Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Bayi
a. Defenisi bayi
Bayi merupakan masa awal seorang anak yang baru keluar dari
rahim ibu (dilahirkan) dengan rentang waktu saat setelah ia dilahirkan
sampai lebih dari 12 bulan (Herman, 2020). Defenisi lain tentang bayi
yaitu suatu tahapan awal manusia hidup saat setelah dilahirkan, yang
mana masa ini adanya proses perkembangan otak dan fisik bayi selalu
menjadi poin penting untuk menjaganya (Hutasuhut, 2018). Selain itu,
yang dimaksud dengan bayi ialah individu yang barusaja mengalami
trauma kelahiran dan dalam masa pertumbuhan (Herman, 2020).
b. Tumbuh kembang bayi
Perkembangan bayi dimulai ketika dia dilahirkan. Saat lahir, otak
anak sudah mempunyai sel syaraf yang tak terhitung jumlahnya yang
mana menghilang saat proses kelahirannya telah selesai. Perkembangan
otak dimulai pada saay bayi tersebut mendapat hal baru yang dia lihat,
dengar, maupun merasakannya dari lingkungan sekitarnya (Sholichah,
2020).
Muslihatun (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
perkembangan ialah semakin meningkatnya fungsi organ tubuh yang
dapat dicapai melalui tubuh kematangan pada saat dia mendapatkan hal-
hal baru yang mencakup gerak (kasar dan halus), pendengaran
berbicara, sosio-emosinal, independen, intelegensia serta moral.
Hellbruge et al dalam Muryani, menjelaskan konsep pertumbuhan ialah
terjadinya perubahan pada individu yang ditandai dengan adanya
peningkatan volume tubuh, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
2.1 (Hutasuhut, 2018)

5
6

Tabel 2.1 Data pertumbuhan bayi dan balita (Hutasuhut, 2019)


Berat Badan (gram) Panjang Badan (cm)
Umur Standar Standar Standar 80%Standar
atas
Lahir 2.700 3.400 40,5 50,5
0– 1 Bulan 3.400 4.300 43,5 55.0
2 Bulan 4.000 5.000 46,0 58.0
3 Bulan 4.500 5.700 48,0 60.0
4 Bulan 5.000 6.300 49,5 62.5
5 Bulan 5.500 6.900 51,0 64.5
6 Bulan 5.900 7.400 52,5 66.0
7 Bulan 6.000 8.000 54,0 67.5
8 Bulan 6.300 8.400 55,5 69.0
9 Bulan 7.100 8.900 56,5 70.5
10 Bulan 7.400 9.300 57,5 72.0
11 Bulan 7.700 9.600 58,5 73.5
12 Bulan 7.900 9.900 60,0 74.5
1 thn 3 Bulan 8.500 10.600 62,5 78.0
6 Bulan 9.000 11.300 65,0 81.5
9 Bulan 9.600 11.900 67,5 84.5

2 thn 0 Bulan 9.900 12.400 69,5 87.0


2 Bulan 10.500 12.900 71,5 89.5
6 Bulan 10.800 13.500 73,5 92.0
9 Bulan 11.200 14.000 75,0 94.0
7

c. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi


Setelah masa kelahirannya, maka bayi akan mengalami masa
perkembangan, namun tak dapat dipungkiri bahwa ada juga bayi yang
mengalami hambatan perkembangannya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang bayi antara lain (Gustini, Masyitah
and Aisyiyah, 2019)
1) Faktor Genetik
2) Umur dan Jenis kelamin
3) Perawatan kesehatan
4) Kerentanan terhadap penyakit
5) Faktor lingkungan internal maupun ekternal, fisik, maupun
psikososial.
6) Asupan gizi
Faktor asupan gizi yang diterima bayi sangat bergantung pada ASI
yang berasal dari ibu menyusui. Dampak buruk yang ditimbulkan
pada saat bayi tidak mendapatkan ASI yang merupakan sumber
makanan pokoknya dari ibu maka akan beresiko kekurangan gizi
(Gustini, Masyitah and Aisyiyah, 2019). Namun kadang kala ibu
juga mengalami masalah dalam pemberian ASI disebabkan karena
kurangnya isapan bayi pada payudara ibu yang yang menyebabkan
terhambatnya produksi ASI karena ASI tersebut masih tersimpan
dalam payudara ibu (Susanti, 2019).
Berdasarkan apa yang dipaparkan oleh Susanti, maka dapat dtikatakan
bahwa pada saat terjadinya masalah berat badan pada bayi, maka dapat
dipastikan bahwa bayi tersebutlah yang kurang mendatkan ASI karena
kurangnya volume asupan yang ia hasilkan mengakibatkan penurunan berat
badan pada bayi tersebut. Namun masalah tersebut dapat diatasi dengan
cara trapi pijat pada bayi, yang mana akan merangsang bayi sehingga dapat
meningkatkan volume asupan ASI yang akan ia hasilkan.
8

2. Berat Badan Bayi


Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penutunan semua
jaringan yang ada pada tubuh yang meliputi tulang, otot, lemak, cairan
tubuh, dan lain lain. Berat badan juga digunakan sebagai indikator utama
untuk diagnosa keadaan gizi dan pertumbuhan bayi. Berat badan bayi yang
baru lahir jika dibawah rentang 2500 gram (2,5 kg), maka dapat
dikategorikan bawha bayi tersebut memiliki berat badan yang rendah. Pada
masa bayi sampai balita, berat badan ini digunakan sebagai acuan untuk
memantau pertumbuhan fisik yang mana dari diagnosa tersebut kita dapat
mengetahui status gizi dari bayi tersebut (Latif, 2017).
Permasalah penurunan berat badan pada bayi ini dapat diatasi dengan
melakukan terapi pijat A, yang mana menurut (Hanum, Surtiningsih and
Rahayu, 2021), mengatakan bahwa setelah pemberian terapi pijat pada
balita yang dilakukan selama 3 hari, menunjukkan hasil yang signifikan
dalam peningkatan nafsu makan pada bayi.
3. Pijat Bayi (Baby Massage)
a. Defenisi
Pijat bayi (Baby Massage) merupakan sebuah terapi yang berupa
pemberian stimuluh pada tubuh melalui sentuhan yang merupakan
alernatif dalam hal peningkatan kualitas kesehatan dengan cara
sederhana yang bisa dilakukan di rumah (Latif, 2017).
Pijat bayi merupakan sebuah intervensi manual yang dilakukan
oleh ibu atau petugas kesehatan yang sudah dibekali ilmu tentang pijat
bayi, yang dilakukan secara manual menggunakan tangan bagian dalam
yang mengarah pada bagian kulit, fasia, oto, ligamen dan pembul darah
((Hartanti, Salimo and Widyaningsih, 2019).
b. Manfaat
Proses pemijatan yang dilakukan dengan berdasarkan pada
prosedur dan teratur, dapat memberikan manfaat pada bayi. Manfaat
9

yang didapatkan oleh bayi melalui pijat meliputi 3 aspek yang terdiri
dari aspek kesehatan, aspek psikologis, aspek tumbuh dan kembang
(Setiawandari, 2019).
Manfaat dari pijat bayi ini dapat berdampak baik pada kesehatan
dalam jangka waktu lama. Secara umum pijat bayi untuk memiliki
empat kategori manfaat yang mencakup pemberian stimulan,
peningkatan relaksasi, meningkatkan sirkulasi dan menguatkan ikatan
antara anak dan orang tua. Kategori tersebut akan di uraikan sebagai
berikut (Elgohail, Ph and Geller, 2020) dan (Praningrum, Kusudaryati
and Untari, 2017):
1) Sebagai Stimulasi
a) Pijat bayi sebagai stimulasi karena dapat meningkatkan
pertumbuhan, yang mencakup peningkatan berat badan,
diameter badan, diameter kepala, diameter dada, lingkar lengan,
dan lingkar kaki.
b) Selain peningkatan pertumbuhan, pijat bayi juga dapat
meningkatkan kemampuan kognitif yang mencakup
peningkatan orientasi, kesiagaan, dan perhatian.
c) Meningkatkan pekembangan motorik-mental yang mencakup
kemampuan mengingat bahasa (lingual kogrnitif), motorik halus
dan kasar, serta keterampilan sosial
d) Melibatkan keterampilan pra-bahasa, hal ini muncul karena
pada saat proses pijat berlangsung, adanya kontak mata, aktifitas
pendengaran, merayu, gerak tubuh, ekspresi wajah, dan meniru
atau imitate (Prananingrum et al., )
2) Relaksasi
a) Mengurangi hormon penyebab stres (norepinefrin, epinefrin,
dan kortisol)
b) Meningkatkan koordinasi sistem sirkadian
10

c) Meningkatkan kualitas tidur, termasuk mengurangi onset tidur,


mengurangi frekuensi bangun dimalam hari, perilaku gelisah
ketika tidur, dan meningkatkan waktu tidur
d) Meningkatkan mood contohnya mengurangi gejala kolik dan
waktu yang dihabiskan saat bayi menangis dan rewel
3) Sirkulasi
Menurunkan kadar bilirubintranskutan, meningkatkan kualitas kerja
sistem pencernaan seperti mengeluarkan gas yang masih terdapat di
dalam tubuh, mengatasi sembelit, dan diare.
4) Penguatan ikatan dan perhatian
a) Memberikan keterikatan yang harmonis antara orang tua dan
bayi karena orang tua lebih banyak menghabiskan waktu dengan
bayinya, seperti perhatian orang tua terhadap bayinya akan lebih
meningkat, keaktifan dan kebahagiaan bayi juga meningkat,
interaksi orang tua dengan bayi makin lancar sehingga
terciptanya nuansa harmonis dan kasih sayang antara orang tua
dan bayi.
b) Meningkatkan kadar oksitosin saliva pada ibu dan bayi dengan
ikatan normal.
Sesuai dengan penjelasan yang diuraikan oleh Elhohail dan Geller
sebelumnya, manfaat klinis dari pijat bayi ini dirincikan oleh (Latif,
2017) sebagai berikut:
(1) Meningkatkan Jumlah dan sitoksisitas dari sistem imunitas (sel
alami)
(2) Perubahan gelombang otak secara positif
(3) Memperbaiki dan melancarkan sistem sikulasi darah dan
pernafasan, fungsi pencernaan maupun eksreksi
(4) Menambah bobot tubuh bayi
(5) Menurangi depresi dan ketegangan
11

(6) Meningkatkan kesiagaan dan meningkatka volume tidur


(7) Mengurangi kembung dan kolik serta nyeri perut
(8) Mempererat hubungan batin antara orang tua dan bayi.
c. Fisiologi Pijat Bayi
Fisiologi pijat pada bayi merupakan suatu pembahasan yang mana
berfokus pada suatu aktifitas secara fisik yang memberikan dampak
pada biologis pada bayi. Fisiologi bayi sendiri dirincikan oleh
(Setiawandari, 2019). Sebagai berikut:
1) Sistem peredaran darah
Proses pemberian stimulus ini sangat mempengaruhi dua jalur
peredaran darah yakni arteri dan vena. Ketika pemijatan dilaksanakn
dengan adanya tekanan yang dihasilkan berkisar 1 sampai 2 mm
akan meningkatkan aliran darah hingga 85%.
2) Sistem limfatik
Sistem limfatik mempunyai tekanan lebih randah dan lambat
alirannya dibanding derah serta tidak kontraktil, maksdunya kerja
sistem tergantung gaya gravitasi, gerakan oto, sendi serta tekanan
dari luar. Karena adanya tekanan yang dihasilkan maka dapat
memacu kelenjar limfe dalam peningkatan pembentukan limfosit
yang mana akan memperlancar aliran limfe sehingga sistem
kekebalan dapat meningkat dan mencegah munculnya dampak
infeksi dari suatu penyakit.
3) Sistem integument
Ketika melaksanakan pemijatan, maka secar langsung proses
tersebut juga mentransfer energi kalor (panas) pada permukaan kulit
karena adanya gesekan antar kulit, selain itu membuka pori-pori
yang menyebabkan terhidrasinya keringat yang mana keringat
tersebut akan membawa tokin dan zat-zat hasil metabolisme yang
ada dalam tubuh.
12

4) Sistem otot
Pijat akan meningkatkan fleksibilitas dan intergitas jaringan. Hal ini
disebabkan karena pada saat melakukan pemijatan maka terjadi
peningkatan mikrosikrulasi sehingga berkhasiat menyembuhkan
ketegangan otot yang menyebabkan kram.
5) Sistem saraf
Pemijatan yang dilakukan merupakan stimulus pada bagian saraf
vasodilator, yang berdampak pada penyembuhan otot yang
mengalami ketegangan karea adanya respon relaksasi. Pada bayi
yang mendapat pemijatan meninunjukkan adanya peningkatan jam
tidur sehingga meningkatkan kesiagaan atau konsentrasi.
4. Tatalaksana
Tatalaksana pijat bayi dibagi dalam dua tahap, yang akan dirincikan
mulai dari tahap persiapan hingga pelaksanaan sebagai berikut (Heath &
Bainbridge, 2014) :
a. Tahap persiapan
Sebelum melakukan proses pemijatan pada bayi, perlu dilakukan
persiapan terlebihdahulu. Pada tahap ini yang perlu diperhatikan yakni
perlengkapan yang akan digunakan, tempat yang akan dipakai, waktu
pelaksanaan, dan pengkondisian suasana nantinya bayi (Heath,
Bainbridge, 2014).
1) Perlengkapan digunakan
Perlengkapan yang digunakan pada pijat bayi biasanya berupa
matras dan minyak. Ketika terjadi kontak antar kulit maka
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan optimal, jadi
menaggalkan pakaian bayi dan memulai proses pemijatan bayi
tanpa menggunakan pakaian. Adapun manfaat penggunaan minyak
dapat membantu tangan ibu atau orang yang melakuka pijatan
bergerak dengan mudah diatas tubuh bayi, memungkinkan sesorang
13

melakukan pijatan memanjang, mengusap, dan mengerat tanpa


memicu terjadinya gesekan yang menyebabkan irtasi pada kulit
bayi. Penggunaan minyak biasanya disarankan menggunakan inya
alami, seperti minyak dari bunga matahari atau minyak biji anggur,
yang betujuan memimalisir iritasi kulit bayi yang dapat muncul jika
menggunakan minyak sintetis (Heath, Bainbridge, 2014).
2) Waktu
Penentuan waktu pemijatan juga harus ditentukan sebelum proses
pemijatan dilakukan. Umumnya waktu terbaik untuk melakukan
pemijatan pada bayi yakni ketika dia hendak tidur pada malam hari,
karena dapat membantu bayi tersebut tidur lebih nyenyak karena
otot – otot bayi menjadi rileks akibat pemijatan (Hutasuhut, 2019).
Namun pijat juga dapat dilakukan pada bayi ketika ia baru saja
terbangun bangun dari tidurnya (Heath, Bainbridge, 2014).
3) Pemilihan tempat dan pengkondisian suasana
Tempat yang digunakan dan suasana yang perlu diciptakan sebelum
melakukan pemijatan merupakan faktor penting yang perlu
diperhatikan. Tempat yang digunakan dapat berupa ruangan yang
hangat dengan suhu 26oC merupakan suhu ruangan yang cocok.
Pemilihan ruangan yang hangat disebabkan karena bayi yang
cenderung lebih cepat kehilangan suhu tubuh. Suasana pada tempat
pemijatan harus sepi dan tenang, yang mana bertujuan supaya
kosentrasi bayi tidak terganggu dan hanya terfokus pada orang yang
melakukan pemijatan sehingga bayi dapat menikmati pemijatan
yang diberikan. Seseorang yang melakukan pemijatan harusnya
lebih rileks dan tenang, hal ini perlu diperhatikan karena mood bayi
sangat mudah berubah berdsarkan suasana lingkungan disekitar
(Heath, Bainbridge, 2014).
14

b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaa pemijatan pada bayi, yang perlu diperhatikan
yakni pemilihan posisi yang digunakan ketika mau melakukan
pemijatan dan tata laksana pemijatan.
1) Pemilihan Posisi
Posisi yang sering digunakan dalam melakukan pijat pada bayi
mulai dari berlutut, duduk bersila, dan kaki dijulur, dengan cara
(Heath, Bainbridge, 2014):
a) Posisi berlutut
Posisi dilakukan dengan cara lutut digunakan sebagai tumpuan
yang diletakkan di handu sebagai titik tumpuan dan gunakan
bantal sebagai pengalas bagian pantan lalu duduk. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Posisi berlutut


15

b) Duduk bersilang
Posisi ini dapat dilakukan dengan cara duduk diatas bantal
kemudian kaki disilang. Posisi bayi diletakkan tepat di depan,
lalu tubuh dicondongkan ke arah bayi kemudian proses
pemijatanpun dapat dilakukan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Posisi Duduk Bersilang


c) Kaki terlentang
Posisi ini dilakukan dengan cara duduk di atas bantal dengan
posisi kaki dilentangkan pada bagain sisi bayi, untuk menjaga
kestabilan punggung, maka penggunaan bantal juga dapat
membantu hal tersebut. Posisi ini dapat dilihat pada gambar 2.3
berikut.
16

Gambar 2.3 Posisi Duduk Kaki Terlentang


2) Tata Cara Memijat Bayi
Tata cara pemijatan pada bayi dibagi dalam 3 cara bagian yang
meliputi bagian depan, bagain belakang, dan bagian kepala sampai
wajah yang tatacaranya sebagai berikut: (Heath, Bainbridge, 2014)
a) Bagian depan
Pemijatan bagian depan mencakup bagian lengan dan tangan,
dada, abdomen, kaki hingga tumit dan gerakan akhir (Heath,
Bainbridge, 2014).
(1) Pijat tangan
Bagian ini dimulai dengan cara :
(a) Mengusap dada dengan tangan
Tindakan ini dilakukan dengan cara mengusapkan kedua
telapak tangan dari dada mengarah kearah perut yang
diikut kalimat-kalimat yang membuat bayi jadi rileks
(Hutasuhut, 2019). Langka ini dapat dilihat pada gambar
2.3 (A).
(b) Mengusap disepanjang lengan
Pengusapan dilakukan dengan arah keatas dan kebawah
pada lengan, Tarik ujung jari (Heath, Bainbridge, 2014).
Cara ini dapat dilihat pada gambar 2.4 (B) berikut

(A) (B)
Gambar 2.4 (A) Gerakan mengusap dada bayi
17

(B) Mengusap lengan bayi


(c) Memerat lengan
Gerakan ini dilakukan dengan cara:
 Jari jempol dan telunjuk melingkari lengan bayi
 Lakukan gerakan memutar keatas dan kebawah pada
lengan bayi menggunakan jari jempol dan telunjuk
yang dililitkan sebelumnya sampai pada area
pergelangan.
 Tarik dengan lebut tangan bayi menggunakan ibu
jari dan jari telunjuk

(A) (B)
Gambar 2.5 (A) dan (B) memerat tangan bayi
(d) Membuka regangan tangan
 Gunakan telapak tangan untuk menopang tangan
bayi agar menghadap keatas,
 Lakukan usapan dimulai dari pangkal tangan hingga
ke ujung jari bayi.
 Lakukan langkah 1 dan 2 secara berulang

(A) (B)
18

Gambar 2.5 (A) dan (B) gerakan meregangkan tangan


(2) Dada dan Abdomen
(a) Relaxatioan touch
Dilakukan dengan cara sentuhan lembut dan halus di dada
bayi
(b) Gerakan love
Letakkan dua ujung jari dibagain tengah dada, lakukan
gerakan yang mengarak keatas bagian bahu kemudian
mengarah keluar dan kedua ujung jari mengarha kebawah
pada bagian abdomen, lakukan gerakan tersebut seakan-
akan anda membuat bentuk love pada bagian dada bagi
(Hutasuhu, 2019).
(c) Gerakan kupu-kupu
Gerakan ini dilakukan dengan cara menyilang berawal dari
tangan bagian kanan membentuk gerakan pijatan,
menyilang dari tengah dada, lalu mengarah pada bahu kiri
dan kembali pada bagian dada (Hutasuhu, 2019). Lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Pijat bagian dada dan abdomen


19

b) Bagian Belakang
Pemijatan bagian belakang diberika pada bayi dimulai dari
punggung belakang, bokong, hingga betis. Pelaksanaannya
dijabarkan oleh Heath dan Bainbridge (2014) sebagai berikut :
 Usapan pada bagian punggung, dimana meletakkan satu
tangan pada bagian punggung atas bayi (bagian bawah
leher) dengan posisi tangan horizontal, lakukan usapan
kebawah sampai pada bagian bokong bayi dengan
memberikan sedikit tekanan dapat dilihat pada gambar 2.7
a.
 Memijat pada bagian bahu dilakukan dengan cara
meletakkan tangan pada bagian sisi leher bayi, lakukan
usapan pada area bahu hingga lengan menggunakan
seluruh permukaan tangan, ulangi bebrapa kali. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.7 b.

(a) (b)
Gambar 2.7. pijatan pada bagian punggung dan bahu
bayi
 Membuat lingkaran dibawah punggung dengan cara posisi
kedua ibu jari diletakkan pada bagian abwa leher bayi,
kemudian dilanjutkan gerakan melingkar mengarah pada
bagian belakang menuju bokong bayi. Perlu dipastikan ibu
20

jari tetap pada posisi diantara kedua tulang belakang dan


bukan pada tulang belakang. Dapat dilihat pada gambar
2.8 a.
 Gerakan menggaruk (menarik) kedua sisi, dilakukan
dengan cara membuat gerakan seperti emggaruk mulai
dari pangkal leher hingga bokong bayi (Hutasuhu, 2019).
Setelah itu silangkan tangan pada bagian kiri dan kanan
bayi, lakukan gerakan mengusap seakan-akan menarik
daging pada sisi batang tubuh dengan lembut
menggunakan jari (Heath dan Bainbridge, 2014) lebih
jelasnya dapat dilihat pada gamabr 2.8 b.

(a) (b)
Gambar 2.8. Membuat gerakan melingkar dan menarik
 Gerakan akhir dilakukan dengancara tangan ditengkupkan,
laku berikan sedikit tepukan pada area punggung maupun
pundak mulai atas hingga kebawah (Hutasuhut, 2019) lihat
gambar 2.8.c.
21

Gambar 2.8 c gerakan menepuk setelah melakukan pijat


c) Bagian Kepala dan Wajah
Pemberian pijat pada bagian ini dimulai dari bagian dahi, alis,
hidung, bawah hidung, dahu, lingkaran kecil pada bagian rahang,
dan bagian belakang telinga (Hutasuhut, 2019).
 Pijat pada dahi dan alis dilakukan dengan cara meletakkan jari
pada bagian tengah dahi kemudian beri sedikit tekanan lalu
lakukan gerakan memijat ke arah bagian luar, setelah diulang
beberapa kali, lanjutkan pada bagian alis lihat gambar 2.9 a
dan b (Heath dan Bainbridge, 2014).

a b

Gambar 2.9. Pijat pada dahi dan alis bayi


 Pijat pada bagian hidung dan bagian bawah hidung dilakukan
dengan cara meletakkan kedua ibu jari pada bagian tengah alis,
buat usapan mengarah kebawah kemudian membuat gerakakn
pijat mengarah keluar. Hal yang sama dilakukan ketika
melakukan pijat pada bagian bawah hidung, hanya saja bagian
awal kedua jadi harus berada pada titik tengah bagian bawah
hidung Lihat gambar 2.10 a dan b dan c (Hutasuhut 2019)

a b c

Gambar 2.10. Pijat bpada bagian hidung dan bawahhidung


22

 Pijat pada bagian dagu dan lingkaran kecil pada rahang


dilakukan dengan caara ibu jari diletakkan pada bagian tengah
daru dan lakukan pijatan mengarah pada bagian samping
(membentuk senyum)

Gambar 2.11 Pijat bagian dagu


Setelah gerakan pijat pada bagian dagu dilakukan, ilanjutkan
dengan membuat gerakan seoalh-olah membentuk lingkaran
pada bagian pipih. lihat gambar 2.11 (Hutasuhu, 2019).
23

B. Kerangka Konsep

Bayi dilahirkan
0 sampai 12 bulan

Sehat Tidak sehat


Ditandai dengan berat badan
dibawah sandar

Kurangnya asupan Nurtisi


volume asupan nutrisi (ASI)
dari bayi tersebut karena
intensitas volume menyusi
atau makan sedikit

Dapat ditingkatkan dengan


cara pijat bayi karena
bermanfaat

• Meningkatkan Jumlah • Meningkatkan kesiagaan


dan sitoksisitas dari dan meningkatka volume
sistem imunitas (sel tidur
alami) • Mengurangi kembung
• Perubahan gelombang dan kolik serta nyeri perut
otak secara positif • Mempererat hubungan
• Memperbaiki dan batin antara orang tua dan
melancarkan sistem bayi
sikulasi darah dan • Menambah bobot tubuh
pernafasan, fungsi bayi
pencernaan maupun
eksreksi Sebelum perlakuan
(pemberian pijat)
• Menurangi depresi dan
Keterangan:
Dilakukan dengan
: Diteliti cara pengukuran
Sesudah perlakuan
: Tidak Diteliti (pemberian pijat)

Gambar 2.12 Kerangka konseptual


24

C. Kerangka Teori

Pijat
Merupakan sebuah terapi yang dilakukan Bayi
mempunyai manfaat terhadap bayi
diantaranya: Bayi merupakan Bayi merupakan
1) Sebagai Stimulasi masa awal seorang anak yang baru
2) Relaksasi keluar dari rahim ibu (dilahirkan)
3) Sirkulasi dengan rentang waktu saat setelah ia
4) Penguatan ikatan dan perhatian dilahirkan sampai lebih dari 12 bulan

Berat Badan
Berat badan juga digunakan sebagai
indikator utama untuk diagnosa
keadaan gizi dan pertumbuhan bayi

D. Hipotesa Penelitian

H0 : Pijat Bayi tidak berpengaruh pada kenaikan berat badan bayi


H1 : Pijat Bayi berpengaruh pada kenaikan berat badan bayi

Anda mungkin juga menyukai