Anda di halaman 1dari 7

Definisi Injeksi yaitu …….

 Farmakope Indonesia edisi IV/V (hal:..)


 USP 30 (hal:..)
 Lachman (hal:..)
Mengapa dibuat sediaan Infus? (pustaka, halaman)
FORMULASI

Nama zat aktif :


Data preformulasi dari (nama zat aktif) yang penting untuk dipertimbangkan dalam pembuatan sediaan :
 Pemerian : Kristal (farmakope Indonesia 3, hal 30)
 Struktur Zat Aktif : (gambar strukturnya)
 Kelarutan : (jika memungkinkan jelaskan secara detail 1 bagian zat aktif larut dalam berapa bagian
pelarut, tidak hanya menyatakan : ‘mudah larut’, ‘larut’, ‘sukar larut’, dll.)
 pH stabilitas : (Untuk mempertimbangkan dapar/adjust pH yang digunakan, jika tidak ada tulis pH
sediaan yang ada di pustaka rujukan)
 pKa : (jika terdapat data pKa, maka zat aktif dapat dikategorikan sebagai elektrolit lemah)
 Titik Lebur (mempengaruhi cara sterilisasi)
 Stabilitas : (Lihat kestabilan terhadap suhu (menentukanmetodesterilisasi), oksidasi, hidrolisis,
fotostabilitas). Sediaan injeksi umumnya dilakukan sterilisasi akhir)
 Inkompatibilitas dengan bahan lain dalam formula: glucose incompatible ?(FI 3, hal..)
 Wadah dan penyimpanan : (aturannya bagaimana?)

Injeksi (nama zat aktif) adalah ...................


Contoh: *Injeksi atenolol adalah larutan atenolol steril dalam air untuk injeksi. Injeksi atenolol mengandung agen
pendapar yang sesuai. (USP-NF 32, Vol 2, 2009, p. 1597)
(Pustaka: FI V, USP-NF, buku monografi lainnya)

Bentuk zat aktif yang digunakan adalah...(basa, garam, ester, pro-drug).. alasannya (terkait kelarutannya, stabilitas
maupun efektivitasnya, pokoknya yang terkaitfarmasetiknya)

Berdasarkan analisis farmakologi dan dari data preformulasi zat aktif tersebut, maka dibuat sediaan injeksi .............
(nama zat aktif) dengan volume …. mL, dan dengan kekuatansediaan ….. mg/mL sebanyak ….. vial/ampul.Injeksi
(namazataktif) yang dibuatmerupakansediaandosistunggal/ganda.

Berdasarkan data preformulasi tersebut, cara sterilisasi sediaan injeksi (nama zat aktif) adalah

……………………….. karena ………………………..

Untuk menentukan bentuk sediaan injeksi (suspensi/rekons/minyak) lihat definisi dalam USP)

FORMULA UMUM
Formula umum dari sediaan infus adalah
R/ Zat aktif
Pembawa/pelarut (diutamakan bentuk larutannya)
Kalo air pake WFI adhingga….
Zat tambahan, dapat berupa :
♦ Pengatur tonisitas
♦ Pengatur pH (dapar)
♦ Pengawet (jika sediaan untuk penggunaan multidose)
♦ Antioksidan
♦ Anestetik lokal (Biasa digunakan untuk mengurangi rasa nyeri akibat larutan suntik yang kental, sangat
hipertonis dan atau larutan senyawa obat yang terlalu asam. Seperti larutan obat suntik streptomycin + 0,5
% prokain HCl. Contoh : Novokain, Benzil alkohol)
♦ Zat pengompleks
♦ Suspending agent dan wetting agent (untuk sediaan injeksi suspensi)

III.1.2. FORMULA PUSTAKA

1
Formula yang terdapat di pustaka adalah:

Cari formula sediaan kita yang ada di berbagai pustaka.


Pustaka : Art of Compounding, Generic Drug Formulation, Drug Formulation Manual Handbook of Pharmaceutical
Manufacturing, Handbook on Injectable Drugs, Remington
ormula pustaka yang ditemukan dianalisa kegunaan masing-masing eksipien, sebisa mungkin untuk
eksipien yang membingungkan biarkan kosong pada kolom fungsinya
Bila tidak ditemukan formula di pustaka, cari di Online (Registration Draft Drug dari US patent, FDA,
MEA dll coba ketik di google “draft registration of zat aktif), atau ambil dari jurnal ilmiah tapi yang bagus ex:
pubchem, sprinkler dll atau cari Product Monograph, Material Safety Data Sheet (MSDS) dari produk yg
terkenal beredar.
jika masih tidak ditemukan, cantumkan bahwa “formula tidak ditemukan dalam pustaka .....
(nama pustaka yang telah ditelusuri)

PENGEMBANGAN FORMULA
Bentuk zat aktif yang digunakan adalah ...........................
Bentuk zat aktif yang digunakan beserta alasan pemilihan bentuk senyawa zat aktif (misalnya, bentuk zat aktif
berupa garam atau ester dari bahan aktif)
Alasan pemilihan bentuk zat aktif adalah

● Jika zat aktif tidak stabil dalam larutan aqueous (mudah terhidrolisis) maka dibuat sediaan rekonstitusi.
● Jika zat aktif tidak tahan panas→ sterilisasi akhir dengan autoklaf tidak dapat dilakukan→ dapat dilakukan
dengan penyaringan dengan membran 0,22 µm (filter bakteri) dan pembuatan dilakukan secara aseptik dalam
sistem tertutup di ruang ‘kelas A (dibawah LAF)
● Jika zat aktif tidak tahan oksigen
- air untuk injeksi dididihkan terlebih dahulu untuk mengusir O2 dan CO2
- sediaan dibuat dalam sistem yang tidak terdapat O2 dengan cara mengalirkan gas nitrogen ke dalam bulk
selama proses
● Jika suasana asam dapat mempercepat dekomposisi zat aktif : suasana asam meningkatkan laju
dekomposisi zat aktif (pustaka.....) sehingga pH larutan harus dibuat sedikit basa (pH...)
● Karena pembawa yang digunakan merupakan air, serta penggunaan injeksi yang dilakukan berulang (dosis
ganda) (jika dalam kemasan vial), maka terdapat kemungkinan pertumbuhan mikroba di dalamnya sehingga
diperlukan pengawet antimikroba. Pengawet yang dapat digunakan antara lain ….. Dalam sediaan ini dipilih
pengawet karena ….. (kompatibilitas, kelarutan dalam air, efektifitas pengawet pada pH sediaan yang akan
dibuat dll.)
● Pada penelusuran pustaka ditemukan bahwa zat aktif mudah teroksidasi, sehingga perlu ditambahkan
antioksidan. Antioksidan yang dapat dipilih diantaranya …. Pada sediaan ini dipilih antioksidan …, dengan
dasar pertimbangan…. (kompatibilitas, kelarutan dalam air,, dll. Dengan mekanisme kerja antioksidan
berupa…
● Jika zat aktif yang digunakan perlu dilakukan kompleksasi dengan penambahan zat pengkompleks untuk
menghasilkan kompleks yang larut air. Maka tetap tuliskan zat aktif sesuai dengan soal, dan tambahkan zat
pengkompleks dalam formula
Misal: Injeksi teofilin (di pasaran tersedia injeksi aminofilin yang merupakan campuran antara teofilin dengan
EDTA, maka tetap gunakan injeksi teofilin (karena berpengaruh pada bab analisis), sedangkan EDTA ditulis
pada formula sebagai zat pengkompleks)
● Jika terpaksa tonisitas sediaan yang digunakan sebagai sediaan yang hipertonis, maka ditambahkan anestesi
lokal pada formula atau dilakukan penyuntikan secara perlahan-lahan.

2
- Sifat fisika (kelarutan, titik leleh, sifat aktif permukaan)
- Sifat kimia (antaraksi kimia)
- Stabilitas (cahaya, panas, oksidasi-reduksi, hidrolisa).
Alasan pemilihan eksipien:

Metode sterilisasi

Alat, bahan

Perhitungan tonisitas

USULAN FORMULA (KESIMPULAN FORMULA UTAMA DAN ALTERNATIF)

MONOGRAFI EKSIPIEN

 Pemerian
 Kelarutan
 Inkompatibilitas
 Stabilitas
 Fungsi dan konsentrasi yang dibutuhkan
HOPE

3
METODE PEMBUATAN SEDIAAN

Berisi kesimpulan sediaan yang akan dibuat meliputi: kekuatan sediaan, volume, jumlah, metode pembuatan dan
alasan pemilihan metode. Seperti:

Akan dibuat sediaan injeksi (nama zat aktif), dengan volume .... mL per ampul/vial. Kekuatan sediaan yang dibuat
adalah …mg/mL, dengan jumlah …….ampul/vial (coklat). Pembuatan dilakukan dengan
metode....(aseptik/sterilisasi akhir)
PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN

Perhitungan
 Identifikasi bahan aktif
 Penetapan kadar
 Keseragaman sediaan
 Penetapan volume injeksi dalam wadah
 Penetapan pH
 Uji kebocoran
 Uji kejernihan dan warna
 Bahan partikulat dalam injeksi
 Uji sterilitas
 Uji endotoksin
 Uji potensi antibiotik (untuk zat aktif antibiotik)
 Uji efektivitas pengawet antimikroba
 Uji kandungan zat antimikroba
Jadi, total sediaan yang akan dibuat adalah (A) botol (yang ditugaskan) + (B) botol untuk evaluasi = (C) botol
Jumlah volume sediaan total = (C) botol x @ (Z) mL = (P) mL
Untuk antisipasi kehilangan selama proses (evaluasi IPC juga termasuk), dilebihkan sebesar (Q) ml (didapat dari
10% x (P))
Maka volume total yang akan dibuat adalah : Total volume = (P) mL + (Q) mL = (R) mL  digenapkan menjadi
(S) mL

Perhitungan Tonisitas

Metode : (ekivalensi NaCl / Liso / ^Tf)

Perhitungan : (untuk … mL sediaan)

E NaCl (bisa dicari di tabel FI IV atau dari Massa Zat (gram) Tonisitas ( Massa x E NaCl)
perhitungan L iso)

TOTAL

Jumlah NaCl yang diperlukan = 0,9 – Total tonisitas = ……. Gram


Kesimpulan :
Contoh: Sediaan bersifat : hipotonis, ditambahkan pengisotonis NaCl

Perhitungan Dapar

Jenis Dapar / Kombinasi : (contoh: Dapar Fosfat (NaH2PO4 dan Na2HPO4))

Target pH : ……

6
Kapasitas Dapar: ……

Perhitungan : (untuk …mL sediaan)

Penimbangan
Formula yang akan dibuat:
Tiap 5 mL, mengandung:
R/ zat aktif m mg
Eksipien 1 n%
Dll

7
PROSEDUR PEMBUATAN SEDIAAN
Silahkan dipilih dari nomor 1-6 cara pembuatan yang ingin dibuat :
1. Larutan (apakah sterilisasi akhir atau teknik aseptic?)
2. Injeksi Suspensi Kering tanpa granulasi (apakah sterilisasi akhir atau teknik
aseptic?)
3. Injeksi Suspensi dengan Pembawa Air
4. Injeksi Suspensi dengan Pembawa Air
5. Injeksi Larutan Minyak
6. Injeksi Emulsi M/A

Alat yang dibutuhkan

Cara Sterilisasi Alat


Nama alat Cara sterilisasi Waktu
Sendok porselen
Spatel logam
Pinset
Batang pengaduk
Oven 170˚C 1 jam
Krusentang
Corong
Pipet tetes
Erlenmeyer
Gelas ukur
Pipet ukur
Kertas saring
Kertas perkamen
Kapas
Saringan G3
Slang karet buret Autoklaf 121⁰C 15 menit
Jarum buret
Zalfkaart
Pakaian kerja
Masker
sarung tangan
alas kaki
Cawan penguap
Kaca arloji
Gelas kimia
Erlenmeyer Oven 170˚C 1 jam
Kolom
Corong serbuk
Ayakan B40
Buret Larutan fenol 5% 24 jam
Mortir & stemper Dibakar dengan spiritus 96%
Dop pipet Rendam dalam alkohol 70 % 24 am

Cara sterilisasi Wadah

Evaluasi Biologi
Evlauasi kimia

8
PENGEMASAN SEDIAAN JADI

Sediaan jadi injeksi ........... (nama zat aktif) dikemas dalam ampul/vial berwarna coklat/ biasa
borosilikat. Dengan volume netto ... mL.
Catatan: Untuk injeksi rekonstitusi, pengemasan harus dilakukan dalam vial.
PENYIMPANAN

Dijelaskan disimpan dimana beserta alasannya.

Anda mungkin juga menyukai