Anda di halaman 1dari 29

TRANSMISI MULTICAST DATA RADAR MENGGUNAKAN

METODE TUNNEL IN TUNNEL DENGAN PEMANFAATAN


JARINGAN AIRNAVNET

OLEH:

EKKY WIDHA ATMAKA (PERUM LPPNPI CABANG MANADO)


ADHITYA WISNU H. (PERUM LPPNPI CABANG PADANG)
KHALIDIN W SIMBOLON (PERUM LPPNPI CABANG PEKANBARU)

PERUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN


NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dalam rangka mengimplementasikan


Transmisi Multicast Data Radar dengan Metode Tunnel in Tunnel serta memanfaatkan
jaringan AirnavNet yang sudah ada guna peningkatan keselamatan operasional penerbangan
dan harapan efisiensi anggaran/biaya perusahaan, telah disusun Konsep Operasi Transmisi
Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel dengan Pemanfaatan Jaringan
AirnavNet.

Konsep Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel


dengan Pemanfaatan Jaringan AirnavNet ini merupakan panduan dan pedoman untuk
kelancaran proses peningkatan keselamatan operasional penerbangan dan kelancaran
pelayanan lalu lintas penerbangan dari sisi data radar di Unit Pekanbaru APP yang diinisiasi
oleh Tim yang terdiri dari Ekky Widha Atmaka, Adhitya Wisnu H. dan Khalidin
Walidiansyah Simbolon.

Penyusun,

ii
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................................................ivv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................................vi
I. PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
1. LATAR BELAKANG................................................................................................................1
2. MAKSUD DAN TUJUAN.........................................................................................................2
3. KELEBIHAN TRANSMISI DATA RADAR MULTICAST....................................................3
4. DASAR PELAKSANAAN.........................................................................................................3
5. STUDI LITERATUR..................................................................................................................4
II. IMPLEMENTASI TRANSMISI DATA RADAR MULTICAST...................................................11
1. TRANSMISI DATA RADAR SAAT INI................................................................................11
2. TRANSMISI DATA RADAR MULTICAST...........................................................................11
3. IMPLEMENTASI TRANSMISI DATA RADAR MULTICAST............................................12
III. SKENARIO TRANSISI IMPLEMENTASI TRANSMISI DATA RADAR MULTICAST.........15
1. PERSIAPAN TRIAL OPERATION.........................................................................................15
2. TRIAL OPERATION...............................................................................................................15
3. FULL OPERATION/IMPLEMENTATION............................................................................16
IV. CONTINGENCY PLAN................................................................................................................17
V. COST BENEFIT ANALYSIS (CBA)..............................................................................................18
VI. PENUTUP.......................................................................................................................................20

iii
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

DAFTAR TABEL

Tabel 1,1 Hubungan antara RCP dan RSP Specification………………………………… 7

Tabel 1.2 Spesifikasi RSP……………………………………………………………. 9

Tabel 5.1 Tabel Cost Benefit Analysis (CBA)………………………………………. 18

iv
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Konteks Operasional Kapabilitas dan Performansi Komunikasi dan


Surveillance…………………………………………………………………………………………….. 8

Gambar 2.1. Topologi Transmisi Data Radar saat menggunakan VSAT………………... 11

Gambar 2.2. Topologi Transmisi Data Radar Multicast…………………………………. 12

Gambar 5.1 Gambar Diagram CBA…………………………………………………….. 19

v
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Checklist Perfomance Transmisi Data Radar

Lampiran 2 Time Frame Implementasi

vi
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

I. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Dengan adanya program peningkatan pelayanan berbasis surveillance di Padang
CTR/TMA yang diberikan pelayanannya oleh Pekanbaru APP (Padang Radar), maka data
radar ditransmisikan melalui VSAT dari MSSR yang berada di Perum LPPNPI Cabang
Padang kepada data radar display di Perum LPPNPI Cabang Pekanbaru untuk keperluan
pemanduan lalu lintas penerbangan.

