Anda di halaman 1dari 2

Program KEBUT (Kelas Kitab Tuntas) Surabaya Mengaji

Diampu oleh Ustadz Muhammad Azhari, Lc., M.A. hafizhohullahu ta’ala


Kitab al-Ushul ats-Tsalasah (Tiga Landasan Utama)

Pelajaran 03 - 3 Keyakinan terhadap Allah 02

Materi Kitab

‫{وَأ َّن‬ ُ ِ ‫ َوال َّدل‬،‫ل‬


َ :‫يل ق َْولُ ُه َت َعا َلى‬ ٌ ‫ب َوال َن ِب ٌّي ُم ْر َس‬
ٌ ‫ك ُمقَ َّر‬ ٌ ‫ ال َم َل‬،‫ش َركَ معه في عبادته‬ ْ ‫ضى َأ ْن ُي‬ َ ‫ َأ َّن الله ال َي ْر‬: ‫الثَّانِ َي ُة‬
.]١٨ :‫ح ًدا} [الجن‬ َ ‫اج َد لِلَّ ِه فَاَل َت ْد ُعوا َم َع الل َّ ِه َأ‬ِ ‫ا ْل َم َس‬

ٍ ‫ب َقر‬
،‫ِيب‬ َ ‫ح َد الل َه ال يجوز له مواالة من حاد اله َو َر ُسو َل ُه َو َل ْو ك‬
َ ‫َان َأ ْق َر‬ َّ ‫الر ُسولَ َو َو‬
َّ ‫اع‬ َ ‫ َأ َّن َم ْن َأ‬: ‫الثَّالِثَ ُة‬
َ ‫ط‬

َ ‫حا َّد الل َّ َه َو َر ُسو َل ُه َو َل ْو كَانُوا آ َب‬


‫اء ُه ْم َأ ْو‬ َ ‫ون بِالل َّ ِه َوا ْل َي ْو ِم اآْل ِخ ِر ُي َوا ُّد‬
َ ‫ون َم ْن‬ َ ‫ج ُد ق َْوماً ُيْؤ ِم ُن‬ ُ ِ ‫َوال َّدل‬
ِ ‫ {ال َت‬:‫يل ق َْولُ ُه تعالى‬
‫ِأْل‬ ِ
‫جرِي‬
ْ ‫ات َت‬ َ ‫وح ِم ْن ُه َو ُي ْد ِخ ُل ُه ْم‬
ٍ َّ‫جن‬ ٍ ‫ان َوَأيَّ َد ُه ْم بِ ُر‬ َ ‫ب في قُ ُلو بِ ِه ُم ا‬
َ ‫يم‬ َ ‫ك َت‬ َ ‫ير َت ُه ْم ُأو َلِئ‬
َ ‫ك‬ ِ
َ ‫اء ُه ْم َأ ْو ِإخْ َوا َن ُه ْم َأ ْو َعش‬
َ ‫َأبْ َن‬
}‫ون‬
َ ‫ح‬ُ ‫ب الل َّ ِه ُه ُم ا ْل ُم ْف ِل‬ ِ َّ ‫ك ِح ْزب الل َّ ِه َأال‬
َ ‫ِإن ح ْز‬ ُ َ ‫ضوا َع ْن ُه ُأو َلِئ‬
ُ ‫ض َي الل َّ ُه َع ْن ُه ْم َو َر‬ َ ِ‫ين ف‬
ِ ‫يها َر‬ ِ ِ َ ‫ح ِت َها اَأْلن َْهار‬
َ ‫خالد‬ ُ ْ ‫ِم ْن َت‬

Transkrip Audio Pembelajaran

Kedua, sesungguhnya Allah tidak ridha untuk disekutukan dengan sesuatu pun
bersama-Nya dalam ibadah kepada-Nya, baik malaikat yang didekatkan ataupun nabi
yang diutus.

Permasalahan kedua yang wajib diketahui seorang muslim dan diamalkannya adalah
bahwasanya Allah sekali-kali tidak ridha, Allah tak pernah rela disekutukan dengan
sesuatu apapun dalam peribadatannya.

Di dalam permasalahan yang kedua ini terdapat penetapan tauhid uluhiyah yaitu
mengesakan Allah subhanahu wa ta'ala dalam perbuatan ibadah-ibadah kita. Jadi, kita
tidak boleh mempersembahkan ibadah kita kecuali hanya kepada Allah ta'ala. Inilah
tauhid uluhiyah.

Tidaklah seorang malaikat yang dekat sekalipun, Allah tetap tidak rela disekutukan
meskipun dengan malaikat terdekat. Misalnya Jibril. Begitupun dengan nabi yang diutus,
Allah tetap tidak rela.

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

َ ‫اج َد لِلَّ ِه فَاَل َت ْد ُعوا َم َع الل َّ ِه َأ‬


‫ح ًدا‬ ِ ‫َوَأ َّن ا ْل َم َس‬

1
“Dan sesungguhnya masjid-masjid adalah milik Allah, maka janganlah kamu berdoa kepada
seorang pun bersama Allah.” [QS. Jin [72]: 18]

َ ‫ )َأ‬disini menggunakan bentuk nakirah (tidak menggunakan alif


Dalam lafadz ayat ini (‫ح ًدا‬
lam), yang menunjukkan suatu keumuman, yakni bermaksud siapapun, entah nabi, wali,
malaikat, atau orang shalih dan lain sebagainya, Allah tidak pernah ridha siapapun dia,
bagaimanapun kedudukannya di sisi Allah, Allah tidak pernah ridha apabila Dia
disekutukan oleh apapun.

Tidak ada bedanya seseorang yang menyekutukan Allah dengan malaikat (menyembah
keduanya secara bersamaan), atau berdoa kepada Allah dan kepada Nabi, hal ini dilarang.

Maka satu-satunya ibadah (shalat, berdoa) hanya boleh ditujukan kepada Allah ta’ala.

Kemudian penulis menyebutkan permasalahan ketiga,

Ketiga: Barangsiapa yang mentaati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan


mentauhidkan Allah, maka tidak boleh baginya untuk berwala’ (berkasih sayang) kepada
orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya (orang-orang kafir), meskipun ia adalah
kerabat dekatnya.

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

‫اء ُه ْم َأ ْو ِإخْ َوا َن ُه ْم َأ ْو‬ َ ‫حا َّد الل َّ َه َو َر ُسو َل ُه َو َل ْو كَانُوا آ َب‬
َ ‫اء ُه ْم َأ ْو َأبْ َن‬ َ ‫ون بِالل َّ ِه َوا ْل َي ْو ِم اآْل ِخ ِر ُي َوا ُّد‬
َ ‫ون َم ْن‬ َ ‫ج ُد ق َْو ًما ُيْؤ ِم ُن‬
ِ ‫اَل َت‬

ِ ِ َ ‫ح ِت َها اَأْلن َْهار‬


ْ ‫جرِي ِم ْن َت‬ َ ‫وح ِم ْن ُه َو ُي ْد ِخ ُل ُه ْم‬
ٍ َّ‫جن‬ ٍ ‫ان َوَأيَّ َد ُه ْم بِ ُر‬ ِ َ ‫ير َت ُه ْم ُأو َلِئ‬ ِ
‫ين‬
َ ‫خالد‬ ُ ْ ‫ات َت‬ َ ‫ب في قُ ُلو بِ ِه ُم اِإْل‬
َ ‫يم‬ َ ‫ك َت‬
َ ‫ك‬ َ ‫َعش‬

‫ون‬
َ ‫ح‬ُ ‫ب الل َّ ِه ُه ُم ا ْل ُم ْف ِل‬ ِ َّ ‫ك ِح ْزب الل َّ ِه َأاَل‬
َ ‫ِإن ح ْز‬ ُ َ ‫ضوا َع ْن ُه ُأو َلِئ‬
ُ ‫ض َي الل َّ ُه َع ْن ُه ْم َو َر‬ َ ِ‫ف‬
ِ ‫يها َر‬

“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, saling
berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun
orang-orang itu bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, ataupun keluarga mereka.
Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan
menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Dan dimasukkan-Nya
mereka ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan
rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan
Allah itulah golongan yang beruntung.” [QS. Al-Mujadilah [58]: 22]

Wallahu a'lam bish showab.

Anda mungkin juga menyukai