Anda di halaman 1dari 16

PENGUKURAN JARAK DENGAN METODE KIRA-KIRA

LAPORAN

FARHAN MUNTASHIR

220308035

TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM

PRAKTIKUM ILMU UKUR WILAYAH


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2024
PENGUKURAN JARAK MENGGUNAKAN METODE KIRA-KIRA

LAPORAN

OLEH :
Farhan Muntashir (220308035)

Laporan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Mata
kuliah Praktikum Ilmu Ukur Wilayah Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh :
Asisten Laboratorium

Wan Windira Fadilah


200308024

PRAKTIKUM ILMU UKUR WILAYAH

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2024
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat

menyelesaikan laporan praktikum ini guna memenuhi tugas praktikum,dengan

judul laporan :“PENGUKURAN JARAK DENGAN METODE KIRA-KIRA”

Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga

laporan ini dapat terselesaikan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki oleh

karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya saya berharap semoga laporan ini

dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Medan, 28 Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… I

DAFTAR ISI …………………………………………………………….……. II

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….……. 1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………... 1

1.2 Tujuan Praktikum …………………………………………………..….


1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………. 2

2.1 Tinjauan Pustaka ……………………………………………………… 2

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ………………………………….…. 3

3.1 Metodologi Praktikum ……………………………………………….. 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………….………….. 5

4.1 Hasil ………………………………………….………………………. 5

4.2 Pembahasan …………………………….……………………………. 6

BAB V KESIMPULAN ………………………….………………………….. 7

5.1 Kesimpulan ……………………….…….……………………………. 7

DAFTAR PUSTAKA …………………………..…………………………….. 8

LAMPIRAN ……………………………………..…………………………....
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pengukuran jarak merupakan langkah penting dalam berbagai bidang,

mulai dari survei tanah, konstruksi, navigasi, hingga kehidupan sehari-hari.

Singkatnya, pengukuran jarak adalah proses menentukan panjang garis lurus yang

menghubungkan dua titik.

Metode pengukuran jarak beragam, tergantung pada kebutuhan presisi,

jarak yang diukur, dan alat yang tersedia. Metode langsung menggunakan alat

ukur fisik seperti pita ukur, meteran, atau roda ukur untuk secara langsung

menjangkau dan mengukur jarak antara dua titik.

Metode tidak langsung memanfaatkan prinsip trigonometri dan optik

untuk menghitung jarak secara tidak langsung. Contohnya, dengan menggunakan

theodolit dan rambu ukur, sudut dan beda tinggi antara dua titik diukur, kemudian

dihitung jaraknya melalui rumus trigonometri.

Teknologi modern menawarkan solusi yang lebih canggih. Alat ukur jarak

elektronik (EDM) memancarkan gelombang elektromagnetik dan mengukur

waktu yang dibutuhkan untuk kembali, menghasilkan pengukuran jarak yang

presisi dengan jangkauan jauh.

Pengembangan metode dan alat baru terus dilakukan untuk meningkatkan

presisi, efisiensi, dan jangkauan pengukuran jarak. Memahami prinsip dasar

pengukuran jarak dan memilih metode yang tepat akan membantu menyelesaikan

berbagai tugas dengan akurat.


Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum pengukuran jarak menggunakan metode kira-kira adalah


untuk memahami dan mempraktekkan pengukuran jarak menggunakan metode kira-kira.

TINJAUAN PUSTAKA

Mengukur dengan pacing, jarak yang diperoleh dengan pacing adalah

cukup teliti untuk banyak tujuan dalam pengukuran tanah, rekayasa (engineering),

geologi, pertanian, kehutanan dan pembuatan skala militer di lapangan. Mengukur

dengan pacing juga digunakan untuk menemukan kesalahan besar yang mungkin

terjadi dalam pengukuran dengan pita atau pembacaan jarak optik. Mengukur

dengan pacing adalah salah satu cara paling berharga untuk dipelajari dalam

pengukuran tanah karena pemakaian mudah untuk siapa saja dan tidak

menggunakan peralatan (Brinker dan Wolf, 2000).


Semua penyipatan, pengukuran atau pemeriksaan yang hampir selalu

dilakukan terdapat sebauh keraguan atau kesalahan. Memang pada prinsipnya

tidak mungkin kita menentukan suatu jarak atau sudut tanpa adanya kesalahan.

Dengan perhitungan kesalahan, maka dapat diperiksakan besarnya kesalahan pada

ukuran kesalahan kasar timbul oleh kekeliruan yang berat, dan dapat selalu

dihindari dengan penyipatan yang teliti dan tepat. Kesalahan acak ialah ketidak

telitian yang selalu tampak pada penyipatan oleh perubahan suasana dan lapangan

oleh perbedaan kecil pada pembuatan alat ukur sudut yang sulit untuk diatasi

(Frick, 1979).

Dengan metode kira-kira metode ini digunakan untuk mengetahui jarak

secara kasar, yaitu melakukan kira-kira, misalnya dengan pandangan secara

visual, melalui waktu tempuh dengan kecepatan jalan atau kendaraan. Contoh

Waktu tempuh antara kota B dan kota C = 2,5 Jam kecepatan kendaraan rata –

rata = 60 Km/jam. Jarak antara kota A dan B = . Metode langkah (pacing) metode

ini juga terkategori kasar , yaitu dengan menghitung langkah antara titik yang

diukur dan mengetahui langkah dari tindakan. Jarak diperoleh dengan mengalikan

jumlah langkah antara titik yang diukur dengan panjang langkah yang

bersangkutan (Miror, 2012).


Dalam penggunaan ilmu ukur wilayah, hanya pengukuran jarak kira-kira

adalah metode kasar yang digunakan yaitu langkah kaki, atau penggunaan

pengukuran roda sederhana. Mencari sudut properti dan penanda ukuran lain

ditampakkan pada plat dan memeriksa jarak ditempel sehingga untuk

menghindari terjadinya kesalahan adalah beberapa sampel ketika pengukuran

jarak kasar diperlukan. Jarak dapat di ukur dengan akurasi 1 : 100 dengan langkah

kaki memiliki fungsi yang berbeda tidak memerlukan peralatan itu merupakan

keterampilan setiap orang yang mengukur atau konstruksi teknis.

(Nathanson and Kissam, 1988).

Langkah karena ketelitian yang rendah, metode langkah (pacing) ini

hanya digunakan untuk membantu penempatan instrumen sipat datar di

tengah-tengah antara dua buah rambu pada pekerjaan sipat datar. Pada hakikatnya

sangatlah sukar untuk mempertahankan jarak langkah yang benar dan

pengalaman menunjukkan bahwa untuk jarak ukur 100 m. Seorang petugas yang

berpengalaman pun dapat membuat kekeliruan sampai beberapa meter.

(Sorsadarsono, 2005).

Jarak antara dua titik di tiga dimensi ruang adalah jarak standard. Gagasan

ini sangat relevan mengingat alat lanjut pengukuran jarak elektronika (EDM)

teknik, yang secara otomatis memberikan jarak spasial atau kemiringan dalam

kisaran dari 1 m atau 3.3 sampai 60 Km atau 36 ml. Meskipun jarak-jarak

kemiringan sering diamati dalam pengukuran, jarak tersebut kemudian dikurangi


menjadi proyeksi horizontal untuk diletak lapangan. (Anderson and Mikhail,

1985).

Pacing adalah pengukuran jarak dengan langkah dan merupakan

cara standar dengan ketelitian yang paling rendah pengertian jarak antara dua titik.

Pada kegiatan inventarisasi hutan dan di dalam pengukuran tanah, pengukuran

jarak dengan menggunakan langkah sangat berfungsi sebagai bahan tambahan

pada metode pengukuran yang lebih teliti/akurat. Panjang langkah selalu diubah

kedalam satuan-satuan standar seperti cm, m atau km baru setelah itu dicatat

dalam buku catatan. Jarak horizontal selanjutnya dikurangi menjadi setara di

permukaan laut untuk pengukuran geodesi di pesawat, seperti pada sistem

koordinat pesawat atau ketinggian rata-rata perhitungan yang variasi ketinggian di

atas daerah besar. (Uli, 2012).


METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat

Praktikum ilmu ukur wilayah dilaksanakan pada hari rabu tanggal 28


Februari 2024 pada pukul 10:00 WIB sampai dengan selesai di depan Program
Studi Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Sumatera Utara.

Bahan dan Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ilmu ukur wilayah adalah
meteran digunakan untuk mengukur jarak yang dihitung, alat tulis digunakan
untuk mencatat data, dan kalkulator untuk menghitung data pengukuran.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ilmu ukur wilayah
adalah kapur sebagai penanda saat dilakukan pengukuran, kertas digunakan
untuk mencatat data saat praktikum.

Prosedur Praktikum

A. Menghitung Langkah Standar

1. Diambil dua titik yang berjarak 10 m

2. Dihitung jumlah langkah pada jarak 10 m tersebut

3. Dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan

B. Mengukur jarak titik sembarang yang tidak diketahui jaraknya

dengan

menggunakan langkah

1. Diambil dua titik sembarang yang belum diketahui jaraknya

2. Diukur jumlah langkah pada dua titik tersebut

3. Dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan

4. Diukur dua titik sembarang tersebut dengan menggunakan alat ukur


C. Menghitung jarak dua titik tersebut dengan menggunakan

perhitungan sebagai berikut

jumlah langkah
● Menghitung Jarak kira-kira = × 10 m
langkahstandar

D. Menghitung persen kesalahan

jarak tape− jarak kira−kira


● Jarak kira-kira = × 100%
jarak tape

E. Menghitung Alowable Error

● S = 0,0008 ( D)0 ,5 + 0,0003 (D) + 0,05


7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Langkah Standar

Ulangan Jarak Banyak Langkah

I 10 m 17

II 10 m 16

III 10 m 16

Rata-rata 10 m 16,3

Jarak 10 m = 17 langkah
Titik Sembarang

Ulangan Banyak Langkah

I 14

II 14

III 13

Rata-rata 13,6

Jarak dengan alat ukur = 8,68

Jumlah Langkah = 13 satuan langkah

Perhitungan Jarak
jumlahlangkah
Jarak kira-kira = × 10 m
langkahstandar

13 ,6
= × 10
16 ,3

= 8,34 m

Perhitungan Persen Kesalahan Pengukuran

jarak tape− jarak kira−kira


Jarak kira-kira = × 100%
jarak tape

8 , 68−8 , 34
= × 100%
8 ,68

=0,391 =3,91%

Perhitungan Alowable Eror

S = 0,0008 ( D)0 ,5 + 0,0003 (D) + 0,05

= 0,00231 + 0,0003 (8,34) + 0,05

= 0,0008 (2,764) + 0,0003 (7,64) + 0,05

= 0,0548

Diperoleh nilai presentasi kesalahan lebih besar dari kesalahan yang dapat
diterima, diperoleh nilai yang kurang akurat (P>S)

Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum pengukuran jarak dengan metode kira-kira

yang telah dilakukan didapatkan bahwa jumlah langkah yang didapatkan pada 3

kali percobaan sulit mempertahankan jumlah langkah. Hal ini sesuai literatur

Sorsadarsono (2005) yang menyatakan bahwa langkah karena ketelitian yang

rendah, metode langkah (pacing) ini hanya digunakan untuk membantu


penempatan instrumen sipat datar di tengah-tengah antara dua buah rambu pada

pekerjaan sipat datar. Pada hakikatnya sangatlah sukar untuk mempertahankan

jarak langkah yang benar dan pengalaman menunjukkan bahwa untuk jarak ukur

100 m.

Berdasarkan hasil pengukuran jarak menggunakan metode kira-kira yang telah

dilakukan didapatkan bahwa metode langkah (pacing) memiliki ketelitian yang

rendah. Hal ini sesuai dengan literatur Uli (2012) yang menyatakan bahwa pacing

adalah pengukuran jarak dengan langkah dan merupakan cara standar dengan

ketelitian yang paling rendah pengertian jarak antara dua titik.


9

KESIMPULAN

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari percobaan pengukuran jarak dengan


metode kira-kira ini adalah sebagai berikut:

1. Metode kira-kira merupakan metode yang paling mudah dan sederhana untuk
mengukur jarak ataupun suatu wilayah, metode ini bisa dilakukan dengan langkah
kaki.
2. Pada pengukuran suatu wilayah maupun jarak terdapat dua unsur yang sangat penting
yaitu jarak dan sudut.
3. Jarak merupakan pengukuran yang menghubungkan satu titik dengan titik yang lain.
4. Luas suatu wilayah diukur dengan mengabaikan selisih tinggi nya, biasanya memiliki
satuan ha, m2, km2
5. Pada percobaan metode kira-kira ini kami memperoleh jarak kira-kira sebesar 8,34
m, persentase kesalahan sebesar 0,391, dan kesalahan yang dapat diterima sebesar
0,0548. Diperoleh nilai persentase kesalahan lebih besar dari kesalahan yang dapat
diterima, diperoleh nilai yang kurang akurat (P>S)
10

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J. d. (1985). Introduction To Surveying. Amerika:


Hill book company.

Brinke, r. d. (2000). Dasar-Dasar Pengukuran Tanah Jilid I.


Jakarta : Erlangga.

Frick, H. (1979). Ilmu Dan Alat Ukur Tanah. Yogyakarta:


Kasinus.

Miror. (2012). Mengukur Jarak dan Sudut.


http://mirror.unpad.ac.id.

Nathanson, J. A. (1988). Surveying Pratice. Amerika: Mc


Grow- Hill Book Company.

Sorsadarsono, s. (2005). Pengukuran Topografi dan Teknik


Pemetaan. Jakarta: Pradnya Pramita.

Uli. (2012). Pengukuran Jarak Ukur.


http://publikasiilmiah.ums.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai