Anda di halaman 1dari 13

0

DIVISI INFANTERI 2/VIRA CAKTI YUDHA


BATALYON ARHANUD 2/AMWANGA BHUANA WICESA

Konsepsi Smart Defense Employment Satuan Arhanud TNI AD di Wilayah IKN


sebagai Center of Gravity dari Ancaman Udara Modern

BIODATA PENULIS :

NAMA : Luthfi Noviardi, S.E., S.Sos., M.Han., M.Sc.


PANGKAT/KORPS/NRP : Letkol Arh NRP 1104003761182
JABATAN : Komandan Batalyon
KESATUAN : Yonarhanud 2/ABW/2 Kostrad
EMAIL & NO HP : Luthfiarupadatu@gmail.com/081235602004
KODE :
1

Konsepsi Smart Defense Employment Satuan Arhanud TNI AD di Wilayah IKN


sebagai Center of Gravity dari Ancaman Udara Modern

ABSTRAK
Stabilisasi kekuatan TNI AD salah satunya adalah dengan membentuk satuan taktis
dan administratif baru berdasarkan analisa perkembangan ancaman strategis terhadap
keberadaan Objek Vital Nasional yang bernilai strategis bagi kehidupan Negara.
Pertimbangan strategis TNI AD tersebut diwujudkan antara lain dengan menentukan
disposisi satuan yang bersifat taktis dan administratif yang akan dibentuk terkait dengan
tugas pokoknya untuk menjaga kedaulatan wilayah daratan NKRI, khususnya IKN yang
direncanakan untuk relokasi di wilayah Kalimantan Timur. Meskipun demikian, IKN tidak
lepas dari kemungkinan adanya ancaman militer, terutama melalui ruang udara. Oleh
karena itu pembangunan Sistem Pertahanan Udara Arhanud TNI AD diharapkan
terintegrasi dengan desain pembangunan IKN yang sesuai dengan doktrin pertahanan
udara aktif dan pasif, serta strategi berlapis dengan pertahanan cerdas (smart defense
employment)

Kata kunci : Smart Defense Employment, Objek Vital Nasional, Ibu Kota Negara (IKN)

PENDAHULUAN
Ibu kota Negara (IKN) adalah kota tempat kedudukan pusat pemerintahan suatu
Negara serta merupakan tempat dihimpunnya unsur administratif, baik unsur eksekutif,
legislatif maupun yudikatif. Dari definisi tersebut, dapat dikategorikan bahwa IKN
merupakan Center of Gravity (COG) yang bernilai strategis dan memiliki tingkat ancaman
yang sangat tinggi. Mengingat kapasitasnya sebagai COG, maka IKN dapat menjadi pusat
kekuatan, sekaligus pusat kerawanan yang akan menentukan menang atau kalahnya
suatu Negara dalam perang. Hancurnya IKN secara signifikan akan berdampak jangka
menengah dan jangka panjang pada lumpuhnya proses kehidupan seluruh aspek
kehidupan suatu Negara. Nilai strategis IKN akan menjadikannya sasaran “utama”
serangan udara lawan yang di masa kini dan mendatang semakin berkembang sejalan
dengan perkembangan teknologi. Namun dalam kenyataannya, salah satu ancaman
utama di wilayah udara Indonesia adalah pesawat negara atau pesawat militer. Selain itu,
terkait dengan wahana udara tak berawak, dalam analisis menggunakan teori Air Power,
ancaman di wilayah udara juga dapat berupa rudal jelajah/balistik, baik yang ditujukan
untuk target di udara, laut, maupun darat.
2

Dari latar belakang permasalahan di atas maka dapat diidentifikasi beberapa


persoalan yaitu a) Gelar satuan Arhanud yang “ideal” dihadapkan dengan tugas Pokok
Arhanud dalam Opshanudnas dan Opshanud Matra Darat di wilayah udara Nasional IKN;
b) Jenis Alutsista Hanud yang cocok untuk satuan Arhanud dengan tipologi daerah gelar
IKN dihadapkan kepada tugas pokok menghadapi ancaman udara modern; dan c) Postur
Prajurit Arhanud “ideal” yang akan mengawaki Alutsista Arhanud ke depan yang semakin
sarat dengan teknologi. Dari beberapa persoalan tersebut, penulis berada pada standing
position bahwa sistem pertahanan Center of Gravity IKN dapat dibangun dengan kuat
apabila beberapa persoalan diatas dapat diatasi dengan menggunakan Smart Defense
Employment Arhanud TNI AD yang berlapis dan terintegrasi. Dari posisi ini maka dapat
diambil suatu rumusan masalah yaitu bagaimana membangun konsep Smart Defense
Employment Satuan Arhanud TNI AD di Wilayah IKN sebagai Center of Gravity dari
Ancaman Udara Modern?
Permasalahan di atas penting untuk diselesaikan karena akan sangat berpengaruh
langsung terhadap penyusunan pertahanan udara IKN yang ideal. Adapun nilai guna dari
tulisan ini juga akan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penentuan sarana dan
prasarana pertahanan udara yang akan berpengaruh cukup signifikan terhadap
penggelaran kekuatan Arhanud TNI AD dalam mengatasi berbagai bentuk ancaman udara
yang semakin kompleks di IKN. Maksud dari penulisan essay ini yaitu untuk memberikan
gambaran tentang upaya pembentukan sistem pertahanan udara Smart Defense
Employment melalui pemilihan Alutsista yang modern sehingga dapat memberikan
pelindungan udara secara berlapis dan terintegrasi secara efektif sebagai payung udara
IKN di masa yang akan datang. Essay ini disusun dengan tujuan memberikan gagasan
atau ide terhadap langkah logis dan realistis yang dapat diselenggarakan oleh satuan-
satuan Arhanud TNI AD sebagai First to fire and First line of defense. Agar tulisan ini lebih
fokus, maka dibatasi dengan ruang lingkup yang meliputi langkah-langkah yang dapat
dilakukan oleh TNI AD khususnya Arhanud TNI AD dalam melindungi wilayah udara IKN.
Penulisan ini essay ini disusun dengan tata urut meliputi pendahuluan, teori, framework,
pembahasan dan penutup.

TEORI
Pada tulisan ini, penulis menggunakan teori Pertahanan Cerdas (Smart Defense)
sebagai grand theory yang dirasa sangat relevan dalam penyusunan konsep awal sistem
pertahanan IKN dengan menangkal, menyangkal dan menghancurkan ancaman
pertahanan, sistem dan strategi pertahanan berlapis ditempuh dengan pertahanan cerdas
(smart defense) yaitu sinergi antara hard defense berupa pertahanan militer maupun soft
3

defense pertahanan nir militer.1 Grand theory ini dijabarkan melalui dua teori turunan yaitu
teori pertahanan udara terintegrasi dan teori pertahanan berlapis2.

FRAMEWORK
Framework yang digunakan pada tulisan ini berdasarkan pada ide konseptual
sebelumnya bahwa Pembangunan sistem pertahanan dan keamanan IKN Nusantara
sejatinya harus mempertimbangkan perubahan aspek evolusi perang, perubahan tipologi
perang (domain, musuh/lawan, dan tujuan), serta perubahan teknologi pertahanan. Oleh
karena itu upaya membangun kekuatan pertahanan di udara harus dikembangkan dalam
konteks operasi multidomain (terintegrasi) dan berlapis. Kondisi ini perlu dipahami
mengingat IKN belum terlibat dalam jejaraing Belt and Road Initiative (BRI), yang memiliki
pengaruh global terhadap kesejahteraan di masa depan sehingga kemungkinan rentan
terhadap konflik di Laut China Selatan yang melibatkan negara-negara besar

PEMBAHASAN.
Berdasarkan tingkat kemungkinan ancaman serangan udara terhadap wilayah IKN
dan penataan satuan TNI AD berdasarkan pertimbangan strategis, perlu adanya analisa
yang mendalam guna mempertimbangkan dan menyarankan tentang pentingnya
pengembangan dan pembentukan Satuan Arhanud di wilayah IKN baru di Kalimantan
Timur Arhanud TNI AD sebagai unsur pelaksana dalam menjaga spektrum pertahanan
udara harus paripurna dengan mengaplikasikan Smart Defense Employment yang
dilengkapi spesifikasi kesenjataan Arhanud modern serta dukungan anggaran yang besar
dari pemerintah.

Gelar satuan Arhanud yang “ideal” dihadapkan dengan tugas Pokok Arhanud dalam
Opshanudnas dan Opshanud Matra Darat di wilayah udara Nasional IKN
Perpindahan IKN tidaklah bermakna sederhana diikuti dengan pergeseran semua
kekuatan pertahanan yang tergelar untuk mengamankan wilayah Ibukota. pembangunan
kekuatan Hanud untuk melindungi IKN yang baru di Kalimantan Timur mutlak diperlukan
baik satuan yang bersifat taktis dan administratif yang memiliki kesiapan tinggi dalam
rangka memberikan kesiapan operasional terhadap setiap kemungkinan ancaman
serangan udara di wilayah IKN. Berdasarkan data saat ini di IKN hanya ada 1 Batalyon

1Indonesia,Undang-Undang tentang Pertahanan Negara, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002, Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3
2Rudiono, Suryanto,”Implementasi Tata Ruang Wilayah Pertahanan guna Meningkatkan Kualitas SDM dalam

Rangka Pembangunan Nasional”. Taskap Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLV, Lemhanas,
2010 hlm. 67
4

Artileri Pertahanan Udara (Batalyon Arh 7) yang mempunyai alutsista Meriam 23 mm/Zur
komposit dengan Rudal Grom untuk melindungi wilayah udara IKN. Fakta dari segi
kuantitas dan kualitas Alutsista Arhanud dihadapkan pada luasnya wilayah IKN belum
dapat memberikan keamanan terkait pertahanan udara guna mengantisipasi ancaman dari
Negara lain.
Sebagaimana dipahami dalam membangun IKN Nusantara diharapkan dapat
dibentuk suatu master plan yang dibangun dengan muatan berbasis teknologi dan local
wisdom dengan ciri khas smart defense serta smart security. Selain itu pertahanan yang
dirancang juga harus menggunakan pertahanan aktif berlapis pada kekuatan udara
terutama pada sisi Selatan – Barat IKN.
Hal yang menjadi hambatan terkait lokasi IKN yang mendekati Flight Informatin
Region (FIR) milik negara tetangga seperti Singapura, Kinabalu Malaysia, dan Manila
Filipina. Untuk itu ancaman kedaulatan wilayah udara sangat mungkin terjadi jika tidak
disiapkan secara baik. Selain itu, masih terdapat daerah blind spot yang tidak terjangkau
oleh radar, dan kurangnya koneksi daa antara pusat komando dan satuan pertahanan
udara di lapangan sehinga kualitas informasi intelijen udara menjadi suatu kelemahan
dalam menghadapi ancaman serangan udara.
Upaya yang dapat dilakukan adalah gelar alutsista Arhanud TNI AD secara stragis
harus dilaksanakan pengintegrasian alutsista Arhanud TNI AD yang berada di IKN kedalam
Network Centric Warfare. Untuk memastikan keamanan di masa depan, diperlukan sistem
pertahanan udara seperti Missile Air Defense dan Balistic Missile System yang akan
melindungi IKN dengan menciptakan keunggulan kekuatan udara. TNI AD juga akan
membentuk Kodam khusus IKN yang d idalamnya terdiri dari 1 Menarhanud terdiri dari 3
Yonarhanud (Yon Arhanud Jarak Pendek, Sedang & Jauh) serta mobilisiasi Meriam
Arhanud3 yang akan menjadi kekuatan dalam pembentukan gelar ideal Arhanud di IKN.
Disisi lain, Komisi I DPR RI telah mendukung program modernisasi alat utama sistem
senjata (alutsista)4 untuk memenuhi kebutuhan alat peralatan pertahanan, yang
mendukung kemampuan Komando Kendali Komunikasi Komputer Intelijen Pengamatan
Pengintaian dan Pengenalan (K4IP) yang memiliki andil dalam memperkuat deteksi atas
ancaman non militer yang dapat mengganggu pertahanan udara sebagai suatu peluang
dalam melindungi IKN.

3 Wibowo, Murbianto, ”PERAN TNI DALAM MEMBERDAYAKAN WILAYAH PERTAHANAN GUNA


KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN IBU KOTA NUSANTARA (IKN)”. Taskap Program Pendidikan Reguler
Angkatan (PPRA) LXIV, Lemhanas, 2022, hlm. 48
4 KOMISI 1 DPR, “PT. INTI Diharapkan Jadi Industri Strategis Bagi Kepentingan Pertahanan”

https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/26587/t/javascript diakses pada 31 Maret 2024


5

Jenis Alutsista Hanud yang cocok untuk satuan Arhanud dengan tipologi daerah
gelar IKN dihadapkan kepada tugas pokok menghadapi ancaman udara modern
Ibu kota negara memiliki kerawanan eksternal tinggi di seluruh matra atau dimensi,
yaitu darat, maritim, dan udara. Joint Warfare menjadi operasi yang harus dikedepankan,
untuk memitigasi risiko tersebut. Ruang udara menjadi matra, dengan tingkat kerawanan
tertinggi bagi IKN. Berdasarkan data kekuatan alutsista Arhanud TNI AD tertumpu pada
alutsista berupa rudal dan meriam jarak sangat pendek dengan usia yang bisa dibilang
sudah tidak muda lagi. Kekuatan Alutsista Arhanud TNI AD saat ini baru mencapai tingkat
kesiapan rata-rata 59,01 persen, yang meliputi: rudal jarak sangat pendek (Very Short
Range Air Defense / VSHORAD) unit dari berbagai jenis seperti rudal Mistral dan rudal
Starstreak. Beberapa meriam dengan berbagai kaliber juga masih digunakan. Merupakan
suatu fakta bahwa Nusantara berada di radius rudal antar benua (ICBM), dan hypersonic
negara besar. Selain itu, letak Nusantara mendekati Flight Information Region (FIR) negara
tetangga. Akibatnya, ruang udara di sekitarnya lebih mudah diintai, dan diinfiltrasi asing.
Joint Warfare di Nusantara pun harus disiapkan, untuk merespons tantangan geopolitik
IKN, yang dominan bersifat air centric.5
Trajektori perubahan teknologi militer dalam melindungi IKN diharapkan memiliki
senjata potensial dan teknologi baik yang telah muncul dalam perang konvensional
maupun kemungkinan “bentuk atau dampak lain” dari perang yang akan terjadi (melibatkan
perang informasi, perang siber, insurgencies, dan state-sponsored covert serta proksi).
Pembangunan sistem pertahanan dan keamanan IKN Nusantara juga mempertimbangkan
perubahan aspek evolusi perang, perubahan tipologi perang (domain, musuh/lawan, dan
tujuan), serta perubahan teknologi pertahanan.6
Analisa dari data dan fakta diatas bahwa pembangunan sistem pertahanan di IKN
Nusantara dapat dilaksanakan dengan mengintegrasikan konsep dan kebutuhan dari
keempat bidang lainnya (intelijen, siber, smart security, dan virtual maritime gate) kedalam
konsep smart defense yang dibangun di IKN Nusantara, Identifikasi mengenai daftar
kebutuhan dan tahapan pelaksanaan serta Pemetaan “deployment” bagi sumberdaya
pertahanan dan aspek pendukung berdasarkan lead actor (institusi yang membawahi),
lokasi, kebutuhan sumberdaya, dan lini masa pelaksanaan.7

5 Mahendra Putra Kurnia, dkk. “SISTEM PERTAHANAN IBU KOTA NUSANTARA DAN ASEAN POLITICAL-
SECURITI COMMUNITY”. Laporan Akhir Program Studi Sarjana Hukum, FH Universitas Mulawarman, 2022,
hlm. 54
6 Jupriyanto, “Mengkaji Strategi Pertahanan Ibu Kota Nusantara”, Online Paparan, Universitas Pertahanan,

2023, hlm. 5
7 Ibid. hlm. 6
6

IKN menghadapi jenis ancaman dari dalam (intranegara) dan luar negeri
(antarnegara). Menurut sumber Bappenas, Indonesia masih menghadapi potensi ancaman
agresi dengan kemungkinan bentuk serangan udara. Negara dengan kemampuan aset
intai, pesawat pembom, rudal jelajah berbasis udara dan hipersonik, dan pesawat tempur
nirawak (unmanned combat aerial vehicle) berpotensi menjadi kendala bagi pertahanan
udara IKN. Di Studi RAND (Research ANd Development) terkait spektrum kapabilitas
perang menunjukkan bahwa Indonesia belum mampu melaksanakan operasi gabungan,
pertempuran adaptif, maupun peperangan berbasis informasi dan pengetahuan. Kondisi
tersebut merepresentasikan kelemahan karakteristik TNI yaitu masih berciri “tentara
rakyat” dengan struktur kekuatan ringkas-kilat, kecenderungan melakukan operasi militer
berlarut dan terdapat stagnasi adopsi kemampuan baru.
Oleh karena itu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Kemampuan
Alutsista Arhanud TNI AD adalah memiliki alutsista dengan kemampuan rudal air-to-air
beyond visual range yang mampu mengatasi teknologi jet tempur generasi 5, dengan
kekuatan mampu menghilang dari deteksi radar dalam melindungi wilayah udara IKN.8
Alutsista tersebut di gelar dengan konsep smart defence sebagai kekuatan dengan
mengoptimalkan keberadaan drone dalam memperkuat pertahanan negara karena
memiliki peran strategis, diantaranya: sebagai bahan intelijen dengan melakukan
pengintaian udara tanpa risiko bagi personel militer; melancarkan serangan terhadap target
musuh yang didasarkan pada kecepatan, ketepatan, dan mobilitas menjadikannya pilihan
yang efektif dalam serangan terhadap musuh. Serta peluang yang didapat dari kerjasama
pemahaman tiga pilar pelaku iptek dalam pertahanan seperti perguruan tinggi
dan lembaga riset dan pengembangan, industri, dan user (TNI), pemerintah membentuk
kebijakan terpadu bidang iptek dan industri pertahanan yang diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan pertahanan udara yang dapat mendukung konsep smart defense Arhanud TNI
AD pada IKN. 9

Postur Prajurit Arhanud “ideal” yang akan mengawaki Alutsista Arhanud ke depan
yang semakin sarat dengan teknologi
Berdasarkan data, telah terjadi fokus pengembangan teknologi militer saat ini. Dari
yang sebelumnya teknologi fisik sangat dibutuhkan prajurit (flat-trajectory shoulder-fired

8 Carlo Kopp, ÚActive Electronically Steered Arrays a Maturing TechnologyÛ·dalam


http://www.ausairpower.net /ae sa -intro.html, 2002, diunduh pada 13 Juli 2016; dan Matt·ÚThe
Technological Maturity Of Chinese AESA Technology & Strategic ImpactsÛ·2015, dalam
http://manglermuldoon.blog spot.co.id/2015/01/the -technological -maturity-of-c hinese.html, diunduh pada
13 Juli 2016.
9R. Luthfi, “Implementasi Revolution in Military Affairs (RMA) dalam Kebijakan Pertahanan Indonesia”, 29 Juni

2012 hlm. 20
7

rifles, smokeless powder, dan artillery enabled byrailroad transport, dll). Menjadi senjata
potensial dan teknologi baik yang telah muncul dalam perang konvensional maupun
kemungkinan “bentuk atau dampak lain” dari perang yang akan terjadi (melibatkan perang
informasi, perang siber, insurgencies, dan state-sponsored covert serta proksi). Fakta yang
terjadi pada perubahan tipologi perang dari generasi ke generasi dapat diamati pada 3
aspek. Perubahan domain atau medan perang dari perang di darat atau laut, menjadi
perang yang melibatkan ranah siber, politik, informasi, kognitif dan sosial; Perubahan pada
aspek siapa yang menjadi “lawan”. Dari angkatan bersenjata (prajurit/tentara) menjadi lebih
luas dan kompleks karena melibatkan jaringan yang bersifat intangible (supra
combinations); dan Perubahan pada tujuan terjadinya suatu peperangan bergerak dari
tujuan yang bersifat “menghancurkan lawan secara riil di medan perang” menjadi
“menggagalkan upaya lawan dalam semua aspek yang dilakukan” untuk membuat
aneksasi atau tujuan lain dapat lebih mudah tercapai.10
Dari pandangan di atas diharapkan Prajurit Arhanud Arhanud TNI AD yang ideal
adalah Prajurit yang dapat dengan seksama beradaptasi dengan perubahan tipologi dan
perkembangan teknologi untuk menyiapkan kekuatan dalam menghadapi spektrum
perang udara di IKN.
Analisa dari data dan fakta yang telah dijelaskan sebelumnya SDM Prajurit Arhanud
harus dilaksanakan pemberdayan teknologi dengan pola Transfer of Technology (ToT)
saat Arhanud akan membeli alutsista baru dengan negara pembuat, developmen research
dengan menekankan pada pengembangan prototype suatu produk dan proses saat produk
itu dibuat serta diujicobakan11. Prajurit Arhanud TNI AD yang menguasai teknologi
merupakan hal mutlak yang perlu diimplementasikan agar kedepannya pengelolaan
alutsista Arhanud dapat lebih tepat sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam
pembangunan IKN berkelanjutan.
Rencana alokasi anggaran dalam realisasinya cenderung mengalami perubahan.
Ketidakleluasaan anggaran (budget constraint) dapat menjadi kendala terwujudnya
kekuatan pokok minimum yang akan menjadi suatu kelemahan. Sampai saat ini, alokasi
anggaran pertahanan Indonesia berkisar dibawah 1% PDB (Produk Domestik Bruto).
Kurangnya anggaran dapat berpengaruh kepada belanja militer yang pada akhirnya adalah
penurunan kemampuan pertahanan secara signifikan. Anggaran pertahanan Indonesia
yang relatif kecil (walau jika telah ditingkatkan menjadi 1,5% dari PDB sekalipun karena
postur organisasi pertahanan yang tambun) berimbas kepada alutsista yang dibeli dari

10 Jupriyanto, op. cit. hlm. 5


11 Murbianto, op. cit. hlm. 55
8

AS tidak mungkin sebanyak yang dibeli oleh Singapura dan Australia dari AS.12
Pemenuhan kebutuhan Alutsista Pertahanan Udara mencakup pemberdayaan industri
strategis nasional menuju kemandirian menjadi kendala dikarenakan berpotensi
mempengaruhi ketergantuan pada teknologi negara lain dalam proses ToT Prajurit
Arhanud TNI AD.
Namun Prajurit Arhanud TNI AD bukannya tidak mampu menyerap ilmu teknologi
dalam penguasan Alutsista pertahanan udara modern, adanya kekuatan merupakan
kualitas SDM yang profesional, Prajurit Arhanud banyak membuat inovasi-inovasi
modernisasi alutsista dengan memanfaatkan Sumber Daya yang ada. Pratu Teguh, Tabak
Rudal Atlas prajurit Yon Arhanud 2 telah menciptakan AMFU (ATLAS Monitoring Fire Unit)
yang berfungsi bagi Komando Atas untuk melihat apa yang dilihat oleh penembak ATLAS
secara real-time. Serta adanya peluang yaitu pemerintah mendukung TNI untuk
melaksanakan modernisasi alutsista. Pada tahun 2024, anggaran yang didapat oleh
Menteri Pertahanan mencapai 139 Triliun, yang merupakan anggaran terbesar di seluruh
jajaran kementerian.

PENUTUP
Melalui pendalaman yang dipelajari dari uraian diatas, dapat ditarik beberapa
kesimpulan/ pembelajaran (lesson learned). Dalam mempertahankan IKN, diperlukan
adanya sistem kendali komando dan strategi pertahanan yang disusun secara solid serta
koheren. Misalnya, dalam Pertempuran Britania, terdapat penguatan komando udara (air
command) yang mampu mencegah musuh dalam melakukan dominasi udara terhadap
Inggris. Selain itu, sistem Dowding pada perang ini membuktikan bahwa peningkatan
kemampuan pengintaian yang mendukung sistem deteksi dini berperan penting dalam
memberikan waktu bagi defender IKN untuk bersiap dalam melakukan serangan balasan
atau bahkan menginisiasi serangan ofensif lebih dulu13. Dari segi pengembangan Alutsista
sistem pertahanan rudal balistik menjadi unsur yang sangat penting dipersiapakan. Missile
Defense System yang akan dibangun harus menyinergikan tiga kekuatan pertahanan
udara, yaitu pertahanan udara titik, pertahanan udara terminal, dan pertahanan udara area.
Alutsista Arhanud yang dapat menjadi rekomendasi yaitu NASAMS (National/Norwegian

12Ian Montratama,“QUO VADIS KEMANDIRIAN PERTAHANAN UDARA INDONESIA? ANTARA ILUSI


DAN KENYATAAN” Jurnal Pertahanan Agustus 2016, Volume 6, Nomor 2, 21.
13 Curie Maharani, dkk., “Pertahanan Ibu Kota Negara Strategi dan Gelar Militer”, Laboratorium Indonesia

2045 (LAB 45) dan Center for Business and Diplomatic Studies (CBDS), Universitas Bina Nusantara, 2022,
hlm. 37
9

Advanced Surface to Air Missile Systems), Pantsir S1, Iron Dome, Sky Sabre, VL Mica,
dan Spyder.14
Penulis menyarankan beberapa hal dalam mewujudkan Smart Defense Arhanud
TNI AD dalam menjaga IKN sebagai berikut. Pertama, dilaksanakan koordinasi antara
Kementrian Pertahanan dan Pemerintah Otoritas IKN dalam rangka mengoptimalkan
anggaran pembangunan IKN untuk mendukung terwujudnya sistem pertahanan udara IKN
yang terintegrasi. Kedua, melaksanakan edukasi dan pelatihan operasi udara terhadap
Prajurit Arhanud TNI AD guna membangun kesiapan seluruh personel dalam menghadapi
setiap ancaman melalui udara yang akan membahayakan IKN dan wilayah Indonesia pada
umumnya. Ketiga, Pembangunan sistem pertahanan di IKN Nusantara dapat dilaksanakan
dengan mengintegrasikan konsep dan kebutuhan dari keempat bidang (intelijen, siber,
smart security, dan virtual maritime gate) kedalam konsep smart defense yang dibangun
di IKN Nusantara. Dilaksanakan Identifikasi mengenai daftar kebutuhan dan tahapan
pelaksanaan serta adanya pemetaan “deployment” bagi sumber daya pertahanan dan
aspek pendukung berdasarkan lead actor (institusi yang membawahi), lokasi, kebutuhan
sumber daya, dan lini masa pelaksanaan.

14 Sapuan, “MEMBANGUN SISTEM PERTAHANAN UDARA IBU KOTA NEGARA (IKN) YANG
TERINTEGRASI GUNA MENINGKATKAN KETAHANAN NASIONAL, Taskap Program Pendidikan Reguler
Angkatan (PPRA) LXV, Lemhanas, 2023, hlm. 63
10

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Yani, KEMAMPUAN SATUAN ARTILERI PERTAHANAN UDARA DALAM


MELINDUNGI OBYEK VITAL NASIONAL (STUDI KASUS DI BATALYON
ARHANUDSE-14/PWY CIREBON), Jurnal Strategi Pertahanan Udara, April 2019,
Volume 5, Nomor 1, 29. Burhanudin Siagian, “Modernisasi Alutsista TNI AD Dalam
Tinjauan Tantangan Tugas Kedepan”, Desember 2012
Carlo Kopp, ÚActive Electronically Steered Arrays a Maturing TechnologyÛ·dalam
http://www.ausairpower.net /ae sa -intro.html, 2002, diunduh pada 13 Juli 2016
Curie Maharani, dkk., “Pertahanan Ibu Kota Negara Strategi dan Gelar Militer”,
Laboratorium Indonesia 2045 (LAB 45) dan Center for Business and Diplomatic
Studies (CBDS), Universitas Bina Nusantara, 2022, hlm. 37
Ian Montratama,“QUO VADIS KEMANDIRIAN PERTAHANAN UDARA INDONESIA?
ANTARA ILUSI DAN KENYATAAN” Jurnal Pertahanan Agustus 2016, Volume 6,
Nomor 2, 21.
KKIP (Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2010 Tentang KKIP)
Mahendra Putra Kurnia, dkk. “SISTEM PERTAHANAN IBU KOTA NUSANTARA DAN
ASEAN POLITICAL-SECURITI COMMUNITY”. Laporan Akhir Program Studi
Sarjana Hukum, FH Universitas Mulawarman, 2022, hlm. 54
Mahendra Putra Kurnia, dkk. “SISTEM PERTAHANAN IBU KOTA NUSANTARA DAN
ASEAN POLITICAL-SECURITI COMMUNITY”. Laporan Akhir Program Studi
Sarjana Hukum, FH Universitas Mulawarman, 2022, hlm. 54
R. Luthfi, “Implementasi Revolution in Military Affairs (RMA) dalam Kebijakan Pertahanan
Indonesia”, 29 Juni 2012 hlm. 20
Rudiono, Suryanto,”Implementasi Tata Ruang Wilayah Pertahanan guna Meningkatkan
Kualitas SDM dalam Rangka Pembangunan Nasional”. Taskap Program Pendidikan
Reguler Angkatan (PPRA) XLV, Lemhanas, 2010 hlm. 67
Sapuan, “MEMBANGUN SISTEM PERTAHANAN UDARA IBU KOTA NEGARA (IKN)
YANG TERINTEGRASI GUNA MENINGKATKAN KETAHANAN NASIONAL,
Taskap Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXV, Lemhanas, 2023, hlm.
63
Wibowo, Murbianto, ”PERAN TNI DALAM MEMBERDAYAKAN WILAYAH PERTAHANAN
GUNA KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN IBU KOTA NUSANTARA (IKN)”.
Taskap Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXIV, Lemhanas, 2022, hlm.
48
Penulis
11

ALUR PIKIR
Konsepsi Integrated and Multi-Layered Air and Missile Defense System (IMLADS) Guna Membangun Arhanud TNI AD yang
Profesional, Modern dan Dicintai Rakyat

IKN TERLINDUNGI
DAN TERCAPAINYA
STABILITAS
NEGARA
KESATUAN
REPUBLIK
FAKTOR INDONESIA (NKRI)
INTERNAL

P
E Konsep Gelar Smart Defense Employment Konsep Smart Defense
R Arhanud TNI AD dalam melindungi Obyek Vital KONSEP GELAR
Employment Satuan
KONSEP GELAR S IKN Arhanud TNI AD di Wilayah
ARHANUD TNI AD
DAPAT
ARHANUD DALAM O IKN sebagai Center of MELINDUNGI IKN
MELINDUNGI IKN A DARI ANCAMAN
Konsep pertahanan IKN sebagai Center Of Gravity dari Ancaman UDARA MODERN
L Gravity dari ancaman udara Modern Udara Modern
A
N

FAKTOR
EKSTERNAL

Penulis
RIWAYAT HIDUP SINGKAT

Letkol Arh Luthfi Novriadi., S.E., S.Sos., M.Han., M.Sc. lahir di Padang, 2 November
1982. Pendidikan SD dan SMP ditempuh di kota kelahirannya. Menginjak SMA beliau
melaksanakan pendidikan di SMU Taruna Nusantara Magelang. Lulus dari SMA masuk
Akademi Militer tahun 2001 dan lulus pada tahun 2024 dengan prestasi rangking 9. Setelah
itu beliau banyak mengambil pendidikan baik pendidikan Umum maupun pendidikan Militer.
Untuk pendidikan Umum diantaranya program Sarjana Ekonomi di STIE Kertanegara
Malang pada tahun 2007, Sarjana Sosial di STISOSPOL Waskita Dharma Malang pada
tahun 2016, program Pasca Sarcana Magister Pertahanan di Universitas Pertahanan /
Strategi Pertahanan Darat pada tahun 2019, dan Magister Sains di Nanyang Technological
University/Strategic Studies pada tahun 2022.
Pendidikan Militer yang telah ditempuh antara lain Sussar Para pada tahun 2003,
Combat Intel dan Sussarcab Arh pada tahun 2005, Sus Rudal Arh pada tahun 2008, Suspa
Ops Arh pada tahun 2009, KIBI Satpur pada tahun 2012, ACCC Australia pada tahun 2013,
ADACCC/Diklapa II pada tahun 2014, UNSOC pada tahun 2016, Seskoad pada tahun
2018, dan Suspa Intelstrad pada tahun 2019.
Beliau juga telah melaksanakan berbagai penugasan baik di dalam negeri maupun
luar negeri antara lain Ops Pamtas RI-RDTL pada tahun 2005, Satgas Intel Leuser pada
tahun 2010, ppenugasan di Australia pada tahun 2013, penugasan di USA pada tahun
2014, Satgas Unamid Sudan pada tahun 2016 dan penugasan Singapura pada tahun 2021.
Beliau telah mendapat berbagai tanda jasa terdiri dari Satya Lencana Kehormatan (SLK)
VIII, XVI, Satya Lencana (SL) Dwija Sistha, Wira Dharma dan Santi Dharma.
Letkol Arh Luthfi Novriadi., S.E., S.Sos., M.Han., M.Sc. telah menikah dengan Drg.
Indri Wahyuni dan dikaruniai dua orang putri bernama Khairunisa Luthfia yang lahir pada 1
Juni 2010 dan Khalisa Aliwa pada 15 Agustus 2019.
Beliau telah mendapatkan prestasi Karya Tulis baik tingkat TNI AD maupun
Pussenarhanud antara lain, Juara Harapan II kelompok Pamen Lomba Karya Tulis Teritorial
TNI AD pada tahun 2020 dengan piagam PP KASAD NO: PP/2774/XI/2020. Juara I Lomba
Karya Tulis Arhanud pada tahun 2020 dengan piagam PP DANPUSSENARHANUD TGL
17 NOVEMBER 2020 dan Juara I Lomba Karya Tulis Arhanud pada tahun 2023 dengan
piagam PP DANPUSSENARHANUD TGL 17 NOVEMBER 2023.

Anda mungkin juga menyukai