasti akan teringat dengan gaya hidup yang serba praktis atau cepat.
Bahkan langsung teringat dengan rumah yang unik berbentuk nyentrik yang banyak dibangun
sekarang ini. Pada dasarnya modern akan mengajak kita berpikit tentang segala hal yang baru, baik itu
gaya hidup, teknologi, maupun rumah.
Kata modern dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang memiliki kaitan dengan setiap hal yang
berkembang pada masa kini atau yang menunjukkan karakter kekinian. Untuk suatu hunian, hunian
yang modern berarti hunian yang memiliki dan menunjukkan adanya ciri Arsitektur Modern. Hunian
yang memiliki gaya Arsitektur Modern harus mampu menghadirkan gaya hidup masa kini di dalam
bangunan.
Arsitektur Modern memiliki prinsip yaitu fungsional dan efisiensi. Fungsional berarti bangunan
tersebut benar-benar mampu mewadahi aktifitas penghuninya, dan efisiensi harus mampu diterapkan
ke berbagai hal; efisiensi biaya, efisiensi waktu pengerjaan dan aspek free maintenance pada
bangunan.
Arsitektur Modern itu timbul karena adanya kemajuan dalam bidang teknologi yang membuat
manusia cenderung memilih sesuatu yang ekonomis, mudah dan bagus.
Arsitektur Modern dimulai dengan adanya pengaruh Art Nouveau yang banyak menampilkan
keindahan plastisitas alam, dilanjutkan dengan pengaruh Art Deco yang lebih mengekspresikan
kekaguman manusia terhadap kemajuan teknologi. Konsep tersebut kemudian dimanifestasikan ke
dalam media Arsitektur dan seni, serta gaya hidup.
· Mengadopsi prinsip bahwa bahan dan fungsi sangatlah menentukan hasil bangunan;
· Less is more, yang diumumkan oleh Arsitek Mies van der Rohe;
· Less is more only when more is too much, yang dikatakan oleh Frank Llyod Wright;
· Less is a bore, yang dicetuskan oleh Robert Venturi, pelopor arsitektur Postmodern.
Pelopor Arsitektur Modern antara lain: Adolf Loos, Alvar Aalto, Frank Lloyd Wright, I. M.
Pei, Le Corbusier, Louis Kahn, Louis Sullivan, Ludwig Mies van der Rohe, Oscar Niemeyer,
Otto Wagner, Peter and Alison Smithson, Philip Johnson, Ralph Tubbs,Walter Gropius.
3. Arsitektur Brutalist.
4. Arsitektur Constructivist.
5. Arsitektur Ekspresionist.
6. Arsitektur Futurist.
7. Arsitektur Fungsional.
8. Arsitektur Internasional.
9. Arsitektur Organic.
Bentuk
Bentuk dalam Arsitektur Modern tidak ditentukan dan dibentuk dari fungsi maupun bahan
bangunan yang dipakai. Dalam Arsitektur Modern bentuk, fungsi dan konstruksi harus
tampak satu kesatuan dan muncul menjadi bentuk yang khusus dan spesifik antara gabungan
ketiganya. Solusi unik umumnya karena teknik-teknik konstruksi modern menjadikan semua
bentuk mungkin untuk dibangun. Bentuk yang diinginkan adalah bentuk-bentuk sederhana,
karena semua gaya lama amat kompleks dan dipenuhi oleh ornamen. Bentuk dasar pada
Arsitektur Modern adalah bentuk–bentuk geometri (platonic solid) yang ditampilkan apa
adanya.
Ruang
Satu hal yang tak dapat disangkal tentang Arsitektur Modern adalah kesadaran dalam
mendesain ruang. Dalam sejarah, ruang telah ada hanya didalam struktur (diluar hanyalah
alam, ketidakaturan dan tidak dapat diukur). Konsep ruang pada Arsitektur Modern yaitu
ruang tidak terbatas meluas kesegala arah, ruang terukur/terbatasi/terlihat bayangan
strukturnya (segi empat). Arsitektur Modern dipahami dalam tiga dimensi. Ruang yang di
dalam merupakan eksperimen ruang tak terbatas dengan partisi yang dapat ditelusuri melalui
ruang-ruang yang dilalui. Pola perletakan ruang lebih mengalir dan berurutan berdasarkan
proses kegiatan.