Berdasarkan histori terakhir pada tanggal 30 April 2022, terdapat NOTAM tentang
perubahan pelayanan di Padang CTR yang sebelumnya merupakan surveillance services
menjadi procedural service dikarenakan terjadi kegagalan pada data radar di Perum LPPNPI
Cabang Pekanbaru yang dikarenakan oleh kegagalan pada transmisi VSAT. Hal ini terjadi
dengan durasi yang lama yaitu selama 19 jam. Kejadian seperti itu tidak terjadi pertama
kalinya, namun sudah beberapa kali terjadi sebelumnya yaitu setelah peningkatan pelayanan
berbasis surveillance telah pada fase full implementation.

Selain latar belakang tersebut, pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini sangat
mengguncang baik jiwa, dan bahkan juga mengancam kehidupan dan ekonomi diseluruh
lapisan masyarakat dan organisasi dalam hal ini khususnya Perum LPPNPI. Jadi pada situasi
ini sangat dibutuhkan inovasi-inovasi yang dapat meminimalisir anggaran/keuangan
perusahaan namun tetap mengedepankan prinsip keselamatan operasi penerbangan.

Oleh karena itu, untuk meminimalisir terjadinya kegagalan fasilitas khususnya data radar
yang terjadi akibat gangguan pada transmisi sistem VSAT Lintasarta sekaligus meningkatkan
efisiensi anggaran/biaya perusahaan, diperlukan tranmisi data radar multicast dengan
menggunakan metode tunnel in tunnel melalui pemanfaatan jalur VPN (Virtual Private
Network) Lintasarta / Jaringan AirnavNet yang telah terinstalasi di masing-masing cabang
khususnya Perum LPPNPI Cabang Padang dan Pekanbaru. Multicast adalah sebuah teknik
dimana sebuah data dikirimkan melalui jaringan ke sekumpulan komputer yang tergabung ke
dalam sebuah grup tertentu, yang disebut sebagai multicast group, dalam sekali kirim.
Sedangkan tunnel in tunnel adalah suatu teknologi yang digunakan untuk membuat

1
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

sambungan/koneksi private Point to Point melalui jaringan internet/public sehingga paket


data yang diantar bebas gangguan/lebih aman. Proses tunnel in tunnel ini melalui
pemanfaatan jaringan AirnavNet sehingga lebih tercipta efisiensi dari anggaran/keuangan
perusahaan.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


MAKSUD

Transmisi data radar multicast menggunakan metode tunnel in tunnel ini memiliki
maksud secara prinsip untuk meningkatkan keselamatan penerbangan dari sisi transmisi data
radar dan pemanfaatan jaringan AirnavNet yang telah ada di Perum LPPNPI Cabang Padang
dan Perum LPPNPI Cabang Pekanbaru, dengan adanya pemanfaatan ini diharapkan
perusahaan dapat melakukan efisiensi anggaran/keuangan perusahaan dengan tetap
mengedepankan keselamatan operasional penerbangan.

TUJUAN

1. Untuk mengubah transmisi data radar yang sebelumnya melalui transmisi VSAT
Lintasarta menjadi Internet Protocol and Suites (IPS), sehingga diharapkan dapat
meningkatkan keselamatan penerbangan dari sisi data radar dengan cara meminimalisir
terjadinya kegagalan sistem transmisi VSAT Lintasarta.

2. Efisiensi anggaran/keuangan perusahaan yang mana jika menggunakan fasilitas VSAT


pembiayaan lebih besar dibandingkan dengan pemanfaatan jaringan AirnavNet yang
sudah terpasang.

3. Menjadi katrol ATC dengan meminimalkan kegagalan transmisi data radar, yang mana
jika hal ini terjadi maka terjadi penurunan pelayanan yang mana sebelumnya
merupakan surveillance service menjadi procedural service.

4. Memenuhi SARPs yang telah ditetapkan oleh ICAO.

5. Mendukung konsep SWIM dan IMANS.

2
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

3. KELEBIHAN TRANSMISI DATA RADAR MULTICAST


a. Sentralisasi IP Base, dimana hal ini memungkinkan untuk mengirimkan/transmisi
data radar ke Perum LPPNPI cabang lain/provider lain, dengan cara ini dapat
mengurangi corrupt data radar pada proses converting dari data serial menjadi IP
dan dapat dilakukan pengetesan data menggunakan aplikasi AST Modos atau
aplikasi Wireshark sebelum melakukan konfigurasi.

b. Memungkinkan untuk melakukan plug and play cable main/standby ataupun


menggunakan metode fail-over pada router yang tersedia.

c. Perangkat transmisi data IP dapat termonitor melalui aplikasi yang telah dibuat oleh
Tim VoIP Perum LPPNPI Cabang Padang yaitu ERR-Robot.

d. Mudah melakukan pengecekan apabila data radar tidak tertampil pada ATC System
dengan menggunakan tools torch pada router aplikasi wirehark ataupun aplikasi
AST Modos, sedangkan untuk converter serial harus menggunakan alat tambahan,
misalkan osiloskop.

e. Di dalam router sudah tersedia fitur graphing traffic sehingga dapat dengan mudah
mengidentifikasi masalah apabila terjadi kegagalan transmisi.

f. Transmisi data berbasis IP memungkinkan menggunakan coverter FO (Fiber Optic)


dan Arrester Port antara switch radar / ATC System menuju router untuk proteksi
lonjakan tegangan akibat sambaran petir.

4. DASAR PELAKSANAAN
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
b. Indonesia Modernization Air Navigation Systems (IMANS);
c. System Wide Information Management (SWIM);
d. Aviation System Block Upgrade (ASBU);
e. ICAO Doc. 9896 – Manual on The Aeronautical Telecommunication Network (ATN)
using Internet Protocol Suites (IPS) Standards and Protocol;
f. ICAO Doc. 9869 – Performance-Based Communication and Surveillance (PBCS)
Manual;

3
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 29 Tahun 2021 tentang Peraturan


Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 172 Tentang Penyelenggara Pelayanan
Manajemen Lalu Lintas Dan Telekomunikasi Penerbangan;
h. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 62 Tahun 2017 tentang Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 19 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan;
i. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 10 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 65 Tahun 2017 tentang Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil bagian 170 (Civil Aviation Safety Regulation Part
170) tentang Peraturan Lalu Lintas Udara (Air Traffic Rules)
j. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 9 Tahun 2022 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 Tahun 2016 tentang Tatanan Navigasi
Penerbangan Nasional;
k. Peraturan Direksi Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan
Indonesia Nomor PER.033/LPPNPI/IX/2015 tentang Safety Assessment Pelayanan
Navigasi Penerbangan;
l. Kontrak antara Perum LPPNPI dengan PT. Aplikanusa Lintasarta.

5. STUDI LITERATUR

Annex 11 – ATS

2.9 Performance-based surveillance (PBS) operations


2.9.1 In applying performance-based surveillance (PBS), RSP specifications shall be
prescribed by States. When applicable, the RSP specification(s) shall be prescribed on the
basis of regional air navigation agreements.
2.9.2 The prescribed RSP specification shall be appropriate to the air traffic services
provided.
2.9.3 Where an RSP specification has been prescribed by States for performance-based
surveillance, ATS units shall be provided with equipment capable of performance consistent
with the prescribed RSP specification(s).

4
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

ICAO Doc. 9869 – PBCS Manual

Actual surveillance performance (ASP). The portion of surveillance data delivery time that
is monitored against the required surveillance monitored performance (RSMP) values
provided by the RSP specification.
Aeronautical telecommunication network (ATN). A global internetwork architecture that
allows ground, air-ground and avionic data subnetworks to exchange digital data for the
safety of air navigation and for the regular, efficient and economic operation of air traffic
services.
*Performance-based surveillance (PBS). Surveillance based on performance specifications
applied to the provision of air traffic services.
Note.— An RSP specification includes surveillance performance requirements that are
allocated to system components in terms of surveillance to be provided and associated data
delivery time, continuity, availability, integrity, accuracy of the surveillance data, safety and
functionality needed for the proposed operation in the context of a particular airspace
concept.
Required surveillance performance (RSP) specification. A set of requirements for air traffic
services provision and associated ground equipment, aircraft capability, and operations
needed to support performance-based surveillance.
Required surveillance technical performance (RSTP). An RSP allocation that specifies the
maximum technical time for relevant parts of the ATS unit’s system, aeronautical station’s
system, the network systems and the aircraft system, for which there is no human
contribution to the surveillance data delivery performance.
RSP availability (A). An RSP parameter that specifies the required probability that
surveillance data can be provided.
RSP availability — aircraft (AAIR). An RSP allocation that specifies the required
probability that the aircraft system is serviceable for the relevant surveillance service.
RSP availability — CSP (ACSP). An RSP allocation that specifies the required probability
that the CSP/SSP systems are available to provide the required level of communication
supporting surveillance services, given the ATS unit’s system is available.

5
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

RSP availability — service (ASERVICE). An RSP allocation that specifies the required
probability that the ATS unit’s system and the CSP systems are available to provide the
required level of surveillance service.
RSP call performance. An RSP allocation that specifies the maximum time for when the
ground user accepts an incoming air-to-ground call to when the parties on the call have
completed the communication.
RSP continuity (C). An RSP parameter that specifies the minimum proportion of relevant
surveillance data to be delivered within the specified time, given that the service was
available at the start of delivery, where:
a) the minimum proportion is either 95 per cent that is used for statistical monitoring, or a
proportion (e.g. 99.9 percent) that is associated with the time after which the surveillance
data is considered overdue; and
b) the specified time represents the RSP data delivery time or any allocation provided by the
RSP specification.
Note.— For any given allocation of the RSP data delivery time, the RSP continuity remains
constant and is eferred to as “C for [allocation]”, (e.g. for RSTP, C for RSTPCSP).
RSP data delivery time. An RSP parameter that specifies the maximum time for a proportion
of surveillance data deliveries from the time at which the aircraft reported its position to
when the ATS unit receives the report. Two values are specified:
a) RSP nominal delivery time (DT). The maximum nominal time within which 95 per cent of
surveillance data
deliveries are required to be successfully delivered; and
b) RSP overdue delivery time (OT). The maximum time for the successful delivery of
surveillance data after which time the initiator is required to revert to an alternative
procedure.
RSP integrity (I). An RSP parameter that specifies the required probability that the
surveillance data is delivered with no undetected error.
RSP surveillance data transit time. Maximum time for the reception of the surveillance data
after which the controller should revert to an alternative procedure;
Surveillance data. Data pertaining to the identification of aircraft and/or obstructions for
route conformance monitoring and safe and efficient conduct of flight.

6
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

Tabel 1.1 Hubungan antara RCP dan RSP Specification

7
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

Gambar 1.1 Konteks Operasional Kapabilitas dan Performansi Komunikasi dan Surveillance

The operational requirements of an RSP specification apply to the surveillance services and
define parameter values for surveillance data transit times, RSP continuity, RSP availability
and RSP integrity, as well as allocated values (e.g. required surveillance monitored
performance (RSMP), required surveillance technical performance (RSTP) and, when
applicable, human performance). When applying RSP, it is assumed that that the supporting
system components are compatible and interoperable, in accordance with interoperability
standards.

An RSP specification is identified by a designator (e.g. RSP 180) in order to simplify the
designator naming convention and to make the required surveillance data delivery time
readily apparent to airspace planners, aircraft manufacturers and operators. The designator

8
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

represents the value for the surveillance data delivery time when the surveillance data
delivery is considered overdue.

The actual performance is associated with the surveillance data delivery from the time
associated with the aircraft’s position provided with the data, to the time when the ATS unit
receives the data (referred to as actual (operational) surveillance performance (ASP)). Post-
implementation monitoring continues to assess ASP.

