Sebuah renungan buat kita pada siang jumat hari ini, hadis dari baginda Rasulullah
Muhammad SAW, hadist ini berupa nasehat nabi kita kepada salah seorang sahabatnya,
sahabat yang memiliki nama asli jundub bin junadah berasal dari daerah gifar yang
kemudian populer dengan nama Abu Dzar Al-Ghifari. Termaktub dalam kitab Nasho-ihul
ibad karya imam nawawi, Nabi berpesan kepada Abu Dzar “jaddidi safinata fa innal
bahro amiq, wa khuziz-zada kamilan fa innas safaro baid, wa khaffifi himla fa innal
aqobata ka’uud, wa akhlisil amala fa inna nakoda basir”
Disini ada 4 nasihat yang bisa kita ambil sebagi pelajaran dan mudah-mudahan ini bisa
memotivasi kita di dalam mengarungi kehidupan di dunia yang fanah dan singkat ini,
dan 4 nasihat tersebut sebagai berikut :
1. Jadidis safina fa innal bahro amiq (Perbaikilah perahumu karena lautan itu dalam)
Perbaiki niat kita, kata Nabi “Innamal a’malu binniat wa innama likulimriin ma nawa :
Amal itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan balasan sesuai apa yang
diniatkannya. (HR. Bukhari & Muslim)
2. wa khudziz-zada kamilan fa innas safaro ba’id (bawalah bekal yang cukup karena
perjalanannmu masih teramat jauh)
Kalaulah kita ini ibarat sadang diatas perahu yang sedang belayar, katakan kita
berangkat dari pelabuhan makassar menuju salah satu pelabuhan di kalimantan, dari
makassar menuju kalimantan ada banyak tempat/pulau yang harus kita lalui,
begitupulah dengan kita, dimana kita pun telah berangkat dari alam ruh, menuju alam
rahim, dan sekarang kita tinggal di alam bernama dunia, untuk sampai ke alam akherat
dan beberapa tempat di dalamnya itu maka masih banyak tempat yang harus kita lalui.
Logikanya semakin jauh perjalanan seseorang, maka semakin banyak bekal persiapan
yang ia perlukan. Orang yang akan menempuh perjalanan jauh dengan tanpa membawa
bekal persiapan maka orang itu bukan dikatakan berani melainkan nekad namanya, yang
bahagia belum tentu, tapi sengsara sudah pasti.
Lalu apa bekal yang perlu kita siapkan, Allah Berfirman (watazawwadu) :
Watazawwadu fainna khairazzadit taqwa wattaquuni yaa ulil albab : Berbekallah, dan
Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-
orang yang beriman (Al Baqarah 197)
Kita perlu bekal menuju kubur, betapa tidak sahabat baginda nabi (Abu Bakar Ash-
shiddiq) pernah berkata :
“man daholal qobro bilasadin faka annama rokibal bahro bila safina” : siapa orang
yang meninggal tanpa membawa bekal (persiapan amal maksudnya) maka orang itu
diibaratkan atau diumpamakan mengarungi lautan-menyeberang lautan tanpa dengan
menggunakan kapal, dapat kita simpulkan yang berlayar dengan kapal saja, yang
nyebrang lautan pakai perahu saja terkadang masih ada yang tidak sampai apalagi kalau
hanya mengandalkan kedua kaki dan tangan alias berenang, maka dapat dipastikan
selamat belum tentu tapi tenggelam sudah pasti. Inilah tamsilan- inilah gambaran buat
orang yang meninggalkan dunia ini dengan tanpa membawa bekal persiapan amal
maksudnya.
Adapun yang dimaksud dengan ringankanlah bebanmu artiinya adalah kurangilah beban
dosamu, karena kalau terlalu banyak beban dosa yang kau bawa itu akan
menyulitkanmu dalam menempuh perjalanan menuju akherat. Bukankah Baginda Rasul
pernah bersabda “al qobru awwalu mansilin min manaa dsilil akhirati , wa akhiru
mansilin min manaa dsiliddun-ya : kubur itu merupakan tempat yang pertama dari
banyak tempat yang ada di akherat, dan kubur itu merupakan tempat yang terakhir dari
banyak tempat yang ada di dunia ini, maka siapa orang yang selamat dari siksa kubur
mudahlah ia menempuh jenjang berikutnya, tapi siapa yang terporosok ke dalamnya
maka sulitlah dia menempuh jenjang berikutnya.
4. Wa akhlisil ‘amala fa inna naaqoda basiir (Ikhlaslah beramal karena Allah maha
teliti. Diterima tidaknya amalan tergantung amat tergantung dengan ke iklasan kita..dan
Allah maha teliti maha mengetahui apa yg kita lakukan
Inilah 4 nasehat yang nabi sampaikan kepada abu dzar yang berarti untuk kita juga, yang
kalau ini kita aplikasikan dalam kehidupan kita insya Allah kita akan selamat dunia dan
akherat.
semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan rahmatnya kepada kita semua,
semoga Allah panjangkan usia kita semua, semoga Allah sehatkan tubuh kita untuk
senantiasa beribadah di dunia sebagai bekal perjalanan menujuh akherat.
Barakallahu lii walakum fiil qur’aanil azhiim, wa nafa’nii waiyyaakum bima fiihi minal
aayaati wa dzikril hakiim , watakabbala minni waminkum tilawatahu innahu
huwassamiul alim, aquulu qowlii hadsa , wa astagfirullaaha lii walakum, wa liisaa iril
muslimina walmuslimat walmu’minina walmu’minat , fastagfiruuhu innahu huwal
gafuurur rohiimu.
Untuk anak2 kami dan pasangan kami Ya Allah : Allahumma Robbi habli
minassholihin (Ya Allah Anugerahkan kepada kami anak soleh/soleha) Robbanaa
hablana minaswajina wa dzurriyyatina kurrata a’yun, waj’alna lilmuttakiina imama.
(Ya Allah anugerahkalah kpd kami, istri/suami kami, anak dan keturunan kami
sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-
orang yang bertakwa)
Untuk kamu muslimin & muslimat Allahumaghfir lil muslima wal muslimat, wal
mu’minina wal mu’minat, al ahyaa-i minhumwal amwa, innaka sami’un qoribun-
mujibu da’wat ya khodial hajat. (Ya Allah ampunilah dosa hamba, dosa kaum
muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat -baik yang masih hidup maupun
yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya engkau maha mendengar, maha
dekat,lagi maha memperkenankan segala doa dan kebutuhan hambaNYA ).
Untuk pemimpin kami ya Allah, perbaikilah para pemimpin kaum muslimin, berilah
mereka taufikMU ya Allah sehingga mereka bisa bersikap adil terhadap rakyatnya,
bersikap lemah lembut, mau mendengar keluhan rakyatnya dan memperhatikan
kemaslahatan mereka. Buatlah mereka mencintai rakyatnya dan buatlah rakyat
mencintai mereka, berilah mereka taufik-MU agar tetap berada di jalanMU yang
lurus.
Robabana ‘alaika tawakkalna wa ilaika anabna wa ilaikal mashir (ya Allah, hanya
kepada engkau kami bertawakkal, dan hanya kepada engkau kami bertaubat, dan
hanya kepada engkau kami kembali).