Anda di halaman 1dari 22

KEMAMPUAN SATUAN ARTILERI PERTAHANAN UDARA DALAM

MELINDUNGI OBYEK VITAL NASIONAL (STUDI KASUS DI BATALYON


ARHANUDSE-14/PWY CIREBON)

ABILITY OF AIR DEFENSE ARTILLERY UNIT IN PROTECTING NATIONAL VITAL


OBJECTS (CASE STUDY AT THE 14TH AIR DEFENSE ARTILLERY BATTALION IN
CIREBON)

Achmad Yani1, Jonni Mahroza2, Ridwan Gunawan3


Program Studi Strategi Pertahanan Udara, Universitas Pertahanan
(achmy0125@gmail.com, jmahroza.jm@gmail.com, gunawanridwan@gmail.com)

Abstrak -- Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang 14/PWY merupakan Satuan Bantuan Tempur
di bawah komando Kodam III/Siliwangi. yang bertugas pokok untuk melaksanakan perlindungan
udara secara aktif terhadap obyek vital yang telah ditetapkan yaitu PT Persero Pertamina RU VI
Balongan. Satuan ini memiliki alutsista Meriam 57mm S-60 Tanpa Alat Kendali Tangan (T-AKT) yang
digunakan dalam melaksanakan tugas pokoknya. Penelitian ini dirancang guna memperoleh
pemahaman tentang Kemampuan satuan Arhanud dalam melindungi obyek vital nasional.
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan untuk: pertama, menganalisa kemampuan satuan Arhanud
dalam melindungi obyek vital nasional, kedua menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi
pembangunan kekuatan/ kemampuan satuan Arhanud dalam melindungi obyek vital nasional.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan
studi kepustakaan. Teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan
data saat peneliti berada di lapangan, analisis data menggunakan analisis domain. Lokasi penelitian
di wilayah Cirebon dan Indramayu (Batalyon Arhanudse 14/PWY dan lokasi gelar alutsista). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kemampuan satuan Arhanud dalam melindungi obyek vital
nasional; 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kemampuan/kekuatan satuan
Arhanud. Kemampuan satuan Arhanud ini ditinjau dari teori pertahanan, teori strategi militer, teori
kebijakan, teori deterrence dan konsep force employment.
Kata kunci: Artileri Pertahanan Udara, strategi militer, deterrence, konsep force employment

Abstract -- The 14th Air Defense Artillery Battalion is a Combat Relief Unit under the command of
Kodam III / Siliwangi. which is in charge of carrying out active air protection against vital objects that
have been established, namely PT Persero Pertamina RU VI Balongan. This unit has defense equipment
57mm S-60 Cannon Without Hand Control Equipment (T-AKT) used in carrying out its main tasks. This
study was designed to gain an understanding of the ability of Arhanud units in protecting national vital
objects. Research objectives, for: first, analyze ability of air defense artilery units to protect national
vital objects, second, analyze the factors that influence the development of the strength/ capability of

1
Program studi Strategi Pertahanan Udara, Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan.
2
Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan.
3
Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan.

Kemampuan Satuan Artileri Pertahanan Udara Dalam … | Yani, Mahroza, Gunawan | 23


the air defense artilery unit in protecting national. this uses qualitative methods. Data is obtained
through observation, interviews and literature studies. More data analysis techniques are carried out
simultaneously with data collection when researchers are in the field, analyzing data using domain
analysis. Research locations in the regions of Cirebon and Indramayu (Arhanudse-14/PWY Battalion and
location of defense equipment titles). The results of the study show that: 1) The ability of Arhanud
units to protect national vital objects; 2) Factors that influence the increase in Arhanud's unit capacity
/ strength. Arhanud's unit capability is viewed from defense theory, military strategy theory, policy
theory, deterrence theory and the concept of force employment.
Keywords: Air Defense Artilery, Military Strategy, deterrence, force employment concept

Pendahuluan Nasional (Kohanudnas) dan dibawah

A
rhanud TNI AD merupakan kendali Panglima Komando Pertahanan
salah satu fungsi teknis militer Udara Nasional (Pangkohanudnas).
umum yang memiliki tugas Salah satu unsur Hanud, satuan
menyelenggarakan pertahanan udara Arhanud harus mampu menggelar
aktif untuk menghancurkan, meniadakan alutsistanya guna melindungi obyek vital
atau mengurangi daya guna dan hasil guna nasional yang strategis di wilayahnya dan
(efektifitas dan efisiensi) segala bentuk harus dapat terintegrasi dengan sistem
ancaman udara musuh baik yang berupa pertahanan udara nasional yang utuh dan
pesawat terbang, peluru balistik maupun saling mengisi guna memperoleh daya
peluru kendali dalam rangka pertahanan tangkal pertahanan pertahanan negara
udara di medan operasi maupun yang lebih optimal di seluruh wilayah
pertahanan udara nasional untuk NKRI. Dengan demikian hal ini pada
mendukung tugas pokok TNI AD.4 Dimana kondisi, kemampuan, kekuatan dan gelar
dalam melaksanakan tugasnya, Arhanud satuan Arhanud TNI AD dalam melindungi
TNI AD dilengkapi dengan Alat Utama obyek vital nasional terpilih dan menutup
Sistem Kesenjataan (Alutsista) celah-celah kosong di wilayah yang rawan
konvensional berupa meriam dan rudal pelanggaran dan ancaman serangan
darat-udara. Dalam pelaksanaan udara.
pertahanan udara nasional, satuan Batalyon Artileri Pertahanan Udara
Arhanud melaksanakan operasi Sedang 14/ Pratiti Wira Yudha
pertahanan udara nasional merupakan (Yonarhanudse 14/PWY) sebagai salah
bagian dari Komando Pertahanan Udara satu satuan jajaran Arhanud yang

4
Buku Petunjuk Induk Arhanud. Mabesad 2014

24 | Jurnal Strategi Pertahanan Udara | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


