Anda di halaman 1dari 1

DI MANA ADA KEMAUAN, DI SITU ADA JALAN

Bu Hasanah, seorang pribadi yang pendiam, tetapi memiliki tekad luar biasa. Suaminya bekerja
sebagai buruh lepas di perkebunan. Bu Hasanah termasuk salah satu penerima bantuan Program
Keluarga harapan (PHK) tahun 2009. Ia tinggal di Kampung Cikaso, Desa Cibanteng, Kabupaten Bogor
Desa ini terletak di ujung wilayah Cianjur yang berbatasan dengan Bogor. Sebagai penerima bantuan
PKH, ia bermimpi untuk meningkatkan perekonomian keluarganya.
Berbekal tekad, ia mulai mencari peluang, membuat daftar ide, dan menghitung perencanaan
usaha. Setelah menentukan jenis usaha, ia menyisihkan uang dari penerimaan dana PKH dan
penghasilan suaminya. Berbekal uang simpanan sebesar Rp150.000,00, Bu Hasanah belanja peralatan
sederhana dan bakso mentah, atau sering disebut baslub atau Bakso Kulub (Bakso Rebus).Bakso
tersebut dijual seharga Rp1.000,00 per biji. Banyak anak disekitar tempat tinggalnya menyukai bakso
dagangannya.
Hasil jualan baksonya makin meningkat. Ia bisa menyisihkan uang untuk ditabung. Warung milik
Bu Hasanah makin besar. Ia tidak lagi penjual bakso seperti dahulu. Kini, ia juga menjual barang-
barang keperluan sehari-hari, termasuk perlengkapan sekolah, seperti seragam, kaus kaki, dan sepatu.
Suami Bu Hasanah tidak lagi menjadi buruh. Ia memutuskan menjadi pengepul pisang mentah
dari para petani.Usaha ini cocok karena Desa Cibanteng dikenal sebagai penghasil pisang berkualitas.
Dengan uang tabungan, suami Bu Hasanah membeli dan mengumpulkan pisang yang dihasilkan para
tetangganya. Pisang yang terkumpul dijual ke salah satu pasar di kota. Bahkan, suaminya kini menjadi
pemasok tetap di salah satu pasar.
Dampak usaha keluarga Bu Hasanah tidak hanya dirasakan keluarganya, tetapi juga
tetangganya. Kini para tetangga menjadi karyawan di warung dan pengantar pisang. Bagaimana
dengan keluarganya? Anak Bu Hasanah menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta
di Cianjur. Sambil kuliah, ia mengelola usaha potong rambut.
Setelah usahanya makin maju, Bu Hasanah dan suami membangun warung secara permanen di
pinggir jalan strategi. Berkat keuletan dan kegigihan dalam menjalankan usaha, satu per satu impian
keluarga Bu Hasanah mulai tercapai.
Mengingat kondisi ekonominya makin membaik, keluarga Bu Hasanah harus segera digraduasi
mandiri. Dari obrolan dengan petugas pendamping PKH, Bu Hasanah sepakat untuk mengikuti
graduasi mandiri. Mereka ikhlas jika harus graduasi mandiri agar orang lain mendapat giliran menjadi
peserta PHK. Bu Hasanah menjadi peserta pertama graduasi mandiri pada 2018. Total aset usahanya
kini mencapai Rp150.000.000,00.
Banyak pelajaran dari kisah Bu Hasanah. Kekuatan tekad untuk berubah dan berdaya menjadi
fondasi kukuh yang menggerakkan pikiran dan potensi yang dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai