Anda di halaman 1dari 1

HADITS KE - 9 Perbedaan antara larangan dan kewajiban adalah larangan itu bisa dihindari secara

KITAB ARBAIN NAWAWI mutlak hanya dengan diam saja. Sementara perintah itu membutuhkan usaha, dan tidak
َّ َ ُ َّ َ
‫ ََا‬: ‫هللا َعل ْي ِه ََ َسل ََ ًَ ُُ ْو ُل‬ ‫هللا صلى‬ َ ُ َ َ ‫هللا َع ْن ُه َق‬
ِ ‫ س ِم ْعت َر ُس ْول‬: ‫ال‬
ُ ‫ص ْخز َرض َي‬
ِ ٍ
َ ‫الز ْح َمن ْبن‬ َّ ‫َع ْن َأبي ُه َزْي َز َة َع ْب ِد‬ semua orang mampu melakukan usaha itu.
ِ ِ ِ
َْ‫ َفئ َّن َما َأ ْه َل َك َّال ِذ ًْ َن ََ ْن َق ْب َل ُك َْ َك ْث َر ُة ََ َسا ِئ ِله‬،َْ ‫اس َت َط ْع ُت‬
ْ ‫ ََ ََا َأ ََ ْزُت ُك َْ به َف ْأ ُتوا َ ْن ُه ََا‬،‫اج َتن ُب ْو ُه‬
ِِ ِ
ْ ‫َن َه ْي ُت ُك َْ َع ْن ُه َف‬ Salah satu kesalahan ummat terdahulu adalah terlalu sering membantah atau
ِ ِ ِ bertanya tentang wahyu yang disampaikan oleh nabi mereka dan berselisih pendapat
َ َ َ َُ ْ
َ‫ رَاه البخ ِاري ََس ِل‬. َ‫ََاخ ِتالف ُه َْ َعلى أ ْن ِبي ِائ ِه‬
ْ ُ َ ُّ ُ ُ َ َ ْ َ dengan nabi yang pada akhirnya malah membebani mereka sendiri. Contohnya adalah
Asbabul wurud hadits: peristiwa dalam surat al-Baqoroh ayat 67-73
Ketika Nabi menyampaikan khutbah tentang kewajiban Haji, ada seorang sahabat Ada 3 macam pertanyaan:
bernama Al-Aqra’ bin Habis yang bertanya “Wahai Rasulullah, apakah haji tersebut setiap 1. Bertanya karena ingin tahu supaya bisa mengamalkan
tahun?” Beliau pun terdiam, sampai orang tadi bertanya sebanyak tiga kali. Lalu Nabi 2. Bertanya bukan untuk tahu, karena memang dia sudah tahu tapi bertujuan agar
menjawab: oarng lain bisa tahu
“Seandainya aku mengatakan iya (tiap tahun), tentu jadi wajiblah (tiap tahun untuk 3. Bertanya agar bisa berdebat dengan narasumber dan ini yang dimaksud dalam
berangkat haji) dan sungguh seperti itu kalian tentu tidak sanggup. Tinggalkanlah hadits.
Dalil terkait
aku pada apa yang aku tinggalkan bagi kalian. Ingatlah, sungguh binasanya orang- َ ْ َ َ َّ ُ َّ َ
orang sebelum kalian. Mereka binasa karena banyak bertanya dan karena َْ ‫اس َتط ْع ُت‬ ‫فاتُوا َّللا َا‬
menyelisihi perintah para nabi mereka. Jika aku memerintahkan sesuatu, maka Bertakwalah pada Allah semampu kalian (At taghobun: 16)
َّ َ ُ َّ ُ ّ َ ُ َ
‫َّللا ن ْف ًسا ِإَل َُ ْس َع َها‬
kerjakanlah semampu kalian dan jika aku melarang pada sesuatu, maka
tinggalkanlah. ‫َل ًك ِلف‬
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
Penjelasan Hadits: (QS. Al-Baqarah: 286)
Kita diwajibkan untuk menjauhi larangan secara total, tanpa ada pengecualian ُ ‫ًن َآَ ُنوا ََل َت ْس َأ ُلوا َع ْن َأ ْش َي َاء إ ْن ُت ْب َد َل ُك َْ َت ُس ْؤ ُك َْ ََإ ْن َت ْس َأ ُلوا َع ْن َها ح َين ًُ َن َّز ُل ْال ُُ ْز‬
ُ َّ ‫آن ُت ْب َد َل ُك َْ َع َفا‬
‫َّللا‬ َ ‫ًَا َأ ُّي َها َّالذ‬
ِ ِ ِ ِ
karena dikatakan taat adalah dengan menajuhi seluruh larangan sedangkan menjalankan َ ُ َ ُ َّ َ َ ْ َ
perintah baik wajib atau sunnah adalah menjalankan sekuat/semampunya saja tidak sampai َ‫عنها ۗ ََّللا غفور ح ِلي‬
memaksakan diri. Seperti ketika menjalankan sholat, jika tidak mampu berdiri boleh diganti Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada
duduk, tidak bisa duduk boleh dengan tidur miring dst. Atau jika tidak bisa wudhu bisa Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu
dengan tayammum. dan jika kamu menanyakan di waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan
Dari hadits ini muncul beberapa kaidah dalam hukum islam: diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyantun (Al Maidah: 101)
1. Dalam sebuah perintah, selama tidak ada perintah yang berulang maka dilakukan 1
kali sudah cukup. Contoh: haji cukup sekali karena tidak ada perintah berulangkali
ً ‫ «إن أعظَ املسلمين‬:‫عن سعد بن أبي َقاص أن النبي ملسو هيلع هللا ىلص قال‬
‫ فحزم َن‬،‫جزَا َن سأل عن ش يء لَ ًحزم‬
2. Ketika keadaan darurat/tidak memungkinkan, maka hal yang dilarang bisa
»‫أجل َسألته‬
dimaafkan. Contoh: memakan bangkai karena kelaparan/paceklik
3. Kesulitan menarik pada kemudahan. Contoh: tidak puasa bagi orang sakit Sesungguhnya (seseorang dari) kaum Muslim yang paling besar dosanya
4. Jika tidak bisa melakukan keseluruhan tetap harus melakukan sebagian. Contoh: adalah yang bertanya tentang sesuatu yang tidak diharamkan, lantas hal
tidak bisa sholat berdiri bisa dengan duduk tersebut diharamkan karena pertanyaannya.. (HR. Muslim)
5. Menjauhi larangan lebih utama/didahulukan daripada menjalankan ibadah. Contoh:
menggeser/memukul orang lain saat rebutan mencium hajar aswad
6. Menolak kerusakan lebih didahulukan daripada menarik kemaslahatan. Contoh:
tidak menjual senjata kepada orang khawatir akan digunakan untuk kejahatan

Anda mungkin juga menyukai