Pada perkembangannya Arsitektur Modern memiliki bentuk dan struktur yang tetap. Bagian
fisik dari Arsitektur Modern sebagai pemecahan yang radikal dari sebuah masalah yang
fungsional; yang tidak dapat hilang sebagai bagian dari estetika yang merupakan manipulasi
dari ruang yang tidak terbatas dan tidak terukur.
Berikut beberapa contoh tentang konsep bentuk dan ruang dalam Arsitektur Modern:
· Penciptaan bentuk bangunan, disesuaikan dengan pola perletakan dan hubungan antar ruang yang
urut berdasarkan sequence proses kegiatan penghuninya.
Falling Water, Frank Lloyd Wright
· Bentuk suatu bangunan sangat bersifat kontekstualism dengan merespon kondisi alam, korelasi
alam, topografi dengan Arsitektur terwujud pada bentuk bangunan yang mengadopsi bentuk lokasi
tapak dari bangunan.
Penggunaan ornamen pada Arsitektur Minialis muncul kembali, namun bukan berupa bentuk-
bentuk rumit, tapi lebih sederhana dan sifatnya geometric. Penggunaan ornamen ini juga
lazimnya tidak dominan, namun hanya sebagai aksen pemanis saja. Penggunaan pengolahan
material pada bangunan juga lebih attraktif dan bervariasi. Walaupun bentuk ekspresi box
pada bentuk masih dominan, explorasi ke bentuk-bentuk lainnya seperti bentuk lengkung dan
bidang miring banyak diterapkan.
Karena menyikapi iklim tropis di Indonesia bentuk atap menyesuaikan dengan bentuk atap
pelana atau perisai/limasan dengan penutup atap genteng, ketimbang memilih bentuk atap
datar (cor beton). Akhirnya bisa dibilang Arsitektur Minimalis sekarang ini merupakan
Arsitektur Modern yang telah mengalami pengembangan desain sesuai dengan fungsi,
material dan konstruksi.
Rumah dengan gaya Arsitektur Modern didominasi eksterior jendela berukuran lebar dan
tinggi. Lis plang beton pada rumah modern didapati memanjang dengan kanopi yang
menjorok ke depan. Adapun untuk interior rumah dilengkapi dengan ornamen sederhana
dengan plafon bertingkat dan ruang kosong yang menambah kesan ruangan yang lebih luas.
Ruang-ruang pada Arsitektur Modern saling terhubung satu sama lain tanpa sekat pembatas.
Ruang-ruang hanya dibatasi oleh interior yang tidak permanen. Ruangan pun transparan,
menggunakan dinding kaca sebagai pembatas.
Bahan bangunan yang sering digunakan untuk Arsitektur Modern biasanya stainless steel
finishing polished, kaca berwarna (printed glass), alumunium anodized. Bahan-bahan yang
digunakan tersebut merupakan bahan yang mencirikan Arsitektr Modern di awal
berkembangnya gaya Arsitektur Modern di Indonesia.
Arsitektur (Modern) Minimalis.
Arsitektur Modern menawarkan keindahan yang asli dan bukan sekedar meniru. Gaya yang
dihadirkan sangat unik lain dari yang lain. Membangun rumah dengan gaya Arsitektur
Modern membutuhkan imajinasi yang luas. Imajinasi yang dituangkan dalam bangunan
Arsitektur Modern pun menjadi ciri khas tersendiri. Demikian beberapa ciri Arsitektur
Modern yang dengan mudah Anda temukan pada banyak bangunan rumah sekarang ini.
Semoga bermanfaat.