Anda di halaman 1dari 6

Reformasi : Titik Bangkit Bangsa Indonesia

Oleh M.Rama Pratama

Reformasi dalam kamus besar KBBI artinya merupakan perubahan secara drastis untuk
perubahan , dan menurut Sedarmayanti (2009: 67) bahwa reformasi merupakan proses upaya
sistematis, terpadu, komprehensif, ditujukan untuk merealisasikan tata pemerintahan yang baik
(good governance). Reformasi adalah peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yang
mengakhiri era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Reformasi dimulai pada
tahun 1998, ketika rakyat Indonesia menuntut perubahan politik, ekonomi, dan sosial yang
lebih demokratis, transparan, dan adil. Reformasi membawa banyak perubahan positif bagi
Indonesia, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial., namun dengan tantangan yang
kita hadapi sekarang dari berbagai sektor kehidupan dari atas maupun bawah , dari sektor
ekonomi sampai social membuat beberapa orang bertanya-tanya , “Apakah reformasi
Indonesia membawa Indonesia ke perubahan yang lebih baik?”.

A.Kualitas Demokrasi
Reformasi yang terjadi di Indonesia tentunya membawa Indonesia menjadi sebuah negara
demokratis , dengan kebebasan untuk memyampaikan pikiran , pendapat , kritik hingga protes
dan tentunya dilindungi oleh hukum , yaitu pasal Pasal 28E ayat (3) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD NRI 1945) mengamanatkan,
“Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.”
Yang tentu nya sebelum era reformasi ini hanya menjadi sebuah undang-undang kosong ,
namun sekarang kita bisa memakai hukum ini untukk memayungi kita.
Menurut Lembaga Pertahanan Nasional , Indonesia berada di kategori “Flawed Democracy”
atau “Demokrasi Terbatas”, dan menempati urutan ke-52 di dunia dengan skor total 6,71/10
(negara peringkat ke-1 adalah Norwegia dengan skor 9,75). Posisi Indonesia terbilang baik
karena mendapat skor di atas rerata global pada empat dari lima variabel dalam indeks ini,
yakni Proses Pemilu dan Pluralisme, Fungsi Pemerintah, Partisipasi Politik , dan Kebebasan Sipil.
Peringkat ini bahkan lebih baik daripada negara tetangga seperi Malaysia , Singapura, atau
Thailand.
Dimulainya kebebasan pers ,Pemberian izin pendirian partai-partai politik dan serikat-serikat
buruh baru ,Pembebasan tahanan-tahanan politik ,Pembatasan masa jabatan presiden menjadi
dua periode lima tahun ,Desentralisasi kekuasaan ke daerah menjadi bukti kebanngkitan
demokrasi di Indoenesia
Jika kita bandingkan dengan Indonesia sebelum era reformasi , Indonesia masuk kedalam tipe
“Hybrid Regime” yang mengarah kepada rezim otoriter dengan demokrasi semu dengan
kebebesan yang terkekang, sangat sesuai denga apa yang terjadi di era orde baru.
Sehingga ini mungkin menjawa pertanyaan , apakah reformasi membawa Indonesia ke
perubahan yang lebih baik?

B.Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial


Begitu juga dengan Ekonomi , negara-negara otoriter tidak dapat mengalami kemakmuran karena
banyak negara yang masih otoritarian dengan monopoli politik dan ekonomi. Sekarang negara-
negara seperti Indonesia mengikuti demokrasi guna perbaikan dalam pembangunan ekonominya,
memang menurut data Badan Pusat Statistik Era orde baru berkuasa selama 32 tahun, yakni mulai
1967 hingga Mei 1998 yang diakhiri dengan mundurnya Presiden Soeharto. Selama periode tersebut,
ekonomi Indonesia rata-rata tumbuh 5,98%. Bahkan perekonomian Indonesia pernah mencatat level
tertingginya hingga 10,92% pada 1968.
Pada akhir tahun 1967 , Pendapatan Domestik Indonesia hanya sekitar 5 juta dollar , dengan rata-rata
pendapatan masyarakat 53 dollar petahun dan masuk jajaran negara termiskin didunia , setelah Presiden
Soeharto naik , Pembangunan massif terjadi pendapatan nasional kita bertambah berkali-lipat menjadi
225 juta dollar dengan rata-rata pendapatan masyarakat 1,054 pertahun , ditambah dengan Rencana
Pembangunan Lima Tahun (REPELITA) membuat banyak terobosan baru seperti program wajib belajar ,
SD INPRES , pembangunan psukesmas , Tol hingga jembatan Barito, namun karena saat itu kebebasan
dalam mengkritik pemerinah mengakibatkan ketimpangan besar antara pulau Jawa , dan pulau-pulau
lainnya di Indonesia.
Menurut data dari World Bank , Gini Index ( Index yang mengukur seberapa timpang perekonomian
sutau negara dimana semakin mendekati angka 1 semakin bagus ) Indonesia pada tahun 1997 adalah
0,279 , yang arti nya ini masuk kategori “Sangat Timpang” oleh Bank Dunia , Kemiskinan di angka 27%
oleh BPS ditambah korupsi , kolusi dan nepotisme besar-besaran yang terjadi di Indonesia pada saat itu
yang membuat arus investasi dan kemudahan dalam berbisnis terhambat dan lebih lesu apabila kita
bandingkan dengan Indonesia di era reformasi sekarang.
Jika kita membahas era reformasi sekarang , sejak tahun 2004 hingga 2024 , pertumbuhan Indonesia
sangat besar dan stabil yaitu 5-7% dan ini melebihi rata-rata pertumbuhan ekonomi negara -negara lain di
dunia , Produk Domestic Bruto Indonesia pada kuartal IV 2023 adalah 1,3 Trillin dollar AS , tumbuh 100-
200% jika dibandingkan dengan era pra-reformasi dengan rata-rata pendapatan masyarakat adalah 4,700
dollar AS , ini membuat pada era reformasi , pertama kali nya Indonesia keluar dari golongan “Negara
berpendapatan menengah kebawah” menjadi “Negara berpendapatan menengah keatas” .
Dalam waktu 20 tahun , Indonesia berhasil menurunkan angka kemiskinan menjadi 1 dikit yaitu 9% pada
tahun 2019 , sehingga menurunkan angka kemiskinan ekstrim yang ada di Indonesia, dan ini juga
mengakibatkan menurun nya ketimpangan yang signifikan sehingga Gini Index Indonesia membaik di
angka 0,388 pada tahun 2023.

C.Indonesia Sentris Dalam Pembangunan


Pembangunan Indonesia di era reformasi telah berubah haluan dari “Jawa-Sentris” menjadi “Indonesia-
sentris” dengan banyak nya pembangunan infrastruktur diseluruh Indonesia
Sehingga total panjang jalan negara bertambah 592 km dari 46.432 km menjadi 47.024 km. Lalu, total
panjang jalan provinsi bertambah 1.317 km menjadi 54.845 km pada 2020 dari total panjang jalan 53.528
km pada 2014, dan penambahan jalan kabupaten/kota dari 417.793 km menjadi 446.497 atau bertambah
28.794 km.
Pada masa pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 2004-2014, total panjang jalan
bertambah 144.825 km atau 38,83% dari total panjang nasional 372.928 km pada 2004 menjadi 517.753
km pada 2014.
Selama 1 dekade, jalan negara tercatat bertambah 11.804 km, dari 34.628 km pada 2004 menjadi 46.432
km. Kemudian, total panjang jalan provinsi bertambah 13.403 km menjadi 53.528 km dari sebelumnya
40.125 km pada 2004, sedangkan jalan kabupaten/kota bertambah sepanjang 119.618 km menjadi
417.793 km dari 298.175 pada 2004.
Dari pembangunan infrastruktur lainnya yakni bendungan. Tercatat ada 18 bendungan yang dimulai
konstruksinya saat era SBY. Namun, seluruhnya diselesaikan di era Jokowi. Jokowi juga diketahui
membangun 12 bendungan sejak menjabat. Jika diakumulasi, ada 30 bendungan yang selesai dibangun di
era Jokowi.
Di era Jokowi, ditargetkan juga ada 27 bendungan lagi hingga 2024. Kemudian, tercatat ada 24 bandara
dibangun di era SBY. Sedangkan di era jokowi sebanyak 29 bandara. Jokowi bahkan diketahui
menargetkan bakal ada 9 bandara baru maupun revitalisasi hingga 2024.
Selain itu, 316.590 kilometer jalan desa selesai konstruksi di era Jokowi. Capaian infrastruktur desa yang
ada di era Jokowi, antara lain 1.597.539m jembatan, 1.474.544 unit air bersih desa, 501.054 unit irigasi
desa, 12.297 pasar desa, dan 42.357 posyandu.

Jika melihat dan berbicara masalah pembangunan maka IPM bisa kita jadikan indikator ,Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) adalah ukuran yang menggabungkan tiga aspek penting dari
pembangunan manusia, yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.
IPM berkisar antara 0 hingga 100, dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan pembangunan
manusia yang lebih baik1.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Indonesia pada era Soeharto (1967-
1998) mengalami peningkatan dari 40,06 pada tahun 1970 menjadi 60,50 pada tahun 1998.
Namun, peningkatan IPM ini masih di bawah rata-rata dunia, yang mencapai 64,3 pada tahun
19982.
Pada era Jokowi (2014-sekarang), IPM Indonesia terus meningkat dari 68,90 pada tahun 2014
menjadi 71,39 pada tahun 2022. Peningkatan IPM ini lebih tinggi dari rata-rata dunia, yang
mencapai 70,8 pada tahun 2018. Pada tahun 2019, untuk pertama kalinya Indonesia masuk
dalam kategori negara dengan IPM tingg
Dari perbandingan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPM Indonesia pada era Jokowi lebih tinggi
dan lebih cepat meningkat daripada era Soeharto. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan
manusia di Indonesia telah mengalami kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir

Ditambah Pada masa pemerintahan Soeharto, angka harapan hidup di Indonesia mengalami
peningkatan, meskipun tidak secepat periode berikutnya. Pada tahun 1998, AHH di Indonesia
sekitar 66,5 tahun Di bawah kepemimpinan Jokowi, AHH terus meningkat secara konsisten.
Pada tahun 2021, AHH penduduk Indonesia mencapai 73,5 tahun , Kenaikan ini mencapai 3,3
tahun dari 70,2 tahun pada tahun 2018.

D.Hubungan Luar Negeri


Reformasi di Indonesia telah memberikan dampak yang signifikan bagi hubungan luar negeri
negara ini. Sebelum reformasi, Indonesia dikenal dengan politik luar negerinya yang cenderung
tertutup dan lebih fokus pada kepentingan domestik. Namun, setelah reformasi, terjadi
pergeseran yang signifikan dalam orientasi dan strategi diplomasi Indonesia.
Salah satu dampak utama dari reformasi terhadap hubungan luar negeri adalah peningkatan
keterbukaan dan keterlibatan Indonesia dalam komunitas internasional. Negara ini menjadi
lebih aktif dalam forum-forum regional dan global, seperti ASEAN, G20, dan PBB, serta
memperluas jejaring diplomasi dengan negara-negara lain. Ini membantu Indonesia
memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam politik luar negeri di kawasan Asia
Tenggara dan di dunia.
Reformasi juga membawa perubahan dalam fokus diplomasi Indonesia. Selain memperhatikan
isu-isu politik dan keamanan tradisional, Indonesia juga mulai mengedepankan isu-isu seperti
perdamaian, penyelesaian konflik, pembangunan berkelanjutan, dan perlindungan lingkungan.
Hal ini tercermin dalam berbagai inisiatif diplomasi Indonesia, seperti perdamaian di Aceh dan
peran aktifnya dalam berbagai forum global untuk mempromosikan perdamaian dan
pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, reformasi juga mempengaruhi hubungan ekonomi Indonesia dengan negara-negara
lain. Dengan adanya kebijakan liberalisasi ekonomi dan pembukaan pasar, Indonesia menjadi
lebih terbuka terhadap investasi asing dan perdagangan internasional. Hal ini memperkuat
hubungan ekonomi Indonesia dengan berbagai mitra dagang dan investasi, serta membuka
peluang baru untuk kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan.
Namun, meskipun terdapat perubahan positif dalam hubungan luar negeri Indonesia setelah
reformasi, masih ada beberapa tantangan yang dihadapi. Misalnya, masih ada tantangan dalam
hal meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di pasar global, memperkuat kerja sama
regional dalam menghadapi tantangan keamanan, serta menjaga kemandirian dalam kebijakan
luar negeri di tengah dinamika geopolitik global yang kompleks. Dengan terus memperkuat
fondasi diplomasi yang inklusif dan progresif, Indonesia dapat terus memainkan peran yang
signifikan dalam mewujudkan stabilitas dan kemajuan di tingkat regional dan global.

Demokrasi adalah lebih dari sekadar sistem pemerintahan, ia membentuk dasar bagi
perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Mari kita eksplorasi lebih dalam
mengenai bagaimana demokrasi mempengaruhi negara secara lebih rinci.

1. Stabilitas Institusi dan Pertumbuhan Ekonomi:


o Institusi yang stabil adalah kunci untuk pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Dalam negara demokratis, kekuasaan terbagi di antara lembaga-
lembaga pemerintahan, termasuk eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ini
mencegah konsentrasi kekuasaan pada satu individu atau kelompok.
o Transparansi dan akuntabilitas adalah prinsip inti demokrasi. Institusi yang
transparan memastikan bahwa kebijakan dan keputusan pemerintah dapat
dipertanggungjawabkan. Ini memberikan kepercayaan kepada investor dan
pelaku bisnis.
o Negara-negara demokratis cenderung memiliki lingkungan bisnis yang lebih
kondusif karena adanya aturan hukum yang jelas dan perlindungan hak milik
yang kuat.
2. Partisipasi Masyarakat dan Kesejahteraan:
o Partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan adalah salah
satu pilar demokrasi. Melalui pemilihan umum, warga negara memiliki
kesempatan untuk memilih pemimpin yang mewakili kepentingan mereka.
o Kebijakan inklusif yang dihasilkan dari partisipasi ini berdampak langsung pada
kesejahteraan masyarakat. Negara demokratis cenderung lebih memperhatikan
isu-isu seperti pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan.
o Pengurangan ketidaksetaraan adalah tujuan yang sering diperjuangkan dalam
sistem demokratis. Kebijakan yang mendukung distribusi pendapatan yang lebih
merata dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh populasi.

Dengan demikian, demokrasi bukan hanya tentang hak memilih, tetapi juga tentang
membangun fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Semoga tren positif ini terus berlanjut untuk
mencapai Indonesia Emas 2045

Reformasi adalah suatu kebanggan ,sebuah babak baru dalam sejarah Indonesia yang telah
membawa kita ke arah yang lebih baik. Hari ini, mari kita refleksikan perjalanan 25 tahun sejak
gerakan Reformasi yang mengguncang fondasi politik dan sosial negara kita. Dalam perjalanan
ini, kita menemukan bukti nyata bahwa perubahan itu mungkin, dan harapan masa depan yang
lebih cerah terletak di depan kita.

1. Membuka Jendela Demokrasi

 Reformasi membuka jendela lebar-lebar menuju demokrasi yang sejati. Kita kini
memiliki hak untuk memilih pemimpin kita sendiri melalui pemilihan umum yang bebas
dan adil. Suara rakyat menjadi kekuatan yang menggerakkan perubahan.
 Partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan telah menghasilkan
kebijakan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan rakyat. Kita dapat
berbicara, berpendapat, dan berkontribusi dalam membangun negara kita.

2. Perubahan Sistem Politik dan Sosial


 Reformasi menggugah sistem politik dan sosial kita. Kita melihat perubahan signifikan
dalam kebebasan berpendapat, hak asasi manusia, dan perlindungan hukum. Kini, kita
dapat mengkritik pemerintah tanpa takut represi.
 Keterbukaan informasi dan transparansi menjadi norma. Korupsi, kolusi, dan nepotisme
tidak lagi dibiarkan merajalela. Kita bergerak menuju tata kelola yang lebih baik dan
akuntabel.

3. Peningkatan Kesejahteraan

 Reformasi membuka pintu bagi perbaikan ekonomi dan kesejahteraan. Meskipun


tantangan masih ada, kita telah mencapai kemajuan yang signifikan. Pertumbuhan
ekonomi, akses pendidikan, dan layanan kesehatan semakin merata.
 Kita melihat peningkatan angka harapan hidup dan penurunan tingkat kemiskinan.
Generasi muda kita memiliki peluang lebih besar untuk berkembang dan berkontribusi.

Reformasi adalah perjalanan yang belum selesai. Kita masih memiliki banyak pekerjaan yang
harus dilakukan. Namun, mari kita terus memperjuangkan nilai-nilai demokrasi, keadilan, dan
kesejahteraan. Bersama, kita bisa membangun Indonesia yang lebih baik, lebih adil, dan lebih
berdaya. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai