Anda di halaman 1dari 22

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/326680138

PERAN KELEMBAGAAN DALAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS


MENDONG

Article in MIMBAR AGRIBISNIS Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis · July 2018
DOI: 10.25157/ma.v4i2.898

CITATIONS READS
20 12,855

3 authors:

Tenten Tedjaningsih Suyudi Suyudi


Siliwangi University Siliwangi University
15 PUBLICATIONS 43 CITATIONS 23 PUBLICATIONS 59 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Hendar Nuryaman
Siliwangi University
48 PUBLICATIONS 66 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Hendar Nuryaman on 02 August 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(2): 210-226

PERAN KELEMBAGAAN DALAM PENGEMBANGAN


AGRIBISNIS MENDONG

INSTITUTIONAL ROLE IN THE DEVELOPMENT OF MENDONG


AGRIBUSINESS

Tenten Tedjaningsih*, Suyudi, Hendar Nuryaman

Fakultas Pertanian, Universitas Siliwangi


*Email: tenten_ks@yahoo.co.id
(Diterima 15-02-2018; Disetujui 30-04-2018)

ABSTRAK
Keberhasilan usahatani yang dilaksanakan tidak akan terlepas dari peran kelembagaan
agribisnis. Apabila peran tersebut belum optimal maka pengembangan agribisnis
komoditas akan terhambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan petani
terhadap kinerja kelembagaan agribisnis mendong. Penelitian dilaksanakan dengan
menggunakan metode survei di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya. Sampel
yang digunakan sebanyak 25 orang petani mendong, pengambilan sampel menggunakan
simple random sampling. Untuk mengetahui kinerja kelembagaan agribisnis digunakan
Importance Performance Analysis (IPA), sedangkan untuk melihat kepuasan petani
terhadap kinerja kelembagaan tersebut menggunakan Consumer Satisfaction Index (CSI).
Hasil penelitian menunjukkan untuk kinerja kelembagaan agribisnis bahwa petani merasa
puas dengan kios sarana produksi, pedagang pengumpul/bandar, pengrajin, kelompoktani,
penyuluh dan perguruan tinggi yang cukup baik kinerjanya dalam menjalankan fungsi
kelembagaan agribisnis pada usahatani mendong. Prioritas peningkatan fungsi
kelembagaan terletak pada keberadaan koperasi, persyaratan pembelian mendong, harga
jual mendong, kelompoktani sebagai unit produksi dan penyedia sarana produksi serta
pelatihan oleh lembaga informasi dan teknologi. Sedangkan untuk kinerja kelembagaan
menunjukkan bahwa kelembagaan agribisnis mendong masih perlu ditingkatkan lagi agar
mampu menghadapi tantangan persaingan dengan penguatan kemandirian petani melalui
peningkatan fungsi kelompoktani sebagai unit produksi dan pengadaan sarana produksi
sehingga ada peningkatan nilai tambah dan nilai tukar dari kegiatan usahataninya dengan
tidak terlepas dari adanya pelatihan penerapan inovasi teknologi dari lembaga terkait.

Kata kunci: Kelembagaan, Agribisnis, Kepentingan, Kinerja, Kepuasan

ABSTRACT
The success of farming implemented will not be separated from institutional role of
agribusiness. If the role is not yet optimal then commodity agribusiness development will
be hampered. This study aims to determine the satisfaction of farmers on the institutional
performance of agribusiness mendong. The research was conducted by using survey
method in Manonjaya Sub district, Tasikmalaya Regency. The sample used is 25 farmers
mendong, sampling using simple random sampling. To know the institutional performance
of agribusiness used Importance Performance Analysis (IPA), while to see farmer
satisfaction on institutional performance use Consumer Satisfaction Index (CSI). The
result of the research shows that for the agribusiness institution performance, the farmers
are satisfied with the kiosks of production facilities, collectors / dealers, artisans, farmers,

210
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(2): 211-227

extensionists and universities that perform well in performing the institutional function of
agribusiness in Mendong farming. Priority to improve the institutional function lies in the
existence of cooperatives, purchase requirements mendong, selling prices mendong,
farmers group as a production unit and provider of production facilities and training by
information and technology institutions. As for institutional performance shows that
institutional agribusiness mendong still need to be improved again in order to be able to
face challenge of competition with strengthening of farmer independence through
improvement of function farmers group as production unit and procurement of production
means so that there is increase of added value and exchange rate from its farming activity
by not apart from training application of technological innovation from related
institutions.

Keywords: Institutional, Agribusiness, Interest, Performance, Satisfaction

PENDAHULUAN Mengingat pada kenyataannya


Sektor agribisnis merupakan sektor bahwa pembangunan pertanian terutama
ekonomi terbesar dan terpenting dalam digerakkan oleh para petani dengan skala
perekonomian nasional Indonesia, sektor usaha kecil, dengan kemampuan modal
agribisnis menyerap lebih dari 75 persen serta penyerapan teknologi yang masih
angkatan kerja nasional termasuk rendah, maka upaya menempatkan sektor
didalamnya 21,3 juta unit usaha skala pertanian sebagai poros penggerak
kecil berupa usaha rumah tangga pembangunan ekonomi harus
pertanian. Apabila seluruh rumah tangga mengutamakan peningkatan sumberdaya,
diperhitungkan maka sekitar 80 persen sehingga pembangunan pertanian dan
dari penduduk nasional menggantungkan perdesaan yang ideal adalah terbentuk
hidupnya pada sektor agribisnis (Saragih, karena adanya partisipasi dari masyarakat
2010). desa (subjek) sebagai sebagai sasaran
Keberhasilan pengembangan suatu utama.
komoditas tidak hanya dipengaruhi oleh Pembangunan ekonomi perdesaan
budidaya yang dilakukan oleh petani merupakan usaha meningkatkan taraf
tetapi juga di luar budidaya baik hidup masyarakat perdesaan yang dapat
pengadaan sarana produksi, penanganan dicerminkan dengan meningkatnya
pasca panen, pemasaran maupun jasa pendapatan orang-orang sedaerah yang
penunjang untuk kelancaran kegiatan mempunyai kebutuhan yang sama
tersebut, yang membentuk suatu sistem sehingga akan menaikkan tingkat
dan disebut dengan agribisnis. kehidupan bersama sehingga masyarakat
tersebut menjadi lebih baik keadaan

211
Peran Kelembagaan Dalam Pengembangan Agribisnis Mendong
Tenten Tedjaningsih, Suyudi, Hendar Nuryaman

ekonominya. Engene Stanley dalam khususnya beras. Masyarakat petani yang


Sukamdiyo (1996), menyatakan bahwa miskin, selain luas lahannya yang sempit,
pembangunan yang dapat diharapkan juga disebabkan oleh produktivitas yang
berhasil adalah pembangunan yang rendah, infrastruktur terbatas,
menjamin perkembangan demokrasi. aksesibilitas rendah terhadap modal,
Demokrasi berarti bahwa setiap orang teknologi informasi dan pasar serta
merasa bertanggung jawab untuk ikut rendahnya kapasitas petani.
mengambil keputusan yang bermanfaat Peran kelembagaan agribisnis
selain untuk dirinya juga untuk sangat menentukan terhadap keberhasilan
masyarakat secara keseluruhan. pembangunan pertanian, karena
Kecamatan Manonjaya merupakan diharapkan akan mampu berkontribusi
salah satu kecamatan yang berada di terhadap aksesibilitas petani terhadap
Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa pengembangan sosial ekonomi petani,
Barat. Kecamatan Manonjaya terdiri atas serta pasar.
11 desa dengan luas wilayah 44,71 km2 Jika dikaitkan dengan sistem
dan jumlah penduduk 60.952 orang (BPS agribisnis, kelembagaan termasuk
Kabupaten Tasikmalaya, 2013). Daerah subsistem jasa penunjang dimana
ini merupakan daerah agraris dan lembaga tersebut harus mampu berperan
mempunyai potensi pengembangan di dalam menunjang terhadap kegiatan
sektor pertanian yaitu usahatani padi dalam subsistem pengadaan sarana
sawah dan mendong, perikanan dan produksi, usahatani, pengolahan hasil
peternakan baik unggas, ternak kecil pertanian dan pemasaran. Petani sebagai
maupun ternak besar. Kegiatan bisnis pelaku utama adalah subjek dalam
yang banyak dilakukan adalah industri pembangunan agribisnis tersebut yang
kreatif yang berbahan baku mendong. merupakan konsumen dari jasa yang
Salah satu dampak dari diberikan oleh lembaga penunjang
pengusahaan lahan sempit adalah agribisnis tersebut. Agribisnis akan
rendahnya pendapatan petani yang berjalan dengan baik jika tidak terjadi
berdampak pula terhadap ketahanan kesenjangan antara lembaga penunjang
pangan keluarga, yaitu rendahnya dengan kegiatan usahanya.
aksesibilitas keluarga tani dalam Berdasarkan uraian yang di atas,
memperoleh kebutuhan terhadap pangan maka tujuan dari penelitian ini adalah

212
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(2): 211-227

untuk: (1) Mengidentifikasi kelembagaan Agribisnis merupakan cara pandang


agribisnis yang berperan dalam usahatani baru dalam melihat pertanian. Ini berarti
mendong, (2) Mengetahui tingkat kinerja bahwa pertanian tidak hanya on-farm
kelembagaan agribisnis dalam usahatani activities, tetapi juga off-farm activities.
mendong, dan (3) Mengetahui tingkat Dengan demikian pertanian tidak hanya
kepuasan petani terhadap kinerja berorientasi produksi, tetapi juga
kelembagaan agribisnis dalam usahatani berorientasi pasar, tidak hanya dilihat
mendong. dari sisi permintaan (demand side) tetapi
juga dari sisi penawaran (supply side).
TINJAUAN PUSTAKA Dalam hal ini pertanian tidak hanya
Pembangunan pertanian tidak dapat bercocok tanam, beternak, menambak
terlaksana hanya oleh kegiatan para ikan, dan berkebun saja; tetapi juga
petani sendiri, dan untuk merubah bentuk bagaimana memproses dan memasarkan
pertanian dari yang bersifat subsisten outputnya, serta bagaimana keterlibatan
atau untuk pemenuhan sendiri menjadi penunjang (Saragih, 2010).
bentuk usahatani yang komersial sangat Pembangunan kelembagaan
tergantung kepada sumber-sumber yang pertanian sebagai penujang keberhasilan
ada di luar lingkungan usahataninya. agribisnis diperlukan karena: (1) Proses
Mosher (1981), menyatakan bahwa pertanian memerlukan sumberdaya
terdapat dua syarat dalam pembangunan tangguh yang didukung oleh
pertanian, yaitu: (1) Syarat mutlak, infrastruktur, peralatan dan kredit, (2)
meliputi pasar untuk hasil pertanian, Pembangunan kelembagaan petani lebih
teknologi yang terus berkembang, rumit daripada manajemen sumberdaya
tersedianya bahan-bahan produksi dan alam karena memerlukan faktor
peralatan secara lokal, perangsang pendukung dan unit-unit produksi, (3)
produksi bagi petani, serta pengangkutan. Kegiatan pertanian mencakup rangkaian
(2) Syarat pelancar, meliputi pendidikan penyiapan input, mengubah input
pembangunan, kredit produksi, kegiatan menjadi produk dengan tenaga kerja dan
gotong royong, perbaikan dan perluasan manajemen dan menempatkan output
tanah/lahan pertanian serta perencanaan menjadi lebih berharga, (4) Kegiatan
nasional untuk pembangunan pertanian. pertanian memerlukan dukungan dalam
bentuk kebijakan dan kelembagaan dari

213
Peran Kelembagaan Dalam Pengembangan Agribisnis Mendong
Tenten Tedjaningsih, Suyudi, Hendar Nuryaman

pusat dan lokal, (5) Kompleksitas dan selanjutnya dapat digunakan dalam
pertanian yang meliputi unit usaha dan pengembangan usaha.
kelembagaan sulit mencapai optimal. Umar (2005) menyatakan bahwa
Suatu lembaga dibentuk untuk kepuasan konsumen akan terpenuhi
memenuhi kebutuhan manusia sehingga apabila proses penyampaian jasa dari si
lembaga mempunyai fungsi, selain itu pemberi jasa kepada konsumen sesuai
lembaga merupakan suatu konsep yang dengan apa yang dipersepsikan oleh
terpadu dengan struktur, artinya tidak konsumen. Perbedaan cara penyampaian
saja melibatkan pola aktivitas yang lahir dari apa yang dipersepsikan konsumen
dari segi sosial untuk memenuhi itu mencakup 5 gap:
kebutuhan manusia tetapi juga pola 1) Gap antara harapan konsumen dan
organisasi untuk melaksanakannya. persepsi manajemen.
Roucek dan Warren (1994) dalam 2) Gap antara persepsi manajemen
Anantayu (2011), menyatakan bahwa tentang harapan konsumen dan
strategi-strategi yang dilakukan untuk spesifikasi kualitas jasa.
memenangkan persaingan banyak sekali, 3) Gap antara spesifikasi kualitas jasa
salah satunya adalah dengan cara dan jasa yang disajikan.
menyampaikan secara konsisten layanan 4) Gap antara penyampaian jasa aktual
yang berkualitas tinggi dibandingkan dan komunikasi eksternal kepada
para pesaing dan lebih tinggi dari harapan konsumen.
pelanggan. Lebih lanjut Kotler (1997) 5) Gap antara jasa yang diharapkan dan
menyatakan bahwa konsumen akan jasa aktual yang diterima konsumen.
merasa puas bilamana produk atau jasa Beberapa hasil penelitian tetang
yang dirasakan memiliki kualitas yang kelembagaan agribisnis diantaranya
sesuai dengan harapan. Juraemi (2004) yang menyatakan bahwa
Kepuasan konsumen menurut terdapat empat kelembagaan yang
Kotler (1997) merupakan fungsi mendukung dalam keragaan sistem
kedekatan antara harapan/ekspektasi agribisnis kelapa sawit, yaitu kelompok
konsumen dengan prestasi produk yang tani, koperasi, PPL perkebunan serta
dirasakan konsumen (perceived pembina perkebunan. Anantanyu (2011)
performance). Tingkat kepuasan dapat menyimpulkan hasil penelitiannya
dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan bahwa peningkatan kapasitas

214
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(2): 211-227

kelembagaan petani dilakukan sejalan Kepuasan petani terhadap kinerjanya


dengan kegiatan penyuluhan pertanian digunakan Consumer Satisfaction Index
dengan memotivasi petani untuk (Aritonang, 2005).
berpartisipasi dalam kelembagaan petani, IPA atau Analisis Tingkat
dengan memberikan muatan pada Kepentingan dan Kinerja terdiri atas dua
penguatan kapasitas individu petani komponen, yaitu analisis kuadran dan
sekaligus kapasitas kelembagaan petani. analisis kesenjangan:
Tedjaningsih, dkk. (2016) menyimpulkan a. Menghitung rata-rata penilaian
bahwa masih diperlukan pembinaan kepentingan dan kinerja untuk setiap
terhadap petani baik secara individu atribut:
k k
maupun kelembagaan untuk mendorong
 Xi  Yi
petani menggunakan pupuk organik pada Xi = i 1
Yi = i i

n n
usatani mendong.
Xi = bobot rata-rata tingkat penilaian
kinerja atribut ke-i
METODE PENELITIAN Yi = bobot rata-rata tingkat penilaian
kepentingan atribut ke-i
Pelaksanaan penelitian ini n = jumlah responden
menggunakan metode survei, b. Menghitung rata-rata tingkat
pengambilan sampel menggunakan kepentingan dan kinerja untuk
simple random sampling terhadap petani keseluruhan atribut
mendong di Kecamatan Manonjaya k k

dengan jumlah sampel sebanyak 25


 Xi
i 1
 Yi
i 1
Xi = Yi =
orang. n n

Data yang diperoleh dianalisis Xi = nilai rata-rata kinerja atribut


secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Yi = nilai rata-rata kepentingan atribut
n = jumlah atribut
Untuk mengetahui tanggapan petani
Setelah diperoleh bobot kinerja dan
terhadap pelayanan fungsi kelembagaan
kepentingan serta nilai rata-rata kinerja
agribisnis digunakan Importance
dan kepentingan, kemudian diplotkan ke
Performance Analysis (IPA) atau
dalam diagram Kartesius seperti tersaji
Analisis Tingkat Kepentingan dan
pada Gambar 1.
Kinerja/Kepuasan Pelanggan (John dan
James dalam Supranto, 2006), dan
digambarkan dalam diagram Kartesius.

