Anda di halaman 1dari 3

Stetoskop

1. Sesuaikan alat pendengar stetoskop.

Pastikan alat pendengar menghadap ke depan dan ukurannya pas di telinga Anda. Jika tidak, Anda
mungkin tidak dapat mendengar apa pun dengan stetoskop tersebut.

Pastikan alat pendengar menghadap ke depan. Jika Anda memakainya menghadap ke belakang, Anda
tidak akan bisa mendengar bunyi apa pun.

Pastikan alat pendengar memiliki bantalan yang ukurannya pas dan dapat “mengunci” dengan baik di
telinga Anda untuk menghindari suara-suara dari lingkungan sekitar. Jika ukurannya tidak pas, biasanya
bantalan tersebut dapat dilepas. Kunjungi toko penyedia alat medis untuk membeli bantalan baru.

Pada beberapa jenis stetoskop, Anda juga dapat memiringkan atau menekuk gagang alat pendengar ke
depan untuk membuatnya pas di telinga.

2. Periksa tekanan alat pendengar di stetoskop.

Pastikan posisinya cukup rapat di kepala Anda, tetapi tidak terlalu kencang. Jika terlalu kencang atau
terlalu longgar, sesuaikanlah kembali.

Jika alat pendengar terlalu longgar, Anda mungkin tidak dapat mendengar apa pun. Untuk
mengencangkan tekanan, tekan atau rapatkan gagang alat pendengar dengan lembut.

Jika terlalu kencang, alat pendengar dapat menyebabkan telinga Anda sakit dan membuat Anda merasa
sangat tidak nyaman. Untuk mengurangi tekanan, regangkan gagang dengan lembut.

3. Letakkan diafragma di atas area jantung

Posisikan diafragma di bagian kiri atas dada di antara rusuk ke-4 dan ke-6, sedikit di bawah puting susu.
Tahan stetoskop di antara jari telunjuk dan jari tengah Anda, berikan sedikit tekanan sehingga Anda
tidak mendengar bunyi gesekan jari-jari Anda sendiri.

4. Dengarkan bunyi jantung selama satu menit. Minta pasien untuk relaks dan bernapas dengan normal.
Anda akan mendengarkan bunyi normal jantung manusia yang bunyinya seperti “lub-dub”. Bunyi ini juga
disebut bunyi sistolik dan diastolik. Sistolik adalah bunyi “lub” dan diastolik adalah bunyi “dub”.

Bunyi “lub” atau sistolik terdengar saat katup mitral dan trikuspid jantung menutup.

Bunyi “dub” atau diastolik terdengar saat katup aorta dan pulmonal menutup.

5. Hitung detak jantung yang Anda dengar dalam semenit. Detak jantung normal orang dewasa dalam
kondisi istirahat (tidak beraktivitas berat) adalah antara 60-100 per menitnya. Untuk atlet profesional,
detak jantung normalnya dalam kondisi istirahat dapat berkisar antara 40-60 per menit.
Ada beberapa klasifikasi nilai batasan detak jantung untuk pasien di bawah 10 tahun yang dapat
dipertimbangkan. Nilai-nilai batasan tersebut di antaranya

Bayi baru lahir sampai usia satu bulan: 70-190 detak per menit.

Bayi 1-11 bulan: 80-160 per menit.

Anak 1-2 tahun: 80-130 per menit.

Anak 3-4 tahun: 80-120 per menit.

Anak 5-6 tahun: 75-115 per menit.

Anak 7-9 tahun: 70-110 per menit.

6. Untuk memeriksa tekanan darah Ikatkan manset tensimeter di sekitar lengan, persis di atas siku.
Gulung lengan baju pasien jika menutupinya. Pastikan Anda menggunakan manset yang ukurannya
sesuai dengan lengan pasien. Anda harus bisa mengikatkan manset di sekeliling lengan pasien dengan
cukup kencang, tetapi tidak terlalu ketat. Jika ukuran manset terlalu kecil atau terlalu besar, carilah
ukuran lain yang lebih pas.

7. Tekan diafragma stetoskop di atas arteri brakial di bawah manset persis. Anda juga bisa
menggunakan diafragma jika Anda memiliki masalah saat mendengarkan dengan bel atau sungkup
stetoskop. Anda akan mendengar bunyi Korotkoff, yaitu bunyi “ketukan” bernada rendah yang
menunjukkan tekanan darah sistolik pasien.

Cari denyut nadi di bagian dalam lengan Anda sendiri untuk membantu dalam menentukan lokasi arteri
brakial pasien.

8. Pompa manset sampai 180mmHg atau 30mmHg di atas perkiraan tekanan darah sistolik si pasien.
Anda bisa mengetahui nilai tekanan darah dengan melihat sfigmomanometer, yaitu meteran yang
terdapat di manset. Setelah itu, keluarkan udara dari manset dengan kecepatan sedang (3mm/detik).
Saat Anda mengeluarkan udara dalam manset, dengarkan stetoskop dan perhatikan sfigmomanometer
(meteran di manset).

9. Dengarkan bunyi Korotkoff. Bunyi ketukan yang pertama kali Anda dengar adalah tekanan darah
sistolik pasien. Ingatlah nilainya dengan tetap terus memperhatikan sfigmomanometer. Setelah bunyi
pertama berhenti, ingat nilai saat bunyi tersebut berhenti terdengar. Nilai kedua ini adalah tekanan
diastolik.

10. Lepaskan manset. Kempiskan dan lepaskan manset dari lengan pasien setelah Anda mendapatkan
nilai kedua. Saat sudah selesai, Anda seharusnya memperoleh dua nilai dari tekanan darah pasien. Catat
kedua nilai ini dengan dipisahkan garis miring.

Labu ukur
1. Sebelum digunakan dibersihkan dengan air yang mengalir dan sabun

2. Dikalibrasi dengan aquades

3. Dilab dengan kain kering atau dengan tisu

4. Dimasukkan larutan yang akan diencerkan atau zat menggunakan kertas isap agar zat ditakuti
menempel pada dinding dibatas atas.

5. Menggoyang - goyangkan melingkar labu ukur agar larutan atau zat dapat bercampur dengan
sempurna.

6. Setelah ditambahkan air lagi, digunakan pipet tetes untuk menambahkan air.

7. Disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam.

Preparat Basah

1. Siapkan batang yang akan diamati. Pilihlah batang yang cukup lunak sehingga mudah diiris dengan
silet.

2. DiIris batang dengan silet secara melintang ke arah tubuh setipis mungkin. Letakkan silet/pisau/cutter
pada bahan tersebut dengan membentuk sudut < 30 derajat supaya mendapat irisan yang tipis. Arahkan
pisau ke arah badan. Untuk preparat yang tipis seperti daun, kamu dapat menyelipkan daun pada
potongan wortel atau gabus yang telah dibelah, kemudian mengirisnya bersamaan.

3. Sebelum digunakan kaca objek yang telah bersih dari lemak ditetesi (1 tetes) reagen ditengah -
tengah kaca objek.

4. Meletakkan irisan-irisan tersebut pada kaca yang telah ditetesi reagen.

5. Hasil sayatan pada objek gelas dan tetesi dengan air. Jika diperlukan, kamu dapat menambahkan
pewarna untuk memperjelas objek.

6. Peganglah bahan preparat tegak lurus dengan badan, apabila bahan sangat tipis dapat dibantu
dengan menyelipkan bahan pada empulur batang manihot atau gabus.

7. Tutuplah dengan kaca penutup yang telah dibersihkan dengan hati-hati dan pelan-pelan.

8. Hindari terbentuknya gelembung-gelembung air, menghindari dengan dibantu dengan meletakkan


kaca penutup di atas kertas saringdan ditutupkan pelan-pelan.

9. Kelebihan air diisap dengan tissue.

Anda mungkin juga menyukai