Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“ BADAN USAHA TIDAK BERBADAN HUKUM “

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum Dalam Ekonomi

DISUSUN OLEH :

Mulya Adriana Yosa Bakti ( 5551210020 )


Niken Larasati ( 5551210088 )
Elvy Hudriyah ( 5551210089 )
Muhamad Alif Permana ( 5551210090 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulilllahi robbil ‘alamiin, Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah
S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang diberikan kepada kami.

Sholawat serta salam kami curahkan kepada junjungan kita Nabi Besar kita
Muhammad S.A.W , semoga kita,orang tua kita,dosen-dosen kita dan orang terdekat kita
mendapatkan syafaat beliau di Yaumil Mahsyar kelak.
Aamiin ya rabbal ‘alamin

Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah ( MK ) Aspek Hukum dalam ekonomi semester Genap. Dengan Judul makalah
“Badan Usaha Tidak Berbadan Hukum” Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Mutia
Mulyawati ...... Selaku dosen Mata Kuliah Aspek Hukum dalam Ekonomi yang sudah berbagi
wawasannya kepada kami.

Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan kata yang ada pada makalah
kami. Kami juga mengharapkan kritik dan saran dari para audiens untuk bahan pertimbangan
memperbaiki makalah yang kami buat.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pembentukan hukum tidak dapat dilepaskan dari sumber hukum tidak tertulis
seperti landasan idiil, teori hukum dan filsafat hukum yang merupakan pokok-
pokok fikiran dari lahirnya suatu ketentuan yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Pokok-pokok fikiran tersebut dapat berada pada bagian
konsiderans maupun pada bagian pasal-pasal dalam setiap undang-undang.
Menurut teori hukum, pokok-pokok fikiran tersebut berhubungan dengan
asas-asas hukum yang melahirkan politik hukum, kenapa suatu ketentuan
peraturan perundangan-undangan lahir. Aapakah memang sudah sesuai
dengan aspek hukum kebiasaan, kesusilaan, bahkan norma-norma kehidupan
beragama dan norma sosial masyarakat.
Banyak pembentukan hukum yang dilahirkan, baik oleh lembaga legislatif
dalam bentuk undang-undang, maupun oleh pemerintah berbentuk peraturan
pemerintah dan peringkat di bawahnya tidak memiliki usia yang panjang, ini
disebabkan adanya hak masyarakat mengajukan uji materil dari setiap
peraturan perundangan-undangan. Khususnya terhadap kaedah-kaedah yang
diatur apakah telah sesuai dengan kenyataan dalam masyarakat seperti asas-
asas hukum yang hidup dan berlaku serta dijunjung tinggi oleh masyarakat.
Tidak heran jika satu pasal dari suatu undang-undang belum sempat
diluncurkan sudah harus masuk ke Mahkamah Konstitusi sebagai obyek
perkara konstitusi. Misalnya Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang
Pornografi, belum sempat dijalankan sudah mendapat sanggahan dan
bantahan dari berbagai elemen masyarakat. Tidak heran jika undang-undang
tersebut justru menimbulkan persoalan hukum dalam masyarakat. Lihatlah
masyarakat Bali dengan Gubernur Propinsi Bali (I Made Mangku Pastika)
mengancam akan melakukan pembangkangan sosial jika undang-undang
pornografi tersebut diberlakukan. Apakah memang benar kontroversi tersebut
disebabkan adanya pertentangan hukum antara kebutuhan nasional dengan
kebutuhan lokal, seberapa besar pengaruh kearifan lokal jika dihadapkan
dengan rumusan pasal-pasal dalam undang-undang tersebut. Contoh lain
adalah Undang-undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum
Pendidikan (BHP). Pemerintah sebagai pemrakarsa pembentukan Undang-
Undang BHP mendapat serangan justru dari mahasiswa dan kalangan
pengelola pendidikan seperti yayasan atau lembaga pengelola pendidikan
seperti organisasi sosial lainnya. Maksud pembentukan Undang-Undang BHP
untuk menata ulang pengelolaan kegiatan kependidikan di segala tingkatan
agar mencerdaskan bangsa sebagai salah satu tujuan pembentukan negara
Republik Indonesia lebih cepat terwujud, apalagai dengan amanat UUD 1945
(hasil amandemen) tentang kewajiban menyiapkan anggaran yaitu sebesar 20
% (duapuluh persen) dari APBN. Kenyataan yang terjadi adalah begitu Undang-
Undang BHP disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), di sana sini
timbul protes, baik berbentuk demonstrasi maupun pernyataan publik bahkan
protes itu berujung kepada uji materil Undang-Undang BHP di Mahkamah
Konstitusi.
Kedua contoh tersebut diatas adalah kenyataan yang ironi, dengan
pembahasan RUU masing-masing, baik pornografi maupun badan hukum
pendidikan yang demikian memakan waktu dan biaya yang tidak kecil, justru
niat pembentuk undang-undang ingin menata kedua substansi hukum dari
kedua undang-undang tersebut, pertanyaannya adalah, kenapa kedua
undang-undang tersebut bermuara ke Mahkamah Konstitusi ? Sebuah
pertanyaan yang harus diteliti lebih dalam oleh para pemikir hukum, pembuat
undang-undang, kalangan legislatif dan eksekutif, sebagai pihak yang
diberikan kewenangan oleh konstitusi negara yaitu UUD 1945.
Mochtar Kusumaatmadja,4 menyebutkan bahwa ada dua hal yang perlu
diperhatian dalam pembangunan hukum, yaitu persoalan hukum sebagai alat
perubahan (pembangunan) serta pembinaan atau perkembangan hukum itu
sendiri. Mengenai hal yang pertama menurut beliau bahwa masalah-masalah
yang dihadapi sehubungan upaya mengembangkan hukum sebagai suatu alat
pembaharuan (a tool of social engineering). Dari sini lahir pemikirannya yang
ingin memberikan peran bagi hukum sebagai sarana pembaharuan dan
pembangunan, maksudnya dengan pendekatan teori dan/atau filasafat hukum
pengembangan faham Sosiological Jurisprudence yang dikemukakan oleh
Roscoe Pound di Amerika Serikat (yang dikenal di negara asalnya dengan
semboyan Law as a tool of social engineering) menjadi salah satu tonggak
pembaharuan dan pembangunan hukum di Indonesia dengan memasukkan
konsep-konsep pembangunan hukum pada Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN). Pemikiran ini menjadi berkembang di berbagai universitas, khususnya
Universitas Padjajaran, kemudian mempengaruhi kegiatan kenegaraan,
lembaga-lembaga eksekutif dan legislatif serta yudikatif. Kemudian dalam
kenyataannya tidak begitu gampang melakukan perubahan paradigma dalam
pembangunan hukum itu.
Kesukaran-kesukaran yang dihadapi dalam memperkembangankan hukum5
sebagai suatu alat pembaharuan masyarakat dapat digolongklan dalam tiga
sebab kesulitan yaitu :
1. Sukarnya menentukan tujuan dari perkembangan hukum;
2. Sedikitnya data empiris yang dapat digunakan untuk mengadakan suatu
analisis deskriptif dan predikitif.
3. Sukarnya mengadakan ukuran yang objektif untuk mengukur
berhasil/tidaknya usaha pembaharuan hukum.
Menurut A. Hamid Attamimi,6 Pembentukan hukum terutama yang berbentuk peraturan
perundang-undangan bukanlah sekedar teknik menyusun secara sistematik bahan-bahan yang
terkumpul dalam rumusan normatif. Pembentuk hukum yang baik, harus memiliki berbagai
syarat pembentukan hukum yang baik pula, seperti asas tujuan, asas kewenangan, asas
keperluan mengadakan peraturan, asas bahwa peraturan tersebut dapat dilaksanakan
Pengertian persekutuan perdata

Maatshap atau persekutuan perdata adalah suatu persetujuan dari dua orang atau lebih
yang memiliki profesi yang sama untuk menghimpun sesuatu dalam sebuah persekutuan
untuk memperoleh keuntungan dan manfaat bagi mereka. Sesuatu yang dihimpun dapat
dapat berupa barang,uang ataupun keahlian

Dasar hukum

Aturan yang mengatur hal ini adalah:

1. pasal 1681 KUHP

2. permenkumham Nomor 17 tahun 2018 tentang pendaftaran persekutuan


komanditer,persekutuan farma dan persekutuan perdata

3. pasal 1628 – 1631 KUHP mengenai asas yang mengatur persekutuan perdata

Jenis – jenis persekutuan perdata

Terdapat beberapa jenis dari maatschap yang perlu diketahui, diantaranya adalah :

1. Algehele Maatschap Van Winst atau persekutuan keuntungan

Ini merupakan pengecualian dari maatschap umum dimana tidak diperkenankan adanya
persekutuan perdata keuali jika pemasukan para sekutu seluruhnya berupa tenaga kerja dan
dapat dibagi rata

2. persekutuan perdata umum atau agehele maatschap

Jenis ini tidak mengadakan perincian atas harta kekayaan tertentu yang dimasukan para
sekutu, baik seluruhnya maupun sebagian

3. Bijzondere Maatschap atau persekutuan perdata khusus

Ini merupakan jenis yang mengadakan secara rinci dari harta kekayaan yang dimasukkan
oleh para sekutu, baik seluruh maupun sebagiannya

Karakteristik persekutuan perdata


Berdasarkan pasal 1618 -1652 KUHP, karakteristik dari Maatschap sebagai badan usaha
adalah :

a. Adanya perjanjian antara dua orang atau lebih


b. Memiliki tujuan untuk membagi keuntungan atau manfaat dari hasil usaha yang
dilakukan bersama
c. Pihak yang terlibat wajib memasukkan sesuatu kedalam persekutuan. Sesuatu dapat
berupa aset,barang,peralatan usaha atau keahlian tertentu.
d. Tidak ada pemisah antara harta pribadi pendiri
e. Badan usaha yang menjalankan profesi secara brsam-sama oleh para pendiri

Asas – asas persekutuan perdata

Asas yang mengatur tentang persekutuan perdata terdapat dalam pasal 1628 – 1631 dari
KUHP. Inti dari pasal tersebut adalah :

1. Aturan untuk sekutu yang memasukan sesuatu dalam bentuk barang


2. Kewajiban dalam pemberian ganti rugi atas kesalahan yang dilakukan oleh sekutu

Tujuan dari Maatschap

a. Menjalankan kegiatan profesi


Karena persekutuan ini merupakan perkumpulan berdasarkan suatu profesi seperti
akuntan atau pengacara, maka persekutuan ini bertujuan untuk menjalankan
kegiatan profesi
b. Kegiatan bersifat komersial
Orientasi dari persekutuan ini adalah mengambil manfaat dan keuntungan sebanyak
– banyaknya. Oleh karena itu, persekutuan ini bersifat komersil

Contoh persekutuan perdata

a. Akuntan atau KAP (Kantor Akuntan Publik)


b. Pengacara

Syarat – syarat pendirian

a. NPWP dari para pendiri


b. KTP para pendiri
c. Nama yang dipilih (sesuai dengan ketentuan No.17 tahun 2018)
d. Surat pernyataan penyetoran modal dan ditanda tangani oleh para pendiri

Prosedur pendirian

Langkah – langkah yang harus dilakukan jika mendirikan Maatschap adalah :

a. Melakukan permohonan nama


b. Membuat akta pendirian
c. Permohonan pendaftaran
d. Penerbitan SKT (Surat Keterangan Terdaftar)

1.1 Pengertian CV

CV adalah salah satu bentuk badan usaha yang dibentuk oleh dua orang atau lebih yang
kemudian mempercayakan modal yang dimiliki kepada dua orang atau lebih. Hal itu
dilakukan ntuk menjalankan perusahaan tersebut sekaligus dipercaya untuk memimpin
perusahaan. Tujuannya agar tercapainya cita-cita bersama dengan tingkat keterlibatan
masing-masing anggotanya berbeda. Oleh karena itu, di dalam CV terdapat dua sekutu
yang berbeda. Sementara itu ada beberapa ahli yang berpendapat bahwa CV terdiri dari sekutu
komanditer dan sekutu komplementer. Sekutu komanditer (sekutu pasif) memiliki tanggung jawab
untuk memberikan modal CV kepada sekutu komplementer (sekutu aktif) yang bertanggung jawab
untuk menjalankan kegiatan CV. Besarnya bagi hasil usaha disesuaikan dengan kesepakatan bersama.
Untuk lebih jelasnya, kita bisa menengok pasal 20 KUHD atau Kitab Undang-undang Hukum Dagang
yang membahas tentang sekutu pasif (komanditer) dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tidak ikut terlibat langsung terhadap jalannya perusahaan.


2. Setiap sekutu pasif (komanditer) disebut sebagai sekutu penanam modal terbatas karena hanya
menyetorkan uang atau asetnya sebagai modal agar berhak mendapatkan keuntungan dari laba
perusahaan.
3. Kerugian CV juga ditanggung oleh sekutu pasif namun hanya sebatas besaran modal yang
ditanamkan.
4. Sekutu pasif bisa juga disebut sebagai silent partner atau sleeping partner karena namanya harus
disembunyikan dan tidak boleh diketahui.

1.2 Jenis-jenis CV (Persekutuan Komanditer)


CV terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. CV Bersaham

CV jenis ini memiliki karakter yang khas karena CV ini mengeluarkan saham yang bisa
diambil oleh sekutu aktif maupun pasif. Masing-masing dapat mengambil satu saham atau
lebih. Namun demikian, saham tersebut tidak dapat diperjualbelikan karena tidak mudah
untuk menarik kembali modal yang telah disetorkan. Tujuan adanya saham untuk menghindari adanya
modal beku.

2. CV Murni

CV jenis ini merupakan persekutuan komanditer yang pertama kali ada dan paling sederhana. Di
dalam CV ini hanya terdapat satu sekutu komplementer sedangkan pihak-pihak lainnya berperan
sebagai sekutu komanditer.
3. CV Campuran
CV campuran biasanya berasal dari firma sebagai bentuk awal. Namun dalam operasionalnya, firma
tersebut memerlukan tambahan suntikan modal. Pihak yang berkenan memberikan tambahan modal
berperan sebagai sekutu komanditer, sehingga firma yang menerima modal dan menjalankan usaha
disebut sebagai sekutu komplementer.

1.3 Tujuan Di Bentuknya CV

CV dibentuk agar sebuah badan usaha dapat menjalankan aktivitas bisnisnya dengan resmi dan legal
sesuai hukum. Karena CV pada umumnya didirikan dengan akta dan didaftarkan melalui notaris
sehingga mempunyai payung hukum. Dalam perjalanan bisnis, seringkali kerja sama dengan pihak
lain, terutama perusahaan atau instansi besar dan resmi, mensyaratkan adanya badan usaha yang legal
menurut hukum. Misalkan untuk mengikuti tender dari instansi pemerintah atau perusahaan swasta,
perusahaan-perusahaan yang diperbolehkan mengikuti tender tersebut adalah perusahaan yang
berbentuk CV atau PT.

Hal ini bukan tanpa sebab. Bekerja sama dengan perusahaan yang legal dan resmi sesuai hukum
memberikan jaminan keamanan yang lebih tinggi dibanding bekerja sama dengan usaha yang belum
terdaftar secara hukum. Terlebih di dalam kerja sama tersebut ada transaksi yang nilainya besar.
1.4 Ciri-ciri CV

CV dapat dikenali dengan ciri-ciri yang dimilikinya. Di antara ciri-ciri sebuah CV adalah sebagai
berikut:

1. Memiliki pendiri dua orang atau lebih.


2. Terdiri dari dua sekutu, yakni sekutu aktif (sekutu komplementer) dan sekutu pasif (sekutu
komanditer).
3. Sekutu aktif mengelola perusahaan.
4. Sekutu pasif menanamkan modal.
5. Hanya boleh didirikan oleh warga negara Indonesia (WNI), sementara warga negara asing tidak
diperkenan mendirikan CV.
6. Modal pendiriannya tidak ada batasan minimal.
7. Syarat pendiriannya cenderung lebih mudah.
8. Diakui secara legal.
9. Mudah untuk melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga resmi.

1.5 Dasar Hukum CV

Karena sifatnya merupakan badan usaha yang diakui legal secara hukum, CV mempunyai
dasar hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. Dasar hukum keberadaan CV disebutkan
dalam beberapa sumber hukum sebagai berikut banner-promo-gramedia :

1. Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 19, 20, dan 21 yang membahas tentang
pendirian, permodalan CV, dan pembahasan mengenai sekutu komplementer maupun komanditer.
2. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 17 Tahun 2018 yang membahas
pendaftaran persekutuan komanditer, persekutuan firma, dan persekutuan perdata.
3. KUHD pasal 31 yang membahas tentang pembubaran CV.
4. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer) pasal 1647 dan 1649 yang membahas tentang
pembubaran CV.
5. KUHP pasal 1651 yang membahas tentang pewarisan sekutu.

1.6 Kelebihan dan Kekurangan CV

kelebihan CV adalah adanya pilihan badan usaha CV yang disediakan hukum dan banyaknya
perusahaan yang memilih CV sebagai badan usahanya tentu mengisyaratkan CV memiliki kelebihan.
Dibawah ini merupakan kelebihan dari CV, yakni:
1. Proses pendirian relatif mudah. Tidak seperti perseroan terbatas (PT), pendirian CV cenderung
lebih mudah untuk dilakukan.
2. Lebih mudah untuk mendapatkan bantuan modal dari eksternal baik dari investor,perbankan, atau
koperasi. Karena adanya legalitas dari hukum, CV mendapatkan kepercayaan yang lebih besar
dibanding tidak berbadan usaha.
3. Lebih mudah mendapatkan modal dari internal. Kemudahan ini karena CV didirikan oleh orang-
orang yang terlibat dalam persekutuan.
CV memiliki kemampuan manajemen yang lebih baik dibandingkan perusahaan yang tidak berbadan
usaha.

 Memiliki kepastian hukum sebagai badan usaha. Karena memiliki akta perusahaan yang
didaftarkan di notaris. CV juga memiliki dasar hukum yang diakui oleh negara.

 Meskipun modal dapat dikumpulkan dengan mudah, tidak ada batasan minimal berapa modal
yang harus dimiliki oleh CV. Tidak seperti PT yang mensyaratkan modal awal 50 juta,CV
tidak ada batasan minimal modal. Oleh karena itu, CV seringkali menjadi pilihan bagi pelaku
usaha yang masih berskala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar tetap bisa
beroperasi dan berkompetisi.
 Lebih mudah berkembang karena dapat dikelola oleh siapapun yang dikehendaki, pada
umumnya dikelola oleh seseorang yang dianggap memiliki kemampuan manajerial yang
paling baik.
 Risiko dan kendala menjadi tanggung jawab bersama semua sekutu.
Pengambilan keputusan yang lebih cepat. Tidak seperti PT, keputusan besar harus diambil
sesuai dengan hasil rapat umum pemegang saham (RUPS). CV dapat menentukan keputusan
besar tanpa melakukan rapat dan dapat melakukan tindakan eksekusi demi kebaikan
perusahaan.
 Perubahan akta yang lebih mudah. Pemilik dapat melakukan perubahan akta tanpa harus
mengadakan rapat terlabih dahulu dengan pengurus.
 Sistem pajak yang lebih mudah. CV bukan termasuk bentuk badan usaha yang disertai badan
hukum. Di satu sisi, hal ini tampak sebagai kekurangan, namun dari sudut pandang pengenaan
pajak, hal ini merupakan keuntungan. Laba yang diterima CV saat akhir tahun hanya dibebani
satu kali pajak, yakni pajak perusahaan. Pemilik yang menerima bagian laba CV tidak dikenai
pajak dan termasuk dalam non objek PPh.
 Nama perusahaan bisa sesuai keinginan. Nama perusahaan mencerminkan identitas
perusahaan baik dari brand, berbisnis apa, asal daerah, pemilik, atau lainnya. Perusahaan yang
berbentuk PT tidak bisa memakai sembarang nama karena adanya kemungkinan perusahaan
lain telah menggunakannya. Hal ini tidak berlaku untuk CV, nama perusahaan tidak dibatasi.

1.7 Kekurangan CV
Kekurangan CV
Walaupun demikian, bukan berarti badan usaha yang berbentuk CV tidak memiliki kekurangan.
Badan usaha berbentuk CV juga memiliki kekurangan. Beberapa kekurangan
yang dihadapi jika Anda memilih badan usaha Anda berbentuk CV adalah sebagai berikut:
1. Riskan terjadi konflik dan gesekan di antara anggota sekutu.
2. Sebagian sekutu memiliki tanggung jawab yang lebih besar, yakni sekutu aktif atau
komplementer yang berperan sebagai pelaku aktivitas perusahaan CV, dibandingkan
sekutu lainnya.
3. Kemajuan atau kemunduran CV bergantung pada sekutu aktif atau komplementer sehingga
kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu. Jika sekutu aktif merupakan orang-orang yang
kompeten hal ini tentu menjadi nilai plus. Namun yang dikhawatirkan adalah perusahaan dijalankan
oleh orang-orang yang tidak kompeten, tentu hal ini memberikan resiko yang besar terhadap
keberlangsungan jalannya perusahaan.
4. Kerugian ditanggung secara bersama-sama. Hal ini bisa menjadi kelebihan, bisa juga menjadi
kekurangan CV. Bagi persekutuan pasif, hal ini tentu menjadi kerugian karena dia harus merelakan
modal yang ditanamkan pada CV berkurang akibat kerugian yang ditanggung.
5. Tidak dapat dinyatakan pailit, sehingga apabila terjadi kerugian dan harta perusahaan tidak cukup
untuk menanggung kerugian, maka sekutu aktif memiliki kewajiban untuk menanggung kerugian
tersebut walaupun harus menggunakan harta pribadinya. Sementara sekutu pasif hanya bertanggung
jawab sebesar modal yang ditanam di dalam CV.
6. Modal susah ditarik kembali.
7. Modal yang telah disetorkan kepada CV sangat susah untuk ditarik kembali,
sehingga hal ini menjadi salah satu kekurangan CV.
8. Pengawasan dan kekuasaan CV sangat kompleks.
9. Tanggung jawab sekutu komanditer (pasif) yang terbatas bisa mengendorkan semangat mereka
dalam memajukan perusahaan. Hal ini jika dibandingkan dengan sekutu-sekutu yang terdapat pada
firma.

1.8 Contoh – contoh CV


Contoh - contoh CV
Di bawah ini adalah beberapa contoh CV yang ada di Indonesia berdasarkan kelompok
bisnisnya:
1. Makanan
Contoh: CV Catur Pangan Indonesia, CV Saffa Jaya, CV Sumber Karya, CV Catering Ibu Surabaya.
2. Fabrikasi mesin
Contoh: CV Bintang Permata, CV JMIP, CV Industri Kreatif Madiun.
3. Pertanian
Contoh: CV Sadewa Agri Jaya, CV Ivong Farm, CV Agrindo Farm and Food, CV Bumi Makmur.
4. IT
Contoh: CV Bahtera Buana, CV Global Solusindo Teknologi, CV Adisatya IT Consultant.
5. Perdagangan
Contoh: CV Galuh Candra Kirana, CV Malino Trading, CV Unicorn, CV Snandung Ibu
Pertiwi. Dan lain-lain.

1.9 Cara dan Prosedur Mendirikan CV


Cara dan Prosedur Mendirikan CV
Tentu Grameds ingin tahu dong gimana caranya mendirikan perusahan dengan badan
usaha CV? Seperti yang kita bahas dalam paragraf-paragraf sebelumnya, pendirian CV
relatif lebih mudah dibandingkan mendirikan perseroan terbatas (PT).
Sebelum kita masuk ke topik cara dan prosedur pendirian CV, ada baiknya kita mengetahui
apa saja syarat dan dokumen yang dibutuhkan dalam mendirikan CV. Persyaratan yang
harus dipenuhi untuk mendirikan CV adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan didirikan oleh minimal dua orang dan dibagi menjadi sekutu aktif dan sekutu pasif.
2. Akta dari notaris yang dituliskan dalam Bahasa Indonesia.
3. Pendiri CV harus warga negara Indonesia (WNI).
4. Kepemilikan bisnis 100% dimiliki oleh pebisnis WNI. Adanya kontribusi WNA tidak
diperbolehkan.

Dokumen yang diperlukan dalam mengurus pendirian CV adalah sebagai berikut:


1. Dokumen pribadi: kartu keluarga (KK), e-KTP, dan Nomor pokok wajib pajak (NPWP).
2. Fotocopy sertifikat kepemilikan lokasi usaha. Jika Anda bukan pemilik lokasi tersebut, Anda perlu
memberikan bukti sewa, bukti pinjam, atau dokumen pendukung yang sejenis.
3. Surat keterangan domisili yang diterbitkan oleh pemilik toko yang menyewakan tempat.
4. Fotocopy tanda terima pajak dari kantor pajak.
5. Foto lokasi perusahaan, baik dari luar dan dalam.

Di bawah ini merupakan cara dan prosedur untuk mendirikan CV:


1. Menentukan dua pendiri CV.
Sebagaimana syarat berdirinya adalah minimal ada dua orang atau lebih, Anda diharuskan
menentukan siapa dua orang atau lebih yang menjadi pendiri CV. Tidak hanya berhenti di
situ saja, Anda juga perlu segera menentukan siapa yang akan menjadi sekutu komanditer
(pasif) dan siapa yang menjadi sekutu komplementer (aktif).
2. Menyiapkan data-data yang diperlukan untuk pendirian CV.

Pengisian ini biasanya dapat Anda lakukan di kantor notaris. Hal-hal yang perlu diisi adalah
sebagai berikut:
Dokumen-dokumen yang telah disebutkan menjadi persyaratan pendirian CV.
 Nama yang akan digunakan di CV.
 Mengisi resume Anda untuk melengkapi tujuan dan sasaran Anda.
 Nama sekutu yang nantinya akan berkuasa.
 Pendaftaran tanggal akta (biasanya diisi oleh notaris). Dan lain-lain.

3. Membuat akta pendirian dari notaris.


4. Membubuhkan tanda tangan sebagai pendiri CV.
Dengan ini Anda dikukuhkan sebagai pendiri CV yang siap menerima keuntungan perusahaan dengan
besaran yang telah disepakati bersama. Tidak hanya itu, dengan menandatangani dokumen tersebut,
Anda telah menyatakan akan bertanggung jawab terhadap apapun yang terjadi pada CV dengan
konsekuensi masing-masing sesuai peran masing-masing.
5. Mengurus Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP)
Surat ini perlu dimiliki untuk menyatakan lokasi perusahaan Anda beroperasi. Surat ini menjadi acuan
dala pembuatan dokumen-dokumen lainnya seperti Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusahaan,
Izin Usaha, dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Pihak yang dapat menerbitkan SKDP adalah
kelurahan setempat. Kebijakan mengenai SKDP bergantung pada daerah setempat.
6. Mengurus NPWP
Selain NPWP pribadi, Anda diharuskan memiliki NPWP usaha agar dapat mendirikan CV.
7. Mendaftar ke Pengadilan Negeri
Setelah mendapatkan akta notaris, Anda akan diarahkan untuk mendaftarkan akta pendirian
CV ke Sekretaris Pengadilan Negeri agar CV Anda disetujui di daerah setempat.
8. Mengurus ijin usaha
9. Mengurus Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
10. Pengumuman ikhtisar resmi
Setelah pendaftaran CV disetujui oleh Pengadilan Negeri, prosedur selanjutanya Anda membuat
ringkasan resmi yang dipublikasikan sebagai pelengkap Lembaran Negara Republik Indonesia.
11. Mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB) di Online Single Submission (OSS)

Pengertian Firma Menurut Ahli


1. Willem Molengraaff
Menurut Willem Molengraaff, firma merupakan suatu persekutuan, perserikatan atau perkumpulan
yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan satu nama milik
bersama dan di mana anggota-anggotanya tidak terbatas tanggung jawabnya terhadap
perikatan perseroan dengan pihak ketiga.

2. Wery
Sementara, Wery berpendapat bahwa firma adalah perusahaan yang beroperasi di bawah
nama bersama, tetapi tidak sebagai perusahaan komanditer.

3. Slagter
Selanjutnya, Slagter mengungkapkan bahwa firman adalah perjanjian kerjasama antara dua
orang atau lebih dengan nama bersama untuk menjalankan aktivitas suatu perusahaan, dengan tujuan
mendapatkan keuntungan atas hak kebendaan bersama. Hal itu dilakukan
agar perusahaan dapat mencapai tujuan pihak-pihak di antara mereka yang mengharuskan
mengikatkan diri dengan memasukkan uang, barang, nama baik, hak-hak atau kombinasi
daripadanya ke dalam perkumpulan.

4. Undang-Undang Hukum Dagang RI


Sesuai dengan Undang-Undang Hukum Dagang Republik Indonesia, firma adalah tiap-tiap
perusahaan yang didirikan dengan tujuan menjalankan suatu perusahaan yang dibawahi
oleh satu nama bersama.Kesimpulannya, firma adalah sebuah badan usaha yang didirikan dan
dijalankan oleh dua orang atau lebih (disebut Firmant) dengan menggunakan nama bersama atau satu
nama yang digunakan bersama untuk mengembangkan perusahaanya.
Menurut Pasal 16 dan Pasal 18 KUHD dari Kementerian Keuangan, Perseroan Firma
adalah tiap-tiap perseroan (maatschap) yang didirikan untuk menjalankan sesuatu perusahaan atau
bisnis di bawah satu nama bersama, di mana setiap anggotanya langsung
mendapatkan tanggung jawab sepenuhnya terhadap segala tindakan yang diadakan dengan orang-
orang pihak ketiga.
Walaupun begitu, firma bukanlah badan usaha yang berbadan hukum. Secara konsepnya,
firma tidak mengenal istilah pemisahan harta kekayaan antara anggota-anggotanya, setiap
anggotanya bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan dan keberlangsungan
perusahaan. Selain itu, alasan firma tidak bisa dikatakan sebagai badan hukum, hal itu
disebabkan firma telah memenuhi syarat secara materiil namun belum memiliki syarat
formal berupa pengesahan atau pengakuan dari Negara dalam bentuk perundang-undangan.

Apa itu Theory of the Firm?


The Theory of the Firm atau biasa disebut Teori Firma berisi dari beberapa teori ekonomi
yang mendeskripsikan dan membayangkan sifat perusahaan (perusahaan), dari struktur,
hubungan dengan pasar, perilaku, hingga keberadaannya.
Teori tersebut bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Keberadaan
Keberadaaan menjadi penting karena menjadi dasar mengapa perusahaan muncul.
Pertanyaan yang biasa muncul yaitu: Mengapa tidak semua transaksi dalam ekonomi
dimediasi di pasar?
2. Batas
Batas menjadi sangat diperlukan terkait mengapa batas antara pasar dan perusahaan
terletak persis di sana. Hal itu erat kaitannya dengan variasi dan ukuran keluaran.
banner-promo-gramedia
Pertanyaan yang biasa muncul yaitu: Transaksi mana yang dinegosiasikan di pasar dan
mana yang dilakukan secara internal?
3. Organisasi
Adanya organisasi dapat menjadi gambaran sebuah frima sehingga dapat menjawab
pertanyaan, mengapa perusahaan terstruktur sebagaimana adanya, dengan hierarki, titik
pusat, dll.?
4. Heterogenitas Tindakan / Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan berfungsi untuk menjawab pertanyaan mengapa perusahaan melakukan sesuatu,
apa yang mendorong mereka?
5. Bukti
Bukti menjadi hal yang krusial karena terkait tes apa yang saat ini ada untuk teori masing-masing?
Seorang filsuf moral asal Skotlandia yang mempelopori ilmu tentang ekonomi politik, Adam Smith.
Adam Smith hingga saat ini masih dikenal oleh banyak orang sebagai ‘bapak ekonomi modern’,
dalam sebuah karyanya monumentalnya – The Wealth of Nations. Ia menegaskan bahwa dalam dunia
manufaktur, mereka lebih dapat bekerja dengan efisien dalam berproduksi daripada buruh atau
pengrajin saat bekerja sendiri-sendiri. Adam Smith mengungkapkan bahwa sebuah perusahaan
manufaktur menerapkan bentuk pembagian kerja yang lebih intens daripada yang dapat diatur melalui
pertukaran pasar. Perspektifnya tentang perusahaan dalam kaitannya dengan jenis pembagian kerja
yang berbeda diamini secara luas oleh para ekonom klasik.
Ciri-ciri Firma
Beberapa ciri-ciri yang dapat menjadi karakteristik badan usaha firma dibandingkan badan
usaha yang lain. Memahami karakteristik dan ciri-ciri firma dapat memberi pengetahuan
tentang beragamnya badan usaha dalam dunia bisnis. Wawasan tersebut tentu dapat
menjadi bekal apabila Anda hendak mendirikan perusahaan dan firma. Berikut ciri-ciri firma
di Indonesia:
1. Anggota Firma umumnya sudah saling akrab dan mengenal satu sama lain sehingga sudah saling
mempercayai.
2. Perjanjian Firma dapat dilakukan dipercayakan kepada notaris ataupun di bawah tangan.
3. Menggunakan satu nama bersama dalam kegiatan usaha.
4. Memiliki tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas.
5. Jika terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan harta pribadi.
6. Setiap anggota Firma mendapatkan tanggung jawab dan hak untuk menjadi pemimpin.
7. Sebagai anggota Firma tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang lainnya.
8. Keanggotaan Firma berlaku seumur hidup.
9. Anggota firma memiliki hak untuk membubarkan firma.
10. Penambahan modal dari kredit usaha lebih mudah.
11. Pendirian Firma tidak perlu akta pendirian.

Apa Saja Jenis Firma?


Setelah memahami pengertian firma, berikutnya adalah pengetahuan tentang jenis firma
yang ada di Indonesia.
1. Firma Dagang (Trading Partnership)
Firma dagang adalah satu dari banyak jenis firma yang bergerak dalam bidang perdagangan. Aktivitas
perdagangan yang utamanya berfokus pada jual beli produk. Contoh firma dagang yang ada di
Indonesia yaitu: Nike, Diadora, Crocs, dan lain sebagainya.

a. Perusahaan Firma Nike


Perusahaan Nike sudah sangat dikenal di hampir seluruh belahan dunia. Perusahaan Nike
berasal dari negeri paman sam, Amerika Serikat. Nike tidak hanya menyediakan
perlengkapan olahraga seperti pakaian, produk andalan dari Nike adalah sepatu. Nike
sudah menjadi brand bagi penggemar olahraga, penerapan teknologi dalam setiap
produknya membuat orang sangat menyukai produk Nike. Alhasil, sangat cepat bagi Nike
untuk berkembang dan memperluas pasarnya ke berbagai negara, salah satunya juga
Indonesia.
Hingga saat ini, perusahaan Nike sudah cukup banyak memperluas cabangnya di
Indonesia. Pengembangan ini dilakukan dari mulai proses produksi dan pengelolaannya.
Namun, tidak hanya itu, Nike tetap menggunakan standar untuk prosedur pelaksanaan dan
manajemennya sesuai perusahaan pusat Nike di Amerika Serikat.
b. Perusahaan Firma Diadora
Firma Diadora memiliki kegiatan memproduksi alat-alat olahraga. Berbagai perlengkapan
olahraga yang diproduksi untuk olahraga seperti rugby, sepatu olahraga, atlet, sepak bola,
tenis, olahraga sepeda, dan lain sebagainya. Perusahaan Diadora didirikan oleh seorang
pebisnis asal italia yang bernama Marcello Danieli bersama dengan beberapa orang lainnya.
c. Perusahaan Firma Crocs
Jenis perusahaan firma yang juga bergerak di bidang fashion di Indonesia, salah satunya
adalah perusahaan firma Crocs yang memiliki produk fashion dengan jenis sepatu dan sandal.
Hal ini membuktikan bahwasannya perusahaan firma Crocs adalah salah satu dari sekian
jenis firma dagang yang berhasil memproduksi barang kebutuhan masyarakat. Crocs
memproduksi sandal dan sepatu dengan bahan karet untuk dijadikan beragam bentuk dan
warna yang menarik masyarakat.

2. Firma Non Dagang (Firma Jasa)


Kebalikan dari firma dagang, firma non dagang bergerak dalam bidang jasa. Aktivitas
perusahaan yang utama berfokus pada penjualan suatu produk dengan mengandalkan
keahlian tertentu atau biasa disebut jasa atau layanan.

Berikut contoh beserta penjelasan terkait firma non dagang yang ada di Indonesia yaitu
antara lain firma hukum, firma akuntansi, konsultasi manajemen, dan juga masih banyak
lagi.
a. Firma Hukum
Seperti yang sering kita lihat, kantor-kantor pengacara maupun kantor konsultan hukum
biasa disebut firma hukum. Firma hukum termasuk dalam kategori firma yang kegiatannya
non dagang karena kegiatannya terkait dengan lembaga hukum. Firma hukum menjadi contoh, satu
dari banyak firma yang ada di Indonesia karena didirikan dan dijalankan oleh sekumpulan orang.
Firma hukum berdiri dari sekutu aktif dan pasif dengan tujuan memberikan pelayanan hukum pada
masyarakat.
b. Firma Akuntansi
Tidak hanya firma hukum, ada juga firma akuntansi yang merupakan salah satu jenis firma non
dagang yang ada di Indonesia. Dibentuknya firma akuntansi ini bertujuan untuk menyediakan jasa
akuntansi di luar lembaga akuntansi dari suatu perusahaan. Firma akuntansi ini dikoordinasikan oleh
sekumpulan kecil orang yang bertujuan memberikan jasa akuntansi baik jasa yang dibutuhkan oleh
individu, badan hukum, maupun perusahaan.

4. Firma Umum (General Partnership)


Berbeda dari firma dagang dan non dagang. Firma umum adalah jenis firma yang setiap anggotanya
memiliki tanggung jawab atau kekuasaan yang tak terbatas. Hal itu berarti setiap anggota di firma
umum harus bertanggung jawab penuh terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Apabila perusahaan
memiliki hutang dan tak sanggup melunasi, maka setiap anggota dari firma umum berkewajiban
membayar hutang dengan kekayaan pribadinya.
5. Firma Terbatas (Limited Partnership)
Hampir sama dengan firma umum, hanya saja firma terbatas membatasi kekuasaan
anggotanya. Apabila di firma umum anggota perusahaan memiliki kekuasaan yang tak
terbatas, di firma terbatas setiap anggotanya memegang sebuah kekuasaan yang terbatas.
Contoh firma terbatas yang ada di Indonesia yaitu antara lain Firma Sumber Rezeki, Firma
Multi Marketing, Firma Indo Eternity, dan lain sebagainya.

Kelebihan Firma
1. Sistem pengelolaan badan usaha firma terbukti lebih profesional dikarenakan adanya
koordinasi yang jelas mengenai pembagian tugas untuk setiap struktur
organisasinya.
2. Modal awal untuk membangun firma terhitung besar dikarenakan sumber dana
berasal dari hasil kerja sama setiap anggota yang tergabung dalam firma.
3. Pemimpin dipilih berdasarkan keahlian, kecakapan, kemampuannya dan
keterampilan yang dimiliki, sehingga meminimalisasi adanya pemilihan pemimpin
karena kelebihan kekuasaan. Selain itu, ada banyak firma yang memiliki lebih dari
satu pemimpin pada badan usaha firmanya.
4. Pembagian hasil keuntungan menjadi adil dikarenakan berdasarkan modal awal
yang disetor sehingga sistemnya menyerupai penanaman saham. Perbedaannya,
semua anggota yang memberikan modal di firma berhak aktif untuk mengelola
jalannya perusahaan.
5. Adanya akta notaris dapat memudahkan firma untuk mendapatkan pinjaman modal
jika memang membutuhkan tambahan modal yang sangat besar.
6. Keputusan firma berangkat dari pertimbangan dan keputusan seluruh anggota.
Kekurangan Firma
1. Ketika perusahaan mengalami kebangkrutan, alhasil kekayaan dan aset pribadi dari
pemilik perusahaan dapat dijadikan barang sitaan sebagai jaminan untuk mengganti
kerugian perusahaan.
2. Anggota firma tidak hanya bertanggung jawab terkait modal saja. Anggota firma
sebagai pemilik perusahaan bertanggung jawab juga pada kekayaan atau harta
pribadi yang dimiliki.
3. Apabila ada satu anggota firma yang mengalami kerugian, semua anggota yang
tergabung dalam firma berkewajiban untuk ikut menanggung kerugiannya.
SIngkatnya, kerugian firma ditanggung bersama oleh semua pemilik perusahaan,
termasuk jika memerlukan penggunaan kekayaan pribadi untuk menutupi kerugian.
4. Firma tidak mengenal istilah pemisahan antara kekayaan pribadi dan aset
perusahaan.
5. Ancaman perselisihan biasanya akan muncul apabila ada pembagian
keuntungannya yang kurang adil.
Perbedaan Firma dan Perusahaan
Mendaftarkan bisnis Anda sebagai
perusahaan atau firma lebih penting daripada mengembangkan produk yang tepat untuk
dapat memenuhi kebutuhan bisnis dan memberikan pertumbuhan di tahun-tahun
mendatang.
Dalam dunia bisnis, istilah perusahaan dan firma sangat sering digunakan secara
bergantian, tetapi secara konsep memiliki arti, sifat, dan karakteristik yang berbeda.
Perbedaan yang paling menonjol antara perusahaan dengan firma sebagai sebagai berikut:
1. Jumlah Anggota
Perbedaan yang paling utama antara perusahaan dengan firma yakni jumlah anggota. Firma
sendiri minimal harus memiliki dua orang di perusahaan dan maksimal memiliki 20 orang
yang diperlukan untuk mendaftarkan firma. Sedangkan, perusahaan hanya memiliki jumlah
maksimum orang atau karyawan saat ia mendaftar sendiri.
2. Pertanggungjawaban
Perbedaan yang lain antara perusahaan dan firma adalah tanggung jawab. Setiap anggota
firma memiliki kewajiban yang tidak terbatas dan mungkin secara pribadi bertanggung jawab
atas perusahaan dan kekayaan pribadinya. Alhasil, jika perusahaan gagal membayar
hutang, maka anggota perusahaan wajib melunasi hutang dari firma. Hal ini merupakan
salah satu kelemahan utama dari firma, namun semua bisa diatasi apabila berasaskan
keadilan dan profesional.
Berbeda dengan perusahaan, dalam badan usaha berbentuk perusahaan, pendiri atau mitra
hanya memiliki kewajiban yang terbatas. Hal itu berarti mereka terbatas hanya pada bagian
saham dikarenakan penanaman saham mereka di perusahaan, namun tidak memiliki
kewajiban secara pribadi untuk urusan-urusan debitur. Singkatnya, mereka tidak memiliki
tanggung jawab jika perusahaan bangkrut atau korup.
3. Kepemilikan Saham
Perusahaan terdaftar adalah pemegang saham berada di perusahaan, hal itu tidak termasuk
karyawan perusahaan. Sebaliknya, firma merupakan kepemilikan banyak anggota bersifat
kemitraan. Hal itu dapat membedakan terkait yang mungkin sedikit berbeda dari pemangku
kepentingan dan pemegang saham
Di dalam keanggotaan firma, anggota yang memiliki jumlah individu yang lebih rendah, mitra
memiliki kekuatan lebih besar untuk mempengaruhi pengambilan keputusan di perusahaan
jika dibandingkan dengan operasi perusahaan.
4. Laporan Tahunan dan Keuangan
Pelaku usaha yang sudah mendaftar sebagai perseroan terbatas publik diharuskan untuk
mengikuti kebijakan perusahaan terbuka dan diharuskan untuk mengungkapkan hasil dan
menerbitkan laporan tahunan untuk investor dan pemegang saham publik.
Sedangkan, badan usaha yang terdaftar sebagai firma tidak memiliki kewajiban untuk untuk
melaporkan informasi keuangan mereka kepada pihak eksternal atau pihak ketiga dan
mereka tidak diwajibkan untuk mempublikasikan laporan apapun atau mempertahankan
bisnis mereka atas kebijaksanaan.
Prosedur Mendirikan Firma
banner-promo-gramedia
Prosedur mendirikan sebuah badan usaha firma bersama kelompok, maka hal yang perlu
Anda lakukan adalah memahami proses pendirian firma dengan baik dan cermat. Peraturan
dan prosedur tentang badan usaha firma sudah tercantum dalam pasal 22 KUHD. Pasal 22
KUHD menerangkan bahwasannya pendirian firma harus berlandaskan akta otentik tanpa
ada kemungkinan untuk disangkalkan pihak ketiga.
Sesuai pasal 23 dan 28 KUHD juga menjelaskan bahwa akta harus didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri. Hal itu berarti akta tersebut dibuat dan selanjutnya akta
wajib untuk diumumkan dalam Berita NKRI.
Akta dapat mengandung segala hal tentang firma seperti perjanjian usaha, jenis usahanya,
kapan usaha didirikan, beserta kapan usaha tersebut akan berakhir. Alhasil, dalam
mendirikan sebuah badan usaha firma erat kaitannya dengan proses pengadilan hukum
untuk mendaftarkan akta firma. Jika Anda mendirikan firma namun belum memiliki akta
otentik dari pengadilan, maka firma Anda dianggap telah menjalankan berbagai usaha dan
dalam jangka waktu tidak terbatas.

Anda mungkin juga menyukai