Anda di halaman 1dari 109

Evaluasi Implementasi Sistem Lapak Asik Online Pada Proses

Pembayaran Klaim Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang


di Wilayah Jawa Barat dengan Menggunakan Model Unified Theory of
Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

SKRIPSI

Oleh:

RISHA NOOR DIENNIA – 2301964975

Kelas: ACCT6254039-LRFA

Accounting Study Program


Binus Online Learning
Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2021

1
Evaluasi Implementasi Sistem Lapak Asik Online Pada Proses
Pembayaran Klaim Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang
di Wilayah Jawa Barat dengan Menggunakan Model Unified Theory of
Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat

untuk gelar kesarjanaan

Program Studi Akuntansi

Jenjang Pendidikan Strata-1

Oleh:

RISHA NOOR DIENNIA – 2301964975


Kelas: ACCT6254039-LRFA

Accounting Study Program


Binus Online Learning
Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2021

iii
Universitas Bina Nusantara

Pernyataan Orisinalitas Skripsi untuk Sidang Skripsi

Pernyataan Sidang Skripsi

Saya, Risha Noor Diennia

dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul

Evaluasi Implementasi Sistem Lapak Asik Online pada Proses Pembayaran


Klaim Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang di Wilayah
Jawa Barat dengan Menggunakan Model Unified Theory of Acceptance and Use
Of Technology (UTAUT)

Evaluation of the Implementation of the Lapak Asik Online System in the Payment
Process for BPJS Employment Old Age Security Claims at Branch Offices in the
West Java Region by Using the Unified Theory of Acceptance and Use of
Technology (UTAUT) Model

Adalah benar hasil karya saya dan belum pernah diajukan sebagai karya
ilmiah, sebagian atau seluruhnya, atas nama saya, atau pihak lain

Risha Noor Diennia

2301964975

Disetujui oleh Pembimbing

Saya setuju Skripsi tersebut layak diajukan untuk Sidang Skripsi

Frihardina Marsintauli S.E.,Ak., M.Ak. 5 November 2021


D5811

iii
Universitas Bina Nusantara

Accounting Study Program


Binus Online Learning
Skripsi Sarjana Ekonomi
Semester Genap 2020/2021

Evaluasi Implementasi Sistem Lapak Asik Online pada Proses Pembayaran


Klaim Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang di Wilayah
Jawa Barat dengan Menggunakan Model Unified Theory of Acceptance and Use
of Technology (UTAUT)

Risha Noor Diennia 2301964975

Kelas : ACCT6254039-LRFA

ABSTRACT
The purpose of this study is to examine and analyze the effect of performance
expectations, business expectations, and social influences on the behavioral intentions
of users of the Asik Online System, to test and analyze the conditions of facilitation on
the behavioral intentions of the online lapak asik system, as well as to examine and
analyze the influence of facility conditions and behavioral intentions. on the behavior
of using the Asik Online System. Data collection using the questionnaire method. The
variables of performance expectations, and social influences have a significant effect
on behavioral intentions, condition of facilities and behavioral intentions, which have
a significant effect on the behavior of users of the Asik Online System, while the
variables of business expectations have no effect on the behavioral intentions of users
of the Asik Online System. The data distributed is primary data in the form of
questionnaires distributed to employees of the BPJS Employment Branch Office
Services in the West Java region. The statistical method used is multiple regression
analysis.
Keywords: performance expectation, effort expectation, social influence, facility
condition, behavioral intention, use behavior

iv
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalis pengaruh ekspektasi
kinerja, ekspektasi usaha, dan pengaruh sosial terhadap niat perilaku pengguna
Sistem Lapak Asik Online, menguji dan menganalisis kondisi falisitasi terhadap niat
perilaku sistem lapak asik online, serta menguji dan menganalisis pengaruh kondisi
fasilitas dan niat perilaku terhadap perilaku penggunaan Sistem Lapak Asik Online.
Pengumpulan data menggunakan metode angket. Variabel ekspektasi kinerja, dan
pengaruh sosial berpengaruh signfikan terhadap niat perilaku, kondisi fasilitas dan
niat perilaku berpengaruh signfikan terhadap perilaku pengguna Sistem Lapak Asik
Online, sedangkan untuk variabel ekspektasi usaha tidak berpengaruh terhadap niat
perilaku pengguna Sistem Lapak Asik Online. Data yang disebarkan merupakan data
primer berupa kuesioner yang dibagikan kepada Karyawan Bidang Pelayanan Kantor
Cabang BPJS Ketenagakerjaan yang berada di wilayah Jawa Barat. Metode statistic
yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Kata kunci: ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, kondisi fasilitas,
niat perilaku, perilaku penggunaan.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan anugrahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “Evaluasi Implementasi Sistem Lapak Asik Online Pada Proses
Pembayaran Klaim Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang
di Wilayah Jawa Barat dengan Menggunakan Model Unified Theory of
Acceptance and Use Of Technology (UTAUT)” dengan lancar dan dapat
terselesaikan tepat waktu. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat
menyelesaikan studi dalam jenjang Pendidikan Strata-1 (S1) dan memperoleh
gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) di Binus Online Learning .

Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar – besarnya atas segala doa, dukungan, bimbingan, saran, maupun
kritik yang telah diberikan, kepada berbagai pihak:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, M.M., selaku Rektor
Universitas Bina Nusantara.
2. Bapak Agus Putranto , S.Kom., M.T., M.Sc. selaku Direktur Binus
Online Learning.
3. Bapak Aries Wicaksono S.Kom. , M.Ak selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Bina Nusantara Online Learning yang bersedia meluangkan
waktu, pikiran, dan tenaga ditengah kesibukannya dalam menjalani
tugas dan tanggungjawab sebagai Ketua Jurusan.
4. Ibu Nuraini Sari, S.E., M.Acc. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Bina Nusantara Online Learning .
5. Ibu Frihardina Marsintauli, S.E., Ak., M.Ak. selaku dosen pembimbing
yang telah berperan penting dalam memberikan bimbingan, saran,
arahan dan dukungan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini
dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.
6. Seluruh jajaran Dosen jurusan Akuntansi Binus Online Learning yang
telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada peneliti selama
menempuh pelajaran di Binus Online Learning.
7. Seluruh jajaran Staf Pegawai Jurusan Akuntansi Binus Online Learning
yang telah banyak membantu peneliti selama ini.
vi
8. Kedua orang tua dan adik yang telah memberikan doa, dukungan serta
semangat selama proses pembuatan skripsi.
9. Seluruh Binusian kelas LPFA yang telah memberikan dukungan moral
selama masa perkuliahan berlangsung.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
memberikan dorongan serta bantuan selama proses pembuatan skripsi.

Akhir kata, penulis menyadari apabila masih begitu banyak kesalahan


atau kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini, dan kami
menyadari bahwa penulisan atau penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang berguna
untuk menyempurnakan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Tasikmalaya, 01 November 2021

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian .................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................. 3
1.3 Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 4
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 4
1.5 Sistematika Penulisan ……. ..……………………………... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori ...................................................................... 7
2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) ....................... 7
2.1.1.1 Perceived Usefullness ................................... 8
2.1.1.2 Perceived Ease of Use ................................... 9
2.1.1.3 Behavioral Intention to Use .......................... 10
2.1.2 Unified Theory of Acceptance and Use
of Technology (UTAUT) ............................................. 10
2.1.2.1 Performance Expectancy ............................... 13
2.1.2.2 Effort Ecpectancy .......................................... 13
2.1.2.3 Social Influence ............................................. 14
2.1.2.3 Facilitating Conditions .................................. 15

viii
2.1.3 Evaluasi ........................................................................ 15
2.1.4 Sistem ........................................................................... 16
2.1.4.1 Pengertian Sistem .......................................... 16
2.1.4.2 Karakteristik Sistem ...................................... 16
2.1.4.3 Klasifikasi Sistem ......................................... 18
2.1.5 Sistem Informasi .......................................................... 19
2.1.5.1 Pengertian Sistem Informasi ......................... 19
2.1.5.2 Komponen Sistem Informasi ........................ 19
2.1.5.3 Klasifikasi Sistem Informasi ......................... 20
2.1.5.4 Tujuan Sistem Informasi ........................................ 20
2.1.6 Sistem Lapak Asik ............................................................. 22
2.1.6.1 Pengertian Sistem Lapak Asik ............................... 22
2.1.6.2 Persyaratan Dokumen Sistem Lapak Asik ............. 22
2.1.7 Asuransi ............................................................................. 23
2.1.7.1 Pengertian Asuransi ............................................... 23
2.1.7.2 Manfaat Asuransi ................................................... 24
2.1.8 Penelitian Terdahulu .......................................................... 25
2.2 Kerangka Berpikir ................................................................. 33
2.3 Pengembangan Hipotesis ...................................................... 34
2.3.1 Pengaruh Performance Expectancy terhadap .....................
Behavioral Intention ............................................... 34
2.3.2 Pengaruh Effort Expectancy terhadap ...............................
Behavioral Intention ........................................................... 35
2.3.3 Pengaruh Social Influence terhadap ..................................
Behavioral Intention ........................................................... 35
2.3.4 Pengaruh Facilitating Condition terhadap .........................
Behavioral Intention ........................................................... 36
2.3.5 Pengaruh Behavioral Intention terhadap ...........................
Use Behavior ...................................................................... 36

BAB 3 OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Objek Penelitian ................................................................... 40

ix
3.1.1 Sejarah Singkat ................................................................. 40
3.1.2 Visi dan Misi .................................................................... 41
3.1.3 Produk-produk Perusahaan ............................................... 42
3.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan ........................................ 43
3.2 Desain Penelitian .................................................................. 43
3.2.1 Jenis dan Sumber Data ..................................................... 44
3.2.2 Penentuan Jumlah Sampel ................................................ 44
3.2.3 Metode Pengumpulan Sampel .......................................... 45
3.2.4 Metode Analisis Data ....................................................... 45
3.2.5 Metode Penyajian Data ..................................................... 46
3.3 Alat Uji Statistik.................................................................... 46
3.3.1 Uji Statistik Deskriptif ...................................................... 46
3.3.2 Uji Kualitas Data .............................................................. 46
3.3.2.1 Uji Validitas .............................................................. 47
3.3.2.2 Uji Reliabilitas .......................................................... 47
3.3.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................ 48
3.3.3.1 Uji Normalitas ........................................................... 48
3.3.3.2 Uji Multikolinieritas .................................................. 48
3.3.3.3 Uji Heteroskedastisitas .............................................. 48
3.3.4 Regresi Linear Berganda .................................................. 49
3.3.5 Uji Hipotesis ..................................................................... 50
3.3.5.1 Uji F (Kelayakan) ...................................................... 50
3.3.5.2 Uji t (parsial) ............................................................. 50
3.3.5.3 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) .................. 51
3.4 Operasional Variabel ................................................................ 51
3.4.1 Variabel Dependen ........................................................... 51
3.4.2 Variabel Independen ......................................................... 52
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Bahasan .................................................................... 56
4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ................................................. 56
4.2 Gambaran Umum ..................................................................... 56
4.2.1 Jenis Kelamin ................................................................... 57

x
4.2.2 Umur ................................................................................. 57
4.2.3 Pendidikan terakhir ........................................................... 58
4.3 Hasil Analisis Deskriptif .......................................................... 58
4.4 Hasil Uji Kualitas Data ............................................................ 62
4.4.1 Hasil Uji Validitas ............................................................ 62
4.4.2 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................ 66
4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik .......................................................... 68
4.5.1 Hasil Uji Normalitas ......................................................... 68
4.5.2 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................ 71
4.5.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................ 72
4.6 Hasil Uji Hipotesis ................................................................... 68
4.6.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi ...................................... 68
4.6.2 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .............. 71
4.6.3 Hasil Uji Signfikan Parameter Individual ......................
(Uji Statistik t) ....................................................................... 76
4.7 Pembahasan .............................................................................. 78
4.7.1 Pengaruh Effort Performance Expectancy terhadap .........
Behavioral Intention ........................................................... 78
4.7.2 Pengaruh Effort Expectancy terhadap ...............................
Behavioral Intention ........................................................... 79
4.7.3 Pengaruh Social Influence terhadap ..................................
Behavioral Intention ........................................................... 80
4.7.4 Pengaruh Facilitating Condition terhadap .........................
Use Behavior ...................................................................... 81
4.7.5 Pengaruh Behavioral Intention terhadap ...........................
Use Behavior ...................................................................... 81
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .................................................................................. 68
5.2 Saran .................................................................................. 84
5.2 Keterbatasan dalam Penelitian ................................................. 85
REFERENSI ..................................................................................................... 86

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 88

xi
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... L1

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 ............................................................................................................. 25

Tabel 2.2 ............................................................................................................. 17

Tabel 2.3 ............................................................................................................. 30

Tabel 3.1 ............................................................................................................. 46

Tabel 3.2 ............................................................................................................. 53

Tabel 4.1 ............................................................................................................. 56

Tabel 4.2 ............................................................................................................. 59

Tabel 4.3 ............................................................................................................. 59

Tabel 4.4 ............................................................................................................. 60

Tabel 4.5 ............................................................................................................. 61

Tabel 4.6 ............................................................................................................. 61

Tabel 4.7 ............................................................................................................. 62

Tabel 4.8 ............................................................................................................. 62

Tabel 4.9 ............................................................................................................. 63

Tabel 4.10 ........................................................................................................... 63

Tabel 4.11 ........................................................................................................... 63

Tabel 4.12 ........................................................................................................... 64

Tabel 4.13 ........................................................................................................... 65

Tabel 4.14 ........................................................................................................... 65

Tabel 4.15 ........................................................................................................... 66

Tabel 4.16 ........................................................................................................... 66

Tabel 4.17 ........................................................................................................... 67

xiii
Tabel 4.18 ........................................................................................................... 67

Tabel 4.19 ........................................................................................................... 68

Tabel 4.20 ........................................................................................................... 68

Tabel 4.21 ........................................................................................................... 70

Tabel 4.22 ........................................................................................................... 71

Tabel 4.23 ........................................................................................................... 72

Tabel 4.24 ........................................................................................................... 73

Tabel 4.25 ........................................................................................................... 74

Tabel 4.26 ........................................................................................................... 75

Tabel 4.27 ........................................................................................................... 76

Tabel 4.28 ........................................................................................................... 78

Tabel 4.29 ........................................................................................................... 88

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ........................................................................................................ 8

Gambar 2.2 ........................................................................................................ 13

Gambar 2.3 ........................................................................................................ 34

Gambar 2.4 ........................................................................................................ 34

Gambar 3.1 ........................................................................................................ 43

Gambar 4.1 ........................................................................................................ 57

Gambar 4.2 ........................................................................................................ 58

Gambar 4.3 ........................................................................................................ 58

Gambar 4.4 ........................................................................................................ 70

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian ....................................................................... L1

Lampiran 2: Tabulasi Data .................................................................................. L8

Lampiran 3: Surat Survei .................................................................................... L20

xvi
17
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemerintah menimbang bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk
dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya
menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur dengan
menetapkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial. Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial
untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
layak. Setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar
hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat
Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. Maka dari itu untuk memberikan jaminan
sosial yang menyeluruh, negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional bagi
seluruh rakyat Indonesia; Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk
memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap
peserta dan/atau anggota keluarganya.

Pada saat awal pandemi, tepatnya bulan Mei – September 2020 mengakibatkan
pemutusan hubungan kerja besar-besaran di Indonesia. Karyawan, buruh, dan tenaga
kerja lainnya kehilangan pekerjaan mereka dimana pekerjaan tersebut tentunya untuk
menghidupi kebutuhan hidupnya serta keluarganya. Tenaga kerja yang tidak memiliki
pekerjaan atau usaha lainnya mengakibatkan terhentinya pendapatan mereka.
Karyawan, buruh, dan tenaga kerja yang perusahaanya terdaftar sebagai peserta BPJS
Ketenagakerjaan bisa mencairkan dana Jaminan Hari Tua mereka yang dapat
digunakan sebagai modal usaha dan untuk mengikuti pelatihan agar mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik lagi di masa depan. Namun begitu banyaknya tenaga kerja
yang terdampak pemutusan hubungan kerja ini mengakibatkan banyaknya tenaga kerja
yang ingin mencairkan Jaminan Hari Tua yang membuat antrian di kantor menjadi
bertumpuk dan berkerumun. Deputi Direktur Hubungan Masyarakat dan Antar
Lembaga BP Jamsostek Irvansyah Utoh Banja menyebutkan, hingga 10 Juni 2020
terdapat pengajuan klaim lebih dari 921.000 kasus dengan nilai klaim mencapai Rp
11,9 triliun. Atas hal tersebut maka BPJS Ketenagakerjaan tetap berkomitmen
memberikan pelayanan terbaik pada kondisi pandemi seperti sekarang ini dengan

1
2

mengeluarkan Sistem Lapak Asik yang diterapkan sejak 23 Maret 2020. Dari awal
pandemi hingga Agustus 2021, tercatat 1,49 juta kasus Jaminan Hari Tua dengan
penyebab klaim didominasi oleh pengunduran diri dan PHK. Selain itu mayoritas
nominal saldo JHT yang diklaim adalah dibawah Rp 10 juta dan range umur peserta
paling banyak di bawah 30 tahun dimana merupakan usia produktif bekerja.

Organisasi pelayanan publik diwajibkan memberikan pelayanan yang terbaik


bagi masyarakat, oleh karenanya organisasi publik dituntut untuk terus melakukan
inovasi agar dapat memenuhi harapan masyarakat. Salah satu lembaga yang terus
melakukan perbaikan layanan melalui inovasi adalah di BPJS Ketenagakerjaan.
Sistem layanan klaim di BPJS Ketenagakerjaan pada awalnya harus dilakukan dengan
tatap muka secara langsung dengan para peserta, seperti sistem layanan pada
umumnya. Pada awalnya peserta yang ingin mengajukan klaim Jaminan Hari Tua
hanya mendaftarkan diri lewat sistem untuk mendapatkan jadwal antrian dan proses
layanan tetap dilakukan di kantor BPJS Ketenagakerjaan yang dipilih, karena adanya
pandemi ini pada akhirnya sistem menuntut BPJS Ketenagakerjaan untuk berubah
namun tentunya tetap melayani sepenuh hati dengan tetap menjaga protokol kesehatan,
yaitu dengan menerapkan sistem lapak asik. Lapak Asik adalah Layanan tanpa kontak
fisik, dengan adanya sistem lapak asik ini diharapkan pembayaran klaim dapat berjalan
seperti biasanya tanpa adanya kendala yang berarti.

Penerapan sistem Lapak Asik Online ini tentunya mendatangkan pro dan
kontra bagi tenaga kerja. Bagaimana tidak, bagi sebagian tenaga kerja di Indonesia
belum memahami internet. Dirasa sulitnya menggunakan sistem lapak asik online
menyebabkan sebagian tenaga kerja ingin tetap adanya proses klaim secara manual.
Untuk tenaga kerja yang sudah mumpuni dengan internet sistem Lapak Asik Online
ini sangat memudahkan proses klaim tanpa harus datang ke kantor BPJS
Ketenagakerjaan, mereka dapat menghemat waktu dan menghemat biaya. Namun
dalam pelaksanaan sistem Lapak Asik Online ini ada beberapa permasalahan, yaitu
sistem belum dapat mengatur dengan jadwal dengan baik sehingga menyebabkan
terjadinya penumpukan antrian klaim. Saat seorang tenaga kerja sudah berhasil
mendaftarkan diri di sistem lapak asik, akan ada pemberitahuan jadwal untuk
diverifikasi lewat videocall yaitu sekitar dua minggu setelah pendaftaran berhasil.
Maka banyak tenaga kerja yang complain karena memang sungguh waktu yang lama
untuk waktu tunggu pendaftaran proses klaim. Permasalahan yang ada di cabang
3

Tasikmalaya adalah kurangnya literasi warga Tasikmalaya terhadap internet, saat


diarahkan untuk pengajuan online klaim lewat antrian online sebagian besar tidak
memiliki handphone android. Hal tersebut menyebabkan pendaftaran antrian online
dibantu dengan menggunakan handphone anak atau kerabat. Selain itu jaringan
internetpun menjadi kendala, apalagi tenaga kerja yang berdempat tinggal di
perkampungan atau desa yang sulit sekali dijangkau sinyal.

Terjadinya masa tunggu yang lama disebabkan tidak meratanya pemilihan


kantor cabang oleh tenaga kerja. Tenaga kerja diberikan pilihan untuk memilih kantor
cabang yang dituju, karena tidak meratanya penduduk Indonesia menyebabkan
penumpukan di beberapa kantor cabang di kota besar. Tenaga kerja yang tinggal atau
bekerja di suatu Kota, cenderung memilih dilayani di kantor cabang kota tersebut atau
kota terdekat dari daerah asalnya untuk memudahkan verifikasi. Adapun sebetulnya
tidak berpengaruh kantor cabang manapun yang dipilih karena sistemnya online,
verifikasi tidak dilakukan langsung ditempat melainkan lewat media yaitu videocall
dengan menggunakan aplikasi whatsapp. Adanya kendala tersebut bukan hanya
berdampak pada masa tunggu proses klaim Jaminan Hari Tua yang lebih lama, namun
menumpuknya suatu antrian klaim di kantor cabang tertentu, terutama di kota besar
dan kota-kota di pulau Jawa. Hal itu berdampak pada tidak meratanya pengerjaan
proses klaim jaminan hari tua di satu cabang dibandingkan dengan cabang lain seperti
di kota kecil atau diluar pulau Jawa. Banyaknya perusahaan-perusahaan yang berada
di pulau Jawa berpengaruh terhadap pemilihan kantor cabang tersebut.

Maka dengan adanya kendala tersebut diatas menyebabkan adanya sedikit


perubahan pada saat pendaftaran antrian online, tenaga kerja tidak lagi bisa memilih
kantor cabang tujuan melainkan diatur oleh sistem sedemikian rupa diarahkan ke
kantor cabang yang kuotanya masih kosong. Setelah dilakukan perubahan tersebut,
kini tenaga kerja tidak perlu menunggu sekitar dua minggu untuk dilakukan verifikasi
melainkan paling lama sekitar satu minggu.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian


yang nantinya dapat memberikan hasil yang lebih memadai dengan data yang lebih
relevan pada kondisi seperti ini. Oleh karena itu, pada skripsi ini penulis mengambil
judul “Evaluasi Implementasi Sistem Lapak Asik Online Pada Proses
Pembayaran Klaim Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang
4

di Wilayah Jawa Barat dengan Menggunakan Model Unified Theory of


Acceptance and Use Of Technology (UTAUT)”.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, berikut beberapa
rumusan masalah yang akan diteliti:
1. Apakah Performance Expectancy berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Behavioral Intention dalam penggunaan Sistem Lapak Asik Online?
2. Apakah Effort Expectancy berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Behavioral Intention dalam penggunaan Sistem Lapak Asik Online?
3. Apakah Social Influence berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Behavioral Intention penggunaan Sistem Lapak Asik Online?
4. Apakah Facilitating Conditions berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Use Behaviour penggunaan Sistem Lapak Asik Online?
5. Apakah Behavioral Intention berpengaruh positif dan signifikan terhadap Use
Behaviour penggunaan Sistem Lapak Asik Online?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian


1. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi implementasi Sistem Lapak Asik
Online di BPJS Ketenagakerjaan.
2. Responden dari penelitian difokuskan pada karyawan yang mengoperasikan
Sistem Lapak Asik Online diseluruh cabang yang berada di Kantor Wilayah
Jawa Barat.
3. Penelitian ini mengadopsi Model Unified Theory of Acceptance and Usage of
Technology (UTAUT) menggunakan variabel Performance Expectancy, Effort
Expectancy, Social Influence, dan Facilitating Conditions untuk melihat
seberapa besar Behavioral Intention dan Use Behavior pengguna Sistem Lapak
Asik Online.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan
diatas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Performance Expectancy terhadap
Behavioral Intention dalam penggunaan Sistem Lapak Asik Online.
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Effort Expectancy terhadap
Behavioral Intention dalam penggunaan Sistem Lapak Asik Online.
5

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Social Influence terhadap


Behavioral Intention dalam penggunaan Sistem Lapak Asik Online.
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Facilitating Conditions terhadap
Use Behavior dalam penggunaan Sistem Lapak Asik Online.
5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Behavioral Intention terhadap Use
Behavior dalam penggunaan Sistem Lapak Asik Online.

Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut :


1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan mampu memperluas pengetahuan dan wawasan
penulis mengenai objek yang diteliti.
2. Bagi BPJS Ketenagakerjaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu bahan
pertimbangan dan masukan bagi pihak manajemen perusahaan dalam menilai
efektivitas dan efisiensi sistem lapak asik. Serta menjadi bahan perbandingan
dengan sistem sebelumnya, yaitu sistem manual.
3. Bagi Akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu pedoman
penelitian dalam bidang akademis, serta dapat menambah referensi penelitian
dalam bidang akademis, serta dapat menambah referensi penelitian di masa
yang akan datang mengenai Sistem Lapak Asik BPJS Ketenagakerjaan.

1.5 Sistematika Penulisan


Pada bagian ini akan dijelaskan sistematika penulisan serta secara umum isi
dari setiap bab yang ada dalam proposal skripsi ini, yaitu :
BAB 1: PENDAHULUAN
Bagian ini berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, ruang lingkup
penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB 2: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Bagian ini menjelaskan tentang teori-teori yang menjadi dasar dalam penelitian
ini, yang berisi penjelasan mengenai model penelitian dan variabel yang akan
digunakan di dalam penelitian. Sumber yang digunakan berasal dari jurnal, buku,
dan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.
6

BAB 3: OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum organisasi, cara mendapatkan dan
menganalisis data untuk menguji hipotesis berdasarkan model penelitian, serta
tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini.

BAB 4: HASIL DAN BAHASAN

Bab ini berisi tentang gambaran dari subjek penelitian dan membahas mengenai
hasil data yang dilakukan dalam penelitian.

BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitan dan saran agar dapat digunakan untuk
pihak terkait di masa mendatang.
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) diperkenalkan oleh Fred D.


Davis pada tahun 1989, digunakan untuk memprediksi penerimaan pengguna
terhadap penggunaan teknologi baru. Model TAM merupakan adopsi dari
model TRA (Theory of Reasoned Action) yang dikembangkan oleh Martin
Fishbein dan Icek Ajzen pada tahun 1975 untuk bidang Sistem Informasi yang
merupakan teori tindakan yang berlandaskan dengan satu asumsi bahwa reaksi
dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal akan menentukan sikap dan
perilaku orang tersebut. Tujuan utama TAM untuk memberikan dasar
penelusuran pengaruh faktor luar terhadap kepercayaan, sikap dan tujuan
pengguna. Model TAM mengemukakan bahwa manfaat yang dirasakan
(usefulness) dan kemudahan penggunaan (easy of use) yang dirasakan oleh
pengguna menentukan niat individu untuk menggunakan sistem tersebut,
sehingga evaluasi terhadap kegunaan teknologi tersebut merupakan kunci
utama agar pengguna bisa secara maksimal menggunakan teknologi itu sendiri.
Davis (1989) menambahkan, TAM merupakan perbaikan dari model TRA
(Theory of Reasoned Action), TAM mengadopsi komponen tetap dari model
TRA umumnya dan menerapkannya komponen-komponen tersebut sebagai
domain khusus dari teknologi komputer dan yang lainnya untuk teknologi
informasi. Namun yang membedakan keduanya (TRA dan TAM) adalah
penempatan faktor-faktor sikap dari TRA, dimana TAM memperkenalkan dua
variabel kunci, yaitu perceived ease of use dan perceived usefulness, yang
memiliki relevancy pusat untuk memprediksikan sikap penerimaan pengguna
terhadap teknologi komputer. Model TAM secara khusus dikembangkan untuk
menjelaskan penerimaan individu terhadap teknologi komputer pada latar
organisasi (organizational setting). Model TAM berakar dari The Theory of
Reactioned Actioned (TRA) yang dikembangkan Fisbhein dan Azjentahun

7
8

1975 (Fichman, 1992; Schillawaert, et. al.,2001). Secara garis besar, TRA
menyatakan bahwa perilaku (behavior) individu dapat diprediksi dari minat
berperilaku (behavior intention). Adapun minat berperilaku individu
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu sikap terhadap perilaku (attitude toward
behavior) dan norma subyektif (subjective norms). Dengan demikian, secara
sederhana TRA menyatakan bahwa seseorang akan melakukan suatu perbuatan
apabila ia memandang perbuatan tersebut positif dan bila ia percaya bahwa
orang lain ingin agar ia melakukannya. Semakin positif sikap dan norma
subyektif seseorang atas perilaku tertentu, maka kecenderungan minat dan
perilaku aktualnya juga semakin kuat. Menurut Davis F.D (1989) dalam teori
Technology Acceptance Model (TAM) dijelaskan bahwa persepsi pengguna
akan menentukan sikapnya dalam kemanfaatan penggunaan TI. Dalam TAM
digambarkan bahwa penerimaan penggunaan TI dipengaruhi oleh kemanfaatan
(usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use). Kemanfaatan dan
kemudahan penggunaan mempunyai pengaruh ke minat perilaku. Pemakai
teknologi akan mempunyai minat menggunakan teknologi (minat perilaku)
jika merasa sistem teknologi bermanfaat dan mudah digunakan. Pemakai
sistem informasi akan lebih banyak memanfaatkan sistem jika sistem informasi
tersebut mudah digunakan. Sebaliknya jika sistem informasi tidak mudah
digunakan maka pemakai akan lebih sedikit dalam memanfaatkan sistem
informasi tersebut.

Gambar 2.1 Model TAM

2.1.1.1 Perceived Usefulness

Davis (1989) mendefinisikan persepsi manfaat (Perceived Usefulness) sebagai suatu


tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu sistem tertentu akan
dapat meningkatkan prestasi kerja orang tersebut. Berdasarkan definisi tersebut
9

menurut Mahendra Adhi Nugroho (2016) dapat diartikan bahwa manfaat dari
penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan prestasi kerja orang
yang menggunakannya. Penerimaan teknologi oleh pengguna ditentukan oleh dua tipe
motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik timbul
karena adanya ekspektasi yang dirasakan oleh individu itu sendiri dari hasil
berinteraksi dengan sebuah aplikasi sistem teknologi informasi. Sedangkan motivasi
ekstrinsik muncul karena adanya ekspektasi atas penggunaan aplikasi sistem teknologi
informasi tertentu yang diterima dari luar yaitu penghargaan karena kinerjanya
meningkat.

2.1.1.2 Perceived Ease of Use

Persepsi Kemudahan penggunaan merupakan tingkatan dimana


seseorang percaya bahwa teknologi informasi mudah untuk dipahami (Davis,
1989). Intensitas penggunaan dan interaksi antara pengguna (user) dengan
sistem juga dapat menunjukkan kemudahan penggunaan. Sistem yang sering
digunakan menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih dikenal, lebih mudah
dioperasikan dan lebih mudah digunakan oleh penggunanya (Goodwin dan
Silver dalam Adam.et,al., 1992:229). Berdasarkan definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan akan mengurangi usaha
(baik waktu dan tenaga) seseorang didalam mempelajari teknologi informasi.
Perbandingan kemudahan tersebut memberikan indikasi bahwa orang yang
menggunakan sistem yang baru bekerja lebih mudah dibandingkan dengan
orang yang bekerja dengan sistem lama. Pengguna mempercayai bahwa
teknologi informasi yang lebih fleksibel, mudah dipahami dan mudah
pengoperasiannya (compartible) sebagai karakteristik kemudahan
penggunaan. Indikator persepsi kemudahan penggunaan teknologi informasi
(Davis, 1989: 324) yaitu:

a. Sistem sangat mudah dipelajari.


b. Sistem dapat mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh
pengguna.
c. Keterampilan pengguna bertambah dengan menggunakan sistem tersebut.
d. Sistem sangat mudah dioperasikan.
10

2.1.1.3 Behavioral Intention to Use

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa minat perilaku


merupakan prediksi terbaik dari penggunaan teknologi oleh pemakai sistem.
Menurut Wulandari (2019) mendefinisikan minat perilaku sebagai keinginan
pengguna untuk berperilaku dengan cara tertentu dengan tujuan untuk
memiliki, membuang, dan menggunakan produk atau jasa.

Minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention to use)


adalah suatu keinginan (niat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang
tertentu. Niat perilaku adalah bagian dari faktor TAM dan TPB yang
merupakan variabel unobserved sehingga memerlukan variabel manifest
dalam pengukurannya Taylor dan Todd (1995). Behavioral in to use menurut
Davis (1989) adalah kecenderungan seorang pengguna untuk setia
menggunakan suatu teknologi.

2.1.2 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)


merupakan model penerimaan teknologi yang dikembangkan oleh Vankatesh at al
(2003) dengan mengombinasikan delapan model penerimaan teknologi lainnya yaitu
TRA, TAM, TPB, kombinasi TAM dan TPB, SCT, DTPU dan MPCU (Jogiyanto,
2007). Model ini menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan
individu terhadap teknologi informasi. Pada model UTAUT terdapat empat
konstruk/variabel yang menjadi faktor penentu langsung yang bersifat signifikan
terhadap perilaku penerimaan maupun penggunaan teknologi. Keempat variabel
tersebut adalah Ekspektasi kinerja (Performance expectancy), Ekspektasi usaha (Effort
expectancy), Pengaruh sosial (Social influence), Kondisi fasilitas (Facilitating
condition).

Terdapat empat mediator lainnya yang berfungsi sebagai mediator yang


memperkuat pengaruh keempat variabel utama terhadap penerimaan maupun
penggunaan teknologi. Keempat mediator tersebut adalah Jenis kelamin (Gender),
Umur (Age), Pengalaman (Experience), dan Kesukarelaaan (Voluntariness of use).
Vankatesh (2003) menjabarkan dan mendeskripsikan empat konstruk utama UTAUT
yaitu :
11

1. Ekspektasi kinerja (performance expentancy) didefinisikan sebagai seberapa


tinggi seseorang percaya bahwa menggunakan suatu sistem akan membantu
dia mendapatkan keuntungan kinerja pekerjaannya.
2. Ekspektasi usaha (effort expectancy), didefinisikan sebagai tingkat kemudahan
yang dihubungkan dengan penggunaan suatu sistem. Kalau sistem mudah
digunakan maka usaha yang dilakukan tidak akan terlalu tinggi dan sebaliknya
jika suatu sistem sulit digunakan maka diperlukan usaha yang tinggi untuk
menggunakannya.
3. Pengaruh sosial (social influence), didefinisikan sebagai sejauh mana seorang
individual mempersepsikan kepentingan yang dipercaya oleh orang lain yang
akan mempengaruhinya menggunakan sistem yang baru.
4. Kondisi fasilitas (facilitating condition) didefinisikan sebagai sejauh mana
seseorang percaya bahwa infrastruktur organisasional dan teknikal tersedia
untuk mendukung sistem.

Selain itu, pada model UTAUT dalam menggambarkan perilaku penggunaan


teknologi juga di dapat dari empat variabel yang memoderatori perilaku
penggunaan. Keempat variabel tersebut dapat menjadi sebagai karakteristik dari
pengguna dalam menggunakan sistem tersebut. Adapun keempat variabel
tersebut yaitu:
a. Gender (jenis kelamin)

Jenis kelamin merupakan variabel yang memoderatori faktor performance


expectancy, effort expectancy, dan social influence pengguna dalam
menggunakan teknologi terbaru. Pada variabel jenis kelamin dalam model
UTAUT memiliki pengaruh positif bagi pengguna laki-laki dan pengaruh
negatif pada pengguna perempuan dalam penerimaan dan penggunaan
teknologi baru (Venkatesh dan Zhang,2010). Dalam hal ini, ketertarikan
pada teknologi informasi berdasarkan jenis kelamin memiliki ketertarikan
yang berbeda. Pada kenyataannya laki-laki cenderung lebih mendalami dan
lebih tertarik dengan teknologi dibandingkan dengan perempuan.
b. Age (Usia)

Usia merupakan variabel yang memoderatori faktor performance


expectancy, effort expectancy, social influence, dan facilitating conditions
12

dalam menggunakan teknologi informasi. Sama halnya dengan jenis


kelamin, variabel ini juga memiliki pengaruh positif dalam penerimaan dan
penggunaan teknologi baru (Venkatesh dan Zhang,2010).

c. Experience (pengalaman)

Pengalaman merupakan variabel yang memoderatori faktor effort


expectancy, social influence, dan facilitating conditions dalam
menggunakan teknologi informasi. Pengalaman dapat didefinisikan sebagai
bentuk pengetahuan dan pemahaman pengguna yang didapatkannya ketika
mereka telah menggunakan sistem tersebut. Pada variabel pengalaman
dalam model UTAUT memiliki pengaruh positif dalam penerimaan dan
penggunaan teknologi baru (Venkatesh dan Zhang,2010). Dalam
kenyataannya, bahwa diketahui siapapun yang memiliki kemampuan dalam
menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi pada umumnya
mereka telah berpengalaman dalam penggunaan dengan teknologi yang
serupa.

d. Voluntariness of Use (Kesukarelaan)

Kesukarelaan untuk menggunakan teknologi informasi merupakan variabel


yang hanya memoderatori variabel social influence. Kesukarelaan ini dapat
didefinisikan sebagai keputusan dari pengguna dalam menggunakan
teknologi tanpa adanya unsur keterpaksaan, melainkan merupakan
keinginan dari pengguna itu sendiri.

Berikut ini dapat digambarkan bahwa UTAUT memiliki empat


konstruksi utama yaitu, performance expectancy, social influence, dan
behavioral intention sebagai faktor yang memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap behavioral intention dan use behavior. Performance expectancy, dan
social influence diteorikan untuk mempengaruhi behavioral intention
menggunakan teknologi, sementara facilitating conditions dan behavioral
intention menentukan use behavior.
13

Gambar 2.2 Model UTAUT


Sumber: Venkatesh el at. (2003:447)

2.1.2.1 Performance Expectancy

Venkatesh, et al., (2003) mendefinisikan Ekspektasi kinerja (performance


expectancy) sebagai tingkat dimana seorang individu meyakini bahwa dengan
menggunakan sistem akan membantu dalam meningkatkan kinerjanya. Konsep ini
menggambarkan manfaat sistem bagi pemakainya yang berkaitan dengan perceived
usefulness, motivasi ekstrinsik, job fit, dan keuntungan relatif (relative advantage).
Ekspektasi kinerja adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa dengan
menggunakan sistem akan membantu dia untuk mencapai keuntungan dalam kinerja
pekerjaannya. Ekspektasi kinerja merupakan konstraksi yang kuat atas niat
menggunakan sehingga dapat disimpulkan bahwa seseorang yang telah percaya
sebuah sistem informasi dapat membantu pekerjaannya akan cenderung
menggunakan sistem tersebut dalam waktu yang lebih lama. Dalam konsep ini
terdapat gabungan variabel-variabel yang diperoleh dari model penelitian
sebelumnya tentang model penerimaan dan penggunaan teknologi. Sedangkan
menurut Diana (2018) performance expectancy merupakan tingkat keyakinan
individu untuk menggunakan teknologi karena dapat membantu kinerja pekerjaan
individu lebih baik. Ketika suatu sistem informasi memberikan kemudahan dalam
peningkatan bekerja maka tandanya sistem informasi tersebut memberikan dampak
positif dalam penggunaannya.

2.1.2.2 Effort Expectancy

Effort Expectancy adalah suatu tingkat kemudahan yang didapatkan


seseorang ketika menggunakan suatu sistem (Venkatesh, et al., 2003). Ekspektasi
14

usaha merupakan tingkat kemudahan terkait dalam pengguna sistem. Penggunaan


teknologi informasi yang mudah dapat menimbulkan persepsi bahwa sistem itu
berguna baginya dan menimbulkan kenyamanan bila menggunakannya. Namun jika
sistem ini dirasa sulit untuk digunakan maka rasa nyaman bekerja dengan sistem
tidak akan muncul dan niat menggunakan untuk memanfaatkan sistem akan
berkurang sedangkan menurut Taylor & Todd (1995) Effort expectancy adalah tingkat
kemudahan pengguna dalam penggunaan sistem informasi Davis, (1989)
mengidentifikasi bahwa penggunaan teknologi informasi dipengaruhi oleh
kemudahan penggunaan. Tingkat kemudahan penggunaan terhadap suatu teknologi
informasi akan menimbulkan perasaan dalam diri individu bahwa sistem itu
mempunyai manfaat sehingga akan menimbulkan rasa nyaman penggunaannya.

2.1.2.3 Social Influence

Variabel Social Influence artinya yaitu usaha yang dilakukan seseorang untuk
mengubah suatu persepsi dan tingkah laku seseorang (Venkatesh, et al., 2003).
Menurut Ventakesh dan Davis (2003), pengaruh sosial mempunyai dampak pada
perilaku individual melalui tiga mekanisme yaitu ketaatan (compliance),
internalisasi (internalization), dan identifikasi (identification). Dapat disimpulkan
bahwa semakin banyak pengaruh yang diberikan sebuah lingkungan terhadap calon
pengguna teknologi informasi untuk menggunakan suatu teknologi informasi yang
baru maka semakin besar minat yang timbul dari personal calon pengguna tersebut
dalam menggunakan teknologi informasi tersebut karena pengaruh yang kuat dari
lingkungan sekitarnya.

Seorang individu akan berani mengambil keputusan untuk menggunakan


sistem apabila ia mendapat kepastian bahwa menggunakan sistem untuk
menyelesaikan pekerjaannya tidak melanggar norma subyektif yang berlaku di
masyarakat. Dalam faktor sosial diidentifikasi memiliki tiga varietas yang terdiri
dari:
1. Kepatuhan adalah ketika orang tampaknya setuju dengan orang lain, namun
sebenarnya tetap tidak setuju dan sesuai pendapat mereka pribadi.
2. Identifikasi adalah ketika orang dipengaruhi oleh seseorang yang disukai dan
dihormati, seperti selebriti terkenal atau seorang pemain favorit.
3. Internalisasi adalah ketika orang menerima keyakinan atau perilaku dan setuju
15

baik umum dan pribadi

Ketika dihadapkan pada sesuatu yang baru individu cenderung membutuhkan


dukungan dari orang lain. Pengaruh sosial ditemukan sebagai faktor signifikan
dalam mempengaruhi niat perilaku individual untuk menggunakan sistem informasi
baru (Taylor & Todd, 1995).

2.1.2.4 Facilitating Conditions

Facilitating conditions adalah variabel yang menjelaskan seorang individu


percaya bahwa infrastruktur dan teknis dan organisasi yang ada dapat mendukung
dalam menggunakan teknologi (Venkatesh, et al., 2003). Facilitating Conditions
merupakan variabel yang memiliki pengaruh langsung terhadap penggunaan sistem
dan juga didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa infrastruktur
organisasi dan teknis dapat mendukung penggunaan sistem. Secara umum pengguna
dengan tingkat kondisi yang memfasilitasi lebih rendah akan memiliki niat yang
lebih rendah untuk menggunakan suatu teknologi. Dampak kondisi yang
memfasilitasi tersebut dimoderasi oleh usia, jenis kelamin, dan pengalaman.
Sedangkan menurut Diana (2018) kondisi yang memfasilitasi (facilitating
conditions) adalah tingkat seorang individu percaya bahwa infrastruktur organisasi
memfasilitasi pemanfaatan penggunaan teknologi sehingga individu dapat
menggunakan teknologi tersebut dengan nyaman dan mudah.

2.1.3 Evaluasi

Pengertian evaluasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Kamus Besar


Bahasa Indonesia ) adalah suatu penilaian dimana penilaian tersebut ditujukan
terhadap orang yang lebih tinggi ataupun yang lebih tahu kepada orang yang lebih
rendah, baik itu dari sisi jabatan strukturnya atau orang yang lebih rendah
keahliannya. Evaluasi merupakan suatu proses penelitian secara positif dan negatif
atau juga gabungan dari keduanya. Menurut Arikunto (2016) evaluasi merupakan
sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan
bagian mana tujuan pendidikan dapat tercapai. Sedangkan menurut Arifin (2017)
evaluasi adalah suatu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru
untuk mengetahui keefektifan pembelajaran.
16

Dalam pedoman Permendikbud pasal 3 (2014) dinyatakan bahwa tujuan


penilaian adalah (1) mengetahui tingkat penguasaan kompetensi (2) menetapkan
ketuntasan penguasaan kompetensi (3) menetapkan program perbaikan atau
pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi (4) memperbaiki proses
pembelajaran.

2.1.4 Sistem

2.1.4.1 Pengertian Sistem

Sistem menurut Mulyadi (2017:2) adalah sekelompok unsur yang erat


hubungannya satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Sistem juga terdiri dari unsur-unsur yang merupakan bagian
terpadu dari berbagai subsistem yang bersangkutan. Unsur-unsur sistem tersebut juga
bekerja bersama untuk mencapai tujuan dari subsistem itu sendiri dan bagian dari
sistem lain yang lebih besar dalam mendukung pencapaian tujuan.

Sistem adalah kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang
saling terkait, saling berinteraksi, dan saling tergantung satu sama lain untuk mencapai
suatu tujuan. Selain itu, sistem juga dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek-
objek yang saling berelasi dan berinteraksi, serta hubungan antar objek bisa dilihat
sebagai satu kesatuan yang dirancang untuk mencapai satu tujuan yang telah
ditetapkan. (Hamim Tohari, 2014)

Menurut Dandago dan Rufai (2013) sistem informasi adalah seperangkat


kesatuan dari suatu subsitem saling terkait yang saling bekerja bersama untuk
mengumpulkan, memproses dan menyimpan, mengubah dan mendistribusikan
informasi untuk perencanaan, pembuatan keputusan, dan pengendalian.

2.1.4.2 Karakteristik Sistem

Sistem memiliki ciri-ciri atau karakteristik tertentu agar sistem tersebut dapat
dikategorikan sebagai sistem yang baik. Karakteristik sistem yang dimaksud
(Hutahaean, 2015:3), terdiri dari:

1) Komponen
17

Komponen-komponen sistem tesebut dapat berupa suatu bentuk subsistem.


Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi
tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2) Batasan sistem

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan
sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.

3) Lingkungan luar sistem

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang
memengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem.
Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga
bersifat merugikan sistem tersebut.

4) Penghubung sistem

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut


penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-
sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran
dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui
penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem
yang membentuk satu kesatuan.

5) Masukan sistem

Entri yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat
berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input).

6) Pengolah sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan
menjadi keluaran.

7) Keluaran sistem

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.
Keluaran ini dapat menjadi masukan bagi subsistem yang lain seperti informasi.
Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan
18

sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi
input bagi subsistem lain.

8) Sasaran sistem

Suatu sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat
determenestik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem
tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau
tujuan yang telah direncanakan.

2.1.4.3 Klasifikasi Sistem

Beberapa aspek dari sistem ini membuat pengguna sistem dapat


mengklasifikasikan sistem yang relevan sesuai dengan arah pandang pengguna sistem.
Klasifikasi sistem (Tyoso,2016:5), terdiri dari:

1. Sistem alamiah

Sistem alamiah (natural system) muncul secara alamiah tanpa campur tangan
manusia.

2. Sistem tiruan

Sistem tiruan (artificial system) diciptakan mendukung tujuan tertentu.

3. Sistem deterministik

Sistem deterministik (deterministic systems), bekerjanya sistem ini dapat


diramalkan sebelumnya. Masukan untuk sistem ini scara pasti menentukan
jenis keluarannya.

4. Sistem probabilistik

Sistem probabilistic (probabilistic system) dapat dilacak hanya dengan


menggunakan nilai distribusi probabilitas, selalu ada nilai ketidakpastian yang
sesungguhnya pada sembarang waktu.

5. Sistem tertutup

Sistem tertutup (closed system), pada sistem ini tidak terjadi pertukaran atau
penggunaan sumber daya dengan atau dari lingkungannya, mengingat sistem
ini tidak menggunakan input dari lingkungannya, maka output dari sistem ini
tidak berkaitan dengan lingkungannya pula.
19

6. Sistem terbuka

Sistem terbuka (opened system) menggunakan sumber daya dari


lingkungannya juga.

2.1.5 Sistem Informasi

2.1.5.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2016) sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang
mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi
dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan
laporan-laporan yang diperlukan. Sedangkan menurut Mulyanto (2017) “Sistem
informasi adalah suatu sistem yang terdiri dari kumpulan komponen sistem yaitu
software, hardware, dan brainware yang memproses informasi menjadi sebuah output
yang berguna untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam suatu organisasi”.

2.1.5.2 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi memiliki beberapa komponen seperti dibawah ini:

1. Blok Masukan (Input Block)


Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model (Model Block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan
cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok Keluaran (Output Block)
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang
berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen
serta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi (Technology Block)
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan
dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Blok teknologi terdiri dari teknisi
20

(Humanware atau Brainware), perangkat lunak (Software) dan perangkat


keras (Hardware).
5. Blok Basis Data (Database Block)
Basis data (Database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan
digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Basis data diakses atau
dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan
DBMS (Database Management Systems).
6. Blok Kendali (Controls Block)
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan
bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur
terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.1.5.3 Klasifikasi Sistem Informasi

Sistem informasi dapat dibentuk sesuai kebutuhan organisasi masing-masing.


Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisien diperlukan
perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan masing-masing
organisasi. Klasifikasi sistem informasi tersebut sebagai berikut :

1) Sistem informasi berdasarkan level organisasi


Dikelompokkan menjadi level operasional, level fungsional, dan level
manajerial.

2) Sistem informasi berdasarkan aktifitas manajemen


Dikelompokkan menjadi sistem informasi perbankan, sistem informasi
akademik, sistem informasi kesehatan, sistem informasi asuransi, dan sistem
informasi perhotelan.

3) Sistem informasi berdasarkan fungsionalitas bisnis


Dikelompokkan menjadi sistem informasi akuntansi, sistem informasi
keuangan, sistem informasi manufaktur, sistem informasi pemasaran, dan
sistem informasi sumber daya manusia.

2.1.5.4 Tujuan Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2016) dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi


Manajemen: Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
21

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi


operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-
laporan yang diperlukan.

Tujuan sistem informasi terdiri dari Kegunaan (Usefulness), Ekonomi


(Economic), Keandalan (Realibility), Pelayanan Langganan (Customer Service),
Kesederhanaan (Simplicity), dan Fleksibilitas (Fleksibility).

1. Kegunaan (Usefulness)
Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan
untuk pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi di dalam
organisasi.

2. Ekonomi (Economic)
Semua bagian komponen sistem termasuk laporan-laporan, pengendalian-
pengendalian, mesin-mesin harus menyumbang suatu nilai manfaat setidak-
tidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan.

3. Keandalan (Reliability)
Keluaran sistem harus mempunyai tingkatan ketelitian yang tinggi dan sistem
itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu
komponen manusia tidak hadir atau saat komponen mesin tidak beroperasi
secara temporer.

4. Pelayanan Langganan (Customer Service),


Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik atau ramah kepada para
pelanggan, sehingga sistem tersebut dapat diminati oleh para pelanggannya.

5. Kesederhanaan (Simplicity)
Sistem harus cukup sederhana sehingga terstruktur dan operasinya dapat
dengan mudah dimengerti dan prosedurnya mudah diikuti.

6. Fleksibilitas (Fleksibility).
Sistem harus cukup fleksibel untuk menangani perubahan-perubahan yang
terjadi, kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem
beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.
22

2.1.6 Sistem Lapak Asik

2.1.6.1 Pengertian Sistem Lapak Asik

LAPAK ASIK merupakan inovasi untuk melakukan cek dan klaim BPJS
Ketenagakerjaan secara online. Peserta tidak perlu datang dan antre ke kantor cabang.
Layanan LAPAK ASIK menggunakan sistem berbasis elektronik. Peserta dapat
mengunggah dokumen melalui situs web dan mengikuti sesi wawancara online dengan
petugas Customer Service Officer (CSO).

2.1.6.2 Alur Sistem Lapak Asik

a. Untuk melakukan pendaftaran lapak asik adalah dengan membuka website


lapakasik.bpjsketenagakerjaan.go.id
b. Membaca syarat dan ketentuan pengajuan lapak asik, jika sudah
menyetujui klik tanda centang saya setuju dan saya bukan robot
c. Mengisi data pekerja dan mengupload dokumen persyaratan klaim
jaminan hari tua
d. Mengisi data pekerja tambahan dan mengupload dokumen persyaratan
klaim jaminan hari tua
e. Mengisi sebab klaim dan mengupload dokumen pendukung
f. Mengupload kartu peserta dan dokumen tambahan lainnya jika ada.
g. Lakukan konfirmasi data pengajuan
h. Setelah pendaftaran berhasil akan terinformasi jadwal untuk verifikasinya

2.1.6.2 Persyaratan Dokumen Sistem Lapak Asik


Layanan LAPAK ASIK hanya ditujukan untuk melakukan pencairan JHT atau
jaminan hari tua bagi peserta yang mencapai usia pensiun 56 tahun, mengundurkan
diri, atau mengalami pemutusan hubungan kerja. JHT adalah jaminan hari tua yang
merupakan salah satu program yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan. BPJS
Ketenagakerjaan memiliki empat program yang terdiri dari:
a. Jaminan Kecelakaan Kerja
b. Jaminan Kematian
c. Jaminan Hari Tua
d. Jaminan Pensiun
Untuk saat ini hanya program jaminan hari tua yang dapat diakses dengan lapak
asik, untuk program lain tetap dilakukan manual di kantor.
23

Peserta dapat mengajukan pencairan klaim jaminan hari tua BPJS Ketenagakerjaan
dengan melampirkan dokumen sebagai berikut:
a. Kartu Peserta BPJS Ketenagakerjaan.
b. E-KTP.
c. Buku Tabungan yang tertera nomor rekening dan masih aktif.
d. Kartu Keluarga (KK).
e. Foto diri terbaru (tampak depan).
f. Formulir Pengajuan JHT, dapat diunduh melalui
lapakasik.bpjsketenagakerjaan.go.id, Surat Keterangan sesuai dengan kondisi
peserta.
g. Apabila mengundurkan diri atau terkena PHK menggunakan Surat Keterangan
Berhenti Bekerja, Surat Pengalaman Kerja, Surat Perjanjian Kerja, atau Surat
Penetapan Pengadilan Hubungan Industrial (PHI).
h. Apabila pensiun menggunakan Surat Keterangan Pensiun. NPWP (untuk klaim
manfaat JHT dengan akumulasi saldo di atas Rp 50 juta)
Apabila dokumen sudah lengkap, peserta dapat melanjutkan proses pencairan.

2.1.7 Asuransi
2.1.7.1 Pengertian Asuransi
Menurut Ketentuan Pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan adalah
Perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya
akibat dari suatu evenemen (peristiwa tidak pasti).

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran
yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan,
menurut Ketentuan Undang–undang No.2 tahun 1992 tertanggal 11 Februari 1992
tentang Usaha Perasuransian (“UU Asuransi”) yang sudah dicabut oleh Undang–
24

undang No. 40 tahun 2014 tertanggal 17 Oktober 2014 tentang Perasuransian yang
memuat pengertian asuransi sebagai berikut : Asuransi adalah perjanjian antara dua
pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi
penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:

a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena


kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau
pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau
pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu bentuk
perjanjian dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH Perdata,
namun dengan karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang bersifat untung-
untungan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH Perdata.

2.1.7.2 Manfaat Asuransi


Asuransi pada dasarnya memiliki beberapa manfaat, yaitu yang pertama
memberikan bantuan bagi masyarakat untuk menyelesaikan berbagai macam
permasalahan risiko yang dijalaninya, dengan demikian akan memberi kepercayaan
diri serta ketenangan yang lebih bagi para pihak yang bergabung dalam asuransi.
Kedua sebagai sarana dalam menyelesaikan berbagai risiko yang dijalani ketika
melakukan pembangunan. Lain daripada itu, meskipun ada berbagai cara untuk
menghadapi risiko, selanjutnya asuransi menjadi cara yang lebih sering dipergunakan
hal itu karena asuransi memberikan janji pertanggungan pada pihak tertanggung risiko
yang akan dijalani secara personal ataupun risiko yang akan dijalani oleh lembaga
asuransi.
25

2.1.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan proses Klaim Jaminan Hari Tua
adalah:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul Peneliti Hasil Penelitian


1 Analisis Sistem Riah, Jumrah Penerapan Sistem Akuntansi
Akuntansi (2018) Pembayaran klaim Pada BPJS
Pembayaran Klaim Ketenagakerjaan Cabang
Jaminan Hari Tua Makassar sudah baik, hal ini
pada Badan dibuktikan dengan sistem
Penyelenggara akuntansi pembayaran
Jaminan Sosial jaminan hari tua terdiri dari
Ketenagakerjaan bagian yang terkait dalam
Cabang Makassar proses pembayaran yaitu
Customer Service Officer,
verifikasi jaminan, Verifikasi
akuntansi, keuangan, dan kasir
2 Inovasi Klaim Muhammad Berdasarkan hasil analisis
Elektronik Jaminan Nur Alim, berdasarkan kriteria Inovasi
Hari Tua di BPJS Muh. Tahir model UNPSA (2017) maka
Ketenagakerjaan Haning, dapat disimpulkan bahwa
Kantor Cabang Syahribulan pelaksanaan inovasi klaim
Makassar elektronik Jaminan Hari Tua di
BPJS Ketenagakerjaan Kantor
Cabang Makassar dapat
dijelaskan oleh indikator yang
sesuai dengan kriteria United
Nations Public Service Award
(2017). Adapun indikatornya
yaitu; pertama, kepemimpinan
dan kapasitas pemerintah yang
inovatif , dalam hal ini BPJS
26

Ketenagakerjaan telah
menerapkan kepemimpinan
yang visioner sehingga
memberi ruang untuk terus
berinovasi dan menerapkan
kolaborasi dengan pihak
pemerintah dalam hal ini
Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi
Sulawesi Selatan, perusahaan
binaan, bank BNI, bank BTN,
dan asosiasi pengusaha.
Kedua, Lembaga yang
Transparan, Akuntabel, dan
Partisipastif, dalam hal ini
penerapan klaim elektronik
memberikan transparansi
pengelolaan dana jaminan hari
tua melalui aplikasi yang dapat
diakses oleh semua peserta
3 Analisis Sistem Dini (1) Pada hasil temuan data
Informasi Berliana yang telah diperoleh oleh
Perpustakaan Syafutri peneliti diketahui bahwa
(Sipus) (2017) sebesar 63,6%, hal ini
Menggunakan menunjukkan bahwa skor
Model Unified tersebut masuk dalam kategori
Acceptance And tinggi. Sehingga dapat
Use Of Technology diartikan bahwa ekspektasi
(UTAUT) di kinerja memiliki pengaruh
Perpustakaan positif yang signifikan
Umum Kota terhadap minat pemanfaatan
Surabaya SIPUS.
27

(2) Pada hasil temuan data


yang telah diperoleh oleh
peneliti pada kategori
ekspektasi usaha tinggi dengan
prosentase 60,6% dapat
diartikan bahwa ekspektasi
usaha memilki pengaruh
positif yang signifikan
terhadap minat pemanfaatan
SIPUS.
(3) Pada hasil temuan data
yang telah diperoleh oleh
peneliti pada kategori
pengaruh sosial tinggi dengan
prosentase 75,8%
menunjukkan bahwa pengaruh
sosial diyakini menjadi alasan
dari pengelola perpustakaan
menggunakan website SIPUS
(4) Pada hasil temuan data
yang diperoleh oleh peneliti
pada kategori kondisi
pemfasilitasi rendah dengan
prosesntase 72,7%. Hal ini
mendandakan bahwa kondisi
fasilitas mempengaruhi
perilaku penggunaan namun
tidak memiliki pengaruh
terhadap minat pemanfaatan.
4 Penerapan Metode Dwi Yuli Berdasarkan hasil penelitian
Utaut (Unified Prasetyo dan pembahasan mengenai
Theory Of (2017) penerapan metode UTAUT
Acceptance And (Unified Theory of Acceptance
28

Use Of and Use of Technology) dalam


Technology) memahami penerimaan dan
Dalam Memahami penggunaan website kkn lppm
Penerimaan Dan UNISI, maka dapat beberapa
Penggunaan kesimpulan sebagai berikut (1)
Website KKN dari hasil penelitian dengan
LPPM UNISI menggunakan model UTAUT
untuk mengukur tingkat
penerimaan dan penggunaan
website kkn lppm UNISI Jadi
menunjukkan bahwa semua
hipotesis diterima yaitu H0:
Terdapat pengaruh signifikan
antara ekspektansi kinerja
terhadap niat penggunaan, H1:
Terdapat pengaruh signifikan
antara pengaruh ekspetasi
usaha terhadap niat
penggunaan, H2: Terdapat
pengaruh yang signifikan
antara pengaruh sosial
terhadap niat penggunaan dan
H3: Terdapat pengaruh yang
signifikan antara kondisi
memfasilitasi terhadap niat
penggunaan, (2) secara
keseluruhan model UTAUT
berhasil menjelaskan
64,795479% oleh variabel
BIUS sedangkan sebanyak
35,204521% dijelaskan oleh
variabel laten PE, EE, SI dan
29

FC yang terdapat dalam model


penelitian.
5 Analisis Sistem Devi Yurisca (1) Performance Expectancy
Krs Online Bernanda, (Ekspektasi Kinerja)
Terhadap Albert berpengaruh positif dan
Kepuasan Yohanes, signifikan terhadap kepuasan
Mahasiswa James Surya mahasiswa Universitas XYZ.
Universitas Xyz Seputro, dan Artinya semakin
Menggunakan Johanes meningkatnya Performance
Metode Utaut Fernandes Expectancy (Ekspektasi
Andry Kinerja) dalam penerapan
(2019) sistem KRS Online, maka
kepuasan mahasiswa
Universitas XYZ juga
meningkat. Kemudian,
besarnya pengaruh
Performance Expectancy
(Ekspektasi Kinerja) terhadap
kepuasan mahasiswa adalah
sebesar 32.7% sedangkan
67.3% kepuasan mahasiswa
dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti.
(2) Effort Expectancy
(Ekspektasi Usaha)
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan
mahasiswa Universitas XYZ.
Artinya semakim
meningkatnya Effort
Expectancy (Ekspektasi
Usaha) dalam penerapan
sistem KRS Online, maka
30

kepuasan mahasiswa juga


meningkat. Kemudian,
besarnya pengaruh Effort
Expectancy (Ekspektasi
Usaha) terhadap kepuasan
mahasiswa adalah sebesar
33.5% sedangkan 66.5%
kepuasan mahasiswa
dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti.
(3) Social Influence (Pengaruh
Sosial) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
kepuasan mahasiswa
Universitas XYZ. Artinya
semakin meningkatnya Social
Influence (Pengaruh Sosial)
dalam penerapan sistem KRS
Online, maka kepuasan
mahasiswa juga meningkat.
Kemudian, besarnya pengaruh
pengaruh Social Influence
(Pengaruh Sosial) terhadap
kepuasan mahasiswa (Y)
adalah sebesar 21.1%
sedangkan 78.9% kepuasan
mahasiswa dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti.
(4) Facilitating Condition
(Kondisi Fasilitas)
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan
mahasiswa Universitas XYZ.
31

Artinya semakin
meningkatnya Facilitating
Condition (Kondisi Fasilitas)
dalam penerapan sistem KRS
Online, maka kepuasan
mahasiswa juga meningkat.
Kemudian, besarnya pengaruh
Facilitating Condition
(Kondisi Fasilitas) terhadap
kepuasan mahasiswa adalah
sebesar 28.9% sedangkan
71.1% kepuasan mahasiswa
dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti.
6 The Analysis Of Meco (1) Performance Expectancy
Acceptance On Sitardja tidak berpengaruh terhadap
Implementation (2018) Behavioral Intention.
Erp Accounting In Koefisien regresi sebesar -
Unified Theory Of 0,020 dengan arah negatif
Acceptance And berarti pengaruhnya
Use Of Technology Performance Expectancy
(Utaut) Model terhadap Behavioral Intention
sangat rendah. Arah negatif
pada nilai koefisien tersebut
menunjukkan bahwa semakin
besar pengaruhnya terhadap
Performance Expectancy
maka menurunkan niat
Behavioral Intention
(2) Effort Expectancy tidak
berpengaruh terhadap
Behavioral Intention.
Koefisien regresi 0,033
32

dengan arah positif berarti


pengaruh Effort Expectancy
terhadap Behavioral Intention
sangat rendah. Arah positif
pada koefisien nilai tersebut
menunjukkan bahwa semakin
besar pengaruh Effort
Expectancy, semakin banyak
niat Behavioral Intention.
(3) Social Influence
berpengaruh terhadap
Behavioral Intention.
Koefisien regresi sebesar
0,587 dengan arah positif
berarti terdapat pengaruh
Social Influence terhadap
Behavioral Intention. Arah
positif pada nilai koefisien
menunjukkan bahwa semakin
banyak pengaruh Social
Influence, semakin banyak
Behavioral Intention yang
digunakan.
(4) Terdapat pengaruh
Behavioral Intention terhadap
Use Behavior. Regresi
koefisien sebesar 0,271
dengan arah positif berarti
terdapat pengaruh Behavioral
Intention terhadap Use
Behavior. Arah positif pada
nilai koefisien menunjukkan
bahwa semakin besar
33

pengaruh Behavioral
Intention, semakin banyak Use
Behavior yang digunakan.
(5) Tidak terdapat pengaruh
Facilitating Conditions
terhadap Use Behavior.
Koefisien regresi 0,073
dengan arah positif berarti
bahwa Facilitating Conditions
mempengaruhi terhadap Use
Behavior. Arah positif pada
nilai koefisien menunjukkan
bahwa Facilitating Conditions
mempengaruhi lebih frekuensi
Use Behavior.

2.2 Kerangka Berpikir

Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori sebagaimana yang telah


dipaparkan, alur proses berpikir dalam penelitian ini dapat diwujudkan dalam
sebuah kerangkat penelitian yang menunjukkan hubungan antarvariabel
penelitian. Kerangka penelitian tersebut adalah sebagaimana diilustrasikan dalam
gambar sebagai berikut:
34

PE1 PE2 PE3 PE4 PE5 PE6 PE7

Perfomance
Expectancy
EE1
H.1. +
EE2
BI1 BI2

EE3 Effort
Expectancy H.2. +
EE4
Behavioral H.5. + Use
EE5 Intention Behavior

H.3. +
SI1

Social
SI2 H.4. +
Influence

SI3

Facilitating
Conditions

FC1 FC2 FC3 FC4 FC5

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

Sumber: Venkatesh el at. (2003:447) yang dimodifikasi

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Performance Expectancy terhadap Behavioral Intention

Performance Expectancy didefinisikan sebagai tingkat manfaat yang


didapatkan konsumen dalam menggunakan teknologi. Performance Expectancy
ditemukakan konsisten secara positif signifikan mempengaruhi minat
pemanfaatan teknologi informasi. Dengan melihat kegunaan, motivasi, dan
keuntungan yang dihasilkan dari penggunaan teknologi informasi, maka timbul
minat pemanfaatan akan teknologi informasi oleh pengguna untuk meningkatkan
kinerja mereka. Performance expectancy pada penelitian ini menjelaskan bahwa
pengguna dalam menggunakan Sistem Lapak Asik Online dapat meningkatkan
35

dan membantu dalam melakukan pekerjannya. Penelitian yang dilakukan oleh


Dini Berliana Syafutri (2017) menunjukkan bahwa variabel performance
expectancy mempunyai pengaruh positif terhadap variabel behavioral intention.
Sejalan dengan penelitian Dwi Yuli Prasetyo (2017) bahwa performance
expectancy signifikan terhadap behavioral intention.

Berdasarkan hal tersebut, maka uji hipotesis yang diuji adalah:

H1: Performance Expectancy berpengaruh positif dan signifikan terhadap


Behavioral Intention

2.3.2 Pengaruh Effort Expectancy terhadap Behavioral Intention

Effort Expectancy merupakan tingkat kemudahan terkait dalam


pengguna sistem yang menimbulkan persepsi bahwa sistem itu berguna dan
menimbulkan kenyamanan bila menggunakannya. Pada penelitian yang dilakukan
oleh Meco Sitardja (2018) variabel effort expectancy tidak memiliki pengaruh
terhadap behavioral intention. Namun berlawanan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Devi Yurisca Bernanda et al (2019) variabel effort expectancy
menunjukkan hubungan yang signifikan dan berpengaruh positif terhadap
behavioral intention. Sejalan dengan penelitian Dini Berliana Syafutri (2017)
memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadapat behavioral intention. Effort
expectancy di dalam penelitian ini akan menjelaskan apakah pengguna tidak
menemukan kesulitan yang berarti dalam mengoperasikan atau menggunakan
Sistem Lapak Asik Online. Semakin tinggi kemudahan penggunaan sistem,
semakin tinggi penerimaan dan penggunaan suatu sistem. Berdasarkan hal
tersebut, maka hipotesis yang diuji adalah:

H2: Effort Expectancy berpengaruh positif dan signifikan terhadap


Behavioral Intention.

2.3.3 Pengaruh Social Influence terhadap Behavioral Intention

Social Influence didefinisikan sebagai sejauh mana seorang individual


mempersepsikan kepentingan yang dipercaya oleh orang lain yang akan
mempengaruhinya menggunakan sistem yang baru. Penelitian sebelumnya
menghasilkan kesimpulan bahwa social influence memiliki pengaruh terhadap
36

behavioral intention (Dini Berliana Syafutri 2017). Hasil yang berbeda terdapat
pada penelitian yang dilakukan oleh Devi Yurisca Bernanda et al, (2019) yang
menyimpulkan variabel social influence tidak berpengaruh signifikan terhadap
behavioral intention. Social influence di dalam penelitian ini untuk melihat
apakah faktor-faktor sosial mempengaruhi pengguna dalam menggunakan Sistem
Lapak Asik Online. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis yang diuji adalah:

H3: Social influence berpengaruh positif dan signifikan terhadap Behavioral


Intention.

2.3.4 Pengaruh Facilitating Condition terhadap Behavioral Intention

Facilitating Condition didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang


percaya bahwa infrastruktur organisasional dan teknikal tersedia untuk
mendukung sistem. Pada penelitian ini facilitating condition menjelaskan
mengenai tingkat kepercayaan penggunaan Sistem Lapak Asik Online terhadap
berbagai ketersediaan teknis, infrastruktur, dan fasilitas yang disediakan dalam
mendukung penggunaan Sistem Lapak Asik Online. Penelitian yang dilakukan
oleh Dwi Yuli Prasetyo (2017) memberikan kesimpulan bahwa adanya hubungan
yang positif siginifikan antara facilitating condition terhadap use behavior. Hasil
yang berbeda terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Devi Yurisca
Bernanda et al, (2019) facilitating condition mempengaruhi perilaku penggunaan
namun tidak memiliki pengaruh terhadap use behavior. Berdasarkan hal tersebut,
maka hipotesis yang diuji adalah:

H4: Facilitating Conditions berpengaruh positif dan signifikan terhadap Use


Behavior.

2.3.5 Pengaruh Behavioral Intention terhadap Use Behavior

Pada penelitian ini behavioral intention digunakan untuk menggambarkan


seberapa besar keinginan pengguna dalam menggunakan Sistem Lapak Asik
Online secara terus menerus dengan asumsi bahwa mereka mempunyai akses
terhadap informasi, sedangkan use behavior digunakan untuk menjelaskan tingkat
kesadaran pengguna dalam menggunakan Sistem Lapak Asik akan memberi
keuntungan untuk mendukung pekerjaan sehari-hari. Penelitian yang dilakukan
oleh Syafutri Dini Berliana (2017) menghasilkan kesimpulan bahwa adanya
37

hubungan positif yang signifikan antara behavioral intention dengan use


behavior. Hal yang sama juga terdapat pada penelitian Devi Yurisca Bernanda et
al, (2017). Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis yang diuji adalah:

H5: Behavioral Intention berpengaruh positif dan signifikan terhadap Use


Behavior.
38

BAB 3

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah tempat penelitian dilaksanakan. Yang menjadi objek


penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah Evaluasi Implementasi Sistem Lapak
Asik Online pada Proses Pembayaran Klaim Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan
Kantor Cabang di Wilayah Jawa Barat dengan Menggunakan Model Unified Theory
of Acceptance and Use Of Technology (UTAUT). Alasan dipilihnya BPJS
Ketenagakerjaan sebagai objek penelitian adalah didasarkan pada pertimbangan
bahwa BPJS Ketenagakerjaan memiliki sistem baru yang perlu diteliti dan dipilihnya
BPJS Ketenagakerjaan Cabang di wilayah Jawa Barat karena peneliti bekerja di
Kantor Cabang yang berada di wilayah Jawa Barat.

Lapak asik itu sendiri terdiri atas antrian online dan antrian onsite. Lapak
asik online dapat diakses dimanapun baik menggunakan handphone, tablet, atau
laptop. Peserta yang bermaksud melakukan proses klaim terlebih dahulu harus
mengakses website BPJS Ketenagakerjaan atau ke link
antrian.bpjsketenagakerjaan.go.id atau lapakasik.bpjsketenagakerjaan.go.id, namun
apabila peserta terdaftar di aplikasi BPJSTKU, antrian online dapat diakses di
aplikasi tersebut. Setelah berhasil masuk link lapak asik peserta diarahkan untuk
membaca syarat dan ketentuan lapak asik, mengisi data pekerja, mengisi data
tambahan pekerja, mengisi sebab klaim, mengupload dokumen pendukung, dan
konfirmasi data pengajuan. Apabila sudah berhasil mengisi data dan mengupload
dokumen akan ada pemberitahuan melalui email dan terjadwal proses verifikasi
melalu videocall.
Pada jadwal yang ditentukan petugas akan menghubungi tenaga kerja sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan oleh sistem untuk mempersiapkan dokumen asli
yang sebelumnya sudah diupload ke sistem. Videocall melalui whatsapp sebagai
media verifikasi data dan proses menunjukkan dokumen asli. Ada beberapa hal
yang menyebabkan antrian online tidak dapat dilanjutkan proses klaimnya yaitu
diantaranya tidak adanya dokumen asli persyaratan pencairan Jaminan Hari Tua,
tidak dapat dilakukan konfirmasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, serta
apabila teridentifikasi adanya kartu peserta lain dan atau jika tenaga kerja tidak dapat
39

melengkapi dokumen tersebut. Apabila proses klaim berhasil maka saldo akan
ditransfer ke rekening yang bersangkutan atas nama sendiri dengan estimasi waktu
diterima paling lambat 5 hari kerja atau 7 hari kalender.
Selain Lapak Asik Online terdapat pula Lapak Asik Onsite, Lapak Asik
Onsite BPJamsostek merupakan inovasi berbasis digital, dimana sistem pelayanan
ini bertujuan untuk memberikan kemudahan terhadap peserta secara onsite. Metode
pelayanan ini merupakan bentuk dukungan BPJS Ketenagakerjaan terhadap
pemerintah dalam pencegahan penyebaran virus Covid-19, karena dalam pelayanan
ini peserta bisa antri dengan jarak lebih jauh tapi tetap berada di lingkup kantor BPJS
Ketenagakerjaan. Layanan ini ditujukan untuk mempermudah peserta apabila
mengalami kendala saat pendaftaran antrian online. Sedangkan untuk lapak asik
onsite setiap peserta wajib datang ke kantor dengan scan barcode untuk proses
pendaftarannya. Walaupun antrian onsite mewajibkan tenaga kerja untuk datang ke
kantor protokol kesehatan tetap kami jaga. Kamipun melayani tidak dengan tatap
muka melainkan melalui layar komputer yang sudah dipersiapkan, sehingga
customer service officer bertemu peserta melalui komputer dengan menggunakan
media trueconf.
Pada awalnya sistem lapak asik memang belum sempurna seperti sekarang,
banyak perubahan dan inovasi yang dilakukan oleh tim IT sehingga mempermudah
peserta untuk mendaftarkan klaim antrian online melalui sistem lapak asik dan
mempermudah kami pula untuk menindaklanjuti klaim peserta tersebut. Sistem
Lapak Asik ini mewajibkan peserta untuk mengupload dokumen yang diperlukan
untuk pengajuan Klaim Jaminan Hari Tua, yaitu diantaranya kartu peserta, kartu
tanda penduduk, kartu keluarga, surat keterangan berhenti bekerja, buku rekening
atas nama sendiri dan masih aktif, dan npwp apabila sudah pernah pengambilan saldo
sebesar 10% dan saldo diatas 50 juta.

Pencairan saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan saat ini dapat dilakukan dengan skema:

1. Klaim JHT 100%


a. Peserta dapat mencairkan seluruh dana JHT bila termasuk dalam kondisi:
b. Sudah mencapai usia 56 tahun (pensiun)
c. Peserta meninggal dunia
d. Peserta mengalami cacat total
40

e. Peserta resign atau kena PHK dan tidak lagi bekerja di manapun
f. Peserta yang meninggalkan Indonesia untuk selamanya.
Untuk pencairan dana JHT sebesar 100%, dengan sebab klaim cacat total, PHK
atau pengunduran diri, maka peserta harus menunggu hingga 1 bulan setelah
berhenti bekerja, dan peserta belum atau tidak bekerja pada perusahaan baru.

2. Klaim JHT 10% atau 30%

Bagi peserta yang ingin mencairkan sebagian saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan,
dipersyaratkan telah menjadi peserta minimal 10 tahun dan masih bekerja saat
pengajuan.

Pencairan sebagian ini terbagi dua, yakni sebesar 30% untuk bantuan uang muka
perumahan ataupun 10% untuk keperluan lainnya. Jadi pilih yang sesuai dengan
kebutuhan.

3.1.1 Sejarah Singkat


Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan
kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat.
Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara. Indonesia seperti halnya negara
berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social
security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat
pekerja di sektor formal.
Dalam website resmi bpjsketenagakerjaan.go.id menjelaskan bahwa awal
terbentuknya BPJS Ketenagakerjaan adalah Tahun 1947 yang sebelumnya masih bernama
PT Jamsostek (Persero). Terbentuknya PT Jamsostek dimulai dari UU No.33/1947 jo UU
No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo
PMP No.81956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelegaraan Kesehatan Buruh,
PMP No.25/1997 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang
pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969
tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja. Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga
kerja semakin transparan. Pada tahun 1977 dikeluarkan Peraturan Pemerintah No.33 tahun
1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan
setiap pemberi kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK.
Pemerintah mengeluarkan UU No.3 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK).
Dan melalui PP No36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara
41

Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk
memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan
kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian
atau seluruhnya penghasilan yang hilang akibat risiko sosial.
Pada akhir tahun 2004 Pemerintah menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial. Undang-undang itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945
tentang perubahan pasal 34 ayat 2 yang kini berbunyi :”Negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Manfaat perlindungan tersebut dapat
memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam
meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja. Tahun 2011 ditetapkan UU No 24
Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial. Tahun 2014 PT Jamsostek
berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT Jamsostek (Persero) yang bertransformasi
menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan tetap dipercaya
untuk menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi Jaminan
Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua. Pada 1 Juli 2015 BPJS
Ketenagakerjaan menjalankan 1 program baru yaitu Jaminan Pensiun sebagai perlindungan
maksimal bagi pekerja Indonesia.
BPJS Ketenagakerjaan memiliki 11 kantor wilayah, 123 kantor cabang, dan 203
kantor cabang perintis. BPJS Ketenagakerjaan yang diteliti adalah kantor cabang yang
berada di wilayah Jawa Barat. Kantor wilayah Jawa Barat memiliki 13 kantor cabang dan 13
kantor cabang perintis.

3.1.2 Visi Dan Misi


Visi

Mewujudkan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Terpercaya, Berkelanjutan dan


Menyejahterakan Seluruh Pekerja Indonesia

Misi

1. Melindungi, Melayani & Menyejahterakan Pekerja dan Keluarga


2. Memberikan rasa Aman, Mudah & Nyaman untuk Produktivitas dan Daya
Saing Peserta
3. Memberikan Kontribusi dalam Pembangunan dan Bangsa dengan Tata Kelola
Baik
42

3.1.3 Produk-produk Perusahaan


1. Program Jaminan Hari Tua (JHT)

Program Jaminan Hari Tua (JHT) bertujuan untuk menjamin peserta agar
menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total
tetap, atau meninggal dunia. Bentuk dari JHT sendiri adalah berupa uang tunai
sebesar nilai akumulasi iuran beserta dengan hasil pengembangannya.

Uang tunai tersebut akan dibayarkan sekaligus saat peserta mencapai usia 56
tahun, meninggal dunia, dan mengalami kecacatan total. Iuran yang harus
dibayarkan untuk program JHT dari BPJS Ketenagakerjaan ini adalah sebesar
5,7% dari total gaji. Rinciannya adalah 3,7% biaya ditanggung oleh perusahaan
dan 2% ditanggung oleh pekerja sendiri.

2. Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)


Program kedua adalah Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) yang juga
tidak kalah pentingnya karena bisa menjamin peserta agar memperoleh santunan
akibat kecelakaan kerja. Menurut Dewan Jaminan Sosial Nasional, kecelakaan
kerja adalah kecelakaan yang terjadi akibat hubungan kerja, termasuk penyakit
yang timbul akibat melakukan pekerjaan. Selain itu, kecelakaan yang terjadi
dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan sebaliknya juga
bisa disebut sebagai kecelakaan kerja.
Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan program ini misalnya
perawatan tanpa batas biaya, santunan upah selama tidak bekerja, hingga
santunan kematian akibat kecelakaan kerja. Untuk iuran yang wajib dibayarkan
saat mengikuti program ini adalah senilai 0,24% hingga 1,74% dari jumlah upah
yang dilaporkan oleh perusahaan.
3. Program Jaminan Kematian (JKM)
Selanjutnya adalah Program Jaminan Kematian (JKM). Tujuan dari program
ini adalah memberikan santunan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris dari
peserta yang meninggal dunia. Namun, harus dipastikan bahwa peserta yang
meninggal dunia tersebut bukan disebabkan karena kecelakaan kerja. Iuran yang
harus dibayarkan untuk program ini bagi peserta penerima upah sebesar 0,3% dari
total gaji. Sementara itu, untuk peserta yang tidak menerima upah, iurannya
sebesar Rp6.800.
43

4. Program Jaminan Pensiun (JP)


BPJS Ketenagakerjaan juga memiliki program Jaminan Pensiun (JP). Program
ini bertujuan untuk mempertahankan kelayakan hidup peserta karena
berkurangnya penghasilan saat memasuki usia pensiun atau karena mengalami
cacat total tetap. Manfaat yang didapatkan adalah berupa uang tunai bulanan bagi
peserta saat memasuki usia pensiun hingga meninggal dunia.
Namun, peserta harus terlebih dahulu membayarkan iuran minimal selama 15
tahun atau 180 bulan. Iurannya sendiri yang harus dibayarkan adalah sebesar 3%
dari total gaji yang dilaporkan. Rinciannya adalah 2% ditanggung oleh
perusahaan dan 1% ditanggung oleh pekerja.

3.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan Peraturan Direksi Nomor:
PERDIR/30/082020. BPJS Ketenagakerjaan terdiri dari kantor pusat, kantor wilayah,
kantor cabang utama, dan kantor cabang pratama. Berikut adalah Struktur rganisasi
Kantor Cabang Tasikmalaya:
44

Gambar 3.1 Struktur Organisasi


45

3.2 Desain Penelitian


Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner dan studi
pustaka. Populasi yang dimaksud dalam penelitian adalah karyawan/ karyawati yang
terlibat dalam proses klaim Jaminan Hari Tua dan peserta yang melakukan pengajuan klaim
tersebut. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 129 responden. Teknik pengambilan
sampling yang digunakan adalah dengan Teknik Non Probability Sampling.

3.2.1 Jenis dan Sumber Data


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Metode Penelitian Kuantitatif, menurut Sugiyono (2017:8) adalah Metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.
Sedangkan menurut V. Wiratna Sujarweni (2014:39) penelitian kuantitatif adalah jenis
penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).
Sumber data yang digunakan adalah data primer, Menurut Sugiyono (2018:213)
sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data. Menurut Husein Umar (2013:42) adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam
bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto
(2013:172) pengertian data primer adalah: “data yang dikumpulkan melalui pihak pertama,
biasanya dapat melalui wawancara, jejak dan lain-lain”. Data yang diambil adalah dengan
cara menyebarkan kuesioner melalui link google form kepada pihak-pihak yang terkait
mengenai proses Klaim Jaminan Hari Tua.

3.2.2 Penentuan Jumlah Sampel


Populasi yang menjadi objek penelitian pada penelitian adalah salah satu Lembaga
Keuangan non Bank, Badan Hukum Publik yaitu BPJS Ketenagakerjaan yaitu Kantor
Cabang BPJS Ketenagakerjaan yang berada di wilayah Jawa Barat. Dalam penentuan
sampel, teknik pengambilan sampel yang diambil adalah dengan Teknik Non Probability
Sampling. Menurut Sugiyono (2015:84) pengertian Non Probability Sampling adalah
46

sebagai berikut: “Teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.”
3.2.3 Metode Pengumpulan Sampel
Populasi objek penelitian adalah karyawan BPJS Ketenagakerjaan Bidang Pelayanan
dengan metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka akan
didapatkan jumlah karyawan yang dimungkinkan menjadi sampel dari penelitian.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2017:142) mengatakan bahwa : Angket atau kuesioner


yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan kepada responden untuk dijawab, yaitu karyawan yang
menggunakan sistem lapak asik online. Kuesioner disebarkan ke Bidang
Pelayanan Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan di wilayah Jawa Barat
dengan menggunakan google form.

2. Studi Pustaka
Menurut Sugiyono (2017:142) mengatakan bahwa : Studi Kepustakaan (library
research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari tulisan-
tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Hal ini dimaksudkan
sebagai sumber acuan untuk membahas teori yang mendasari pembahasan
masalah dalam penelitian ini. Untuk melengkapi informasi, peneliti juga
mengutip beberapa artikel, buku-buku, jurnal, ataupun tulisan-tulisan yang
dapat diakses pada berbagai situs di internet.

3.2.4 Metode Analisis Data


Menurut Sugiyono (2017) metode analisis data dimaksudkan untuk
menganalisis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam ketegori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain.
47

3.2.5 Metode Penyajian Data


Penelitian ini dilakukan dengan berbagai metode yaitu dimulai dengan
mengumpulkan data hingga melakukan analisis data yang sudah terkumpul. Hasil dari
analisis disajikan secara jelas, tepat, dan mudah dipahami. Dalam penelitian ini, data
dianalisis dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 26 Hasil dari penelitian ini
nantinya akan disajikan dalam bentuk table dan tekstual berupa angka-angka.
Penjelasan tentang hasil analisis akan disajikan dalam bentuk kalimat-kalimat untuk
menerangkan hasil diperoleh oleh peneliti.

Tabel 3. 1 Skala Liker


Keterangan Skor Likert

Sangat setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

3.3 Alat Uji Statistik


Diperlukan alat untuk menguji analisis data penelitian terhadap data yang telah
terkumpul. Uji statistik dilakukan untuk menguji setiap variabel serta instrumen
penelitian, Alat uji statistik dalam penelitian ini antara lain:
3.3.1 Uji Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2018) Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi. Termasuk dalam statistik deskriptif adalah penyajian
data melalui tabel, diagram lingkaran, grafik, perhitungan mean, median, modus, standar
deviasi, perhitungan persentase.

3.3.2 Uji Kualitas Data


48

Uji kualitas data yaitu pengujian atas instrument penelitian yang diukur dengan 2 (dua)
cara pengujian, yakni uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid dan reliabel sebab kebenaran data
yang diolah sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Pengujian atas data kuesioner
yang disebarkan kepada responden antara lain sebagai berikut:
3.3.2.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2017) Proses validasi data dari instrumen penelitian dilakukan
dengan mengukur validitas butir atau indikator pembentuk angket yang bernilai
koefisien korelasi. Mengukur validitas data adalah dengan menentukan r tabel. Suatu
kuesioner dikatakan valid apabila nilai korelasi (r hitung) > r tabel. Suatu instrumen
dikatakan valid apabila taraf probabilitas kesalahan (sig) 0,05 dan r hitung > r tabel,
sebaliknya suatu instrumen dikatakan tidak valid apabila taraf probabilitas kesalahan
(sig) 0,05 dan r hitung < r tabel. Sedangkan menurut Arikunto (2016: 148) Angket
dinyatakan reliabel jika dapat dipercaya, konsisten, dan bila digunakan untuk mengukur
subyek yang sama memberikan hasil tidak jauh berbeda.
3.3.2.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2017:121) instrumen yang reliabel bila terdapat kesamaan data
dalam waktu yang berbeda, instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data
yang sama, uji reliabilitas kuesioner menggunakan prosedur yang sama dengan uji
validitas. Reliabel artinya konsisten atau stabil, suatu alat ukur dikaitkan reliabel apabila
hasil alat ukur tersebut konsisten sehingga dapat dipercaya. Uji reliabilitas pada
penelitian ini, menggunakan pengolahan data yang dilakukan dengan bantuan program
SPSS (Statistical Program and Service Solution).
Sedangkan menurut Imam Ghozali (Dwi Suci, 2020) uji reliabilitas digunakan
untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
pengukuran one shot atau sekali saja. Pengukuran hanya dilakukan sekali dan hasilnya
dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan
dengan menggunakan teknik Cronbanch’s Alpha. Teknik Cronbanch’s Alpha
menggunakan tolok ukur untuk menafsirkan korelasi antar skala yang dibuat dengan
semua skala variabel yang ada.
49

Kriteria pengambilan keputusan dalam teknik Cronbanch’s Alpha menurut


Ghozali (2016) yaitu jika koefisien Cronbanch’s Alpha > 0,6 maka pertanyaan
dinyatakan andal. Sebaliknya jika koefisien Cronbanch’s Alpha ≤ 0,6 maka pertanyaan
dinyatakan tidak andal.

3.3.3 Uji Asumsi Klasik

Model penelitian regresi linear memiliki asumsi yang berkaitan dengan hubungan
linear antar variabel. Karena penelitian ini memiliki 3 (tiga) variabel bebas, yaitu lebih
dari 2 (dua) variabel maka disebut variabel regresi berganda. Langkah-langkah dalam
menganalisis data melalui uji asumsi klasik adalah dengan uji normalitas terlebih dahulu.
Kemudian dilanjutkan dengan melihat gejala multikolinearitas dan heteroskedastisitas
sebagai berikut:

3.3.3.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas Data Menurut Ghozali (2018:111), uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependennya berdistribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau
mendekati normal yaitu distribusi tidak menyimpang ke kiri atau ke kanan (kurva normal).
Pengujian normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dalam program aplikasi
SPSS dengan taraf probabilitas (sig) 0,05. Kriteria pengujian uji Kolmogorov-Smirnov
adalah nilai probabilitas (sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal, sedangkan nilai
probabilitas (sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.

3.3.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi antar
variabel independen atau bebas. Menurut Ghozali (2018:105), tujuan uji multikolinearitas
adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel
bebas. Model regresi yang baik memiliki model yang didalamnya tidak terjadi kolerasi
diantara variabel independen. Uji multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF < 10, berarti tidak terdapat multikolonieritas. Jika
nilai VIF > 10 maka terdapat multikolonieritas dalam data.

3.3.3.3 Uji Heteroskedastisitas


50

Ghozali (2018:135) mengatakan bahwa uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui


apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas untuk menguji terjadi atau
tidaknya heteroskedastisitas maka dilihat dari nilai koefisien korelasi Rank Spearman
antara masing-masing variabel bebas dengan variabel pengganggu. Apabila nilai
probabilitas (sig) > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2018: 139).

3.3.4 Model Regresi Multivariat

Menurut Widarjono (2010:1) analisis multivariat adalah salah satu analisis statistik
yang berkaitan dengan banyak variabel. Sedangkan menurut (Johnson dan Wichern, 2002).
Model regresi linier multivariat adalah model regresi linier dengan lebih dari satu variabel
dependent Y yang saling berkorelasi dan satu atau lebih variabel independent X. Analisis
statistik multivariat merupakan metode statistik yang memungkinkan peneliti melakukan
penelitian terhadap lebih dari dua variabel secara bersamaan. Dengan menggunakan teknik
analisis ini maka peneliti dapat menganalisis pengaruh beberapa variabel terhadap variabel
lainnya dalam waktu yang bersamaan. Analisis multivariat digunakan karena pada
kenyataannnya masalah yang terjadi tidak dapat diselesaikan dengan hanya menghubung-
hubungkan dua variabel atau melihat pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya.

3.3.5 Regresi Linear Berganda

Menurut Sugiyono (2017:275) analisis regresi linier berganda digunakan oleh peneliti,
apabila peneliti meramalkan bagaimana naik turunnya keadaan variabel dependen
(kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dinaik
turunkan nilainya (dimanipulasi). Analisis regresi berganda akan dilakukan apabila jumlah
dari variabel independennya minimal 2.

Dalam penelitian ini analisis data menggunakan regresi linear berganda karena terdapat
lebih dari 2 (dua) variabel bebas. Regresi linear berganda digunakan dengan tujuan untuk
mencari pengaruh antara dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam
penelitian ini variabel terikat nya adalah Behavioral Intention (Y) dan Use Behavior (Z).
Sedangkan variabel bebasnya ada 4 (empat) yaitu Performance Expectancy (X1), Effort
Expectancy (X2) Social Influence (X3), dan Facilitating Condition (X4). Adapun rumus
persamaan regresi linear berganda untuk mengukur pengaruh setiap variabel adalah
sebagai berikut:
51

BI = b1X1 + b2X2 + b3X3 + e1


UB = b4X4+ b5X5 + e2
Keterangan:
Y = Behavioral Intention (Variabel terikat)
X1 = Performance Expectancy (Variabel bebas)
X2 = Effort Expectancy (Variabel bebas)
X3 = Social Influence (Variabel bebas)
X4 = Facilitating Condition (Variabel bebas)
a = Nilai konstanta
b = Nilai koefisien regresi (X1, X2,X3, dan X4)
e = Batas kesalahan

3.3.6 Uji Hipotesis


3.3.6.1 Uji F (Kelayakan)

Uji F dilakukan untuk melihat apakah model yang dianalisis memiliki tingkat
kelayakan model yang tinggi yaitu variabel-variabel yang digunakan model mampu untuk
menjelaskan fenomena yang dianalisis (Ferdinand, 2014:239). Uji F dikenal dengan uji Model
Fit atau uji Anova merupakan uji untuk melihat bagaimana pengaruh semua variabel bebasnya
secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Atau untuk menguji apakah model regresi
yang kita buat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan. Uji F dapat dilakukan dengan
membandingkan Fhitung dengan Ftabel, jika Fhitung > dari Ftabel (H0 di tolak dan Ha
diterima) maka model signifikan atau bisa dilihat dalam kolom signifikansi pada Anova dalam
SPSS.

Jika nilai Sig. atau nilai F > 0,05 atau F tabel artinya H0 yang merupakan tidak ada
pengaruh secara simultan antara variabel performance expectancy (X1), effort expectancy (X2),
social influence (X3), dan facilitating conditions (X4) terhadap behavioral intention (Y) maka
H0 diterima dan Ha ditolak. Sedangkan jika nilai Sig. atau nilai F < 0,05 atau F tabel artinya
Ha variabel performance expectancy (X1), effort expectancy (X2), social influence (X3), dan
facilitating conditions (X4) berpengaruh secara simultan terhadap behavioral intention (Y)
maka H0 ditolak dan Ha diterima.
52

3.3.6.2 Uji t (parsial)

Uji t (Ghozali, 2016:98), digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen


secara individu (parsial) berpengaruh terhadap variabel dependen. Adapun kriteria yang
ditunjukkan adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai sig-t kurang dari tingkat signifikan 0,05 yang berarti variabel independen
secara individu (parsial) berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai sig-t lebih dari tingkat signifikan 0,05 yang berarti variabel independen
secara individu (parsial) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Penentuan keputusan untuk menerima hipotesis adalah sebagai berikut:


1) H1: ρ = 0 (Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara performance expectancy
terhadap behavioral intention)
2) Ha1: ρ ≠ 0 (Terdapat pengaruh secara signifikan antara performance expectancy terhadap
behavioral intention)
3) H2: ρ = 0 (Terdapat pengaruh secara signifikan antara effort expectancy terhadap
behavioral intention)
4) Ha2: ρ ≠ 0 (Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara effort expectancy terhadap
behavioral intention)
5) H3: ρ = 0 (Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara social influence terhadap
behavioral intention)
6) Ha3: ρ ≠ 0 (Terdapat pengaruh secara signifikan antara social influence terhadap
behavioral intention)
7) H4: ρ = 0 (Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara behavioral intention
terhadap use behavior)
8) Ha4: ρ ≠ 0 (Terdapat pengaruh secara signifikan antara behavioral intention terhadap use
behavior)
9) H5: ρ = 0 (Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara facilitating condition
terhadap use behavior)
10) Ha5: ρ ≠ 0 (Terdapat pengaruh secara signifikan antara facilitating condition terhadap use
behavior)
53

3.3.6.3 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Ghozali (2016:97), koefisien determinasi (Adjusted R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji koefisien
determinasi ditentukan oleh nilai Adjusted R2. Nilai Adjusted R2 berkisar antara 0 dan 1. Jika nilai
Adjusted R2 mendekati 0 berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
dependen.

3.4 Operasional Variabel


Dalam penelitian ini, operasionalisasi variable dependen (Y) dan variabel independen (X)
adalah sebagai berikut:

3.4.1 Variabel Dependen

Variabel Dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat
karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2016). Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah Behavioral Intention.
Dalam penelitian ini variabel terikat (Y) yang digunakan yaitu Behavioral Intention dan
Use Behavior. Behavioral intention menjelaskan bagaimana perilaku pengguna secara langsung
dan juga memberikan indikasi mengenai kesiapan individual untuk dalam melakukan perilaku
tertentu (Tarhini, et al., 2016). Use Behavior dalam banyak penelitian empiris lainnya dan juga
penelitian terdahulu dalam penelitian ini, digunakan sebagai variabel dependen antara lain;
Alazzam et al. (2005), Harsono dan Suryana (2014), Pertiwi dan Ariyanto (2017), Sutant, et al.
(2018), dan Ramirez-Correa et al. (2019). Perilaku penggunaan teknologi informasi sangat
bergantung pada evaluasi pengguna dari sistem tersebut. Jadi, dengan kata lain, penggunaan
sistem yang baik adalah indikator keberhasilan dalam penerimaan teknologi informasi. Bentuk
pengukuran variabel Use Behavior adalah seberapa sering intensitas waktu penggunaan yang
dihabiskan dan persepsi penerimaan pengguna terhadap teknologi yang digunakan.
3.4.2 Variabel Independen

Menurut Sugiyono (2017:39) mendefinisikan variabel independen adalah variabel yang


mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.
Penelitian ini memiliki variabel bebas sebagai berikut:

1) X1 adalah Performance Expectancy


54

Ekspektasi kinerja (performance expectancy) sebagai tingkat dimana seorang individu


pengguna Sistem Lapak Asik Online meyakini bahwa dengan menggunakan sistem akan
membantu dalam meningkatkan kinerjanya. Konsep ini menggambarkan manfaat sistem
bagi pemakainya yang berkaitan dengan perceived usefulness, motivasi ekstrinsik, job fit,
keuntungan relatif (relative advantage). Ekspektasi kinerja adalah sejauh mana seseorang
percaya bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu dia untuk mencapai
keuntungan dalam kinerja pekerjaannya. Dari penelitian ini konstraksi yang kuat atas niat
menggunakan sehingga dapat disimpulkan bahwa seseorang yang telah percaya sebuah
sistem informasi dapat membantu pekerjaannya akan cenderung menggunakan sistem
tersebut dalam waktu yang lebih lama. Dapat disimpulkan pula kuesioner yang telah diisi
oleh responden menjelaskan bahwa sistem lapak asik online ini sangat membantu dalam
kelancaran pekerjaannya menjadi lebih efektif, meningkatkan produktivitas dalam bekerja,
dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, pekerjaan menjadi lebih efisien karena dapat
mengintegrasikan dokumen dari satu bidang ke bidang lain yang terkait, dan tentunya hal
tersebut searah dengan peluang peningkatan keberhasilan klaim.
2) X2 adalah Effort Expectancy
Effort Expectancy adalah suatu tingkat kemudahan yang didapatkan seseorang ketika
menggunakan suatu Sistem Lapak Asik Online. Ekspektasi usaha merupakan tingkat
kemudahan terkait dalam pengguna sistem. Penggunaan Sistem Lapak Asik Online yang
mudah dapat menimbulkan persepsi bahwa sistem itu berguna baginya dan menimbulkan
kenyamanan bila menggunakannya. Namun jika sistem ini dirasa sulit untuk digunakan
maka rasa nyaman bekerja dengan sistem tidak akan muncul dan niat menggunakan untuk
memanfaatkan sistem akan berkurang. Dari jawaban responden dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar pengguna sistem lapak asik online dapat mengikuti dalam penggunaan sistem
tersebut tanpa menemui kesulitan atau kerumitan dan secara umum sistem lapak asik online
mudah untuk digunakan.
3) X3 adalah Social Influence
Variabel Social Influence artinya yaitu usaha yang dilakukan seseorang untuk mengubah
suatu persepsi dan tingkah laku seseorang. Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak
pengaruh yang diberikan sebuah lingkungan terhadap pengguna lapak asik online untuk
menggunakan suatu teknologi informasi yang baru maka semakin besar minat yang timbul
dari personal calon pengguna sistem lapak asik online dalam menggunakan teknologi
informasi tersebut karena pengaruh yang kuat dari lingkungan sekitarnya.
55

4) X4 adalah Facilitating Conditions

Facilitating Conditions merupakan variabel yang memiliki pengaruh langsung


terhadap penggunaan sistem dan juga didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya
bahwa infrastruktur organisasi dan teknis dapat mendukung penggunaan sistem. Secara
umum pengguna dengan tingkat kondisi yang memfasilitasi lebih rendah akan memiliki niat
yang lebih rendah untuk menggunakan suatu teknologi.

Skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan Skala Likert. Skala Likert adalah
suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang
paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Ada dua bentuk pertanyaan yang
menggunakan Likert yaitu pertanyaan positif untuk mengukur minat positif , dan bentuk
pertanyaan negatif untuk mengukur minat negatif. Pertanyaan positif diberi skor 4, 3, 2, dan
1; sedangkan bentuk pertanyaan negatif diberi skor 1, 2, 3, dan 4. Bentuk jawaban skala
Likert terdiri dari sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Berikut ini pemetaan variabel dengan indikator-indikator didalamnya yang dapat


digunakan untuk menyusun pernyataan dalam kuesioner yang akan digunakan dalam
penelitian tugas akhir ini:

Tabel 3.2 Pemetaan item pernyataan kuesioner kedalam variabel utama &
indikator UTAUT
Variabel Indikator Skala
Performance Persepsi terhadap kegunaan Skala Likert
Expectancy (Perceived Usefulness) (PE.A)
(Ekspektasi Motivasi Ekstrinsik (Extrinsic Skala Likert
Kinerja) (PE) Motivation) (PE.B)
Kesesuaian Pekerjaan (Job Fit) Skala Likert
(PE.C)
Keuntungan Relatif (Relative Skala Likert
Advantage) (PE.D)
Ekspektasi-ekspektasi Hasil Skala Likert
(Outcome Expectations) (PE.E)
56

Effort Skala Likert


Persepsi Kemudahaan
Expectancy
Penggunaan (Perceived Ease of
(Ekspektasi
Use) (EE.A)
Usaha) (EE)
Kompleksitas (Complexity) Skala Likert
(EE.B)
Social Influence Norma Subjektif (Subjective Skala Likert
(Faktor Sosial) Norm) (SI.A)
(SI) Faktor Sosial (Social Factors) Skala Likert
(SI.B)
Kesan (Image) (SI.C) Skala Likert
Facilitating Persepsi kontrol perilaku Skala Likert
Conditions (Perceived Behavioral Control)
(Kondisi yang (FC.A)
Memfasilitasi) Kondisi yang Memfasilitasi Skala Likert
(FC) (Facilitating Conditions) (FC.B)
Kesesuaian (compability) (FC.C) Skala Likert
Behavioral Skala Likert
Intention
Penggunaan Teknologi
(Minat
(Technology Usage) (BI.A)
Pemanfaatan)
(BI)
Use of Behavior Skala Likert
(Perilaku Perilaku Penggunaan (Use of
Penggunaan) Behavior) (UB.A)
(UB)
57
58

BAB 4

HASIL DAN BAHASAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian

Dalam penelitian ini, pengambilan sampel yang digunakan adalah non


probability sampling dikarenakan unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa
disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah
direncanakan oleh peneliti. Peneliti akan mengolah data dari hasil kuesioner yang
telah disebarkan. Dimana sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bidang
Pelayanan yang secara langsung menggunakan sistem Lapak Asik Online untuk
proses klaim jaminan hari tua. Responden yang diambil adalah karyawan Bidang
Pelayanan pada Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan yang ada di wilayah Jawa
Barat. Peneliti meneliti keseluruhan populasi dengan pertimbangan data yang lebih
akurat dari seluruh pengguna sistem lapak asik online.

Penyebaran kuesioner penelitian ini dimulai pada 2 Oktober 2021 sampai


dengan 10 Oktober 2021. Penyebaran dilakukan secara langsung yaitu dengan cara
menyebarkan kuesioner melalui pesan aplikasi whatsapp. Ada sebanyak 129
kuesioner yang telah terisi lengkap sesuai dengan kriteria yang diharapkan oleh
peneliti.

Tabel 4.1 Gambaran Pengumpulan Kuesioner

Kuesioner yang disebarkan 129 100%


Kuesioner yang kembali 129 100%
Kuesioner yang tidak kembali 0 -
Kuesioner yang dapat diolah 129 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Kuesioner yang kembali sebanyak 129 kuesioner atau sebesar 100%, karena
responden adalah seluruh karyawan bidang pelayanan di BPJS Ketenagakerjaan
Kantor Cabang di wilayah Jawa Barat. Artinya, penelitian ini dapat dilanjutkan
karena penulis telah mendapatkan jawaban responden yang sesuai dengan
perhitungan penentuan sampel.
59

4.2 Gambaran Umum

Gambaran umum didasarkan pada hasil analisis deskriptif responden yang


telah dikumpulkan. Ada 129 responden pada penelitian ini. Dalam kuesioner
pertanyaan yang diajukan terdapat pernyataan yang menggambarkan karakteristik
responden, seperti jenis kelamin, umur, dan pendidikan terkahir.

4.2.1 Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil kuesioner menunjukkan bahwa responden dengan jenis


kelamin Wanita lebih banyak daripada responden berjenis kelamin pria, yang dapat
dijabarkan bahwa sebanyak 89 responden atau 68,99% adalah wanita dan 40
responden atau 31,01% adalah pria.

Jenis Kelamin

31%

69%

Responden Wanita Pria

Gambar 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

4.2.2 Usia

Berdasarkan kriteria usia, hasil kuesioner mayoritas responden yang bekerja


pada rentang usia 21-30 tahun sebanyak 66 responden atau 51,16%, Diikuti oleh
terbesar kedua usia 31-40 tahun sebanyak 44 responden atau 34,11%, Diikuti oleh
terbesar ketiga usia 41-50 sebanyak 15 responden atau 11,63%, sedangkan yang paling
kecil adalah responden dengan umur diatas 50 tahun sebanyak 4 responden atau
3,10%.
60

Usia

3%
12%

51%
34%

Responden Usia 21-30 Tahun 31-40 Tahun 41-50 Tahun diatas 50 Tahun

Gambar 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia

4.2.3 Pendidikan terakhir


Berdasarkan pendidikan, responden dengan tingkat pendidikan SMA
sebanyak 1 responden, tingkat pendidikan D3 sebanyak 11 responden, sedangkan
tingkat pendidikan S1 sebanyak 108 responden, dan tingkat pendidikan S2/S3
sebanyak 9 responden.

Pendidikan terakhir

7% 1% 8%

84%

Responden Pendidikan Terakhir SMA D3 S1 S2/S3

Gambar 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan


61

4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang

telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Setiap jawaban responden, untuk

memudahkan penilaian dari rata-rata tersebut, maka digunakan interval untuk

menentukan panjang kelas interval, maka digunakan rumus menurut Sudjana (501)

sebagai berikut :

Rentang
P=
Banyak Kelas

Dimana :

P = Panjang kelas interval

Rentang = Data terbesar – data terkecil

Banyak kelas = 5

Berdasarkan rumus, maka panjang kelas interval adalah :


5 − 1 = 0,80
P=
5
Maka interval dari kriteria penilaian rata-rata dapat diinterpretasikan sebagai

berikut :

Tabel 4.2
Interval penilaian jawaban kuesioner
Keterangan Interval
Sangat buruk 1,00 – 1,79
Buruk 1,80 – 2,59
Cukup baik 2,60 – 3,39
Baik 3,40 – 4,19
Sangat Baik 4,20 – 5,00
Sumber : Pengolahan data menggunakan Ms Excel

Gambaran tersebut dapat dilihat dari hasil yang telah diolah penulis pada tabel
berikut ini.
62

Tabel 4.3 Analisis Deskriptif Performance Expectancy

Rata-
No SS S CS TS STS Jml Ket
rata
Sangat
1 52 64 10 2 1 551 4,27
Baik
Sangat
2 50 60 15 4 0 543 4,21
Baik
Sangat
3 53 59 15 2 0 550 4,26
Baik
4 49 47 28 5 0 527 4,09 Baik
Sangat
5 66 56 25 1 0 631 4,89
Baik
Sangat
6 66 53 7 3 0 569 4,41
Baik
7 39 50 30 8 2 503 3,90 Baik
Jumlah 375 389 130 25 3 3874 30,03
Sangat
Total 1875 1556 390 50 3 3874 4,29
Baik
% 48,40 40,17 10,07 1,29 0,08 100

Untuk variabel Performance Expectancy dikatakan sangat baik karena

mempunyai rata-rata sebesar 4,29 yang berada pada interval 4,19 – 5,00 artinya

interval penilaian dalam kategori sangat baik.

Tabel 4.4 Analisis Deskriptif Effort Expectancy

Rata-
No SS S CS TS STS jml Ket
rata
Sangat
1 67 57 3 2 0 576 4,47
Baik
Sangat
2 63 63 1 2 0 574 4,45
Baik
Sangat
3 61 66 1 1 0 574 4,45
Baik
Sangat
4 51 60 14 4 0 545 4,22
Baik
Sangat
5 63 61 4 1 0 573 4,44
Baik
jumlah 305 307 23 10 0 2842 22,03
Sangat
total 1525 1228 69 20 0 2842 4,41
Baik
% 53,66 43,21 2,43 0,70 0,00 100
63

Untuk variabel Effort Expectancy dikatakan sangat baik karena mempunyai

rata-rata sebesar 4,41 yang berada pada interval 4,19 – 5,00 artinya interval penilaian

dalam kategori sangat baik.

Tabel 4.5 Analisis Deskriptif Social Influence

Rata-
No SS S CS TS STS jml Ket
rata
Sangat
1 75 50 4 0 0 587 4,55
Baik
Sangat
2 74 50 5 0 0 585 4,53
Baik
Sangat
3 57 58 14 0 0 559 4,33
Baik
jumlah 206 158 23 0 0 1731 13,42
Sangat
total 1030 632 69 0 0 1731 4,47
Baik
% 59,50 36,51 3,99 0,00 0,00 100

Untuk variabel Social Influence dikatakan sangat baik karena mempunyai rata-

rata sebesar 4,47 yang berada pada interval 4,19 – 5,00 artinya interval penilaian dalam

kategori sangat baik.

Tabel 4.6 Analisis Deskriptif Facilitating Conditions

Rata-
No SS S CS TS STS Jml Ket
Rata
Sangat
1 51 72 6 0 0 561 4,35
Baik
Sangat
2 56 69 4 0 0 568 4,40
Baik
3 46 56 19 6 2 525 4,07 Baik
4 37 49 33 7 3 497 3,85 Baik
5 37 61 11 2 1 467 3,62 Baik
6 54 61 0 0 0 514 3,98 Baik
Jumlah 281 368 73 15 6 3132 24,28
Total 1405 1472 219 30 6 3132 4,05 Baik
% 44,86 47,00 6,99 0,96 0,19 100
64

Untuk variabel Facilitating Conditions dikatakan baik karena mempunyai rata-

rata sebesar 4,05 yang berada pada interval 3,40 – 4,19 artinya interval penilaian

masuk ke dalam kategori baik.

Tabel 4.7 Analisis Deskriptif Behavioral Intention

Rata-
No SS S CS TS STS jml Ket
rata
Sangat
1 51 68 10 0 0 557 4,32
Baik
2 46 63 17 1 2 537 4,16 Baik
jumlah 97 131 27 1 2 1094 8,48
Sangat
total 485 524 81 2 2 1094 4,24
Baik
% 44,33 47,90 7,40 0,18 0,18 100

Untuk variabel Behavioral Intention dikatakan sangat baik karena mempunyai

rata-rata sebesar 4,24 yang berada pada interval 4,20 – 5,00 artinya interval penilaian

masuk ke dalam kategori sangat baik.

Tabel 4.8 Analisis Deskriptif Use Behavior

Rata-
No SS S CS TS STS jml Ket
rata
Sangat
1 46 69 12 2 0 546 4,23
Baik
2 44 21 23 41 0 455 3,53 Baik
3 49 56 14 8 2 529 4,10 Baik
jumlah 139 146 49 51 2 1530 11,86
total 695 584 147 102 2 1530 3,95 Baik
% 45,42 38,17 9,61 6,67 0,13 100

Untuk variabel Use Behavior dikatakan baik karena mempunyai rata-rata

sebesar 3,95 yang berada pada interval 3,40 – 4,19 artinya interval penilaian masuk ke

dalam kategori baik.


65

4.4 Hasil Uji Kualitas Data

4.4.1 Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dari kuesioner tersebut. Jika
pertanyaan kuesioner tidak valid, dapat disebabkan oleh pertanyaan yang diajukan
membuat sulit responden sehingga responden menjawab dengan sembarang atau tidak
diisi sama sekali.

Pengukuran validitas ini dilakukan dengan membandingkna nilai r hitung


dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n -2, dalam hal n adalah jumlah sampel.
Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 129 dan besarnya df dapat dihitung 129-
2 = 127 dan alpha 5%. Maka, penulis memperoleh r tabel dengan uji dua sisi sebesar
0,05.

Setelah r tabel telah diketahui, penulis dapat menarik kesimpulan atas :

1. Pertanyaan dapat dikatakan valid jika r hitung > r tabel,


2. Pertanyaan dapat dikatakan tidak valid jika r hitung < r tabel

Tabel 4.9 Uji Validitas Performance Expectancy

Item-Total Statistics
R hitung R table Ket.
X1.1 .814 0.1729 Valid
X1.2 .891 0.1729 Valid
X1.3 .849 0.1729 Valid
X1.4 .850 0.1729 Valid
X1.5 .829 0.1729 Valid
X1.6 .568 0.1729 Valid
X1.7 .510 0.1729 Valid
Sumber : Output SPSS 26

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dikatakan bahwa semua pertanyaan variabel


performance expectancy adalah valid. Kita dapat melihat bahwa nilai r hitung
(Corrected Item-Total Correlation) lebih besar dibandingkan r tabel. Maka dapat
disimpulkan pertanyaan variabel performance expectancy valid. Artinya, semua
66

pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner tersebut dapat mengukur dari variabel
performance expectancy ini.

Tabel 4.10 Uji Validitas Effort Expectancy

Item-Total Statistics
R hitung R table Ket.
X2.1 .869 0.1729 Valid
X2.2 .822 0.1729 Valid
X2.3 .812 0.1729 Valid
X2.4 .771 0.1729 Valid
X2.5 .866 0.1729 Valid
Sumber : Output SPSS 26

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dikatakan bahwa semua pertanyaan variabel


effort expectancy adalah valid. Kita dapat melihat bahwa nilai r hitung (Corrected
Item-Total Correlation) lebih besar dibandingkan r tabel. Maka dapat disimpulkan
pertanyaan variabel effort expectancy valid. Artinya, semua pertanyaan yang
digunakan dalam kuesioner tersebut dapat mengukur dari variabel effort expectancy
ini.

Tabel 4.11 Uji Validitas Social Influence

Item-Total Statistics
R hitung R table Ket.
X3.1 .794 0.1729 Valid
X3.2 .772 0.1729 Valid
X3.3 .734 0.1729 Valid
Sumber : Output SPSS 26

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dikatakan bahwa semua pertanyaan variabel


social influence adalah valid. Kita dapat melihat bahwa nilai r hitung (Corrected Item-
Total Correlation) lebih besar dibandingkan r tabel. Maka dapat disimpulkan
pertanyaan variabel social influence valid. Artinya, semua pertanyaan yang digunakan
dalam kuesioner tersebut dapat mengukur dari variabel social influence ini.

Tabel 4.12 Uji Validitas Facilitating Conditons

Item-Total Statistics
R hitung R table Ket.
67

X4.1 .532 0.1729 Valid


X4.2 .616 0.1729 Valid
X4.3 .597 0.1729 Valid
X4.4 .536 0.1729 Valid
X4.5 .565 0.1729 Valid
Sumber : Output SPSS 26

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dikatakan bahwa semua pertanyaan variabel


facilitating conditons adalah valid. Kita dapat melihat bahwa nilai r hitung (Corrected
Item-Total Correlation) lebih besar dibandingkan r tabel. Maka dapat disimpulkan
pertanyaan variabel facilitating conditons valid. Artinya, semua pertanyaan yang
digunakan dalam kuesioner tersebut dapat mengukur dari variabel facilitating
conditons ini.

Tabel 4.13 Uji Validitas Behavioral Intention

Item-Total Statistics
R hitung R table Ket.
Y1.1 .645 0.1729 Valid
Y1.2 .645 0.1729 Valid
Sumber : Output SPSS 26

Berdasarkan tabel 4.13 dapat dikatakan bahwa semua pertanyaan variabel


behavioral intention adalah valid. Kita dapat melihat bahwa nilai r hitung (Corrected
Item-Total Correlation) lebih besar dibandingkan r tabel. Maka dapat disimpulkan
pertanyaan variabel behavioral intention valid. Artinya, semua pertanyaan yang
digunakan dalam kuesioner tersebut dapat mengukur dari variabel behavioral intention
ini.

Tabel 4.14 Uji Validitas Use Behavior

Item-Total Statistics
R hitung R table R hitung
Y2.1 .500 0.1729 Valid
Y2.2 .313 0.1729 Valid
Y2.3 .560 0.1729 Valid
Sumber : Output SPSS 26
68

Berdasarkan tabel 4.14 dapat dikatakan bahwa semua pertanyaan variabel use
behavior adalah valid. Kita dapat melihat bahwa nilai r hitung (Corrected Item-Total
Correlation) lebih besar dibandingkan r tabel. Maka dapat disimpulkan pertanyaan
variabel use behavior valid. Artinya, semua pertanyaan yang digunakan dalam
kuesioner tersebut dapat mengukur dari variabel use behavior ini.

4.4.2 Hasil Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejuh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau diandalkan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban dari
kuesioner tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jika kuesioner tidak
reliabel, biasanya disebabkan oleh responden mengalami hal-hal yang menyebabkan
penafsiran terhadap pernyataan-pernyataan berubah. Sehingga jawaban yang
diberikan tidak konsisten.

Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistic


Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally,1994)

Tabel 4.15 Uji Realibilitas Performance Expectancy

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.917 .923 7
Sumber : Output SPSS 26

Pada Tabel 4.15 menunjukkan nilai cronbach alpha pada variabel performance
expectancy sebesar 0.917 yang lebih besar dari 0,60. Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa jawaban dalam seluruh pertanyaan variabel performance expectancy dapat
dikatakan reliabel, karena jawaban dari pertanyaan yang diberikan bersifat stabil.
69

Tabel 4.16 Uji Reliabilitas Effort Expectancy

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.932 .936 5
Sumber : Output SPSS 26

Pada Tabel 4.16 menunjukkan nilai cronbach alpha pada variabel effort
expectancy sebesar 0.932 yang lebih besar dari 0,60. Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa jawaban dalam seluruh pertanyaan variabel effort expectancy dapat dikatakan
reliabel, karena jawaban dari pertanyaan yang diberikan bersifat stabil.

Tabel 4.17 Uji Reliabilitas Social Influence

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.876 .881 3
Sumber : Output SPSS 26

Pada Tabel 4.17 menunjukkan nilai cronbach alpha pada variabel social
influence sebesar 0.876 yang lebih besar dari 0,60. Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa jawaban dalam seluruh pertanyaan variabel social influence dapat dikatakan
reliabel, karena jawaban dari pertanyaan yang diberikan bersifat stabil.

Tabel 4.18 Uji Reliabilitas Facilitating Conditions

Reliability Statistics
70

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.774 .798 5
Sumber : Output SPSS 26

Pada Tabel 4.18 menunjukkan nilai cronbach alpha pada variabel facilitating
conditions sebesar 0.774 yang lebih besar dari 0,60. Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa jawaban dalam seluruh pertanyaan variabel facilitating conditions dapat
dikatakan reliabel, karena jawaban dari pertanyaan yang diberikan bersifat stabil.

Tabel 4.19 Uji Reliabilitas Behavioral Intention

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.767 .784 2
Sumber : Output SPSS 26

Pada Tabel 4.19 menunjukkan nilai cronbach alpha pada variabel behavioral
intention sebesar 0.767 yang lebih besar dari 0,60. Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa jawaban dalam seluruh pertanyaan variabel behavioral intention dapat
dikatakan reliabel, karena jawaban dari pertanyaan yang diberikan bersifat stabil.

Tabel 4.20 Uji Reliabilitas Use Behavior

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.611 .673 3
Sumber : Output SPSS 26
71

Pada Tabel 4.20 menunjukkan nilai cronbach alpha pada variabel use behavior
sebesar 0.611 yang lebih besar dari 0,60. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
jawaban dalam seluruh pertanyaan variabel use behavior dapat dikatakan reliabel,
karena jawaban dari pertanyaan yang diberikan bersifat stabil.

4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik


4.5.1 Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas data menurut Ghozali (2018, p. 111), uji normalitas


bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan
dependennya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal yaitu distribusi
tidak menyimpang ke kiri atau ke kanan (kurva normal).

Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data yang


banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka sudah dapat diasumsikan
berdistribusi normal. Biasa dikatakan sebagai sampel besar. Namun untuk
memberikan kepastian, data yang dimiliki berdistribusi normal atau tidak,
maka dianjurkan untuk melakukan suatu pembuktian. Dalam penelitian ini
menggunakan dua cara untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau
tidak dengan analisis grafik dan uji statistik.

1. Dengan memperhatikan grafik Normal Probability Plot. Jika distribusi


normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya. Sebaliknya, jika data yang menyebar jauh dari
arah garis diagonalnya dapat dikatakan data tidak berdistribusi dengan
normal.
2. Dengan memperhatikan uji statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov (K-
S). Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu dengan
melihat nilai signifikansinya. Jika signifikansi (Asymp. Sig) > 0,05 maka
data berdistribusi normal, dan begitupun sebaliknya jika signifikansi < 0,05
maka data tidak berdistribusi normal.
72

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov

Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusan menurut Sulaiman (2013: 40) adalah

dibawah 0,05. Dengan pendekatan uji Kolmogorov-Smirnov:

1) Jika Asymp, Sig Residual < 0,05 maka, variabel tidak berdistribusi normal.

2) Jika Asymp, Sig Residual > 0,05 maka, variabel berdistribusi normal.

Hasil penjelasan SPSS versi 26 ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.21 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 129
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. 1.60251844
Deviation
Most Extreme Absolute .072
Differences Positive .042
Negative -.072
Test Statistic .072
Asymp. Sig. (2-tailed) .099c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Output SPSS 26

Dengan memperhatikan pada tabel uji statistic One Sample Kolmogrov


Smirnov (K-S), diketahui nilai signifikansi untuk seluruh varibel adalah 0.99 dan lebih
besar dibandingkan dengan signifikansi penelitian 0,05. Artinya, dapat dikatakan
pendistribusian data dalam model regresi penelitian ini memenuhi asumsi normalitas
dan dengan demikian data tersebut dapat dilanjutkan untuk dilakukan penelitian
73

Gambar 4.4 Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov (K-S)

Sumber : Output SPSS 26

Dengan memperhatikan pada grafik Normal Probability Plot terdapat titik-titik


yang menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal tersebut. Dari hasil tersebut, dapat dikatakan pendistribusian data dalam
model regresi penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.

Dari kedua uji tersebut, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa model
regresi dalam penelitian ini memiliki distribusi data secara normal. Normal disini
dalam arti data yang sebarannya normal, maka dapat dikatakan data dalam penelitian
ini dapat mewakili populasi yang sebenarnya.

4.5.2 Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya


korelasi antar variabel independen atau bebas. Menurut Ghozali (2018, p. 105), tujuan
uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik memiliki model yang
didalamnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Uji multikolinearitas
dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF <
10, berarti tidak terdapat multikolonieritas. Jika nilai VIF > 10 maka terdapat
multikolonieritas dalam data.

Tabel 4.22 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
74

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
x1 .465 2.150
x2 .467 2.141
x3 .480 2.084
a. Dependent Variable: y1
Sumber : Output SPSS 26

Suatu regresi dikatakan terbebas dari problem Multikolinieritas apabila :

Nilai VIF mendekati angka 1 atau nilai VIFnya lebih besar dari 10 pada output

coefficient. Tampak pada coefficient terlihat untuk kedua variabel independen, angka

VIF berada sekitar antara 1 dan kurang dari 10 dengan demikian dapat disimpulkan

model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas.

4.5.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah


model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas untuk menguji terjadi atau tidaknya
heteroskedastisitas maka dilihat dari nilai koefisien korelasi Rank Spearman antara
masing-masing variabel bebas dengan variabel penganggu. Apabila nilai probabilitas
(sig) > dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2018, p. 139).

Cara untuk mengetahui ada tidaknya masalah heteroskedastisitas dalam


penelitian ini dengan dilakukannya uji Glejser, diterapkan dengan cara meregresikan
seluruh variabel independen dengan variabel ABS_RES di SPSS, kemudian dengan
melihat hasil probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jika
signifikannya di atas 5%, maka tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Namun,
sebaliknya jika taraf signifikansinya di bawah 5% maka terdapat masalah
heteroskedastisitas.

Tabel 4.23 Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
75

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.136 .708 -1.606 .111
x1 -.010 .026 -.050 -.401 .689
x2 .065 .041 .197 1.578 .117
x3 .103 .071 .179 1.458 .147
a. Dependent Variable: abs_res
Sumber : Output SPSS 26

Pada nilai sig. masing-masing variabel > 0,05, dapat disimpulkan bahwa

untuk model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas karena masing-

masing variabel nilai signifikansinya lebih besar dari 5% atau 0,05.

4.6 Analisis Regresi Berganda

Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan tujuan untuk
mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih; dan menunjukkan arah
hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Model regresi dalam
penelitian ini menggunakan empat variabel bebas dan dua variabel terikat.

Tabel 4.24 Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constan .425 .637 .667 .506
t)
x1 .139 .023 .493 6.046 .000
x2 .071 .037 .156 1.915 .058
x3 .179 .064 .226 2.817 .006
a. Dependent Variable: y1

BI = 0,139 PE + 0,071 EE+ 0.71 SI + e1

UB = 0,250 FC + 1,140 BI + e2
76

Dari hasil persamaan regresi berganda tersebut Variabel Performance

Expectancy, Effort Expectancy dan Social Influence dapat diinterpretasikan

pengaruhnya terhadap Behavioral Intention sebagai berikut :

a. Nilai konstanta bertanda positif sebesar 0,425, yang menunjukkan apabila

variabel Behavioral Intention tidak dipengaruhi oleh Performance Expectancy,

Effort Expectancy dan Social Influence maka Behavioral Intention akan

sebesar 0,425.

b. Variabel Performance Expectancy memiliki koefisien regresi bertanda positif

sebesar 1,39, hal ini berarti apabila nilai Performance Expectancy meningkat

sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel-variabel lain tetap, maka akan

meningkatkan Behavioral Intention sebesar 1,39.

c. Variabel Effort Expectancy memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar

0,071, hal ini berarti apabila nilai Effort Expectancy meningkat sebesar 1 satuan

dengan asumsi variabel-variabel lain tetap, maka akan meningkatkan Effort

Expectancy sebesar 0,071.

d. Variabel Social Influence memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar

0,179, hal ini berarti apabila nilai Social Influence meningkat sebesar 1 satuan

dengan asumsi variabel-variabel lain tetap, maka akan meningkatkan

Behavioral intention sebesar 0,179.

4.7 Hasil Uji Hipotesis

4.7.1 Hasil Uji Koefiesien Determinasi

Ghozali (2016:97), koefisien determinasi (𝑅)2 pada intinya mengukur


seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinan diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
(mendekati 0) berarti kemampuan variabel-variabel independen (perputaran
77

modal kerja, struktur modal dan ukuran perusahaan) dalam menjelaskan variasi
variabel dependen (profitabilitas) amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum
dapat dikatakan bahwa koefisien determinasi ganda (R2) besarnya antara
0<R2<1.

Tabel 4.25 Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .784a .614 .605 .80550
a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1
b. Dependent Variable: y1
Sumber : Output SPSS 26

Besarnya pengaruh performance expectancy, effort expectancy, dan social

influence terhadap behavioral intention dapat digunakan analisis koefisien determinasi

yaitu sebesar 0,605 atau 60,5%, sedangkan sisanya sebesar 39,5% dipengaruhi oleh

faktor lainnya yang tidak diukur dalam penelitian ini.

Tabel 4.26 Uji Koefisien Determinasi

Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .676 .456 .448 1.64808
a. Predictors: (Constant), y, x4

Besarnya pengaruh facilitating conditions dan behavioral intention terhadap


use behavior dapat digunakan analisis Koefisien Determinasi yaitu sebesar 0,456 atau
45,6%, sedangkan sisanya sebesar 54,4% dipengaruhi oleh factor lainnya yang tidak
diukur dalam penelitian ini.

4.7.2 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)


78

Uji F dilakukan untuk melihat apakah model yang dianalisis memiliki


tingkat kelayakan model yang tinggi yaitu variabel-variabel yang digunakan
model mampu untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis (Ferdinand, 2014,
p. 239). Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel,
jika Fhitung > dari Ftabel (H0 di tolak dan Ha diterima) maka model signifikan
atau bisa dilihat dalam kolom signifikansi pada Anova dalam SPSS.

Tabel 4.27 Uji Statistik F

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 129.098 3 43.033 66.324 .000b
Residual 81.103 125 .649
Total 210.202 128

Sumber : Output SPSS 26

Untuk menentukan nilai F tabel dengan menggunakan rumus df 1 dan df 2. Df

1 = k (jumlah variabel independen dan dependen) -1 dan df 2= n (jumlah sampel) – k

1. Df 1 =4-1 = 3 dan df 2 = 129-4 = 125

2. Telah diketahui nilai df 1 sebesar 3 dan df 2 sebesar 125, dengan tingkat alpha 5%.

Maka didapat nilai F tabel pada tabel 4.27

Dari tabel 4.26 diperoleh nilai Fhitung sebesar 66,324, sedangkan nilai Ftabel

dengan derajat bebas pembilang 3 dan penyebut 125 pada α (0,05) sebesar 2,68.

Dengan demikian Fhitung (66,324) > Ftabel (2,68), sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa Performance Expectancy, Effort Expectancy, dan Social

Influence berpengaruh secara simultan terhadap Behavioral intention.

Tabel 4.28 Uji Statistik F

ANOVAa
79

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 287.251 2 143.626 52.878 .000b
Residual 342.237 126 2.716
Total 629.488 128
a. Dependent Variable: Use Behavior
b. Predictors: (Constant), Behavioral Intention, Facilitating Conditions

Untuk menentukan nilai F tabel dengan menggunakan rumus df 1 dan df 2. Df

1 = k (jumlah variabel independent dan dependen) -1 dan df 2= n (jumlah sampel) – k

3. Df 1 =3-1 = 2 dan df 2 = 129-3 = 126

4. Telah diketahui nilai df 1 sebesar 2 dan df 2 sebesar 126, dengan tingkat alpha 5%.

Maka didapat nilai F tabel pada tabel 4.27

Dari tabel 4.26 diperoleh nilai Fhitung sebesar 52,878 Sedangkan nilai Ftabel

dengan derajat bebas pembilang 2 dan penyebut 126 pada α (0,05) sebesar 3,07.

Dengan demikian Fhitung (52,878) > Ftabel (3,07), sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa Facilitiating Conditions, Effort dan Behavioral Intention

berpengaruh secara simultan terhadap Use Behavior.

4.7.3 Hasil Uji Signfikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t (Ghozali, 2016:98), digunakan untuk mengetahui apakah variabel


independen secara individu (parsial) berpengaruh terhadap variabel dependen. Adapun
kriteria yang ditunjukkan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai sig-t kurang dari tingkat signifikan 0,05 yang berarti variabel
independen secara individu (parsial) berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Jika nilai sig-t lebih dari tingkat signifikan 0,05 yang berarti variabel
independen secara individu (parsial) tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.

Tabel 4.29 Uji Statistik t


80

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constan .425 .637 .667 .506
t)
x1 .139 .023 .493 6.046 .000
x2 .071 .037 .156 1.915 .058
x3 .179 .064 .226 2.817 .006
a. Dependent Variable: y1
Sumber : Output SPSS 26

Pada Tabel 4.27 dapat dijelaskan bahwa pada variabel Performance

Expectancy (X1) Df = n-2 =129-2 =127 ; t tabel = ttabel= t (α ; df ) = (0,05 ; 127) =

1,978 memiliki nilai T hitung 6,046 > t tabel 1,978. Hal ini berarti bahwa secara

individual variabel Performance Expectancy memiliki pengaruh signifikan terhadap

Behavioral Intention. Hal tersebut didukung oleh nilai probabilitas 0,000 < 0,05 yang

berarti memiliki pengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention. Jadi H₁ dalam

penelitian ini, performance expectancy memiliki pengaruh signifikan terhadap

Behavioral Intention dapat diterima.

Variabel Effort Expectancy (X2) memiliki nilai T hitung 1,915 < t tabel 1,978.
Hal ini berarti secara individual variabel Effort Expectancy tidak terdapat pengaruh
terhadap Behavioral Intention. Hal tersebut didukung oleh nilai probabilitas 0,058 >
0,05 yang berarti tidak terdapat pengaruh terhadap Behavioral Intention. Jadi H₂
dalam penelitian ini, Effort Expectancy tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap
Behavioral Intention ditolak.

Variabel Social Influence (X3) memiliki nilai T hitung 2,817 > t tabel 1,978.
Hal ini berarti secara individual variabel Social Influence memiliki pengaruh
signifikan terhadap Behavioral Intention. Hal tersebut didukung oleh nilai probabilitas
0,006 < 0,05. Hal ini berarti memiliki pengaruh signifikan terhadap Behavioral
Intention. Jadi H₃ dalam penelitian ini, Social Influence berpengaruh signifikan
terhadap Behavioral Intention dapat diterima.

Tabel 4.30 Uji Statistik t


81

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .656 1.186 .553 .581
X4 .141 .062 .178 2.272 .025
Y .972 .136 .562 7.170 .000
a. Dependent Variable: Z
Pada tabel 4.30 dapat dijelaskan bahwa pada variabel Facilitating Conditions
memiliki nilai T hitung 2,272 > t tabel 1,978. Hal ini berarti secara individual variabel
Facilititating Conditions memiliki pengaruh signifikan terhadap Behavioral
Intention. Hal tersebut didukung oleh nilai profitabilitas 0,025 < 0,05 yang berarti
memiliki pengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention. Jadi H₄ dalam penelitian
ini, yang menyatakan Facilitating Conditions memiliki pengaruh signifikan terhadap
Behavioral Intention. Serta variabel Behavioral Intention (Z) memiliki nilai T hitung
7,170 > t tabel 1,978. Hal ini berarti secara individual variabel Behavioral Intention
memiliki pengaruh signifikan terhadap Use Behavior. Hal tersebut didukung oleh
nilai profitabilitas 0,000 < 0,05 yang berarti memiliki pengaruh signifikan terhadap
Use Behavior. Jadi H₅ dalam penelitian ini, Behavioral Intention memiliki pengaruh
signifikan terhadap Use Behavior dapat diterima.

4.8 Pembahasan

Hasil analisis data yang telah berhasil dikumpulkan perlu dilakukan


pembahasan guna menunjang hasil penelitian yang baik. Oleh karena itu, melalui
penelitian kuantiatif dengan model regresi berganda pada penelitian ini dihelaskan
menggunakna hasil analisis yang diolah menggunakan SPSS versi 26. Hasilnya yaitu
pembahasan hipotesis melalui analisis yang telah dilakukan.
4.8.1 Pengaruh Performance Expectancy Terhadap Behavioral Intention
Berdasarkan uji regresi berganda terlihat bahwa koefisien variabel
Performance Expectancy berpengaruh positif terhadap Behavioral Intention. Dari
perhitungan statistik didapat t-hitung sebesar 6,046 lebih besar dari t tabel dan nilai sig
sebesar 0,000 kurang dari 0,05. Ini berarti t-hitung< t-tabel dan sig > α, maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan
oleh Dini Berliana Syafutri (2017) yang berjudul “Analisis Sistem Informasi
Perpustakaan (SIPUS) Menggunakan Model Unified Acceptance And Use Of
82

Technology (UTAUT) di Perpustakaan Umum Kota Surabaya” yang menunjukkan


bahwa variabel performance expectancy mempunyai pengaruh signfikan terhadap
variabel behavioral intention. Hal ini sejalan dengan penelitian Dwi Yuli Prasetyo
(2017) yang berjudul Penerapan Metode UTAUT (Unified Theory of Acceptance and
Use of Technology) Dalam Memahami Penerimaan dan Penggunaan Website KKN
LPPM Unisi yang menunjukkan bahwa variabel performance expectancy mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel behavioral intention.
Hubungan antara hipotesis dengan teori yang ada dalam penelitian ini bahwa
performance expectancy berpengaruh terhadap behavioral intention, yaitu seberapa
tinggi seseorang percaya bahwa menggunakan suatu sistem akan membantu dia
mendapatkan keuntungan kinerja pekerjaannya. Atas hal tersebut dapat disimpulkan
karyawan Bidang Pelayanan percaya bahwa menggunakan Sistem Lapak Asik Online
membantu dalam penyelesaian pekerjaannya sehingga meningkatkan kinerja
pekerjaannya. Sebelum ada sistem lapak asik, proses klaim pencairan jaminan hari tua
menggunakan sistem manual dimana sistem tersebut belum terintegarasi dengan
bidang lain sehingga proses pengerjaan membutuhkan waktu yang lebih lama. Selain
itu dengan adanya sistem lapak asik online ini, memiliki keuntungan kepada
penggunanya karena dapat diakses dimanapun dan kapanpun tidak memerlukan
pengecekan dokumen secara langsung karena sudah terdapat di sistem dokumen
digitalnya. Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa performance expectancy
(ekspektasi kinerja) pengguna sistem lapak asik online mempengaruhi behavioral
intention bagaimana perilaku pengguna sistem lapak asik online secara langsung dan
juga memberikan indikasi mengenai kesiapan individual untuk dalam melakukan
perilaku tertentu sehingga pengguna tetap ingin menggunakan sistem ini agar di masa
datang dapat meningkatkan kinerja dan efektvitas dalam bekerja.

4.8.2 Pengaruh Effort Expectancy Terhadap Behavioral Intention


Berdasarkan uji regresi berganda terlihat bahwa koefisien variabel Effort
expectancy tidak berpengaruh terhadap Behavioral Intention. Dari perhitungan
statistik didapat t-hitung sebesar 1,915 lebih kecil dari t tabel dan nilai sig sebesar
0,058 lebih besar dari 0,05. Ini berarti t-hitung < t-tabel dan sig > α, maka Ho diterima
dan Ha ditolak.

Hubungan antara teori dengan hipotesis yang ada dalam penelitian ini bahwa
effort expectancy tidak berpengaruh terhadap behavioral intention. Maka
83

membuktikan bahwa dalam menggunakan Sistem Lapak Asik bagi sebagian pengguna
merasa sulit menggunakannya. Bagi beberapa pengguna, sistem lapak asik online
terasa lebih sulit digunakan dibandingkan dengan sistem manual. Tingkat kemudahan
terkait dalam pengguna sistem yang menimbulkan persepsi bahwa sistem itu berguna
dan menimbulkan kenyamanan bila menggunakannya. Walaupun bagi beberapa
pengguna, sistem lapak asik sulit digunakan namun sistem ini tetap digunakan karena
berhubungan dengan pekerjaan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Meco Sitardja (2018) yang berjudul The
Analysis of Acceptance on Implementation ERP Accounting in Unified Theory of
Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model yang menujukkan bahwa variabel
effort expectancy tidak mempunyai pengaruh terhadap behavioral intention.

4.8.3 Pengaruh Social Influence Terhadap Behavioral Intention


Berdasarkan uji regresi berganda terlihat bahwa koefisien variabel Social
Influence berpengaruh positif terhadap Behavioral Intention. Dari perhitungan statistik
didapat t-hitung sebesar 2,817 lebih besar dari t tabel dan nilai sig sebesar 0,006 kurang
dari 0,05 . Ini berarti t-hitung< t-tabel dan sig > α, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Hubungan antara teori dengan hipotesis yang ada dalam penelitian ini bahwa
social influence berpengaruh terhadap behavioral intention. Penggunaan Sistem Lapak
Asik Online dipengaruhi oleh fakor sosial dan faktor lingkungan yang ada di wilayah
pengguna Sistem Lapak Asik Online. Semakin banyak pengaruh yang diberikan
sebuah lingkungan terhadap calon pengguna teknologi informasi untuk menggunakan
suatu teknologi informasi yang baru maka semakin besar minat yang timbul dari
personal calon pengguna tersebut dalam menggunakan teknologi informasi tersebut
karena pengaruh yang kuat dari lingkungan sekitarnya. Terdapat pengaruh dari
lingkungan pekerjaan untuk menggunakan sistem lapak asik online, maka seluruh
karyawan diarahkan untuk menjadi pengguna sistem lapak asik online. Pengaruh
lingkungan pekerjaan yang dimaksud adalah adanya arahan dari pusat untuk
menggunakan sistem tersebut, baik mudah ataupun sulit suatu sistem dengan adanya
kondisi pandemi ini menuntut perusahaan untuk lebih berinovasi salah satunya pada
teknologi informasi yang mendukung agar proses klaim jaminan hari tua tetap berjalan
walaupun tidak dilakukan secara tatap muka.
84

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Dini
Berliana Syafutri (2017) yang berjudul “Analisis Sistem Informasi Perpustakaan
(Sipus) Menggunakan Model Unified Acceptance And Use Of Technology (UTAUT)
di Perpustakaan Umum Kota Surabaya” yang menunjukkan bahwa variabel social
influence mempunyai pengaruh signfikan terhadap variabel behavioral intention.

4.8.4 Pengaruh Facilitating Conditions terhadap Use Behavior

Dari perhitungan statistik didapat t-hitung sebesar 7,327 lebih besar dari t tabel
dan nilai sig sebesar 0,000 kurang dari 0,05. Ini berarti t-hitung< t-tabel dan sig > α,
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan uji regresi berganda terlihat bahwa
koefisien variabel Facilitating Conditions berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Use Behavior.

Hubungan antara teori dengan hipotesis yang ada dalam penelitian ini bahwa
facilitating conditions berpengaruh terhadap use behavior yaitu pengguna Sistem
Lapak Asik Online beranggapan bahwa sistem lapak asik online merupakan suatu
kebutuhan untuk menunjang pekerjaan, ditambah dengan adanya bagian khusus atau
unit terkait yang menangani Sistem Lapak Asik Online, dan ketika pengguna
mengalami kesulitan dalam menggunakan sistem tersebut akan adara arahan dari
bagian khusus yang akan membantu

Hasil penelitian ini selaras dengan Dwi Yuli Prasetyo (2017) yang
menunjukkan bahwa variabel facilitating conditions terhadap use behavior, bahwa
ketersediaan fasilitas, dan kontrol persepsi perilaku mampu mempengaruhi niat
pengguna dalam menggunakan suatu sistem.

4.8.5 Pengaruh Behavioral Intention terhadap Use Behavior

Dari perhitungan statistik didapat t-hitung sebesar 9,989 lebih besar dari t tabel
dan nilai sig 0,000 kurang dari 0,05. Ini berarti t-hitung< t-tabel dan sig > α, maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan uji regresi berganda terlihat bahwa koefisien
variabel Behavioral Intention terhadap Use Behavior.

Hubungan antara teori dengan hipotesis yang ada dalam penelitian ini bahwa
behavioral intention berpengaruh positif dan signifikan terhadap use behavior.
Pengguna Sistem Lapak Asik online ingin tetap menggunakan sistem tersebut. Use
behavior digunakan untuk menjelaskan tingkat kesadaran pengguna dalam
85

menggunakan Sistem Lapak Asik Online akan memberi keuntungan dalam


mendukung pekerjaan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa pengguna yang bersedia
menggunakan Sistem Lapak Asik Online itu akan berdampak pada perilaku
penggunaan layanan di masa mendatang, semakin tinggi niat pengguna dalam
penggunaan sistem lapak asik maka sistem lapak asik online ini akan tetap digunakan.
Walaupun sistem lapak asik online ini bersifat wajib yang mengharuskan pengguna
menggunakan sistem tersebut untuk melakukan pekerjaan, disamping hal tersebut
pengguna percaya bahwa menggunakan sistem lapak asik online menguntungkan dan
dapat mendukung pekerjaan yang dilakukan agar menjadi lebih baik lagi.

Penelitian yang dilakukan oleh Syafutri Dini Berliana (2017) menghasilkan


kesimpulan bahwa adanya hubungan positif yang signifikan antara behavioral
intention dengan use behavior. Hal yang sama juga terdapat pada penelitian Devi
Yurisca Bernanda et al, (2017).
86

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh performance


expectancy, effort expectancy, dan social influence terhadap behavioral intention.
Pengaruh facilitating conditions terhadap use behavior, serta pengaruh behavioral
intention terhadap use behavior karyawan Bidang Pelayanan Kantor Wilayah Jawa
Barat. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah diuraikan penulis
pada bab sebelumnya, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel performance expectancy berpengaruh signifikan, dan dengan


koefisien regresi mengarah positif terhadap behavioral intention. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel performance expectancy pada penelitian ini
menjelaskan bahwa pengguna dalam menggunakan Sistem Lapak Asik Online
dapat meningkatkan dan membantu dalam melakukan pekerjannya. Hasilnya
menyatakan bahwa pengguna sistem lapak asik online tetap ingin
mempertahankan sistem tersebut untuk proses klaim jaminan hari tua.
2. Variabel effort expectancy tidak berpengaruh, dan dengan koefisien regresi
mengarah positif terhadap behavioral intention. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel effort expectancy dalam penelitian ini bagi sebagian pengguna
menemukan kesulitan dalam mengoperasikan atau menggunakan Sistem
Lapak Asik Online. Hasilnya menyatakan bahwa sebagian kecil mengalami
kesulitan karena sebelumnya sudah terbiasa dengan sistem manual.
3. Variabel social influence berpengaruh positif dan signifikan, dan dengan
koefisien regresi mengarah positif terhadap behavioral intention. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel social influence dalam penelitian ini terdapat
faktor-faktor sosial yang mempengaruhi pengguna dalam menggunakan
Sistem Lapak Asik Online.
4. Variabel facilitating conditions berpengaruh signifikan, dan dengan koefisien
regresi mengarah positif terhadap use behavior. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel facilitating conditions dalam penelitian ini menyatakan bahwa
pengguna percaya bahwa fasilitas yang ada sangat mendukung penggunaan
Sistem Lapak Asik Online terhadap berbagai ketersediaan teknis, infrastruktur,
87

dan fasilitas yang disediakan dalam mendukung penggunaan Sistem Lapak


Asik Online.
5. Variabel behavioral intention berpengaruh signifikan, dan dengan koefisien
regresi mengarah positif terhadap use behavior. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan menggunakan Sistem Lapak Asik mampu meningkatkan efektivitas
dalam bekerja.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ada variabel yang berpengaruh dan ada juga
variabel yang tidak berpengaruh. Dari penelitian ini pengguna Sistem Lapak
Asik online perlu lebih memahami dan mempelajari penggunaan sebuah sistem
agar penggunannya menjadi lebih efektif.

1. Saran Bagi Pengguna Sistem Lapak Asik Online


Peneliti berharap pengguna Sistem Lapak Asik Online tetap mendukung
adanya sistem ini agar dapat mendukung pekerjaan yang dilakukan menjadi
lebih baik lagi. Baik untuk pengguna karena kualitas pekerjaan,
meningkatkan efektivitas dalam bekerja, serta sistem dari satu bidang ke
bidang lain menjadi lebih cepat terintegrasi. Tentunya bagi peserta yang
melakukan proses klaim, agar proses klaimnya menjadi lebih cepat
terproses sehingga dapat meningkatkan kepuasan peserta. Bagi sebagian
pengguna yang kesulitan dalam mengoperasikan Sistem Lapak Asik
Online diharapkan bersedia mempelajari sistem ini agar dapat terpenuhinya
tujuan dari penggunaan Sistem Lapak Asik Online.
2. Saran Bagi Pengelola Sistem Lapak Asik Online
Peneliti berharap pengelola memberikan kemudahan lebih terhadap sistem
tersebut, adanya arahan dari pengelola secara berkala sangat berguna bagi
pengguna, misalnya dengan melakukan training atau melakukan kajian
lebih lanjut kepada para pengguna dibagian mana yang dirasa sulit hal
tersebut digunakan untuk menjadi dasar melakukan update sistem agar
memudahkan karyawan sebagai pengguna sistem lapak asik online, karena
ada sebagian pengguna merasa kesulitan dalam mengoperasikan atau
menggunakan Sistem Lapak Asik Online. Dengan menggunakan Sistem
Lapak Asik Online dapat meningkatkan efektivitas pekerjaan,
88

meningkatkan kualitas pekerjaan, dan tentunya dapat meningkatkan


peluang keberhasilan klaim. Selain itu perlu dilakukan peningkatan
kualitas sistem, karena tidak jarang Sistem Lapak Asik Online yang
terintegerasi ke dalam Aplikasi SMILE menjadi down, tidak bisa diakses
yang akhirnya menyebabkan tertundanya pekerjaan. Perbaikan dan
peningkatan sistem secara berkala tentunya dapat meningkatkan kualitas
dari pekerjaan, serta perbaikan dan peningkatan perlu dilakukan di luar jam
kerja karena jika dilakukan di dalam jam kerja dapat mengganggu aktivitas
pekerjaan.
3. Saran bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini merupakan penelitian yang dibuat berdasarkan penelitian
Metode UTAUT sebelumnya yang meneliti sistem pada perusahaan.
Peneliti berharap peneliti selanjutnya dapat meneliti Sistem Lapak Asik
Online menggunakan Metode Utaut 2 sehingga dapat meningkatkan kadar
keakuratan yang lebih tinggi dan terbaru yang menjadi sumbangan
terhadap keilmuan.

5.3 Keterbatasan dalam Penelitian

Dalam penyusunan penelitian Evaluasi Implementasi Sistem Lapak


Asik Online dengan Menggunakan Model Unified Theory of Acceptance
and Use Of Technology (UTAUT) ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Peneliti tidak dapat menyebarkan kuesioner secara langsung karena


karyawan bidang pelayanan cabang kurang memadai untuk dijadikan
responden, sehingga responden yang sebelumnya berencana hanya di
kantor Cabang tempat peneliti bekerja, menjadi karyawan bidang
pelayanan di wilayah Jawa Barat. Hal ini cukup menyita waktu karena
menunggu respon dari responden yang belum pernah berinteraksi
sebelumnya dengan peneliti.
2. Dalam proses pengambilan data, informasi yang diberikan responden
melalui kuesioner terkadang tidak menujukkan pendapat responden
yang sebenarnya, hal ini terjadi karena kadang perbedaan pemikiran,
anggapan, dan pemahaman yang berbeda tiap responden, juga faktor
89

lain seperti faktor kejujuran dalam pengisian pendapat responden


dalam kuesionernya.
3. Peneliti tidak dapat menyebarkan kuesioner secara langsung karena
karyawan bidang pelayanan cabang kurang memadai untuk dijadikan
responden, sehingga responden yang sebelumnya berencana hanya di
kantor Cabang tempat peneliti bekerja, menjadi karyawan bidang
pelayanan di wilayah Jawa Barat. Hal ini cukup menyita waktu karena
menunggu respon dari responden yang belum pernah berinteraksi
sebelumnya dengan peneliti.

Anda mungkin juga menyukai