Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS DAN PEMODELAN SPASIAL


ACARA IV
NETWORK ANALYSIS

Dosen Pengampu :
Dewi Novita Sari S.Si., M.Sc.
Annisa Trisnia Sasmi, S.Si., M.T., Ph.D.
Siti Azizah Susilawati, S.Si., MP

Asisten :
Ahmad Rizal Zini
Arkadia Nur Farida
Arya RahmadDani
Savina Maharani Putri
Vina Mauriza

Disusun oleh :
Naufa Gutta Dewi
E100210016
(Kelompok 3, Rabu, Jam 1-2)

LABORATORIUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN


PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023
ACARA IV
NETWORK ANALYSIS

I. TUJUAN
1. Mengetahui tentang cara analisis jaringan
2. Dapat menentukan rute perjalanan yang optimal dari lokasi asal ke
lokasi tujuan tertentu
3. Dapat melakukan pencarian fasilitas terdekat dari sebuah lokasi
4. Dapat menentukan area layanan dari sebuah fasilitas.

II. ALAT DAN BAHAN


1. ArcGIS
2. Laptop/PC
3. Shapefile Batas Administrasi Kota/Kabupaten
4. Shapefile Jaringan Jalan Kota/Kabupaten
III. LANGKAH KERJA
1. Membuka ArcMap > Add data jalan_kab_semarang dan
kab_semarang yang sebelumnya sudah di Clip > buka Open Attribute
Table > klik Select by Attributes > klik KETERANGAN = > Get
Unique Values > pilih attribute yang tidak di gunakan (Jalan Kereta
Api, Jembatan Layang, dan Jembatan) > Apply.

2. Mengklik Editor > Start Editing > klik Open Atrribute Table pada
jalan_kab_semarang > pilih Delete Selected > buka Editor > Save
Edits > Stop Editing > klik Open Attribute Table pada
jalan_kab_semarang > Add Field > beri nama Speed > Type Double >
klik Ok > Add Field > beri nama Minutes > Type Double > klik Ok >
Add Field > beri nama Length > Type Double > klik Ok.
3. Mengklik kanan pada Field Speed > pilih Field Calculator > isi
dengan angka “1333” > klik Ok > mengklik kanan pada Field Length
> pilih Calculate Geometry > masukkan Property Length > Units
meters [m] > klik Ok > mengklik kanan pada Field Minutes > pilih
Field Calculator > masukkan rumus [length]/[speed] > klik Ok.

4. Mengklik Catalog > pilih file Acara 4 > klik kanan pilih New > File
Geodatabase > klik kanan pada New File Geodatabase.gdb > pilih
New > pilih Feature Dataset > beri nama jalan > klik Next hingga
Finish > klik kanan pada Feature jalan > pilih Import > Feature Class
(Single) > Input Features masukan jalan_kab_semarang > Output
Features Class beri nama jalan_import > klik Ok.
5. Mengklik kanan pada Feature Dataset (jalan) > pilih New > Network
Dataset > klik Next 4x > pilih None pada How Would You Like to
Model.. > klik Next 2x > pilih Direction > Name diubah menjadi
KETERANGAN > klik Ok hingga Finish.

6. Membuat New Route dengan cara klik Network Analyst > pilih New
Route > Create Network Location Tool > beri 3 lokasi titik dari
pertama hingga ke tiga > pilih Solve > pilih Directions > untuk
mengetahui alur jalan dan kecepatan tempuh dari titik pertama hingga
titik ke tiga > klik Close.
7. Membuat Closest Facilities dengan cara sebelumnya unceklist semua
Geodatabase Route > klik kanan pada New File Geodatabase > pilih
New > New Feature Class > beri nama kebakaran > alias beri nama
KB > Type of Feature berupa Point Features > klik Next hingga
Finish.

8. Mengklik Add Basemap > Imagery > klik Add > klik View > pilih
Data Frame Properties > ubah Clip Options menjadi Clip to Shape >
Specify Shape > ubah Current Website menjadi Outline of Features
dengan layer kab_semarang > klik Ok 2x.
9. Membuat titik kebakaran dan pastikan posisinya dekat dengan
penduduk > klik Editor > Start Editing > pilih KB > klik Ok >
Continue > klik Create Features > pilih titik KB > tandai wilayah
yang padat penduduk > klik Editor > Save Edits > Stop Editing >
masukkan shp kantor pemadam kebakaran > pilih Network Analyst >
New Closest Facility > klik Network Analyst Window > klik kanan
pada Facilities > Load Locations > pilih kantor_damkar > beri nama
KD dengan toleransi 500 meters > klik Ok > klik kanan Incidents >
Load Locations > pilih KB > beri nama KB dengan nilai toleransi 500
meters > klik Ok.
10. Mengklik kanan pada layer Closest Facility > pilih Properties > klik
Accumulation > ceklist bagian Minutes > pilih Analysis Setting >
Facilities to Find isi 2 untuk menentukan lokasi pemadam kebakaran
terdekat dengan kejadian kebakaran > klik Ok > klik Solve > klik
Directions.

11. Membuat Service Area dengan cara Unceklist semua Geodatabase


Closest Facility > klik Network Analyst > pilih New Service Area >
klik Network Analyst Window > klik kanan Facility > Load Locations
> pilih kantor_damkar > beri nama KD dengan toleransi nilai 500
meters > klik Ok.
12. Mengklik kanan Service Area > pilih Properties > pilih Accumulation
> ceklist bagian Minutes > Polygon Generation > pilih Not
Overlapping > klik Ok > klik Solve > klik kanan layer Polygon > pilih
data > Export Data > beri nama luas_jangkauan dengan Save as Type
Shapefile > klik Ok.

13. Mengklik kanan pada luas_jangkauan > Open Attribute Table > Add
Field > beri nama luas dengan Type Double > klik Ok > klik kanan
Field luas > pilih Calculate Geometry > Property berupa Area dan
Units Square Meters [sq m] > klik Ok.
14. Mengklik kanan pada luas_jangkauan > pilih Properties > Symbology
> pilih Quantities > Value ubah menjadi luas > Drag bagian
keterangan label > klik kanan pilih format label > beri angka 0 > klik
Ok 2x > klik kanan luas_jangkauan > pilih Properties > pilih Display
> sesuaikan Tranparancy nya (35%) > klik Ok.
IV. HASIL PRAKTIKUM
1. Peta Jangkauan (Route)
2. Peta Jangkauan & Waku Tempuh (Closest Facility)
3. Peta Luas Jangkauan (Service Areas)
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis jaringan transportasi merupakan sebuah metode analisis
yang digunakan untuk menganalisis struktur jaringan dan hubungan antar
elemen dalam jaringan tersebut (Jasriadi, et al., 2015). Dalam konteks
transportasi, jaringan yang dimaksud adalah jaringan jalan. Analisis
jaringan transportasi dapat digunakan untuk berbagai tujuan, salah satunya
adalah untuk mengkaji bagaimana jaringan jalan tersebut dapat dirancang
agar dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan kelancaran lalu lintas
(Amin, et al., 2021).
Berdasarkan dari hasil pemetaan yang dilakukan di Kabupaten
Semarang, diketahui bahwa terdapat 4 fasilitas pemadam kebakaran yang
tersebar di daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup
tinggi. Hal ini disebabkan karena untuk mengurangi tanggap waktu,
meningkatkan efisiensi dan efektivitas, dan untuk mengurangi risiko
korban jiwa. Selain itu, pemadam kebakaran juga dapat ditempatkan di
daerah-daerah yang memiliki potensi bahaya kebakaran yang tinggi,
seperti daerah industri atau daerah yang sering terjadi kebakaran. Dalam
kasus kebakaran di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, terdapat 2
kantor pemadam kebakaran yang terdekat, yaitu Kantor Pemadam
Kebakaran Kecamatan Bringin dan Kantor Pemadam Kebakaran
Kecamatan Ambarawa. Pemilihan rute perjalanan pemadam kebakaran
yang optimal perlu mempertimbangkan beberapa faktor, seperti lokasi asal
terjadinya kebakaran, lokasi kantor pemadam kebakaran terdekat, kondisi
lalu lintas, biaya transportasi, dan luas jangkauan fasilitas kesehatan
(Hariani, et al., 2021). Kantor pemadam kebakaran tersebar di beberapa
tempat, yaitu Kecamatan Ungaran dengan luas jangkauan sempit,
Kecamatan Bringin dengan luas jangkauan luas, Kecamatan Tengaran
dengan luas jangkauan sedang, dan Kecamatan Ambarawa dengan luas
jangkauan cukup luas.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka rute perjalanan pemadam
kebakaran yang optimal dapat ditentukan apabila kondisi lalu lintas lancar,
maka rute perjalanan pemadam kebakaran yang optimal adalah rute jarak
terpendek, kemudian jika kondisi lalu lintas macet, maka rute perjalanan
pemadam kebakaran yang optimal adalah rute waktu tempuh
tercepat. Rute ini mungkin melewati jalur alternatif, dan jika pemadaman
kebakaran menggunakan kendaraan yang tidak dilengkapi dengan bahan
bakar, maka rute perjalanan pemadaman kebakaran yang optimal adalah
rute biaya terendah. Rute ini mungkin melewati jalur sungai atau jalur
kereta api. Dengan melakukan peningkatan-peningkatan tersebut, maka
analisis jaringan transportasi di Kabupaten Semarang dapat menjadi lebih
akurat dan tepat sasaran. Hal ini akan dapat membantu pemadam
kebakaran untuk tiba di lokasi terjadinya kebakaran dengan lebih cepat
dan efisien, sehingga dapat mengurangi dampak kebakaran.
VI. KESIMPULAN
1. Network Analysis ini menggunakan analisis jaringan transportasi
yang mengkaji bagaimana jaringan jalan tersebut dapat dirancang
agar dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan kelancaran
lalu lintas.
2. Rute perjalanan yang optimal dari lokasi asal ke lokasi tujuan dapat
ditentukan dengan menggunakan metode jarak terdekat, waktu
tempuh, dan biaya terendah.
3. Dalam kasus kebakaran di Kecamatan Bringin, Kabupaten
Semarang, terdapat 2 kantor pemadam kebakaran yang terdekat,
yaitu Kantor Pemadam Kebakaran Kecamatan Bringin dan Kantor
Pemadam Kebakaran Kecamatan Ambarawa.
4. Kantor pemadam kebakaran tersebar di beberapa tempat, yaitu
Kecamatan Ungaran dengan luas jangkauan sempit, Kecamatan
Bringin dengan luas jangkauan luas, Kecamatan Tengaran dengan
luas jangkauan sedang, dan Kecamatan Ambarawa dengan luas
jangkauan cukup luas.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, S., Wahidin, W., Taufiq, M., Imron, I., & Feriska, Y. (2021). Strategi
Pengembangan Jaringan Transportasi Darat Kabupaten Brebes. Jurnal
Pembangunan Infratech , 2 (2), 10-19.

Hariani, ML, & Astor, Y. (2021). Penentuan Rute Tercepat Pemadam Kebakaran
di Kota Cirebon-Berdasarkan Jarak, Waktu Kejadian, Tingkat Kemacetan
dan Jenis Penggunaan Lahan. Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur &
Fasilitas , 5 (3).

Jasriadi, J., Iriana, RT, & Djuniati, S. (2015). Analisis Lokasi dan Jumlah Stasiun
Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru. Jurnal Online Fakultas Teknik , 2 ,
1-10.
1. Peta Rute Jangkauan Fasilitas Kesehatan
2. Peta Service Area Fasilitas Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai