Kesehatan tubuh, seiringnya berkembangnya zaman tidak hanya tentang penyakit saja, tetapi mencakup berbagai aspek kehidupan yang melibatkan fungsi tubuh yang baik, seimbangan mental dan interaksi sosial yang baik. Konsep kesehatan yang umumnya diterima, seperti yang dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mencakup kondisi fisik dan mental yang baik, bukan hanya tentang penyakit saja. Ada banyak cara untuk menjaga kesehatan tubuh, salah satunya dengan asupan nutrisi yang seimbang dan secara teratur. Nutrisi memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh, beberapa perannya adalah dalam pengaturan fungsi tubuh, mendukung pertumbuhan dan menjaga keseimbangan energi. Jika kita menerima asupan nutrisi yang tepat, maka dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, fungsi otak dan kesehatan jantung. Ada banyak sekali nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh, salah satu contohnya protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Sebagai contoh, protein yang terdapat dalam makanan seperti, daging, ikan, telur dan kacang kacangan berperan dalam pembentukan dan perbaikan jaringan sel tubuh. Selain itu, protein juga diperlukan untuk produksi enzim, hormon dan antibodi yang mendukung sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu menunjukkan bahwa pentingnya asupan nutrisi yang cukup dan tepat berpengaruh dalam meningkatkan kesehatan tubuh. Tetapi di Indonesia masih banyak sekali warga yang mengalami kekurangan nutrisi yang menyebabkan menurunnya kualitas kesehatan tubuh. Dalam data yang diperoleh dari Kementrian Kesehatan Indonesia, kurangnya asupan nutrisi pada warga Indonesia menyebabkan prevalensi bobot kurang pada balita mencapai 19,6%, sementara kurus kering (wasting) mencapai 21.1% dan kondisi stunting mencapai 37,2% pada tahun 2013. Menarik, tetapi sekaligus memprihatinkan untuk dicatat karena untuk kondisi stunting pada balita meningkat dari 36,8% pada 2007 menjadi 37,2% pada 2013. Temuan ini cukup menyedihkan karena ternyata pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir yang menjadi tolak ukur bagi kesejahteraan warga, tidak selalu paralel dengan kemajuan dalam kondisi kesehatan warga Indonesia. Tantangan kekurangan nutrisi ini tidak hanya dialami oleh Indonesia saja, tetapi juga sebagian besar negara di dunia. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa terdapat 162 juta balita penderita kekurangan nutrisi di seluruh dunia, dimana 56% berasal dari Asia. Indonesia bahkan termasuk dalam lima besar negara dengan prevalensi kekurangan nutrisi tertinggi di Asia- Afrika. Banyak sekali yang dapat menyebabkan kekurangan nutrisi seperti kondisi alam dan bencana, serta kondisi sosial ekonomi seperti kemiskinan. Meskipun kemiskinan berkontribusi terhadap kesehatan yang buruk, minimnya pengetahuan dan praktik pengasuhan dan pemberian nutrisi yang tidak memadai juga turut menyebabkan tingginya angka kesehatan yang buruk. Saya yakin bahwa pengetahuan tentang dampak nutrisi bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga dapat meningkatkan kesehatan mental dan kualitas hidup secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan komitmen upaya, tidak hanya dari pemerintah saja tetapi juga dari seluruh warga untuk meningkatkan berbagai upaya peningkatan nutrisi yang ada untuk meningkatkan kesehatan tubuh seluruh warga dunia. Saya mendukung ide bahwa pendidikan tentang nutrisi seharusnya menjadi bagian penting dalam sistem pendidikan. Semakin banyak orang yang tahu tentang dampak nutrisi, semakin sedikit penyakit yang dapat dihindari dan semakin dapat meningkatkan kualitas kesehatan seperti fungsi tubuh yang baik, seimbangan mental dan interaksi sosial yang baik seluruh warga dunia.