Anda di halaman 1dari 4

Jika Mengeluh Adalah Hobi, Mengapa Tidak Jadikan Bersyukur Sebagai Solusi?

Oleh: Nadhifa Balqis (29)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

‫ والَّص اَل ُة والَّس اَل ُم َع َلى‬. ‫ِّدْيِن‬$‫ُّد ْنَيا َو ال‬$‫ الَحْم ُد ِهلِل َر ِّب الَع اَلِم ْيَن َو ِب ِه َنْس َتِع ْيُن َع َلى ُاُم وِر ال‬.‫الَّس َالُم َع َلْيُك ْم َو َر ْح َم ُة ِهللا َو َبَر َك اُتُه‬
‫ َاَّم ا َبْعد‬، ‫َأْش َرِف اَألْنِبَياِء َو الُم ْر َسِلْيَن َو َع َلى آِلٖه َو الَّصْح ِبِه َأْج َم ِع يَن‬

Alhamdulillahirabbil alamin wabihi nasta’inu ala umuriddunya waddin. Wassholatu


wassalamu ala asyrofil anbiyaa-i wal mursalin. Wa ‘ala aalihii wasshohbibihi ajma’iin.

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya yang telah diberikan
kepada kita semua. Baik nikmat sehat, nikmat taufik, hidayah, inayah, serta nikmat yang
paling besar adalah nikmat Iman dan Islam. Tak lupa, shalawat serta salam tak lupa kita
sanjungkan keharibaan nabi besar Muhammad SAW, semoga kelak kita bisa mendapatkan
syafa’atnya.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas topik yang sangat relevan dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu mengeluh dan bersyukur. Mengeluh adalah kebiasaan yang sering ditemui
di sekitar kita, atau bahkan diri kita sendiri yang menjadi bagian dari hal tersebut, wajar
tentunya. Banyak orang cenderung mengeluh tentang segala hal yang tidak sesuai dengan apa
yang dikehendaki, mulai dari pekerjaan, ekonomi, hubungan, kesehatan, dan bahkan cuaca.
Namun, apakah kita pernah berpikir bahwa mengeluh sebenarnya tidak memberikan solusi
yang nyata?

Mengeluh adalah sikap yang tidak produktif dan hanya akan memperburuk keadaan. Ketika
kita terus-menerus mengeluh, kita cenderung fokus pada masalah dan kekurangan yang ada
dalam hidup kita. Hal ini membuat kita terjebak dalam siklus negatif yang sulit untuk keluar.
Sebaliknya, jika kita mengubah perspektif kita dan menjadikan bersyukur sebagai solusi, kita
akan melihat perubahan yang luar biasa dalam hidup kita. Bersyukur adalah sikap yang
memungkinkan kita melihat sisi positif dari setiap situasi, mulai dari situasi baik maupun
sebaliknya. Ketika kita bersyukur, kita menghargai nikmat-nikmat kecil yang sering kita
abaikan. Kita akan lebih fokus pada hal-hal yang kita miliki daripada yang tidak kita miliki.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, Surah Ibrahim ayat 7.

‫َو ِإْذ َتَأَّذ َن َر ُّبُك ْم َلِئن َشَكْر ُتْم َأَلِزيَد َّنُك ْم ۖ َو َلِئن َكَفْر ُتْم ِإَّن َع َذ اِبى َلَش ِد يٌد‬

Artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan. Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." Dalam ayat ini Allah swt kembali
mengingatkan hamba-Nya untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah
dilimpahkan-Nya. Bila mereka melaksanakannya, maka nikmat itu akan ditambah lagi oleh-
Nya. Sebaliknya, Allah juga mengingatkan kepada mereka yang mengingkari nikmat-Nya,
dan tidak mau bersyukur bahwa Dia akan menimpakan azab-Nya yang sangat pedih.

Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita lihat bahwa orang-orang yang dermawan dan suka
menginfakkan hartanya untuk kepentingan umum, pada umumnya tak pernah jatuh sengsara.
Bahkan, rezekinya senantiasa bertambah, kekayaannya makin meningkat, dan hidupnya
bahagia, dicintai serta dihormati dalam pergaulan, karena mereka selalu memikirkan orang
lain untuk segala yang dimilikinya. Sebaliknya, orang-orang kaya yang kikir, atau suka
menggunakan kekayaannya untuk hal-hal yang tidak diridai Allah, seperti judi atau
memungut riba, maka kekayaannya tidak bertambah, bahkan lekas menyusut. Di samping itu,
ia senantiasa dibenci dan dikutuk orang banyak, dan di akhirat memperoleh hukuman yang
berat.

Bersyukur bukan berarti kita tidak boleh memiliki ambisi atau berusaha untuk mencapai lebih
banyak. Namun, bersyukur adalah sikap yang membuat kita lebih rendah hati dan menghargai
apa yang telah kita miliki. Dengan bersyukur, kita akan merasa lebih bahagia dan puas
dengan apa yang kita miliki saat ini. Selain itu, bersyukur juga membantu kita melihat
hikmah di balik setiap cobaan yang kita hadapi. Ketika kita menghadapi kesulitan, kita bisa
bersyukur karena melalui cobaan tersebut, kita bisa belajar menjadi lebih kuat dan sabar.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah ayat 286.

‫اَل ُيَك ِّلُف ُهّٰللا َنْفًسا اَّل ُو ْس ۗا َل ا ا َك ْت َع َلْي ا ا اْك َت ْۗت‬


‫َعَه َه َم َسَب َو َه َم َسَب‬ ‫ِا‬

Artinya: "Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada
sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu
(siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya."

Allah SWT memberikan beban kepada seorang Muslim sesuai kadar kemampuan yang
bersangkutan. Atau bahkan bisa jadi beban tersebut diberikan di bawah batas kemampuannya
sehingga setiap orang dapat mengatasi dan melewati beban atau permasalahan yang
dihadapinya. Dalam tafsir tersebut, beban yang dimaksud (yukallifu/takliif), adalah suatu
urusan yang di dalamnya meliputi kesulitan dan tanggungan dalam hidup. Adapun
kesanggupan (wus'un), adalah apa yang mampu dilakukan oleh seseorang. Ayat 286 Surat Al
Baqarah mengungkap kesulitan yang dihadapi kaum Muslimin dan bagaimana cara
mengatasinya, yaitu dengan percaya pada kemampuan yang dimiliki mereka.

Selain itu, bersyukur juga membantu kita menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.
Ketika kita bersyukur, kita akan lebih mudah untuk menghargai dan menghormati orang lain.
Kita akan lebih peka terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain. Dengan bersyukur, kita
akan menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih menyenangkan untuk berinteraksi.
Dalam Islam, bersyukur adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Rasulullah SAW
bersabda, "Barangsiapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka dia tidak bersyukur
kepada Allah." Bersyukur kepada Allah juga berarti bersyukur kepada orang-orang di sekitar
kita yang telah memberikan bantuan dan dukungan.

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin berkata:

 Jika nikmat tersebut berupa harta, maka Allah sangat senang jika nikmat tersebut
dimanfaatkan untuk infak dan sedekah.
 Jika nikmat tersebut berupa ilmu, maka Allah sangat senang jika ilmu tersebut diamalkan,
juga didakwahkan.
 Kalau orang berpakaian menunjukkan bahwa ia orang yang fakir (tidak punya apa-apa),
padahal ia mampu menunjukkan bekas nikmat Allah dałam berpakaian, maka ini tanda ia
menolak dan menyembunyikan nikmat Allah tersebut.

Lawan syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan mengingkari bahwa
nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah SWT. Sudah bersyukurkah kita pada hari ini? Bisa
jadi hidup yang kita keluhkan ini adalah mimpi orang lain. Bolehkah mengeluh? Pada QS Al
Ma’arij 19-21 tentang sifat buruk manusia, yaitu bersifat suka mengeluh dan kikir.

‫ِإَّن اِإْل ْنَس اَن ُخ ِلَق َهُلوًعا ِإَذ ا َم َّسُه الَّش ُّر َج ُز وًعا َوِإَذ ا َم َّسُه اْلَخْيُر َم ُنوًعا‬

Artinya: “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia
ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan (harta) ia amat
kikir.”

Solusinya dijelaskan di ayat selanjutnya 22 dan 23, untuk mengatasi silat mengeluh dan kikir
adalah dengan melaksanakan sholat. Bersyukur bukan hanya ketika semua berjalan baik-baik
saja atau ketika kita sedang mendapat nikmat, tetapi juga ketika tertimpa cobaan.

(QS Al-Ma’arij: 22-23). ‫ٱَّلِذ يَن ُهْم َع َلٰى َص اَل ِتِه ْم َدٓاِئُم وَن‬

Tafsir Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di: “Kecuali orang-orang yang mengerjakan
shalat,” yakni mereka yang disifati dengan sifat-sifat tersebut, dimana bila mereka diberi
kebaikan, mereka bersyukur kepada Allah dan menginfakkan sebagian pemberian Allah.”

Cara meningkatkan rasa syukur

1. Senantiasa berterima kasih pada orang lain. Orang yang tidak dapat berterima kasih
kepada orang lain, tidak dapat berterima kasha pada Allah karena hatinya keras.
2. Merenungkan nikmat-nikmat yang sudah Allah SWT berikan, dalam segala aspek.
3. Berqona’ah, senantiasa merasa cukup akan segala nikmat yang diberikan.
4. Berdzikir, sebaik baik bersyukur adalah dengan berdzikir kepada Allah SWT.

Dari banyak kata yang telah terucap dan dari banyak hal yang telah kita bahas bersama-sama,
semoga apa yang telah saya sampaikan kiranya bermanfaat bagi kita semua, aamiin yaa
robbal alamiin. Jika ada yang baik maka itu datang dari Allah SWT, dan jika ada yang kurang
baik maka itu datang dari diri saya pribadi. Saya mohon maaf atas kekhilafan tutur kata dan
perbuatan. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita semua ke jalan yang benar.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai