Anda di halaman 1dari 10

Nama Anggota : 1.

Nizar Nur W (Teknik Perminyakan) / 221910801054


2. Naswa Putri P (Teknologi Industri Pertanian) / 231710301052
3. Afifah Nur F (Teknologi Industri Pertanian) / 231710301055
4. Tyo Novan P (Teknik Konstruksi Perkapalan) / 231910701026
5. Ibra Abi D (Teknik Konstruksi Perkapalan) / 231910701046

1. Pengertian Filsafat Berdasarkan Watak dan Fungsinya


Filsafat adalah disiplin ilmu yang kompleks yang memiliki beberapa aspek penting dalam
pengertian, watak, dan fungsinya:
1. Pengertian Filsafat: Filsafat dapat dijelaskan sebagai usaha pemikiran manusia untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi, pengetahuan, moralitas, dan
makna hidup. Ini melibatkan refleksi mendalam, analisis kritis, dan pertimbangan filosofis
terhadap berbagai aspek kehidupan dan realitas.
2. Watak Filsafat:
- Reflektif: Filsafat memiliki watak reflektif, yang berarti ia mendorong individu untuk
merenung dan mempertanyakan asumsi-asumsi dasar, keyakinan, dan nilai-nilai yang
mendasari pandangan dunia mereka.
- Kritis: Watak kritis filsafat memungkinkan filsuf untuk menguji argumen, konsep, dan
keyakinan dengan cara yang sistematis. Ini mempromosikan pemikiran yang jernih dan
terbuka terhadap pemahaman yang lebih baik.
- Abstrak: Filsafat seringkali berurusan dengan konsep-konsep abstrak seperti keadilan,
kebenaran, kebebasan, dan eksistensi. Ini membedakan filsafat dari ilmu sosial atau alam
yang lebih berfokus pada fenomena konkret.
3. Fungsi Filsafat:
- Fungsi Konseptual: Filsafat memiliki fungsi dalam mengembangkan dan merinci konsep-
konsep abstrak. Misalnya, filsafat dapat membahas apa arti keadilan, bagaimana kita
mengukurnya, dan bagaimana itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Fungsi Normatif: Filsafat juga memiliki fungsi normatif dengan mempertanyakan apa
yang benar dan salah, baik dan buruk, dan mengejar pemahaman mendalam tentang etika dan
moralitas.
- Fungsi Kritis: Salah satu fungsi utama filsafat adalah memberikan kerangka kerja kritis
untuk mengevaluasi argumen dan keyakinan. Ini membantu dalam menghindari pemikiran
dogmatis dan tidak kritis.
- Fungsi Integratif: Filsafat juga berperan dalam mengintegrasikan berbagai bidang ilmu
dan pengetahuan dengan mempertanyakan hubungan antara aspek-aspek berbeda dalam
pemahaman dunia.
Jadi, filsafat merupakan disiplin ilmu yang memungkinkan manusia untuk merenung,
menganalisis secara kritis, dan menjelajahi pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang
kehidupan dan realitas dengan menggunakan pemikiran rasional, konsep abstrak, dan
pemahaman moral. Fungsinya adalah membantu manusia memahami dunia dan pandangan
dunia mereka dengan lebih baik, serta mendorong pemikiran kritis dan
refleksi yang mendalam.
2. Jelaskan mengapa Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat!
Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat karena merupakan kumpulan prinsip-prinsip
filosofis yang menjadi dasar atau panduan bagi negara Indonesia. Berikut beberapa alasan
mengapa Pancasila dapat dianggap sebagai sistem filsafat:
1. Dasar Ideologis: Pancasila adalah ideologi dasar negara Indonesia. Sebagai ideologi, ia
memberikan kerangka kerja filosofis yang mendasari pembentukan negara dan pemerintahan.
Ini mencakup nilai-nilai, norma-norma, dan keyakinan-keyakinan mendasar tentang
bagaimana negara seharusnya dijalankan dan apa yang dikejar dalam pembangunan nasional.
2. Konsep-Konsep Filosofis: Pancasila terdiri dari lima sila (nilai), yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Setiap sila mencerminkan konsep-konsep filosofis
yang mendalam, seperti keadilan, persatuan, dan kemanusiaan.
3. Pedoman Etika: Pancasila mengandung nilai-nilai etika yang menjadi landasan moral bagi
negara dan masyarakat Indonesia. Misalnya, sila pertama yang mengakui Ketuhanan Yang
Maha Esa mewakili nilai-nilai religius dan etika yang penting dalam kehidupan masyarakat.
4. Panduan untuk Pembangunan Sosial: Pancasila tidak hanya menjadi dasar filosofis, tetapi
juga digunakan sebagai panduan untuk pembangunan sosial dan politik. Ini mencakup
prinsip-prinsip seperti keadilan sosial dan demokrasi yang diimplementasikan dalam undang-
undang dan kebijakan negara.
5. Pemersatu Bangsa: Pancasila berperan sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang beragam
budaya, agama, dan latar belakang. Ia menciptakan kesepakatan bersama tentang nilai-nilai
dasar yang harus dijunjung tinggi oleh seluruh warga negara, sehingga menguatkan persatuan
dan kesatuan.
Dengan demikian, Pancasila bukan hanya sekadar sebuah sistem politik atau ideologi negara,
tetapi juga memiliki dimensi filosofis yang kuat. Ia mencerminkan nilai-nilai, prinsip-prinsip,
dan keyakinan-keyakinan yang menjadi landasan filosofis bagi negara Indonesia dalam
mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Jelaskan mengapa Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat!
Manusia memerlukan filsafat karena filsafat memainkan peran penting dalam
pengembangan pemikiran, pemahaman, dan pandangan dunia mereka. Berikut beberapa
alasan mengapa manusia memerlukan filsafat:
1. Mencari Makna dan Tujuan Hidup: Filsafat membantu manusia menjawab pertanyaan
mendasar tentang makna dan tujuan hidup. Melalui pemikiran filosofis, individu dapat
merenung tentang eksistensi mereka, nilai-nilai yang mereka anut, dan bagaimana mereka
ingin menjalani hidup mereka.
2. Pemikiran Kritis: Filsafat mendorong pemikiran kritis. Dengan mempertanyakan
keyakinan, argumen, dan asumsi-asumsi, manusia dapat mengembangkan pemikiran yang
lebih jernih dan lebih baik dalam menghadapi masalah kompleks dalam kehidupan.
3. Etika dan Moralitas: Filsafat membahas masalah etika dan moralitas, membantu individu
memahami prinsip-prinsip moral yang mendasari tindakan mereka. Ini membantu dalam
membuat keputusan etis dan memahami konsekuensi moral dari tindakan-tindakan tertentu.
4. Mengatasi Konflik Ideologis: Filsafat dapat membantu mengatasi konflik ideologis dan
perbedaan pandangan dengan memberikan kerangka kerja untuk diskusi dan debat yang lebih
mendalam dan konstruktif.
5. Pandangan Dunia yang Konsisten: Filsafat membantu manusia membangun pandangan
dunia yang konsisten dan terpadu. Ini membantu menghindari kontradiksi dalam pemikiran
dan keyakinan mereka.
6. Pemahaman Terhadap Masyarakat dan Politik: Filsafat membantu individu memahami
struktur masyarakat, sistem politik, dan hak asasi manusia. Hal ini membantu dalam
partisipasi aktif dalam proses sosial dan politik.
7. Pengembangan Kemampuan Berpikir Abstrak: Melalui pemikiran filosofis, manusia
mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan analitis, yang berguna dalam berbagai
aspek kehidupan, termasuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
8. Penggalian Pengetahuan: Filsafat juga mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan
epistemologis tentang sumber pengetahuan dan hakikat pengetahuan itu sendiri. Ini
membantu dalam memahami bagaimana kita tahu apa yang kita tahu.
9. Kehidupan yang Lebih Bermakna: Filsafat dapat memberikan dimensi tambahan pada
kehidupan dengan mendalami pertanyaan-pertanyaan eksistensial, seperti kematian,
kebebasan, dan cinta. Ini dapat membantu individu mencapai pemahaman yang lebih dalam
tentang diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka.
Jadi, filsafat memberikan alat untuk merenung, menganalisis, dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang mendasar tentang eksistensi dan kehidupan manusia. Ini tidak hanya
meningkatkan pemahaman individu tetapi juga membantu dalam mengambil keputusan yang
lebih baik dan hidup dengan lebih bermakna.
