Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi adalah suatu profesi kesehatan yang berhubungan dengan pembuatan
dan distribusi dari produk yang berkhasiat obat, ini meliputi seni dan ilmu
pengetahuan dari sumber alam atau sintetik menjadi material atau produk yang cocok
dipakai untuk mencegah, dan mendiagnosa penyakit. Dalam farmasi juga
mempelajari berbagai ilmu terapan, diantaranya adalah matematika, fisika, biologi,
kimia, dan masih banyak cabang ilmu lainnya. Salah satu Ilmu penting dalam farmasi
yaitu fitokimia.
Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari berbagai senyawa organik yang
dibentuk dan disimpan oleh tumbuhan, yaitu tentang struktur kimia, biosintetis,
perubahan dan metabolisme, penyebaran secara alami dan fungsi biologis dari
senyawa organik. Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari kandungan kimia dari
bahan alam yang mempunyai khasiat obat. Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien,
dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber
tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan yang terkandung dalam simplisia.
Simplisia merupakan bahan obat dari bahan alam yang belum mengalami
pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan tanaman yang sengaja dibudidayakan karena telah diketahui sebagai
bahan dasar dalam pengobatan baik secara empiris maupun yang telah dibuktikan
khasiatnya dengan penelitian ilmiah. Dalam pengambilan senyawa dalam simplisia
dapat dilakukan dengan berbagai teknik yaitu ekstraksi.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan
menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan
kandungan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan ataupun hewan dengan
menggunakan penyari tertentu. Senyawa kimia di alam umumnya terdapat dalam
bentuk campuran, oleh sebab itu diperlukan suatu proses pemisahan. Salah satu
metode pemisahan yang dapat digunakan adalah fraksinasi.
Fraksinasi merupakan suatu metode pemisahan senyawa dari golongan utama
kandungan senyawa lain berdasarkan kepolarannya. Proses pemisahan dapat
dilakukan menggunakan teknik yang beragam seperti ekstraksi cair-cair dan
kromatografi (KLT, KCKT, KKG, dan KCV). Kromatografi cair vakum (KCV)
adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk memisahkan katekin dari
gambir dimana kepolaran fase gerak sangat menentukan hasil pemisahan yang
diperoleh.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip kerja dari fraksinasi?
2. Bagaimana cara pemisahan dengan menggunakan metode Kromatografi cair
vakum?
1.3 Tujuan Percobaan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dari fraksinasi
2. Agar mahasiswa memahami cara-cara pemisahan dengan metode kromatigrafi
cair vakum
1.4 Manfaat Percobaan
1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dari fraksinasi
2. Mahasiswa dapat melakukan pemisahan dengan metode Kromatografi cair
vakum
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Prinsip fraksinasi suatu metode pemisahan senyawa dari golongan utama
kandungan senyawa lain berdasarkan kepolarannya. Senyawa yang memiliki sifat non
polar akan larut dalam pelarut non polar, yang semi polar akan larut dalam pelarut
semi polar dan yang bersifat polar akan larut dalam pelarut polar. Dengan Pelarut
yang umumnya dipakai untuk fraksinasi adalah etil asetat, metanol, dan n-heksana.
N-heksana digunakan untuk menarik lemak dari senyawa nonpolar. Etil asetat
digunakan untuk menarik senyawa semipolar. Sedangkan metanol digunakan untuk
menarik senyawa polar. Senyawa-senyawa yang bersifat polar akan larut dalam
pelarut polar, dan sebaliknya.
2. Kromatografi cair vakum (KCV) adalah salah satu metode yang dapat
digunakan untuk memisahkan katekin dari gambir dimana kepolaran fase gerak
sangat menentukan hasil pemisahan yang diperoleh, dimana cara pemisahannya
adalah menggunakan silika gel sebagai fase diam dan perbandingan pelarut sebagai
eluen serta dibantu oleh pompa vakum.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Kepada Jurusan
Agar kiranya dari pihak jurusan dapat meningkatkan fasilitas-fasilitas yang
ada pada laboratorium yang digunakan dalam praktikum.
5.2.3 saran kepada laboratorium
Agar kiranya dapat meningkatkan kelengkapan alat-alat yang ada dalam
laboratorium. Agar para praktikan dapat lebih mudah, cepat dan lancer dalam
melakukan suatu percobaan atau penelitian.
5.2.3 Saran Kepada Asisten
Kami mengkarapkan agar kiranya dapat terjadi kerja sama yang lebih baik
lagi antar asisten dan praktikan saat berada di dalam laboratorium maupun diluar
laboratorium. Sebab, kerjasama yang baik akan lebih mempermudah proses
penyaluran pengetahuan dari asisten kepada praktikan.
5.2.4 Saran Kepada Praktikan
Kami berharap agar kiranya kepada sesama praktikan dapat menyimak dengan
baik saat asisten memberikan arahan agar mempermudah kita menyelesaikan praktik
tersebut

Anda mungkin juga menyukai