berkedudukan di bawah Kodam III/ harus dapat menyiapkan profesional
Siliwangi. Batalyon ini terdiri ata tiga prajuritnya dalam mengawaki senjata
Baterai Tempur dan satu Baterai Markas. pokoknya, walaupun dihadapkan
Alutsista yang menjadi senjata pokok dari banyaknya tugas-tugas lain baik tugas
satuan ini adalah Meriam 57mm/S-60 pengamanan maupun perbantuan ke
Tanpa Alat Kendali Tangan (T-AKT). satuan lain. Kondisi meriam yang menjadi
Alutsista tersebut digunakan untuk senjata Pokok juga harus dapat terjaga
melaksanakan tugas pokok satuan yakni dan terpelihara walaupun termasuk
menyelenggarakan pertahanan udara meriam yang sudah cukup tua. Selain itu
dalam melindungi obyek vital nasional satuan harus dapat menjalin
yang bersifat strategis di wilayahnya dari interoperabilty dengan satuan sebagai
ancaman serangan udara. Beberapa unsur hanud diwilayahnya utamanya
Obyek vital di wilayah tersebut antara lain Posek Hanudnas. Hal-hal ini akan sangat
Pangkalan Udara Penggung, Pelabuhan berpengaruh terhadap kesiapan
Cirebon dan PT (Persero ) Pertamina RU VI operasional dan kemampuan satuan
Balongan. Namun dari obyek-obyek vital Arhanud dalam melindungi obyek vital di
tersebut yang dinilai sangat starategis wilayahnya.
adalah PT (Persero ) Pertamina RU VI Fenomena yang ada saat ini,
Balongan sehingga menjadi skala prioritas Batalyon Arhanudse-14/PWY intesitas
utama untuk diberikan perlindungan dari kegiatan cukup tinggi dalam
ancaman serangan udara. Dengan melaksanakan kegiatan operasional tugas-
demikian kemampuan Satuan Arhanud tugas penggunaan kekuatan. Kegiatan ini
yakni Yonarhanudse 14/PWY perlu khususnya dalam rangka Operasi Militer
dioptimalkan guna melindungi obyek vital Selain Perang (OMSP). Selain itu
nasional tersebut. kemampuan senjata pokok yang dimiliki
Melihat vitalnya obyek yang satuan Yonarhanudse-14/PWY yaitu
dilindungi dihadapkan dengan ancaman Meriam 57mm/S-60, kondisinya sudah
serangan udara yang bisa datang setiap cukup tua dan belum terjalin koneksi yang
saat, maka perlu mempertimbangkan berkesinambungan dengan unsur-unsur
kemampuan satuan Yonarhanudse Hanud lainnya terutama dengan Posek
14/PWY. Kondisi kemampuan satuan ini Hanudnas sehingga berimplikasi terhadap
dalam melaksanakan pertahanan udara

Kemampuan Satuan Artileri Pertahanan Udara Dalam … | Yani, Mahroza, Gunawan | 25


tidak terjalinnya interoperabilty dalam Militer, dan Teori Modern System Foerce
melaksanakan pertahanan udara nasional. Employment.
Berdasarkan uraian fenomena di Dalam pelaksanaannya penelitian
atas dalam penyelenggaraan tugas kualitatif ini menggunakan case studies
Batalyon Arhanudse 14/PWY dihadapkan (studi kasus) research, dimana kajian ini
pada pengamanan obyek vital nasional meneliti fenomena kontemporer secara
yang harus dilindungi yaitu PT (Persero) utuh dan menyeluruh pada kondisi yang
Pertamina RU Balongan dan berdasarkan sebenarnya, menggunakan berbagai
penelitian-penelitian sebelumnya,maka bentuk data kualitatif. Data penelitian
penulis tertarik untuk melakukan diperoleh melalui metode antara lain:
penelitian : tentang penggelaran alutsista wawancara mendalam yang
Batalyon Arhanudse-14/PWY dalam menggunakan teknik Purposive sampling
melindungi PT (Persero) Pertamina RU dan Snowball sampling untuk dapat
Balongan dari ancaman serangan udara. mendapatkan informasi data yang
Sehingga penelitian kami mengangkat maksimal, observasi, serta penelaahan
judul: Kemampuan Satuan Arhanud Dalam dokumen/studi litetrature. Selain itu juga
Melindungi Obyek Vital Nasional (Studi digunakan teknik triangulasi dan dianalisis
Kasus di Batalyon Arhanudse-14/PWY dengan teknik perbandingan agar
Cirebon) menjamin validnya data yang diperoleh.
Selanjutnya hasil dari penelitian akan
Metode Penelitian menjadi gambaran kemampuan di seluruh
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan satuan Arhanud dalam melindungi obyek
pendekatan kualitatif untuk menelaah vital nasional.
bagaimana kemampuan satuan Arhanud
dalam melindungi obyek vital nasional Hasil Penelitian dan Pembahasan
dengan studi kasus di Batalyon Kemampuan Satuan Arhanud Dalam
Arhanudse-14/PWY dalam melindungi Melindungi Obyek Vital Nasional Dengan
P.T.(Persero) Pertamina RU VI Balongan. Melihat Studi Di Batalyon Arhanudse-
Peneliti akan melaksanakan penelitian 14/PWY
didukung Teori Pertahanan negara, Teori Melihat kemampuan satuan
Kebijakan, Teori Deterrence, Teori Strategi Arhanud yang dimiliki oleh negara kita

26 | Jurnal Strategi Pertahanan Udara | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


dapat dilihat pada salah satu satuan mempengaruhi terhadap mental, moril
Arhanud contohnya Batalyon Arhanudse- dan motivasi personel dalam
14/PWY. Batalyon ini dapat meningkatkan kemampuan sebagai
menggambarkan bagaimana kondisi prajurit Arhanud.
satuan Arhanud yang ada di wilayah 2. Materiil dan Alutsista. Dalam
Indonesia. Kemampuan yang ada saat ini pelaksanaan tugas pokoknya Batalyon
satuan tersebut dapat dilihat dari kondisi Arhanudse 14/PWY melaksanakan
personil, materil dan alutsita. perlindungan terhadap Obyek vital
1. Personil. Kondisi personel di Batalyon nasional yaitu PT Pertamina RU VI
Arhanudse 14 saat ini dapat dikatakan Balongan dari segala bentuk ancaman
tidak optimal, dimana terjadi serangan udara musuh. Oleh sebab itu
kekurangan baik dari segi kuantitas alutsista senjata pokok yaitu Meriam 57
maupun segi kualitas personel. mm S-60 sangat diperlukan
Berdasarkan keterangan yang keefektifannya guna melaksanakan
didapatkan dari penelitian bahwa tugas tersebut. Namun kenyataannya
personil Yonrhanudse 14 masih kurang, kondisi alutsista yang dimiliki
dimana jumlah personel Batalyon Yonarhanudse 14/PWY belum sesuai
Arhanudse 14 saat ini belum sesuai dengan harapan, karena dari jumlah
Tabel Organisasi Personel (TOP) yaitu saja belum sesuai dengan TOP sehingga
627 personel dan Jumlah personel belum dapat memberikan perlindungan
nyata saat ini adalah 556 personel. yang maksimal terhadap obyek vital
Kekurangan personel tersebut banyak yang dilindungi.
terletak pada komposisi awak yang Hal ini dapat ditunjukan dengan
mengoperasionalkan meriam. Selain itu hasil penelitian bahwa kondisi alutsista
dari segi kualitas personel khususnya meriam 57 mm S60 yang dimiliki saat ini
Awak Meriam 57 Mm/ S-60 Batalyon secara kuantitas masih kurang, dimana
belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari seharusnya jumlah meriam tersebut
tingkat pengetahuan dan keterampilan seharusnya 9 satbak namun
tentang operasional meriam 57mm/S- kenyataannya saat ini cuma berjumlah 6
60 masih belum mumpuni, dan tingkat satbak yaitu berjumlah 24 pucuk dan
disiplin personil yang ada di satuan seharusnya jumlah idealnya yaitu 36
masih sangat rendah sehingga pucuk. Sehingga dengan kondisi

Kemampuan Satuan Artileri Pertahanan Udara Dalam … | Yani, Mahroza, Gunawan | 27


tersebut maka alutsista yang digunakan memiliki 10 kendaraan penarik meriam
semaksimal mungkin untuk (Ranrikmer), 6 Ranrikmer siap
melaksanakan gelar dalam melindungi operasional dan 4 Ranrikmer rusak
PT Pertamina RU VI Balongan ringan. Sehingga keadaan akan
Selain itu Kondisi alutsista dari menghambat mobilitas dalam
Yonarhanudse 14/PWY tersebut saat ini mengoperasionalkan meriam 57 mm/S-
secara kualitas masih sangat kurang, 60.
dimana kondisi meriam 57 mm S60 di Secara global berdasarkan data
Baterainya terdapat 20 persen yang diperoleh terhadap seluruh
kerusakan, terutama kondisi ban dan satuan Arhanud di seluruh Indonesia
alat bidik. Hal ini dikarenakan usia bahwa kualitas secara rata-rata masih
meriam yang sudah uzur. Ditambah lagi berkisar 40%, dimana Yonarhanudse-
dengan alat komunikasi internal 14/PWY paling tinggi menunjukan 77%,
maupun eksternal kurang memadai. sedang yang lain masih 50% kebawah.
Saat ini alat komunikasi internal sangat Berdasarkan data di atas bahwa
terbatas atau belum memenuhi kemampuan satuan Arhanud pada
kebutuhan minimal untuk alutsista sudah sangat ketinggalan, hal
menggunakan minimal tiga jalur ini dapat terlihat pada kesipan operasi
komunikasi yaitu jalur Kodal, jalur alutsista yang di seluruh satuan
Lasa/Brasas dan jalur Minlog. Arhanud di Indonesia termasuk di
Sedangkan pada Alat Komunikasi dalamnya Batalyon Arhanudse-14/PWY.
Eksternal yang menghubungkan Namun untuk ke depan sudah
dengan unsusr-unsur Hanud lainnya direncanakan pembangunan dan
tidak Tersedia. Pada hal lain yaitu peningkatan kemampuan satuan
terbatasnya jumlah kendaraan penarik Arhanud pada segi alutsista, baik
meriam (ranrikmer). Kendaraan dengan rematerasialisasii maupun
penarik meriam yang digunakan adalah pengadaan alutsista baru.
jenis kendaraan Ranrikmer (Truk Reo
2½ Ton) dimana sesuai TOP adalah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
berjumlah 77 kendaraan. Kondisi saat Pembangunan Kekuatan/Kemampuan
ini Batalyon Arhanudse 14 hanya

28 | Jurnal Strategi Pertahanan Udara | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


Satuan Arhanud Dalam Melindungi Obyek perkembangan kemampuan
Vital Nasional. pesawat tempur dan ancaman udara
1. Faktor Eksternal lainnya.
a. Kebijakan. Kebijakan Panglima TNI Namun modernisasi
berdasarkan kebijakan pemerintah alutsista satuan Arhanud sudah
yang saat ini menitikberatkan pada mulai dilaksanakan secara bertahap.
bidang maritim yaitu dengan Pemerintah telah mendukung
melaksanakan modernisasi Alutsista pengembangan Kekuatan TNI AD
TNI untuk mengamankan jalur laut dengan melaksanakan
dan udara serta membangun pengembangan Kekuatan matra
pangkalan militer di beberapa pulau darat yg dituangkan dalam Renstra 5
terluar. Arhanud yang merupakan tahunan termasuk pengembangan
satuan TNI AD juga diperlukan kekuatan Arhanud di dalamnya
peranannya untuk dapat dimana telah dikembangkan dan
memperkuat celah kosong dibentuk satuan Arhanud di wilayah
pertahanan wilayah udara Indonesia luar Jawa. Setidaknya ada beberapa
termasuk di dalamnya satuan yg akan dibentuk dalam
mengamankan dan melindungi kurun waktu sd 2019 yaitu Rai Arh
obyek vital nasional. Natuna, Rai Arh Mandala Yudha,
Berdasarkan hasil penelitian Yonarhanud 4 di Makassar,
dengan melihat kondisi Batalyon Yonarhanud 9 di NTT, Menarh 2 di
Arhanudse-14/PWY utamanya Binjai. Dan dalam kurun waktu ke
kondisi alutsista dimiliki saat ini depan dalam postur TNI AD akan
belum sesuai dengan kebijakan dilaksanakan pengembangan
pemerintah yang direspon oleh kekuatan Arh khususnya wilayah
Panglima TNI AD yang berkaitan Timur Selain itu pemerintah juga
dengan modernisasi alutsista. Hal ini secara aktif mendukung upaya
dikarenakan kondisi alutsista modernisasi Alutsista dengan
Batalyon tersebut adalah alutsista adanya pengadaan Alutsista baru
buatan Rusia tahun lima puluhan. (Mistral dan Starstreak) melalui PLN
sehingga sudah sangat ketinggalan yg secara langsung sangat
bila dihadapkan dengan berpengaruh terhadap kekuatan

Kemampuan Satuan Artileri Pertahanan Udara Dalam … | Yani, Mahroza, Gunawan | 29


Alutsista dan kesiapan operasional arah axis, yaitu dari Utara dan
Satjar Arh Selatan secara bersamaan.
Oleh karena itu kebijakakan Prediksi ancaman dari Utara
yang berkaitan dengan alutsista yaitu berkaitan dengan situasi di
Arhanud yang menjadi salah satu Laut China Selatan yang menjadi
faktor yang mempengaruhi dalam salah satu “hot issue” di kawasan
membangun kemampuan satuan Indo Pasifik, enam negara yang
Arhanud dalam mengamankan terlibat saling klaim yaitu China,
wilayah udara nasional dan Malaysia, Vietnam, Philipina, Brunei
melindungi obyek vital nasional dan Taiwan. Dimana mereka
sudah mulai dijalankan walaupun semakin memantapkan kehadiran
belum dapat dipenuhi ke semua militernya di kawasan sengketa.
satuan Arhanud Dominasi China mendorong lima
b. Ancaman. Perkembangan serangan negara lainnya untuk memodernisir
udara modern yang sangat pesat kemampuan militernya dan
disertai dengan penggunaan bersekutu dengan negara maju
persenjataan berteknologi tinggi dalam rangka menciptakan Balance
merupakan ancaman yang harus of Power di kawasan yang dapat
diperhitungkan dalam rangka menahan terjadinya perang terbuka.
mempertahankan keutuhan NKRI. Secara umum ancaman dari utara
Untuk itu diperlukan konsep yang akan dihadapi oleh Arhanud
pemikiran yang dapat memadukan TNI AD dapat disimpulkan sebagai
berbagai kepentingan strategis dan kekuatan tempur udara Cina, antara
operasional yang mempengaruhi lain; berbagai pesawat tempur,
kesiapan satuan Arhanud TNI AD berbagai pesawat Bomber, jenis UAV
guna merespon setiap yang masih dirahasiakan dan Tactical
perkembangan situasi, tantangan Balistic Missile yaitu Rudal Balistik
dan hakekat ancaman yang akan mempunyai jangkauan sampai
dihadapi terutama untuk dengan ribuan kilometer.
menghadapi prediksi ancaman yaitu Prediksi ancaman dari Selatan
timbulnya dua hotspots dari dua yaitu negara Australia sebagai salah

30 | Jurnal Strategi Pertahanan Udara | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


satu anggota FPDA yang berada di nasional yaitu masih terjadi
selatan negara kita memiliki pelanggaran wilayah udara yurisdiksi
kepentingan khusus terkait dengan nasional oleh pesawat udara
perannya sebagai deputy Amerika militer/sipil asing yang tidak memiliki
Serikat di kawasan Asia Pasifik. Isu maupun penyalahgunaan Flight
paling aktual adalah penempatan Clearance (FC) berupa Diplomatic
2.500 Marinir AS secara bertahap di Clearence (dikeluarkan Kemlu),
pangkalan Darwin dengan dalih Security Clearance (dikeluarkan
humanitarian aids task force. Mabes TNI) dan Flight Approval
Pembangunan kekuatan militer (dikeluarkan Kemenhub). Dan
Australia terus berlanjut pelanggaran rute di wilayah udara
mengandalkan dukungan AS dan yurisdiksi nasional oleh pesawat
tergabung dalam FPDA (Five Power domestik terjadwal (scheduled
Defence Arrangement),. flight). Pelanggaran rute sebanyak 11
Selain itu terdapat juga kali (5 pesawat sipil domestik dan 6
prediksi ancaman dari Perbatasan pesawat sipil asing sedangkan untuk
yaitu kegiatan perdagangan dan pelanggaran di area Notice To
transportasi internasional melalui Airmen (NOTAM) sebanyak 4 kali
Sea Lane of Transportation (SLOT) di (milik sekolah penerbangan
perairan Indonesia terus meningkat. Aviaterra (PK-SUY), Air Asia AWQ
Antara lain penangkapan ikan secara 7688, Lion Air LIN-34, Sriwijaya Air
ilegal, imigran gelap, eksplorasi dan SIY 590).
eksploitasi sumber kekayaan alam Oleh karena itu akan
secara ilegal, termasuk pengambilan mengancam keutuhan dan
harta karun, penyelundupan barang kedaulatan utamanya wilayah udara
dan senjata, serta penyelundupan negara Indonesia termasuk
kayu gelondongan melalui laut. mengancam obyek vital nasional
Berdasarkan penelitian yang bersifat startegis. Kondisi ini
yang berkaitan dengan ancaman satuan Arhanud harus dapat
terhadap wilayah udara nasional meningkatkan kemampuannya guna
adalah adanya berbagai pelanggaran melaksanakan tugas pokok dalam
yang telah terjadi pada wiayah udara memberikan perlindungan udara.

Kemampuan Satuan Artileri Pertahanan Udara Dalam … | Yani, Mahroza, Gunawan | 31


Sehingga dengan adanya berbagai sendiri. Hal ini disebabkan
ancaman akan menjadi faktor yang banyaknya kegiatan protokoler dan
mempengaruhi dalam membangun pengamanan yang tidak memiliki
kemampuan satuan Arhanud. waktu yang tetap. Dengan demikian
2. Faktor Internal secara garis besar secara kualitas
a. Sumber Daya Manusia. Dalam sumber daya manusia yang dimiliki
membangun dan meningkatkan personil satuan masih sangat perlu
kemampuan Satuan Arhanud, secara ditingkatkan mulai dari pengetahuan
internal yang perlu diperhatikan yang dimiliki termasuk kemampuan
adalah kualitas personel satuan latihan yang dilaksanakan di satuan.
tersebut. Dimana kualitas personel Mengingat alutsista yang dimiliki
akan sangat ditentukan oleh dari satuan Arhanud dalam
sumber daya manusia. Sesuai pengopersionalannya berbasis
dengan perkembangan tehnologi teknologi sehingga mampu
dan tugas pokok satuan dalam menyerap Transfer of tetechnologi
melindungi obyek vital nasional, (TOT). Oleh karena itu sumber daya
sudah seharusnya dibutuhkan daya manusia pada personil Arhanud
personil satuan Arhanud yang yang menjadi faktor dalam meningkatkan
memiliki sumber daya manusia yang kemampuan satuan Arhanud.
berkualitas. b. Organisasi. Saat ini organisasi
Menurut penelitian yang Arhanud terbagi menjadi satuan
dilaksanakan bahwa personil yang kekuatan terpusat (Kostrad) dan
ada di satuannya kualitasnya masih kewilayahan (Kodam). Satuan
perlu ditingkatkan, dimana saat ini Arhanud yang berada di bawah
pelaksanaan latihan di satuan-satuan Kostrad harus mampu memberikan
Arhanud sudah dapat dilaksanakan perlindungan udara terhadap Satuan
namun belum secara maksimal. yang melaksanakan operasi serta
Dimana latihan dilaksanakan tidak harus dapat menyesuaikan berbagai
secara terencana dan terintegrasi macam operasi yang dilaksanakan,
sehingga sangat sulit untuk sebagai contohnya dalam
mencapai tujuan dari latihan itu pelaksanaan Operasi Linud.

32 | Jurnal Strategi Pertahanan Udara | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


Sedangkan satuan Arhanud yang udara nasional termasuk obyek-
berada di bawah Kodam harus obyek vital nasional. Maka dari itu
mampu memberikan perlindungan dengan pengembangan organisasi
udara terhadap operasi unsur dalam tubuh Arhanud dapat
pertempuran di wilayah mempengaruhi kemampuan satuan
kompartemennya. Satuan Arhanud Arhanud.
yang terbagi menjadi satuan
terpusat dan kewilayahan memiliki Pembahasan
beberapa organisasi yang secara Kemampuan Satuan Arhanud Dalam
garis besar terbagi menjadi Melindungi Obyek Vital Nasional
organisasi batalyon dan detasemen. Sesuai dengan teori strategi militer
Baik batalyon dan detasemen menurut Dr. Donald M. Snow.( September
memiliki organisasi yang berbeda 2002) menerangkan bahwa strategi militer
sesuai dengan Alutsista yang terdiri dari empat unsur yaitu pembinaan
dioperasikan. kekuatan, penggelaran kekuatan,
Berdasarkan keterangan yang penggunaan kekuatan dan koordinasi
didapat dalam penelitian bahwa antar unsur-unsur untuk mencapai tujuan
oragnisasi satuan Arhanud sudah nasional. Dalam membahas kemampuan
mulai ditata, yang awalnya terdiri satuan Arhanud akan diulas dengan teori
dari Yonarhanudse dan ini baik pada unsur personil maupun
Yonarhanudri namun saat ini telah materil dan alutsista.
diujicoba Yonarhanud komposit 1. Personil. Pada teori strategi militer
1,komposit 2 dan komposit 3 serta terdapat unsur pembinaan kekuatan,
Yon Rudal. Hal ini disesuaikan dimana dalam pembinaan kekuatan
denagn modernisasi alutsista. membutuhkan sumber daya untuk
Oleh sebab itu organisasi dapat melaksanakan tugas dengan baik
dalam satuan Arhanud harus dapat dalam menentuan suatu kemampuan
dikembangkan sesuai dengan militer.Seberapa banyak, jenis apa dan
pengembangan alutsista dan bagaimana sumber daya dikelola dan
ancaman tersebar di seluruh wilayah dibentuk menjadi struktur kekuatan
kesatuan republik Indonesia dan kemampuan merupakan tanggung
sehingga dapat melindungi wilayah jawab pembinaan kekuatan. Sumber

