Evaluasi Keperawatan Gadar - Rosi Nabilah Dara
Evaluasi Keperawatan Gadar - Rosi Nabilah Dara
Multiple Choice
1. A
2. A
3. B
4. A
5. A
6. D
7. D
8. D
9. B
10. A
Essay
1. Saat dilakukan pemeriksaan pasien terlihat tidur namun membuka mata saat diberi
rangsangan dengan suara keras, melakukan gerak menarik dari sumber rangsang dan
suaranya tidak mengandung arti. Penulisan GCS yang benar dari data diatas adalah
Pembahasan :
E : mata saat diberi rangsangan suara keras =2
M : Gerak menarik dari sumber rangsang =4
V : Suaranya tidak mengandung arti =3
Total GCS : 9
2. Seorang laki-laki 30 tahun dengan riwayat terjatuh dari ketinggian 10 meter dengan posisi
kaki terlebih dahulu. Saat pengkajian pasien dalam keadaan sadar namun mengeluh nyeri
dengan skala 4 (dari skala 1-5) di bagian tulang belakang, tanda-tanda vital stabil, namun ada
kelemahan dibagian ekstremitas bawah, pada saat pemeriksaan klien dalam kondisi supine.
Apakah teknik yang dilakukan mengetahui jejas yang ada? Bisa kita lakukan log roll terlebih
dahulu ,apabila kita mengalami kesulitan maka bisa dilakukan dengan 3 petugas
3. Seorang perempuan usia 58 tahun dirujuk ke UGD dengan riwayat luka bakar 1 jam yang
lalu, klien terjebak di gudang rumahnya yang terbakar. Pada pengkajian primary survey, air
way terdengar suara napas stridor/crowing, sesak berat (saturasi 02 kurang dari 92 %) .
Apakah tindakan yang dilakukan...? Lakukan airway Devinitif dengan memasang
nasopharingeal, bertujuan untuk membaskan jalan nafas, memberikan tambahan ventilasi.
Guna meningkatkan kadar oksigen pada pasien
4. Seorang lakilaki usia 17 tahun datang di UGD dengan riwayat kecelakaan kendaraan
bermotor pada saat pengkajian didapatkan nilai GCS 6 yang disertai dengan perdarahan
telinga hidung dan mulut, Apakah Intervensi mandiri yang dapat anda lakukan pada klien
tersebut?
Head up 30 dimaksudkan adalah posisi menaikkan kepala dari tempat tidur dengan sudut
sekitar 30 derajat dan posisi badan sejajar dengan kaki. Posisi head up 30 derajat memiliki
manfaat untuk menurunkan tekanan intrakranial pada pasien cedera kepala.
5. Seorang laki-laki berusia 22 tahun diantar ke UGD Karen jatuh dengan leher terbentur
benda tumpul, pasien tampak lemah kesakitan daerah leher terutama ketika digerakkan.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD : 90/60 mmHg, Frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi
nafas 25x/menit, hasil pemeriksaan penunjang rontgen pasien dinyatakan fraktur cervical
3-4 harus immobilisasi. Apakah tindakan yang tepat pada pasien diatas? Dipasangkan Neck
coklat dimana bertujuan untuk segera mengimobilisasikan daerah cervical agar dislokasi
tulang cervical dapat dicegah
6. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak napas akibat luka tusuk
pada dada kiri sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 15, nyeri dada kiri skala 6,
wajah pucat, deviasi trakea ke kanan, tekanan vena jugularis dextra meningkat,
pengembangan dada tidak simetris, perkusi thoraks sinistra hiperresonan, bunyi napas
pada dinding dada kiri menurun, dan suara jantung menjauh. TD 90/60 mmHg, frekuensi
nadi 120 x/mnt, frekuensi napas 32 x/mnt dan SpO2 90%. Terpasang Oksigen NRM 12
L/mnt. Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? Bisa dilakukan
needle dekompresi pada ICS 2
7. Seorang perempuan usia 48 tahun diantar keluarganya ke IGD dengan keluhan nyeri dada
sebelah kiri, sesak nafas dan keringat dingin. Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat
pertama kali? Kita cek primary dan secondary survey terlebih dahulu. Primary terdiri dari A :
Airway,B :Breathing,C : Circulation,D: Disability,E: Exposure,F: Folley Catheter,G: Gastric
tube,I : Imaging, H: Hearth monitor
Primary survey dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain (Gilbert., D’Souza.,
& Pletz, 2009) :
a) General Impressions
Memeriksa kondisi yang mengancam nyawa secara umum.