4. Jelaskan faedah filsafat!
Filsafat memiliki berbagai faedah atau manfaat yang dapat membantu individu dan
masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa faedah penting dari
filsafat:
1. Pemikiran Kritis: Filsafat mengembangkan kemampuan pemikiran kritis individu. Ini
membantu dalam mengevaluasi argumen, ide, dan keyakinan dengan lebih baik, sehingga
menghasilkan pemikiran yang lebih jernih dan terinformasi.
2. Pengetahuan yang Mendalam: Filsafat membantu dalam pengejaran pengetahuan yang
mendalam tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk etika, politik, epistemologi, dan
eksistensi manusia.
3. Pandangan Dunia yang Terbuka: Studi filsafat dapat membuka pikiran individu terhadap
berbagai pandangan dunia dan pemikiran yang beragam. Ini membantu dalam memahami
keragaman budaya dan pandangan yang berbeda.
4. Kemampuan Berargumentasi: Filsafat mengasah kemampuan individu dalam menyusun
dan menyajikan argumen yang kuat. Ini berguna dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk
dalam berdiskusi, debat, atau pembuatan keputusan.
5. Pemecahan Masalah: Filsafat membantu dalam pengembangan kemampuan pemecahan
masalah. Ini karena filsafat sering kali melibatkan analisis mendalam terhadap masalah-
masalah kompleks.
6. Etika dan Moralitas: Filsafat membantu individu memahami prinsip-prinsip etika dan
moralitas yang mendasari tindakan mereka. Ini dapat membimbing keputusan-keputusan
moral yang lebih baik.
7. Kemampuan Berpikir Abstrak: Studi filsafat mengembangkan kemampuan berpikir
abstrak, yang berguna dalam berbagai disiplin ilmu dan dalam pemecahan masalah yang
kompleks.
8. Pemahaman Terhadap Sejarah dan Kebudayaan: Filsafat membantu individu memahami
sejarah pemikiran manusia dan pengaruhnya terhadap perkembangan budaya dan masyarakat.
9. Pengembangan Identitas dan Nilai Pribadi: Filsafat dapat membantu individu
mengembangkan nilai-nilai pribadi mereka dan mendapatkan pemahaman yang lebih
mendalam tentang diri mereka sendiri.
10. Kontribusi terhadap Kemajuan Sosial: Pemikiran filosofis telah berperan dalam
perubahan sosial yang signifikan, seperti gerakan hak sipil, perubahan politik, dan
pembaharuan etika. Filsafat dapat menjadi motor perubahan sosial positif.
11. Kesadaran Lingkungan: Beberapa aliran filsafat juga telah memberikan kontribusi dalam
kesadaran lingkungan dan perdebatan tentang etika lingkungan.
Filsafat, dalam banyak hal, membantu individu menjadi pemikir yang lebih baik dan lebih
sadar akan dunia di sekitar mereka. Ini juga memiliki dampak positif dalam mendorong
perubahan sosial, mempromosikan nilai-nilai etis, dan menciptakan masyarakat
yang lebih baik.
5. Jelaskan aspek filsofis Pancasila sebagai dasar negara!
Pancasila, sebagai dasar negara Republik Indonesia, memiliki berbagai aspek filosofis
yang mendasari panduan nilai dan prinsip-prinsip yang mengatur negara tersebut. Beberapa
aspek filosofis utama Pancasila meliputi:
1. Aspek Ketuhanan Yang Maha Esa: Sila pertama Pancasila adalah "Ketuhanan Yang Maha
Esa." Ini mencerminkan aspek filosofis yang fundamental dalam pengakuan akan keberadaan
Tuhan atau kekuatan transenden sebagai sumber nilai-nilai dan moralitas. Ini menekankan
pentingnya moralitas dan etika yang berasal dari kepercayaan pada Tuhan.
2. Aspek Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Sila kedua, "Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab," mencerminkan aspek filosofis dalam mengakui martabat manusia. Ini menekankan
pentingnya perlakuan yang adil terhadap semua individu tanpa memandang latar belakang
agama, ras, atau budaya mereka. Ini juga mengandung nilai-nilai etika dan moralitas dalam
hubungan antarmanusia.
3. Aspek Persatuan Indonesia: Sila ketiga, "Persatuan Indonesia," mencerminkan aspek
filosofis dalam mengutamakan persatuan dan kesatuan sebagai fondasi negara. Ini
menegaskan pentingnya keragaman budaya dan agama yang ada di Indonesia, sambil tetap
menjaga kesatuan sebagai satu bangsa.
4. Aspek Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan: Sila keempat menekankan aspek filosofis dalam sistem
demokrasi. Ini mencerminkan keyakinan akan kebijaksanaan rakyat sebagai pemimpin negara
melalui proses perwakilan dan permusyawaratan. Ini mencerminkan pandangan bahwa
kebijaksanaan kolektif lebih baik daripada otoritas tunggal.
5. Aspek Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Sila kelima, "Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia," mencerminkan aspek filosofis dalam mengupayakan distribusi
yang adil dari sumber daya dan manfaat ekonomi. Ini menekankan pentingnya keadilan sosial
sebagai nilai filosofis yang mendasari sistem ekonomi dan sosial negara.
Selain itu, Pancasila juga mencerminkan filosofi nasionalisme Indonesia, yang
mempromosikan identitas nasional dan persatuan dalam keragaman. Pancasila memadukan
nilai-nilai filosofis dengan tujuan menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Jadi, aspek filosofis Pancasila yang melibatkan nilai-nilai moral, etika, persatuan, demokrasi,
dan keadilan sosial membentuk dasar yang kuat untuk sistem nilai dan prinsip-prinsip yang
mengatur negara Indonesia. Ini memainkan peran penting dalam pembentukan identitas
nasional Indonesia dan dalam mengarahkan kebijakan dan tindakan pemerintah.
6. Jelaskan Kajian Pancasila sebagai Sistem Filsafat Genetivus Objectivus dan
Genetivus Subjectivus!
Filsafat pancasila sebagai Genetivus objectivus dan genetivus subjectivus.genetivus
objectivus yaitu nilai-nilai pancasila dijadikan objek yang dicari landasan filosofisnya
berdasarkan sistem-sistem dan cabang-cabang filsafat yang berkembang dibarat. Genetivus
subjectivus yaitu nilai-nilai Pancasila dipergunakan untuk mengkritisi berbagai aliran filsafat
yang berkembang, baik untuk menemukan hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
maupun untuk melihat nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
7. Sebutkan dan jelaskan tiga landasan pijak filosofis Pancasila sebagai Sistem
Filsafat Genetivus Objectivus!
A. Landasan ontologi merupakan bidang filsafat yang mengkaji hakikat keberadaan sesuatu
sesuai dengan tata hubungan yang sistematis berdasarkan hukum sebab akibat.
B. Epismologi adalah cabang filsafat yang mengkaji tentang asal mula pengetahuan, struktur,
metode, dan validasi pengetahuan yang bersifat evaluative, normative, dan kritis.
C. Aksiologi merupakan cabang filsafat yang mengkaji nilai kebenaran, keindahan, kebaikan,
dan religious yang berasal dari nilai-nilai leluhur hidup manusia. Hakikat nilai merupakan
kualitas yang melekat dan menjadi ciri sesuatu yang sudah ada di alam semesta dan
dihubungkan dengan kehidupan manusia.
8. Jelaskan sumber historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Sistem
Filsafat!
A. Sumber historis adalah latar belakang sejarah yang melatarbelakangi lahirnya Pancasila
sebagai sistem filsafat. Pancasila merupakan hasil pemikiran mendalam dari para tokoh
pendiri negara (the founding fathers) yang berusaha menggali nilai-nilai dasar dan
merumuskan dasar negara untuk di atasnya didirikan negara Republik Indonesia. Pancasila
disahkan secara resmi bersamaan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
(UUD NRI) tahun 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18
Agustus 1945 sebagai Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia.
B. Sumber sosiologis adalah kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia yang beragam dan
heterogen. Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama, adat istiadat, seni
budaya, dll. Keberagaman tersebut merupakan potensi sekaligus tantangan bagi bangsa
Indonesia dalam menjaga persatuan dan kesatuan nasional.
C. Sumber politis adalah pandangan politik yang melandasi Pancasila sebagai sistem filsafat.
Pancasila merupakan ideologi negara dan bangsa Indonesia yang bersifat terbuka dan
dinamis. Ideologi adalah suatu sistem gagasan atau pemikiran yang menjadi dasar bagi
tindakan politik.
9. Jelaskan sumber historis tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat!
Sumber Historis Pancasila sebagai Sistem Filsafat Pembahasan sila-sila Pancasila
sebagai sistem filsafat dapat ditelusuri dalam sejarah masyarakat Indonesia sebagai berikut.
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai keagamaan telah melekat dalam ruang publik nusantara sejak sebelum zaman
penjajahan hingga pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia dan terus berlangsung
hingga saat ini. Hal ini dibuktikan dengan masih berlangsungnya sistem penyembahan dari
berbagai kepercayaan dalam agama-agama yang hidup di Indonesia.
b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sila kedua ini dibuktikan melalui proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Bebasnya bangsa Indonesia dari penjajahan menghadirkan suatu
bangsa yang memiliki wawasan global dengan kearifan local, memiliki komitmen pada
penertiban dunia berdasarkan perdamaian. kemerdekaan, dan keadilan sosial serta pada
pemuliaan hak-hak asasi manusia dalam suasana kekeluargaan bangsa Indonesia.
c. Sila Persatuan Indonesia
Bangsa Indonesia merupakan cerminan dari suatu kesatuan dalam keberagaman.
Kemajemukan sosial, kultural, dan territorial dapat menyatu dalam suatu komunitas politik
kebangsaan Indonesia.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan Perkembangan demokrasi sebagai bentuk pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat masih menjadi fenomena baru di Indonesia. Sejarah
menunjukkan bahwa kerajaan- kerajaan pra-Indonesia adalah kerajaan feodal yang dikuasai
oleh raja-raja yang memiliki kekuasaan mutlak. Meskipun demikian, nilai-nilai demokrasi
dalam taraf tertentu telah berkembang dalam budaya Nusantara, dan dipraktikkan setidaknya
dalam unit politik kecil, seperti desa di Jawa, nagari di Sumatera Barat, banjar di Bali, dan
lain sebagainya.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Tercapainya keadilan dan kemakmuran untuk bangsa Indonesia merupakan tujuan atau
impian yang ingin diwujudkan sejak ratusan tahun lamanya dalam dada keyakinan bangsa
Indonesia. Demi impian masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera itu, para pejuang
bangsa telah rela berkorban untuk mewujudkannya. Berdasarkan sejarah, sebelum adanya
kolonialisme bangsa Indonesia dahulunya adalah bangsa yang hidup dalam
keadilan dan kemakmuran.
10. Jelaskan sumber sosiologis tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat!
Pancasila sebagai Sistem Filsafat memiliki relevansi yang mendalam dalam bidang
sosiologi. Secara sosiologis, Pancasila merupakan cerminan nilai-nilai, norma, dan keyakinan
yang menjadi dasar bagi struktur sosial dan hubungan antarindividu dalam masyarakat
Indonesia. Sumber sosiologis tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat dapat dijelaskan
melalui beberapa aspek:
1. Identitas Sosial: Pancasila memainkan peran penting dalam membentuk identitas sosial
masyarakat Indonesia. Nilai-nilai seperti keadilan sosial, persatuan, demokrasi, dan
kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi landasan bagi pembentukan identitas kolektif.
2.Integrasi Sosial: Nilai-nilai Pancasila mempromosikan integrasi sosial dengan menghargai
keberagaman budaya, suku, agama, dan bahasa. Pancasila mengajarkan toleransi dan
mengurangi potensi konflik sosial.
3. Keadilan Sosial: Prinsip keadilan sosial dalam Pancasila menekankan distribusi sumber
daya dan kekayaan secara merata. Dalam konteks sosiologis, ini berarti menciptakan
masyarakat yang lebih adil dan mengurangi kesenjangan sosial.
4. Partisipasi Masyarakat: Sistem demokrasi yang dianut oleh Pancasila memberi ruang bagi
partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Ini mendorong
pembangunan masyarakat yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan sosial.
5. Pengembangan Sosial: Pancasila memberikan kerangka kerja untuk pengembangan sosial
yang berkelanjutan melalui pembangunan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
Aspek ini penting dalam analisis sosiologis untuk memahami bagaimana masyarakat
berkembang dalam konteks nilai-nilai Pancasila.
Pancasila sebagai Sistem Filsafat memberikan landasan filosofis bagi berbagai kebijakan dan
praktik sosial di Indonesia. Dalam analisis sosiologis, Pancasila menjadi pijakan untuk
memahami dinamika sosial, struktur kekuasaan, dan transformasi masyarakat dalam konteks
budaya dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi.
11. Jelaskan bagaimana dinamika Pancasila sebagai Sistem Filsafat dalam kegidupan
kenegaraan Indonesia!
Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima prinsip: Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dalam kehidupan kenegaraan, Pancasila
menjadi pedoman bagi pemerintahan, hukum, dan masyarakat Indonesia. Prinsip-prinsipnya
mengarah pada toleransi, demokrasi, keadilan sosial, dan persatuan nasional, menciptakan
fondasi yang kuat untuk membangun negara yang adil dan berdaulat.
12. Sebutkan dan jelaskan tantangan Pancasila sebagai sistem filsafat!
Tantangan Pancasila sebagai sistem filsafat melibatkan interpretasi dan implementasi
yang konsisten dan adil dalam konteks masyarakat yang kompleks dan multikultural. Selain
itu, adaptasi terhadap perkembangan zaman dan nilai-nilai global juga merupakan tantangan
untuk memastikan relevansi dan keberlanjutan Pancasila sebagai landasan moral dan etika
bagi bangsa Indonesia.
13. Sebutkan dan jelaskan hakikat (esensi) Pancasila sebagai sistem filsafat!
Pancasila adalah sistem filsafat yang menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Hakikat Pancasila terdiri dari lima prinsip utama:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Mengakui keberadaan Tuhan sebagai sumber segala
kehidupan dan kekuatan moral.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Menghormati martabat serta nilai-nilai
kemanusiaan, adil, dan beradab dalam hubungan antarmanusia.
3. Persatuan Indonesia: Mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia dalam
keberagaman suku, agama, ras, dan budaya.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan: Menerapkan demokrasi berlandaskan musyawarah untuk
mencapai kesepakatan yang adil.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Mewujudkan pemerataan kesejahteraan
dan keadilan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila sebagai sistem filsafat mencerminkan nilai-nilai dasar yang mengakui
keberagaman, keadilan, demokrasi, dan ketuhanan, menjadi pedoman bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia.
14. Sebutkan dan jelaskan upaya pengembangan Pancasila sebagai sistem filsafat!
Pancasila sebagai sistem filsafat Indonesia telah mengalami berbagai upaya
pengembangan untuk memperkuat dan mengartikulasikan nilai-nilai dasarnya. Beberapa
upaya pengembangan Pancasila sebagai sistem filsafat meliputi:
1. Penggalian Nilai-Nilai Budaya: Pengembangan Pancasila melibatkan penggalian nilai-nilai
budaya lokal dan tradisional Indonesia. Ini mencakup memahami dan menghargai
keberagaman budaya yang ada di Indonesia.
2. Dikaji oleh Ahli Filsafat: Pancasila telah menjadi subjek kajian oleh ahli filsafat yang
berusaha memahami aspek-aspek filosofisnya. Mereka mencoba merumuskan argumen-
argumen filosofis yang mendukung nilai-nilai Pancasila sebagai sistem filsafat yang relevan.
3. Pendidikan dan Penyuluhan: Pendidikan Pancasila diperkenalkan di sekolah-sekolah untuk
membantu generasi muda memahami nilai-nilai Pancasila. Penyuluhan kepada masyarakat
juga dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang nilai-nilai Pancasila.
4. Dialog Antaragama dan Antarkultur: Upaya dialog antaragama dan antarkultur dilakukan
untuk membangun kerukunan dan toleransi antarumat beragama serta suku bangsa. Hal ini
sejalan dengan nilai-nilai Pancasila yang menekankan persatuan dalam keberagaman.
5. Implementasi dalam Kebijakan Publik: Nilai-nilai Pancasila diimplementasikan dalam
kebijakan publik, termasuk dalam pembentukan undang-undang dan regulasi yang
mendukung nilai-nilai Pancasila seperti demokrasi, keadilan, dan kebersamaan.
6. Keterlibatan Masyarakat Sipil: Organisasi masyarakat sipil berperan dalam memperkuat
nilai-nilai Pancasila dengan mengadvokasi prinsip-prinsipnya dalam berbagai isu sosial dan
politik.
Dengan upaya-upaya ini, Pancasila sebagai sistem filsafat terus berkembang dan diresapi oleh
nilai-nilai yang relevan dengan dinamika masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai