OLEH:
KATA PENGANTAR
Penyusun,
ii
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................................................ivv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................................vi
I. PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
1. LATAR BELAKANG................................................................................................................1
2. MAKSUD DAN TUJUAN.........................................................................................................2
3. KELEBIHAN TRANSMISI DATA RADAR MULTICAST....................................................3
4. DASAR PELAKSANAAN.........................................................................................................3
5. STUDI LITERATUR..................................................................................................................4
II. IMPLEMENTASI TRANSMISI DATA RADAR MULTICAST...................................................11
1. TRANSMISI DATA RADAR SAAT INI................................................................................11
2. TRANSMISI DATA RADAR MULTICAST...........................................................................11
3. IMPLEMENTASI TRANSMISI DATA RADAR MULTICAST............................................12
III. SKENARIO TRANSISI IMPLEMENTASI TRANSMISI DATA RADAR MULTICAST.........15
1. PERSIAPAN TRIAL OPERATION.........................................................................................15
2. TRIAL OPERATION...............................................................................................................15
3. FULL OPERATION/IMPLEMENTATION............................................................................16
IV. CONTINGENCY PLAN................................................................................................................17
V. COST BENEFIT ANALYSIS (CBA)..............................................................................................18
VI. PENUTUP.......................................................................................................................................20
iii
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
DAFTAR TABEL
iv
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
DAFTAR GAMBAR
v
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
DAFTAR LAMPIRAN
vi
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dengan adanya program peningkatan pelayanan berbasis surveillance di Padang
CTR/TMA yang diberikan pelayanannya oleh Pekanbaru APP (Padang Radar), maka data
radar ditransmisikan melalui VSAT dari MSSR yang berada di Perum LPPNPI Cabang
Padang kepada data radar display di Perum LPPNPI Cabang Pekanbaru untuk keperluan
pemanduan lalu lintas penerbangan.
Berdasarkan histori terakhir pada tanggal 30 April 2022, terdapat NOTAM tentang
perubahan pelayanan di Padang CTR yang sebelumnya merupakan surveillance services
menjadi procedural service dikarenakan terjadi kegagalan pada data radar di Perum LPPNPI
Cabang Pekanbaru yang dikarenakan oleh kegagalan pada transmisi VSAT. Hal ini terjadi
dengan durasi yang lama yaitu selama 19 jam. Kejadian seperti itu tidak terjadi pertama
kalinya, namun sudah beberapa kali terjadi sebelumnya yaitu setelah peningkatan pelayanan
berbasis surveillance telah pada fase full implementation.
Selain latar belakang tersebut, pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini sangat
mengguncang baik jiwa, dan bahkan juga mengancam kehidupan dan ekonomi diseluruh
lapisan masyarakat dan organisasi dalam hal ini khususnya Perum LPPNPI. Jadi pada situasi
ini sangat dibutuhkan inovasi-inovasi yang dapat meminimalisir anggaran/keuangan
perusahaan namun tetap mengedepankan prinsip keselamatan operasi penerbangan.
Oleh karena itu, untuk meminimalisir terjadinya kegagalan fasilitas khususnya data radar
yang terjadi akibat gangguan pada transmisi sistem VSAT Lintasarta sekaligus meningkatkan
efisiensi anggaran/biaya perusahaan, diperlukan tranmisi data radar multicast dengan
menggunakan metode tunnel in tunnel melalui pemanfaatan jalur VPN (Virtual Private
Network) Lintasarta / Jaringan AirnavNet yang telah terinstalasi di masing-masing cabang
khususnya Perum LPPNPI Cabang Padang dan Pekanbaru. Multicast adalah sebuah teknik
dimana sebuah data dikirimkan melalui jaringan ke sekumpulan komputer yang tergabung ke
dalam sebuah grup tertentu, yang disebut sebagai multicast group, dalam sekali kirim.
Sedangkan tunnel in tunnel adalah suatu teknologi yang digunakan untuk membuat
1
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
Transmisi data radar multicast menggunakan metode tunnel in tunnel ini memiliki
maksud secara prinsip untuk meningkatkan keselamatan penerbangan dari sisi transmisi data
radar dan pemanfaatan jaringan AirnavNet yang telah ada di Perum LPPNPI Cabang Padang
dan Perum LPPNPI Cabang Pekanbaru, dengan adanya pemanfaatan ini diharapkan
perusahaan dapat melakukan efisiensi anggaran/keuangan perusahaan dengan tetap
mengedepankan keselamatan operasional penerbangan.
TUJUAN
1. Untuk mengubah transmisi data radar yang sebelumnya melalui transmisi VSAT
Lintasarta menjadi Internet Protocol and Suites (IPS), sehingga diharapkan dapat
meningkatkan keselamatan penerbangan dari sisi data radar dengan cara meminimalisir
terjadinya kegagalan sistem transmisi VSAT Lintasarta.
3. Menjadi katrol ATC dengan meminimalkan kegagalan transmisi data radar, yang mana
jika hal ini terjadi maka terjadi penurunan pelayanan yang mana sebelumnya
merupakan surveillance service menjadi procedural service.
2
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
c. Perangkat transmisi data IP dapat termonitor melalui aplikasi yang telah dibuat oleh
Tim VoIP Perum LPPNPI Cabang Padang yaitu ERR-Robot.
d. Mudah melakukan pengecekan apabila data radar tidak tertampil pada ATC System
dengan menggunakan tools torch pada router aplikasi wirehark ataupun aplikasi
AST Modos, sedangkan untuk converter serial harus menggunakan alat tambahan,
misalkan osiloskop.
e. Di dalam router sudah tersedia fitur graphing traffic sehingga dapat dengan mudah
mengidentifikasi masalah apabila terjadi kegagalan transmisi.
4. DASAR PELAKSANAAN
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
b. Indonesia Modernization Air Navigation Systems (IMANS);
c. System Wide Information Management (SWIM);
d. Aviation System Block Upgrade (ASBU);
e. ICAO Doc. 9896 – Manual on The Aeronautical Telecommunication Network (ATN)
using Internet Protocol Suites (IPS) Standards and Protocol;
f. ICAO Doc. 9869 – Performance-Based Communication and Surveillance (PBCS)
Manual;
3
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
5. STUDI LITERATUR
Annex 11 – ATS
4
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
Actual surveillance performance (ASP). The portion of surveillance data delivery time that
is monitored against the required surveillance monitored performance (RSMP) values
provided by the RSP specification.
Aeronautical telecommunication network (ATN). A global internetwork architecture that
allows ground, air-ground and avionic data subnetworks to exchange digital data for the
safety of air navigation and for the regular, efficient and economic operation of air traffic
services.
*Performance-based surveillance (PBS). Surveillance based on performance specifications
applied to the provision of air traffic services.
Note.— An RSP specification includes surveillance performance requirements that are
allocated to system components in terms of surveillance to be provided and associated data
delivery time, continuity, availability, integrity, accuracy of the surveillance data, safety and
functionality needed for the proposed operation in the context of a particular airspace
concept.
Required surveillance performance (RSP) specification. A set of requirements for air traffic
services provision and associated ground equipment, aircraft capability, and operations
needed to support performance-based surveillance.
Required surveillance technical performance (RSTP). An RSP allocation that specifies the
maximum technical time for relevant parts of the ATS unit’s system, aeronautical station’s
system, the network systems and the aircraft system, for which there is no human
contribution to the surveillance data delivery performance.
RSP availability (A). An RSP parameter that specifies the required probability that
surveillance data can be provided.
RSP availability — aircraft (AAIR). An RSP allocation that specifies the required
probability that the aircraft system is serviceable for the relevant surveillance service.
RSP availability — CSP (ACSP). An RSP allocation that specifies the required probability
that the CSP/SSP systems are available to provide the required level of communication
supporting surveillance services, given the ATS unit’s system is available.
5
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
RSP availability — service (ASERVICE). An RSP allocation that specifies the required
probability that the ATS unit’s system and the CSP systems are available to provide the
required level of surveillance service.
RSP call performance. An RSP allocation that specifies the maximum time for when the
ground user accepts an incoming air-to-ground call to when the parties on the call have
completed the communication.
RSP continuity (C). An RSP parameter that specifies the minimum proportion of relevant
surveillance data to be delivered within the specified time, given that the service was
available at the start of delivery, where:
a) the minimum proportion is either 95 per cent that is used for statistical monitoring, or a
proportion (e.g. 99.9 percent) that is associated with the time after which the surveillance
data is considered overdue; and
b) the specified time represents the RSP data delivery time or any allocation provided by the
RSP specification.
Note.— For any given allocation of the RSP data delivery time, the RSP continuity remains
constant and is eferred to as “C for [allocation]”, (e.g. for RSTP, C for RSTPCSP).
RSP data delivery time. An RSP parameter that specifies the maximum time for a proportion
of surveillance data deliveries from the time at which the aircraft reported its position to
when the ATS unit receives the report. Two values are specified:
a) RSP nominal delivery time (DT). The maximum nominal time within which 95 per cent of
surveillance data
deliveries are required to be successfully delivered; and
b) RSP overdue delivery time (OT). The maximum time for the successful delivery of
surveillance data after which time the initiator is required to revert to an alternative
procedure.
RSP integrity (I). An RSP parameter that specifies the required probability that the
surveillance data is delivered with no undetected error.
RSP surveillance data transit time. Maximum time for the reception of the surveillance data
after which the controller should revert to an alternative procedure;
Surveillance data. Data pertaining to the identification of aircraft and/or obstructions for
route conformance monitoring and safe and efficient conduct of flight.
6
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
7
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
Gambar 1.1 Konteks Operasional Kapabilitas dan Performansi Komunikasi dan Surveillance
The operational requirements of an RSP specification apply to the surveillance services and
define parameter values for surveillance data transit times, RSP continuity, RSP availability
and RSP integrity, as well as allocated values (e.g. required surveillance monitored
performance (RSMP), required surveillance technical performance (RSTP) and, when
applicable, human performance). When applying RSP, it is assumed that that the supporting
system components are compatible and interoperable, in accordance with interoperability
standards.
An RSP specification is identified by a designator (e.g. RSP 180) in order to simplify the
designator naming convention and to make the required surveillance data delivery time
readily apparent to airspace planners, aircraft manufacturers and operators. The designator
8
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
represents the value for the surveillance data delivery time when the surveillance data
delivery is considered overdue.
The actual performance is associated with the surveillance data delivery from the time
associated with the aircraft’s position provided with the data, to the time when the ATS unit
receives the data (referred to as actual (operational) surveillance performance (ASP)). Post-
implementation monitoring continues to assess ASP.
ICAO Doc. 9896 Part III Chapter 1 – Manual on the ATN using IPS Standards and
Protocols
Multicast
1.4.13 The need to send the same information to multiple receivers is one of the main
requirements of surveillance data distribution. This requirement can be supported by IPv4
and IPv6 multicast services. Other networking techniques that achieve the same multicast
objective are not further considered within the scope of this document.
1.4.14 A limited number of ICAO Contracting States have deployed national IPv4 multicast
services for surveillance data distribution. However, the limited range of the IPv4 multicast
9
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
address space and the absence of gateways between IPv4 and IPv6 inhibits a scalable
deployment for the ATN/IPS.
1.4.15 In recent years, significant technical progress has been made in the field of IP
multicast, namely sourcespecific multicast (SSM). Contrary to existing deployments on the
basis of PIM-SM (Protocol Independent Multicast- Sparse Mode), SSM provides added
simplicity and resiliency to the routing of IP multicast traffic and is also ideally suited for
surveillance needs. Its use over IPv6 is recommended in a EUROCONTROL guideline
entitled “EUROCONTROL Guidelines for Implementation Support (EGIS), Part 5:
Communication & Navigation Specifications, Chapter 12, Surveillance Distribution over IP
Multicast Profile Requirement List (PRL)”.
1.4.16 A source-specific multicast (SSM) data channel is defined by the combination of a
destination multicast address and a source unicast address. This corresponds to a single
surveillance data flow made available from a specific source in the ATN/IPS.
10
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
RADAR ATC
SYSTEM
Tunneling IP (internet Protokol) merupakan suatu system yang dapat membungkus suatu
data yang kemudian ditansmisikan menuju suatu alamat tanpa mengurangi ataupun
menambah besar kecilnya suatu data serta dapat meningkatkan keamanan sebuah data yang
melewati sebuah jaringan.
11
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
Sebuah tunnel dapat dijadikan suatu metode transmisi didalam sebuah jaringan tanpa
mengganggu lalu lintas packet data yang melewati sebuah sistem,sehingga dapat dijadikan
salah satu metode untuk mentransmisikan data radar padang menuju pekanbaru.
Dari blok diagram diatas penggunaan metode tunnel in tunnel sangat efektif dalam
penggunaanya dimana di site radar padang hanya membutuhkan sebuah router dikarenakan
bandwith yang dibutuhkan untuk mentransmisikan data radar padang relative kecil hanya 10
kbps sehingga sangat lebih efisien dalam penggunaanya.
a. KEBUTUHAN FASILITAS
1) Router mikrotik (tersedia).
12
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
d. PERSIAPAN SDM
Guna persiapan SDM yang berkualitas dan unggul pada program implementasi
transmisi data radar multicast, maka dibutuhkan SDM yang dipersyaratkan sebagai
berikut:
e. APPROVAL
Proses persetujuan agar program implementasi transmisi data radar multicast ini
dapat dilaksanakan melalui rangkaian persetujuan berikut:
13
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
14
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
2. TRIAL OPERATION
a. Phase I adalah transmisi data radar yang terintegrasi dengan sistem VSAT Padang –
Pekanbaru menjadi main, sedangkan transmisi data radar multicast dengan metode tunnel
in tunnel menjadi standby dan dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari.
b. Phase II adalah transmisi data radar multicast dengan metode tunnel in tunnel menjadi
main dan transmisi data radar yang terintegrasi dengan sistem VSAT Padang –
Pekanbaru menjadi standby dan dilaksanakan selama 30 (tiga puluh) hari.
c. Trial operation transmisi data radar multicast dengan metode tunnel in tunnel menjadi
main setelah kedua phase tersebut telah dilaksanakan dan tidak adanya
kegagalan/didapatkan hasil lebih baik daripada transmisi data radar yang terintegrasi
dengan sistem VSAT.
15
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
d. Selama pelaksanaan trial operation Phase II, transmisi data radar yang terintegrasi dengan
sistem VSAT Padang – Pekanbaru yang berstatus standby dijamin tetap dapat beroperasi
dengan normal dan baik sebagai antisipasi apabila terjadi kegagalan pada transmisi data
radar multicast dengan metode tunnel in tunnel selama 14 (empat belas) hari.
e. Apabila Trial Operation Phase II ini gagal, maka kembali pada Trial Operation Phase I
dan diulang lagi pelaksanaan Trial Operation Phase I selama 14 (empat belas) hari.
f. Mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang dilaksanakan selama trial operation
sebagai bahan evaluasi menuju tahap full operation.
3. FULL OPERATION/IMPLEMENTATION
Untuk menuju tahap pengoperasian secara penuh/full operation implementasi transmisi
data radar multicast dengan metode tunnel in tunnel akan dilaksanakan beberapa hal sebagai
berikut:
a. Evaluasi pelaksanaan trial operation yang dilaksanakan oleh Kantor Cabang dan Pusat
Perum LPPNPI.
b. Tidak adanya penolakan atau cut off dari Kantor Pusat Perum LPPNPI.
c. Setelah ditetapkan full operation implementasi transmisi data radar multicast dengan
metode tunnel in tunnel, maka dinyatakan transmisi data radar yang terintegrasi dengan
sistem VSAT Padang – Pekanbaru dapat dicabut.
16
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
17
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
VSAT
TOTAL
PEMAKAIAN Per bulan 1 Cabang Perum LPPNPI 4,454,400
1 line 1 Cabang/Unit Perum LPPNPI
TOTAL
PEMAKAIAN Per tahun 1 Cabang Perum LPPNPI 53,452,800
1 line 1 Cabang/Unit Perum LPPNPI
TOTAL
104,500,000
ETHERNITY 1 Alat 1 Cabang Perum LPPNPI
BIAYA INSTALASI
DAN 7,500,000
KONFIGURASI 1 Jasa 1 Cabang Perum LPPNPI
SLG 99.96%
IP VPN
TOTAL Kebutuhan Bandwidth 10 Kbps/Cabang Perum
Per bulan 0
PEMAKAIAN LPPNPI
18
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
CBA
100
100
90
80
70 CBA
60
50
40
30
20 0.73
10
0
IP VPN VSAT
19
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
VI. PENUTUP
Konsep operasi Implementasi Transmisi data radar multicast dengan metode tunnel in
tunnel ini berlaku sejak saat ditetapkan. Apabila didalam pelaksanaannya terdapat beberapa
perubahan karena permasalahan administrasi ataupun teknis, maka akan dilakukan
revisi/amandemen seperlunya.
Demikian konsep operasi ini dibuat untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung
jawab oleh masing-masing unit terkait.
20
LAMPIRAN I
Tanggal :
Hari :
Lokasi :
Transmisi Performance
No. Reporter Ttd. Ket.
Data Radar NML US
1. VSAT
Multicast
metode
2
Tunnel in
Tunnel
KESIMPULAN : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet
LAMPIRAN II
2
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet