Anda di halaman 1dari 1

Nama : Amartia Eksa Irtanti

No.Bp : 1810421030
Tugas Ekologi Hutan

Autekologi Tumbuhan Invasif di Taman Nasional Way Kambas (Studi Kasus Melaleuca Ieucadendra
dan Melastoma malabathricum)

Masalah keanekaragaman hayati saat ini meliputi HIPPO+C (Habitat Destruction, Invasive Spesies,
Pollution, Population, Over Eksploitation, Climate change). Dari banyaknya faktor yang dapat
mempengaruhi masalah keanekaragaman hayati ialah spesies invasif. Spesies lokal maupun asing yang
memperoleh keuntungan kompetitif setelah hilangnya halangan alamiah bagi perbanyakannya yang
memungkinkannya untuk menyebar secara massif dan menimbulkan kerugian ekologi, ekonomi maupun
social (Vale'ry et al. 2008; Permen LHK No P.94 th 2016).

Penelitian ini memiliki tujuan yakni menganalisis kondisi lingkungan dan faktor penyebab invasi gelam
dan senggani di TNWK, menganalisis keanekaragaman jenis tumbuhan dan dominasi gelam dan
senggani di TNWK, menganalisis peta sebaran gelam dan senggani di TNWK, menganalisis perubahan
vegetasi dan pemanfaatan habitat oleh satwa pascapengendalian senggani yang dilakukan secara
manual di TNWK, serta merumuskan upaya pengendalian invasi senggani secara manual di TNWK.
Adapun metode penelitian yang menggunakan metode analisis vegatasi, dominansi, faktor biotik dan
abiotik, peta sebaran, pencabutan invasif, perubahan vegetasi dan respon satwa, serta upaya
pengendalian.

Spesies lokal juga dapat menjadi invasif adalah Merremia peltata di TNBBS, Arenga obtusifolia (Langkap)
di TN Ujung Kulon. Tumbuhan invasif mengancam keanekaragaman hayati di berbagai kawasan
konservasi di Indonesia. Nah, Bagaimana dengan TN Way Kambas ? Kenyataannya kawasan TN Way
Kambas masih belum ada penelitian tumbuhan invasif yang dilakukan dilokasi tersebut. Berdasarkan
hasil pemantauan awal, rawa-rawa di TNWK telah terinvasi oleh Melaleuca Ieucadendra (Gelam) dan
Melastoma malabathricum (Senggani).

Upaya Pengendalian Batang gelam yang telah di tebang masih mampu tumbuh menghasilkan tunas baru
yang diduga terdapat simpanan biji yang melimpah di bawah tegakan gelam pengendalian secara
mekanik saja akan sulit dilakukan. Upaya pengendalian dapat dipadukan dengan penggunaan herbisida,
misalkan di oles pada tunggul sisa pemotongan (cut-stump) atau dioleskan pada batang yang dilukai.

Kesimpulannya ialah terbukanya tutupan tajuk hutan dan kekeringan yang terjadi di areal rawa saat
musim kemarau menjadi faktor pemicu invasi gelam dan senggani di TNWK, gelam memiliki Indeks Nilai
Penting yang tinggi pada ekosistem rawa sedangkan senggani memiliki Indeks Nilai Penting yang tinggi
pada ekosistem rawa dan alang-alang, Senggani memiliki kemampuan menginvasi yang lebih luas
dibandingkan gelam karena sifat bioekologi yang lebih kompetitif dengan kemampuan dispersal dan
preferensi habitat yang lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai