Bab V
Bab V
kelompok sampel yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data
didapatkan setelah sampel atau peserta didik diberikan perlakuan yaitu penggunaan
media video pada pembelajaran. kemudian peneliti melakukan analisis data dengan
hipotesis penelitian. Berikut diuraikan mengenai hasil analisis data berupa data hasil
penelitian.
Data hasil penelitian ini diperoleh melalui instrumen tes yang berjumlah 10
butir soal yang diberikan sebelum dan setelah melakukan perlakuan kepada peserta
didik dalam bentuk pembelajaran. Data hasil instrumen tes ini dapat dilihat pada
lampiran. adapun hasil analisis skor pretest-posttest hasil instrumen tes tercantum
pada Table 4.9. Yang dimana setiap indikator mempunyai soal yang berbeda.
Indikator pertama mempunyai 4 butir soal dimana masing-masing berada pada nomor
soal kedua, ketiga, keempat dan kelima. Indikator kedua mempunyai 4 butir soal
dimana masing-masing berada pada soal nomor keenam, ketujuh, kedelapan dan
Untuk pengujian normalitas data dapat dilihat pada lampiran dan hasil pengujian data
Hipotesis statistic :
Terima H0 jika X2 hitung ≥ X2tabel pada taraf signifikan ɑ = 0,05 diperoleh dari table
0,05 diperoleh table nilai persentil distribusi X2 untuk dk=k-1. Dalam hal ini
kesamaan varians data. Untuk pengujian homogenitas dapat dilihat pada lampiran.
dan hasil pengujian data yang diperoleh disajikan pada table 4.11.
Hipotesis statistic :
Terima H0 jika F hitung ˂ Ftabel pada taraf signifikan ɑ = 0,05 diperoleh dari table nilai
table nilai persentil distribusi F untuk dk=k-1. Dalam hal ini maka H0 diterima dan Hi
ditolak sehingga varian data selisih pretes dan posttest bersifat homogen untuk kelas
hipotesis dapat dilihat pada lampiran dan hasil uji hipotesis statistic yang diperoleh
antara kelas eksperimen yang menggunakan media video dengan kelas control yang
Berdasarkan table.. diperoleh thitung > ttabel pada taraf signifikan ɑ = 0,05 dari daftar
distribusi t dengan dk= (n1 + n2 – 2 ) dan peluang (1-1/2ɑ). Maka H0 ditolak dan H1
video dengan kelas yang dalam pembelajaran tidak menggunakan media video.
pengetahuan konseptual terhadap mata pelajaran IPA. N-gain diukur dari pretest dan
posttest untuk kelas eksperimen dan kelas control. Untuk proses pengujian n-gain
data dari dua akelas dapat dilihat pada lampiran. dan hasil akhir yang diperoleh dapat
posttest dari dua kelas masing-masing termasuk dalam kategori tinggi dan kategori
sedang. Hal ini sesuai dengan kriteria pengelompokkan n-gain pada table 4.13.
4.2 Pembahasan
terhadap pengetahuan konseptual pada materi zat aditif dan zat adiktif. Penelitian ini
mengambil kelas VIII sebagai populasi subjek. Setelah itu dipilih dua kelompok
sampel secara cluster random sampling dan di dapati kelas VIII C sebagai kelas
Tahap awal yang dilakukan oleh peneliti terlebih dahulu memberikan pretest
untuk melihat hasil pengetahuan awal peserta didik, sebelum digunakan dikelas
terlebih dahulu perangkat tesebut sudah divalidasi yang bertujuan untuk mengetahui
apakah perangkat pembelajaran dan istrumen ini layak digunakan untuk mengukur
pembimbing dan kemudia dilanjutkan melalui dosen ahli untuk mencakup penilaian
dalam bentuk : format, Bahasa dan isi. Berdasarkan ruang lingkup konsep tersebut,
menggunakan media PPT, kemudia tahap akhir peneliti memberikan posstest untuk
klasifikasi waktu dua jam pelajaran, pada pertemuan pertama sebelum diberikan
perlakuan terlebih dahulu peserta didik di berikan pretes dan diberikan sedikit
penjelasan tentang materi yang akan di bahas pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan
kedua membahas tentang materi zat aditif dan pada pertemuan kedua membahas
tentang zat adiktif dan memberikan posttest. Pada kelas eksperimen proses
berbasis video dengan model pembelajaran discovery learning sedangkan pada kelas
didik sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Berdasarkan hasil
analisis skor pretest-posttest dan nilai rata-rata hasil istrumen tes yang terpapar dalam
tabel. Indikator pertama yaitu tentang pengetahuan klasifikasi, pada indikator ini
dimana nilai rata-rata pretes pada kelas eksperimen 3,5% dan kelas control 3,5%.
Sedangkan nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen 8,8% dan pada kelas control
7,0%.
dimana nilai rata-rata pretes eksperimen 3,3% dan kelas control 3,3%. Sedangkan
nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen 8,1% dan kelas control 6,3%.
Indikator ketiga yaitu tentang pengetahuan teori, pada indikator ini diamana
nilai rata-rata pretes eksperimen 3,3% dan kelas control 3,3%. Sedangkan nilai rata-
rata postes pada kelas eksperimen 8,5% dan kelas control 6,5%.
media PPT. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa media yang digunakan pada kelas
adalah indikator pertama yang memiliki nilai lebih tinggi dari indikator lainnya.
Adapun hasil analisis data untuk kedua kelompok sampel melalui pengujian
statistic normalitas, data diperoleh untuk kelas eksperimen yakni kelas VIII C
berdistribusi normal, yang mana harga X2hitung lebih besar dari X2tabel. Begitu pula
untuk kelas control yakni VIII D berdistribusi normal, yang mana X 2hitung lebih besar
dari X2tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua data nilai statistic kelompok
sampel baik itu kelas eksperimen maupun kelas control berdistribusi normal.
statistic homogenitas diperoleh harga Fhitung lebih kecil dari harga Ftabel. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa kedua varians data baik dari kelas eksperimen maupun
Berdasarkan hasil uji t dalam pengujian hipotesis diperoleh nilai t hitung sebesar
10,003 dan ttabel sebesar 0,021. Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa
eksperimen yang menggunakan media video dengan kelas control yang tidak
Adapun hasil analisis gain dapat dilihat pada tabel. Tabel tersebut
menunjukkan, bahwa hasil analisis gain untuk kelas eksperimen memperoleh nilai
Dalam hal ini, analisis gain perindikator untuk kedua gelas mengalami
peningkatan yang tidak beda jauh dari hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
menggunakan media pembelajaran berbasis video terhadap peserta didik pada kelas
dengan kategori tinggi yang memperoleh nilai sebesar 0,79 sedangkan pada kelas
control mengalami peningkatan dengan kategori sedang. Yang memperoleh nilai
sebesar 0,50.
ini juga bisa menunjang peserta didik untuk bisa belajar kapanpun dan dimanapun,
Dwi Pangestu dkk (2018) mengemukakan bahwa video merupakan media audiovisual
yang mampu menyajikan informasi dalam bentuk teks, gambar bergerak, dan suara.
tempat dan peristiwa. Sejalan dengan pendapat dari Hamdanillah (2017) menyatakan
bahwa video merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang menggunakan
gambar, suara, dan berbagai animasi sebagai ilustrasi kejadian dari materi yang
dipelajari. Pendapat ini ditegaskan oleh Yunita (2017) media video adalah
dalam waktu yang bersamaan. Dengan adanya penggunaan media tersebut diharapkan
dapat menumbuhkan aktivitas siswa. Hasil ini sesuai dengan yang di ungkapkan oleh
Daryanto (2011) bahwa peserta didik dapat mengingat dan menyerap materi dengan
lebih optimal, karena daya ingat dan daya serap peserta didik akan meningkat secara
signifikan apabila proses sumber informasi awalnya lebih besar melalui indera
pendengaran dan penglihatan, dalam hal ini yang di maksud adalah penggunaan
media video.