Anda di halaman 1dari 5

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR


DIVISI EKSPLORASI
SOP LOGGING GEOLOGI

SOP-Eksplorasi-2 Tgl : 7 Desember 2013 Revisi : 00 Hal 1 dari 5

Tujuan Pengeboran dilakukan untuk mendapatkan informasi bawah


permukaan pada suatu titik bor dengan batas kedalaman maksimal
30 (tiga puluh) meter. Apabila dalam pengeboran menembus
bedrock maka pengeboran dilanjutkan sampai batas maksimal 2
(dua) meter.
Ruang Lingkup Prosedur ini mencakup pekerjaan pengawasan pemboran serta
perhitungan control run pada saat pemboran berlangsung yang
diberlakukan di lingkungan kerja PT. MOBI JAYA PERSADA
Definisi - Cutting : Serbuk pemboran.
- Core Barel : Alat untuk mengambil inti bor.
- Core Loose : Hilangnya core pada saat pengeboran yang
disebabkan jatuhnya core ataupun tidak dapat terambilnya
core saat dilakukan pengeboran.
- Reming : Material dinding lubang bor yang jatuh pada saat
pengeboran sedang berlangsung .
- Coring : Pekerjaan pengambilan inti bor.
- Flushing : Pekerjaan pembersihan atau pembilasan lubang
bor.
- Water Loose : Terjadi kehilangan air pembilas.
- Core box : Tempat untuk menyimpan inti bor hasil coring.
- Water swipel : Alat penghubung antara selang air dengan
rangkaian pipa bor.
- Inner tube split : Tabung yang berisi hasil coring pada core
barel.

Wewenang dan
Prosedur
Tanggungjawab
Geologist
1. Seluruh personel pemboran mempersiapkan diri dengan
mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) Ass. geologist

2. Menentukan Top Bottom pada core box berkaitan dengan Geologist


dengan pendeskripsian hingga didapatkan urutan geologi dalam
satu drill hole. Ass. geologist
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR
DIVISI EKSPLORASI
SOP LOGGING GEOLOGI

SOP-Eksplorasi-2 Tgl : 7 Desember 2013 Revisi : 00 Hal 2 dari 5

3. Melihat secara general profil laterit dari hole yang akan Geologist
dilogging. Tentukan terlebih dahulu batas limonite, saprolite dan
Ass. geologist
bedrock
4. Break geologi dilakukan pada zona yang mengalami perbedaan
karakter yang sangat jelas dan menerus dan memiliki
tebal/panjang material lebih dari 30 cm perbedaan karakter
tersebut. Apabila kurang dari 30 cm tidak perlu dilakukan break
geologi karena tidak memenuhi syarat representatif data
sehingga data tersebut tidak dapat dipakai atau dinyatakan
sebagai error. Break geologi juga harus memiliki recovery > 90 %. Geologist
Jika material length atau core recovery yang lebih kecil maka
tidak perlu dibreak, atau digabungkan dengan material lain yang Ass. geologist
lebih dominan. Break Geologi dilakukan perhitungan apabila
terjadi swelling pada 1( satu) meter run. Karena panjang break
akan berbeda jikalau terjadi swelling dan tidak adanya swelling,
oleh sebab itu harus diperhitungkan dengan perhitungan sebagai
berikut :
Panjang break/ panjang core X Length = panjang sebenarnya

5. Pengambilan Coring dari inner tube, pada tahapan ini, sampel


yang ada dalam inner tube dikeluarkan dengan menggunakan air
yang dialirkan ke inner tube sehingga core yang ada di dalam Ass. geologist
terdorong keluar
6. Penyusunan sampel core box, disusun berdasarkan kedalaman
mulai dari lapisan bagian atas hingga ke bawah dalam hal ini
menentukan top bottom core box. Hal ini di lakukan agar tidak Geologist
terjadi kekeliruan saat pendeskripsian sampel core tersebut oleh
Ass. geologist
geologist maupun oleh asisten yang bertugas dan juga untuk
kepentingan pengambilan gambar sampel yang telah disusun
dalam core box berdasarkan letak kedalaman .
7. Pembelahan Core, setelah core yang diambil dari inner tube Geologist
disusun pada corebox, kemudian dilakukan pembelahan tehadap
sampel core tersebut. Pembelahan dilakukan untuk Ass. geologist
mempermudah pengamatan mineral yang terkandung dalam
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR
DIVISI EKSPLORASI
SOP LOGGING GEOLOGI

SOP-Eksplorasi-2 Tgl : 7 Desember 2013 Revisi : 00 Hal 3 dari 5

core tersebut pada saat pendeskripsian sampel dan yang perlu


diperhatikan alat untuk membelah sampel harus bersih untuk
menghindari kontaminasi dari pembelahan sebelumnya.
Sehingga menjamin keakuratan data yang di peroleh.
8. Sampel Duplo, Sampel duplo harus dilakukan preparasi pada
setiap meteran dimulai dari zona limonite. Pengambilan sampel
duplo ini sangat penting untuk cross check apabila pada meteran Geologist
tertentu terdapat perubahan Ni yang sangat signifikan dari
sampel yang terambil dalam satu profil. Sehingga tidak dapat
tergambarkan dalam model cebakannya. Dapat juga dilakukan
untuk pengecekan sampel Id apakah terkontaminasi atau tidak .
9. Pengisian Kolam Length, Pada umumnya length didapatkan
dari mengukur panjang sampel dalam satu break (pada kondisi
biasa yaitu tidak mengalami swelling maupun loss). Penulisan Geologist
dan pengisian kolom ini harus lebih detil dan teliti karena
Ass. geologist
kesalahan dan pembulatan akan menyebabkan perbedaan nilai
Tonnage Factor yang cukup signifikan. Pada kondisi khusus
(terjadi swelling dan loss)
10. Pengisian Recovery Length, secara sederhana core recovery
length diperoleh dengan melakukan perhitungan : Geologist
CORE RECOVERY = Panjang core yang diperoleh (actual length)/
Panjang run (actual run) Ass. geologist
Recovery disini tidak ditulis dalam persen tapi ditulis dengan
bilangan bulat desimal.
11. Pengisian material kode, material kode diisi berdasarkan jenis Geologist
material yaitu,
Ass. geologist
1. LM, untuk limonite material

2. SP, untuk saprolite material

3. BDR, untuk boulder material

4. BR, untuk bedrock material

Sedangkan untuk Transition Zone dituliskan limonite dan diberi


keterangan pada keterangan remark/comment sebagai transition
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR
DIVISI EKSPLORASI
SOP LOGGING GEOLOGI

SOP-Eksplorasi-2 Tgl : 7 Desember 2013 Revisi : 00 Hal 4 dari 5

zone.

12. Pengisian kode Rock, kode rock diisi berdasarkan nama batuan Geologist
aktual yang di temukan dalam tiap break geologi. Ass. geologist

13. Pengisian Grain Size (Igneuos Size), grain size diisi dengan Geologist
mengkategorikan ukuran butir mineral batuan baik yang sudah
lapuk dan individual maupun yang masih fresh dan interlocking. Ass. geologist

14. Pengisian kode warna, pengisian kode warna ditentukan dengan Geologist
cara melihat kenampakan secara visual langsung di lapangan. Ass. geologist

15. Pengisian kode mineral, secara umum mineral yang terdapat Geologist
pada daerah laterite dan memungkinkan untuk terlihat secara
megaskopis. Ass. geologist

16. Pengisian kolom komentar, diisi dengan seluruh informasi


geologi yang baik dan benar yang bersifat unik dan berpola.
Intercept dimana relict tekstur (tekstur sisa) pertama kali terlihat
sebaiknya diberi keterangan pada kolom commentnya.
Keberadaan mineral /struktur/tekstur yang tidak lazim sebaiknya Geologist
juga diidentifikasi pada kolom comment. Misal keberadaan
mineral lempung sedimen dalam kelimpahan yang cukup besar
atau boulder dari batuan yang bukan termasuk kedalam jenis
batuan beku ultramafik harus dicatat dalam kolom komentar,
setiap geologist wajib memperhatikan kolom ini karena
berkaitan dengan informasi geologi yang memiliki arti penting.
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR
DIVISI EKSPLORASI
SOP LOGGING GEOLOGI

SOP-Eksplorasi-2 Tgl : 7 Desember 2013 Revisi : 00 Hal 5 dari 5

Created/reviewed by: Checked by: Approved by:

Dibuat/direview oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh:

Date/Tanggal: Date/Tanggal: Date/Tanggal:

Anda mungkin juga menyukai