Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/349158691

Persatuan Islam (Persis) dan Pendidikan Umat

Presentation · February 2021


DOI: 10.13140/RG.2.2.31678.15681

CITATIONS READS
0 1,517

1 author:

Dilan Imam Adilan


Universitas Nurtanio
20 PUBLICATIONS 2 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Dilan Imam Adilan on 25 July 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Persatuan Islam (Persis) dan Pendidikan Umat

Oleh :
Dilan Imam Adilan
(Kepala Bidang Kaderisasi PP HIMA PERSIS 2018-2021, Founder Lajnah Intelektual Muda Persis,
Dosen FISIP Universitas Nurtanio Bandung)

Melihat lebih dekat Persatuan Islam dengan lanskap yang nyata; Persatuan Islam
(Persis) dengan pendidikan umat, atau Persatuan Islam (Persis) dengan masyarakat menjadi hal
yang menarik, untuk dibahas dan diselidiki relasi tersebut. Bagaimana Persatuan Islam (Persis)
memberikan peran dalam mendidik anggota, membentuk karakter, dan membina masyarakat
dalam implementasi ajaran Islam berlandaskan Al Qur’an dan As Sunnah.

Bagaimana Persatuan Islam (Persis) mengkontruksi pandangan masyarakat yang


kemudian membentuk sikap dan perilaku dalam kehidupan mereka sehari-hari. Tak dinyana,
benar bahwa Persatuan Islam (Persis) adalah ormas yang menjadikan Al-Qur’an dan As Sunnah
sebagai sumber ajaran.

Maka akumulasi dari pandangan “Qur’an Sunnah” tersebut, konsekuensinya ialah


terwujudnya sikap dan perilaku hidup paripurna. Buledeug memegang kemurnian ajaran Islam
dan membabat habis segala hal yang menyimpang dari Al Qur’an dan As Sunnah, baik syirik,
bid’ah, khurafat versi lampau maupun kontemporer.

Persatuan Islam kita ibaratkan bak organisme yang hidup di tengah-tengah masyarakat.
Sebagai sebuah paham, bentuk penerimaan ataupun penolakan bisa terlihat. Namun, eksistensi
dari paham ini yang bertahan hampir seabad. Membuktikan Persatuan Islam secara sosiologis
menyatu dan beradaptasi dengan masyarakat;

Sebelum jauh berbincang, tentang pondasi kekuatan apa saja yang dibangun sebagai
upaya dari pelembagaan pandangan dengan asas pendidikan umat. Menelusuri kembali tujuan
Persatuan Islam dalam berbagai literatur. Dalam mendefinisikan Persatuan Islam tidak akan
pernah lepas dari versi dan subjektivitas orang yang mendefinisikannya. Bisa kita lihat,
diantaranya:

Persatuan Islam sebagaimana termuat dalam Manifest Perjuangan Persatuan Islam


KH.Isa Anshori:

“Persatuan Islam adalah sebuah organisasi perdjuangan dari kaum Muslimin jang
sefaham dan sekejakinan, kaum pendukung dan penegak Qur’an dan Sunnah. Sebagai
suatu organisasi perdjuangan jang bertudjuan hendak menjusun dan mentjiptakan
Masjarakat jang berdjalan didalamnja Adjaran dan Hukum Islam, Persatuan Islam
mempunyai pandangan dan analisa perdjuangan jang sesuai dengan dasar kejakinannja.
“Persatuan Islam mengeluarkan segenap energi perjuangan dan kegiatannya
berkembang dalam menyiarkanya, menyebarkan, menjabarkan, dan menegakkan faham
Qur’an dan As Sunnah. Persatuan Islam berjuang dalam lapangan ideology, tidak dalam
lapangan organisasi. Persatuan Islam membentuk diri menjadi intisari dari dan dalam
masyarakat Muslimin. Persatuan Islam (Persis) mencari kualitas, bukan kuantitas
mencari isi bukan jumlah.1”

Jika kita baca buku Manifest Perjuangan Isa Anshori, penting kemudian melihat
bagaimana KH.Isa Anshori membuat grand desain Persatuan Islam yang berani tampil ke
muka terlibat dalam politik praktis, yang kemudian meruncing dan kita kenal sebagai
konflik internal ketika itu.

Lalu generasi muda Persatuan Islam sebagian menyoroti pada mulanya Persatuan Islam
(Persis) gerakan yang focus menekuni masalah keagamaan, daripada persoalan lain2. Persatuan
Islam (Persis) yang lahir dari studi club dan berkonsentrasi dalam isu-isu keagamaan, memiliki
produk diantaranya Buku Soal Jawab A.Hassan termuat di dalamnya permasalahan-
permasalahan keagamaan yang diajukan pembaca kepada dewan redaksi, dibeberapa majalah,
diantaranya: Pembela Islam, Al Lisan dan Al Fatwa dari tahun 1931 s.d 1934. Tujuan dari Soal-
Jawab A.Hassan ialah semata-mata ingin merangsang, membangkitkan, dan menggugah
semangat ijtihad3 dikalangan umat Islam.4

Dari definisi yang ada, kemudian bisa kita tarik kesimpulan: bahwa Persis bergerak di
bidang pemikiran keagamaan dan focus dalam menangani aspek pelaksanaan syariat Islam; baik
dalam aspek aqidah, ibadah, akhlaq, dan muamalah (untuk persoalan Siyasi; Persis sepakat
bahwa Pancasila ialah dasar Negara tidak bisa dirubah menjadi Negara Islam). Persoalan
mengenai dasar Negara ini, sudah final dan menjadi kesepakatan bersama. Karena keterlibatan
Persis (sejak lampau sebelum kemerdekaan, dan terlibat dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia) baik dalam proses pembentukan Negara sampai selesai, dan begitu banyak
kontribusi yang diberikan; diantaranya Kedaulatan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)

1
KH.M.Isa Anshary, Manifes Perdjuangan Persatuan Islam, Bandung : PP Persatuan Islam
(Persis),thn.1958.hlm.6
2
Tiar Anwar dan Pepen Irfan, Persis dan Politik Sejarah Pemikiran dan Aksi Politik Persis 1923-
1997, Jakarta : Pembela Islam,thn.2012. hlm.2-3. Dapat dilihat juga dalam buku berjudul Persis dan Politik,
terbitan Persis Pers, thn.2019.hlm.60-61.
3
Persoalan Ijtihad ini menjadi penting, produk pemikiran Persatuan Islam belum mengalami
perubahan reformis dari semenjak periode awal Dewan Hisbah, dimana pada beberapa kasus; persoalan
Fiqh seolah seperti sebuah siklus, yang kemudian jawabannya bisa dirujuk kembali pada fatwa Dewan
Hisbah yang lampau. Dewan Hisbah berdasarkan hasil riset Dede Rosyada dalam disertasinya Metode
Kajian Hukum Dewan Hisbah PERSIS, UIN Syarif Hidayatullah.thn.1999, dalam kesimpulannya bahwa
Dewan Hisbah secara konsisten menerapkan metode istinbath hukum, baik dalam persoalan ibadah
maupun non ibadah. Terminologi Iadatu Islam ila ashliha dan ar Ruju ila Al Qur’an dan As Sunnah pada
dasarnya ialah untuk membuka gerbang ijtihad selebar-lebarnya melihat pada konteks ketika itu, umat
Islam diselimuti oleh paham jumud
4
Pengantar Penerbit, Soal-Jawab A.Hassan, Bandung : CV Diponegoro,thn.2007 Cetakan.XV.
yang digagas oleh M Natsir dengan Mosi Integralnya. Juga peran M.Natsir sebagai Perdana
Menteri di Republik Indonesia.

Beberapa produk pemikiran personal maupun kolektif, yang dihadirkan oleh Persatuan Islam
diantaranya ialah buku soal Jawab karangan A.Hassan sebagaimana tersebut:

ISI BUKU
Jilid 1-2 Soal Jawab A.Hassan
Pembahasan Keterangan
Terminologi Hukum Syara’, cara penggalian Hukum Syara’ sebagai objek dari kajian ini,
hukum berdasar tiga aspek kemampuan : diketengahkan sebagai konsekuensi dari
a. Bahasa kesimpulan hukum.
b. Ilmu Hadis Sebagai bagian dari ‘Tamhied’
c. Ushul Fiqih (persiapan), kemampuan dalam bahasa, ilmu
hadis, dan Ushul fiqih syarat mutlak dalam
menggali hukum. A.Hassan menegaskan,
bahwa kemampuan-kemampuan tersebut
mesti dipenuhi oleh seorang mujtahid. Hal ini
pun menegaskan, bahwa A.Hassan bukan
sembarang orang. Beliau punya otoritas untuk
menjawab persoalan-persoalan keagamaan
dengan kapasitas yang beliau miliki.

Persoalan Thaharah 18 Persoalan


Persoalan Sholat 30 Persoalan
Persoalan Sholat Jum’at 13 Persoalan
Persoalan Jenazah/Kuburan 10 Persoalan
Persoalan Zakat 3 Persoalan
Persoalan Shaum 3 Persoalan
Persoalan Haji 2 Persoalan
Persoalan Nikah 16 Persoalan
Persoalan Minuman dan Makanan 6 Persoalan
Persoalan Doa’ 7 Persoalan
Berbagai Masalah : Aliran Islam, Pemikiran
22 Persoalan
Islam
ISI BUKU
Jilid 3-4 Soal Jawab A.Hassan
Pembahasan Keterangan
Persoalan Thaharah 14 Persoalan
Persoalan Sholat 32 Persoalan
Persoalan Sholat Jum’at 21 Persoalan
Persoalan Jenazah 23 Persoalan
Persoalan Zakat 6 Persoalan
Persoalan Haji 3 Persoalan
Persoalan Jilbab, Persoalan Aurat 34 Persoalan
Persoalan Makanan dan Sembelihan 8 Persoalan
Persoalan Faraidl, Hibah, dan Shidqah 13 Persoalan
Persoalan Hadis 4 Persoalan
Persoalan Tentang Nabi 6 Persoalan
Persoalan Doa’ 4 Persoalan
Berbagai Masalah : Kepemimpinan, Aqidah. 43 Persoalan

Juga banyak karya buah ulama-intelektual Persis dan Dewan Hisbah banyak di cetak, baik dalam
versi revisi maupun cetak ulang diantaranya : Kumpulan Keputusan Dewan Hisbah Persatuan
Islam terbitan Persis Pers dengan membaginya pada tema-tema spesifik; fiqh Muamalah, Risalah
Shalat, Risalah Shaum, Risalah Aqidah dll juga banyak karya para ulama-intelektual Persis di
bidang Politik, seperti Persis dan Politik. Jauh juga sebelum itu, tokoh-tokoh Persatuan Islam
(Persis) seperti Dadan Wildan, Dani Asmara, Abu Al Ghifari, Badri Khaeruman, KH.Maman
Abdurrahman, dan lain-lain yang membuat karya-karya mengenai Persatuan Islam (PERSIS).

Pilar-pilar kekuatan yang menopang dari pandangan masyarakat dan anggota jama’ah
Persis secara khusus telah lama dibangun dan dirintis oleh structural dan fungsionaris di
Persatuan Islam. Namun, perlu kemudian melihat gagasan-gagasan baru terkait pendidikan
keumatan yang difikirkan oleh generasi masa depan Persis, terutama oleh kader muda Persis
(baik dari Hima Persis maupun Pemuda Persis). Dan mungkin lebih spesifik pandangan dari
Lajnah Intelektual Muda Persis (Alumni PPI), bukan berdasarkan riset namun hanya berdasarkan
curah gagasan yang dibangun dari fakta sejarah, ide dan gagasan sederhana. Bagaimana
Persatuan Islam (Persis) mampu mewujudkan tujuan dan cita-cita besarnya.

Manajemen Dakwah Persis

Dakwah tidak lagi dimaknai secara sempit ketika di kelola dalam prinsip manajemen. Pun halnya,
yang terjadi di Persatuan Islam profesionalitas yang mulai dibangun, di citrakan oleh personal
asatidz/ulama/dai ataupun lembaga dakwahnya ialah ejawantah dari prinsip manajemen.
Manajemen ialah proses usaha dalam mencapai tujuan. Adapula yang sering disebut ‘Angel
Circle’ (Lingkaran Malaikat). (Dwi Budiman :2013).

Maka dakwah dengan prinsip-prinsip manajemen tidak akan berhenti sampai kapanpun.
Lingkaran kebaikan (malaikat) yang memaksa dakwah berjalan, tidak berhenti, karena dalam
dakwah tidak ada istilah cuti tidak ada istilah pensiun.Jikalau pensiun, maka bersiaplah untuk
dimakan ikan paus sebagaimana Nabi Yunus.

Maka masyarakat yang dibentuk, ialah masyarakat duaat’ sebagaimana dalam QS.Ali Imron :
110. Gerakan Dakwah Persis: semua anggota persis adalah dai'.

Maka dakwah; terutama yang menyampaikan materi/konten dakwah adalah mereka yang lahir
dari ssupporting system dari lembaga pendidikan berbagai bidang ilmu. Diselenggarakannya
jenjang pendidikan (baik Pesantren, SMA-SMP dll) diperkuat dengan spesialisasi (Pesantren
spesialis tafsir, hadis, mencetak generasi tafaqquh fiddin; pesantren spesialis ahli IT,teknisi,
maupun fakultas-fakultas yang ada di Perguruan Tinggi baik umum ataupun agama. yang
menopang dakwah

Setelah menetapkan Tujuan Dakwah (rujuk tujuan Persatuan Islam dari QA-QD) dari sebuah
kegiatan dakwah, tentu memerlukan strategi (langkah-langkah) untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut. Maka kerelaan untuk mewakafkan diri untuk berdakwah (baik sebagai penunjang
aktivitas dakwah, kontributor, dan relawan dalam aktivitas dakwah) untuk mengelola semua
proses yang mengarah pada tujuan, dengan menggunakan Sumber Daya yang ada.

Bidang Dakwah PP PERSIS telah memberikan Proyeksi dalam pembinaan Umat dalam Dakwah.

(1)Sumber Daya Dakwah adalah segenap potensi pelaksana dakwah di lingkungan PERSIS dalam
menyeru dan memasyarakatkan Al Qur’an dan As Sunnah.

(2) Bidgar SDD (Sumber Daya Dakwah) adalah perangkat structural dan operasional Bidang
Dakwah sebagai pengelola kebijakan dakwah yang meliputi kaderisasi, Tamhidul Muballighin,
Tanfidz ad Du’at, Takwin ad Duat, Tarbiyah Du’at dan pelatihan dakwah di lingkungan jamiyyah
Persatuan Islam (Persis) 5

Pada akhirnya, manajemen dakwah tidak hanya sebatas proses “menggerakan orang”. Karena,
salah satu sebab dakwah belum efisien karena hanya sebatas, “proses menggerakan orang”.
Perlu kemudian membuat perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengendalian, dan
Evaluasi. Agar kemudian tujuan dan progress pencapaian nya jelas selalu dalam proses
monitoring.

Maka, hari inipun dakwah tidak identik lagi dengan tradisi lisan atau tulisan saja. Dalam konteks
kekinian, proses mix antara lisan dan tulisan melalui media audio visual berkembang begitu

5
PP Persis, Pedoman Jamiyyah & Kaifiyyat Kerja Persatuan Islam (Persis) 2015-2020, Bandung :
Persis Pers,hlm.199-203.
pesat. Tersebarlah, potongan video-video kecil di SW (Status Whatsapp) dan GW (grup
whatsapp), FB, Twitter,Youtube atau Instagram membuktikan; konten dakwah lalu lalang dan
hampir menjadi santapan yang tiada habis dikonsumsi. Hadirnya lembaga dakwah secara khusus
tentu bisa mengeliminir hal tsb.

Secara ekspansif dakwah Persatuan Islam semakin berkembang dan meluas (diantaranya sejak
adanya program Pengiriman Khafilah Du’at) ke berbagai pelosok Negeri yang digagas oleh PP
PERSIS Bid. Dakwah bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Persis Garut sejak tahun 2009-an, dari
ujung Sumatera sampai ke tanah Nusa Tenggara.

Dengan pengiriman da’I tersebut, menunjukan bahwa adanya program Tadribu Du’at; semakin
banyak orang yang terlibat dalam aktivitas dakwah. Semakin banyak timbul kesadaran bahwa
dakwah merupakan kewajiban fardiyyah, setiap individu wajib berdakwah.

Maka adanya rolling dalam pengembanan tugas dakwah (termasuk para teknokrat, bisnisman,
ilmuwan, pejabat, dan apapun profesinya memiliki peluang sama untuk menjadi seorang da’i)
tidak selalu harus yang konsen belajar agama.

Inti dari proses dakwah ialah sampainya kebenaran. Maka, makna dari Innallaha La Yahdi man
Ahbabta, wa Lakinna Allaha Yahdi Ma Yasaa’. Sejauh manapun dakwah melintasi kawasan dan
tempat, kita hanya berusaha dan tinggal menunggu proses diterimanya hidayah.

Proses dari manajemen dakwah, sesuai dengan spirit sebuah hadis: Tidak ada Islam kecuali
dengan jama’ah, dan tiada jama’ah kecuali dengan imarah, dan tiada imarah kecuali dengan
adanya keta’atan. .6

Perlu dibangun jama’ah yang kuat dengan sistem imarah yang terprogram. Lahirnya kesadaran
untuk ta’at maka seluruh program dakwah yang telah di rencanakan akan terealisasi.

Maka dakwah yang telah terbangun membentuk karakter dari masyarakat Persis yang
senantiasa menegakan aqidah, menyebarkan syariah, dan memberatas segala hal yang
bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Persis menjadi pelopor dalam dakwah melalui gerakan
tajdid dalam segala aspeknya. Persis mengambil peran strategis dalam memurnikan aqidah,
meluruskan ibadah, dan menuntun muamalah umat.

6
Jam’iyyah Persatuan Islam dibangun atas prinsip-prinsip jama’ah, maka lahirlah satu suara, satu
usaha, dan satu rasa bentuk nyata dari Persatuan Islam (Persis). A.Zakaria, Sambutan Ketua Umum
Persatuan Islam (Persis) dalam Pedoman Jam’iyyah dan Kaifiyyat Kerja PERSATUAN ISLAM 2015-2020,
Bandung :Persis Pers,hlm.iii.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai