interpretasi data geologi lanjutan. Analisis data bor pada kerja praktik ini
bermaksud untuk mengetahui profil laterit (limonit dan saprolit) dan batuan dasar
dari daerah penelitian. Pengamatan ini dilakukan secara langsung pada hasil
kegiatan drilling ini mahasiswa didampingi oleh geologist dan wellsite dari PT
TIRAN INDONESIA.
Jenis pemboran ini didasarkan tujuan yang akan dicapai dalam melakukan
kemampuan alat dan mata bor. Didalam kerja praktik ini, jenis alat bor yang
dengan mengacu pada koordinat plan yang telah ditentukan dan untuk mencegah
terjadinya kesalahan dari rencana titik bor yang telah ditentukan berdasarkan titik
koordinat.
Gambar 4.1 Peta Plan Pengeboran
2. Proses Pengeboran
mengenai kondisi plan titik bor. Setelah dinyatakan layak, pengeboran dapat
dimulai dengan pengawasan oleh field geologist. Pengambilan core dilakukan per
interval 1 meter atau < 1 meter dan tidak diperkenan kan untuk > 1 meter per tiap
mengetahui panjang conto yang terambil apabila sesuai dengan kemajuan pipa
yang masuk atau tidak. Apabila conto lebih Panjang dari kemajuan pipa maka
sedangkan jika material kurang dari kemajuan pipa maka dinyatakan loss core
(material hilang). Adapun setiap pengambilan core yang naik akan dicatat pada
form drilling.
Gambar 4.2 Pengawasan Kegiatan Pengeboran
3. Break Geology
dalam kondisi bersih dari cutting (material pengotor). Ketika dijumpai perbedaan
tekstur, struktur dan komposisi material akan dilakukan break geologi pada 1
data.
Deskripsi Core dilakukan per interval atau tiap perbedaan material yang telah
geologist.
Foto core box dilakukan dengan hati-hati dan fokus agar ketika dilakukan
validasi lebih mudah. Setelah difoto, core atau conto nya akan di packing per
interval yang telah di break harus dipastikan tidak terkontaminasi dan sesuai
interval dari data logging. Selanjutnya akan dibawa ke preparasi untuk diketahui
kandungan kimianya.
6. Finish Hole
justifikasi dari field geologist. Setelah dinyatakan finish, conto akan di-packing
berdasarkan interval dan batas break geology-nya. Hole yang telah finish akan
dipasangkan patok finish berupa drilpad dan hole_id serta EOH finish dan dicatat
koordinat aktualnya.
sampel yang dilakukan dengan cara penggalian pada titik-titik yang sudah
melihat secara langsung kondisi lapisan tanah dengan teliti serta menentukan ideal
atau tidaknya suatu PIT untuk ditambang ataupun diteliti lebih lanjut. Selain itu,
tespit juga dapat dilakukan sebelum kegiatan loading dilakukan untuk lebih
memastikan ore yang akan di getting ekonomis atau tidak yang biasa dilakukan
oleh grade control. Dari pengamatan pada bidang vertikal di dalam lubang dapat
diidentifikasi lapisan tanah, warna, dan jenis mineral. Adapun alat yang digunakan
dalam kegiatan ini adalah excavator. Pada pengujian testpit ini dapat diambil
contoh tanah tak terganggu (undisturbed sample) pada lapisan-lapisan yang telah
ditentukan.
lubang testpit karena mudah longsor. Faktor safety menjadi hal utama dalam
kegiatan ini
Gambar 4.8 Lubang Testpit
tiap interval dan pengambilan conto mulai dari meteran limonit sampai dengan
batas boulder/bedrock yang cukup masif sehingga excavator tidak mampu untuk
dinyatakan finish setelah bucket excavator tidak lagi dapat menggali turun atau
dapat dinyatakan finish pula apabila terdapat isu safety seperti bahaya longsor
conto sebaiknya dilakukan tiap sisi dari tumpukkan secara random agar
4. Packing Conto
proses packing conto. berdasarkan interval yang diambil dan disesuaikan dengan
karung yang berlabel hole_id dan intervalnya, setelah memastikan conto tersebut
adanya kecelakaan.
dengan material berbutir kasar. Material berbutir kasar yang tidak lolos
mixing adalah membentuk sampel menjadi persegi panjang dan membagi sampel
menjadi beberapa bagian yaitu 5x6. Tiap kotak dari sampel ini diambil dengan
menggunakan scoop 30D sehingga didapatkan dua sampel yaitu sampel bagian A
dan sampel bagian B (quality sample) serta sample waste atau disebut remainder.
matriks 4x5 dengan menggunakan sekop 15D. Hasil matriks tersebut kemudian
original dan duplikat. Berikut ini adalah Gambar 3.8 yang menunjukkan proses
preparasi sampel.
berikutnya.
Kegiatan ini dilakukan dengan memanfaatkan peralatan seperti double roll crusher
dan disk mill. Setelah kegiatan milling dilanjutkan dengan kegiatan splitter yaitu
preparasi dengan membagi dua sampel yaitu sampel buckup dan sampel original.
Pulverizer adalah kegiatan mereduksi ukuran butir material hingga 200 mesh
sebelum dilakukan vibrating screen atau sizing. Sampel yang didapatkan dari
proses sizing dibuatkan matriks 4x5 menggunakan scoop 1,5D untuk
menjadi pellet dengan menggunakan alat press pellet machine tipe mesin
automatis. Jenis pellet yang dibuat adalah pellet press dengan menggunakan
wadah cup. Jenis die yang digunakan adalah tipe datar. Sampel di-press sampai
tekanan 80 kN. Gambar 3.9 berikut ini merupakan tahap terakhir dari proses
preparasi sampel.
Sampel yang telah berbentuk pellet dan telah melalui tahap preparasi kemudian
waktu pembacaan tergantung pada banyak sampel yang akan dianalisis kadarnya
serta banyaknya unsur yang ingin dideteksi pada sampel. Biasanya analisis
kandungan unsur yang dilakukan pada sampel bijih nikel laterit meliputi kadar Ni,
Fe, MgO, dan SiO2. Data kandungan sampel kemudian dianalisis dan dihitung
nilai basisitas dan S/M untuk mengetahui apakah bijih nikel yang diproduksi
Apabila kadar bijih nikel yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi pabrik
pengolahan maka perlu dilakukan pencampuran atau blending bijih nikel dengan
kualitas yang berbeda untuk mecapai bijih nikel hasil blending yang sesuai dengan
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829
1.50
1.00
0.50
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Ni Co