Anda di halaman 1dari 8

KOMANDO DAERAH MILITER I/BUKIT BARISAN

BATALYON ARHANUD 11/WBY

UPAYA MENCIPTAKAN ORGANISASI YONARHANUD YANG EFEKTIF DAN EFISIEN


GUNA TERWUJUDNYA PRAJURIT ARHANUD YANG PROFESIONAL

PENDAHULUAN
Dewasa ini, pertahanan negara telah mengalami perkembangan yang pesat,
meliputi konsep maupun teknologi yang terkandung didalam makna pertahanan itu
sendiri. Kondisi tersebut menjadi sebuah jawaban atas tantangan yang diberikan oleh
perkembangan teknologi dan keterbukaan informasi yang menjadi fenomena
kontemporer. Indonesia, sebagai sebuah negara yang memiliki wilayah luas, tentu saja
memerlukan adaptasi terkait dengan tantangan di bidang pertahanan tersebut. Realitas
terkait dengan bidang pertahanan yang dimiliki oleh Indonesia saat ini adalah masih
belum optimalnya sistem pertahanan Indonesia, khususnya menyangkut alat utama
sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki.

Dalam melaksanakan tugas pokok pertahanan udara, maka satuan-satuan


Arhanud harus mampu menyelenggarakan fungsi Deteksi (detection), Identifikasi
(identification), Penjejakan (tracking) dan Penghancuran (destruction). Sehingga untuk
mendapatkan efektifitas pertahanan udara yang maksimal, maka gelar alut sista harus
memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut : a) Massal.Mengalokasikan sebanyak mungkin
Sista Arhanud untuk melindungi Obyek Vital. b) Komposit.Mengkombinasikan dua jenis
Sista yang berbeda agar dapat saling menutupi kelemahan masing-masing. c)
Integrasi.Penyusunan Arhanud harus terintegrasi dengan rencana manuver satuan yang
lain termasuk satuan yang dilindungi serta terintegrasi dengan keunggulan udara baik
dalam rangka Opspur darat maupun Opshanudnas. d) Mobilitas.Untuk dapat memberikan
perlindungan udara yang optimal khususnya dalam melindungi pasukan manuver di darat,
Alut Sista Arhanud harus mampu menyesuaikan dengan gerakan pasukan yang
dilindungi.

Operasi pertahanan udara masa kini dan di masa depan akan menghadapi bentuk
wahana udara modern yang sangat dipengaruhi oleh penggunaan peralatan dan
persenjataan yang canggih sebagai hasil rekayasa teknologi. Sebagai akibat
perkembangan teknologi yang sangat pesat, maka kecepatan dan ketepatan dengan
akurasi yang semakin tinggi dan bahkan mendekati titik limit jarak serta daya hancur yang
luar biasa menjadi prinsip yang utama dalam penerapan doktrin, strategi, taktik maupun
teknik perang modern.Pengerahan Rudal Kontinental, pesawat tempur strategis dan roket
telah ikut merubah skala perang yang dapat bersifat global sehingga wahana udara
modern menjadi lebih dominan dalam memulai dan memenangkan pertempuran. Hal ini
sesuai dengan doktrin serangan strategis (strategic attack) yang mengutamakan
kemampuan unik dari penguasaan udara, angkasa dan dunia maya (internet) untuk
mencapai tujuan dengan menyerang jantung musuh, merusak pusat kepemimpinan,
fungsi, infrastruktur dan strategi dengan menghindari pertempuran berkelanjutan melalui
kekuatan yang berlapis.

Dengan demikian, peran satuan Arhanud sangatlah vital dalam mengatasi


ancaman udara dari wahana udara modern. Hakekat ancaman saat ini memiliki spektrum
yang makin besar, dari yang berintensitas rendah dalam bentuk kejahatan kriminal,
sabotase, teror dan subversi sampai yang berintensitas tinggi dalam bentuk
pemberontakan senjata, perang terbatas dan perang terbuka baik dengan senjata
konvensional maupun senjata pemusnah massal. Oleh karena itu, penataan gelar
kekuatan satuan TNI AD termasuk didalamnya penggelaran satuan-satuan Artileri
Pertahanan Udara untuk melindungi obyek-obyek vital dan bernilai strategis harus
dibangun mendekati kondisi ideal yang diperlukan untuk mewujudkan daya dukung
serang dan daya tangkal (deterrence effect) dari sistem pertahanan negara secara
keseluruhan.Dihadapkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kemungkinan ancaman serangan udara modern, gelar satuan Arhanud saat ini masih jauh
dari standar perlindungan udara yang ideal. Kondisi gelar satuan Arhanud tersebut tidak
terlepas dari aspek-aspek gelar satuan-satuan arhanud TNI-AD yaitu satuan yang digelar,
obyek yang dilindungi satuan dan jenis alut sista yang berpengaruh terhadap efektifitas
penggelaran.

Arhanud TNI AD merupakan bagian dari sebuah sistem pertahanan udara nasional
yang terintegrasi. Dalam sistem tersebut, satuan Arhanud memiliki dua peran penting,
yaitu sebagai unsur hanud titik atas objek vital dalam operasi darat dan sebagai unsur
hanud titik atas objek vital/titik rawan dalam rangka Operasi Pertahanan Udara Nasional.
Dengan demikian, dihadapkan pada perkembangan ancaman dari wahana udara modern,
konsep gelar Arhanud di masa depan harus lebih diarahkan pada interoperabilitas antar
matra untuk mengatasi kompleksitas permasalahan dalam sistem yang telah terbangun
selama ini. Hal ini tidak lepas dari gelar operasional alut sista Arhanud yang tertata
dengan baik dan terintegrasi secara sinergis dengan sistem pertahanan udara nasional.
Keunggulan karakteristik wahana udara modern akan terus berkembang dan menjadi
ancaman utama yang akan selalu dihadapi setiap negara yang berdaulat. Seiring dengan
Perkembangan teknologi udara saat ini kemampuan dasar alut sista tersebut semakin
meningkat menuju inovasi-inovasi wahana udara siluman (stealth), pengintaian satelit dan
pesawat tanpa awak sehingga menimbulkan ancaman terhadap wilayah udara nasional
yang makin sulit dideteksi. Untuk itu, gelar alutsista arhanud harus terus dibina dan
dikembangkan untuk menghadapi ancaman dari wahana udara modern tersebut melalui
upaya-upaya untuk menata gelar alutsista Arhanud yang disertai dengan langkah-langkah
mewujudkan interoperabilitas alutsista arhanud dalam berbagai operasi.

Kebijakan pembinaan kekuatan TNI AD tahun 2019 bidang organisasi diarahkan


pada penataan dan pengembangan gelar satuan TNI AD yang efektif dan efisien secara
bertahap dengan berpedoman kepada MEF dan Postur TNI AD. Salah satu kebijakannya
adalah melanjutkan penataan organisasi dengan memprioritaskan validasi organisasi
yang tidak valid yang diutamakan pada satuan operasional dengan berpedoman pada
Right Sizing dan Proportional Growth of Personnel. Adapun kondisi saat ini pada 13 (tiga
belas) Yonarhanud terdapat 7 (tujuh) macam organisasi Yonarhanud yang
dioperasionalkan dimana masing-masing organisasi hanya mampu mewadahi personel
dan konfigurasi Alutsista tertentu. Hal ini tidaklah efektif, mengingat modernisasi Alutsista
akan terus berlanjut. Menghadapi hal tersebut, maka Arhanud perlu menata Organisasi
Yonarhanud.

Dari uraian permasalahan di atas dapat diambil beberapa persoalan yang harus
dipecahkan, antara lain :Pertama, konsep Organisasi Yonarhanud yang dirumuskan
dihadapkan dengan penggunaan Alutsista saat ini dan yang akan datang Kedua, konsep
taktik Satuan Arhanud dalam pelibatan Alutsista modern. Dari uraian persoalan di atas
dapat dirumuskan pokok permasalahan yaitu Bagaimana Peran Satuan Arhanud dalam
rangka mendukung pertahanan wilayah udara NKRI dihadapkan dengan modernisasi
Alutsista dan pengembangan organisasi Satuan Arhanud TNI AD dalam menghadapi
ancaman dari negara agresor. Untuk menjawab hal itu, maka penulis mencoba untuk
menganalisa persoalan tersebut dari berbagai sudut pandang yang ada.

Dari pendahuluan di atas, maka pentingnya menuliskan essay ini adalah agar
didapatakan suatu konsep satuan Arhanud TNI AD dalam rangka terciptanya Validasi
organisasi Yonarhanud yang efektif dan efisien dihadapkan dengan modernisasi Alutsista
dan pengembangan organisasi TNI AD dan upaya-upaya pemanfaatan modernisasi
Alutsista Arhanud, sehingga mampu menghadapi ancaman dari Negara agresor.
Manfaat yang bisa diambil adalah agar dapat diketahui bagaimana Peran satuan
Arhanud TNI AD berkaitan dengan konsep yang akan direncanakan dalam rangka
menciptakan oraganisasi Arhanud yang fleksibel,efektif dan efisien dihadapkan kepada
modernisasi Alutsista dan pengembangan organisasi TNI AD dalam menghadapi ancama
dari negara agresor. Adapun Maksud dalam penulisan ini adalah sebagai gambaran
tentang Peran satuan Arhanud TNI AD dalam rangka tercapainya Validasi organisasi
satuan Arhanud yang efektif dan efisien, sedangkan Melalui tulisan ini penulis bertujuan
untuk menyampaikan gagasan dan saran tentang Peran satuan Arhanud TNI AD dalam
rangka menghadapi modernisasi Alutsista dan pengembangan Satuan Arhanud Komposit
dalam menghadapi acaman dari negara agresor.

PEMBAHASAN
Berkaitan denggan permasalahan di atas maka diperlukan suatu pemikiran yang
logis tentang rancangan organisasi Arhanud yang efektif dan efisien yang dihadapkan
pada Kondisi tersebut. Untuk mengkaji perumusan konsep ini serta dihadapkan dengan
tugas kedepan serta kemungkinan ancaman negara dapat menimbulkan pertanyaan:
Apakah konsep Organisasi Yonarhanud yang dirumuskan sudah mewadahi seluruh
Alutsista saat ini dan yang akan datang?

Dalam menjawab identifikasi permasalahan diatas penulisan dibatasi satu pokok


persoalan yang berkaitan dengan konsep organisasi Yonarhanud untuk mendukung
alutsista baru dalam rangka mendukung tugas pokok batalyon yaitu pembinaan satuan
khususnya guna mendukung tugas pokok TNI AD.

Berkaitan dengan pengorganisasian personil guna mengawaki alutsista yang


dirumuskan sekarang serta jenis alutsista arhanud yang dimiliki sekarang adalah rudal
dan meriam. Oleh karna itu, alutsista rudal yang awaknya lebih banyak menggunakan
bintara dan sebagian tamtama, hal ini dapat mengurangi pengalokasian tamtama di
arhanud. Akan tetapi hal ini dapat ditutupi dengan adanya alutsista meriam yang awaknya
hanya membutuhkan satu bintara di tiap-tiap pucuknya serta menggunakan tamtama
dengan jumlah yang lebih banyak.

Dengan adanya pembentukan Batalyon Arhanud Komposit yang didalamnya


terdapat alutsista meriam dan rudal, hal ini dapat menjadikan satuan Arhanud mempunyai
mobilitas yang tinggi sehingga dibutuhkan jumlah komposisi personil yang tepat untuk
mendukung tugas pokok Arhanud di masa mendatang.
Dengan rumusan komposisi personil arhanud yang sekarang, menurut kami sudah
cukup mewadahi alutsista dan personil arahanud yang sekarang. Dengan dibentuknya
Batalyon baru serta pengadaan alutsista untuk satuan Arhanud maka dapat dilakukan
pergeseran alutsista dari Batalyon lama ke Batalyon baru serta pemberian alutsista rudal
ke Batalyon lama yang sudah digeser meriamnya ke Batalyon baru sehingga
terbentuknya Batalyon Arhanud Komposit yang memiliki alutsista dan jumlah personil
yang ideal.

Terlebih lagi melihat penambahan organisasi baterai pemeliharaan yang disusun


dalam 3 Peleton Pemeliharaan dengan tanggung jawab masing-masing peleton 1 Baterai
Tempur merupakan suatu konsep yang sangat memadai untuk perkembangan alutsista
yang akan datang, tentunya dengan diringi penyetaraan kapasitas dan kemampuan
personel dari peleton pemeliharaan dikaitkan dengan alutsista yang ditangani, menjadi
pokok perhatian agar peleton pemeliharaan dapat berjalan dengan baik.

Akan tetapi perlu diperhatikan mengenai kemapuan SDM Prajurit Arhanud, apabila
kita melihat contoh pada Batalyon Arhanud 11/WBY yang sejak awal mengawaki alutsista
Meriam 57 mm S 60/T.AKT dan Meriam 57 mm S 60/RET, maka perlu adanya penataran-
penataran terkait alutsista baru yakni Rudal Starstreak yang rencananya akan datang ke
Batalyon pada tahun 2020. Sehingga personil yang akan mengawaki Rudal Starsreak
tersebut dapat memahami alutsista yang akan dioperasionalkan.

Untuk permasalahan organisasi komposit harus disesuaikan dengan Alutsista


yang baru menjadi suatu kelemahan dalam meningkatkan kemampuan dan kesiapan
operasional satuan. Hal ini dapat dilihat pada Batalyon Arhanud 11/WBY masih terdapat
perpindahan personel yang tidak menetap pada jabatan yang dimiliki dan juga alutsista
yang digunakan menggunakan bahasa asing, sehingga secara teori masih banyak prajurit
yang sepenuhnya belum memahami dan juga secara praktek terdapat kekurangan karena
terkendala dengan hal tersebut di atas, terlebih lagi alutsista Rudal Starstreak masih
belum datang di Batalyon. Namun demikian, Dansat harus mempunyai upaya seperti
berkoordinasi dengan komando atas tentang solusi yang akan di ambil serta masih ada
penempatan jabatan personel yang belum sesuai dengan validasi orgas yang sudah
tersusun dalam hal ini orgas komposit-3. Selanjutnya, Dansat memelihara kemampuan
personel dalam mengawaki alutsista yang dimiliki Sehingga menjadi prajurit yang
profesionalisme dengan kemampuan prajurit tetap terpelihara.
Untuk memberikan kemampuan kepada prajurit (khususnya Perwira dan Bintara)
tentang penataran alusista Rudal Starstreak yang baru maka Dansat dapat mengirim
personel yang disiapkan sebagai kader dalam mengawaki alutsista yang baru yang akan
diarahkan menduduki jabatan yang membidangi masalah alutsista untuk mengikuti
pendidikan.

Dari konsep diatas, yang dapat diidentifikasikan adalah Bagaimana saran dan
tanggapan Para Komandan Satuan tentang Konsep Organisasi Yonarhanud
sehingga kedepan Organisasi Yonarhanud menjadi fleksibel, efektif dan efisien.

Rumusan organisasi yang disusun sudah sangat bagus dan sudah memenuhi
komposisi personil yang dibutuhkan tiap-tiap batalyon dikarenakan dapat meningkatkan
profesionalisme satuan arhanud dengan dibentuknya batalyon arhanud yang sekarang
tanpa memisahkan arhanud ringan, sedang dan rudal. Hal ini sangat efektif untuk
menghadapi ancaman udara yang semakin kompleks terhadap NKRI di masa mendatang.
Akan tetapi untuk menciptakan personel arhanud yang profesional, maka diperlukan suatu
terobosan yang dapat kita ambil dari sistem organisasi arhanud di Inggris, yakni masing-
masing personel diberikan tanggung jawab untuk menguasai satu alutsista saja. Akan
tetapi personel tersebut harus menguasai betul alutsista yang diberikan tanggung jawab
kepadanya mulai dari karakteristik, cara operasional dan pemeliharaan. Sehingga
terbentuklah personel-personel Arhanud yang profesional dalam bidang masing-masing.
Dengan demikian, kemampuan prajurit Arhanud dapat efektif dan efisien, berdaya guna
dan berhasil guna dengan konsep profesionalitas pada salah satu alutsista saja. Sebagai
contoh pada Batalyon Arhanud 11/WBY Baterai yang mengawaki meriam maka hanya
mempelajari meriam saja secara keseluruhan dan Baterai yang mengawaki Rudal
Starstreak hanya mempelajari Rudal starstreak saja secara keseluruhan guna mencapai
Profesionalitas pada bidangnya masing-masing.

Berkaitan dengan rumusan diatas maka kami menyarankan agar prajurit Arhanud
dikelompokkan sesuai dengan alutsista yang ada. Selanjutnya dilaksanakan penataran
dan pendidikan terkait alutsista yang telah di tetapkan pada masing-masing personel
terutama alutsista yang baru yakni Starstreak dan Mistral. Karena masih awam bagi
sebagian besar prajurit arhanud.

Untuk operator petembak Rudal baik Starstreak maupun Mistral wajib diadakan
seleksi petembak rudal dengan standarisasi kelulusan yang tinggi sesuai dengan aturan
pada simulator. Apabila petembak tidak lulus dalam ujian tersebut maka belum dapat
melaksanakan penembakan rudal. Kemudian setiap triwulan para petembak wajib
melaksanakan ujian pemeliharaan petembak untuk menjaga dan memelihara kemampuan
para petembak rudal dan setiap melaksanakan ujian di tulis dalam log book.

PENUTUP
Dari pembahasan mengenai Organisasi Yonarhanud yang fleksibel, efektif dan
efisien diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa konsep organisasi yonarhanud yang
dirumuskan sudah mewadahi seluruh alutsista saat ini dan yang akan datang. Hal ini
dapat kita lihat perubahan organisasi yonarhanud yang semula terdapat 7 macam
organisasi saat ini telah dirangkum menjadi satu dalam sebuah orgas yonarhanud
sehingga organisasi tersebut mampu mewadahi personel dan konfigurasi seluruh alutsista
yang ada sehingga menjadi sangat efektif, hal ini dikarenakan modernisasi alutsista akan
terus berlanjut dan berkembang.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan prajurit arhanud guna mendukung


penerapan organisasi yonarhanud yang fleksibel, efektif dan efisien maka saran kami
agar masing-masing prajurit dibagi sesuai dengan alutsista yang ada dan ditetapkan
menjadi tanggung jawab untuk menguasai alutsista tersebut mulai dari karakteristik, cara
operasional dan pemeliharaannya guna mewujudkan profesionalitas prajurit arhanud yang
mampu mengawaki alutsista yang telah diberikan tanggung jawab kepadanya. Kemudian
untuk mewujudkan profesionalitas tersebut perlu diadakan penataran baik terpusat
maupun tersebar sesuai dengan jumlah alutsista yang ada, terutama alutsista baru yang
saat ini kita miliki yaitu rudal starstreak dan rudal Mistral.

Dengan demikian organisasi yonarhanud dikonfigurasikan dengan prajurit arhanud


yang profesional dibidang masing-masing alutsistanya dapat menjadikannya suatu
kesatuan arhanud yang efektif dan efisien sehingga menimbulkan fleksibilitas satuan
arhanud dalam melaksanakan tugas pokok mempertahankan wilayah udara nasional di
bawah komando Pangkohanudnas maupun melaksanakan perbantuan kepada satuan
infanteri dan perbantuan kepada satuan armed untuk melindungi pasukan manuver
infanteri yang sedang melaksanakan perang gerilya maupun melindungi steling armed
dari serangan udara musuh.
Demikian tulisan tentang organisasi Yonarhanud yang fleksibel, efektif dan efisien
guna membangun kecabangan TNI AD yang Profesional dan Modern yang dapat penulis
uraikan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam tulisan ini.
Namun demikian besar harapan semoga isi tulisan ini menjadi bahan pertimbangan bagi
pimpinan TNI AD dalam menentukan kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan
Satuan Arhanud di masa yang akan datang.

Binjai, Februari 2019


Penulis

Tamaji, S.Sos., M.I.Pol.


Mayor Arh NRP 11020050790680

Anda mungkin juga menyukai