Anda di halaman 1dari 13

UJI POTENSI DAUN SIRSAK (Annona muricata L) UNTUK MENGENDALIKAN

HAMA ULAT KROP (Crocidolomia pavonana F)


Oleh :

I Dewa Made Arimbawa1), Ni Gst. Ag. G. Eka Martiningsih2), Cokorda Javandira3)


123)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati
Denpasar
Corresponding Outhor : dewamade.arimbawa@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Uji Potensi Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) untuk
mengendalikan hama ulat krop (Crocidolomia pavonana F). Penelitian yang dilakuakan di
Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan tertanggal 6 Oktober 2016 sampai 7 Februari 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak daun sirsak dalam pengendalian hama
ulat krop. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat taraf kosentrasi
ekstrak daun sirsak dan satu kontrol (tanpa pemberian ekstrak) yaitu 10ml/ 100 mL aquades (P1)
,20ml/ / 100 mL aquades (P2), 30ml/ 100 mL aquades (P3), dan 40ml/ 100 mL aquades (P4).
Perlakuan diberikan melalui pakan yang bekerja sebagai racun perut (RP) dan diberikan melalui
olesan menggunakan kuas pada tubuh serangga yang bekerja sebagai racun kontak (RK). Hasil
penelitian perlakuan dengan kosentrasi 40ml/ 100mL aquades memberikan hasil yang terbaik
dibandingkan dengan perlakuan dosis yang lain terhadap semua parameter yang diamati seperti
pada pengamatan racun perut (RP), racun kontak (RK).

Kata kunci : Potensi, Racun perut, dan Racun kontak

AGRIMETA. Vol.8 No.15. April 2018. ISSN : 2088-2521 Page 60


PENDAHULUAN
Pengendalian hama di lahan insektisida botani. Daun sirsak mengandung
pertanian dengan menggunakan pestisida senyawa acetoginin antara lain asimisin,
kimia diketahui memiliki berbagai macam bulatasin, dan squamosin (Kardinan, 2005)a.
dampak yang berbahaya bagi kesehatan Senyawa yang terkandung dalam daun
manusia dan dapat merusak lingkungan. Hal sirsak (Annona sp) bersifat sebagai penolak
tersebut dapat terjadi karena tidak semua serangga (Prijono, 1999). Menurut
pestisida kimia yang digunakan mampu Tjokronegoro (1987) ekstrak daun sirsak
mengenai OPT sasaran. Sekitar 30% menyebabkan kematian larva Bombyx mori
pestisida terbuang ke tanah pada musim pada kosentrasi 3,5 mg dalam 1 g pakan
kemarau, dan 80% pada musim hujan dan buatan serta bersifat anti makan terhadap
kemudian pestisida ini akan terbuang juga Crocidolomia binotalis. Arimbawa.,dkk
dalam perairan (Suryaningsih dan (2014) dalam penelitiannya mengatakan
Hadisoeganda 2004). bahwa penggunaan ekstrak daun sirsak
dapat menurunkan daya makan hama ulat
Salah satu alternatif pengendalian
krop sampai kematian dengan kosentrasi
hama yang aman bagi lingkungan dan
40ml/l ekstrak daun sirsak.
mampu mewujudkan pertanian yang
berkelanjutan adalah pengendalian secara Kandungan daun sirsak mengandung
biologis dengan memanfaatkan berbagai senyawa acetoginin, antara lain asimisin,
senyawa kimia alami yang berasal dari bulatacin dan squamosin. Pada konsentrasi
tumbuhan. Pemanfaatan insektisida nabati tinggi, senyawa acetogenin memiliki
selain dapat mengurangi dampak keistimewaan sebagai anti feedent. Dalam
pencemaran lingkungan, bahannya mudah di hal ini, serangga hama tidak lagi bergairah
dapat, dan harganya relatif lebih murah untuk melahap bagian tanaman yang
apabila dibandingkan dengan pestisida kimia disukainya. Sedangkan pada konsentrasi
(Untung, 1996). rendah, bersifat racun perut yang bisa
mengakibatkan serangga hama mati
Tumbuhan yang dilaporkan memiliki
(Septerina, 2002). Menurut Kardinan
aktivitas insektisida adalah tumbuhan sirsak
(2002)b, karena terbuat dari bahan
(Annona muricata). Daun sirsak mempunyai
alami/nabati maka jenis pestisida ini bersifat
prospek untuk dikembangkan sebagai

AGRIMETA. Vol.8 No.15. April 2018. ISSN : 2088-2521 Page 61


mudah terurai di alam jadi residunya singkat terbunuh maka residunya cepat menghilang
sekali. Pestisida nabati bersifat “pukul dan di alam. Jadi tanaman akan terbebas dari
lari” yaitu apabila diamplikasikan akan residu sehingga tanaman aman untuk
membunuh hama pada waktu itu dan setelah dikonsumsi.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat berpotensi mengendalikan


maka rumusan masalah yang diangkat dalam perkembangan dan daya rusak hama ulat
penelitian ini adalah apakah penggunaan krop
ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati
.
TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui Potensi ekstrak 2. Untuk mengetahui dosis yang paling


daun sirsak terhadap pengendalian efektif dalam pengendalian hama
hama ulat krop. krop
HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis yang diajukan dalam daun sirsak 40 ml/ 100 ml aquades mampu
penelitian ini adalah penggunaan ektrak menghambat pertumbuhan hama ulat krop
.
MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 2. Sebagai bahan acuan pihak yang
berkopeten dalam pengembangan
1. Sebagai informasi kepada petani pestisida nabati
tentang manfaat ektrak daun sirsak
sebagai pestisida nabati dalam
pengendalian hama ulat krop OPT.
METODELOGI PENELITIAN

TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Pertanian Universitas Mahasaraswati


Laboratorium Agroteknologi Fakultas Denpasar.

WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan selama 5


bulan tertanggal 6 Oktober 2016 sampai 7
Februari 2017.
BAHAN DAN ALAT PENELITIAN
Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam aquades, detergent, tanaman kubis, dan


penelitian ini adalah : daun sirsak, ulat krop, madu.

AGRIMETA. Vol.8 No.15. April 2018. ISSN : 2088-2521 Page 62


Alat Penelitian
Alat yang di gunakan dalam kecil, pinset, timbangan elektrik, gunting,
penelitian ini terdiri dari ; Buku, pensil, pisau, hygronometer, gelas ukur 500ml dan
pulpen, dan penggaris, kamera, blender, kertas millimeter blok.
saringan, batang pengaduk, toples, kuas
METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Perlakuan yang dicoba dalam kontrol (tanpa aplikasi ekstrak). Perlakuan


penelitian ini adalah ekstrak daun sirsak diberikan melalui pakan yang sebagai racun
dengan empat konsentrasi yaitu 10 ml/100 perut (RP) dan diberikan melalui olesan
mL aquades (P 1 ), 20 ml/100 mL aquades pada tubuh serangga yang bekerja sebagai
(P 2 ), 30 ml/100 mL aquades (P 3 ), dan 40 racun kontak (RK) (Siahaya dan Rumthe
ml/100 mL aquades (P 4 ) dan satu perlakuan 2014).
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Larva Uji
Larva Crocidolomia pavonana laboratorium dan dipelihara dalam toples.
diambil dari lapangan (perkebunan) di Desa Serangga uji hasil pemeliharaan (larva instar
Apit Yeh. Baturiti Tabanan. Koleksi 3, dan imago) digunakan untuk percobaan.
serangga uji kemudian dibawa ke
Pemeliharaan imago betina
Serangga uji yang digunakan adalah diberikan dengan cara membasahkan pada
sepasang ngengat yang baru muncul dari kapas dan diletakkan di atas kain penutup
pupa. Ngengat dipelihara dalam satu toples toples sebagai pakan imago.
dengan diberikan pakan madu 10%. Larutan
Pemeliharaan Larva Uji
Pemeliharaan larva uji dilakukan menetas diberikan pakan kubis dengan
pada saaat imago bertelur sampai telur ukuran 10x10 cm setiap 1x24 jam. Larva uji
imago menetas. Larva uji yang sudah dipelihara sampai instar 3.
Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak
Daun sirsak 1,5 kg dipotong kecil- kain halus untuk memperoleh ekstrak daun
kecil kemudian diblender hingga halus dan sirsak 100%. Selanjutnya ekstrak diambil
direndam di dalam 1000 ml aquades selama sesuai dengan perlakuan.
24 jam. Hasil perendaman disaring dengan
Variabel Pengamatan

AGRIMETA. Vol.8 No.15. April 2018. ISSN : 2088-2521 Page 63


Variable yang diamati dari beberpa Respon pengamatan dilakuakan
percobaan yang dilakuakan meliputi : terhadap gejala awal keracunan, persentase
kematian larva uji (sehari setelah perlakuan mortalitas, dan stadia lanjut. Persentase
sampai pembentukan pupa dan imago), mortalitas dihitung dengan rumus: M =(d/N)
keaktifan makan diamati selama 12 jam. x 100 %, dimana M = mortalitas hama (%),
Selanjutnya, dihitung luas daun yang d = jumlah hama yang mati, dan N = jumlah
dikonsumsi menggunakan millimeter blok. hama yang diuji. (Siahaya dan Rumthe
2014).
Rancangan Penelitian dan Analisis Data
Penelitian dirancang menggunakan diulang lima kali sehingga jumlah seluruh
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang perlakuan adalah 25 perlakuan. Hasil
terdiri dari empat perlakuan konsetrasi pengamatan dilakukan analisis sidik ragam
ekstrak dan satu perlakuan tanpa ekstrak dan uji lanjut menggunakan BNT dengan
sebagai kontrol, masing-masing perlakuan taraf nyata 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
Mortalitas hama merupakan berbeda sangat nyata (P<0.01), terhadap
kematian yang terjadi pada hama suatu mortalitas hama ulat krop baik yang
tanaman yang diakibatkan oleh penggunaan diberikan melalui racun kontak (RK) dan
pestisida. Dari hasil analisis statistika racun perut (RP), dan juga berbeda sangat
menunjukan bahwa perlakuan kosentrasi nyata (P<0,01) terhadap luas daun yan
ekstrak daun sirsak menunjukan hasil yang dimakan (tabel 1)
Table 1. Signifikasi pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak terhadap ulat krop
No Variable Pengamatan Signifikasi

1 Mortalitas pada Racun Kontak **


2 Mortalitas pada Racun Perut **
3 Luas Daun yang Dimakan **

Mortalitas Ulat Krop pada Racun Kontak Ekstrak Daun Sirsak


Kosentrasi ekstrak daun sirsak mortalitas menurun menjadi 32% pada
melalui racun kontak memberikan kosentrasi ekstrak sirsak 30ml/ 100ml (P3),
pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) 24% pada kosentrasi ekstrak sirsak
terhadap mortalitas ulat krop (Tabel 1). 20ml/100ml (P2), 20% pada kosentrasi
Mortalitas ulat krop tertinggi terjadi pada ekstrak sirsak 10ml/100ml (P1), pada
perlakuan kosentrasi ekstrak sirsak 40ml/ kosentrasi ekstrak 10ml/100ml dan sampai
100ml (P4) yaitu sebesar 52% , kemudian tidak terjadi kematian ulat krop pada

AGRIMETA. Vol.8 No.15. April 2018. ISSN : 2088-2521 Page 64


kontrol (Tanpa pemberian ekstrak sirsak) (Tabel 2)
Tabel Mortalitas larva hama ulat krop pada 6 hari setelah perlakuan ekstrak daun sirsak
Rata-rata Mortalitas (%)
Kosentrasi
Racun kontak Racun Perut (RP) Jumlah daun
(RK)
P0 0a 0a 8.1a
P1 20a 4a 6.36b
P2 24b 20b 5.62c
P3 32b 28b 4.6d
P4 52bc 44cd 3.34e
BNT 5% 0.37 0.42 6.25
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama dalam kolom
menunjukan tidak beda nyata menurut BNT 0.05
P0 : Kontrol
P1 : 10 ml/ 100mL aquades
P2 : 20 ml/ 100mL aquades
P3 : 30 ml/ 100mL aquades
P4 : 40 ml ml/ 100mL aquades
Mortalitas %

100
52
24 32
50 20
0
0
P0 P1 P2 P3 P4
Mortalitas ulat krop pada racun kontak ekstrak daun sirsak

Gambar Mortalitas ulat krop pada racun kontak ekstrak daun sirsak

Keterangan :

PO : Kontrol
P1 : 10 ml/ 100mL aquades
P2 : 20 ml/ 100mL aquades
P3 : 30 ml/ 100mL aquades
P4 : 40 ml ml/ 100mL aquades

AGRIMETA. Vol.8 No.15. April 2018. ISSN : 2088-2521 Page 65


Mortalitas Ulat Krop pada Racun Perut Ekstrak Daun Sirsak
Kosentrasi ekstrak daun sirsak ekstrak sirsak 30ml/ 100ml (P3), 20% pada
melalui racun perut memberikan pengaruh kosentrasi ekstrak sirsak 20ml/100ml (P2),
yang sangat nyata (P<0,01) terhadap 4% pada kosentrasi ekstrak sirsak
mortalitas ulat krop (Tabel 4). Mortalitas 10ml/100ml (P1), pada kosentrasi ekstrak
ulat krop tertinggi terjadi pada perlakuan 10ml/100ml dan sampai tidak terjadi
kosentrasi ekstrak sirsak 40ml/ 100ml (P4) kematian ulat krop pada kontrol (Tanpa
yaitu sebesar 44%, kemudian mortalitas pemberian ekstrak sirsak)
menurun menjadi 28% pada kosentrasi
50
Mortalitas %

40
30
44
20
28
10 20
0 4
0
P0 P1 P2 P3 P4
Kosentrasi Ekstrak Daun Sirsak

Gambar Mortalitas ulat krop pada racun perut ekstrak daun sirsak
Keterangan Grafik :
PO : Kontrol
P1 : 10 ml/ 100mL aquades
P2 : 20 ml/ 100mL aquades
P3 : 30 ml/ 100mL aquades
P4 : 40 ml ml/ 100mL aquades
Luas daun kubis yang dimakan ulat krop
Kosentrasi ekstrak daun sirsak aquades (P10),5,26% pada kosentrasi
memberikan pengaruh sangat nyata (P> ekstrak 20ml/ 100ml aquades (P20), 4,6%
0,01) terhadap daya maka hama ulat krop pada ekstrak daun sirsak 30ml/ 100ml
(gambar 5). Daya makan ulat krop tertinggi aquades, dan 3,34% pada ektrak sirsak
terjadi pada perlakuan kosentrasi ekstrak 40ml/ 100ml aquades. Disini tampak bahwa
sirsak Po (kontrol) yaitu sebesarb 8,1%, semakin tinggi kosentrasi ekstrak daun
kemudian menurun menjadi 6,36% pada sirsak yang diberikan maka luas daun kubis
kosentrasi ekstrak sirsak 10ml/ 100 ml yang dimakan akan semakin kecil.

AGRIMETA. Vol.8 No.15. April 2018. ISSN : 2088-2521 Page 66


uas daun yang
10
8

dimakan
6
8.1
4 6.36 5.62
2 4.6 3.34
0
P0 KoPs1e0ntrasi eksPt2r0ak daun sPi3r0sak P40

Gambar Jumlah Luas Daun yang Dimakan


Keterangan Grafik :
PO : Kontrol
P1 : 10 ml/ 100ml aquades
P2 : 20 ml/ 100ml aquades
P3 : 30 ml/ 100ml aquades
P4 : 40 ml ml/ 100ml aquades

Pengamatan Daya Makan Hama Ulat Krop


Dari table 3 diatas dapat dilihat P2. Masuk pada pengamatan hari ke 4
bahwa pada pengamatan hari pertama yang perlakuan P2, P3, dan P4 sudah tidak ada
dilakukan pada pengamatan 4 jam sampai 8 keaktifan makan lagid ibandingkan dengan
jam terlihat keaktifan makan hama uji masih kontrol.
sangat signifikan (+) pada uji perlakuan. Di
pengamatan hari ke dua terlihat pada Ketidakaktifan makan pada larva uji
perlakuan P2, P3 yang pada pengamatan jam diakibatkan oleh zat yang terkandung dalam
16.00-19.00 wita terjadinya kurangnya ekstrak daun sirsak. Ekstrak daun sirsak
keaktifan makan pada hama uji (-) mengandung senyawa Alkaloid yang
dibandingkan dengan perlakuan pada P1 dan berfungsi sebagai pelindung tanaman atau
P4 dan kontrol. Pada pengamatan jam ke tumbuhan dari serangan hama dan penyakit,
20.00-23.00 wita masih pada pengamatan zat saponin berfungsi sebagai memberikan
hari ke dua sudah terlihat kurangnya rasa pahit pada tanaman sehingga daya
keaktifan makan hama uji pada perlakuan makan pada hama uji akan menurun.
P1, P2, P3, dan P4 (-) dibandingkan dengan Terjadinya kematian pada larva uji hal ini
kontrol. Dipengamatan Hari ketiga terlihata diakibatkan kurangnya proses pencernaan
pada uji perlakuan P3 dan P4 sudah mulai dalam tubuh hama uji yang diakibatkan oleh
adanya penurunan daya makan senyawa zat tanin yang terkandung dalam
dibandingkan pada perlakuan uji P0, P1 dan ekstrak daun sirsak.
Waktu Pengamatan
1 Hari 2Hari 3Hari 4Hari
Perlakuan
(06.00- (11.00- (16.00- (20.00- (06.00- (11.00- (16.00- (20.00-
10.00 15.00 19.00 23.00 10.00 15.00 19.00 23.00

AGRIMETA. Vol.8 No.15. April 2018. ISSN : 2088-2521 Page 67


Wita) Wita) Wita) Wita) Wita) Wita) Wita) Wita)
P0 + + + + + + + +
P1 + + + - + + + -
P2 + + - - + + - -
P3 + + - - - - - -
P4 + + + - - - - -
Tabel : Pengamatan Daya Makan Hama Ulat Krop
Keterangan :
+ : Aktifan makan
- : Tidakaktifan makan
PEMBAHASAN
Gejala awal keracunan pada racun
kontak (RK) dan racun perut (RP)
Prilaku hama krop (Crocidolomia tidak berlangsung begitu lama, dimana larva
pavonana F) yang nampak pada perlakuan uji kembali aktif makan dan membentuk
racun kontak adalah larva bergerak aktif lipatan pada daun kubis sebagai pakannya.
naik ke permukaan wadah toples dan turun Kedua perlakuan menunjukan gejalan-gejala
kembali. Pada perlakuan racun perut terlihat kematian yang sama hanya saja berbeda
bahwa larva bergerak aktif pada daun kubis, waktu, dimana perlakuan racun kontak (RK)
kemudian naik ke atas wadah toples. Hal ini lebih
awal dibandingkan perlakuan racun yang sama pada kedua perlakuan yang
perut (RP), dan terjadi perubahan warna diakibatkan oleh taraf kosentrasi.
Persentase mortalitas

Dari hasil analisi statistik sisa larva uji mampu bertahan hingga
perhitungan uji beda nyata menunjukkan memasuki stadia pupa dan imago.
bahwa pada aplikasi ekstrak daun sirsak baik
yang diberikan melalui pakan maupun Mortalitas hama tertinggi didapat
kontak berpengaruh nyata terhadap pada perlakuan P 4 yaitu pada perlakuan
mortalitas uji hama ulat krop. Aplikasi racun kontak maupun racun perut sebesar
ekstrak daun sirsak dengan kosentrasi 40 ml/ 52% dan 44%, sedangkan mortalitas yang
100 mL aquades dapat membunuh 99% terendah pada racun kontak maupun racun
Crocidolomia pavonana F pada pengamatan perut yaitu pada aplikasi uji P 0 dengan
hari ke 5. Dalam pengamatan ini masih persentase yang sama sebesar 0%. terjadinya
tersisa beberapa larva instar 3 hama ulat mortalitas kematian hama ini diakibatkan
krop yang mampu melanjutkan siklus oleh zat yang spesifik terkandung pada daun
hidupnya sampai stadia pupa dan imago. sirsak yang dapat mampu menghambat
perkembangan pertumbuhan dari larva hama
Pada konsentrasi Kontrol,P 1 ,P 2 ,P 3 dan P4
ulat krop. senyawa kimia dari daun sirsak

AGRIMETA. Vol.8 No.15. April 2018. ISSN : 2088-2521 Page 68


tersebut yakni senyawa annonain yang dapat sirsak juga mengandung senyawa tannin
berperan sebagai insektisida, larvasida, dalam kadar yang tinggi. Senyawa tannin
penolak serangga (repellent), dan anti- merupakan suatu senyawa yang dapat
feedant (Tohir 2010). memblokir ketersediaan protein dengan
membentuk komplek yang kurang bisa
Kematian hama uji larva
dicerna oleh serangga atau dapat
Crocidolomia pavonana F diakibatkan oleh
menurunkan kemampuan pencernaan bagi
senyawa yang terkandung dalam
serangga. Senyawa tesebut dapat
biopestisida daun sirsak, selain dapat
menghambat atau memblokir aktivitas
menghambat pertumbuhan dan
enzim pada saluran pencernaan sehingga
perkembangan serangga hama ,
akan merobek pencernaan serangga, dan
menghambat makan, dan juga dapat
akhrnya menimbulkan efek kematian bagi
mematikan. Selain itu, biopestisida daun
serangga Pabbage dan Tenrirawe (2007)
Uji anti makan hama ulat krop
Dilihat dari kosentrasi ekstak yang makan . ektrak dengan kosentrasi P 4 pada
diberikan terlihat bahwa semakin tinggi penelitian ini merupakan kosentrasi yang
kosentrasi ektrak yang diberikan makan luas mempunyai tingkat penghambatan makan
daun yang dimakan semakin sedikit. Pada paling tinggi yaitu 3.34%. penurunan
uji ektrak terlihat sangat berbeda nyata pada konsumsi makan larva uji diduga karena
aplikasi P 4 yaitu 3.34% dibandingkan Po kandungan senyawa alelokimia yang
sebagai Kontrol 8.1% dan pada kosentrasi terdapat dalam ekstrak daun sirsak.
P 1 6.36%, P 2 5.62%, P 3 4.6%. Batasan Kelompok senyawa pada tanaman sirsak
mengenai kosentrasi yang efektif bagi adalah annonain, muricinine, reticuline,
senyawa yang bersifat anti makan belum ada serta asam hidrosianik (Morton, 1987).
standarnya. Beberapa peneliti mengatakan
bahwa suatu senyawa yang mempunyai Menurut Schoonhoven (1982),
aktivitas sebagai anti makan terlihat alkaloid dan terpenoid sangat berpotensi
berpengaruh pada kosentrasi yang dapat sebagai penghambat makan sejumlah
menghambat makan hingga 50% (Bernays serangga. Biasanya pada larva Lepidoptera
dan Chapman 1978). Namun beberapa ditemukan suatu reseptor khsus berupa sel
peneliti lainnya mengatakan bahwa senyawa sensilla yang terdapat pada maksila. Sel
anti makan efektif bila dapat menghambat tersebut dapat merespon berbagai alkaloid
makan sekitar 80-100% (Schoonhoven, yang pada kosentrasi tertentu beraksi sebgai
1982). penghambat makan. Mulyaman dkk, 2000.
Ekstrak daun sirsak mulai kosentrasi Mengatakan bahwa senyawa yangberhasil
P 2 6.36% ,P 3 4.6% hingga kosentrasi P 4 yang diisolasi dari tanaman sirsak adalah
3.34 % sudah menghambat makan acetoginin yang terdiri dari annonacin,
Crocidolomia pavonana F. sehingga dapat asimisin, bulatacin, dan squamosin. Pada
dikatan bahwa ekstrak daun sirsak mulai kosentrasi yang tertinggi acetoginin akan
dari kosentrasi P 2 mempunyai aktivitas anti bersifat anti makan pada serangga,

AGRIMETA. Vol.8 No.15. April 2018. ISSN : 2088-2521 Page 69


sedangkan pada kosentrasi rendah bersifat kematian.
sebagai racun perut dan dapat menyebabkan
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat dan berpengaruh nyata pada tingkat anti
disimpulkan bahwa penggunaan ekstrak makan uji larva. Hasil perhitungan uji ektrak
daun sirsak sebagai pestisida nabati P 4 memperlihatkan tingkat kematian yang
berpengaruh nyata terhadap Pertumbuhan cepat selama 5 hari, dan uji anti makan pada
hama Crocidolomia pavonana F pada dosis P 4 memperlihatkan penurunan makan yang
40ml/ 100ml aquades (P 4 ) terhadap uji sangat signifikan dibandingkan dengan uji
mortalitas racun kontak maupun racun perut larva kontrol

SARAN-SARAN
Bedasarkan kesimpulan di atas maka aquades, dan perlu dilakukan penelitian
dapat disarankan bahwa dalam pengendalian lebih lanjut lagi untuk menentukan
hama khususnya hama ulat krop sebaiknya kosentrasi yang terbaik untuk penelitian
menggunakan pestisida nabati ekstrak daun dilapangan.
sirsak dengan kosentrasi 40ml /100ml

AGRIMETA. Vol.8 No.15. April 2018. ISSN : 2088-2521 Page 70


DAFTAR PUSTAKA

Arimbawa, D, M., Sedemen. I, Septerina, N. J. (2002). Pengaruh ekstrak


Nengah.Kartika. Ida, Ayu, Javandira. daun sirsak sebagai insektisida
Cokorda, 2015 Formulasi ekstrak Rasional terhadap pertumbuhan dan
daun sirsak (Annona muricata L) hasil tanaman Paprika varietas Bell
untuk mengendalikan hama krop Boy. Dept. of Agronomy.Bandung.
(Crocidolomia pavonana F) pada
tanaman kubis. Suryaningsih E dan Hadisoeganda WW.
2004. dalam Abdul Mujib dkk,
Kardinan, b. 2002. Pestisida Nabati. Penebar (2014). Pestisida Botani untuk
Swadaya Jakart. mengendalikan hama dan penyakit
pada tanaman sayuran. Edisi I. Balai
Prijono D. 1999. Dalam Trisnowati B. dkk, Penelitian Tanaman Sayuran,
(2012. Aktivitas insektisida ektrak Bandung, 36 hlm.
beberapa bagian tanaman Aglaica
odarata Lour (Meliaceae) terhadap Tjokronegoro RK. 1987. Penelusuran
ulat crop kubis Crocidolomia senyawa kandungan Tumbuhan
binotalis. Kumpulan inti sari pada Indonesia : Bioaktif terhadap
Forum Komunikasi IImiah serangga. Disertasi. Universitas
Pemanfaatan Pestisida Nabati. Balai Padjadjaran, Bandung.
Penelitian Tanaman Rempak dan
Obat. Pusat Penelitian dan Untung, K. 1996. Dalam Mayestic Silvery
Pengembangan Tanaman Chitami Mawutu, 2015 Pengantar
Perkebunan, Departemen Kehutanan pengelolaan hama terpadu. Gadjah
dan Perkebunan, Bogor. Mada Universitas Press. Yogyakarta.

AGRIMETA. Vol.8 No.15. April 2018. ISSN : 2088-2521 Page 71


13

Anda mungkin juga menyukai