oven
ampul
i
Seri Buku Petunjuk Praktikum Teknologi Farmasi
Teknologi Formulasi
Sediaan Steril
Penyusun :
Penerbit :
laboratorium seperti : serbet bersih, sudip film, wadah sediaan (misal vial, botol kaca,
mahasiswa wajib menyerahkan surat ijin atau surat keterangan dokter bila sakit.
5. Bekerja sesuai dengan tata cara meracik obat yang baik : jujur, teliti, bersih dan rapi
6. Pada waktu menimbang bahan hanya diperkenankan mengambil satu botol bahan obat
7. Selesai praktikum, meja dan semua peralatan wajib dibersihkan dan diserahkan
kepada laboran.
8. Mahasiswa wajib melaporkan peralatan yang hilang atau pecah atau rusak dan
9. Mahasiswa yang melanggar peraturan dan tata tertib ini, tidak diperkenankan
mengikuti ujian.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Formulasi Sediaan Steril akhirnya dapat terselesaikan. Fokus utama bahasan buku ini
adalah proses atau tahapan-tahapan dalam sterilisasi dan teknik pembuatan sediaan steril.
Buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu buku pendamping bagi Mahasiswa yang sedang
pengetahuan yang lebih dalam , Mahasiswa diharapkan dapat membaca buku teks yang ada
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan buku ini.
Masukan yang bersifat positif sangat diharapkan untuk perbaikan buku ini dimasa
mendatang, terimakasih.
Tim Penyusun.
DAFTAR ISI
Kata pengantar..................................................................................................v
Daftar Isi...........................................................................................................vi
Pendahuluan......................................................................................................1
Sediaan farmasi steril adalah sediaan farmasi yang memenuhi syarat bebas dari
mikroorganisme disamping syarat fisika dan kimia. Beberapa istilah yang perlu diketahui ,
misal: Steril adalah bebas dari mikroorganisme dan sterilisasi adalah metode untuk
1. Bentuk cair, misalnya larutan steril, emulsi steril, dan suspensi steril, tetes mata
Sediaan farmasi steril dapat digunakan secara topikal, misalnya salep mata tetapi pada
umumnya diberikan cara disuntikkan atau diinjeksikan kedalam atau melalui kulit atau
mukosa. Pemberian dengan diinjeksikan disebut pula dengan pemberian secara parenteral
1. Steril.
Semua bentuk sediaan yang digunakan secara parenteral, larutan tetes mata dan alat-
alat kedokteran yang dipakai untuk penggunaan sediaan-sediaan/ obat parenteral harus steril,
bebas dari mikroorganisme hidup. Keadaan steril, bebas dari mikroorganisme hidup harus
diusahakan dan dijaga sejak awal proses pembuatan, pada pengemasan samapai pada saat
Partikel asing ini biasanya merupakan bahan bergerak yang tidak larut dan secara
tidak sengaja terdapat dalam sediaan parenteral. Partikel asing dapat memeberikan resiko
1
Beberapa sumber yang dianggap dapat menghasilkan atau mengeluarkan partikel
c. Komponen pengemas
3. Bebas Pirogen
Pirogen didefinisikan sebagai hasil metabolik dari mikroorganisme hidup atau mati
Secara kimia pirogen berupa lypopolysaccharida, larut dalam air. Pirogen ini dapat
disaring (dengan ukuran tertentu), dan merupakan zat padat mikromolekul dengan BM antara
15.000 - 4.000.000
4. Stabilitas.
Dalam pembuatan bentuk sediaan steril, suatu hal yang harus diperhatikan adalah
stabilitas dari obatnya. Obat dalam larutan pada umumnya kurang stabil dibandingkan bentuk
padatnya.
Untuk larutan stabilitas fisik pada umumnya ditunjukkan dengan perubahan fisiknya
pada penyimpanan. Misal ada endapan atau perubahan warna merupakan indikasi ketidak
stabilan.
5. Tonisitas
Tonisitas berhubungan dengan tekanan osmose yang diberikan oleh suatu larutan
dari zat atau zat padat yang terlarut. Cairan badan atau cairan mata memberikan tekanan
Saline atau larutan NaCl 0,9%. Suatu larutan dengan jumlah solute/ zat terlarut lebih
banyak dari cairan badan/cairan mata mempunyai tekanan osmose lebih besar dari larutan ini
disebut larutan hypertonis. Sebaliknya bila jumlah solute lebih sedikit sehingga tekanan
Cairan badan termasuk juga cairan mata mengandung sejumlah zat terlarut yang
dapat menurunkan titik beku larutan 0,520C. Demikian juga larutan NaCl 0,9% dapat
menurunkan titik beku 0,52 %. Oleh karena itu larutan NaCl 0,9% dan cairan badan disebut
isotonis.
Beberapa cara dapat dipakai untuk menghitung nilai isotonis(tonisitas) suatu larutan
antara lain:
c. Ekuivalensi NaCl
d. Faktor disosiasi
𝑓𝑎 𝑓𝑏
𝑥𝑎 𝑥 𝑏 + ⋯ = 0,28
𝑀𝑎
+ 𝑀𝑏
mencapai isotonis, dinyatakan dalam gram setiap liter (=h) dipakai rumus :
ℎ = 𝑀ℎ 𝑓𝑎 𝑓𝑏
𝑓ℎ 𝑥 (0,28 − 𝑥𝑎 𝑥 + ⋯ ) 𝑔/𝐿
( 𝑀𝑎 + 𝑀𝑏
Keterangan:
Ma,Mb = Berat molekul zat-zat terlarut (a,b)
a,b = kadar zat-zat dalam gram setiap liter
Mh = Berat molekul zat pengisotonis
Fh,fa,fb, = faktor-faktor yang mempunyai harga berikut
a) Zat yang tidak terdisosiasi (glukosa, gliserin)….....1
b) Basa-basa dan asamlemah….............1,5
c) Basa-basa dan asam kuat, garam-garam.............1,8
Mh
Harga = 𝑁𝑎𝐶𝑙 = 32
𝑓ℎ
Bahan-bahan yang biasa dipakai untuk membuat larutan isotonis antara lain :
1. NaCl
2. Glukosa.
6. Kejernihan (larutan)
7. PH yang sesuai.
PERCOBAAN I
Judul : Pencucian dan sterilisasi Instrumen /alat ( Karet, Vial Dan Botol Infus, alat alat
gelas)
sterilisasi instrumen/alat.
Alat :
Autoclave
Oven
Glassware
Bahan:
Tepol 1%
Aquadest
HCL Encer
Prosedur Kerja:
aquabidest lalu di autoklav pada suhu 1100C selama 20 menit kemudian dilihat
kejernihan filtratnya, apabila belum jernih dapat diulang tindakan ini sampai
2. Didihkan ampul, vial, botol infuse dengan campuran sama banyak tepol 1% dan
5. Atur container dengan teratur dan rapi dalam oven dan sterilkan pada tempratur
PERCOBAAN II
Alat :
Autoclave
Glassware
Timbangan
Spuit
Bahan:
Thiamin Hidrocloride
Aqua Pi
Karbo adsorben
Formula:
R/ Thiamin Hidrocloride 5 mg
Aqua Pi ad 100 ml
Prosedur Kerja:
3. Gojog larutan dengan karboabsorben 0,1% yang telah diaktifkan 5-10 menit,
4. Masukkan larutan dalam ampul sesuai volume yang diminta, tutup dan sterilkan
Kebocoran
Partikel
Kejernihan
PERCOBAAN III
Tujuan : Mahasiswa mampu memahami dan membuat infus RL secara baik dan benar.
Alat :
Penangas air
Glass ware
Autoclave
Bahan :
Komposisi RL
Natrium laktat
NaCl
KCl
CaCl2.2H2O
Aqua p.i
Karboadsorben
PROSEDUR KERJA
NaCl 0,6
KCl 0,03
CaCl2.2H2O 0,01
B. Cara Kerja :
2. Didihkan aquadest
6. Gojog larutan dengan karboabsorben 0,1% diamkan, kemudian saring hingga jernih.
PH
kebocoran
partikel
kejernihan
PERCOBAAB IV
Benar.
Alat :
Oven
Autoclave
Beker glas
Timbangan
Bahan :
Glukosa
Aqua Pi
Formula :
R/ D5%, D10%, D15% dan D20%
M.f. infus ad 100 mL
Cara Kerja :
4. Cek PH larutan antara 5-7, jika kurang asam tambah HCl 0,1 N sedangkan bila
6. Gojog larutan dengan karboabsorben 0,1% diamkan, kemudian saring hingga jernih.
8. Disterilkan dalam autoclave 1000C selama 30 menit atau 1200C selam 20 menit.
PERCOBAAB V
dan benar.
Alat :
- Glass ware
- PH meter
Bahan :
- Asam borat
- Preservative
- Aquadestilat
- Pengemas
PROSEDUR KERJA
A. Formula :
R/ tiap 10 mL mengandung :
Koloramfenikol 50 mg
Aqua p.i ad 10 mL
B. Cara Kerja :
4. Cek PH 5-7 jika PH 5-7 berarti pembuatan tetes mata dapat dilanjutkan.
5. Sterlisasi
DAFTAR BACAAN