Menentukan keluhan utama atau mekanisme cedera
Menentukan status mental dan orientasi (waktu, tempat, orang)
b) Pengkajian Airway
Tindakan pertama kali yang harus dilakukan adalah memeriksa responsivitas pasien
dengan mengajak pasien berbicara untuk memastikan ada atau tidaknya sumbatan jalan
nafas. Seorang pasien yang dapat berbicara dengan jelas maka jalan nafas pasien terbuka
(Thygerson, 2011). Pasien yang tidak sadar mungkin memerlukan bantuan airway dan
ventilasi. Tulang belakang leher harus dilindungi selama intubasi endotrakeal jika
dicurigai terjadi cedera pada kepala, leher atau dada. Obstruksi jalan nafas paling sering
disebabkan oleh obstruksi lidah pada kondisi pasien tidak sadar (Wilkinson & Skinner,
2000).
Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian airway pada pasien antara lain :
Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat berbicara atau bernafas
dengan bebas?
Tanda-tanda terjadinya obstruksi jalan nafas pada pasien antara lain:
Adanya snoring atau gurgling
Stridor atau suara napas tidak normal
Agitasi (hipoksia)
Penggunaan otot bantu pernafasan / paradoxical chest movements
Sianosis
Look dan listen bukti adanya masalah pada saluran napas bagian atas dan potensial
penyebab obstruksi :
Muntahan
Perdarahan
Gigi lepas atau hilang
Gigi palsu
Trauma wajah
Jika terjadi obstruksi jalan nafas, maka pastikan jalan nafas pasien terbuka.
Lindungi tulang belakang dari gerakan yang tidak perlu pada pasien yang berisiko
untuk mengalami cedera tulang belakang.
Gunakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas pasien sesuai indikasi:
Chin lift/jaw thrust
Lakukan suction (jika tersedia)
Oropharyngeal airway/nasopharyngeal airway, Laryngeal Mask Airway
Lakukan intubasi
d) Pengkajian Circulation
Shock didefinisikan sebagai tidak adekuatnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan.
Hipovolemia adalah penyebab syok paling umum pada trauma. Diagnosis shock
didasarkan pada temuan klinis: hipotensi, takikardia, takipnea, hipotermia, pucat,
ekstremitas dingin, penurunan capillary refill, dan penurunan produksi urin. Oleh karena
itu, dengan adanya tanda-tanda hipotensi merupakan salah satu alasan yang cukup aman
untuk mengasumsikan telah terjadi perdarahan dan langsung mengarahkan tim untuk
melakukan upaya menghentikan pendarahan. Penyebab lain yang mungkin membutuhkan
perhatian segera adalah: tension pneumothorax, cardiac tamponade, cardiac, spinal
shock dan anaphylaxis. Semua perdarahan eksternal yang nyata harus diidentifikasi
melalui paparan pada pasien secara memadai dan dikelola dengan baik (Wilkinson &
Skinner, 2000)..
Langkah-langkah dalam pengkajian terhadap status sirkulasi pasien, antara lain :
Cek nadi dan mulai lakukan CPR jika diperlukan.
CPR harus terus dilakukan sampai defibrilasi siap untuk digunakan.
Kontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan pemberian penekanan
secara langsung.
Palpasi nadi radial jika diperlukan:
Menentukan ada atau tidaknya
Menilai kualitas secara umum (kuat/lemah)
Identifikasi rate (lambat, normal, atau cepat)
Regularity
Kaji kulit untuk melihat adanya tanda-tanda hipoperfusi atau hipoksia (capillary
refill).
Lakukan treatment terhadap hipoperfusi
e) Pengkajian Level of Consciousness dan Disabilities
Pada primary survey, disability dikaji dengan menggunakan skala AVPU :
A - alert, yaitu merespon suara dengan tepat, misalnya mematuhi perintah yang
diberikan
V - vocalises, mungkin tidak sesuai atau mengeluarkan suara yang tidak bisa
dimengerti
P - responds to pain only (harus dinilai semua keempat tungkai jika ekstremitas
awal yang digunakan untuk mengkaji gagal untuk merespon)
U - unresponsive to pain, jika pasien tidak merespon baik stimulus nyeri
maupun stimulus verbal.
f) Expose, Examine dan Evaluate
Menanggalkan pakaian pasien dan memeriksa cedera pada pasien. Jika pasien diduga
memiliki cedera leher atau tulang belakang, imobilisasi in-line penting untuk dilakukan.
Lakukan log roll ketika melakukan pemeriksaan pada punggung pasien. Yang perlu
diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan pada pasien adalah mengekspos pasien hanya
selama pemeriksaan eksternal. Setelah semua pemeriksaan telah selesai dilakukan, tutup
pasien dengan selimut hangat dan jaga privasi pasien, kecuali jika diperlukan pemeriksaan
ulang (Thygerson, 2011).
Dalam situasi yang diduga telah terjadi mekanisme trauma yang mengancam jiwa,
maka Rapid Trauma Assessment harus segera dilakukan:
Lakukan pemeriksaan kepala, leher, dan ekstremitas pada pasien
Perlakukan setiap temuan luka baru yang dapat mengancam nyawa pasien luka
dan mulai melakukan transportasi pada pasien yang berpotensi tidak stabil atau
kritis. (Gilbert., D’Souza., & Pletz, 2009)
Alur Primary Survey pada Pasien Medical Dewasa (Pre-Hospital Emergency Care
Council, 2012) :
Alur Primary Survey pada Pasien Trauma Dewasa (Pre-Hospital Emergency Care
Council, 2012) :
A. Reassessment
Komponen Pertimbangan
Airway Pastikan bahwa peralatan airway : Oro
Pharyngeal Airway, Laryngeal Mask Airway ,
maupun Endotracheal Tube (salah satu dari
peralatan airway) tetap efektif untuk
menjamin kelancaran jalan napas.
Pertimbangkan penggunaaan peralatan
dengan manfaat yang optimal dengan risiko
yang minimal.
Survey sekunder merupakan pemeriksaan secara lengkap yang dilakukan secara head
to toe, dari depan hingga belakang. Secondary survey hanya dilakukan setelah kondisi pasien
mulai stabil, dalam artian tidak mengalami syok atau tanda-tanda syok telah mulai membaik.
1. Anamnesis
Pemeriksaan data subyektif didapatkan dari anamnesis riwayat pasien yang merupakan
bagian penting dari pengkajian pasien. Riwayat pasien meliputi keluhan utama, riwayat
masalah kesehatan sekarang, riwayat medis, riwayat keluarga, sosial, dan sistem.
Pengkajian riwayat pasien secara optimal harus diperoleh langsung dari pasien, jika
berkaitan dengan bahasa, budaya, usia, dan cacat atau kondisi pasien yang terganggu,
konsultasikan dengan anggota keluarga, orang terdekat, atau orang yang pertama kali
melihat kejadian. Anamnesis yang dilakukan harus lengkap karena akan memberikan
a. Tabrakan frontal seorang pengemudi mobil tanpa sabuk pengaman: cedera wajah,
b. Jatuh dari pohon setinggi 6 meter perdarahan intra-kranial, fraktur servikal atau
Anamnesis juga harus meliputi riwayat AMPLE yang bisa didapat dari pasien dan
keluarga:
P : Pertinent medical history (riwayat medis pasien seperti penyakit yang pernah
jam sebelum kejadian, selain itu juga periode menstruasi termasuk dalam
komponen ini)
Ada beberapa cara lain untuk mengkaji riwayat pasien yang disesuaikan dengan kondisi
pasien. Pada pasien dengan kecenderungan konsumsi alkohol, dapat digunakan beberapa
E. have you ever had a drink first think in the morning to steady your nerver or get
konsumsi alkohol.
Pada kasus kekerasan dalam rumah tangga akronim HITS dapat digunakan dalam proses
pengkajian. Beberapa pertanyaan yang diajukan antara lain : “dalam setahun terakhir ini
Akronim PQRST ini digunakan untuk mengkaji keluhan nyeri pada pasien yang meliputi
Provokes/palliates : apa yang menyebabkan nyeri? Apa yang membuat nyerinya
lebih baik? apa yang menyebabkan nyerinya lebih buruk? apa yang anda lakukan
saat nyeri? apakah rasa nyeri itu membuat anda terbangun saat tidur?
ditekan, ditusuk tusuk, rasa terbakar, kram, kolik, diremas? (biarkan pasien
Severity : seberapa parah nyerinya? Dari rentang skala 0-10 dengan 0 tidak ada
Time : kapan nyeri itu timbul?, apakah onsetnya cepat atau lambat? Berapa lama
nyeri itu timbul? Apakah terus menerus atau hilang timbul?apakah pernah
atau berbeda?
tanda vital. Tanda tanda vital meliputi suhu, nadi, frekuensi nafas, saturasi oksigen,
Berikut ini adalah ringkasan tanda-tanda vital untuk pasien dewasa menurut2
Komponen Nilai normal Keterangan
Suhu 36,5-37,5 Dapat di ukur melalui oral, aksila, dan
rectal. Untuk mengukur suhu inti
menggunakan kateter arteri pulmonal,
kateter urin, esophageal probe, atau
monitor tekanan intracranial dengan
pengukur suhu. Suhu dipengaruhi oleh
aktivitas, pengaruh lingkungan, kondisi
penyakit, infeksi dan injury.
Nadi 60-100x/menit Dalam pemeriksaan nadi perlu dievaluais
irama jantung, frekuensi, kualitas dan
kesamaan.
Respirasi 12-20x/menit Evaluasi dari repirasi meliputi frekuensi,
auskultasi suara nafas, dan inspeksi dari
usaha bernafas. Tada dari peningkatan
usah abernafas adalah adanya pernafasan
cuping hidung, retraksi interkostal, tidak
mampu mengucapkan 1 kalimat penuh.
Saturasi oksigen >95% Saturasi oksigen di monitor melalui
oksimetri nadi, dan hal ini penting bagi
pasien dengan gangguan respirasi,
penurunan kesadaran, penyakit serius dan
tanda vital yang abnormal. Pengukurna
dapat dilakukan di jari tangan atau kaki.
Tekanan darah 120/80mmHg Tekana darah mewakili dari gambaran
kontraktilitas jantung, frekuensi jantung,
volume sirkulasi, dan tahanan vaskuler
perifer. Tekanan sistolik menunjukkan
cardiac output, seberapa besar dan
seberapa kuat darah itu dipompakan.
Tekanan diastolic menunjukkan fungsi
tahanan vaskuler perifer.
Berat badan Berat badan penting diketahui di UGD
karena berhubungan dengan keakuratan
dosis atau ukuran. Misalnya dalam
pemberian antikoagulan, vasopressor, dan
medikasi lain yang tergantung dengan
berat badan.
Pemeriksaan fisik
8. Diagnosa keperawatan kategori fisik yang sering muncul di area gawat darurat adalah...
SUB KATEGORI : - Respirasi
- Sirkulasi
- Nutrisi&cairan