Anda di halaman 1dari 25

PRESENTASI

PERMUKIMAN PESISIR DAN KEPULAUAN


TINJAUAN LINGKUNGAN ALAM PESISIR DESA NELAYAN BAJOE

Oleh
Fikran Asman
D51115013

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
UNIVERSITAS HASANUDDIN

PENGERTIAN LINGKUNGAN ALAM


ATAU NATURE PESISIR
Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan
laut

ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering


maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-
sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan
perembesan air asin

sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang


masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang
terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air
tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan
manusia di darat seperti penggundulan hutan dan
pencemaran (Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001).
UNIVERSITAS HASANUDDIN

LOKASI DAN AWAL MULA


TERBENTUKNYA DESA NELAYAN
BAJOE
Terletak di kecamatan Tanete Riattang Timur,
kabupaten Bone Sulwesi Selatan.

Pada awalnya Suku bajo pada awalnya hidup diatas


bidok atau perahu diatas perairan dalam Teluk Bone
dan kemudian bergeser mendirikan rumak di perairan
dangkal. Namun pemerintah melakukan kebijakan
untuk membuat pelabuhan penyeberangan, sehingga
permukiman mereka harus dipindahkan kedaerah
pesisir pantai. Proses pergeseran tersebut akhirnya
membentuk permukiman nelayan desa ini. Kawasan
tersebut terus berkembang dengan pembangunan
pelabuhan pelayaran pada sekitar tahun 90-an dan
juga sebagai pusat industri perikanan. Pembangunan
pelabuhan tersebut banyak merubah kondisi kawasan
menjadi salah satu kawasan yang terus berkembang
hingga saat ini.
UNIVERSITAS HASANUDDIN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

KONDISI EKSISTING KEADAAN


KINGKUNGAN ALAM DESA NELAYAN
BAJOE
UNIVERSITAS HASANUDDIN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERMASALAHAN
Permasalahan umum daerah pesisir (buku ajar
permukiman pesisir oleh, Nurmaida Amri, ST., MT
& Dr. Ir. Idawarni, MT.)
“Banyaknya pemanfaatan dan berbagai aktifitas yang
terus berlangsung dampak negatif pun muncul.
Dampak-dampak utama saat ini berupa polusi, abrasi,
erosi dan sedimentasi, kerusakan kawasan pantai
seperti hilangnya mangrove, degradasi daya dukung
lingkungan dan kerusakan biota pantai/laut.”
UNIVERSITAS HASANUDDIN

POLUSI
Pengelolaan sampah yang buruk dan
kurangnya kesadaran masyrakat sekitar
menjadikan kawasan desa nelayan bajoe
menjadi tercemar. Sampah yang
dibiarkan menumpuk menimbulkan
berbagai jenis polusi. Polusi air, udara
dan tanah merupakan dampak dari
penumpukan sampah yang berlebihan.
UNIVERSITAS HASANUDDIN

Kawasan permukiman

Menurut Ardhana (1994), “Pencemaran Air adalah


pencemaran limbah menjadi anaerobik sehingga air
sungai busuk dan tidak sehat lagi bagi pertumbuhan
mickroorganisme flora dan fauna air itu, Lingkungan
Kawasan hutan bakau hidup yang demikian ini sudah rusak dan tidak layak
lagi bagi kebutuhan hidup kita.”
UNIVERSITAS HASANUDDIN

Menurut Wisnu Arya (1995:99) “Pencemaran


tanah adalah keadaan pada mana bahan kimia
buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan
tanah alami.”
UNIVERSITAS HASANUDDIN

Pengertian pencemaran udara menurut Wisnu Arya


adalah campuran dari berbagai macam gas yang tidak
tetap sehingga gas-gas tersebut mengganggu
kehidupan. Dalam hal ini udara juga adalah atmosfer
yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat
penting bagi mahluk hidup.

Bau tidak sedap di kawasan permukiman desa


nelayan bajoe menjadi indicator udara yang sudah
tercemar. Udara yang tidak nyaman lagi dihirup
menandakan udara sudah tercampur dengan polusi
yang dihasilkan oleh sampah disekitar permukiman
UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERUBAHAN LINGKUNGAN DAERAH PESISIR

- Kenaikan muka laut setiap tahun


- Air pasang dan surut ekstrim
- Abrasi
- sedimentasi
UNIVERSITAS HASANUDDIN

SOLUSI

Perencanaan Penataan pola


lansekap berdasar zonasi, pola
vegetasi dan pembuatan jalur
penyelamat kawasan pesisir
untuk mengantisipasi bencana
tsunami. (buku ajar permukiman pesisir
oleh, Nurmaida Amri, ST., MT & Dr. Ir.
Idawarni, MT.)
UNIVERSITAS HASANUDDIN

SOLUSI

Pembuatan bukit penyelamatan (Escape Hill) alami.


formasi escape hill bias dimanfaatkan untuk fasilitas
umum dan fasilitas sosial (taman kota, mesjid,
lapangan olah raga, jogging track, restoran see-view,
club house, gedung pertemuan nelayan, dan lain-lain)
(buku ajar permukiman pesisir oleh, Nurmaida Amri, ST., MT & Dr. Ir.
Idawarni, MT.)
UNIVERSITAS HASANUDDIN

SOLUSI

Pengadaan green belt atau sabuk hijau (pohon)


sebagai RTH dengan tujuan penghjiauan lingkungan
permukiman dan penghalau dampak gelombang
tsunami. (buku ajar permukiman pesisir oleh, Nurmaida Amri, ST.,
MT & Dr. Ir. Idawarni, MT.)
UNIVERSITAS HASANUDDIN

SOLUSI

Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah


sebagai berikut:
- merupakan tanaman lokal yang sudah teruji
ketahanan dan kesesuaiannya tehadap kondisi
pantai tersebut;
- sistem perakaran yang yang kuat sehingga
mampu mencegah abrasi pantai, tiupan angin dan
hempasan gelombang air pasang
- batang dan sistem percabangan yang kuat
- toleransi terhadap kondisi air payau
- tahan terhadap hama dan penyakit tanaman
- bakau merupakan tanaman yang khas sebagai
pelindung pantai.
UNIVERSITAS HASANUDDIN

SOLUSI

Pengelolaan sampah yang lebih baik dengan


pengadaan alat-alat yang dapat membantu
pengelolaan sampah. Juga kegiatan penyuluhan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
lingkungan dimana mereka hidup dan
pelestariaannya.
UNIVERSITAS HASANUDDIN

KESIMPULAN

Lingkungan pantai merupakan daerah yang selalu mengalami perubahan,


karena merupakan daerah pertemuan kekuatan yang berasal darat dan laut. Begitu
juga desa nelayan bajoe di Bone ini. Banyaknya pemanfaatan dan berbagai aktifitas
yang terus berlangsung dampak negatif pun muncul. Dampak-dampak utama saat
ini berupa polusi, abrasi, erosi dan sedimentasi, kerusakan kawasan pantai seperti
hilangnya mangrove, degradasi daya dukung lingkungan dan kerusakan biota
pantai/laut.
Untuk mengatasi kerusakan-kerusakan area pesisir yang diakibatkan oleh
manusi yang memberikan dampak kerusakan lingkungan maka diperlukan
pembagian zona-zona , seperti sempadan pantai, area penanaman mangrove, area
ruang terbuka dan pembuatan bukit-bukit sebagai bangunan break water.

Anda mungkin juga menyukai