Tabel 1.2 Spesifikasi RSP

ICAO Doc. 9896 Part III Chapter 1 – Manual on the ATN using IPS Standards and
Protocols
Multicast
1.4.13 The need to send the same information to multiple receivers is one of the main
requirements of surveillance data distribution. This requirement can be supported by IPv4
and IPv6 multicast services. Other networking techniques that achieve the same multicast
objective are not further considered within the scope of this document.
1.4.14 A limited number of ICAO Contracting States have deployed national IPv4 multicast
services for surveillance data distribution. However, the limited range of the IPv4 multicast

9
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

address space and the absence of gateways between IPv4 and IPv6 inhibits a scalable
deployment for the ATN/IPS.
1.4.15 In recent years, significant technical progress has been made in the field of IP
multicast, namely sourcespecific multicast (SSM). Contrary to existing deployments on the
basis of PIM-SM (Protocol Independent Multicast- Sparse Mode), SSM provides added
simplicity and resiliency to the routing of IP multicast traffic and is also ideally suited for
surveillance needs. Its use over IPv6 is recommended in a EUROCONTROL guideline
entitled “EUROCONTROL Guidelines for Implementation Support (EGIS), Part 5:
Communication & Navigation Specifications, Chapter 12, Surveillance Distribution over IP
Multicast Profile Requirement List (PRL)”.
1.4.16 A source-specific multicast (SSM) data channel is defined by the combination of a
destination multicast address and a source unicast address. This corresponds to a single
surveillance data flow made available from a specific source in the ATN/IPS.

10
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

II. IMPLEMENTASI TRANSMISI DATA RADAR MULTICAST

1. TRANSMISI DATA RADAR SAAT INI


Kondisi saat ini transmisi data radar antara kedua cabang masih menggunakan layanan
VPN (Virtual Private Network) VSAT dari PT. Aplikanusa Lintasarta.

PDG VSAT PKU VSAT


LINTASARTA LINTASARTA

RADAR ATC
SYSTEM

Gambar 2.1 Topologi Transmisi Data Radar saat menggunakan VSAT

2. TRANSMISI DATA RADAR MULTICAST


Dengan adanya jaringan VPN (Virtual Private Network) Airnavnet yang telah terinstalasi
di cabang padang dan pekanbaru sehingga dapat dimanfaatkan untuk membuat system
tunneling yang kedepanya dapat menjadi backup ataupun pengganti transmisi data yang
selama ini disediakan oleh PT.Aplikanusa Lintasarta.

Tunneling IP (internet Protokol) merupakan suatu system yang dapat membungkus suatu
data yang kemudian ditansmisikan menuju suatu alamat tanpa mengurangi ataupun
menambah besar kecilnya suatu data serta dapat meningkatkan keamanan sebuah data yang
melewati sebuah jaringan.

11
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

Sebuah tunnel dapat dijadikan suatu metode transmisi didalam sebuah jaringan tanpa
mengganggu lalu lintas packet data yang melewati sebuah sistem,sehingga dapat dijadikan
salah satu metode untuk mentransmisikan data radar padang menuju pekanbaru.

Gambar 2.2 Topologi Transmisi Data Radar Multicast

Dari blok diagram diatas penggunaan metode tunnel in tunnel sangat efektif dalam
penggunaanya dimana di site radar padang hanya membutuhkan sebuah router dikarenakan
bandwith yang dibutuhkan untuk mentransmisikan data radar padang relative kecil hanya 10
kbps sehingga sangat lebih efisien dalam penggunaanya.

3. IMPLEMENTASI TRANSMISI DATA RADAR MULTICAST

a. KEBUTUHAN FASILITAS
1) Router mikrotik (tersedia).

12
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

b. KEBUTUHAN DOKUMEN TEKNIS


Untuk memenuhi persyaratan dokumen teknis dalam implementasi transmisi data
radar multicast diperlukan beberapa dokumen teknis diantaranya sebagai berikut:

1) Penyusunan User Manual transmisi data radar multicast;


2) Pembaharuan MOS CASR 171 (jika diperlukan);
3) Pembaharuan SOP Teknik;
4) Pembaharuan LOCA antara Unit Teknik Perum LPPNPI Cabang Padang dengan
Unit Teknik Perum LPPNPI Cabang Pekanbaru;
5) SOP Transisi;

c. KEBUTUHAN DOKUMEN OPERASI


Untuk memenuhi persyaratan dokumen teknis dalam implementasi transmisi data
radar multicast diperlukan beberapa dokumen teknis diantaranya sebagai berikut:

1) Pembaharuan MOS CASR172 (jika diperlukan);


2) SOP Transisi.

d. PERSIAPAN SDM
Guna persiapan SDM yang berkualitas dan unggul pada program implementasi
transmisi data radar multicast, maka dibutuhkan SDM yang dipersyaratkan sebagai
berikut:

1) BimTek SDM Teknik;


2) Sosialisasi transmisi data radar multicast untuk SDM Teknik dan SDM Operasi;
3) Sinkronasi antara Unit Teknik Perum LPPNPI Cabang Padang dengan Unit
Teknik Perum LPPNPI Cabang Pekanbaru.

e. APPROVAL
Proses persetujuan agar program implementasi transmisi data radar multicast ini
dapat dilaksanakan melalui rangkaian persetujuan berikut:

13
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

1) Pelaksanaan program transmisi data radar multicast dengan menggunakan metode


tunnel in tunnel sesuai dengan paper yang telah dibuat;
2) Monitoring dan Evaluasi yang didokumentasikan;
3) Penyampaian informasi progress ke Kantor Pusat Perum LPPNPI serta
melampirkan seluruh dokumen dan lampiran.
4) Penyampaian informasi ke DNP (jika diperlukan).

f. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal kegiatan pelaksanaan kegiatan ini sebagaimana terlampir pada Lampiran
II.

g. PELAKSANAAN SAFETY ASSESSMENT


Penilaian formal akan disampaikan oleh Unit Teknik kepada Unit Keselamatan,
Keamanan dan Standardisasi sebagai proses pengajuan pelaksanaan Safety
Assessment, dan akan dilaksanakan sebelum pelaksanaan trial operation sesuai
dengan time frame pada Lampiran II.

14
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

III. SKENARIO TRANSISI IMPLEMENTASI TRANSMISI DATA


RADAR MULTICAST

1. PERSIAPAN TRIAL OPERATION


Untuk implementasi transmisi data radar multicast dengan menggunakan metode tunnel
in tunnel akan dilaksanakan uji coba operasi (trial operation) dengan beberapa kegiatan yang
akan dilaksanakan sebagai berikut:

a. Menyiapkan checklist kegiatan trial operation;


b. Observasi dan familiarisasi terhadap kondisi transmisi data radar multicast dengan
metode tunnel in tunnel untuk mendapat data dukung diantaranya:
2) Pemahaman terhadap fungsi, cara penggunaan serta metode kerja transmisi data radar
multicast dengan metode tunnel in tunnel;
3) Kesiapan transmisi data radar multicast dengan metode tunnel in tunnel.
c. Melakukan uji coba identifikasi pesawat udara;
d. Melakukan uji coba data radar display;
e. Mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang dilaksanakan selama persiapan trial
operation.

2. TRIAL OPERATION
a. Phase I adalah transmisi data radar yang terintegrasi dengan sistem VSAT Padang –
Pekanbaru menjadi main, sedangkan transmisi data radar multicast dengan metode tunnel
in tunnel menjadi standby dan dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari.
b. Phase II adalah transmisi data radar multicast dengan metode tunnel in tunnel menjadi
main dan transmisi data radar yang terintegrasi dengan sistem VSAT Padang –
Pekanbaru menjadi standby dan dilaksanakan selama 30 (tiga puluh) hari.
c. Trial operation transmisi data radar multicast dengan metode tunnel in tunnel menjadi
main setelah kedua phase tersebut telah dilaksanakan dan tidak adanya
kegagalan/didapatkan hasil lebih baik daripada transmisi data radar yang terintegrasi
dengan sistem VSAT.

15
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

d. Selama pelaksanaan trial operation Phase II, transmisi data radar yang terintegrasi dengan
sistem VSAT Padang – Pekanbaru yang berstatus standby dijamin tetap dapat beroperasi
dengan normal dan baik sebagai antisipasi apabila terjadi kegagalan pada transmisi data
radar multicast dengan metode tunnel in tunnel selama 14 (empat belas) hari.
e. Apabila Trial Operation Phase II ini gagal, maka kembali pada Trial Operation Phase I
dan diulang lagi pelaksanaan Trial Operation Phase I selama 14 (empat belas) hari.
f. Mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang dilaksanakan selama trial operation
sebagai bahan evaluasi menuju tahap full operation.

3. FULL OPERATION/IMPLEMENTATION
Untuk menuju tahap pengoperasian secara penuh/full operation implementasi transmisi
data radar multicast dengan metode tunnel in tunnel akan dilaksanakan beberapa hal sebagai
berikut:

a. Evaluasi pelaksanaan trial operation yang dilaksanakan oleh Kantor Cabang dan Pusat
Perum LPPNPI.
b. Tidak adanya penolakan atau cut off dari Kantor Pusat Perum LPPNPI.
c. Setelah ditetapkan full operation implementasi transmisi data radar multicast dengan
metode tunnel in tunnel, maka dinyatakan transmisi data radar yang terintegrasi dengan
sistem VSAT Padang – Pekanbaru dapat dicabut.

16
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

IV. CONTINGENCY PLAN TRANSMISI DATA RADAR MULTICAST

Rencana kontingensi yang dibuat terhadap kemungkinan terjadinya


gangguan/kegagalan transmisi data radar multicast dengan metode tunnel in tunnel dengan
mempertimbangkan beberapa kemungkinan kondisi yang dapat terjadi antara lain:

1. Jaringan/VPN mengalami kegagalan/malfunction/error.


 Memberikan pelayanan procedural services.
 Menggunakan Aplikasi ERR-Robot sebagai pendeteksi kegagalan jaringan
AirnavNet, untuk mempercepat proses perbaikan.
2. Router mengalami kegagalan/malfunction/error.
 Menggunakan metode Virtual Router Redundancy Protocol (VRRP).
3. Transmisi data radar multicast dengan metode tunnel in tunnel mengalami
kegagalan/malfunction/error.
 Memberikan pelayanan procedural services.
 Melakukan plug and play cable.
 Menggunakan metode fail-over pada router.
.

17
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

V. COST BENEFIT ANALYSIS (CBA)

Tabel 5.1 Tabel Cost Benefit Analysis (CBA)

VSAT
TOTAL
PEMAKAIAN Per bulan 1 Cabang Perum LPPNPI 4,454,400
1 line 1 Cabang/Unit Perum LPPNPI

TOTAL
PEMAKAIAN Per tahun 1 Cabang Perum LPPNPI 53,452,800
1 line 1 Cabang/Unit Perum LPPNPI

TOTAL
104,500,000
ETHERNITY 1 Alat 1 Cabang Perum LPPNPI
BIAYA INSTALASI
DAN 7,500,000
KONFIGURASI 1 Jasa 1 Cabang Perum LPPNPI

TOTAL COST Per Bulan 1 Cabang Perum LPPNPI 116,454,400


Per Tahun 1 Cabang Perum LPPNPI 165,452,800

SLG 99.96%

IP VPN
TOTAL Kebutuhan Bandwidth 10 Kbps/Cabang Perum
Per bulan 0
PEMAKAIAN LPPNPI

TOTAL Kebutuhan Bandwidth 10 Kbps/Cabang Perum


Per tahun 0
PEMAKAIAN LPPNPI

TOTAL ROUTER 1 Alat 1 Cabang Perum LPPNPI 1,200,000

TOTAL COST Per Bulan 1 Cabang Perum LPPNPI 1,200,000


Per Tahun 1 Cabang Perum LPPNPI 1,200,000

SLG Kantor Pusat 99.90%


Kantor Cabang 99.50%

Per Tahun / Total


Presentase Benefit 99.27%
Cabang

18
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

CBA
100

100
90
80
70 CBA
60
50
40
30
20 0.73
10
0
IP VPN VSAT

Gambar 5.1 Gambar Diagram CBA

19
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

VI. PENUTUP

Konsep operasi Implementasi Transmisi data radar multicast dengan metode tunnel in
tunnel ini berlaku sejak saat ditetapkan. Apabila didalam pelaksanaannya terdapat beberapa
perubahan karena permasalahan administrasi ataupun teknis, maka akan dilakukan
revisi/amandemen seperlunya.

Demikian konsep operasi ini dibuat untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung
jawab oleh masing-masing unit terkait.

20
LAMPIRAN I

CHECKLIST PERFORMANCE TRANSMISI DATA RADAR

Tanggal :

Hari :

Lokasi :

Transmisi Performance
No. Reporter Ttd. Ket.
Data Radar NML US

1. VSAT

Multicast
metode
2
Tunnel in
Tunnel

KESIMPULAN : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

LAMPIRAN II

TIME FRAME IMPLEMENTASI


No
Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Penanggung Jawab Ket.
.
Penyampaian Paper kepada Minggu I Agustus Perum LPPNPI
1
Kantor Pusat Perum LPPNPI 2022 Cabang Padang
Rapat Pembahasan antara
Perum LPPNPI
Perum LPPNPI Cabang Minggu I Agustus
2 Cabang Padang dan
Padang dengan Perum 2022
Pekanbaru
LPPNPI Cabang Pekanbaru
Perum LPPNPI
Minggu II – Minggu II
3 Pemenuhan Kesiapan Operasi Cabang Padang dan
Agustus 2022
Pekanbaru
Perum LPPNPI
Minggu II – Minggu
4 Pemenuhan Kesiapan Teknik Cabang Padang dan
III Agustus 2022
Pekanbaru
Perum LPPNPI
Pemenuhan Kesiapan SDM Minggu II – Minggu
5 Cabang Padang dan
Teknik dan Operasi III Agustus 2022
Pekanbaru
Perum LPPNPI
Pembuatan RFC dan Minggu IV Agustus
6 Cabang Padang dan
Penilaian Formal 2022
Pekanbaru
Safety Assessment oleh
Minggu I September Perum LPPNPI
7 MKKS Perum LPPNPI
2022 Cabang Pekanbaru
Cabang Pekanbaru
Perum LPPNPI
Pemenuhan Safety Minggu II September
8 Cabang Padang dan
Assessment 2022
Pekanbaru
9 Penyampaian Konsep Operasi Minggu III September Perum LPPNPI

2
Transmisi Multicast Data Radar Menggunakan Metode Tunnel in Tunnel Dengan
Pemanfaatan Jaringan AirnavNet

ke Kantor Pusat Perum Cabang Padang dan


2022
LPPNPI Pekanbaru
Perum LPPNPI
Minggu IV September
10 SOP Transisi Cabang Padang dan
2022
Pekanbaru
Penyampaian ke DNP (jika Minggu I Oktober
11 DNP
diperlukan) 2022
Perum LPPNPI
Minggu II Oktober
12 Trial Operation Phase I Cabang Padang dan
2022
Pekanbaru
Minggu III Oktober – Perum LPPNPI
13 Trial Operation Phase II Minggu III November Cabang Padang dan
2022 Pekanbaru
Perum LPPNPI
Minggu IV November
14 Full Operation Cabang Padang dan
2022
Pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai