Materi Kitab
ٍ ب َقر
،ِيب َ ح َد الل َه ال يجوز له مواالة من حاد اله َو َر ُسو َل ُه َو َل ْو ك
َ َان َأ ْق َر َّ الر ُسولَ َو َو
َّ اع َ َأ َّن َم ْن َأ: الثَّالِثَ ُة
َ ط
Kedua, sesungguhnya Allah tidak ridha untuk disekutukan dengan sesuatu pun
bersama-Nya dalam ibadah kepada-Nya, baik malaikat yang didekatkan ataupun nabi
yang diutus.
Permasalahan kedua yang wajib diketahui seorang muslim dan diamalkannya adalah
bahwasanya Allah sekali-kali tidak ridha, Allah tak pernah rela disekutukan dengan
sesuatu apapun dalam peribadatannya.
Di dalam permasalahan yang kedua ini terdapat penetapan tauhid uluhiyah yaitu
mengesakan Allah subhanahu wa ta'ala dalam perbuatan ibadah-ibadah kita. Jadi, kita
tidak boleh mempersembahkan ibadah kita kecuali hanya kepada Allah ta'ala. Inilah
tauhid uluhiyah.
Tidaklah seorang malaikat yang dekat sekalipun, Allah tetap tidak rela disekutukan
meskipun dengan malaikat terdekat. Misalnya Jibril. Begitupun dengan nabi yang diutus,
Allah tetap tidak rela.
1
“Dan sesungguhnya masjid-masjid adalah milik Allah, maka janganlah kamu berdoa kepada
seorang pun bersama Allah.” [QS. Jin [72]: 18]
Tidak ada bedanya seseorang yang menyekutukan Allah dengan malaikat (menyembah
keduanya secara bersamaan), atau berdoa kepada Allah dan kepada Nabi, hal ini dilarang.
Maka satu-satunya ibadah (shalat, berdoa) hanya boleh ditujukan kepada Allah ta’ala.
اء ُه ْم َأ ْو ِإخْ َوا َن ُه ْم َأ ْو َ حا َّد الل َّ َه َو َر ُسو َل ُه َو َل ْو كَانُوا آ َب
َ اء ُه ْم َأ ْو َأبْ َن َ ون بِالل َّ ِه َوا ْل َي ْو ِم اآْل ِخ ِر ُي َوا ُّد
َ ون َم ْن َ ج ُد ق َْو ًما ُيْؤ ِم ُن
ِ اَل َت
ون
َ حُ ب الل َّ ِه ُه ُم ا ْل ُم ْف ِل ِ َّ ك ِح ْزب الل َّ ِه َأاَل
َ ِإن ح ْز ُ َ ضوا َع ْن ُه ُأو َلِئ
ُ ض َي الل َّ ُه َع ْن ُه ْم َو َر َ ِف
ِ يها َر
“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, saling
berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun
orang-orang itu bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, ataupun keluarga mereka.
Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan
menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Dan dimasukkan-Nya
mereka ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan
rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan
Allah itulah golongan yang beruntung.” [QS. Al-Mujadilah [58]: 22]