215
Peran Kelembagaan Dalam Pengembangan Agribisnis Mendong
Tenten Tedjaningsih, Suyudi, Hendar Nuryaman

Kepentingan d. Membuat Weight Score (WS)


(Y)
WSi = WFi x MSS
Kuadran I Kuadran II e. Menentukan Customer Satisfaction
Prioritas Utama Pertahankan Prestasi
Index (CSI)
Y
n
Kuadran III
Prioritas
Kuadran IV
Berlebihan
WSii 1
Rendah
CSI = x 100 %
HS
X Kinerja (X) i = atribut kepentingan ke – i
HS = (Highest scale) skala maksimum
Gambar 1. Diagram Kartesius yang digunakan

Consumer Satisfaction Index (CSI) Pada umumnya, nilai CSI di atas


digunakan untuk mengetahui tingkat 50% dapat dikatakan bahwa konsumen
kepuasan petani terhadap kelembagaan sudah merasa puas, tetapi bila nilai CSI
agribisnis secara menyeluruh dengan di bawah 50% dapat dikatakan bahwa
melihat tingkat kepentingan dari masing- konsumen belum puas.
masing unsur:
Tabel 1. Kriteria Indeks Kepuasan
a. Menentukan Mean Importance Score
Pelanggan ( CSI )
(MIS) No Nilai CSI Kriteria CSI
n 1 0,81 – 1,00 Sangat puas
 Yi
i 1
2 0,66 – 0,80 Puas
MIS = 3 0,51 – 0,65 Cukup puas
n 4 0,35 – 0,50 Kurang puas
n = jumlah responden 5 0,00 – 0,34 Tidak puas
Yi = Nilai kepentingan atribut Y ke-i
b. Menentukan Mean Satisfaction Score
HASIL DAN PEMBAHASAN
(MSS) Pada umumnya responden sudah
n

 Xi
i 1
berusahatani mendong lebih dari separuh
MSS = usianya sehingga usahatani mendong
n
sudah menjadi way of life.
n = jumlah responden
Xi = Nilai kepentingan atribut X ke –i Selain berusahatani padi dan
c. Membuat Weight Factors (WF) mendong, ada juga responden yang
MISi mempunyai pekerjaan lain seperti buruh,
WF = i
x 100 %
 MISi
i 1
pedagang dan pengrajin mendong. Luas
lahan garapan mendong yang diusahakan

216
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(2): 211-227

oleh responden berkisar rata-rata 0,25 ha. menghasilkan produk pertanian primer
dengan status penguasaan lahan adalah /mendong keberhasilannya tidak akan
pemilik penggarap, penyakap, sewa dan terlepas dari subsistem lainnya dari hulu
nengah. sampai hilir yang terintegrasi dalam
sistem agribisnis mending sebagaimana
Sistem Agribisnis Mendong
terlihat pada Gambar 2.
Petani sebagai salah satu pelaku
dalam industri permendongan yang

SISTEM AGRIBISNIS MENDONG

SUBSISTEM SUBSISTEM SUBSISTEM SUBSISTEM


SARANA USAHATANI AGROINDUSTRI PEMASARAN
PRODUKSI
 Pengolahan  Pascapanen  Pedagang
 Lahan lahan Pengumpul
 Bibit  Penanaman  Pengrajin
 Pupuk  Pemupukan Mendong
 Pestisida  Pemeliharaan
 Tenaga kerja  Panen

SUBSISTEM JASA PENUNJANG


 Pengadaan Saprodi (Kios Saprodi)
 Lembaga Keuangan (Perbankan, Koperasi)
 Lembaga Pemasaran (Pedagang dan Pengrajin
Mendong)
 Lembaga Petani (Kelompok Tani)
 Lembaga Informasi & Teknologi (Perguruan
Tinggi, BP3KP, Pemda)

Gambar 2. Sistem Agribisnis Mendong

Subsistem Pengadaan dan Penyaluran pengairan yang bagus ada juga yang
Sarana Produksi
mengusahakan dengan sistem mina
Usahatani mendong yang dilakukan
mendong.
oleh petani menggunakan lahan sawah
Sempitnya penguasaan lahan
beririgasi teknis dari sungai Cimulu.
menyebabkan petani enggan untuk
Usahatani yang dilakukan pada umumnya
mengambil risiko jika harus menerapkan
monokultur akan tetapi karena sistem

217
Peran Kelembagaan Dalam Pengembangan Agribisnis Mendong
Tenten Tedjaningsih, Suyudi, Hendar Nuryaman

teknologi baru. Introduksi penggunaan sendiri terutama para petani yang


pupuk organik juga sudah dilakukan. mempunyai ternak domba, kambing dan
Hasil penelitian Tedjaningsih dan Suyudi sapi.
(2016) menunjukkan bahwa penggunaan Cara perolehan sarana produksi
pupuk organik pada beberapa petani tersebut dengan pembelian secara tunai.
hanya pada saat tidak terdapat atau susah Kesulitan yang dialami oleh petani dalam
diperolehnya pupuk anorganik. pengadaan sarana produksi ini adalah
Keunggulan mendong adalah sekali pada saat langkanya sarana produksi
tanam dapat dipanen berkali-kali sehingga sehingga sulit diperoleh yang
dibandingkan dengan tanaman semusim menyebabkan harga menjadi lebih tinggi,
lainnya tanaman mendong merupakan artinya petani harus mempunyai modal
tanaman yang mempunyai nilai ekonomis secara tunai yang lebih besar. Untuk
tinggi (Sunanto, 2004). mengatasi kekurangan modal, petani pada
Sarana produksi pada agribisnis umumnya lebih mengandalkan meminjam
mendong meliputi input yang terdiri atas kepada saudara atau tetangga
bibit mendong, pupuk urea, phonska dan dibandingkan kepada lembaga keuangan
pupuk organik serta obat-obatan, koperasi atau perbankan.
Introduksi penggunaan pupuk organik Tenaga kerja yang digunakan untuk
juga sudah dilakukan. Penggunaan bibit usahatani mendong adalah tenaga kerja
rata-rata 1.111 batang/ha, Urea 100 kg/ha. dalam keluarga dan tenaga kerja luar
Phonska 300 kg/ha. Penggunaan pupuk keluarga yang berasal dari warga
Phonska ini mampu mengurangi setempat. Penggunaan tenaga kerja yang
penggunaan pupuk urea karena pupuk ini lebih banyak untuk kegiatan pemeliharaan
sudah mengandung unsur hara nitrogen, dibandingkan dengan kegiatan
phospor dan kalium sekaligus. pengolahan tanah, panen dan pasca panen,
Pada umunya petani mendapatkan karena pemeliharaan termasuk kegiatan
sarana produksi berupa pupuk dan obat- pemupukan dan penyiangan
obatan dari kios atau warung saprotan
Subsistem Usahatani
yang berada di wilayahnya, sedangkan
Pelaku dalam produksi mendong
bibit mendong diperoleh dari sesama
adalah anggota kelompok tani yang ada di
petani. Pupuk organik ada yang dibeli
Kecamatan Manonjaya, namun kelompok
dari kios saprodi ada pula yang membuat
tersebut bukan kelompok untuk petani

218
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(2): 211-227

mendong karena kelompok tersebut juga urea dan 150 kg phonska untuk setiap kali
merupakan kelompok untuk petani padi. pemupukan
Mendong merupakan salah satu Pemeliharaan tanaman mendong
komoditas perkebunan, akan tetapi sama yang dilakukan berupa penyiangan gulma
halnya dengan usahatani tanaman pangan yang berada pada areal pertanaman,
padi, masih merupakan skala usahatani pemeliharaan saluran air atau
kecil dengan luas lahan usaha antara 0,04 penyemprotan pestisida jika terserang
ha sampai dengan 0,57 ha. hama atau penyakit. Pemeliharaan saluran
Pengolahan dilakukan dengan cara air diperlukan karena pada fase-fase
dicangkul yang tujuannya untuk tertentu mendong memerlukan kecukupan
membalikan dan meratakan tanah serta air.
membuat selokan untuk jalan air. Tenaga Tanaman mendong termasuk
kerja yang digunakan adalah tenaga kerja tanaman musiman, rata-rata dapat dipanen
dalam dan luar keluarga 8-10 kali. Panen dilakukan setelah
Bibit mendong yang digunakan tanaman berumur 3-4 bulan dengan cara
adalah bibit unggul yang siap tanam. menyabit rumpun mendong dan
Ukuran bibit adalah yang masih menyisakan kurang lebih 1-2 cm dari
mempunyai ketinggian sekitar 20 cm. permukaan tanah, sehingga akan muncul
Penanaman mending pun menggunakan kembali tunas sehingga bertambah jumlah
jarak tanam, yang biasa digunakan adalah anakan mendong dan kembali dapat
jarak tanam 30 cm x 30 cm. Tujuan dari dipanen setelah berumur 3-4 bulan.
penggunaan jarak tanak adalah untuk Sehingga pada usahatani mendong
memudahkan dalam pemeliharaan, pengadaan bibit hanya dilakukan satu kali
apalagi jika diusahakan bersama-sama selama satu periode, yaitu sekitar 2,5
budidaya ikan atau mina mendong. tahun.
Pemupukan pada tanaman mendong Hasil produksi mendong rata-rata
dilakukan tiga kali, yaitu pemupukan sekitar 4,255 ton mendong kering per ha
dasar pada saat pengolahan lahan dengan atau 6-7 kg mendong kering per bata.
menggunakan pupuk kandang, kemudian Peningkatan produksi dan produktivitas
dilanjutkan dengan pemupukan susulan terus dilakukan dengan dilakukan
pada umur 45 hari setelah tanam (HST) dilakukannya penelitian dan sosialisasi
dan umur 75 HST masing-masing 50 kg dan pelatihan teknologi budidaya baik

219
Peran Kelembagaan Dalam Pengembangan Agribisnis Mendong
Tenten Tedjaningsih, Suyudi, Hendar Nuryaman

oleh perguruan tinggi khususnya bagi para pengrajin mendong, akan tetapi
Universitas Siliwangl maupun oleh masih belum terlihat nyata responnya
pemerintah daerah melalui Dinas karena ada keterkaitannya dengan
Pertanian. keterbatasan dalam pengadaan bahan
pengawet.
Subsistem Pengolahan Hasil Pertanian
(Agroindustri) Subsistem Pemasaran Hasil Pertanian
Pasca panen yang dilakukan oleh Petani menjual mendong kering
petani adalah dengan menjemur mendong kepada pedagang, pengumpul/bandar atau
yang telah diarit di atas tanah sampai langsung kepada pengrajin mendong.
kering. Untuk menghindari kebusukan Akhir-akhir ini terjadi kesulitan dalam
jika dipanen pada saat hujan, maka pada penjualan mendong karena pedagang
saat penjemuran ditaburi abu sekam padi, pengumpul/bandar membatasi pembelian
kemudian diikat masing-masing sekitar mendong sebab banyak perusahaan
30-40 kg. pengrajin tikar yang mengurangi bahan
Setelah kering benar maka baku dari mendong dan beralih
dilakukan grading berdasarkan panjang menggunakan bahan baku mendong
batang mending. Sortir dilakukan dengan plastik. Hal tersebut berakibat pada
mencabut (mautan) batang mendong yang menurunnya pendapatan petani.
ukurannya berbeda untuk disatukan
dengan ukuran panjang yang sama. Kepentingan dan Kinerja
Kelembagaan Agribisnis Mendong
Ukuran panjang mendong adalah 70 cm,
Tingkat kepentingan merupakan
80 cm, 90 cm cm, 100 cm dan 120 cm.
tingkat harapan petani terhadap pelayanan
Ukuran yang panjang biasanya digunakan
yang diberikan oleh kelembagaan
untuk bahan baku tikar mending,
agribisnis. Semakin tinggi tingkat harapan
sedangkan ukuran pendek digunakan
petani terhadap pelayanan kelembagaan
sebagai bahan kerajinan lainnya seperti
agribisnis, maka semakin penting pula
sajadah, taplak meja, dompet, sandal dan
pelayanan fungsi kelembagaan tersebut
kipas.
untuk dilaksanakan melalui kinerjanya.
Suyudi, dkk. (2015) telah
Atribut yang menjadi penilaian
mensosialisasikan penggunaan bahan
petani terhadap 5 fungsi pelayanan
pengawet alami untuk mempertahankan
kualitas mendong serta alat pengering

220
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(2): 211-227

kelembagaan agribisnis mendong terdiri berharap kelembagaan agribisnis tersebut


atas 23 atribut. sangat penting untuk dapat dilaksanakan.
Tabel 2 memperlihatkan bahwa 8 atribut 34,78 persen dianggap penting
60,87 persen atau 14 dari 23 atribut agar dapat membantu dalam kegiatan
pelayanan kelembagaan agribisnis sangat usahatani mendongnya.
penting, artinya bahwa responden sangat

Tabel 2. Kategori dan Kesesuaian Kinerja dengan Kepentingan


Katagori Kesesuaian
Atribut Kelembagaan Agribisnis
Kepentingan Kinerja (%)
I. Kelembagaan Pengadaan Sarana Produksi
1. Kelengkapan saprodi SP B 91.09
2. Kualitas Saprodi SP B 89.80
3. Cara pembayaran SP B 87.88
4. Ketersediaan SP B 78.22
5. Harga saprodi SP CB 70.65
II. Kelembagaan Pembiayaan
6. Keberadaan koperasi SP CB 61.00
7. Keberadaan Bank P CB 83.33
8. Persyaratan kredit P B 91.31
9. Tingkat k suku bunga CP CB 104.48
III. Kelembagaan Pemasaran
10. Syarat Pembelian SP CB 73.33
11. Harga Jual mendong SP CB 73.78
12. Cara pembayaran SP B 94.85
13. Kemampuan membeli P B 86.32
IV. Kelembagaan Kelompok Tani
14. Koord program SP CB 78.79
15. Tempat diskusi SP B 74.77
16. Tempat produksi SP CB 73.47
17. Penyedia saprodi SP CB 73.53
18. Koperasi kelompok tani SP CB 79.78
19. Tempat belajar P CB 82.98
V. Kelembagaan Informasi dan teknologi
20. Sosialisasi Inovasi P B 84.37
21. Menerima aspirasi dan mencari P CB 85.71
solusi
22. Fasilitas kerjasama P CB 87.06
23. Tempat pelatihan SP CB 91.09
Rata-rata P CB 81,62
Keterangan:
Sangat penting (SP) / Sangat baik (SB)
Penting (P) / Baik (B)
Cukup penting (CP) / Cukup baik (CB)
Kurang penting (KP) / Kurang baik (KB)
Tidak penting (TP) / Tidak baik (TB)

221
Peran Kelembagaan Dalam Pengembangan Agribisnis Mendong
Tenten Tedjaningsih, Suyudi, Hendar Nuryaman

Tingkat suku bunga mempunyai tertinggi adalah cara pembayaran yang


kesesuaian lebih dari 100 persen. dilakukan oleh pedagang pengumpul atau
Responden mengetahui bahwa untuk bandar yang melakukan pembelian
kegiatan usahatani sebenarnya ada mendong yaitu 94,85 persen, artinya cara
bantuan pinjaman dengan tingkat suku pembayaran sudah sesuai dengan yang
bunga rendah, sehingga responden diharapkan responden yaitu pembayaran
menganggap bahwa lembaga keuangan tunai. Sehingga dapat segera memenuhi
tersebut sudah cukup baik dalam kebutuhan hidupnya serta membiayai
melaksanakan fungsinya, akan tetapi kegiatan usahataninya.
responden sampai saat ini masih merasa
belum membutuhkan pinjaman dari Importance Performance Analysis (IPA)
lembaga pembiayaan formal karena petani Kinerja kelembagaan dianalisis
pada umumnya melaksanakan kegiatan dengan menggunakan Metode Importance
usahatani sesuai dengan kemampuan and Performance Analisys (IPA) yang
keuangannya. berkaitan dengan kepentingan apa yang
Kinerja adalah pelaksanaan diharapkan petani terhadap kelembagaan
pelayanan kelembagaan agribisnis dalam yang mendukung usaha mereka serta
menjalankan fungsinya. Atribut fungsi kinerja yang telah dilakukan oleh
pelayanan baru 9 atau 39,13 persen yang kelembagaan tersebut yang telah
dilaksanakan dengan baik. dirasakan oleh para petani.
Jika melihat Tabel 2 di atas, rata-
rata tingkat kesesuaian 81,62 persen, yang

222
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(2): 211-227

Kepentingan
Kuadran I Kuadran II

Kuadran III
Kuadran IV

Kinerja
Gambar 3. Diagram Kartesius Kelembagaan Agribisnis Mendong

Keterangan:
1. Kelengkapan saprodi 13. Kemampuan membeli
2. Kualitas Saprodi 14. Koordinasi program
3. Cara pembayaran 15. Tempat diskusi
4. Ketersediaan 16. Tempat produksi
5. Harga saprodi 17. Penyedia saprodi
6. Keberadaan koperasi 18. Koperasi kelompok tani
7. Keberadaan bank 19. Tempat belajar
8. Persyaratan kredit 20. Sosialisasi inovasi
9. Tingkat suku bunga 21. Menerima aspirasi dan mencari solusi
10. Syarat pembelian 22. Fasilitas kerjasama
11. Harga jual mendong 23. Tempat pelatihan
12. Cara pembayaran

1) Kuadran I Prioritas Utama tersebut harus menjadi prioritas kerja


Kuadran I menunjukkan kelembagaan agribisnis mendong.
kepentingan petani terhadap pelayanan Harga jual yang diterima oleh
fungsi kelembagaan agribisnis atau responden atau harga beli oleh pedagang
penting dengan skor di atas rata-rata (> penting, karena responden pada umumnya
4,1607) akan tetapi kinerjanya masih hanya mengandalkan penerimaannya dari
kurang dengan skor di bawah rata-rata (< mendong hasil panennya. Harga mendong
3,374) sehingga atribut–atribut pelayanan penting bagi responden apalagi pada masa
sekarang ini persaingan mendong sebagai

223
Peran Kelembagaan Dalam Pengembangan Agribisnis Mendong
Tenten Tedjaningsih, Suyudi, Hendar Nuryaman

bahan baku industri kerajinan tersaingi sehingga atribut-atribut pelayanan


oleh bahan sintetis yang diimpor dari luar tersebut tidak menjadi prioritas dalam
dengan harga yang relatif lebih murah pelaksanaannya
yang pengadaannya tidak terkendala Atribut-atribut pada kuadran ini
waktu. bukan berarti tidak perlu untuk menjadi
Keberadaan kelompok tani sebagai perhatian terutama pada harga sarana
unit/tempat produksi dirasakan oleh produksi. Harga sarana produksi berapa
responden penting. Adanya kelompok pun akan dibeli oleh responden untuk
sebagai tempat produksi menurut keperluan usahataninya selama
responden sangat membantu ketersediaan sesuai dengan kualitasnya
perekonomian keluarga, karena dapat yang merupakan atribut pelayanan dari
menambah penghasilan keluarga dengan kelembagaan pengadaan sarana produksi
mempekerjakan anggota keluarga yang harus dipertahankan kinerjanya serta
kelompok tani tersebut. diimbangi oleh nilai tukar mendong yang
baik dan menguntungkan yang menjadi
2) Kuadran II Pertahankan Prestasi
prioritas utama.
Kuadran II menunjukkan
kepentingan petani terhadap pelayanan 4) Kuadran IV Berlebihan
fungsi kelembagaan agribisnis penting Merupakan kuadran dengan atribut
dengan skor di atas rata-rata (> 4,1607) pelayanan yang berlebihan yang
dengan kinerjanya sudah baik dengan skor mempunyai kedudukan penting dengan
di atas rata-rata (> 3,3743) sehingga skor di bawah rata –rata (< 4,1607) dan
atribut–atribut pelayanan tersebut harus telah dilaksanakan cukup baik dengan
tetap diperhatikan. skor di atas rata-rata (> 3,3743).
Atribut-atribut tersebut pada saat ini
3) Kuadran III Prioritas Rendah
dirasakan sudah cukup baik dalam
Kuadran III menunjukkan
pelaksanaannya terutama dalam
kepentingan petani terhadap pelayanan
kemampuan membeli mendong dari
fungsi kelembagaan agribisnis
petani dari kelembagaan pemasaran yaitu
mempunyai kedudukan kurang penting
pedagang pengumpul atau bandar dan
dengan skor di bawah rata-rata (<
pengrajin, akan tetapi dengan adanya
4,1607) dengan kinerjanya kurang dengan
bahan subsitusi dari mendong untuk
skor di bawah rata-rata (< 3,3743)
bahan baku tikar, kerajinan anyaman

224
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(2): 211-227

(craft) akan berdampak kepada daya tani, penyuluh dan perguruan tinggi
tampung dan permintaan yang dimiliki adalah lembaga agribinis yang telah
oleh para pedagang tersebut. mampu berperan dalam menjalankan
fungsi kelembagaan agribisnis pada
Customer Satisfaction Index (CSI)
usahatani mendong.
Tingkat kepuasan petani secara
Kelembagaan agribisnis telah
keseluruhan diukur dengan menggunakan
menjalankan kinerjanya dengan cukup
alat analisis Customer Satisfaction Index
baik dengan prioritas peningkatan fungsi
(CSI). Tingkat kepuasan ini dihitung
kelembagaan pada keberadaan koperasi,
berdasarkan nilai rata-rata total dari
persyaratan pembelian mendong, harga
tingkat kepentingan dan tingkat kinerja
jual mendong, kelompok tani sebagai unit
dari kelembagaan agribisnis.
produksi dan penyedia sarana produksi
Berdasarkan hasil perhitungan
serta pelatihan oleh lembaga informasi
diperoleh hasil CSI untuk atribut kinerja
dan inovasi.
kelembagaan agribisnis mendong pada
Tingkat kepuasan petani terhadap
usahatani mendong sebesar 67,66 persen
pelayanan fungsi kelembagaan berada
atau 0,6766. Nilai tersebut jika
pada kategori puas.
berdasarkan Indeks Kepuasan Pelanggan
Kelembagaan agribisnis masih perlu
yang biasa digunakan oleh PT Sucofindo
ditingkatkan lagi karena meskipun telah
berada pada kisaran 0,66-0,80 termasuk
masuk dalam kategori puas, jika dilihat
dalam kriteria puas.
dari indeks kepuasaannya masih berada
Angka tersebut mengidentifikasikan
pada batas minimal. Untuk meningkatkan
bahwa secara umum petani mendong telah
kinerja dari fungsi kelembagaan agribisnis
merasa puas terhadap kinerja
agar mampu menghadapi tantangan
kelembagaan agribisnis yang berada di
persaingan maka perlu adanya penguatan
Kecamatan Manonjaya karena secara
kemandirian petani yaitu peningkatan
keseluruhan fungsi kelembagaan
fungsi kelompok tani sebagai unit
agribisnis tersebut telah mampu
produksi dan pengadaan sarana produksi
memenuhi harapannya.
sehingga ada peningkatan nilai tambah
dan nilai tukar dari kegiatan usahataninya
PENUTUP
dengan tidak terlepas dari adanya
Kios sarana produksi, pedagang
pengumpul/bandar, pengrajin, kelompok

225
Peran Kelembagaan Dalam Pengembangan Agribisnis Mendong
Tenten Tedjaningsih, Suyudi, Hendar Nuryaman

pelatihan penerapan inovasi teknologi dari Berbasis Pertanian. Jakarta: IPB


Press.
lembaga terkait.
Sukamdiyo, I. 1996. Manajemen
Koperasi. Jakarta: Erlangga.
Sunanto, H. 2004. Budi Daya Mendong.
DAFTAR PUSTAKA
Yogjakarta: Kanisius.
Anantanyu, S. 2011. Kelembagaan Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat
Petani, Peran dan Strategi Kepuasan Pelanggan Untuk
Pengembangan Kapasitasnya. Menaikan Pangsa Pasar. Jakarta:
Jurnal SEPA, 7(2): 102-109. PT Rineka Cipta.
Aritonang, R.L. 2005. Kepuasan Suyudi, Priatna, E. dan Tedjaningsih, T.
Pelanggan. Jakarta: PT Gramedia 2015. Sosialisasi Penggunaan
Pustaka Utama. Pupuk Organik pada Tanaman
BPS Kabupaten Tasikmalaya. 2013. Mendong di Kecamatan Manonjaya
Kabupaten Tasikmalaya dalam Kabupaten Tasikmalaya. Laporan
Angka. Tasikmalaya. IbM Tasikmalaya. LPPM
Juraemi. 2004. Hubungan Antara Kinerja Universitas Siliwangi.
Kelembagaan dengan Keragaan Suyudi, Priatna, E. dan Tedjaningsih, T.
Sistem Agribisnis pada Perusahaan 2016. Teknologi Penguat Bahan
Inti Rakyat Perkebunan Kelapa Baku Mendong Untuk
Sawit. Jurnal EPP, 1(2):33-40. Meningkatkan Pendapatan
Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran Pengrajin Mendong di Kecamatan
Analisis Perencanaan, Implementasi Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.
dan Pengendalian (terjemahan Jaka Jurnal Pengabdian Masyarakat
Wasana). Jakarta: PT Salemba Universitas Siliwangi Tasikmalaya,
Empat. 1(1), Desember 2015.
Mosher. A.T. 1981. Menggerakkan dan Tedjaningsih, T., Suyudi dan Nuryaman,
Membangun Pertanian. Jakarta: H. 2017. Persepsi Petani Terhadap
Yasaguna. Penggunaan Pupuk Organik Pada
Oktaviani, R.W. dan Suryana, R.N. 2006. Usahatani Mendong. Mimbar
Analisis Kepuasan Pengunjung dan Agribisnis: Jurnal Pemikiran
Pengembangan Fasilitas Wisata Masyarakat Ilmiah Berwawasan
Agro (Studi Kasus di Kebun Wisata Agribisnis, 3(1): 64-72.
Pasirmukti Bogor. Jurnal Agro Umar, H. 2005. Riset Pemasaran dan
Ekonomi, 24(1): 41-58. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT
Saragih, B. 2010. Agribisnis, Paradigma Gramedia Pustaka Utama dengan
Baru Pembangunan Ekonomi Jakarta Business Research Centre.

226

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai