Es terapung di atas air bukan hanya karena perbedaan massa jenis, tetapi
juga karena sifat unik air yang mengalami peregangan saat membeku.
Ketika air membeku menjadi es, molekul air membentuk struktur kristal
yang lebih longgar dibandingkan dalam bentuk cair, sehingga es memiliki
volume yang lebih besar daripada air cair dengan massa yang sama. Hal ini
menyebabkan es memiliki densitas yang lebih rendah daripada air cair,
sehingga es dapat terapung di atas air.
Molekul air (H2O) dalam es membentuk geometri tetrahedral secara teratur
dan beraturan (dg bantuan ikatan hidrogen)
Misal gambaran :
Dalam suatu ruang 3 m x 3m diisi oleh 15 orang, cukup tidak ?
Kalau susunan orangnya diatur
Shoff nya dan jarak antar orang 1 m membentuk susunan yang teratur dan
beraturan.
Berapa orang dlm ruangan yg membentuk susunan teratur dan beraturan
> 15
= 15
< 15
Banyaknya orang dalam ruangan tsb (3x3 m) <15, massanya <
b. Garis yang menghubungkan antar atom (garis lurus satu dan garis lurus dua
sejajar) menunjukkan ikatan kovalen antara atom-atom tersebut. Garis lurus satu
menunjukkan ikatan sigma (σ), sedangkan garis lurus dua sejajar menunjukkan
ikatan pi (π).
c. Terdapat 3 ikatan pi (π) dan 7 ikatan sigma (σ) dalam molekul 2-amino-3-
phenylpropanoic acid. Ikatan pi (π) ditandai dengan garis lurus dua sejajar,
sedangkan ikatan sigma (σ) ditandai dengan garis lurus satu.
3a. $S_{N}^{1}$ dan $S_{N}^{2}$ merujuk pada jenis reaksi substitusi nukleofilik,
di mana $S_{N}^{1}$ adalah reaksi substitusi nukleofilik unimolekuler dan
$S_{N}^{2}$ adalah reaksi substitusi nukleofilik bimolekuler.
Mekanisme SN2 melibatkan transfer dua pasangan elektron yang terjadi pada
waktu yang sama; menyerang nukleofil (panah merah) dan meninggalkan gugus
(panah biru). Nukleofil OH– mendekati karbon elektrofilik dari sisi belakang, sisi
yang berlawanan dengan arah keluarnya gugus pergi Br. Ketika nukleofil OH–
semakin dekat, Br juga mulai menjauh. Pembentukan ikatan C—OH yang baru dan
pemutusan ikatan C—Br yang lama terjadi secara bersamaan. Dalam momen
transien yang sangat singkat, atom karbon sebagian terhubung dengan OH dan Br,
yang memberikan keadaan tingkat energi tertinggi dari keseluruhan proses yang
disebut keadaan transisi. Dalam keadaan transisi reaksi SN2, terdapat lima gugus
di sekitar karbon dan karbon tersebut dapat disebut “pentakoordinasi”. Ketika
OH– semakin mendekati karbon, Br semakin menjauh darinya bersama pasangan
elektron ikatan. Akhirnya, ikatan baru terbentuk sempurna dan ikatan lama
terputus sepenuhnya, menghasilkan produk CH3OH.
b. Mekanisme reaksi orde 1 yang diberikan melibatkan pembentukan karbokation
sebagai intermediate. Molekul $(CH_{3})_{3}C-$ kehilangan satu gugus $CH_{3}$
untuk membentuk karbokation, kemudian nukleofil menyerang karbokation
tersebut.
c. Mekanisme reaksi orde 2 yang diberikan melibatkan reaksi antara ion alkoksida
dengan alkil halida primer untuk membentuk alkiloksium ion. Ini adalah reaksi
substitusi nukleofilik bimolekuler di mana kedua reaktan berpartisipasi dalam
langkah penentu kecepatan reaksi.
4a. Dari $\Delta G^{o}$ yang negatif (-300,2 kJ/mol), reaksi pembakaran belerang
(S(s) + O2 > SO2) adalah reaksi yang sangat stabil secara termodinamika. Hal ini
menunjukkan bahwa reaksi tersebut cenderung spontan dan menghasilkan energi
bebas.
b. Pada suhu kamar, jika belerang dicampur dengan gas $O_{2}$, reaksi
pembakaran belerang akan terjadi karena energi bebas reaksi negatif. Reaksi ini
akan menghasilkan gas $SO_{2}$ dan melepaskan energi dalam bentuk panas dan
cahaya. Oleh karena itu, belerang akan terbakar dengan gas $O_{2}$ pada suhu
kamar karena reaksi tersebut bersifat eksotermik dan stabil secara
termodinamika.
5. Reaksi yang diharapkan tidak spontan adalah reaksi pertama: $C(gr) + O_{2}(g) \
rightarrow CO_{2}$ dengan $\Delta EN = 1,0$.
Mekanisme reaksi ini melibatkan protonasi alkohol oleh asam nitrat (HONO2)
dalam kehadiran ion H+. Proses ini menghasilkan alkoksium ion yang kemudian
dapat bereaksi lebih lanjut dengan asam nitrat untuk membentuk senyawa
alcohol nitric acid A.