Anda di halaman 1dari 2

Lilin Pemberianku

Pada suatu pagi yang cerah, seorang guru baru bernama Tania tiba di sebuah desa
kecil untuk mengajar di sekolah dasar setempat. Dia sangat antusias untuk berbagi
pengetahuan dengan anak-anak, dan mereka pun menyambutnya dengan senang hati.

Namun, Tania segera menyadari bahwa kondisi sekolahnya sangat memprihatinkan.


Kebanyakan anak-anak datang dari keluarga miskin, dan mereka seringkali harus
bekerja di ladang atau rumah tangga untuk membantu keluarga mereka. Buku dan
fasilitas yang diperlukan untuk pembelajaran juga sangat terbatas.

Namun, Tania tidak menyerah. Dia bekerja keras untuk membuat pelajaran yang
menarik dan interaktif dengan apa yang ada. Dia bahkan mengumpulkan sumbangan
dari teman-temannya untuk membeli buku dan alat tulis untuk anak-anak. Dan
meskipun dia tahu bahwa ada begitu banyak hambatan, dia tetap berharap bahwa
anak-anak ini akan sukses dalam hidup mereka.

Saat hari terakhir Tania mengajar di sekolah, dia memberikan setiap anak lilin kecil
sebagai tanda harapan untuk masa depan mereka. Dia meminta mereka untuk
menyalakan lilin itu setiap kali mereka merasa putus asa dan terus berjuang untuk
cita-cita mereka.

Tania sangat senang melihat senyum bahagia di wajah anak-anak ketika dia
meninggalkan kelas. Namun, tak lama setelah itu, sebuah kebakaran melanda desa
itu. Anak-anak dan keluarga mereka kehilangan rumah, dan bahkan sekolah tempat
Tania mengajar hancur terbakar.

Tania sangat sedih ketika dia mendengar berita itu. Namun, beberapa minggu
kemudian, ketika dia membuka kotak posnya, dia menemukan sebuah surat dari salah
satu anak di kelasnya. Dalam surat itu, anak itu menceritakan tentang bagaimana dia,
dengan menggunakan lilin yang diberikan oleh Tania, telah belajar membaca dan
menulis di rumah-rumah yang dihuni oleh para pengungsi. Dia menutup surat dengan
berterima kasih pada Tania, karena telah memberinya harapan di saat-saat yang sulit.

Tania menangis membaca surat itu, menyadari bahwa bahkan dalam situasi yang
paling sulit, harapan dan pendidikan masih dapat memberi kekuatan pada seseorang
untuk terus maju. Dia belajar bahwa apa yang dia berikan ke anak-anak di sekolah itu
adalah jauh lebih penting dari yang dia pikirkan, dan dia merasa sangat bersyukur
untuk dapat menjadi seorang guru yang memberikan harapan dan inspirasi bagi para
siswanya.

Karya: Friscilla Gultom / XI MIPA 3

Anda mungkin juga menyukai