Kemampuan Satuan Artileri Pertahanan Udara Dalam … | Yani, Mahroza, Gunawan | 33


daya yang dimaksud salah satunya Kemampuan musuh atau lawan,
adalah personil yang merupakan faktor Musuh dari udara yang bergerak
utama yang harus dikembangkan baik melalui wahana udara memiliki
secara kualitas maupun kuantitas. kemampuan untuk mencapai semua
Pembinaan kekuatan tersebut sasaran di atas permukaan bumi
dilaksanakan guna pencapaian dengan leluasa bila masih dalam jarak
keseimbangan yang ideal antara jangkauannya. Sifat kekenyalannya
kemampuan teknologi secara kualitas merupakan salah satu bentuk ancaman
dan kemampuan massa secara udara dimana mempunyai jarak capai
kuantitas. yang jauh, mobilitas yang tinggi
Pada kemampuan satuan sehingga memungkinkan penyerangan
Arhanud dalam melindungi obyek vital yang mendadak kemudian
nasional yang didasarkan pada hasil pangkalannya dapat berubah posisi dan
analisa data penelitian dikaitkan konsentrasi kekuatan dengan cepat
dengan teori strategi militer pada unsur baik intensitas maupun distribusinya,
pembinaan kekuatan maka belum cepat tanggap termasuk komando dan
dapat terpenuhi. Dimana guna pengendaliannya. Kekenyalan tersebut
memenuhi keseimbangan yang ideal juga dapat memberikan kemungkinan
diantara kemampuan teknologi seacara variasi taktik yang besar yang berarti
kualitas personil dan kemampuan taktik dan teknik serta kemampuan
massa secara kuantitas belum dapat serangan udara musuh akan selalu
menunjukan kemampuan satuan berubah-ubah dan berbeda-beda
Arhanud yang optimal dalam tergantung dari tempat kedudukan,
melindungi obyek vital nasional. ukuran dan bentuk obyek rawan,
2. Materil dan alutsista. Bila ditinjau dari sehingga serangan udara lawan dapat
teori strategi militer dalam penggunaan terjadi setiap saat dan dari segala arah
kekuatan, maka alutsista yang serta dengan ketinggian, kecepatan
digunakan harus dapat dan daya hancur yang besar.
mempertimbangkan kemampuan Perkembangan tehnologi.
lawan, perkembangan tehnologi. Tehnologi juga dapat memainkan
peranan penting dalam

34 | Jurnal Strategi Pertahanan Udara | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


menyeimbangkan kekuatan. lebih jauh dan lebih modern. Dengan
Perkembangan pesawat terbang dan pelaksanaan modernisasi senjata yang
peluru kendali antar benua telah ada dan pengadaan rudal sebagai jenis
mengancam semua negara dimanapun pengkombinasian senjata atau
berada. Perkembangan pesawat komposit. Walaupun hasil dari analisa
tempur saat ini sudah berkemampuan data senjata masih menyatakan relevan
pada 4,5 G dan lahirnya senjata nuklir untuk penggunaannya namun bila
menjadi suatu potensi ancaman yang dihadapkan dengan perkembangan
harus dapat diantisipasi. tehnologi dengan musuh sebagai
Dengan kondisi Batalyon ancaman yang saat ini.
Arhanudse 14/PWY dengan alutsista
yang dimiliki adalah alutsista buatan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
tahun 50-an secara otomatis sangat Pembangunan Kekuatan/Kemampuan
tertinggal jauh dengan perkembangan Satuan Arhanud Dalam Melindungi Obyek
tehnologi utamanya pesawat-pesawat Vital Nasional
tempur yang menjadi potensi ancaman 1. Faktor Eksternal
bagi obyek vital strategis negara dan a. Kebijakan. Dalam teori kebijakan
wilayah udara nasional pada umumnya. oleh Menurut Briant W. Hogwood
Kondisi bukan hanya dirasakan oleh and Lewis A. Gunn secara umum
Batalyon Arhanudse 14/PWY saja tapi kebijakan dikelompokan menjadi
kondisi ini juga mencerminkan satuan- proses pembuatan kebijakan, proses
satuan Arhanud lainnya. Hal ini akan implementasi, proses evaluasi
sangat riskan terhadap obyek vital kebijakan.
nasional yang ada di seluruh Indonesia. Proses pembuatan kebijakan
Oleh karena itu diperlukan alutsista merupakan kegiatan perumusan
yang lebih tepat untuk melindungi hingga dibuatnya suatu kebijakan.
obyek vital nasional dengan Dalam pembuatan kebijakan
mempertimbangkan kemampuan terhadap kemampuan satuan
musuh dan kemajuan tehnologi. Arhanud seacara otomatis harus
Maka senjata pokok alutsista dapat mendorong kebijakan
yang dibutuhkan harus mempunyai pemerintah utamanya dalam
kemampuan jarak capai tembak yang pertahanan negara. Dimana

Kemampuan Satuan Artileri Pertahanan Udara Dalam … | Yani, Mahroza, Gunawan | 35


pemerintah telah mendukung dicapai. Dalam pelaksanaan
kekuatan TNI AD dengan kebijakan terhadap pengembangan
merencanakan melalui Renstra 5 kemampuan satuan Arhanud akan
tahunan termasuk pengembangan dilaksanakan setelah pelaksanaan
kekuatan dan kemampuan satuan rencana strategis dalam lima
Arhanud. tahunan yaitu 2015 sampai dengan
Proses implementasi 2019. Sehingga pada akhir 2019 nanti
merupakan pelaksanaan kebijakan akan dievaluasi pelaksanaan
yang sudah dirumuskan. Dalam pengembangan satuan Arhanud dan
pelaksanaan kebijakan terhadap modernisasi alutsista yang
kemampuan satuan Arhanud sudah dilaksanakan apakah sudah dapat
mulai dapat dijalankan.Pada kurun tercapai atau tidak. Selain itu akan
waktu 2015 sampai dengan 2019 dilihat hasil yang dicapai apakah
akan dilaksanakan pembentukan benar dapat mendukung kebijakan
satuan termasuk di pulau-pulau pemerintah atau tidak memberikan
terluar seperti di pulau Natuna, NTT, dampak yang signifikan
Binjai dan wilayah Makassar. Selain b. Ancaman. Menurut Stephen Biddle
itu Implementasi dalam modernisasi (2001;15) bahwa dalam teori force
Alutsista telah dilaksanakan employment dijelaskan bahwa
pengadaan alutsista baru seperti strategi gelar pasukan akan
starstreak dan mistral melalui menentukan apakah gelar pasukan
perusahaan luar negeri sehiangga yang dilakukan bersifat ofensif atau
berpengaruh pada kesiapan defensif. Yang berarti gelar pasukan
operasional satuan jajaran arhanud akan dipengaruhi oleh operasi dan
dalam mengembangkan taktik yang dirumuskan dalam
kemampuan satuan. menghadapi karakteristik ancaman
Proses evaluasi kebijakan yang berbeda. Dalam adanya
merupakan mengkaji implementasi ancaman yang ada di wilayah
yang sudah dilaksanakan dan Indonesia maka pembangunan
mencari akibat implementasi kekuatan militer khususnya Satuan
kebijakan tertentu atas hasil yang Arhanud harus menyesuaikan

36 | Jurnal Strategi Pertahanan Udara | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


prediksi ancaman yang ada. peningkatan kemampuan dan
Sehingga ancaman dapat menjadi kekuatan satuan Arhanud.
faktor dalam pengembangan 2. Faktor Internal.
kekuatan satuan Arahnud. a. Sumber daya manusia. Sesuai teori
Sedang menurut teori Strategi Militer, Napoleon (1769-
deterrence berupaya menghentikan 1821) mengatakan bahwa strategi
segala tindakan yang tidak adalah taktik besar bagaimana
dikehendaki sebelum terjadi. menggunakan suatu pasukan dalam
Tindakan yang dimaksud adalah suatu ruang dan waktu tertentu
berupa ancaman udara yang dapat untuk mencapai suatu tujuan. Dalam
membahayakan wilayah udara manuver strategi, pasukan
nasional termasuk obyek vital digerakkan dari suatu daerah
nasional. Maka hal tersebut harus pangkalan atau medan tempur ke
dapat dicegah dan dihalau sebelum suatu medan tempur yang lain untuk
menembus dan menghancurkan memaksa musuh bertempur.
obyek strategis negara oleh Kerangka pola dasar tentang
kemampuan satuan Arhanud. rumusan strategi militer ialah yaitu
Pengembangan satuan “Means” (Sarana), “Way” (Cara) dan
Arhanud sudah mulai direncanakan “Ends” (Tujuan). Means merupakan
baik pengembangan satuan Arhanud sarana utama yang digunakan yang
pada posisi arahnya datangnya meliputi sumber daya manusia
ancaman dan pelaksanaan maupun alat peralatan yang
modernisasi alutsista guna digunakan. Way merupakan suatu
menangkal ancaman yang datang rencana atau konsep prosedur
sesuai dengan kemajuan teknologi bagaimana kekuatan militer
saat ini. Selain itu ancaman yang digunakan dan Ends merupakan
datang harus diatasi sebelum tujuan dan sasaran akhir yang ingin
menhancurkan obyek vital negara, dicapai atas penggunaan kekuatan
maka dapat dikatakan dengan militer.
berbagai macam bentuk Dalam pengembangan
karakteristik ancaman dan untuk pemampuan satuan Arhanud
mengatasinya akan mempengaruhi dengan memperhatikan sumber

Kemampuan Satuan Artileri Pertahanan Udara Dalam … | Yani, Mahroza, Gunawan | 37


daya manusia merupakan means dari panasnya situasi dan fleksibilitas. Hal
kerangka strategi militer. Sumber ini dapat diselaraskan pada
daya manusia prajurit yang ada di organisasi satuan Arhanud yang
satuan dapat digunakan dan dibentuk dan yang akan dibentuk.
dikembangkan secara optimal untuk agar mempertimbangkan faktor
dapat mengoperasionalkan alutsista tersebut.
yang modern. Hal ini dapat diasah Waktu sudah tentu merupakan
dengan pengetahuan dan hal yang paling utama dalam
pendidikan yang berkualitas penggelaran pasukan pada masa
sehingga dapat mengimbangi damai. Alasan militer utama
modernisasi alutsista. Selain itu agar penggelaran pasukan ke garis depan
keterampilan dapat mumpuni yaitu untuk mengurangi waktu yang
dibutuhkan suatu latihan dengan dibutuhkan dalam menanggapi
memenuhi sarana dan prasarana tindakan musuh. Sudah tentu
latihan yang disesuaikan denagn dengan pengembangan dan
perkembangan doktrin, taktik dan pembentukan satuan Arhanud pada
teknik bertempur Arhanud. Maka daerah atau wilayah yang diprediksi
dengan pengembangan sumber akan datangnya suatu ancaman
daya manusia menjadi faktor dalam sehingga dapat meningkatkan
mempengaruhi peningkatan kesiapan satuan sebelum ancaman
kemampuan satuan Arhanud. benar-benar terjadi.
b. Organisasi. Berdasarkan teori Penggelaran kekuatan ke
strategi militer pada unsur depan dengan menempat satuan
penggelaran militer, dimana dalam Arhanud sesuai prediksi ancaman
strategi tersebut harus mengambil meskipun sangat menguntungkan
tindakan yang cukup seimbang dari segi waktu reaksi merupakan
dalam mengambil keputusan tindakan yang beresiko tinggi karena
penggelaran kekuatan di garis depan semakin memanaskan keadaan.
pada masa damai. Hal ini harus Disisi lain, penggelara pasukan dan
mempertimbangkan beberapa alutsista ke depan menjadi begitu
faktor secara seimbang yaitu waktu, rentan sehingga kesiapan yang

38 | Jurnal Strategi Pertahanan Udara | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


sudah direncanakan sebelumnya peningkatan kekuatan dan
menjadi tidak relevan lagi. Kondisi kemampuan suatu satuan Arhanud
penempatan penggelaran satuan akan mengikuti dan diikuti oleh
Arhanud pada umumnya dalam organisasi satuan tersebut. Sehingga
memberikan perlindungan kepada dengan melihat unsur penggelaran
obyek vital nasional harus dapat pasukan pada strategi militer bahwa
memperhitungkan situasi yang ada organisasi Arhanud dapat menjadi
di wilayah. Oleh karena itu faktor yang mempengaruhi
diperlukan suatu perencanaan yang peningkatan kemampuan dan
matang dengan tidak mengabaikan kekuatan satuan.
situasi nasional, regional maupun
internasional. Kesimpulan
Faktor ketiga yang tidak kalah Kemampuan Satuan Arhanud Dalam
penting untuk dipertimbangkan Melindungi Obyek Vital Nasional
dalam penempatan pengelaran Kemampuan satuan Arhanud dalam
pasukan dan pembentukan satuan melindungi obyek vital nasional dengan
atau organisasi dan alutsista adalah melihat Batalyon Arhanudse-14/PWY
fleksisbilitas Hal ini bila dikaitkan merupakan bagian integral dari
dengan alutsista yang digunakan kemampuan TNI AD yang merupakan
maka satuan Arhanud yang dibentuk strategi militer, dimana dalam peninjauan
harus dapat fleksibel terhadap dapat dilihat dari personil satuan dan
alutsista yang digunakan utamanya keberadaan dari materil dan alutsista yang
dalam menghadapi pengembangan dimiliki satuan. Kemampuan satuan
dan modernisasi alusista Arhanud Arhanud dalam melaksanakan tugas
dibuktikan dengan dilaksanakannya pokoknya belum optimal dalam
ujicoba satuan yon komposit dan melaksanakan fungsi pertahanan udara.
yon Rudal. Sehingga organisasi Pada segi personil dimana harus dapat
satuan Arhanud yang ada dapat lebih memenuhi keseimbangan yang ideal
efektif dalam melaksanakan tugas- antara kemampuan tehnologi secara
tugasnya. kualitas dan kemampuan massa secara
Maka sudah terdata suatu kuantitas, namun kenyataan yang ada di
keterkaitan bahwa dalam satuan Arhanud perlu peningkatan baik

Kemampuan Satuan Artileri Pertahanan Udara Dalam … | Yani, Mahroza, Gunawan | 39


secara kualitas maupun kuantitas. Pada Arhanud. Hal ini dapat dilihat pada
segi materiil dan alutsita, hal yang ditemui proses pembuatan kebijakan dengan
kondisinya sangat tertinggal dan banyak merencanakan pengembangan
kekurangan secara kuantitas. Dimana kekuatan Arhanud dengan Renstra 5
kemampuan satuan Arhanud utamanya tahunan, pada implementasi
pada alutsista dan materillnya harus dapat kebijakan sudah dilaksanakan secara
mempertimbangkan kemampuan musuh bertahap sesuai denagan
dan perkembangan tehnologi. Meskipun perencanaan dan pada proses
sudah ada perencanaan untuk pengadaan evaluasi kebijakan dilaksanakan
modernisasi alutsista dan pengembangan setelah pelaksanaan implementasi
satuan Arhanud yang dilaksanakan sesuai dengan melihat hasil yang telah
dengan Renstra 2015 sampai dengan 2019 dicapai.
yang dilaksanakan secara bertahap. Pada b. Ancaman yang menjadi prediksi yang
kondisi ini Arhanud memamng masih telah terjadi wilayah Indonesia
dapat melaksanakan tugas pokoknya sehingga memacu untuk
termasuk dalam melindungi obyek vital menyeimbangkan kekuatan sesuai
nasional, namun apabila sewaktu-waktu dengan skala ancaman dan
terdapat ancaman satuan Arhanud belum karakteristik ancaman. Oleh karena
siap untuk mengahadapinya. itu perlunya peningkatan alutsista
dan penempatan dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi pengembangan gelar satuan
Peningkatan Kemampuan/Kekuatan Arhanud.
Satuan Arhanud Dalam Melindungi Obyek 2. Faktor Internal.
Vital Nasional a. Sumber daya manusia harus dapat
1. Faktor Eksternal. berkembang seiring dengan
a. Kebijakan pemerintah telah perkembangan perkembangan
ditindaklanjuti dengan alutsista yang dimiliki sehingga
pengembangan kekuatan TNI AD mampu mengoperasionalkan secara
termasuk pengembangan kekuatan optimal. Untuk perlu ditunjang
satuan Arhanud dengan modernisasi dengan pengetahuan dan latihan
alutsista dan pengembangan satuan yang berkualitas. Pada satuan

40 | Jurnal Strategi Pertahanan Udara | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


Arhanud dalam peningkatan sumber yang bertugas dalam memberikan
daya manusia dengan meningkatkan perlidungan dari seagala ancaman udara
pengetahuan SDM prajurit dengan sehingga dibutuhkan pengembangan
penyelenggaraan pendidikan dan kemampuan satuan Arhanud sangat
pelaksanakan latihan dengan diperlukan baik dengn pengembangan
dipenuhinya sarana prasrana latihan alutsista maupun pengembangan
dan penerapan mekanisme latihan oragnisasi satuan. Sehingga disarankan
sesuai perkembangan doktrin dan perlu ada penelitian lebih lanjut tentang
taktik tempur Arhanud. Pengembangan kemampuan satuan
b. Organisasi satuan harus dapat Arhanud dengan fokus pada modernisasi
dibentuk secara efektif sehingga dan penggelaran satuan Arhanud di
memudahkan dan pengoptimalan wilayah negara kesatuan Republik
dalam pelaksanaan tugas yang Indonesia dalam rangka pertahanan
dilaksanakan. Hal ini dapat melihat negara.
bagaimana waktu penempatan 2. Rekomendasi bagi pihak terkait
satuan sebelum ancaman terjadi, (stakeholder) guna peningkatan
harus dapat melihat kondisi situasi kemampuan satuan Arhanud antara
jangan sampai menimbulkan situasi lain:
memanas dan yang terakhir harus a. Berkaitan dengan pelaksanaan uji
terdapat fleksibilitas dimana dapat coba Yon Komposit pada satuan
menyesuiaikan jenis alutsista yang Arhanud maka perlu percepatan
digunakan. pengadaan Alutsista Rudal sehingga
organisasi satuan dapat segera
Rekomendasi menyesuaikan dengan tugas dan
1. Rekomendasi bagi peneliti prajurit yang ada dapat segera
pengembangan ilmu strategi militer mengoperasioanalkan alutsista
khususnya terkait dengan penggunaan Rudal yang akan dimiliki guna
kekuatan militer. pelaksanaan tugas pokok dapat
Dengan perkembangan ilmu dan berjalan khususnya dalam
tehnologi dan perkembangan ancaman melindungi obyek vital nasional.
yang diprediksi dapat membahayakan b. Dengan adanya modernisasi
pertahanan negara maka satuan Arhanud alutsista maka perlu pengadaan

Kemampuan Satuan Artileri Pertahanan Udara Dalam … | Yani, Mahroza, Gunawan | 41


Rudal jarak sedang ataupun rudal menghancurkan target
jarak jauh pada Yon Rudal, berkemampuan high-precision
mengingat ancaman dan weapons. Olehkarena itu perlu
kemampuan pesawat tempur serta pengadaan alutsista Arhanud seperti
obyek vital yang dilindungi Pantsyr-S1 yang lebih presisi
memerlukan perlindungan udara akurasinya karena menggunakan
yang dapat menembak sasaran sistem yang lebih baru.
seawal mungkin. Dimana saat ini d. Diperlukan pengintegrasian sistem
alutsista yang dimiliki ataupun intercept TNI AL, TNI AD, dan TNI AU
rencana diadakan bagi satuan dengan sistem deteksi dan targeting
Arhanud masih tergolong jarak Kohanudnas. Dimana saat ini belum
pendek. terbentuk sistem deteksi dan
c. Guna menghadapi ancaman targeting yang terintegrasi antara
serangan udara perkembangan TNI AL, TNI AD, dan TNI AU. Sistem
kemajuan teknologi dan intercept yang digunakan TNI AD,
perkembangan situasi yang dinamis. TNI AL, TNI AU, dan Kohanudnas
Dimana perkembangan serangan harus compatible,interoperable, dan
udara berupa berbagai jenis senjata: mudah diintegrasikan sehingga
pesawat tempur, helikopter, roket, terwujud unity of information and
peluru kendali, precision-guided command secara efektif. Oleh karena
munition hingga UAV maka itu perlu pengadaan sistem akuisisi
diperlukan kemampuan satuan target rudal yang beragam.yang
Arhanud yang berkemampuan memiliki kemampuan intercept dan
membentuk sistem pertahanan dan cyber. Sistem intercept tersebut
persenjataan yang dapat diaktifkan harus dipasang di sistem pertahanan
dalam beberapa mode frekuensi anti-udara di platform land-based,
serta mampu beroperasi pada sea-based,dan air-based milik TNI
multimode adaptive radar-optical sehingga dimiliki kemampuan
control system dan bisa intercept yang efektif dengan
menghancurkan light-armoured kelemahan yang minimalis dan
ground targets guna

42 | Jurnal Strategi Pertahanan Udara | April 2019 | Volume 5 Nomor 1


sistem pertahanan cyber atas sistem Lanza, Conrad H. 2010. Napoleon dan
Strategi Perang Modern. Depok:
intercept.
Komunitas Bambu.
Mabesad. 2007. Bujukin Arhanud Skep / 61
Daftar Pustaka / III / 2004 PI : ARH–01.a, tentang
Artileri Pertahanan Udara, PI-ARH.
Agustinus, Leo. 2006. Politik dan
Jakarta: Mabesad.
Kebijakan Publik. Bandung : AIPI
Bandung bekerjasama dengan Puslit Mabesad. 2013. Doktrin TNI Angkatan
KP2W Lemlit Unpad. Darat “Kartika Eka Paksi”, Jakarta:
TNI AD.
Arifianto,S. 2016. Implementasi Metode
Penelitian “Studi Kasus” Dengan Mabes TNI. 2012. Doktrin Tri Dharma Eka
Pendekatan Kualitatif. Aswaja Karma, Jakarta: TNI AD.
Pressindo. Jakarta. Mabes TNI. 2008. Buku Petunjuk Induk
Bandur, Agustinus. 2016. Penelitian OMP, Jakarta: TNI AD.
Kualitatif Metodologi, Desain, dan Mabes TNI. 2008. Buku Petunjuk Induk
Tehnik Analisis Data dengan N Vivo 11 OMSP, Jakarta: TNI AD.
Plus. mMitra Wacana Media.
Purnomo, Setiawan Hari. 1996.
Biddle, Stephen. 2001.“Military Power : Manajemen Strategi: Sebuah
Explaining Victory and Defeat in Konsep Pengantar. Jakarta : Fakultas
Modern Battle”, USA: Princeton Ekonomi UI.
University Press.
Sarosa, Samiaji. (2017). Penelitian
Buzan, Barry. and Lene Hensen. 2007. Kualitatif Dasar-Dasar. Yoyakarta:
International Security III,Widening Indeks Jakarta.
Securty (ed). USA : Sage Publcation.
Seskoad. 2010. Strategi Militer dalam
Evera, Stephen Van. 1998. Offense, Operasi. Bandung : Seskoad.
Defense, and the Causes of War,
International Security, Vol. 22, No. 4. Sugiyono .(2012). Metode Penelitian
Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
Hunger, David dan Thomas l Wheelen.
2003. Manajemen Strategi. Supriyanto, Makmur. (2014). Tentang Ilmu
Yogyakarta: Andi. pertahanan. Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.
Kardi, Koesnadi. 2014. Menyusun Strategi
Pengenalan Terhadap Proses Supriyatna. 2017. Air Defence antara
Keamanan Nasional dan kebutuhan dan tuntutan, Jakarta.
Permasalahannya. Centre For Tangkilisan, Hesel Nogi S. 2003. Kebijakan
National Securty Centre. Jakarta. Publik yang Membumi (Konsep,
Kementerian Pertahanan RI. 2015. Buku Strategi dan Kasus). Yogyakarta :
Putih Pertahanan Indonesia. Jakarta. Kerjasama Yayasan Pembaharuan
Administrasi PublikIndonesia-
Kementerian Pertahanan RI. 2015. Strategi Lukman Offset.
Pertahanan Negara. Jakarta.
Winarno, Budi. 2005. Teori dan Proses
Komariah, Aan dan Djam’an, Satori. Kebijakan. Jakarta : Media
2013.Metodologi Penelitian Pressindo.
Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Kemampuan Satuan Artileri Pertahanan Udara Dalam … | Yani, Mahroza, Gunawan | 43


Wresniwiro. 2004. Kohanudnas Siaga Jakarta.” Tesis Magister.
Senantiasa. Jakarta: Dinas Yogyakarta: Program Studi
Penerangan Kohanudnas. Ketahanan Nasional. Universitas
Gajah Mada.

Jurnal
Perundang-undangan
Djaelani, Elan dan Rustamaji. 2008.
“Pengenalan Peperangan Republik Indonesia. 2002. Undang Undang
Elektronika (Electronic Warfare)” RI No.3 Tahun 2002 tentang
Jurnal Informatika, Vol2 no 1. Pertahanan Negara. Sekertariat
Negara. Jakarta.
Susanto, Alton Endarwanto Hadi dan
Noegroho Amien. 2006. _______________. 2004. Undang-Undang
“Optimalisasi Kemampuan Artileri Republik Indonesia Nomor 34 tahun
Pertahanan Udara Dalam 2004 pasal 8 tentang Tugas TNI
Mendukung Pertahanan Negara”. Angkatan Darat. Sekertariat Negara.
Jurnal Pertahanan Vol 19 (4). Jakarta.

Tesis Lain-lain
Sihotang, K. Joy (2008). “Peningkatan Program Kerja dan Anggaran Batalyon
Kekuatan TNI-AD sebagai Arhanudse-14/PWY TA. 2018.
Komponen Utama Pertahan Negara Laporan Evaluasi Program Kerja Batalyon
dalam Merespon Ancaman”. Tesis Arhanudse-14/PWY TA 2017 dan
Magister. Yogyakarta: Program Laporan Semester I TA 2018.
Studi Ketahanan Nasional.
Universitas Gajah Mada. Rencana dan Laporan Uji Siap Tempur
Batalyon Arhanudse-14/PWY selama
Rahawarin, Helmi Ahdiat. 2011. “Strategi TA. 2016 dan TA. 2017.
Gelar Pasukan Dalam Menghadapi
Ancaman-Ancaman Asimetris Laporan Intelijen BAIS TNI Tahun 2017
Terhadap Kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia”. Tesis
Magister. Jakarta: Program Studi
Ilmu Hubungan Internasional.
Universitas Indonesia.
Fujianto, Agus Nur. 2017. “Implementasi
Kebijakan Penggunaan Kekuatan
Batalyon Arhanudse-6/BAY Dalam
Rangka Pencapaian Tugas Pokok”.
Tesis Magister Terapan. Bogor:
Program Studi Strategi Pertahanan
Darat. Universitas Pertahanan.
Nazirsyah. 2009. “Membangun
Pertahanan Udara Nasional Dengan
Studi Krisis Kosekhanudnas I

44 | Jurnal Strategi Pertahanan Udara | April 2019 | Volume 5 Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai