Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15, Sekolah Menengah


Kejuruan (SMK) merupakan satuan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta
didik untuk bekerja dalam bidang pekerjaan tertentu. Jadi, SMK mengutamakan
penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional.
Namun pada kenyataannya banyak lulusan SMK tidak bekerja atau menganggur dan salah
satu penyebab yang berhasil diidentifikasi adalah karena kurangnya pengalaman industri
guru yang mengajar mata pelajaran produktif. Untuk itu perlu diberikan pengalaman
industri kepada guru produktif.
Masalah magang telah diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi no.Per.22/Men/IX/2009 tentang penyelenggaraan magang di dalam negeri.
Dalam peraturan tersebut, magang dapat diartikan sebagai : “bagian dari sistem pelatihan
kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan
bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja yang
lebih berpengalaman dalam proses produksi barang dan/ atau jasa di perusahaan, dalam
rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu”.
Dengan demikian maka tujuan kajian ini adalah (i) mengidentifikasi model-model
magang industri bagi guru Produktif yang ada selama ini yang mampu menghasilkan
lulusan yang bermutu yaitu lulusan yang dapat memenuhi kebutuhan dunia kerja, dan (ii)
mengembangkan model magang guru Produktif yang dapat meningkatkan kemampuan
guru menghasilkan lulusan yang bermutu. Penulis berharap model-model magang guru
yang dikembangkan dapat dimanfaatkan dalam pengambilan kebijakan baik di tingkat
Pusat maupun Daerah bahkan di tingkat sekolah dalam merumuskan kebijakan tentang
peningkatan profesionalisme guru produktif.

B. Landasan Program Magang Dasar

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional


2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru dan Dosen
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 tentang Magang
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun 2014

C. Tujuan Program Magang Dasar

Magang dasar bertujuan membangun landasan jati diri pendidik dan memantapkan
kompetensi akademik. Guru Peserta Magang (GPM) Dasar melakukan beberapa kegiatan
antara lain sebagai berikut.
1. Pengamatan langsung budaya kerja di bengkel atau TEFA.
2. Pengamatan untuk membangun kompetensi dasar pedagogik, kepribadian dan sosial.
3. Pengamatan untuk memperkuat pemahaman tentang peserta didik.
4. Pengamatan proses pembelajaran di bengkel sekolah.
5. Refleksi hasil pengamatan proses pembelajaran di bengkel sekolah.

D. Manfaat Program Magang Dasar

Melalui program magang dasar, baik guru, DU/DI, maupun SMK PGRI 2 Badung, dapat
memperoleh beberapa manfaat sebagai berikut.
1. Bagi Guru Peserta Magang
a. Meningkatnya ketrampilan hard skill dan soft skill guru kejuruan sesuai standar
DU/DI.
b. Tumbuhnya budaya kerja guna meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran.
2. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara sekolah dan
DU/DI.
b. Memperoleh umpan balik dari DU/DI guna penyesuaian kurikulum sekolah
menengah kejuruan dengan kebutuhan masyarakat.
3. Bagi DU/DI
a. Meningkatnya citra positif DU/DI melalui berkontribusi pada pengembangan
SMK sebagai implementasi dari Inpres Nomor 9 Tahun 2016.

E. Deskripsi Tugas

1. Koordinator Magang
Koordinator magang adalah Waka Kurikulum. Deskripsi tugas koordinator magang adalah
sebagai berikut.
a. Berkoordinasi dengan DU/DI.
b. Menyelesaikan perizinan pelaksanaan magang.
c. Menyusun perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan magang dan tim pengelola magang.

2. Tim Pengelola Magang


Tim pengelola magang terdiri dari Waka Kurikulum. Deskripsi tugas tim pengelola
magang adalah sebagai berikut.
a. Menyelesaikan surat-surat, terkait perizinan pelaksanaan magang.
b. Mendata calon peserta magang.
c. Memvalidasi persyaratan calon peserta magang.
d. Mengkoordinir jadwal pelaksanaan pembekalan, bimbingan, pengumpulan laporan,
penyerahan nilai akhir.
BAB II

Pelaksanaan Program Magang

A. Waktu dan Jadwal Program Magang

Program magang dilaksanakan pada semester ganjil (semester I) dengan rentang waktu
pelaksanaan selama 3 minggu. Jadwal kegiatan program magang diatur dengan
menyesuaikan kalender akademik yang telah disusun oleh SMK PGRI 2 Badung dengan
urutan kegiatan pada tabel 1. berikut.
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang Guru
No. Kegiatan Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3
1. Pengadaan buku panduan
2. Koordinasi Internal
3. Koordinasi dengan mitra
DUDI
4. Pendaftaran
5. Distribusi guru magang
6. Pelaksanaan magang
7. Penyusunan Laporan
8. Penyerahan Laporan

B. Lokasi Kegiatan Magang Guru

Lokasi program magang adalah DU/DI yang telah menjadi mitra sekolah yang ada di
wilayah propinsi Bali dan sekitarnya. DU/DI yang telah menjadi mitra sekolah yang telah
menandatangani MoU dengan sekolah. Jumlah mitra sekolah ditentukan berdasarkan
kebutuhan program magang.
BAB III

Tata Tertib Pelaksanaan Program Magang

A. Tahap Persiapan

1. Guru magang wajib mengikuti materi pembekalan yang sudah ditentukan bersama
DU/DI
2. Guru Magang wajib berpakaian sopan dan rapi.
3. Guru Magang wajib menandatangani daftar hadir pada setiap sesi pembekalan dan
tidak boleh diwakilkan.

B. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan program magang terdiri dari :

1. Guru Magang wajib berada di DU/DI selama waktu pelaksanaan magang sesuai
dengan tugas dan jadwal yang diberikan sekolah.
2. Guru Magang wajib melaksanakan tugas-tugas magang dengan penuh rasa tanggung
jawab dan dedikasi tinggi.
3. Guru Magang wajib menuntaskan semua kegiatan yang diamanahkan sekolah.

C. Penyusunan Laporan

Setelah melaksanakan kegiatan program magang, diwajibkan untuk :


1. Menyusun laporan magang yang dibimbing oleh waka kurikulum dan disahkan oleh
kepala sekolah dan pimpinan DUDI.
2. Menyertakan Lembar Observasi Magang.
3. Format portofolio terlampir.
4. Mengumpulkan portofolio magang ke waka kurikulum dan kepala sekolah.

D. Evaluasi Program Magang

Cakupan evaluasi program magang guru terdiri atas penilaian dan evaluasi pelaksanaan
program magang.
1. Penilaian
Penilaian dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan oleh waka
kurikulum dan kepala sekolah. Nilai akhir program magang ditetapkan oleh waka
kurikulum berdasarkan akumulasi sebagai berikut:
1) Nilai pelaksanaan program magang, yaitu penilaian dari aspek: kehadiran, sopan
santun dan etika, kedisiplinan, kepemimpinan, kerjasama, kreativitas, hubungan
sosial dan adaptasi, kemampuan mengamati budaya kerja di sekolah, kemampuan
mengamati kompetensi pendidik, kemampuan mengamati proses pembelajaran di
kelas, dan kemampuan merefleksi hasil pengamatan proses pembelajaran.
2) Nilai portofolio program magang, yaitu penilaian responsi yang meliputi
portofolio, dan wawancara.

2. Evaluasi Program
Tujuan evaluasi pelaksanaan program magang adalah untuk mengetahui ketertiban,
kekurangan, efektivitas, dan keberhasilan program magang. Hasil evaluasi diharapkan
dapat meningkatkan serta memperbaiki kualitas pelaksanaan program magang pada
periode berikutnya. Evaluasi pelaksanaan ini ditujukan kepada semua pihak yang
terkait dengan pelaksanaan program magang. Hal-hal yang dievaluasi dalam
pelaksanaan program magang antara lain.
1) Perencanaan, pengelompokan, penempatan, pembekalan, dan monitoring.
2) Pimpinan DUDI yang dievaluasi adalah sistem koordinasi dan proses koordinasi.
3) Guru Magang yang dievaluasi adalah proses magang dan laporan magang serta
diseminasi.

D. Perangkat Kegiatan Magang

Perangkat kegiatan magang terdiri atas: Instrumen Magang untuk guru dan Instrumen
magang untuk DUDI yang selengkapnya terlampir.
BAB IV

Penutup

Penyelenggaraan program magang perlu dievaluasi. Hasil evaluasi digunakan sebagai


landasan kebijakan yang terkait dengan kurikulum dan model pembelajaran, kebijakan
pemerintah, serta faktor dinamika lainnya. Evaluasi tersebut meliputi pembekalan,
pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi.
Pelaksanaan program magang diharapkan dapat memberikan dampak yang bermakna
bagi peserta magang dalam rangka mengembangkan kompetensi. Selain itu, juga ditujukan
bagi sekolah dalam rangka mengembangkan tugas dan fungsi masing-masing. Oleh karena
itu, perlu komitmen yang tinggi dari semua komponen terkait.
Evaluasi pelaksanaan program magang yang melibatkan berbagai mitra
(DUDI)/steakeholders perlu dilakukan agar segala kekurangan yang terjadi dalam
pelaksanaan program magang bisa diperbaiki pada tahun penyelenggaraan berikutnya.
Temuan hasil evaluasi dapat dijadikan bahan perbaikan. Hal-hal yang belum diatur dalam
panduan program magang, tetapi muncul dan diperlukan dalam pelaksanaan program magang
akan diatur dan diputuskan secara khusus oleh Manajemen sekolah berdasarkan asas
musyawarah.

Mengetahui,
Kepala Sekolah Waka Kurikulum

Drs. I Gusti Ketut Sukadana, M.Pd. I Nyoman Mudana, S T.


NIP 19611009 198603 1 014 NIP 19630122 198703 1 008
Lampiran
FORMAT PENILAIAN LAPORAN MAGANG
1 Nama Guru : ………………………………………………………………
2 NIK : ………………………………………………………………
3 Hari/Tanggal : ………………………………………………………………
Petunjuk penggunaan :
Brikan skor 1 – 4 pada kolom yang tersedia, dengan makna 4 = sangan baik, 3 = baik, 2 =
Cukup baik, 1 = kurang baik, sesuai dengan kinerja pengamatan mahasiswa.
Skor
No. Komponen
4 3 2 1
1. Kesesuaian laporan dengan keadaan riil di lapangan
2. Sistematika dan keruntutan laporan
3. Pengorganisasian materi dan isi laporan
4. Kelengkapan isi laporan
5. Penggunaan bahasa baku yang baik dan benar dengan tata
Tulisanya

NB: Instrumen hasil pengamatan dilampirkan


Pengamatan Budaya DU/DI
ASPEK YANG
NO DILAKUKAN DAN DESKRIPSI
DIAMATI
1. Pola komunikasi antar Komunikasi antara pekerja sangat baik dan terbuka
pekerja

2. Pola komunikasi antara Baik dalam komunikasi antara pekerja dan pimpinan
pekerja dan pimpinan

3 Pembinaan pekerja - Adanya trening /pembekalan materi untuk Mekanik


oleh atasan - Adanya trening setiap ada produk baru
- Technical meeting setiap mulai bekerja

4. Mekanisme kerja - Alat alat servis sudah sesuai dengan SOP


- Adanya APAR dan Evakuasi bencana

5. Perilaku pekerja - Mekanik bekerja sesuai PKB ( Perintah Kerja Bengkel)


terhadap perintah kerja - Apabila ada keluhan di luar PKB, mekanik langsung
( Work Order) menyampaikan kepada konsumen

6. Ketepatan dalam - Sudah baik dalam penerapan SOP


menggunakan SOP - Sudah menggunakan pelindung kendaraan

7. Ketepatan dalam - Sudah menggunakan septy ( sepatu,baju,topi,clemek)


menerapkan K3LH - Adanya APAR, Kotak Obat,Pembersih mata

8. Budaya pembuatan - Laporan mekanik di input ke komputer


laporan hasil kerja

Anda mungkin juga menyukai