Anda di halaman 1dari 247

1

K-HIS MENJAWAB
PROBLEMATIKA FIQIH SOSIAL
KONTEMPORER

Penyusun :

Team LBM Fiqh Kontemporer


Komunitas Hukum Islam (K-HIS)
2021

Mahasiswa Program Studi Hukum


Bisnis Syariah Fakultas Keislaman

Universitas Trunojoyo Madura

Perumus Jawaban :

Ach Wasilurrohman

Pembaca Ahli :

2
Dr. Nur Kholis Majid, S.HI.,M.HI

Editor : Husni
Mubarok

Settings & Lay Out : Ely Umaroh

Design Cover : Hariatin


Widiya

Penerbit :

Pustaka K-HIS

3
‫‪KATA SAMBUTAN‬‬
‫‪Oleh: Shofiyun Nahidloh, S.Ag.,‬‬
‫‪M.HI‬‬

‫‪(Dekan Fakultas Keislaman‬‬


‫)‪Universitas Trunojoyo Madura‬‬

‫السالم عليكم ورمحة اهلل وبركاته‬

‫بسم اهلل الرمحن الرحيم أحلمد هلل رب‬


‫العاملني وبه نستعني علی أمور الدنيا‬
‫والدين والصالة والسالم علی سيدنا‬

‫‪4‬‬
‫* أما‬.‫وموالنا حممد واله وصحبه أمجعني‬
‫ بعد‬:
Terbitnya buku ini dapat membuka
mata kita bahwa kajian kitab turast
ahlus sunnah wal jamaah tidak hanya
bisa fahami dikalangan pesantren
salaf, namun dikalangan mahasiswa
syariah sebagai akademisi keilmuan
Islam sudah seharusnya mempunyai
tanggung jawab besar untuk
menginterpretasikan baik secara
tekstual maupun secara kontektual
dan relevansi khazanah kitab turast
sesuai dengan dinamika
perkembangan zaman

Dengan rasa syukur dan bangga, saya


menyambut atas terbitnya buku ''K-

5
HIS MENJAWAB PROBLEMATIKA
FIQIH SOSIAL KONTEMPORER''
yang disusun oleh pengurus
Komunitas Hukum Islam (K-HIS)
program stuadi Hukum Bisnis
Syari’ah bidang Fiqih Kontemporer
2021, Mahasiswa Hukum Bisnis
Syariah, Fakultas Keislaman,
Universitas Trunojoyo Madura.

Buku ini sangat menarik dan


merupakan terobosan dari kalangan
mahasiswa untuk menghidupkan
kajian fiqih dengan metode bahtsul
masail dilingkungan kampus
khususnya Fakultas Keislaman UTM.
Disamping menggunakan pendekatan
ilmiah yang merujuk pada refrensi
dengan redaksi aslinya dari berbagai
macam kitab. dalam Penyusunan
rumusan jawaban juga dilengkapi

6
dengan berbagai macam perbedaan
pendapat dan analisis para ulama'
yang dapat dipertanggung jawabkan
dengan dalil aqli dan naqli, kemudian
dipilih rekomendasi pendapat yang
paling sesuai.Tema-tema yang
diangkat adalah persoalan aktual atau
problematika kontemporer yang
masih menjadi pertanyaan tentang
status hukum fiqihnya dikalangan
mahasiswa dan masyarakat pada
umumnya.

Karena itu saya sangat mengapresiasi


terhadap program bahtsul masail
yang diadakan oleh K-HIS yang
kemudian dikumpulakan dan
diterbitkannya menjadi buku ini.
Saya berdoa, semoga buku ini
bermanfaat dan membawa berkah

7
bagi penyusun dan bagi pembacanya.
Amiin.

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Bangkalan 26 Agustus 2021

Shofiyun Nahidloh, S.Ag.,M.HI

8
KATA SAMBUTAN

oleh Adiyono, S.H.I., M.H.I.

(Pembina K-KHIS)

‫السالم عليكم ورمحة اهلل وبركاته‬

‫احلمدهلل رب العاملني والصالة والسالم‬


‫علی أشرف األنبياء واملرسلني وعلی أله‬
‫ وصحبه أمجعني أما بعد‬:
Dengan rasa syukur Alhamdulillah
saya bangga dan senang atas karya
dan jerih payahnya menyelesaikan
buku ini, kami ucapkan selamat dan
sukses serta terimakasih kepada

9
pengurus Komunitas Hukum Islam
Bidang Fiqih kontemporer 2021 (K-
HIS) atas terbitnya ''K-HIS
MENJAWAB PROBLEMATIKA
FIQIH SOSIAL KONTEMPORER''
sebuah buku yang berisi tanya jawab
tentang kasus problematika
kontemporer dari perspektif fiqih
dengan metode Bahtsul masail
sebagaimana lumrah dikenal
dilingkungan pesantren salaf.
Alhamdulillah kegiatan program
sperti ini dapat dikenal dan
terlaksana juga dilingkungan kampus
khususnya di Universitas Trunojoyo
Madura Fakultas Keislaman Prodi
Hukum Bisnis Syariah.

Buku ini menggambarkan tentang


bukti nyata akan peran akademis
berbasis syariah dari kalangan

10
mahasiswa yang ikut bertanggung
jawab untuk mengkaji dan
mengkontekstualisasi khazanah kitab
kuning dengan perkembangan
problematika yang sedang terjadi
dimasyarakat. dan semoga menjadi
motivasi kepada para akademisi
mahasiswa yang lain khususnya
diprodi Hukum Bisnis Syariah untuk
turut berperan dalam mengakaji
kitab-kitab kuning.

Akhirnya, saya sebagai pembina K-


HIS berdoa semoga K-HIS terus
memberikan kontribusi positif dan
terus menghasilkan karya-karya
nyata yang sangat bermaamfaat, dan
terbitnya buku ini semga bermanfaat
bagi penyusun pembaca dan kita
sekalian, Amien.

11
‫والسالم عليكم ورمحة اهلل وبركاته‬
Hormat Kami Pembina K-HIS

ADIYONO, S.H.I., M.H.I.

12
KATA SAMBUTAN

Oleh: Dr Nur Kholis Majid, M.HI

(Wakil Seketaris Komisi Dakwah MUI


Jawa Timur)

‫احلمد هلل الذي أمرنا باألعمال الصاحلة‬


‫والصالة والسالم على رسولنا أشرف‬
‫السادة وعلى أله وأصحابه وأمته إىل أخر‬
‫ وبعد‬.‫الساعة‬
Dialektika Islam dengan
problematika sosial selalu

13
mengemuka, dan menjadi issue yang
aktual dan up to date. Modernisasi
zaman yang terjadi di berbagai sektor
kehidupan yang ditandai dengan
adanya kemajuan dan perkembangan
sains dan teknologi disatu sisi
menimbulkan banyak kemaslahatan
dan nilai positif, namun terkadang
berkonsekuensi kepada munculnya
banyak problematika sosial yang
membutuhkan legitiimasinya. Disisi
lain, Islam sebagai sebuah agama
samawi yang bersifat universal dan
salihun li kulli zaman wa makan selalu
hadir untuk merespon dengan
menyajikan menu solutif.

Merujuk kepada fakta diatas


itulah, saya sangat apresiasi terhadap
kepengurusan KHIS 2021 yang turut
andil merespon beraneka ragam

14
problematika sosial dalam perspektif
keIslaman. Buku ini merupakan karya
terbaik mahasiswa yang bersifat
fenomenal dan merupakan
persembahan mereka untuk HBS
FKIS UTM. Selain itu, buku ini adalah
natijah dari program bahtsul masail
dengan mengupas tentang
problematika sosial yang dielaborasi
dengan kajian fikih dengan prinsip
mengedepankan aspek kemaslahatan.

Dengan untaian kalimat doa


semoga kehadiran buku yang
berjudul “K-HIS MENJAWAB
PROBLEMATIKA FIQIH SOSIAL
KONTEMPORER” ini dapat
menambah khazanah KeIslaman dan
mampu menjadi problem solver
terhadap problematika hukum Islam
kontemporer, dan semoga terus lahir

15
karya karya terbaik mahasiswa di era
yang akan datang.

Surabaya, 26 Agustus 2021

TTD

Dr. Nur Kholis Majid, M. HI

16
‫‪KATA PENGANTAR‬‬
‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬

‫احلمدهلل علی نعمة اإلسالم ولك احلمد علی‬


‫نعمة اإلميان ولك احلمد علی نعمك الظاهرة‬
‫والباطنة ما علمنا منها وما مل نعلم اللهم صل‬
‫أفضل الصلوات وأمت التسليم علی سيدنا حممد‬
‫وعلی أله وصحبه أمجعني‬

‫اللهم أرنا احلق حقا ووفقنا الی اتباعه‪ ،‬وأرنا‬


‫الباطل باطال وأعنا علی اجتنابه‪ ،‬اما بعد‬

‫‪Fiqih adalah‬‬ ‫‪kumpulan‬‬ ‫‪hukum‬‬


‫‪agama yang‬‬ ‫‪berkaitan‬‬ ‫‪dengan‬‬

‫‪17‬‬
perbuatan manusia sepanjang masa
yang memiliki sistemika sendiri. Fiqih
sebagai disiplin ilmu tidak berdiri
sendiri tetapi dibantu dengan banyak
kerangka teoritik yang diantaranya
kita kenal dengan ushul fiqh,
qawaidh fiqh, ilmu-ilmu Al-Quran
dan Hadist dan ilmu-ilmu gramatika
arab.

Buku ini merupakan hasil dari


kumpulan konsultasi hukum fiqih
sejak kepengurusan K-his 2020
sampai kepengurusan K-his 2021
dalam program Lembaga Bathsul
Masail (LBM) bidang fiqih
kontemporer komunitas hukum islam
(K-HIS) mahasiswa prodi hukum
bisnis syariah, program ini sebagai
terobosan kecil untuk memenuhi
kebutuhan teman-teman mahasiwa

18
terhadap kajian teori menjawab
persoalan fiqih dengan benar dan
mendalam dengan pendekatan
metodologis melalui pelacakan
refrensi dari berbagai kitab turast
yang tidak diragukan lagi tsiqahnya
(keilmiahannya) dan sudah masyhur
dikalangan Ahlu Sunnah Wal
Jama'ah, kemudian kami berusaha
kontektualisasi dengan keadaan
modernitas secara progresif. Dalam
setiap jawaban kami mencantumkan
dua sampai lima refrensi dengan
redaksi asli dari kitab turast dan juga
terkadang kami memperjelas
penuturan para ulama' pemilik
pendapat dengan berbagai
pandangannya sehingga mungkin
sekilas akan nampak sebagai sebuah
pemanjangan kata yang
menyebabkan kebosanan, tetapi kami

19
melakukan hal itu karena tujuan yang
dengannya diharapkan cita-cita luhur
tergerakkan, teman-teman akedemisi
khususnya dan masyarakat umum
dapat belajar membaca dan meneliti
kembali keragaman kitab turast,
keilmiahan, dan relevansi khazanah
hukum fiqih terhadap perkembangan
zaman.

Selanjutnya kami mengucapkan


banyak terimakasih kepada segenap
orang tua kami dan guru-guru kami,
para dosen Prodi Hukum Bisnis
Syariah khususnya dekan Fakultas
Keislaman Ibu Shofiyun Nahidloh
S.Ag,. M.HI yang telah
menyemangati kami , dan juga
Kaprodi Hukum Bisnis Syariah Bapak
Moh Hipni S.HI., M.HI yang telah
banyak membantu kami baik dalam

20
proses menjawab hingga penerbitan
dan juga kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada Bapak Holis
S.HI., M.HI selaku seketaris komisi
pendidikan MUI Jatim yang telah
bersedia meluangkan waktunya
sebagai pembaca ahli buku ini dan
juga tidak lupa pembina K-his Bpk
Adiyono S.HI,. M.HI yang telah tulus
dalam mendidik dan membina kami

Kesempurnaan hanyalah milik Allah


Swt. kami menyadari buku ini masih
jauh dari kesempurnaan dan apabila
ditemukan kesalahan, maka hal itu
karena kemampuan kami yang masih
dini dan kering dari pengetahuan.
Karena itu dari pembaca yang
terhormat kami berharap
kesudiannya memberikan koreksi bila
ada kekeliruan dalam buku ini, kami

21
juga ingat kata Alghazali ketika ada
yang mengkritik salah satu karyanya
''Jangankan hanya buku saya, Al-
Qur'an yang merupakan wahyu Allah
masih banyak orang yang
menggugatnya dan menuduhnya
sebagai berita bohong''. Jika dalam
buku ini ditemukan kebenaran maka
hal itu karena semata fadhal dari
Allah dan barokah dari para ulama'
dan mungkin saja disebabkan
barokah Fakultas Keislaman
Universitas Trunojoyo Madura
dimana kami merasakan sendiri
penigkatan prestasinya disetiap tahun
sehingga kami yang masih jauh dari
kemampuan mendapatkan cipratan
barokahnya.

Akhirnya semoga apa yang kita


lakukan menjadi amal ikhlas yang

22
diterima di sisiNya serta menjadi
bekal kembali ke alam keabadian.
Amiin

Bangkalan 26 Agustus 2021

Tim LBM Fiqih Kontemporer K-HIS


UTM

23
DAFTAR ISI

COVER
KATALOG DALAM TERBITAN

KATA SAMBUTAN.....................................................
KATA PENGANTAR....................................................
DAFTAR ISI................................................................

Menggunakan Fasilitas Lembaga


Untuk Keperluan Pribadi.......................................
Jual Beli Pakaian Sexy...........................................
Music Dalam Tinjauan Fiqh...................................

24
Membangun Masjid Yang
Berdekatan...........................................................
Ragu-ragu Batalnya Puasa....................................
Berbuka Puasa Dalam Niat...................................
Ketiduran Sebab Kecapean
Semaleman Main Uno..........................................
Menggosok Gigi Bagi Yang Sedang
Berpuasa...............................................................
Menghayal Porno Pada Saat
Sedang Berpuasa..................................................
Menghirup Inhaler Bagi Orang Yang
Sedang Berpuasa..................................................
Akibat Kecapean Sepasang Pasutri
Bangun Pagi Dalam Keadaan Junub
..............................................................................

25
Mengapa Wanita Haid Wajib
Mengganti Puasa Namun Tidak
Wajib Mengganti Shalat.......................................
Batasan Masuknya Benda Dapat
Dihukumi Membatalkan Puasa.............................
Bolehnya Lewat Atau Diam Depan
Orang Yang Sedang Shalat....................................
Mengirim Striker Watshap Gambar
Makanan Dan Minuman Pada Saat
Siang Puasa Ramadhan.........................................
Memakai Skincare, Parfum Pada
Siang Ramdhan.....................................................
Membuka Warung Nasi Pada Siang
Ramadhan.............................................................
Bisakah Wanita Haid Mendapatkan
Pahala Puasa Ramadhan.......................................

26
Menelan Dahak Saat Puasa..................................
Hidangan Makanan Dari Non
Muslim..................................................................
Dosa Zina..............................................................
Menggabungkan Tiga Rakaat Witir
Sekaligus...............................................................
Tukar Menukar Uang Berselisih
Nominal................................................................
Biaya Pendaftaran Untuk Biaya
Hadiah Pemenang.................................................
Baru Pertama kali Haid Di Bulan
Ramadhan.............................................................
Hukum Memakai Susuk........................................
Pesan Watshap Yang Meresahkan
..............................................................................

27
Hutang Ibu-Ibu Yang Belum
Dibayar.................................................................
Amplop Untuk Rumah Duka.................................
Menjima' Istri Yang Masih Belum
Dibayar Maharnya................................................
Foto Bapak Jokowi Dijadikan Meme
..............................................................................
Menggauli Wanita Yang Dikira
Istrinya..................................................................
Dimabuk Cinta......................................................
Wanita Dan Poligama...........................................
Mengandalkan Ampunan Allah Dan
Melalaikan Perintah Dan
Larangannya.........................................................
Sikap Tepat Seorang Ibu.......................................
Hukum Poligami....................................................

28
Game Pubg Dalam Tinjauan Fiqh..........................
Uang Kuliah Tunggal UKT Dimasa
Pandemic..............................................................
Al-Qur'an Pada Layar Hp Atau Pc..........................
Menangkap Ikan Diwilayah
Peraiaran Negara Lain...........................................
Menggabungkan Mandi Besar
Dengan Whudhu’..................................................
Menerobos Lampu Merah....................................
Menggabungkan Beberapa Niat
Puasa....................................................................
Kajian Tashawwuf Lbm Fiqh
Kontemporer K-His...............................................

29
Menggunakan Fasilitas Lembaga
Untuk Keperluan Pribadi
Hasil Rumusan LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 01
/ 09 / Oktober/ 2020
Sail : Achmad Rofiqi
Kelas: HBS 3 A

Deskripsi masalah:
Demi menunjang kelancaran
KBM ( Kegiatan Belajar
Mengajar), pada sebuah lembaga
pendidikan pesantren, Pihak
lembaga menyediakan berbagai
macam fasilitas seperti computer,
printer dll. Imam syafiie
merupakan salah satu santri
dilembaga tersebut, disamping

30
mesantren, Imam juga kuliah di
UTM kampus tercinta, dan
menjadi pengajar di lembaga
lain, tak jarang Imam
menggunakan komputer dan
printer milik lembaga tempat ia
berdomisili, untuk mengerjakan
tugas kuliyahnya dan
kepentingan lembaga lain tempat
ia mengajar. Apa hukumnya
tindakan imam syafii
sebagaimana deskripsi tersebut ?

Jawaban:
Tindakan imam syafiie dapat
dibenarkan dengan catatan:
1. Jika terdapat izin, atau ada
indikasi kerelaan dari pihak
pengurus lembaga, atau sesuai
dengan kebiasaan (ada

31
‫‪indikasi‬‬ ‫‪diperbolehkan‬‬
‫‪secara umum).‬‬
‫‪Refrensi:‬‬ ‫‪Al-fatawa‬‬ ‫‪al-‬‬
‫‪Fiqhiyah al-Qubra juz 4 hal‬‬
‫‪11‬‬
‫*ل َش* ْي ٍء َْأم‬ ‫ض*ا ِم ْن ُك ِّ‬ ‫اَأْلخذ بِعِْل ِم ِّ‬
‫الر َ‬ ‫ِئ مِب‬
‫َو ُس َل َا لَ ْفظُهُ َه ْل َج َو ُاز ْ‬
‫وص بِطَ َع ِام الضِّيَافَِة؟‬
‫ص ٌ‬ ‫خَمْ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫وص‬ ‫ص*** ٍ‬ ‫َاب بَِق ْول * * **ه الَّذي َد َّل َعلَْي * * **ه كَاَل ُم ُه ْم َأنَّهُ َغرْي خَمْ ُ‬
‫فََأج َ‬
‫َأن َغلَبَةَ الظَّ ِّن كَالْعِْل ِم يِف َذلِ ِ ِئ ٍ‬ ‫صَّر ُحوا بِ* َّ‬ ‫ِ‬
‫*ك َوحينَ ذ فَ َمىَت‬ ‫َ‬ ‫ك َو َ‬ ‫بِ َذل َ‬
‫َأخ* ِ*ذ َش* * ْي ٍء ُم َعنَّي ٍ ِم ْن َمالِ * ِ*ه‬
‫*ك يَ ْس* * َم ُح لَهُ بِ ْ‬
‫َغلَب ظَنُّه َّ ِ‬
‫َأن ال َْمال * َ‬ ‫َ ُ‬
‫ض َمانُهُ َوِإاَّل َاَلف‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َج َاز لَهُ ْ ُ ُ مُثَّ ْ َ َ اَل ُ َّ َ َ ُ َ‬
‫ه‬ ‫م‬ ‫ز‬ ‫ل‬ ‫ه‬ ‫ن‬‫ظ‬ ‫ف‬ ‫خ‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫ه‬ ‫ذ‬ ‫َأخ‬
‫‪2. Jika‬‬ ‫‪fasilitas‬‬ ‫‪tersebut‬‬
‫‪merupakan‬‬ ‫‪barang‬‬ ‫‪yang‬‬
‫‪berstatus‬‬ ‫‪wakaf,‬‬ ‫‪maka‬‬
‫‪hukumnya‬‬ ‫‪dirinci‬‬ ‫‪sebagai‬‬
‫‪berikut:‬‬
‫‪a) Hukumnya boleh jika‬‬
‫‪tidak‬‬ ‫‪diingkari‬‬ ‫‪oleh‬‬

‫‪32‬‬
kebiasaan umum yang
berlaku pada saat waqaf
dan tidak mengganggu
atau merugikan
keperluan lembaga,
Karena suatu kebiasaan
yang diperbolehkan
secara umum termasuk
bagian yang medapat
izin dari waaqif, semisal
numpang mengetik
untuk menulis surat
undangan dll.
b) Hukumnya tidak boleh
jika digunakan untuk
keperluan yang tidak
diketahui atau tidak
layak mempunya
indikasi mendapat izin

33
‫‪dari‬‬ ‫‪waqif‬‬ ‫‪seperti‬‬
‫‪menggunakan‬‬ ‫‪fasilitas‬‬
‫‪tersebut untuk mengedit‬‬
‫‪video, bermain game dll.‬‬
‫‪Refrensi:‬‬ ‫‪Al-Bujairimi‬‬
‫‪alaa Syarhi al-Minhaaj‬‬
‫‪juz 3 hal 197‬‬
‫نَوٍم هِبَا َوطُ ْ*ه* ٍر‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َولغَرْيِ َْأه* ِ*ل ال َْم ْد َر َس* *ة مَا اُ ْعتي * َ*د فيهَا م ْن حَنْ* * ِو ْ‬
‫َة َْأهلِهَا فِيمَا‬
‫ب ِمن ماِئهَا مَا مَل يْن ُقص الْمَاء عن حاج ِ‬
‫ُ َْ َ‬ ‫َْ ْ‬ ‫ٍ‬
‫َو ُش * ْر ْ َ‬
‫َل هَلُ ْم‬ ‫يَظْ َهر َشرح م ر‪ ،‬وهَل لِْلغَرْيِ َذلِ َ ِإ‬
‫*ك َو ْن َمَنعَهُ َْأهلُهَا؟ َوه ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫ُ ْ ُ‬
‫ي‪َ ،‬واَلَّ ِذي يُْؤ خَ ُذ‬
‫ض*َرٌر؟ حُي ََّر ْر َش* ْوبَِر ٌّ‬ ‫ال َْمْن* ُ*ع َوِإ ْن مَلْ حَيْ ُ‬
‫ص* ْل هَلُ ْم َ‬

‫اص َج َاز‬ ‫ِمن ع ش علَى م ر َأنَّه إ ْن مَل ي ْش ِر ْط الْواقِ اِل ِ‬


‫ص َ‬‫ف ا ْخت َ‬
‫َ ُ‬ ‫ُ َْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫*ول َغرْيِ ِه ْم بِغَرْيِ إ ْذهِنِ ْم‪َ ،‬وِإ ْن َش* *َرطَهُ مَلْ جَيُ * ْ*ز بِغَرْيِ إ ْذهِنِ ْم فَِإ ْن‬
‫ُد ُخ* ُ‬

‫‪34‬‬
‫*وز‬
‫َأي‪ :‬اَل جَيُ* ُ‬ ‫ول َغرْيِ ِه ْم مَلْ يَطُْرقْهُ ِخاَل ٌ‬
‫ف قَطْ ًعا ْ‬
‫صَّرح مِب َْن ِع ُدخ ِ‬
‫ُ‬ ‫َ َ‬
‫ولَو بِِإ ْذهِنِم تَ ََّأمل‪ .‬ذَ َكره يِف كِتَ ِ‬
‫اب ال َْوقْف‬ ‫ْ ْ َُ‬ ‫َْ‬

‫‪Tuhfatu al-Muhtaaj juz 6‬‬


‫‪hal 223‬‬
‫ني ِّ‬
‫الذ ِّم ِّي‬ ‫ِ‬ ‫َ ْولُهُ‪َ :‬ما اُ ْعتِ َ‬
‫وز لَنَا مَتْك ُ‬
‫السَؤ ال َه ْل جَيُ ُ‬
‫يد إخَلْ) َوقَ َع ُّ‬
‫ِِ‬ ‫ِِ‬ ‫اِل ِ‬ ‫ِ‬
‫َّخلِّي َوا ْغت َس ِال يِف فَ ْسقيَّة ال َْم َساجد إ َذا َكانَ ْ‬
‫ت َخا ِر َجةً‬ ‫م ْن الت َ‬
‫َأخ ًذا ِم ْن َق ْو ِل الشَّار ِ‬
‫ِح‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫وز ْ‬‫اب جَيُ ُ‬
‫َع ْن ال َْم ْسجد َْأو مَيْتَن ُع؟ َواجْلََو ُ‬
‫َأِلن الْع َادةَ الْمطََّر َدة يِف َزم ِن الْواقِ ِ‬
‫ف إخَلْ فَِإ َّن ِمثْ َل َه َذا َجا ٍر‬ ‫َ َ‬ ‫َّ َ ُ‬
‫َّاس ِم ْن َغرْيِ نَ ِك ٍري َفيُ ْح َم ُل َعلَى َأنَّهُ َكا َن يِف َز َم ِن‬
‫َبنْي َ الن ِ‬

‫ف َو ِعْل ِم ِه‪َ ،‬ومَلْ يَ ْش ُر ْط يِف َوقْ ِف ِه َما خُيَالُِفهُ‪ .‬اهـ‪ .‬ع ش‬


‫الْواقِ ِ‬
‫َ‬
‫‪Catatan:‬‬

‫‪35‬‬
a) Dalam poin 1 illah
hukumnya adalah
terdapatnya izin dari
lembaga
b) Dalam poin 2
illahnya adalah
terdapatnya izin dari
waqif

Jual Beli Pakaian Sexy


Hasil Rumusan LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 02
/13/Oktober/2020
Sail :Silvia Nur Indah
Dewi
Kelas :HBS 3A

36
Pertanyaan:
Mengingat kaum
perempuan seharusnya
tidak memakai pakaian sexy
seperti celana ketat, rok mini,
dll. Namun masih saja ada
pihak yang memproduksi.
Lantas Bagaimana hukum
memproduksi dan jual beli
pakaian tersebut?

Jawaban:
1. Transaksi jual beli
pakaian sexy seperti
celana ketat, rok mini, dll,
hukumnya sah karena
rukun dan syarat akad
terpenuhi yaitu pakaian
tersebut mencukupi
syarat kriteria komoditi

37
akad jual beli yakni
mempunyai nilai
ekonomis dan masih
mempunyai nilai manfaat
syar’I seperti dapat
dipakai dalam kamar,
atau dipakai untuk
menggoda suami.
2. Apabila penjual
mengetahui atau
mempunyai dugaan kuat
bahwa calon pembelinya
akan menggunakan
untuk maksiat maka
menjual pada pembeli
tersebut hukumnya
haram. Dalil
keharamannya adalah
karena turut menfasilitasi
terjadinya maksiat, meski

38
‫‪demikian jual belinya‬‬
‫‪tetap sah.‬‬
‫‪Refrensi‬‬ ‫‪(Sullam‬‬ ‫‪at-‬‬
‫)‪Taufiiq hal 59‬‬
‫اه ِر َعلَى َم ْن ُت ُعلِّ َم َأنَّهُ يُِريْ* * ُ*د َأ ْن‬ ‫الل الطَّ ِ‬
‫وحَيْ* **رم بي* **ع ال َّش * * ِاحْل ِ‬
‫َ ُ ُ َْ ُ ْئ َ‬
‫َّخ* ُذه مخَراً ولَو لِكَاف ٍرِ‬ ‫ب لِمن يت *ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َي ْعص* * َي ب* **ه ِ َكَبْي* * ِع َحْن * **و عنَ ٍ َ ْ َ ُ ْ َ ْ‬
‫ص‬‫الح لِ َم ْن َي ْقتُ* * ُ*ل بِ* * ِ*ه نَ ْف َس * *هَ َْأو َغْي* * َ*رهُ َقْتال حُمََّر ًم* **ا َوبِ* * َ*و ٍّ‬
‫َو ِس * * ٍ‬
‫َر ِام َومَمْلُ* ْ*و ِك‬‫اد هِبَا ىِف ال ُْمح َّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َيت ِ *‬
‫ص *طَ ُ‬ ‫َّخ ُذهُ َمَزامْي* َ*ر َو َش *ْب َكةً ل َم ْن يَ ْ‬
‫َرٍم‬ ‫َّخ ُذها لِغِ ٍ‬
‫نَاء حُم َّ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ ِِ‬
‫ف ب**الْ ُف ُج ْو ِر فْي**ه َو ُِّأمه ل َم ْن َيت * َ‬
‫اَم**ر ٍد لِمن ع * ِر َ ِ‬
‫َْ َ ْ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫وثَو ِ‬
‫*ك‬ ‫َل حَتْ* ِرمْيِ َبْي* ِع َذل * َ‬ ‫ض* ُر ْو َر ٍة َوحَم ُّ‬ ‫س َر ُج* ٍ*ل بال َ‬ ‫ب احْلَ ِريْ* ِر للُْب ِ‬ ‫َ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِإ‬ ‫ِ‬ ‫ِإ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ك فْي **ه َْأو‬ ‫*ك فَ ْن ُش* * َّ‬ ‫َل َذل * َ‬ ‫َّق َْأو ظُ َّن َأنَّهُ َي ْفع ُ‬ ‫ل َم ْن ذُك * َ*ر ذَا حّتَق َ‬
‫ِ‬
‫‪,‬وهَ َذا ال َي ْقتَض *ي الْبُطْال َن ِإال ِإ َذا َ‬
‫بَاع‬ ‫َت َومُّهُ**هُ فَالَْبْي ُع َم ْك* ُ*ر ْوهٌ‪َ  ‬‬
‫ب ىِف احْل ََر ِام فَكَا َن‬ ‫ِإمَّن‬ ‫حِل‬
‫ال ِّس *الح َْريِب ٍّ َو َا ُح* ِر َم هَ َذا الَْبْي* ُ*ع َيتَ َس*بَّ ُ‬
‫ِ‬
‫ك الش َّْرقَا ِوى اهـ‬ ‫صيَّ ٍة َحَر ٍام َك َما َأفَ َاد ذَل َ‬ ‫ف ي ِّدى ِإىَل مع ِ‬
‫َْ‬ ‫صُّر ٌ َُؤ‬ ‫تَ َ‬

‫‪Ianatu at-Thalibin juz 3‬‬


‫‪hal 30‬‬

‫‪39‬‬
‫و) ح**رم أيض**ا‪( :‬بي**ع حنو عنب ممن) علم أو (ظن أن**ه يتخ**ذه‬
‫مس **كرا) للش **رب واالم **رد ممن ع **رف ب **الفجور ب **ه‪ ،‬وال **ديك‬
‫للمهارش * **ة‪ ،‬والكبش‪ ،‬للمناطح * **ة‪ ،‬واحلري * **ر لرج * **ل يلبس * **ه‪،‬‬
‫وكذا بيع حنو املسك لكافر يشرتي لتط*ييب* الص*نم‪ ،‬واحلي*وان‬
‫لك * * **افر علم أن * * **ه يأكل * * **ه بال ذبح‪ ،‬الن االص * * **ح أن الكف * * **ار‬
‫خماطبون بف* * **روع الش* * **ريعة كاملس* * **لمني عن* * **دنا‪ ،‬خالف* * **ا اليب‬
‫حنيف **ة ‪ -‬رض **ي اهلل تع **اىل عن **ه ‪ -‬فال جيوز االعان **ة عليهم **ا‪،‬‬
‫وحنو ذل**ك من ك**ل تص**رف يفض**ي إىل معص**ية يقين**ا أو ظن**ا‪،‬‬
‫وم **ع ذل **ك يص **ح ال **بيع‪ .‬ويك **ره بي **ع م **ا ذك **ر ممن ت **وهم من **ه‬
‫ذلك‪،‬‬

‫‪Catatan :‬‬
‫‪Para ulama sepakat bahwa‬‬
‫)‪setiap larangan (keharaman‬‬
‫‪dapat‬‬ ‫‪menyebabkan‬‬
‫‪batalnya akad bilamana‬‬

‫‪40‬‬
larangan tersebut tertuju
pada bagian rukun atau
syarat akad, seperti jual beli
khomer maka hukumnya
batal karena larangannya
ada pada bagian rukun
akad, yaitu khomer (ma'qud
alaih) yang diperjual
belikan.
Apabila larangan itu tidak
tertuju pada bagian rukun
atau syarat tetapi tertuju
kepada hal-hal diluar akad
misalnya larangan jual beli
pada saat adzan jum'at,
larangan menjual pakaian
kepada seorang yang
diketahui akan
menggunakan untuk
kemaksiatan, menurut
jumhur ulama' Syafiiyah,

41
‫‪Malikiyah, dan Hanafiyah,‬‬
‫‪larangan seperti ini tidak‬‬
‫‪mengakibatkan‬‬ ‫‪batalnya‬‬
‫‪akad meskipun pekerjaanya‬‬
‫‪haram.‬‬
‫‪Refrensi: (Al-Majmu' Syarh‬‬
‫)‪al-Muhadzab juz 12 ha 119‬‬
‫ِ ِ‬
‫َّه ِي َع ْن‬ ‫َّه ُي إذَا َت َو َّجهَ إىَل ال َْم ْع ُق* **ود َعلَْي* **ه كَالن ْ‬ ‫َوِإمَّنَا َيْبطُ* * ُ*ل الن ْ‬
‫ِّد ِاء لَ َّما‬
‫ت الن َ‬‫املالمسة واملناب**ذة أال ت**رى أن النهى عن ال**بيع َوقْ َ‬
‫ض الْ َف َس َاد بَ ْل مَا حَنْ ُن فِي ِ*ه َْأوىَل‬ ‫ات ال َْع ْق ِد مَلْ َي ْقتَ ِ‬
‫مَل ير ِجع إىَل ذَ ِ‬
‫ْ َْ ْ‬
‫ِإ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ِّداء ُمَت َو ِّجهٌ إلَْي* **ه َو ْن كَا َن ُم َعلَّاًل‬ ‫ِ‬
‫ص * * َّحة َّ‬ ‫بِال ِّ‬
‫ت الن َ‬ ‫َأِلن الَْبْي* * َ*ع َوقْ َ‬
‫بِ َْأم ٍر َخارِج‬

‫‪Tasynif al-Masȃ mi' bi Jam'i‬‬


‫‪al-Jawȃ mi' juz 2 hal 636‬‬

‫ص ف* * **إن ك* * **ان خلارج كالوض* * **وء مبغص* * **وب مل يف* * **د عن* * **د‬
‫األكثر‪ ،‬وقال أمحد‪ :‬يفيد مطلقا‪.‬‬

‫‪42‬‬
‫ش م* **ا س* **بق يف النهي عن الش* **يء لرجوع* **ه ألم* **ر داخ* **ل أو‬
‫خ**ارج الزم‪ ،‬ف**إن ك**ان ألم**ر خ**ارج عن**ه ينف**ك عن**ه يف بعض‬
‫م**وارده‪ ،‬س**واء ك**ان يف العب**ادات كالص**الة يف ال**دار املغص**وبة‬
‫والوض**وء وال**تيمم مبغص**وب وال**ذبح بس**كني مغص**وب‪ ،‬ف**إن‬
‫النهي راج**ع ألم**ر خ**ارج عن الص**الة والوض**وء‪ ،‬وه**و ش**غل‬
‫م**ال الغ**ري أو إتالف**ه أو يف العق**ود ك**البيع وقت الن**داء‪ ،‬أو يف‬
‫اإليقاع **ات كطالق احلائض‪ ،‬ف **األكثرون على أن **ه ال يقتض **ي‬
‫الفس**اد ونق**ل بعض**هم االتف**اق في**ه‪ ،‬لكن عن أمحد‪ :‬أن**ه يفي**د‬
‫مطلق * **ا أي يف النهي عن* * **ه لعين* * **ه أو خلارج عن* * **ه وهلذا أبط* * **ل‬
‫الصالة يف الدار املغصوبة‬

‫‪Music Dalam Tinjauan Fiqh‬‬


‫‪Rumusan Jawaban LBM Fiqih‬‬
‫‪Kontemporer K-HIS UTM‬‬
‫‪Lampiran: 03‬‬

‫‪43‬‬
/25/ Oktober/ 2020
Sail : Muhammad Ismail
Kelas : HBS 3A

Pertanyaan:
Sebelumnya saya pernah
mendengar bahwasanya music
itu haram. Namun saya masih
belum yakin, sebab saya
mendengar hal tersebut dari
teman saya yang sewaktu ia
menjelaskan tidak menyertai
sumber hukum yang jelas, baik
berupa dalil naqli maupun dalil
aqlinya, lantas apakah benar
music itu haram? Sertakan
dengan sumber hukum yang
terpercaya!

Jawaban:

44
Hukum musik dan alat-alatnya,
terdapat perbedaan perdapat
yang mu'tabar dikalangan para
Ulama'
1. Pendapat Masyhur dalam
empat madzhab fiqh, alat-
alat musik seperti gitar,
rebab, biola dll hukumnya
haram. Refrensi (Al-Fiqhu al-
Islami wa adallatuhu. juz 9.
hal 6622)
‫ أم**ا الع**ود واآلالت املعروف**ة ذوات‬:‫ق**ال الع**ز بن عب**د الس**الم‬
‫ فاملش**هور من املذاهب األربع**ة أن‬،‫األوت**ار كالرباب**ة والق**انون‬
‫ وذهبت‬.‫ واألص**ح أن**ه من الص**غائر‬،‫الض**رب ب**ه ومساعه ح**رام‬
‫طائفة من الصحابة والتابعني ومن األئمة اجملتهدين إىل جوازه‬
2. Sebagian dari sahabat (Ibn
Umar, Abdullah bin ja'far
dll), tabiin, ulama' mujtahid,
shufi berpendapat boleh.

45
Refrensi (Al-Fiqhu al-Islami
wa adallatuhu juz 4. hal
2665)
‫وأباح مالك والظاهري**ة ومجاع*ة من الص*وفية الس*ماع ول*و م*ع‬
،‫ وه* **و رأي مجاع* **ة من الص* **حابة (ابن عم* **ر‬.‫الع* **ود وال* **رياع‬
‫ وعم**رو‬،‫ ومعاوي **ة‬،‫ وعب **د اهلل بن الزب **ري‬،‫وعب**د اهلل بن جعف **ر‬
.‫بن العاص وغريهم) ومجاعة من التابعني كسعيد بن املسيب‬
a. Menurut Ulama' yang
berpendapat boleh, dalil
keharaman alat musik
yang didapatkan dari
Hadist dan Al-Qur'an
tidak satupun
menunjukkan secara
pasti terhadap haramnya
alat musik, dan lafadz
tersebut masih global
bersifat dzanni dan

46
‫‪umum yang harus digali‬‬
‫‪melalui ijtihad.‬‬
‫‪Refrensi: (Al-Fiqhu al-‬‬
‫‪Islami wa adallatuhu. juz‬‬
‫)‪4. hal 2666‬‬
‫الروي**اين عن القف**ال أن م**ذهب مال**ك بن أنس إباح**ة‬
‫وحكى ُ‬
‫الغناء باملعازف‪ ،‬وهو م**ذهب الظاهري**ة‪ .‬وال خالف بني أه**ل‬
‫املدينة يف إباحة العود (‪ ،)4‬وبه ق**ال بعض الش**افعية‪ .‬ودليلهم‬
‫على اإلباح * **ة‪ :‬أن * **ه مل تص * **ح عن * **دهم أح * **اديث املن * **ع‪ .‬ق * **ال‬
‫الفاكه* * * **اين‪ :‬مل أعلم يف كت * * **اب اهلل‪ ،‬وال يف الس* * * **نة ح* * * **ديثاً‬
‫صحيحاً يف حترمي املالهي‪ ،‬وإمنا هي ظواهر وعمومات يت*أنس‬
‫هبا‪ ،‬ال أدلة قطعية‬
‫‪b.‬‬ ‫‪Menurut sebagia Ulama',‬‬
‫‪letak keharaman alat‬‬
‫‪musik bukan bergantung‬‬
‫‪pada‬‬ ‫‪alatnya‬‬ ‫‪dalam‬‬
‫‪bentuk‬‬ ‫‪fisik(dzatiyah),‬‬
‫‪tetapi‬‬ ‫‪keharamannya‬‬

‫‪47‬‬
bergantung pada efek
yang ditimbulkan atau
tujuan buruk, yaitu
dampak negatif sperti
terjadi maksiat,
membangkitkan
syahwat, minum
khomer, dll. Karena itu 
jika dalam musik
tersebut tidak bertujuan
buruk dan tidak
menimbulkan
kemaksiatan atau
bahkan berdampak
positif maka kembali
pada hukum asalnya
yaitu boleh.
Refrensi: (Al-Mausu'ah
al-Fiqhiyah al-Kutiyah
juz 38 hal 169)

48
‫ت‬ ‫ف وآالَ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫َأن مَا ح ِ‬ ‫َاء َعلَى َّ‬ ‫ص بعض الْ ُف َقه ِ‬
‫َر َم م َن ال َْمعَاز َ‬ ‫ُ‬ ‫نَ َّ َ ْ ُ‬
‫ِِ ٍ‬ ‫ِِ‬
‫ُأخَرى‪:‬‬ ‫اللَّ ْه ِو مَلْ حَيْ ُر ْم لَ َعْينه َوِِِإمَّنَا لعلَّة ْ‬
‫ص * ِد‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ت حُمََّرمَ ةً لَ َعْينهَا بَل ل َق ْ‬ ‫ين‪ :‬آلَةُ اللَّ ْه* ِو لَْي َس * ْ‬
‫ِِ‬
‫َفقَال ابْ ُن َعاب **د َ‬
‫اللَّ ْ*ه ِو ِمْنهَا‪ِِ ،‬إ َّما ِم ْن َس* ِامعِ َها َْأو ِم َن ال ُْم ْش*تَغِل هِبَا‪َ ،‬أالَ ت ََرى َّ‬
‫َأن‬
‫النيَّ ِة؟‬ ‫ْلَة حَل تَار ًة وحَرم ُأخ**رى بِ **اختِالَ ِ‬ ‫*ك اآل ِ‬
‫ف ِّ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ َُ ْ َ‬ ‫ب تِْل * َ‬ ‫ض* * ْر َ‬
‫َ‬
‫ور ََقاصد َها واهلل أعلم بالصواب‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫مِب‬ ‫ُْأل‬
‫َوا ُم ُ‬
‫‪c.‬‬ ‫‪Syekh‬‬ ‫‪Wahbah‬‬ ‫‪az-‬‬
‫‪Zuhaili dalam kitabnya‬‬
‫‪Al-Fiqh al-Islami wa‬‬
‫‪adillatuh,  juz 4. hal 2666,‬‬
‫‪setelah mengutip ragam‬‬
‫‪pendapat para ulama' ‬‬
‫‪beliau‬‬ ‫‪kemudian‬‬
‫‪memberikan pendapat‬‬
‫‪pribadi :‬‬
‫وأق**ول‪ :‬إن األغ**اين الوطني**ة أو الداعي**ة إىل فض**يلة‪ ،‬أو جه**اد‪،‬‬
‫ال م**انع منه**ا‪ ،‬بش**رط ع**دم االختالط‪ ،‬وس**رت أج**زاء املرأة م**ا‬

‫‪49‬‬
‫ وأم **ا األغ **اين احملرض **ة على الرذيل **ة فال‬.‫ع **دا الوج **ه والكفني‬
‫ وعلى‬،‫ ح **ىت عن* **د الق* **ائلني بإباح* **ة الغن* **اء‬،‫ش* **ك يف حرمته **ا‬
‫التخصيص منكرات اإلذاعة والتلفاز الكثرية يف وقتنا احلاضر‬
"Saya berkata:  Adapun
lagu-lagu kebangsasaan
atau lagu yang
menyerukan kebajikan atau
jihad, maka hukumya
boleh, asalkan tidak
bercampur laki-laki dan
perempuan, dan menutup
aurat, Adapun lagu-lagu
yang merusak moral maka
hukumnya haram menurut
kesepakatan ulama'
termasuk ulama' yang
mempunyai pendapat boleh
tentang bernyanyi”.

Rekomandasi: Pendapat
Syekh Wahbah Azzuhaili
lebih maslahat untuk

50
zaman sekarang, karena
musik tidak identik lagi
dengan perbuatan jelek
dan sebagaimana kita
saksikan musik dapat
digunakan sebagai
sarana dakwah dan
kebaikan oleh sebagian
pendakawah, maka
selama musik tersebut
tidak mengandung atau
tidak menarik
keburukan hukumnya
boleh sebagaimana
pendapat syekh ali
Jum'ah, Syeh Yusuf Al-
Qardlawi, Habib Ali Al-
Jufri, Syekh Ramadlan
Albhuti dan Ulama'
Kontemporer lain.

51
Membangun Masjid Yang
Berdekatan
Rumusan LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 04
/06/ November/ 2020
Sail : Abd Aziz
Kelas : HBS 3A

Pertanyaan:
Di kampung tempat saya tinggal,
hanya terdapat satu masjid kecil
sehingga tidak maksimal dalam
pelaksanaan sholat jum’at dan
shalat ied berjamaah, karena
populasi jumlah masyarakatnya
sangat banyak. Lalu apakah
boleh dalam satu kampung
mendirikan dua masjid

52
sekaligus? Bagaimana hukumnya
jika diperbolehkan?

Jawaban:
1. Keberadaan beberapa masjid
dalam satu kawasan yang
berdekatan hukumnya boleh,
jika dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
a. Untuk masjid yang besar
disebut masjid jami'
yaitu masjid yang
difungsikan untuk
mendirikan shalat jum'at
b. Masjid selainnya adalah
masjid biasa, berfungsi
mendirikan shalat lima
waktu dll.
Refrensi: (Al-Fiqhul al-
Manhaji juz 1 hal 204)

53
- ‫ ص **لى اهلل علي **ه وس **لم‬- ‫إن اجلمع **ة مل تقم يف عص **ر الن **يب‬
‫ إال يف موض**ع واح**د من‬،‫واخللف**اء الراش**دين وعص**ر الت**ابعني‬
‫ فق* **د ك* **ان يف البل* **دة مس* **جد كب* **ري يس* **مى املس* **جد‬،‫البل* **دة‬
‫ أم **ا املس **اجد األخ **رى‬،‫ أي ال **ذي تص **لى في **ه اجلمع **ة‬،‫اجلامع‬
‫فقد كانت مصليات لألوقات اخلمسة األخرى‬
2. Adapun mendirikan dua
shalat jum'at dalam satu
kampung, pada dasarnya
tidak boleh, kecuali ada
udzur, semisal sempitnya
tempat shalat, dengan sekira
tidak dapat menampung
jamaah jumat menurut
keumumannya. Jika
demikian maka boleh
mendirikan jum'at di kedua
masjid sesuai kebutuhan
hajat.

54
‫‪Refrensi:‬‬ ‫‪(Bughyah‬‬ ‫‪al-‬‬
‫‪Mustarsyidin, Beirut, Dar al-‬‬
‫)‪Fikr, 1995, halaman 51‬‬
‫واحلاص**ل من كالم األئم**ة أن أس**باب ج**واز تع**ددها ثالث**ة ‪:‬‬
‫ض**يق حمل الص**الة حبيث ال يس**ع اجملتمعني هلا غالب *اً ‪ ،‬والقت**ال‬
‫بني الفئتني بش**رطه ‪ ،‬وبع**د أط**راف البل**د ب**أن ك**ان مبح**ل ال‬
‫يس* **مع من* **ه الن* **داء ‪ ،‬أو مبح* **ل ل **و خ* **رج من* **ه بع **د الفج* **ر مل‬
‫يدركها ‪ ،‬إذ ال يلزمه السعي إليها إال بعد الفجر اه‬

‫‪Ragu-ragu Batalnya Puasa‬‬


‫‪Rumusan sementara LBM Fiqih‬‬
‫‪Kontemporer K-HIS UTM‬‬
‫‪Lampiran: 05‬‬
‫‪/21/ April/ 2021‬‬
‫‪Sail‬‬ ‫‪: Miftahul Hasan‬‬
‫‪Kelas‬‬ ‫‪: HBS 4C‬‬

‫‪Pertanyaan:‬‬

‫‪55‬‬
Bagaimana Cara mengetahui
batal tidak nya puasa, jika
melakukan hal-hal yg
membatalkan puasa tanpa di
sengaja atau khilaf?
Jawaban:
Hukum batal tidaknya setiap
ibadah, sebagian besar
dikembalikan pada yang lebih
diyakini, semisal seseorang yang
ragu ''apakah pada saat saya
mandi, air masuk ketelinga atau
tidak'' maka hukumnya tidak
batal karena keyakinan tetapnya
puasa tidak dapat rusak sebab
ragu kemasukan air' Ulama''
kemudian merumuskan qaidah
umum.

َّ ِ‫الْيَ ِقين اَل ُي َزال ب‬.


ِّ ‫الش‬
‫ك‬

56
‫‪Hukum berdasarkan keyakinan‬‬
‫‪tidak dapat rusak sebab adanya‬‬
‫‪keraguan.‬‬
‫‪Refrensi: (Al-asybah wa an -‬‬
‫)‪Nadzair, hal 7‬‬
‫ِ‬ ‫اُأْلوىَل ‪ :‬الْيَ ِقني اَل يُ*َ*زال بِال َّش * ِّ‬
‫ص *لَّى اللَّهُ‬
‫*ك َق ْول**ه َ‬‫ص *ل َذل * َ‬‫ك‪َ .‬وَأ ْ‬
‫َعلَْي* * ِ*ه َو َس* *لَّ َم َّ‬
‫«إن ال َّش* *ْيطَا َن لَيَْأيِت َأحَ َد ُك ْم َو ُ*ه * َ*و يِف َ‬
‫ص* *اَل ته‪،‬‬
‫ص * ْوتًا َْأو جَيِ* َ*د‬ ‫ص * ِر ْ‬
‫ف‪َ ،‬حىَّت يَ ْس * َم َع َ‬ ‫ْت فَاَل َيْن َ‬
‫َأح َ*دث َ‬
‫*ول لَهُ‪*ْ :‬‬
‫َفَي ُق* ُ‬
‫ِرحيًا‬
‫‪Al-Asybah wa An-Nadzair Li‬‬
‫‪As-Suyuthi hal 5‬‬
‫اب ال ِْف ْق ِه‪َ ،‬وال َْم َس*اِئ ُل‬
‫اع َدةَ تَ ْد ُخل يِف مَجِ ي ِع َْأبو ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬
‫َأن ه ِذ ِه الْ َق ِ‬
‫ْاعلَ ْم َّ َ‬
‫بَاع ال ِْف ْ*ق ِ*ه َوَأ ْكث ََر‪َ ،‬ول َْو َس*َر ْدهتَا‬
‫ال ُْم َخَّر َج ةُ َعلَْيهَا َتْبلُ* ُ*غ ثَاَل ثَةَ َْأر ِ‬
‫ول‪:‬‬‫ص* *احِلَةً فََأقُ ُ‬‫وق مْنهَا مُجْلَةً َ‬
‫طَال ال َّش* *رح ولَ ِكيِّن َأس* * َ ِ‬
‫ُ‬ ‫ُهنَا لَ َ ْ ُ َ‬
‫يْن َدرِج يِف ه ِذ ِه الْ َق ِ‬
‫اع َدة ِع َّدةُ َقو ِ‬
‫اع َد‪:‬‬ ‫َ‬ ‫َ ُ َ‬

‫‪57‬‬
‫ص *ل َبقَاء مَا كَا َن َعلَى مَا كَا َن " فَ ِم ْن‬ ِ
ْ ‫ " اَأْل‬:‫َوهُلُ ْم‬
ْ ‫ ق‬:‫مْنهَا‬
ِ ‫َد‬ ِ
‫ث َف ُه َ*و ُمتَطَ ِّهٌر‬ َ ‫ك يِف احْل‬ َ ‫َّن الطَّه‬
َّ *‫ َو َش‬،‫َار َة‬ َ ‫ َم ْن َتَيق‬:‫*ك‬َ ‫َْأمثِلَ ِة َذل‬
ٌ ‫ك يِف الطَّ َه َار ِة َف ُه َو حُمْ ِد‬
‫ث‬ َّ ‫ث َو َش‬ ِ ‫َأو َتيقَّن يِف احْل َد‬
َ َ َ ْ

Berbuka Puasa Dalam Niat


Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 06
/21/ April/ 2021
Sail : Muhammad Raya
Choiril Anam
Kelas : 2A

Pertanyaan:
Apabila telah memasuki waktu
berbuka puasa, namun, masih
berada dalam perjalanan dan
tidak sempat berhenti untuk

58
sekedar membeli makanan atau
minuman. Apakah boleh
berbuka puasa/membatalkan
puasa hanya dengan niatnya
saja?
Jawaban:
1. Boleh bahkan sebaiknya (Al-
aula) berniat membatalkan
atau berbuka dalam hati
untuk menghindari
larangan menyambung
puasa hingga malam.
2. Kemudian hukumnya
makruh tahrim menurut
pendapat yang lebih kuat
dalam Syafiiyah (Al-ashah),
sebagian yang lain seperti
Imam Ar-Rafii menyatakan
haram baginya sengaja
berniat untuk mengakhirkan
berbuka, atau sengaja

59
‫‪menyambung puasa sampai‬‬
‫‪malam,‬‬ ‫‪dikarenakan‬‬
‫‪terdapat larangan yang‬‬
‫‪Manshus bahwa haram‬‬
‫‪menyambung puasa sampai‬‬
‫‪malam.‬‬
‫‪Refrensi: (Al-Majmu' Syarah‬‬
‫)‪Al-Muhazdzab juz 6 hal 357‬‬
‫َل ِه َي‬ ‫ِ ِ ٍ ِ‬
‫ص* *ال َف ُه* َ*و َم ْك* ُ*روهٌ باَل خاَل ف عْن * َ*دنَا َوه ْ‬
‫ََّأما حكْم الْ ِو ِ‬
‫ُ ُ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫ِّف‬
‫ص *ن ُ‬ ‫َكَراهَ ةُ حَتْ * ِر ٍمي َْأم َتْن ِزي**ه في**ه ال َْو ْجهَان اللَّ َذان ذَ َكَرمُهَا ال ُْم َ‬
‫ص * * * ُّح ُه َما) ِعْن* * * َ*د‬ ‫ِ ِ‬ ‫ومُهَا م ْش * * *ه ِ ِ‬
‫وران َو َدليلُ ُهمَا يِف الْكتَاب (َأ َ‬ ‫َ َ ُ َ‬
‫َأِلن الش*َّافِعِ َّي‬‫ص الش*َّافِعِ ِّي َكَرا َه ةُ حَتْ* ِر ٍمي َّ‬ ‫َأص*حابِنا وه*و ظ ِ‬
‫َاه ُر نَ ِّ‬ ‫ْ َ َ َ َُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َر َق اللَّهُ َتعَاىَل َبنْي َ َر ُس*وله َو َبنْي َ‬ ‫ص* ِر ف َّ‬ ‫َال يِف ال ُْم ْختَ َ‬ ‫رض**ي اهلل ق َ‬
‫خْل ِق ِه يِف ُأمو ٍر َأباحها لَه وحظَرها علَي ِهم وذَك ِ‬
‫ص* َال‬ ‫َر مْنهَا الْ ِو َ‬ ‫ُ َ ََ ُ َ َ ََ َ ْ ْ َ َ‬ ‫َ‬
‫احب الْع**د ِ‬
‫َّة‬ ‫يح حَتْ ِرميِ*ِ*ه ص * ِ‬ ‫ِ‬
‫ح‬ ‫*‬ ‫ص‬ ‫ت‬‫ِ‬‫ب‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫ِ‬
‫ب‬ ‫ا‬ ‫ح‬ ‫*‬ ‫ص‬ ‫َأ‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫*ه‬‫*‬ ‫ِ‬
‫ب‬ ‫ح‬ ‫مِم‬
‫َ ُ ُ‬ ‫ْ ْ َ َ َْ ِ‬ ‫َو ْ َ َّ َ‬
‫ر‬ ‫*‬ ‫ص‬ ‫َّن‬
‫ص* * * َحابِنَا ِمْن ُه ْم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫طَع بِ* * **ه مَجَاعَةٌ م ْن َأ ْ‬ ‫َرو َن َوقَ َ‬ ‫َوال* * * َّ*رافع ُّي َوآخ ُ‬
‫َر ِد واخلط* **اىب يف املع* **امل‬ ‫ب يِف كِتَابِ* * ِ*ه ال ُْمج َّ‬ ‫الْ َقا ِض * *ي َأبُ* **و الطَّيِّ ِ‬

‫‪60‬‬
‫ايَة وِإمَام احْلَرم ِ يِف النِّه ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ي‬‫ايَة َوالَْبغَ ِو ُّ‬ ‫َ‬ ‫وس**ليم ال**دارى يِف الْك َف َ ُ َ َ نْي‬
‫َرو َن‬ ‫يَة وال َّش *ْي ُخ نَ ْ يِف ِ ِ ِ يِف‬ ‫و ُّ يِن يِف ِ ِ‬
‫ص *ٌر كتَاب **ه الْكَ ا َوآخ ُ‬ ‫الرويَا ُّ احْل ْل َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬‫ِ‬ ‫ِ‬
‫صَّر ُحوا بتَ ْح ِرميه م ْن َغرْيِ خاَل ف َ‬
‫ص* َحابُنَا َو َحقيقَ ةُ‬ ‫قَال َأ ْ‬ ‫ُكلُّ ُه ْم َ‬
‫اع ًدا واَل َيَتنَاو ُل يِف‬‫الْ ِوص* ِال الْمْن ِهي عْن**ه أن يص*وم يَوم ِ فَ ِ‬
‫َ‬ ‫ص* َ‬ ‫َ َ ِّ َ ُ َ ُ ُ ْ َ نْي َ‬
‫ِ‬ ‫ِإ‬
‫ب‬ ‫َل َش*ْيًئا يَس* ًريا َْأو َش* ِر َ‬ ‫َّ‬
‫اللْي ِ*ل َش*ْيًئا اَل مَاءً َواَل مَْأ ُكواًل فَ ْن َأك َ‬
‫َأخر اَأْل ْك* **ل إىَل ال َّس* * *ح ِر لِم ْقص* * * ٍ‬
‫ود‬ ‫َ َ ُ‬ ‫َ‬ ‫س ِو َ‬
‫ص* * *ااًل َوكَ َذا إ ْن َّ َ‬ ‫َفلَْي َ‬
‫َأن الوص**ال أن ال‬ ‫صَّر َح بِ* َّ‬ ‫يح َأو َغ ِ ِه َفلَيس بِ ِو ٍ مِم‬ ‫ِ‬
‫صال َو َّْن َ‬ ‫صح ٍ ْ رْي ْ َ َ‬ ‫َ‬
‫ب َوِإ ْن َّ‬ ‫ال بَِأ ْك* ٍ*ل َأو ُش *ر ٍ‬
‫قَل‬ ‫ْ ْ‬ ‫ول الْ ِو َ‬
‫ص* ُ‬ ‫يَز ُ‬
‫ب َو ُ‬ ‫يَْأ ُك* َ‬
‫*ل َواَل يَ ْش *َر َ‬
‫احب احْلَا ِوي و ُس *لَْيم ال* َّ*را ِزي والْ َقا ِض *ي َأبُ**و الطَّيِّ ِ‬ ‫ِ‬
‫ب َوِإم ُ‬
‫َام‬ ‫َّ‬ ‫َ ٌ‬ ‫ص* ُ‬ ‫َ‬
‫ب‬ ‫َّة و ِ‬ ‫ِ‬ ‫احْلَرم ِ وال َّش* *يخ نَص* *ر والْمتَويِّل و ِ‬
‫ص* *اح ُ‬‫ب ال ُْع **د َ َ‬ ‫ص* *اح ُ‬ ‫َ َ نْي َ ْ ُ ْ ٌ َ ُ َ َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِئ‬ ‫ِ‬
‫َو ُل ال َْمحَامل ِّي‬ ‫ص * ْو َن م ْن َأ ْ‬
‫ص * َحابنَا َو ََّأما ق ْ‬ ‫الَْبيَان َو َخاَل ُق اَل حُيْ َ‬
‫*وع وَأيِب علِي ب ِن احْل س* ِن ب ِن عمَر الْبْن* َ*دنِ ِ‬
‫يج ِّي‪ ..‬الی‬ ‫يِف ال َْم ْج ُم* ِ َ َ ِّ ْ َ َ ْ ُ َ َ‬
‫أن قال‪....‬‬
‫َان ح ِقيق ِ‬
‫َة الْ ِو ِ‬ ‫ِ‬
‫ص*ال َأنَّهُ‬
‫َ‬ ‫*ور قَ ْد َأطْلَ ُق**وا يِف َبي َ‬ ‫(و ْاعلَ ْم) َّ‬
‫َأن اجْلُ ْم ُه* َ‬ ‫َ‬
‫يِف‬ ‫ٍ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫يَو َمنْي فََأ ْكَثَر م ْن َغرْي َأ ْك**ل َواَل ُش *ْرب اللي **ل وق **ال‬ ‫ص* * ْو ُم ْ‬‫َ‬

‫‪61‬‬
‫النهَا ِر‬ ‫ص* ْوِم َّ‬
‫ص* ْو َم اللَّْي* ِ*ل بِ َ‬
‫ِ‬
‫ال َأ ْن يَص* َل َ‬
‫ِ ِ‬
‫الرويَايِن ُّ يِف احْل ْليَة الْ ِو َ‬
‫ص* ُ‬ ‫ُّ‬
‫َر ِ‬ ‫ص* ِال َو َّ‬ ‫ِ‬
‫ب‬ ‫التق ُّ‬ ‫ص*د الْ ِو َ‬ ‫*ل بِاللَّْي ِ*ل اَل َعلَى قَ ْ‬ ‫ص ًدا َفل َْو ت ََر َك اَأْل ْك َ‬ ‫قَ ْ‬
‫ص* ِد ِه‬ ‫ال الْبغَ ِوي الْعِص*يا ُن يِف الْ ِو ِ ِ‬
‫ص*ال ل َق ْ‬ ‫َ‬ ‫إىَل اللَّه به مَلْ حُيََّر ْم َوقَ َ َ ّ ْ َ‬
‫ِ ِِ‬
‫ت‬ ‫ص *لَّ ْ‬ ‫ول اللَّْي* ِ*ل َكاحْلَاِئ ِ‬ ‫إلَي* ِ*ه وِإاَّل فَال ِْفطْر حا ِص *ل بِ* ُ*دخ ِ‬
‫ض إذَا َ‬ ‫ُ َ ٌ ُ‬ ‫ْ َ‬
‫ف‬‫ص* * *اَل ةٌ َوهَ َذا الَّ ِذي قَااَل هُ ِخاَل ُ‬ ‫ت َوِإ ْن مَلْ يَ ُك ْن هَلَا َ‬ ‫ص* * * ْ‬
‫َع َ‬
‫صَّر َح بِِه َإم ُام احْلََر َمنْي ِ َكمَا َس*بَ َق‬ ‫ف َما َ‬ ‫إطْاَل ِق اجْلُ ْم ُهو ِر َو ِخاَل ُ‬
‫ال ت َْر ُك اَأْل ْ*ك ِ*ل‬‫ص* ُ‬‫*وع الْ ِو َ‬ ‫َاملِ ُّي يِف ال َْم ْج ُم* ِ‬
‫قَال الْمح ِ‬
‫قَ ِريبً**ا َوقَ ْد َ َ‬
‫َأِلن ال ِْفطْ **ر حَيْ ُ ِ َّ‬ ‫بِاللَّْي * ِ*ل ُدو َن نِيَّ ِة ال ِْفطْ* * ِر َّ‬
‫نَوى‬ ‫ص* * ُل باللْي * ِ*ل َس* * َواءٌ َ‬ ‫َ‬
‫َو ِل ُّ‬ ‫ظَاهره خُمَالِ ِ‬ ‫ِ‬
‫الرويَايِن ِّ‬ ‫ف لق ْ‬ ‫ٌ‬ ‫طَار َْأم اَل هَ َذا كَاَل ُم* **هُ َو ُ ُ‬ ‫اِإْل فْ َ‬
‫َر ُك اَأْل ْ*ك * * ِ*ل‬
‫ال ت ْ‬ ‫ص*** َ‬ ‫َأن الْ ِو َ‬
‫اب َّ‬ ‫ص * * * َو ُ‬ ‫ي َواَللَّهُ ْ‬
‫َأعلَ ُم فَال َّ‬ ‫َوالَْبغَ ِو ِّ‬
‫الص ْو َمنْي ِ َع ْم ًدا بِاَل عُ ْذر‬ ‫ب يِف اللَّْي ِل َبنْي َ َّ‬ ‫والشُّر ِ‬
‫َ ْ‬

‫‪62‬‬
Ketiduran Sebab Kecapean
Semaleman Main Uno
Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 07
/22/ April/ 2021
Sail : Muyassaroh
Kelas : 4A

Pertanyaan:
Mas Mujib merupakan pemain
uno yang hebat di kampusnya, Ia
terbaik diantara teman-temannya
dan sering memenangkan
permainan. Namun, akibat dari
hobinya itu, Ia sering
meninggalkan shalat Shubuh
karena kelelahan setelah
semalaman bermain uno. Dalam
hal tersebut bagaimana hukum

63
tidur sebelum masuknya waktu
Shubuh?

Jawaban:
1. Menurut keterangan Imam
Ar-Romli, Imam Ali
Sibromilsyi, Imam Al-
Qolyubi dan ulama' lain
yang diklaim sebagai
pendapat kuat (al-
mu'tamad), hukumnya boleh
karena pada saat tidur ia
belum terkena kewajiban
melakukan shalat shubuh.
2. Jika yakin bahwa tidur
sehabis bermain uno
semalaman ia tidak akan
bangun untuk shalat shubuh
maka hukumnya haram
3. Kemudian apabila terbangun
pada saat subuh, maka

64
haram meneruskan tidunya,
jika tidur kembali maka
mendapat dua dosa
sekaligus, pertama haramnya
tidur, dan kedua dosa besar
tidak melaksanakan shalat,
akibat besarnya dosa ini,
sampai diperselisihkan
keislamannya oleh para
ulama', Imam Ahmad ibn
Hambal misalnya,
berpendapat kafir sesorang
yang meninggalkan sholat
karena malas, sebagaimana
pendapat Imam Assyaukani.
Demikian kemurahan
Syariat, Bertafakkurlah.
Referensi:
‫ مكتبة دار املنهاج‬126 : ‫شرح الياقوت النفيس صحـ‬

65
‫اح ٍد ِم ْن‬ ‫َوالَ ُع * ْذ َر يِف ْ َت ْركِهَا ِإالَّ ِإ َذا كَا َن اِْإل نْ َس *ا ُن ُمَتلَبِّ ًس *ا بَِو ِ *‬
‫ب اِْإل نْ َس* * *ا َن الن َّْو ُم َوكَا َن‬ ‫ِإ‬ ‫َأع * * َذا ٍر ‪ :‬اْ َّ‬ ‫َأربع ِ‬
‫َألو ُل الن َّْو ُم َذا َغلَ َ‬ ‫َة ْ*‬ ‫َْ‬
‫ت ومَل يَتنَبَّه ِإالَّ بع* * َ*د خ* **رو ِج وقْتِ‬ ‫نَوم* **ه َقب* **ل دخ* **و ِل الْ * **وقْ ِ‬
‫ْ ُ ُ ْ َ ُ ُ ْ َ َ ْ َ ْ َْ ُ ُ ْ َ‬
‫ض* * ْي ُم ْعظَ َم‬ ‫ض* *اء لَ ِكن من ي ْق ِ‬ ‫ِ‬ ‫ال َّ ِ‬
‫ص* *الَة َفهَ َذا َم ْع* * ُذ ْوٌر َو َعلَْي **ه الْ َق َ ُ ْ َ ْ َ‬
‫ص *الَِة الْ َف ْج* ِر‬ ‫ف َأنَّه الَ يس *ت ِطيع ال ِْق ِ‬ ‫َّ يِف ٍ ِإ‬
‫يَام ل َ‬
‫َر َ ُ َ ْ َ ْ ُ َ‬ ‫اللْي* ِ*ل ْ مَسَر فَ َذا ع َ‬
‫َادةً فَِإنَّهُ الَ يُ ْع* َذ ُر‬
‫َل ال َّس* َمَر لَهُ ع َ‬ ‫الس َه ُر َو َم ْن َجع َ‬ ‫فَِإنَّهُ حَيْ ُر ُم َعلَْي ِه َّ‬
‫ِ‬ ‫ف َّ‬ ‫ِ‬ ‫ِإ‬
‫ص *ا َس *ُي ْوقظُهُ‬ ‫َأن َش ْخ ً‬ ‫َر َ‬ ‫ب َعلَى ظَنِّه َأنَّهُ َس *َي ُق ْو ُم َْأوع َ‬ ‫فَ ْن َغلَ َ‬
‫ِ ِإ‬ ‫ِ‬
‫ف‬ ‫َر َ‬ ‫نَام َقْب * َ*ل الْ * َ*وقْت َو ْن ع َ‬ ‫َاز َو َع ِن ال * َّ*ر ْمل ِّي ‪ :‬الَ يَْأمَثُ َم ْن َ‬ ‫ج َ‬
‫ب َا َقْب َل َوقْتِ َها اهـ‬ ‫هِب‬ ‫ات ِإ ْذ ُهو َغْير خُمَاطَ ٍ‬
‫َ ُ‬ ‫الْ َف َو َ‬
‫اب الدِّيْ ِن‪َ ،‬فتَ َاوى اَ َّلر ْملِ ْي‪]١١٥/١ ،‬‬ ‫ِ ِ‬
‫[اَ َّلر ْمل ْي‪ ،‬ش َه ُ‬
‫ب‬ ‫ص*ْب ِح َو َغلَ َ‬ ‫ض* ٍة َكال ُّ‬ ‫( س*ِئل ) ع َّمن نَام َقب**ل دخ* ِ ِ‬
‫*ول َوقْت فَ ِري َ‬ ‫ُ َ َ ْ َ َْ ُُ‬
‫ظ إال بع* َ*د خر ِ* ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫َل‬
‫وج ه ه ْ‬ ‫ض*ى َع َادت **ه َأنَّهُ ال يَ ْس*َتْيق ُ َ ْ ُ ُ‬ ‫َعلَى ظَنِّه مِب ُْقتَ َ‬
‫حَيْر ُم َنومهُ الْم ْذ ُكور َْأم ال فََأج َ ِ‬
‫اب بَأنَّهُ ال حَيْ ُر ُم َن ْو ُمهُ ال َْم ْذ ُك ُ‬
‫ور‬ ‫َ‬ ‫ُ ُْ َ ُ‬
‫َدِم ِخطَابِ * ِ*ه بِِف ْعلِهَا ََّأما َقْب * َ*ل َوقْتهَا فَظَاهٌر َو ََّأما َب ْع* َ*دهُ ح َ‬
‫َال‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫لِع َ‬

‫‪66‬‬
‫الف َن ْو ِم ِه فِ ِيه فَِإنَّهُ حَيْ ُ*ر ُم إال إ ْن‬
‫َنو ِم ِه فَلِرفْ ِع الْ َقلَ ِم عْنه ِحينَِئ ٍذ خِبِ ِ‬
‫َُ‬ ‫ْ َ‬
‫علِم َأو ظَ َّن َتي ُّقظَه وفِعلَها فِيهِ‬
‫َ َُ َْ‬ ‫ََ ْ‬
‫لى اخْلَطْيب = حتف* **ة احلبيب‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫[اَلْبُ َجرْي م ْي‪َ ،‬حاش * *يَةُ الْبُ َجرْي م ْي َع َ‬
‫على شرح اخلطيب‪]٣٩٣/١ ،‬‬
‫ب‬ ‫َأي لَْيس بِس* * *بَ ِ‬ ‫َقولُ * **ه‪( :‬لَيس يِف النَّوِم َت ْف ِري* * * ٌ يِف ِ ِ ِ‬
‫ط) لل َّس* * *بَبيَّة ْ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ُ ْ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َأي‪ :‬إ ْن نَ َام َقْب َ*ل ُد ُخ*ول الْ* َ*وقْت فَِإنَّهُ اَل حَيْ ُ*ر ُم َوِإ ْن‬ ‫ط ْ‬ ‫الن َّْوِم َت ْف ِري ٌ‬
‫علِم َأنَّه يس*ت ْغ ِر ُق الْ**وقْت ولَو مُج عَةً َقب**ل ال* َّ*زو ِال علَى الْمعتم ِ‬
‫َد‬ ‫َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ُ َْ‬ ‫َ َ ُ َ َْ‬
‫ت‬ ‫*ول الْ* **وقْ ِ‬ ‫َكمَا قَالَه ق ل وع ش‪ .‬وكَ َذا إ ْن نَام بع * َ*د ُدخ* * ِ‬
‫َ‬ ‫َ َْ ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ت‬ ‫وج الْ**وقْ ِ‬ ‫ِ‬
‫ص *اَل ة إ ْن َوثِ* َ*ق بَِي َقظَتِ* ِ*ه‪َ ،‬وال َّ‬
‫ص *اَل ةُ َقْب* َ*ل ُخ* ُ*ر ِ َ‬ ‫َو َقْب* َ*ل ال َّ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َأي‪ :‬يَْأمَثُ إمْثَنْي ِ‬
‫ت َحُر َم ْ‬ ‫َم َع الْ َكَر َاهة‪ ،‬فَِإ ْن َعل َم َأنَّهُ يَ ْسَت ْغ ِر ُق ال َْوقْ َ‬
‫إمْثَ َت ْر ِك الصَّاَل ِة َوِإمْثَ الن َّْوِم‬
‫[و ْهبَةُ اَ ُّلز َحْيلِ ْي‪ ،‬اَل ِْف ْقهُ اِإْل ْساَل ِم ْي َو َِأدلَّتُهُ لِ ُّلز َحْيلِ ْي‪]٦٦٠/١ ،‬‬ ‫َ‬
‫وق **ال اإلم **ام أمحد رمحه اهلل ‪ :‬يقت **ل ت **ارك الص **الة كف **راً أي‬
‫بس* **بب كف* **ره‪ ،‬لقول* **ه تع* **اىل‪{ :‬ف* **إذا انس* **لخ األش* **هر احلُ* *ُ*رم‪،‬‬
‫ف **اقتلوا املش **ركني حيث وج **دمتوهم‪ ،‬وخ **ذوهم واحص **روهم‬

‫‪67‬‬
‫واقع **دوا هلم ك **ل مرص **د‪ ،‬ف **إن ت **ابوا وأق* **اموا الص **الة وآت **وا‬
‫الزك* **اة‪ ،‬فخل* **وا س* **بيلهم‪ ،‬إن اهلل غف* **ور رحيم} [التوب* **ة‪/9:‬‬
‫‪ ،]5‬فمن ت **رك الص **الة‪ ،‬مل ي **أت بش **رط التخلي **ة‪ ،‬فيبقى على‬
‫إباح **ة القت **ل‪ ،‬فال خيلى من مل يقم الص **الة‪ .‬ولقول **ه ص* *لّى اهلل‬
‫عليه وسلم‪« :‬بني الرجل وبني الكفر‪ :‬ت**رك الص**الة» فهوي**دل‬
‫على أن ترك الصالة من موجبات الكفر‪.‬‬
‫ومثله حديث بَُريْدة‪« :‬العهد الذي بيننا وبينكم الصالة‪ ،‬فمن‬
‫تركها فقد كفر» وهو يدل على أن تارك الصالة يكفر‪.‬‬
‫ورجح الش**وكاين ه**ذا ال**رأي‪ ،‬فق**ال‪ :‬واحلق أن**ه ك**افر يقت**ل‪.‬‬
‫وال مينع بعض أنواع الكفر من املغفرة واستحقاق الشفاعة‬

‫‪Menggosok Gigi Bagi Yang Sedang‬‬


‫‪Berpuasa‬‬
‫‪Rumusan jawaban LBM Fiqih‬‬
‫‪Kontemporer K-HIS UTM‬‬
‫‪Lampiran: 08‬‬

‫‪68‬‬
/23/ April/ 2021
Sail : M. Hafdhoh An
Nazil
Kelas : 2B

Pertanyaan:
Sudah menjadi hal biasa bagi
orang yang berpuasa, mulutnya
berbau tidak sedap, lebih-lebih
setelah bangun tidur Apakah
benar menggosok gigi setelah
habis dzuhur untuk
menghilangkan bau mulut yang
disebabkan tidur hukumnya
makruh bagi orang yang
berpuasa?

Jawaban:
Tidak makruh, menurut
pendapat kuat (al-mu'tamad)
dalam Madzhab Syafiiyah.

69
a. Selama tidak berlebihan
b. Karena setiap bau mulut
yang bukan disebabkan
puasa, seperti bau mulut
karena tidur atau yang lain,
tidak makruh dihilangkan
dengan siwak, termasuk
bagian contoh dari siwak
adalah menggosok gigi.
c. Bahkan hukumnya sunnah
muakkad seperti keterangan
Imam Ar-Ramli, Syekh
Sulaiman Al-Jamal, Imam
Ali Syibromilysi dan Ulama'
yang lain

Rekomendasi: Sebaiknya dipagi


hari sudah menggosok gigi untuk
menghindari khilaf Ulama'.

Refrensi:

70
‫[اجلمل‪ ،‬حاشية اجلمل على شرح املنهج = فتوحات الوهاب‬
‫بتوضيح شرح منهج الطالب‪]١١٩/١ ،‬‬
‫ٍ‬ ‫( َقولُ **ه‪ :‬و ُ*ك * ِره لِ ِئ‬
‫ض لَهُ َب ْع* َ*د‬ ‫ص* *ا ٍم َب ْع* َ*د َز َوال) ْ‬
‫َأي إ ْن مَلْ َي ْ*ع * ِر ْ‬ ‫ْ ُ َ َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫َّ ِ ِ‬
‫َل‬
‫َوم َتغََّيَر ب*ه فَ ُم*هُ ب ْ‬ ‫وف َكَأ ْك*ل نَاس*يًا َو َكن ْ‬
‫يل اخْلُلُ َ‬ ‫الز َوال َما يُز ُ‬
‫ي اهـ ع ش‪.‬‬ ‫يُ َس ُّن اهـ َشْب ِش ِري ٌّ‬
‫[ال**رملي‪ ،‬مشس ال**دين‪ ،‬غاي**ة البي**ان ش**رح زب**د ابن رس**الن‪،‬‬
‫صفحة ‪]٣٨‬‬
‫َولَو تغ*ري فَم*ه بع*د ال َّ*ز َوال بِ َس*بَب آخ*ر غ*ري اخلل*وف كن*وم َأو‬
‫ص* *ول ش **ىء كري **ه ال * ّ*ريح ِإىَل فَم **ه فاس **تاك ل* * َذلِك مل يك **ره‬ ‫ُو ُ‬
‫التْنبِي**ه ( وأك**دوه النتب**اه‬ ‫ي يِف ش**رح َّ‬ ‫َكمَا قَالَه ال ُْمحب الطَّرَبِ ّ‬
‫َأكد طلب ال ِّس * * َواك النتب* **اه النَّاِئم من نَوم* **ه لَْياًل‬ ‫النَّاِئم ) أى يتَ َّ‬
‫يحنْي ِ (َأنه صلى اهلل َعلَْي ِه َوسلم َكا َن‬ ‫َكا َن َأو َنهارا خلَرب َّ ِ‬
‫الصح َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬
‫قَام من النّ* **وم يش* **وص فَاه بِال ِّس * * َواك) أى يدلك* **ه َوقيس‬ ‫ِإذا َ‬
‫بِالن َّْوِم ال َْم ْذ ُكور َغريه جِب َ ِامع التَّغَرُّي‬

‫‪71‬‬
‫[البج**ريمي‪ ،‬حاش**ية البج**ريمي على اخلطيب = حتف**ة احلبيب‬
‫على شرح اخلطيب‪]١٢٢/١ ،‬‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َارةُ‬
‫ك) ُم ْعتَ َم ٌد‪َ .‬وعب َ‬ ‫َق ْولُ**هُ‪َ( :‬أنَّهُ اَل يُ ْ*ك َ*رهُ لَهُ ال ِّس* َو ُاك َو ُه َ*و َك َذل َ‬
‫نَوٍم ا ْس *تَاك ِإِل َزالَتِ* ِ*ه َكمَا‬ ‫ِ‬
‫َش *ْر ِح م ر‪ .‬نَ َع ْم إ ْن َتغََّيَر فَ ُم**هُ بنَ ْح* ِو ْ‬
‫َار َة م ر يِف‬ ‫َأْف بِ* ِ*ه الْوالِ* ُ*د‪ .‬اهـ‪ .‬فَِفي قَو ِل اُأَلجه**و ِر ُّ ِ ِ‬
‫ي لَك َّن عب َ‬ ‫ُْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ىَت‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫الش َّْر ِح قَاضيَةٌ بِالْ َكَر َاهة نَظٌَر فَاَل َت ْغَتَّر بِ**ه‪َ .‬و َق ْولُ**هُ‪ :‬إنَّهُ اَل يُ ْ*ك َ*رهُ‬
‫حِب َ ْذ ِ‬
‫َأع َادهَا‬‫َاب بَِأنَّهُ َ‬
‫إن اُأْلوىَل ‪َ .‬وجُي ُ‬ ‫َر َّ‬ ‫ف إنَّهُ؛ َّ‬
‫َأِلن اَل يُ ْ*ك َ*رهُ َخب ُ‬
‫تَْأكِ ً‬
‫يدا‪.‬‬
‫الفق* **ه اإلس* **المي اجلزء ‪ 1‬صحـ ‪ 454 :‬مكتب* **ة دار الفك* **ر‬
‫املعاصر‬
‫ْم* **هُ َكْي َفيَّتُ* **هُ َف َواِئ ُدهُ ََّأوالً‬ ‫اَلْمْب َح ُ يِن‬
‫ث الثَّا ُ ال ِّس * * َو ُاك َت ْع ِر ْي ُف* **هُ ُحك ُ‬ ‫َ‬
‫ال‬ ‫م‬ ‫ع‬‫ِ‬‫ت‬‫*‬ ‫س‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ع‬‫ر‬ ‫*‬ ‫ش‬ ‫و‬ ‫*ه‬‫*‬ ‫ت‬‫ل‬‫آ‬‫و‬ ‫ْك‬ ‫ل‬‫*د‬‫*‬ ‫ل‬‫ا‬ ‫ة‬ ‫غَ‬ ‫ل‬ ‫اك‬ ‫و‬ ‫*‬ ‫س‬ ‫ال‬ ‫ِ‬
‫اك‬ ‫و‬ ‫ِ‬
‫ِّ َ ُ ُ ً َ ُ َ َُ ُ َ َ ْ ً ْ ْ َ ُ‬ ‫َت ْع ْ ُ ِّ َ‬
‫*‬ ‫س‬ ‫ال‬ ‫*ف‬‫*‬ ‫ي‬‫ر‬
‫ِ ِ‬ ‫ان وصابو ٍن يِف اْ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫ب‬‫َألسنَان َو َما َح ْوهَلَا ليُ ْذه َ‬ ‫ْ‬ ‫ُع ْود َْأو حَنْ ِوه َكَأ ْشنَ َ َ ُ ْ‬
‫الص ْفَرةَ َو َغْيَر َها َعْن َها اه‬
‫ُّ‬

‫‪72‬‬
Menghayal Porno Pada Saat Sedang
Berpuasa
Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 09
/24/ April/ 2021
Sail : M.utsman ishaqi
Kelas : 2A

Pertanyaan:
Toni adalah anak remaja yang
baru baligh ,saat sedang
ngabuburit dia melihat seorang
perempuan cantik, akhirnya dia
pun selalu membayangkan si
perempuan tersebut, sampai
diapun pernah menghayal
bersetubuh dengannya dan
mengalami junub. Lantas
bagaimana hukum puasa toni?

73
Jawaban:
Hukum puasanya tidak batal
menurut Jumhur (Mayoritas)
Syafiiyah. Kecuali pendapat
syekh Sulaiman Al-Bujairimi,
Imam Al-Hafnawi, Imam Al-
Adzra'ie yang berpendapat batal
jika mempunyai kebiasan
ejakulasi, atau sengaja menikmati
berlama-lama dan berusaha
ejakulasi.
Refrensi:
‫ الغ رر البهي ة في ش رح البهج ة‬،‫ زكري ا‬،‫[األنص اري‬
]٢١١/٢ ،‫الوردية‬
َّ ‫(واَل بِِف ْك ِر‬
ِ ‫الن ْف‬
‫س‬ ِ ِ ‫اِل‬
َ ‫َأي اَل إ ْن َكا َن ا ْس ت ْمنَاءُ بنَظَ ٍر‬ ْ )‫(اَل نَظَ ِر‬
ْ ‫َأي ال َْم ْر َِأة إلَى َن ْف ِس ِه (بِ َحاِئ ٍل) َوِإ ْن تَ َك َّر َر‬
‫ت‬ ْ )‫(ض ِّم َها‬ َ ‫َو) اَل‬
‫ش ْه َو ٍة إ ْذ اَل ُمبَا َش َر َة‬
َ ِ‫الثَّاَل ثَةُ ب‬

74
‫[البك ري ال دمياطي‪ ،‬إعان ة الط البين على ح ل ألف اظ فتح‬
‫المعين‪]٢٥٦/٢ ،‬‬
‫(قوله‪ :‬واإلنزال بنظر وفكر) أي وكاإلنزال بنظر وفكر‪،‬‬
‫فإنه ال يفطر به‪ ،‬النتفاء المباشرة‪ .‬قال البجيرمي‪ :‬ما لم‬
‫يكن من عادت ه اإلن زال بهم ا‪ ،‬وإال أفط ر ‪ -‬كم ا ق رره‬
‫شيخنا ح ف‪ .‬اه‪.‬‬
‫[ابن حج ر الهيتمي‪ ،‬تحف ة المحت اج في ش رح المنه اج‬
‫وحواشي الشرواني والعبادي‪]٤١٠/٣ ،‬‬
‫ش ْه َو ٍة) َوِإ ْن َك َّر َر ُه َم ا َوا ْعتَ َ‬
‫اد‬ ‫َواَل بِنَ ْح ِو (ال ِْف ْك ِر َوالنَّظَ ِر بِ َ‬
‫ث‬ ‫َأش بَهَ ااِل ْحتِاَل َم َن َع ْم بَ َح َ‬‫اش َر ِة فَ ْ‬‫ال بِ ِه َم ا اِل نْتِ َف ِاء ال ُْمبَ َ‬
‫اِإْل ْن َز َ‬
‫ال ال َْمنِ ِّي َوَت ْهيَِئتِ ِه لِ ْل ُخ ُر ِ‬ ‫س بِانْتِ َق ِ‬ ‫ِ‬
‫وج‬ ‫اَأْل ْذ َرع ُّي َأنَّهُ لَ ْو َ‬
‫َأح َّ‬
‫اس تَ َد َامهُ َأفْط ََر قَط ًْع ا َو َك َذا ل َْو عُلِ َم‬ ‫ِ‬
‫استِ َد َامتِه النَّظ ََر فَ ْ‬ ‫ب ْ‬ ‫سبَ ِ‬
‫بَ‬
‫ِ‬
‫ص ُّح َم َع َت ْزيِ ِيف ِه ْم لِ ْل َق ْو ِل‬
‫يه نَظَر ب ل اَل ي ِ‬ ‫ادتِ ِه وفِ ِ‬ ‫ذَلِ َ ِ‬
‫ٌَْ َ‬ ‫ك م ْن َع َ َ‬
‫ال بِالنَّظَ ِر َأفْط ََر‬
‫اد اِإْل ْن َز َ‬
‫َأنَّهُ إ ْن ا ْعتَ َ‬

‫‪75‬‬
Menghirup Inhaler Bagi Orang Yang
Sedang Berpuasa
Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 10
/24/ April/ 2021
Sail : Andy Prasetiya
Kelas : HBS 4A

Pertanyaan:
Bagaimana hukumnya apabila
kita menggunakan inhaler saat
berpuasa? Semisal saat sedang
berpuasa tiba-tiba dihadapkan
dengan posisi darurat yang
mengharuskan untuk
menggunakan barang tersebut,
apakah dapat membatalkan
puasa?

76
‫‪Jawaban:‬‬
‫‪Menghirup inhaler hukumnya‬‬
‫‪tidak batal meskipun disengaja‬‬
‫‪karena bukan ain (benda) tetapi‬‬
‫‪rasa dari uap. Beda halnya‬‬
‫‪dengan menghirup rokok, maka‬‬
‫‪puasanya batal karena terdapat‬‬
‫‪benda berupa nikotin, seperti‬‬
‫‪keterangan Mayoritas Ulama'.‬‬
‫‪Refrensi:‬‬
‫[الد ِ‬
‫َّمريي ‪,‬النجم الوهاج يف شرح املنهاج ‪]3/295,‬‬
‫وإح*رتز املص*نف ب (العني) عن األث*ر؛ فال أث*ر لوص*ول ال*ريح‬
‫بالشم إىل دماغه‪ ،‬وال لوصول الطعم بالذوق إىل حلقه‪.‬‬
‫[اجلم* * **ل‪ ،‬حاش* * **ية اجلم* * **ل على ش* * **رح املنهج = فتوح* * **ات‬
‫الوهاب بتوضيح شرح منهج الطالب‪]٣١٨/٢ ،‬‬
‫ِ ٍ‬ ‫لَو ِم ْن جَنَ ٍ‬
‫ص * * َل‬
‫س َو ُه* * َ*و َغْي* * ُ*ر بَعي * **د َو َ‬ ‫َأي َو ْ‬
‫يح) ْ‬ ‫( َق ْولُ * **هُ‪ :‬اَل ِر ٌ‬
‫ِ‬ ‫بِالش ِّ ِ ِ ِ‬
‫س َعْينًا‬ ‫َّم إىَل د َماغه َولَ ْو ِر َ‬
‫يح الْبَ ُخور؛ َأِلنَّهُ لَْي َ‬

‫‪77‬‬
‫[ابن حج**ر اهليتمي‪ ،‬حتف**ة احملت**اج يف ش**رح املنه**اج وحواش**ي‬
‫الشرواين والعبادي‪]٤٠٠/٣ ،‬‬
‫ِ‬
‫ور َو ُه* َ*و‬ ‫ت إخَلْ) َوم ْن ال َْعنْي ِ ال**د َ‬
‫ُّخا ُن ال َْم ْش* ُه ُ‬ ‫َأي َعنْي ٍ كَانَ ْ‬ ‫( َق ْولُهُ ِّ‬
‫ص*اِئ ُم؛ َّ‬
‫َأِلن لَهُ َأث ًَرا‬ ‫َاك َفُي ْف ِط* ُ*ر بِ* ِ*ه ال َّ‬ ‫ال ُْم َس* َّمى بِ**التُّنُت َوِم ْثلُ**هُ ُّ‬
‫التْنب ُ‬
‫ي َعلَى‬ ‫َارةُ الْ ُك ْ*ر ِد ِّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اه ُد يِف بَاط ِن ال ُْع*ود َش*ْي ُخنَا عب َ‬ ‫س َك َما يُ َش* َ‬ ‫حُيَ ُّ‬
‫ض ٍل‬‫بَافَ ْ‬

‫‪Akibat Kecapean Sepasang Pasutri‬‬


‫‪Bangun Pagi Dalam Keadaan Junub‬‬
‫‪Rumusan jawaban LBM Fiqih‬‬
‫‪Kontemporer K-HIS UTM‬‬
‫‪Lampiran: 11‬‬
‫‪/25/ April/ 2021‬‬
‫‪Sail‬‬ ‫‪: Moh Mukhlis‬‬
‫‪Kelas‬‬ ‫‪: HBS 4C‬‬

‫‪Pertanyaan:‬‬

‫‪78‬‬
Ada sepasang suami istri yang
dimana berhubungan pada
waktu malam hari, terus mereka
kecapean dan ketiduran, ketika
mereka bangun ternyata sudah
jam tujuh pagi, mereka belom
melaksanakan sholat dan mandi
wajib, nah pertanyaannya
apakah puasanya tersebut sah?

Jawaban:
Hukum puasanya sah. Bahkan
semisal sesorang yang selesai
bersetubuh pas sebelum fajar,
kemudian ejakulasinya terjadi
setelah fajar, maka puasanya
juga sah.
Referensi:
‫تحف ة المحت اج في ش رح المنه اج‬, ‫[ابن حج ر الهيتمي‬
]3/410, ‫وحواشي الشرواني والعبادي‬

79
‫َم يُ ْف ِط ْر َول َْو‬ ‫ِ‬
‫ض َق ْب َل الْ َف ْج ِر ثُ َّم َْأمنَى َعقبَهُ ل ْ‬ ‫َفل َْو بَا َش َر َوَأ ْع َر َ‬
‫ت َّ‬ ‫َقَّبل ََه ا ِئ‬
‫الش ْه َوةُ‬ ‫َر إ ْن َك انَ ْ‬ ‫ص ا ًما ثُ َّم فَ َار َق َه ا ثُ َّم َأ ْن َز َل َأفْط َ‬ ‫َ‬
‫الذ َك َر قَاِئ ًما َوِإاَّل فَاَل‬‫ص ِحبَةً َّ‬ ‫ُم ْستَ ْ‬
‫[النووي‪ ،‬المجموع شرح المهذب‪]٣٠٨/٦ ،‬‬
‫َأص َح ُابنَا‬‫اب ْ‬ ‫َأج َ‬
‫ِ‬
‫يث َأبِي ُه َر ْي َرةَ َرض َي اللَّهُ َع ْن هُ فَ َ‬ ‫(و ََّأما) َح ِد ُ‬‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ال الَْب ْي َهق ُّي‪َ :‬ر َو ْينَ ا‬‫خ قَ َ‬ ‫سو ٌ‬ ‫(َأح ُد ُه َما) َأنَّهُ َم ْن ُ‬
‫َع ْن هُ ب َج َو َاب ْي ِن َ‬
‫ت فِي ِه َأنَّهُ‬ ‫س ُن َم ا َس ِم ْع ُ‬ ‫َأح َ‬‫ال ْ‬ ‫َع ْن َأبِي بَ ْك ِر بْ ِن ال ُْم ْن ِذ ِر قَ َ‬
‫اع َك ا َن فِي ََّأو ِل اِإْل ْس اَل ِم ُم َح َّر ًم ا َعلَى‬ ‫ْج َم َ‬ ‫َأِلن ال ِ‬ ‫خ َّ‬ ‫سو ٌ‬ ‫َم ْن ُ‬
‫الش ر ِ‬ ‫ِ َّ ِ‬ ‫َّ ِئ ِ َّ‬
‫اح‬‫َما َأبَ َ‬ ‫اب َفل َّ‬ ‫الص ا ِم في الل ْي ِل َب ْع َد الن َّْوم َكالط َع ام َو َّ َ‬
‫ْجنُ ِ‬ ‫ِ‬ ‫اللَّهُ َتع الَى ال ِ‬
‫ب إذَا‬ ‫وع الْ َف ْج ِر َج َاز لل ُ‬ ‫اع إلَى طُلُ ِ‬ ‫ْج َم َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اِل‬
‫وم فَ َك ا َن َأبُو ُه َر ْي َرةَ يفتى بما‬ ‫ص َ‬ ‫سال َأ ْن يَ ُ‬ ‫َأصبَ َح َق ْب َل ا ْغت َ‬ ‫ْ‬
‫سمعه من الفضل‬

‫‪80‬‬
Mengapa Wanita Haid Wajib
Mengganti Puasa Namun Tidak
Wajib Mengganti Shalat
Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 12
/26/ April/ 2021
Sail : Mahmudah
Kelas : 2A HBS

Pertanyaan:
Mengapa bagi wanita muslim
yang berhalangan (haid) wajib
mengganti puasa sebanyak ia
tidak berpuasa pada waktu
haidnya? Sedangkan untuk
sholat bagi wanita yang sedang
haid tidak usah mengganti
(mengkodho'nya), kecuali ketika
si perempuan datang bulan di
saat masuk waktu sholat, dan

81
belum sempat melaksanakannya
baru mengkodho'nya, tapi tidak
terhadap semua sholat yang
ditinggalkannya selama ia haid.
Pertanyaannya, Mengapa wanita
sholat yang sedang haid tidak
usah mengganti
(mengkodho'nya), sedangkan
ketika tidak berpuasa pada
waktu haid ia menggantinya,
melihat dari keduanya sama"
kewajiban bagi kita atau
merupakan rukun Islam.

Jawaban:
Karena li at-Taa'budi, yaitu sudah
ketetapan syariat dalam urusan
suatu ibadah yang mewajibkan
qadha' puasa dan tidak
mewajibkan qadha' sholat bagi
orang haid. Adapun hikmah dari

82
perbedaan hukum antara shalat
dan puasa bagi orang haid,
adalah:
a. Mengqadha' puasa tidak
terjadi musyaqqat
(memberatkan), semisal
sesorang tidak puasa dalam
waktu 15 hari bulan puasa,
maka diqadha' dengan
jumlah yang sama pada
waktu yang lain.
b. Sementara kewajiban shalat
terulang-ulang setiap hari
seumur hidup, maka akan
membaratkan bila ditambah
dengan kewajiban
mengqadha' sebab tertinggal
karena haid.
Refrensi:
]1/383, ‫احلاوي الكبري‬, ‫[املاوردي‬

83
‫ض‬ ‫ِ‬ ‫ْك ِ‬ ‫ف * **إذا أوض * **ح حكْم مَا ذَ َكرنَا ِمن ال ِ‬
‫تَاب َوال ُّس * *نَّة فَ َحْي ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ ُ‬
‫َأح َك ٍام‪:‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ال َْم ْرَأة َيَت َعلَّ ُق بِه َسْب َعةُ ْ‬
‫ضاءَ ََّأما ت َْر ُك الص*َّاَل ِة؛‬ ‫ط الْ َق َ‬‫َأح ُد َها‪َ :‬أنَّهُ مَيْنَ ُع ِم َن الصَّاَل ِة َويُ ْس ِق ُ‬
‫َ‬
‫ت َج ْحشٍ‬ ‫ِ‬ ‫َّ‬ ‫ِئ‬
‫*ريةَ َع ْن َعا َش *ةَ َأن مَحْنَةَ بْن َ‬
‫ِ‬
‫ي َع ْن َعم* َ‬ ‫ِ‬ ‫فَلِر َوايَة ُّ‬
‫الز ْه* ر ِّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص *لَّى اللَّهُ َعلَْي* ِ*ه َو َس *لَّم َ ‪-‬‬ ‫ِ‬
‫اض فَ َس *َألَت الن**يب ‪َ -‬‬ ‫ت تُ ْس *تَ َح ُ‬ ‫كَانَ ْ‬
‫ص* *اَل ةَ َأيَّ َام َأْقَراِئهَا َو ََّأما ُس* * ُقو ُط‬ ‫ِ‬
‫ع ال َّ‬ ‫*ك فَ ََأمَرهَا َأ ْن َ‬
‫تَد َ‬ ‫َع ْن ذَل * َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫الْ َق ِ ِ ِ ِ ِ‬
‫وب َع ْن َأيِب‬ ‫ض *اء فَل ِر َوايَة ال َّش *افع ِّي َع ْن َعْب**د ال َْو َّهاب َع ْن َأيُّ َ‬ ‫َ‬
‫َأن ام* **رَأةً س * *َألَت عاِئ َش * *ةَ َأَت ْق ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ض * *ي‬ ‫قاَل بَةَ َع ْن ُمعَاذَةَ ال َْع َد ِويَّة َّ ْ َ َ ْ َ‬
‫يض ِعْن* * َ*د‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ت أحروري* *ةٌ َأنْت قَ ْد ُكنَّا حَن ُ‬ ‫ص* *اَل َة َفقَالَ ْ‬
‫ض ال َّ‬ ‫ِئ‬
‫احْلَا ُ‬
‫ص* *اَل ةَ‬ ‫ض* *ي ال َّ‬ ‫ول اللَّ ِه ‪ -‬ص* *لَّى اللَّه علَي * ِ*ه وس* *لَّم َ ‪ -‬فَاَل نَ ْق ِ‬ ‫رس* * ِ‬
‫ُ َْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َُ‬
‫ِئ‬
‫ضا َها‪.‬‬ ‫ِ‬
‫ؤم ُر ب َق َ‬ ‫َواَل نُ َ‬
‫ايَة حَيْىَي بْ ِن‬ ‫*وجب الْ َقض *اء لِ ِرو ِ‬ ‫ِ‬ ‫والثَّايِن ‪َ :‬أنَّهُ مَيْنَع ِمن ال ِّ ِ‬
‫ص *يَام َويُ * ُ َ َ َ‬ ‫ُ َ‬ ‫َ‬
‫*ول‪" :‬‬ ‫ِئ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َسعيد َع ْن َأيِب َسلَ َمةَ ْع ِن َعْبد ال**رَّمْح َ ِن َأنَّهُ مَس َع َعا َش*ةَ َت ُق* ُ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ِ‬ ‫الصوم يِف رمضا َن فَما ِ‬
‫يع َأ ْن َأقْضيَهُ‬ ‫َأستَط ُ‬ ‫ِإ ْن َكا َن لَيَكو ُن َعلَ َّي َّ ْ ُ َ َ َ َ ْ‬

‫‪84‬‬
‫ض‪ ،‬مُثَّ فِي * ِ*ه‬
‫ت بِ **احْلَْي ِ‬ ‫َحىَّت يَْأيِت َ َش * ْعبَا ُن " َي ْعيِن ‪َ :‬‬
‫ص * ْو َم مَا َأفْ َ‬
‫طَر ْ‬
‫ض ِاء‪.‬‬
‫يل َعلَى الْ َق َ‬ ‫َدل ٌ‬
‫ِ‬

‫[الروياين‪ ،‬عبد الواحد‪ ،‬حبر املذهب للروياين‪]٣٠٩/١ ،‬‬


‫والف**رق بني الص**وم والص **الة من حيث املع **ىن‪ :‬ه**و أن قض**اء‬
‫الصوم ال يشق؛ ألنه رمبا يفسد من شهر رمضان مخس**ة عش**ر‬
‫يوم**ا وال يش**ق قض**اء ذل**ك يف ب**اقي الس**نة‪ .‬والص**الة تتك**رر (‬
‫ً‬
‫‪ 2365‬أ‪ ،)1 /‬ف* **إذا قض* **ت يف ك* **ل ش* **هر أدي إىل املش* **قة‪،‬‬
‫وألن الص**وم مل تنب على أن ت**ؤخر مث تقض**ى‪ ،‬ب**ل ال جتنب يف‬
‫مواضع‪ ،‬ومىت وجبت مل جيز تأخريها بعذر‪.‬‬
‫[املاوردي‪ ،‬احلاوي الكبري‪]٣٨٣/١ ،‬‬
‫ض* * ِاء‬ ‫ص* *وِم يِف وج* ِ‬
‫*وب الْ َق َ‬ ‫ض* *اء َوال َّ ْ ُ ُ‬
‫ص* *اَل ِة يِف الْ َق ِ‬
‫َ‬ ‫َر ُق َبنْي َ ال َّ‬‫َوالْف ْ‬
‫حُل َْو ُق ال َْم َش*ق َِّة يِف قض**ائها للص**الة دون الص**يام ف**زادت املش**قة‬
‫ضاِئه‬ ‫ِ‬ ‫ضاِئ َها َوقَلِيلَةُ ِّ‬
‫الصيَ ِام َو َع َد ُم ال َْم َشقَّة يِف قَ َ‬ ‫يِف قَ َ‬

‫‪85‬‬
Batasan Masuknya Benda Dapat
Dihukumi Membatalkan Puasa
Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 13
/26/ April/ 2021
Sail : Ach Asrory
Kelas : 2B HBS

Pertanyaan:
Jika memang hukum
menggunakan inhaler itu tidak
apa apa atau tidak membatalkan,
bagaimana ketika puasa
menggunakan semacam koyo
atau minyak kayu putih atau
balsem di bagian tubuh itu,
apakah tidak batal? Mohon
penjelasan detail nya!

Jawaban:

86
Tidak batal, dan tidak makruh.
Beda halnya dengan semisal
bekam maka makruh, dan tidak
sampai batal menurut mayoritas
ulama' sebagaimana
disampaikan oleh Imam Syafi'ie
(al-manshus). Sedangkan batasan
perkara yang membatalkan
puasa adalah:
a. Setiap masuknya benda
(bukan bau, uap) ke-bagian
anggota dalam/batin tubuh,
melalui jalan yang terbuka
(lubang tubuh) seperti mulut,
hidung, kuping, dua
kemaluan.
b. Jika dilakukan dengan
sengaja, kecuali dalam hal
yang dimakruhkan seperti
berlebih-berlebihan dalam
berkumur-kumur saat

87
‫‪whudhu, maka apabila ada‬‬
‫‪air‬‬ ‫‪yang‬‬ ‫‪masuk‬‬ ‫‪tanpa‬‬
‫‪disengaja maka puasanya‬‬
‫‪batal.‬‬
‫‪c.‬‬ ‫‪Dalam keadaan ingat sedang‬‬
‫‪berpuasa.‬‬

‫‪Refrensi:‬‬

‫[النووي‪ ،‬اجملموع شرح املهذب‪]٣٤٩/٦ ،‬‬

‫اس َر ِض* * *ي اللَّهُ َعْن ُهمَا َّ‬


‫َأن‬ ‫وجيوز أن حيتجم لِمَا َر َوى ابْ ُن َعبَّ ٍ‬
‫َ‬
‫ص * *اِئ ٌم " الی أن‬ ‫احتَ َج َم َو ُ*ه * َ*و َ‬
‫ِ‬
‫ص * *لَّى اللَّهُ َعلَْي* **ه َو َس * *لَّ َم " ْ‬
‫النَّيِب َّ َ‬
‫َال ال َّش * * * * * *افِعِ ُّي‬
‫ْم ال َْم ْس * * * * * *َألَِة َفق َ‬
‫(َأما) ُحك ُ‬ ‫ق* * * * * **ال‪َّ .........‬‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫واَأْلص *حاب جَت **وز احْلِجامَ ةُ لِل َّ ِئ‬
‫ص *ا ِم َواَل تُ ْفط* ُ*رهُ َولَك َّن ْ‬
‫اَأْلوىَل‬ ‫َ ْ َ ُ ُ ُ َ‬
‫ِ‬
‫وص َوبِه قَطَ َع اجْلُ ْم ُه ُ‬
‫ور‬ ‫ص ُ‬ ‫َت ْر ُك َها َه َذا ُه َو ال َْمْن ُ‬

‫[تقي الدين احلصين‪ ،‬كفاية األخيار يف ح*ل غاي*ة االختص*ار‪،‬‬


‫صفحة ‪]١٩٨‬‬

‫‪88‬‬
‫ْبَاطن‬ ‫ض *ابِط َأن**ه ي ْفط**ر بِ ُك**ل عني وص**لت من الظَّ ِ‬
‫اهر ِإىَل ال ِ‬ ‫َوال َّ‬
‫يِف منفذ َم ْفتُوح َعن قصد َم َع ذكر َّ‬
‫الص ْوم‬

‫[نووي اجلاوي‪ ،‬هناية الزين‪ ،‬صفحة ‪]١٨٨‬‬

‫ض *ة َأو ااِل ْستِْن َش*اق ِإىَل َج ْوف**ه فَِإن كَا َن‬ ‫ض َم َ‬


‫َولَو س**بق مَاء ال َْم ْ‬
‫َم َع ال ُْمبَالغَة َأو َكا َن من َرابِ َعة يَِقينا أفطر َوِإاَّل فَاَل‬

‫‪Bolehnya Lewat Atau Diam Depan‬‬


‫‪Orang Yang Sedang Shalat‬‬
‫‪Rumusan jawaban LBM Fiqih‬‬
‫‪Kontemporer K-HIS UTM‬‬
‫‪Lampiran: 14‬‬
‫‪/27/ April/ 2021‬‬
‫‪Sail‬‬ ‫‪: Moh Mukhlis‬‬
‫‪Kelas‬‬ ‫‪: 4C‬‬

‫‪Pertanyaan:‬‬

‫‪89‬‬
Saya pernah mendengar
bahwasanya ketika ada orang
sholat dan dilewati orang
didepannya, maka hal itu halal
untuk dibunuh. Nah waktu itu,
di pondok ada kejadian dimana
waktu salah satu santri hampir
menyelesaikan sholat, kemudian
dengan sengaja seseorang
langsung ambil posisi (untuk
melaksanakan shalat) didepan
santri itu pada saat masih
tahiyat akhir, perkiraan
posisinya seandainya santri itu
sujud maka harus nyerong
kesamping, nah itu hukumnya
bagaimana?

Jawaban:

90
Tidak boleh (Haram) melewati
atau diam didepan (dibatasan
tenpat sujud) orang yang shalat.
a. Jika orang yang sedang shalat
tersebut membuat batasan
tempat shalat, baik dengan
sutrah, atau menggelar
sajadah atau memberi batasan
dengan garis.
b. Disunnahkan bagi yang
shalat untuk mencegah orang
yang lewat atau bearada
didepannya, sekalipun
sampai menghilangkan
nyawanya.
c. Menurut Imam al-Adzrô’i
kecuali tidak ada jalan lain
dan dalam keadaan sangat
terpaksa semisal kebelet
buang air kecil.

91
Makruh melewati (ditempat
sujud) orang yang sedang shalat:

a. Jika yang shalat tersebut tidak


membuat batasan
sebagaimana disampaikan
oleh Imam Nawawi.
b. Tidak sunnah bagi yang
shalat untuk mencegah, sebab
kecerobohannya tidak
membuat batasan shalat
menurut pendapat yang
paling kuat (al-ashah)

Boleh melewati jika yang shalat


ceroboh, semisal shalat didepan
pintu, shalat dijalan umum, atau
tidak mengisi shaf yang masih
kosong saat shalat jamaah.

Referensi:

92
‫[ابن حج**ر اهليتمي‪ ،‬املنه**اج الق**ومي ش**رح املقدم**ة احلض**رمية‪،‬‬
‫صفحة ‪]١٢٧‬‬

‫ويس**تحب أن يص**لي إىل ش**اخص ق**در ثل**ثي ذراع بين**ه وبين**ه‬


‫ثالثة أذرع فما دون‪ ،‬فإن مل جيد بسط مصلى أو خ*ط خط*ا‪،‬‬
‫وين **دب دف **ع املار حينئذ‪ ،‬حيرم املرور حينئذ إال إذا ص *لِّي يف‬
‫قارعة الطريق وإال لفرجة يف الصف املتقدم‪.‬‬

‫[النووي‪ ،‬روضة الطالبني وعمدة املفتني‪]٢٩٥/١ ،‬‬

‫ِ‬ ‫مُثَّ ِإذَا َ ِإ‬


‫نَع َغْي* * َ*رهُ م َن ال ُْم* * ُ*رو ِر َبْينَهُ َوَبنْي َ‬‫ص* * *لَّى ىَل ُس* * *ْتَر ٍة‪َ ،‬م َ‬
‫َط َعلَى‬ ‫ال ُّس* * * *ْتر ِة‪ .‬وكَ َذا لَْيس لِغَرْيِ ِه َأ ْن مَيُ * * *َّ*ر َبْينَهُ َوَبنْي َ اخْل ِّ‬
‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َل ُه َ*و َمْن ُ*ع حَتْ* ِر ٍمي‪َْ ،‬أو‬
‫يح‪ ُ ْ َ .‬جْلُ ْ ُ َ َ َ َ ْ‬
‫ه‬ ‫و‬ ‫ا‪.‬‬ ‫*‬‫ص‬ ‫ْع‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ك‬ ‫‪:‬‬ ‫ِ‬
‫ر‬ ‫*و‬‫ه‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫َو‬ ‫ق‬‫و‬ ‫ص* ِح ِ‬
‫ال َّ‬
‫ِ‬ ‫َان‪ .‬ال َّ ِ‬
‫َتْن ِزي* ٍ*ه؟ وجه ِ‬
‫ص *لِّي َأ ْن يَ ْد َفعَهُ‪،‬‬ ‫يح‪َ :‬مْن* ُ*ع حَتْ * ِر ٍمي‪َ .‬ولْل ُم َ‬
‫ص *ح ُ‬ ‫َْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬
‫ض ِربَهُ َعلَى ال ُْم ُ*رو ِر‪َ ،‬و ْن َأدَّى ىَل َقْتل*ه‪َ .‬ول َْو مَلْ يَ ُك ْن ُس*ْتَرةٌ‪،‬‬ ‫َويَ ْ‬
‫الدفْع لَِت ْق ِ‬
‫ص* ِري ِه‪.‬‬ ‫َأو َكانَت وَتب ِ‬
‫س لَهُ َّ ُ‬ ‫اَأْلص ُّح‪َ :‬أنَّهُ لَْي َ‬
‫اع َد مْن َها‪ ،‬فَ َ‬ ‫ْ َََ‬ ‫ْ‬

‫‪93‬‬
‫اَأْلوىَل َت ْر ُك**هُ‪.‬‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِئ ٍ‬
‫ور َبنْي َ يَ َديْ**ه‪ ،‬لَك َّن ْ‬
‫ت‪َ :‬واَل حَيْ* ُ*ر ُم حينَ ذ ال ُْم* ُ*ر ُ‬ ‫ُقْل ُ‬
‫َواللَّهُ ْ‬
‫َأعلَ ُم‬

‫[النووي‪ ،‬اجملموع شرح املهذب‪]٢٤٩/٣ ،‬‬

‫اَأْلو ِل َفلَهُ َأ ْن مَيَُّ*ر َبنْي َ يَ ْد ِي‬


‫ف َّ‬ ‫ص* ِّ‬ ‫إذَا وج َد الد ِ‬
‫َّاخ ُل ُفْر َجةً يِف ال َّ‬ ‫ََ‬
‫ف الثَّايِن بَِت ْركِ َها‬ ‫الص ِّ‬
‫ْ َّ‬ ‫ِ‬
‫ل‬ ‫َأه‬ ‫ِ‬
‫ري‬‫ص‬‫ِ‬ ‫ق‬ ‫ت‬‫ِ‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫يه‬
‫َ َ ُ َ َْ‬‫ِ‬
‫ف‬ ‫ف‬ ‫ِ‬
‫ق‬ ‫ي‬‫و‬ ‫يِن‬ ‫ا‬ ‫ث‬
‫َّ‬ ‫ال‬ ‫ف‬
‫الص ِّ‬
‫َّ‬

‫بغي * **ة املسرتش* **دين للس * **يد ب * **اعلوي احلض * **رمي صحـ ‪91 :‬‬
‫مكتبة دار الفكر‬

‫ص * *لِّ ْي َو ُس * *ْتَرتِِه َوِإ ْن مَلْ جَيِ * * ْد‬


‫[ فائدة ] حَيْ* * ُ*ر ُم ال ُْم* * ُ*ر ْو ُر بَنْي َ ال ُْم َ‬
‫َاب لَ ِك ْن َ‬
‫قَال‬ ‫ِ‬
‫ض * *رور ٍة َكمَا يِف اِْإل ْ*م * َ*داد واِْإل ْيع ِ‬ ‫طَ ِريق * *اً و ِ‬
‫َ‬ ‫لَو ل َ ُ ْ َ‬ ‫ْ َ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ك يِف ح ِّل ال ُْمُر ْو ِر ِإذَا مَلْ جَي ْد طَ ِريْقاً س َواهُ عْن َد‬ ‫ِ‬ ‫اَْأل ْذ َر ِع ُّي َوالَ َش َّ‬
‫ت َعلَى َم ْف َس * َد ِة‬ ‫َر َّج َح ْ‬
‫ٍ‬
‫ص *لَ َحة ت َ‬ ‫*ل َم ْ‬ ‫بَو ٍل َك ُك* ِّ‬ ‫َوف ْ‬
‫ض *رور ِة خ ِ‬
‫َ َُْ ْ‬
‫قَال اَْألِئ َّمةُ الثَّالَثَةُ جَيُ* * ْ*و ُز ِإ َذا مَلْ جَيِ* * ْد طَ ِريْق* *اً ُمطْلَق* *اً‬ ‫ْم * ُ*ر ْو ِر َو َ‬
‫ال ُ*‬
‫ي َوبِ* * ِ*ه يُ ْعلَ ُم‬ ‫ِ‬ ‫َدهُ اِْإل ْس* *نَ ِو ُّ‬
‫بَاب َو َغْي ُرمُهَا اهـ ُك* ْ*رد ّ‬ ‫ي َوال ُْع ُ‬ ‫َو ْاعتَم َ‬

‫‪94‬‬
ٍ ‫ت َأو ِإ ْدر ِاك مَج اع‬
‫َة‬ ِ
َ َ ْ ْ‫ض*ْي ِق الْ* َ*وق‬
َ ‫َام عْن* َ*د‬ *ْ َ‫َو ُاز ال ُْم* ُ*ر ْو ِر لِن‬
ِ ِ ‫ح ِو اِْإل م‬
َ‫ج‬
ُ‫َو ُاز ال* * َّ*دفْ ِع َو ُحْرمَ ة‬ ِ ‫ودا ُن و َ يِف‬
َ ‫قَال َفْت ِح الْبَاري َوج‬ َ َ * * ‫اهـ بَا ُس‬
‫*ك‬ ِ ِ ِ َّ ‫الْم**ر ْو ِر عَامٌّ و مِب‬
َ * ‫ض الْ ُف َقهَاء ذَل‬ ُ ‫َر َب ْع‬
َ ‫لَو َكةَ ال ُْم َش *َّرفَة َوا ْغَتف‬ ْ َ ُُ
‫لِلطَّا فنْي َ للض َُّر ْو َرة َع ْن َب ْعض احْلَنَابلَة َج َو َازهُ مَج ْي ِع َمكةَ اهـ‬
َّ ِ ‫يِف‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ِئ‬

Mengirim Striker Watshap Gambar


Makanan Dan Minuman Pada Saat
Siang Puasa Ramadhan
Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 15
/28/ April/ 2021
Sail : Ridwan
Kelas : HBS 4A

Pertanyaan:
Bagaimana hukumnya mengirim
sticker WA gambar makanan dan

95
minuman pada saat puasa
ramadhan?

Jawaban:
Hukumnya makruh, jika tidak
ada kepentingan. Karena yang
sunnah adalah menjauhi dari
setiap sesuatu yang dapat
membangkitkan syahwat-
syahwat yang mubah, semisal,
mencium, menatap, atau
menyentuh makanan, karena
yang demikian tidak sejalan
dengan tujuan, dan hikmah
dibalik ibadah puasa yang pada
spiritnya adalah melatih
mengekang hawa nafsu, bukan
justru membangkitkannya.
Refrensi:

96
‫[البج **ريمي‪ ،‬حاش **ية البج **ريمي على ش **رح املنهج = التجري **د‬
‫لنفع العبيد‪]٧٨/٢ ،‬‬
‫س إىَل ال َّش* * ْي ِء َواجْلَ ْم* ُ*ع‬ ‫الن ْف ِ‬ ‫اق َّ‬‫( َق ْولُ **هُ‪َ :‬و َش* * ْه َو ٍة) ال َّش* * ْه َوةُ ا ْش* *تِيَ ُ‬
‫َر ُك‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫اح َوال ُْم* َ*ر ُاد ت ْ‬ ‫ص* *بَ ٌ‬‫َش* * َه َوات َوا ْش* *َت َهْيته َف ُه* َ*و ُم ْش* *َت ًهى اهـ م ْ‬
‫اب ال َّش * ْه َو ِة‬‫وع يِف َأ ْس *ب ِ‬
‫َ‬ ‫َر ُك ال ُّش * ُر ِ‬ ‫س َوت ْ‬
‫الن ْف ُ‬ ‫َاطي مَا ا ْش *َت َهْتهُ َّ‬ ‫َتع ِ‬
‫س إىَل الْمطْلُ* * ِ‬
‫*وب اَل‬ ‫َ‬ ‫الن ْف ِ‬ ‫َوِإاَّل فَال َّش * * ْه َوةُ َن ْف ُس* * َها الَّيِت ِه َي َمْي* * ُ*ل َّ‬
‫َّحُّر ُز َعْن َها ع ش َعلَى م ر‬ ‫ِ‬
‫مُيْك ُن الت َ‬
‫ات‬‫ات والْمبص*ر ِ‬ ‫و ِعبَارةُ َش*ر ِح م ر و َش*هو ٍة َأي ِمن الْمس*م ِ‬
‫وع َ ُ ْ َ َ‬ ‫َ َْ ْ ْ َ ْ ُ َ‬ ‫َ َ ْ‬
‫ود ُه‬ ‫*‬ ‫*‬ ‫*‬‫ص‬ ‫ق‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ِ‬‫و‬ ‫*‬ ‫*‬ ‫*‬‫ص‬ ‫ال‬ ‫ر‬ ‫*‬ ‫*‬ ‫*‬‫س‬‫ِ‬ ‫*ك‬ ‫*‬ ‫*‬ ‫ِ‬
‫ل‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫إ‬ ‫ِ‬
‫س‬ ‫ِ‬‫ب‬ ‫ِ‬
‫َوال َْم ْش* * * ُم َ َ َ اَل‬
‫ْم‬ ‫ل‬‫ا‬‫و‬ ‫ات‬ ‫وم‬
‫ْ َ َ ُّ َّ ْ َ َ ْ ُ ُ‬
‫َف‬‫الت ْق َ*وى بِك ِّ‬ ‫اَأْلعظَ ُم لَِتْن َك ِسَر نَ ْف ُسهُ َع ْن اهْل ََوى َوَت ْق َ*وى َعلَى َّ‬ ‫ْ‬
‫ِ‬ ‫ِّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َج َوار *ح* ه َع ْن َتعَاطي مَا يَ ْش * *تَهيه اهـ َف ُعل َم م ْن هَ َذا ُكله َّ‬
‫َأن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫يَاح ِ‬
‫ني‬ ‫الر ِ‬ ‫ال ُْم* * َ*ر َاد بِال َّش * * ْه َو ِة ال ُْم ْش * *َت َهى بِ * * َ*دلِ ِيل الت َّْمثِي * * ِ*ل بِ َش * * ِّم َّ‬
‫ني ما هَل ا ِريح طَيِّب َكال ِْمس ِ‬ ‫و َغ ِ ها‪ ،‬والْمراد بِ َّ ِ‬
‫ك‪.‬‬ ‫ْ‬ ‫الريَاح ِ َ َ ٌ ٌ‬ ‫َ رْي َ َ ُ َ ُ‬
‫[س* **عيد باعش* **ن‪ ،‬ش* **رح املقدم* **ة احلض* **رمية املس* **مى بش* **رى‬
‫الكرمي بشرح مسائل التعليم‪ ،‬صفحة ‪]٥٦٥‬‬

‫‪97‬‬
‫(ويس **ن ت **رك) تع **اطي (الش **هوات) املباح **ة لغ **ري من يتع **اطى‬
،‫بيعه* **ا من مس* **موع ومبص* **ر ومش* **موم وملب* **وس وملم* **وس‬
‫كش* **م رحيان وملس* **ه والنظ* **ر إلي* **ه؛ وذل* **ك ملا فيه* **ا من الرتف* **ه‬
‫الذي ال يناسب حكمة الصوم من كسر اهلوى‬

Memakai Skincare, Parfum Pada


Siang Ramdhan
Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 16
/29/ April/ 2021
Sail : Husnol Khotimah
Kelas : HBS 2C

Pertanyaan:
Bagaimana hukumnya memakai
skincare, wangi wangian dan
semacamnya pada saat berpuasa

98
mengingat hal tersebut sudah
lazim dilakukan oleh sebagian
besar perempuan?

Jawaban:
Hukumnya Makruh menurut
pendapat yang dinilai paling
kuat (al-Aujah) dalam madzhab
Syafi'iyah, dikarenakan dalam
penggunaan skincare,
wewangian pada saat puasa,
terdapat kandungan makna
kemewahan didalamnya yang
tidak selaras dengan tujuan dari
puasa.
Refrensi:
)178 ‫ ص‬،13 ‫ ج‬،‫(الموسوعة الفقهية الكويتية‬
‫الري احين‬
ّ ‫للص ائم ت رك ش ّم‬
ّ ‫ يس ّن‬: ‫الش افعيّة‬
ّ ‫وق ال‬
‫ كالمس ك وال ورد‬، ‫ والم راد أن واع الطّيب‬. ‫ولمس ها‬

99
‫والنّرجس ‪ ،‬إذا استعمله نهارا لما فيها من التّرفّ ه‪ ،‬ويجوز‬
‫ل ه ذل ك ليال ‪ ،‬ول و دامت رائحت ه في النّه ار ‪ ،‬كم ا في‬
‫المحرم‬
‫[البك ري ال دمياطي ‪,‬إعان ة الط البين على ح ل ألف اظ فتح‬
‫المعين ‪]2/97,‬‬
‫(قول ه‪ :‬وتطيب) معط وف على غس ل‪ ،‬أي وس ن لمري د‬
‫الجمعة تطيب‪ ،‬أي استعمال الطيب‪.‬‬
‫(قول ه‪ :‬لغ ير ص ائم) أي غ ير مح رم‪ .‬أم ا األول فيك ره ل ه‬
‫استعمال الطيب ‪ .‬وأما الثاني فيحرم‪.‬‬
‫[األنص اري‪ ،‬زكري ا‪ ،‬أس نى المط الب في ش رح روض‬
‫الطالب‪]٤٢٢/١ ،‬‬
‫وع ِ‬ ‫الش هو ِ ِ‬ ‫الن ْف ِ‬
‫ات‬ ‫ات) م ْن ال َْم ْس ُم َ‬ ‫س َع ْن َّ َ َ‬ ‫( َق ْولُ هُ َو َّ‬
‫ال َش ْي ُخنَا َول َْو فِي‬ ‫س قَ َ‬ ‫ات والْم ْشموم ِ‬
‫ات َوال َْماَل بِ ِ‬ ‫ص َر َ َ ُ َ‬
‫والْم ْب ِ‬
‫َ ُ َ‬
‫ِ‬
‫ب فِي ِه ال َْع ِّام‬ ‫اص َعلَى التَّطَيُّ ِ‬‫َّه ِي الْ َخ ِّ‬‫يما لِلن ْ‬ ‫ٍ ِ‬
‫َي ْوم ُج ُم َع ة َت ْق د ً‬
‫ٍ‬ ‫ِ ٍ‬
‫استِ ْس َقاء ( َق ْولُهُ َوَأنَّهُ يُ ْك َرهُ لَهُ‬
‫َك َم ا ل َْو َوافَ َق َي ْو َم عيد َي ْو َم ْ‬

‫‪100‬‬
‫اج ٍة لِ َج َوا ِز‬ ِ ِ ِ َ َ‫ْح َّم ِام) ق‬
َ ‫ال اَأْل ْذ َرع ُّي َي ْعني م ْن غَْي ِر َح‬ َ ‫ول ال‬ ُ ‫ُد ُخ‬
َ َ‫ض َّرهُ َفُي ْف ِط َر َو َه َذا لِ َم ْن َيتََأذَّى بِ ِه اَل لِ َم ْن ا ْعت‬
‫اده‬ ُ َ‫َأ ْن ي‬

Membuka Warung Nasi Pada Siang


Ramadhan
Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 17
/01/ Mei/ 2021
Sail : Muhammad Raya
Choiril Anam
Kelas : 2A HBS

Pertanyaan:
Bagaimana hukum bagi orang
yang membuka warung nasi
pada saat disiang hari ketika
bulan puasa, dan bagaimana

101
terkait keuntungannya, apakah
haram?

Jawaban:
1. Hukum membuka warung
nasi (makanan siap saji,
seperti soto, kopi dll) pada
saat siang bulan ramadhan
untuk melayani orang-orang
nakal (tidak puasa) adalah
haram, karena yang
demikian termasuk
menfasilitasi dan membantu
terjadinya kema'siatan.
Menurut pendapat kuat (ar-
Rajih) dalam madzhab
syafiyah sekalipun dijual
pada orang kafir,
dikarenakan mereka masih
dikenai khithab (fii ahkami
al-Akhiirati) kewajiban

102
puasa sebagaimana orang
islam, berdasarkan dalil
bahwa diakhirat orang kafir
selain mendapatkan siksa
karena ke kafirannya,
mereka juga mendapat
bonus siksa karena tidak
melaksanakan puasa, tidak
shalat, tidak zakat, dan
hukum yang lain.
Berdasarkan ayat, ketika
orang kafir ditanya.

"Apakah yang memasukkan


kamu ke dalam Saqar (neraka)?
Mereka menjawab: "Kami
dahulu tidak termasuk orang-
orang yang mengerjakan shalat,
dan kami tidak (pula) memberi
makan orang miskin”.

103
2. Adapun transaksi jual
belinya hukumnya sah, dan
keuntungannya halal, karena
larangannya bukan pada
bagian syarat atau rukun jual
beli, tapi larangan yang
diharamkan adalah pada
bagian eksternal yaitu turut
membantu terjadinya
ma'siat, sehingga hukumnya
sah tapi haram.
Refrensi:
‫ حاشية اجلمل على شرح املنهج = فتوحات الوهاب‬،‫[اجلمل‬
]٩٢/٣ ،‫بتوضيح شرح منهج الطالب‬
‫ف كَافًِرا ُم َكلَّ ًف* **ا يِف َنهَا ِر‬ ٍ َّ‫*ك إطْعَام مس* * *لِ ٍم م َكل‬
ُ ُُْ
ِ
َ * * ‫َوِمثْ * * ُ*ل َذل‬
ِ
‫َارا َكمَا‬ ً ‫ض *ا َن َوكَ َذا َبْي ُع**هُ طَ َع ًام**ا َعل َم َْأو ظَ َّن َأنَّهُ يَْأ ُكلُ**هُ َنه‬ َ ‫َر َم‬
‫ب‬ ِ
َ ‫َأِلن ُكاًّل ِم ْن ذَل‬
َ َّ‫*ك تَ َس*ب‬ َّ - ‫ َرمِح َهُ اللَّهُ َتعَاىَل‬- ‫َأْفىَت بِِه ال َْوالِ ُد‬

104
‫َأعانَهُ َعلَْيهَا بِنَاء َعلَى تَكْلِي * ِ‬
‫*ف الْ ُكفَّا ِر بُِف * ُ*ر ِ‬
‫وع‬ ‫ِ ِ‬
‫يِف ال َْم ْعص* *يَة َو َ‬
‫ً‬
‫الر ِاج ُح‪.‬‬
‫الش ِر َيع ِة َو ُه َو َّ‬
‫َّ‬
‫[ابن حج**ر اهليتمي‪ ،‬حتف**ة احملت**اج يف ش**رح املنه**اج وحواش**ي‬
‫الشرواين والعبادي‪]٣١٧/٤ ،‬‬
‫ص *يَ ٍة إخَلْ) َوِمثْ* ُ*ل‬‫ض *ي لِمع ِ‬ ‫ف ي ْف ِ‬ ‫*ل تَ ٍ‬ ‫ِ‬
‫( َق ْولُ**هُ‪َ :‬وِمثْ* ُ*ل َذل * َ‬
‫َْ‬ ‫ص *ُّر ُ‬ ‫*ك ُك* ُّ َ‬
‫ذَلِ* **ك إطْعَام مس* *لِ ٍم م َكلَّ ٍ ِ‬
‫ف كَافًرا ُم َكلَّ ً*ف **ا يِف َنهَا ِر َر َم َ‬
‫ض* *ا َن‬ ‫ُُْ ُ‬ ‫َ‬
‫وكَ َذا بيع**ه طَعام**ا علِم َأو ظَ َّن َأنَّه يْأ ُكلُ**ه نَهَارا َكمَا َأْف بِ**هِ‬
‫ىَت‬ ‫َُ ُ ً‬ ‫َْ ُ ُ َ ً َ َ ْ‬ ‫َ‬
‫إعانَةٌ‬ ‫ِ‬ ‫َّ‬ ‫َّ‬ ‫مِح‬ ‫ِ‬
‫*ك َ‬ ‫اب ال َّ*ر ْمل ُّي ‪َ -‬ر َهُ اللهُ َتعَاىَل ‪َ -‬أِلن َذل َ‬ ‫َشْي ُخنَا ال ِّش* َه ُ‬
‫َّار ُم َكلَّ ُف * * **و َن‬ ‫ِ‬ ‫ص* * * *يَ ِة بِنَاءً َعلَى َّ‬
‫َأن ال * * * َّ*راج َح َّ‬ ‫علَى الْمع ِ‬
‫َأن الْ ُكف َ‬ ‫َ َْ‬
‫الش ِريعةِ‬ ‫بِ ُف ُر ِ‬
‫وع َّ َ‬
‫[ال * **رملي‪ ،‬مشس ال * **دين‪ ،‬هناي * **ة احملت * **اج إىل ش * **رح املنه * **اج‪،‬‬
‫‪]٤٧١/٣‬‬
‫ف كَافًِرا ُم َكلَّ ًف* **ا يِف َنهَا ِر‬ ‫*ك إطْعَام مس* * *لِ ٍم م َكلَّ ٍ‬
‫ُُْ ُ‬
‫ِ‬
‫َوِمثْ * * ُ*ل َذل * * َ‬
‫ِ‬
‫َارا َكمَا‬ ‫ض*ا َن‪َ ،‬و َك َذا َبْي ُع**هُ طَ َع ًام**ا َعل َم َْأو ظَ َّن َأنَّهُ يَْأ ُكلُ**هُ نَه ً‬ ‫َر َم َ‬
‫ِ‬ ‫َأْفىَت بِ* * * ِ*ه ال َْوالِ* * * ُ*د ‪َ -‬رمِح َهُ اللَّهُ َتعَاىَل ‪-‬؛ َّ‬
‫َأِلن ُكاًّل ِم ْن َذل* * * َ‬
‫*ك‬

‫‪105‬‬
‫ص* *ي ِة وِإ َعانَةٌ َعلَْيهَا بِنَاء َعلَى تَكْلِي * ِ‬
‫*ف الْ ُكفَّا ِر‬ ‫ِ‬ ‫تَس* *بُّ ٌ يِف‬
‫ً‬ ‫ب ال َْم ْع َ َ‬ ‫َ‬
‫الر ِاج ُح‪،‬‬ ‫و‬ ‫ه‬
‫َ َ ُ َ َّ‬‫و‬ ‫‪،‬‬ ‫ِ‬
‫ة‬ ‫يع‬‫ر‬‫ِ‬ ‫الش‬
‫َّ‬ ‫وع‬
‫ِ‬ ‫ر‬ ‫ِ‬
‫ب ُف ُ‬
‫[البج**ريمي‪ ،‬حاش**ية البج**ريمي على اخلطيب = حتف**ة احلبيب‬
‫على شرح اخلطيب‪]٣٨٢/١ ،‬‬
‫َد بِ* * َ*دلِ ِيل‬
‫وع ال َّش * * ِريع ِة علَى الْمعتم ِ‬
‫َ َ ُ َْ‬ ‫َّار خُمَاطَبُو َن بِ ُف* * ُ*ر ِ‬ ‫َّ‬
‫َأِلن الْ ُكف َ‬
‫َق ْول**ه َتعَاىَل ‪{ :‬مَا َس*لَ َك ُك ْم يِف َس* َقَر} [املدثر‪{ ]42 :‬قَالُوا مَلْ‬
‫نَ ُ ِ‬
‫ني} [املدثر‪ ]43 :‬اآْل يَةَ‪.‬‬ ‫صلِّ َ‬
‫ك م َن ال ُْم َ‬
‫[البك* **ري ال* **دمياطي‪ ،‬إعان* **ة الط* **البني على ح* **ل ألف* **اظ فتح‬
‫املعني‪]٣٠/٣ ،‬‬
‫(وقول* **ه‪ :‬من ك* **ل تص* **رف يفض* **ي إىل معص* **ية) بي* **ان لنح* **و‪،‬‬
‫وذل**ك ك**بيع الداب**ة ملن يكلفه**ا ف**وق طاقت**ه‪ ،‬واألم**ة على من‬
‫يتخ* * **ذها لغن* * **اء حمرم‪ ،‬واخلش* * **ب على من يتخ* * **ذه آل* * **ة هلو‪،‬‬
‫وكإطع*ام مس*لم مكل**ف ك*افرا مكلف*ا يف هنار رمض*ان‪ ،‬وك*ذا‬
‫بيعه طعاما علم أو ظن أنه يأكله هنارا‪.‬‬

‫‪106‬‬
‫(قوله‪ :‬ومع ذلك إخل) راجع جلميع ما قبله‪ ،‬أي وم*ع حترمي م*ا‬
‫ذكر من بيع حنو العنب‪ ،‬وما ذكر بعد يصح البيع‪.‬‬
‫[املاوردي‪ ،‬احلاوي الكبري‪]٤٦٩/٨ ،‬‬
‫فَ َذهب َأ ْكثَر َأص *حابِنَا ِإىَل َأنَّهم خُمَاطَبو َن بِالْعِبَاد ِ‬
‫ات ال َّش * ْر ِعيَّ ِة‬ ‫َ‬ ‫ُْ ُ‬ ‫َ َ ُ ْ َ‬
‫ميَان‪،‬‬‫َاة واحْل ِّج َكمخَاطَبتِ ِهم بِاِإْل ِ‬ ‫ص* *ي ِام و َّ ِ‬ ‫ِمن ال َّ ِ‬
‫الزك َ َ ُ َ ْ‬ ‫ص* *اَل ة َوال ِّ َ َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ك لقول*ه تع*اىل‪{ :‬م*ا س*لككم يف‬ ‫َوَأن ُ‬
‫َّه ْم ُم َعا َقبُو َن َعلَى َت ْرك ذَل َ‬
‫سقر قالوا مل نك من املصلني ومل نك نطعم املسكني} ‪],‬‬
‫[جمموع * **ة من املؤلفني‪ ،‬الفق * **ه املنهجي على م * **ذهب اإلم * **ام‬
‫الشافعي‪]١١١/١ ،‬‬
‫جتب الص * **الة على ك* **ل مس* **لم ذك* **راً أو أن * **ثى‪ ،‬ب * **الغ عاق* **ل‬
‫طاهر‪.‬‬
‫فال جتب على ك * **افر‪ ،‬وج * **وب مطالب * **ة هبا يف ال * **دنيا‪ ،‬لع * **دم‬
‫ص* * **حتها من* * **ه‪ ،‬لكن جتب علي* * **ه وج* * **وب عق* * **اب عليه* * **ا يف‬
‫اآلخرة‪ ،‬لتمكنه من فعله*ا باإلس*الم‪ ،‬ودلي*ل ذل*ك قول*ه تع*اىل‪:‬‬
‫{م **ا س **لككم يف س **قر* ق **الوا مل ن **ك من املص **لني* ومل ن **ك‬

‫‪107‬‬
‫نطعم املس **كني* وكن **ا خنوض م **ع اخلائض **ني* وكن **ا نك **ذب‬
)47 - 42 :‫بيوم الدين* حىت أتانا اليقني} (املدثر‬

Bisakah Wanita Haid Mendapatkan


Pahala Puasa Ramadhan
Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 18
/01/Mei/ 2021
Sail : Rifatul Firda Meinia
Kelas : 2C HBS

Pertanyaan:
Saya pernah dengar bahwa di
bulan ramadhan orang yang
puasa penuh satu bulan, mampu
menahan pandangan,
menghindari sesuatu buruk dan
mendekatkan diri kepadanNya

108
akan mendapat gelar fitrah (suci)
di hadapan Allah., Namun
seorang muslimin wanita dgn
kodratnya mendapatkan udhur
syar'i (haid) sehingga tidak dapat
puasa satu bulan penuh..
pertanyaanya bisakah wanita
muslim mendapat gelar fitrah
setelah bulan ramadhan?

Jawaban:
Seorang muslimah yang
sholehah dapat memperoleh
pahala seperti pahalanya orang
yang berpuasa seperti
keterangan yang disampaikan
oleh Imam Al-Qalyubi, Imam Al-
Bujairimi dan Ulama' yang lain.
a. Dengan cara, berniat ''saya
meniggalkan puasa karena
menaati ketentuan syariah''.

109
‫‪b.‬‬ ‫‪Menjaga‬‬ ‫‪pendengaran,‬‬
‫‪penglihatan, lisan, dan indra‬‬
‫‪yang lain dari perbuatan‬‬
‫‪dosa, karena ini adalah‬‬
‫‪bagian dari maksud puasa.‬‬
‫‪c.‬‬ ‫‪Menghidupkan‬‬ ‫‪ramadhan‬‬
‫‪dengan melakukan ibadah‬‬
‫‪yang‬‬ ‫‪tidak‬‬ ‫‪diharamkan,‬‬
‫‪seperti zikir, bershadaqah,‬‬
‫‪mencari ilmu, dll.‬‬
‫‪Refrensi:‬‬
‫[اجلمل‪ ،‬حاشية اجلمل على شرح املنهج = فتوحات الوهاب‬
‫بتوضيح شرح منهج الطالب‪]٢٣٩/١ ،‬‬
‫ي َوقِي * َ*ل لَِئاَّل جَيْتَ ِم* َ*ع َعلَْيهَا‬ ‫ص* * ْوٍم) قِي * َ*ل حَتْ ِرميُ **هُ َت َعبُّ ِد ٌّ‬
‫( َق ْولُ **هُ‪َ :‬و َ‬
‫ثَاب َعلَى الت َّْر ِك َكمَا‬ ‫َل تُ ُ‬ ‫ض * ِّع َفان اهـ ق ل َعلَى ال َْم َحلِّ ِّي َوه ْ‬
‫مَ ِ‬
‫ُ‬
‫يض َعلَى ت َْر ِك الن ََّوافِ* ِ*ل الَّيِت كَا َن َي ْف َعلُهَا يِف ِص* َّحتِ ِه‬ ‫يُ ُ ْ ُ‬ ‫ِ‬
‫ر‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫ل‬‫ا‬ ‫ثَاب‬
‫يض َيْن * ِوي‬ ‫َأِلن الْمَ ِر َ‬
‫ِّف اَل ؛ َّ‬ ‫ص *ن ُ‬‫قَال ال ُْم َ‬ ‫ض َعْنهَا َ‬ ‫َر ُ‬ ‫َو َش *غَلَهُ الْم َ‬
‫َأنَّه ي ْفعلُ**ه لَو كَا َن س*لِيما مَع بق ِ‬
‫َاء َْأهلِيَّتِ* ِ*ه َو ِه َي َغْ*ي ُ*ر ْ*‬
‫َأه ٍ*ل فَاَل‬ ‫َ ً ََ‬ ‫َُ َ ُ ْ‬

‫‪110‬‬
‫َر ٌام َعلَْيهَا اهـ َش* ْر ِح م ر اهـ َش* ْوبَِر ٌّ‬ ‫ِ‬
‫ي‬ ‫مُيْكُنهَا َأ ْن َت ْفع َ‬
‫َل؛ َأِلنَّهُ ح َ‬
‫َر َم‬ ‫ويِف ق ل علَى الْمحلِّي وُتثَاب احْلَاِئض علَى ت ِ‬
‫َرك مَا ح ُ‬ ‫ُ َ ْ‬ ‫َ َ َ ِّ َ ُ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ِع يِف َت ْرك**ه اَل َعلَى الْع َْزم َعلَى‬‫ال ال َّش*ار ِ‬ ‫ِ‬
‫ت ْامتثَ َ‬ ‫ص َد ْ‬
‫َعلَْي َها إذَا قَ َ‬
‫َز َم َعلَْي* ِ*ه‬ ‫َأه ِ‬ ‫ف الْمَ ِر ِ‬ ‫ال ِْفع* ِ*ل لَواَل احْل يض خِبِ اَل ِ‬
‫*ل لمَا ع َ‬
‫يض؛ َأِلنَّهُ ْ* ٌ‬ ‫ْ ْ َْ ُ‬
‫َحالَةَ ُع ْذ ِر ِه اه‬
‫[القليويب‪ ،‬حاشيتا قليويب وعمرية‪]١١٤/١ ،‬‬
‫َر َم‬ ‫ص* *اَل ِة إخَلْ) وتُثَاب احْلَاِئض علَى ت ِ‬ ‫َقولُ **ه‪ِ :‬‬
‫َرك مَا ح ُ‬ ‫ُ َ ْ‬ ‫َ ُ‬ ‫(م ْن ال َّ‬ ‫ْ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ِع َت ْرك**ه اَل َعلَى الْع َْزم َعلَى‬ ‫يِف‬ ‫ال ال َّش*ار ِ‬ ‫ِ‬
‫ت ْامتثَ َ‬
‫ص َد ْ‬ ‫َعلَْي َها إذَا قَ َ‬
‫َز َم َعلَْي* ِ*ه‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ض خِبِ اَل ف الْمَ ِر ِ‬ ‫ِ‬
‫*ل لمَا ع َ‬
‫يض َأِلنَّهُ َْأه* ٌ‬ ‫الْف ْع* ِ*ل ْ‬
‫لَواَل احْلَْي ُ‬
‫َحالَةَ َعْز ِم ِه‪.‬‬
‫[أبو حامد الغزايل‪ ،‬إحياء علوم الدين‪]٢٣٤/١ ،‬‬
‫وم وصوم اخلصوص‬ ‫ات صوم الْعم ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ْاعلَ ْم َّ‬
‫ث َد َر َج َ ْ ُ ُ ُ‬ ‫الص ْو َم ثَاَل ُ‬
‫َأن َّ‬
‫وصوم خصوص اخلصوص‬
‫ف الْبَطْ ِن َوالْ َف ْر ِج َع ْن قضاء الش**هوة‬ ‫وأما صوم الْعم ِ‬
‫وم َف ُه َو َك ُّ‬ ‫َْ ُ ُُ‬
‫كما سبق تفصيله‬

‫‪111‬‬
‫َف ال َّس* *م ِع والْبص* * ِر واللِّس* * ِ‬
‫ان‬ ‫ص* * ِ‬
‫وص َف ُه * َ*و ك ُّ‬
‫ْ َ ََ َ َ‬ ‫ص* * ْو ُم اخْلُ ُ‬
‫َو ََّأما َ‬
‫َوالْيَ ِد َو ِّ‬
‫الر ْج ِل َو َساِئِر اجْلََوار ِ‬
‫ِح َع ِن اآْل ثَ ِام‬
‫وما صوم خص*وص اخلص*وص فص*وم القلب عن اهلض*م الدَّنِيَّ ِة‬
‫الد ْنيَ ِويَِّة َو َكفُّهُ َع َّما ِس َوى اللَّ ِه عز وجل بالكلية‬
‫َواَأْلفْ َكا ِر ُّ‬
‫[البج**ريمي‪ ،‬حاش**ية البج**ريمي على اخلطيب = حتف**ة احلبيب‬
‫على شرح اخلطيب‪]٣٥٥/١ ،‬‬
‫*ول الْمع ِخاَل فً**ا لِِإْل م ِ‬
‫َام؛‬ ‫َأن ع َ ِ ِ ِ ِ‬ ‫اَأْلوجَهُ َّ‬
‫َد َم انْعقَاده مْنهَا َم ْع ُق* ُ َ ْىَن‬ ‫َو ْ‬
‫ِ‬
‫ت‬ ‫ض*ا‪َ ،‬فل َْو ُأم َ*ر ْ‬ ‫ف َأيْ ً‬ ‫ض*عِ ٌ‬
‫ص* ْو ُم ُم ْ‬
‫ف َوال َّ‬ ‫ض*عِ ٌ‬ ‫وج ال**دَِّم ُم ْ‬ ‫َّ‬
‫َأِلن ُ*خ ُ*ر َ‬
‫نَاظر إىَل ِح ْف* ِ‬
‫*ظ‬ ‫ِ‬ ‫ص* *وِم اَل جتَمَع علَيهَا م ْ ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ض* *ع َفان َوال َّش* *ارِعُ ٌ‬ ‫بال َّ ْ ْ َ َ ْ ُ‬
‫َر َك‬ ‫ف الْمَ ِر ِ‬ ‫اَأْلبَد ِان واَل تُثَاب علَى التَّر ِك‪ ،‬خِبِ اَل ِ‬
‫يض إذَا ت َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ َ‬ ‫َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َاب‪َ ،‬و ُف* ِّ*ر َق ب * َّ‬ ‫ِ‬
‫يض َيْن*وي َأ ْن َي ْفع َ‬
‫َل إ ْن‬ ‫َأن الْمَ ر َ‬ ‫ث يُث ُ‬ ‫الن ََّواف* َ*ل َحْي ُ‬
‫ض َش *ْر ُح م‬ ‫َاء َأهلِيَّتِ* ِ*ه‪ ،‬واَل كَ َذلِ َ ِئ‬ ‫ِ‬ ‫كَا َن ِ‬
‫ك احْلَا ُ‬ ‫َ‬ ‫َع َبق ْ‬ ‫يحا م َ‬ ‫ص *ح ً‬ ‫َ‬
‫ثَال‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َأي مَا مَلْ َت ْقص * * * ْد ْامت َ‬ ‫ِ‬
‫ثَاب َعلَى الت َّْرك ْ‬ ‫ر‪َ .‬و َق ْولُ* * **هُ‪ :‬اَل ُت ُ‬
‫اب اهـ اج‬ ‫ِع‪َ ،‬وِإاَّل َفتُثَ ُ‬
‫الشَّار ِ‬

‫‪112‬‬
Menelan Dahak Saat Puasa
Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 19
/02/Mei/ 2021
Sail : N.Hamamah
Kelas : HBS 2A

Pertanyaan:
Bagaimana hukumnya menelan
dahak ketika puasa?

Jawaban:
Menelan dahak dihukumi batal
a. Jika sudah ada dibagian
zhahir mulut (bagian yang
terlihat saat membuka
mulut) kemudian ditelan,
atau
b. Dahak yang sudah melewati
makhraj hamzah (Fauqal

113
hulqum) dan mampu untuk
dikeluarkan tapi kemudian
diam sehingga tertelan
dengan sendirinya maka
menurut pendapat kuat
dalam syafi'iyah batal,
dikarenakan
kecerobohannya tidak
mengeluarkan.

Dihukumi tidak batal

a. Jika masih dibagian bathin,


yakni belum melewati
makhraj hamzah (fauqal
hulqum) kemudian tertelan
maka tidak batal, atau
b. Dahak yang sudah melewati
makhraj hamzah (fauqal
hulqum) tapi tidak mampu
dikeluarkan sehingga

114
‫‪masuk dengan sendirinya‬‬
‫‪maka juga tidak batal.‬‬
‫‪Refrensi:‬‬
‫[النووي ‪,‬اجملموع شرح املهذب ‪]6/319,‬‬
‫ال َأصحابنَا النُّخامَ ةُ إ ْن مَل حَتْص*ل يِف ح ِّ ِ ِ‬
‫َد الظَّاه ِر م ْن الْ َف ِم مَلْ‬ ‫ْ ُْ‬ ‫قَ َ ْ َ ُ َ‬
‫اغ يِف الثقب**ة‬ ‫ِّم ِ‬ ‫ِ‬
‫اق فَِإ ْن حصلَ ِ ِ ِ هِب ِ‬ ‫ضَّر بِااِل ِّت َف ِ‬
‫ت فيه بانْصبَا َا م ْن ال**د َ‬ ‫َ َ ْ‬ ‫تَ ُ‬
‫وم نَظََر إ ْن مَلْ َي ْ*ق ِ*د ْر َعلَى‬ ‫النافدة ِمْنه إىَل َأقْصى الْ َف ِم َفو َق احْل ْل ُق ِ‬
‫ْ ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ِإ‬
‫ض *َّر َو ْن َر َّدهَا إىَل‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َوف مَلْ تَ ُ‬ ‫ت إىَل اجْل ْ‬ ‫نَزلَ ْ‬ ‫ص * ْرف َها َوجَمِّهَا َحىَّت َ‬ ‫َ‬
‫ب َوبِ ِ*ه‬ ‫َّت إلَْي ِ*ه مُثَّ ْابَتلَ َعهَا َأفْطَر َعلَى الْ َم ْذ َه ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫فَ َ ْ َ ْ ْ ْ‬
‫َد‬ ‫ت‬‫ار‬ ‫َأو‬ ‫م‬ ‫ف‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫اء‬ ‫*‬ ‫ض‬
‫َّة والْب ِ‬
‫يَان َو ْج ًه**ا َأنَّهُ اَل‬ ‫ِ‬ ‫قَطَع اجْل مه* **ور وح َكى ِ‬
‫ب ال ُْع **د َ َ‬ ‫ص* *اح ُ‬‫َ‬ ‫َ ُْ ُ ُ َ َ‬
‫قَد َر َعلَى‬ ‫ِإ‬
‫يفط**ر الن جنس**ها معف**و عن**ه وه**ذا ش**اذ م**رود َو ْن َ‬
‫ت بَِن ْف ِس*ها َفوجه ِ‬
‫َان‬ ‫ِ ِ‬
‫قَطْع َها م ْن جَمَْر َاها َوجَم َِّها َفَتَر َك َها َحىَّت َجَر ْ‬
‫َ َْ‬
‫َح َكامُهَا َإم ُام احْلََر َمنْي ِ َو َغْي ُرهُ‬
‫َق لِكَاَل ِم‬
‫اَأْلوف ُ‬
‫ص ِري ِه قَ َ ِ ِ‬
‫ال ال* َّ*رافع ُّي َو َه َذا ُه َ*و ْ‬
‫(َأح ُدمُه ا) ي ْف ِطر لَِت ْق ِ‬
‫َ َ ُ ُ‬
‫اَأْلصح ِ‬
‫اب‬ ‫َْ‬

‫‪115‬‬
‫َر َك ال* * َّ*دفْ َع َفلَ ْم‬ ‫ِإمَّن‬ ‫ِ‬ ‫يِن‬
‫َل َش* *ْيًئا َو َا ت َ‬
‫(والثَّا ) اَل يُ ْفط* * ُ*ر َأِلنَّهُ مَلْ َي ْفع ْ‬ ‫َ‬
‫بَاق فِي**هِ‬
‫َان إطْ ِ‬ ‫ي ْف ِط**ر َكمَا لَو وص *ل الْغُبَار إىَل جوفِ* ِ*ه مَع إمك ِ‬
‫َ ْ‬ ‫َْ‬ ‫ْ َ ََ ُ‬ ‫ُ ْ‬
‫ِ‬
‫َومَلْ يُطْب ْقهُ‬
‫[وهب* * * **ة ال* * * **زحيلي‪ ،‬الفق* * * **ه اإلس* * * **المي وأدلت* * * **ه لل* * * **زحيلي‪،‬‬
‫‪]١٧٢٠/٣‬‬
‫ابتالع النُّخام**ة‪ :‬وهي م**ا ي**نزل من ال**رأس أو اجلوف‪ ،‬أم**ا ل**و‬
‫ج **رت بنفس**ها وعج**ز عن جمه**ا‪ ،‬فال يفط**ر‪ ،‬وإن تركه **ا م**ع‬
‫الق* * **درة على لفظه* * **ا‪ ،‬فوص* * **لت اجلوف‪ ،‬أفط* * **ر يف األص* * **ح‬
‫لتقصريه‪ ،‬كما تقدم بيانه أيضاً‪.‬‬
‫[النووي‪ ،‬روضة الطالبني وعمدة املفتني‪]٣٦٠/٢ ،‬‬
‫ض*ُّر‪َ ،‬وِإ ْن‬ ‫النُّخامَ ةُ ِإ ْن مَل حَتْص*ل يِف ح ِّ ِ ِ‬
‫َد الظَّاه ِر م َن الْ َف ِم‪ ،‬فَاَل تَ ُ‬ ‫ْ ُْ‬ ‫َ‬
‫بَة النَّافِ* * َذ ِة ِمْن **هُ ِإىَل‬
‫الث ْق ِ‬
‫اغ يِف ُّ‬‫ِّم ِ‬ ‫حص* *لَ ِ ِ ِ ِ هِب ِ‬
‫ت في **ه بانْص* *بَا َا م َن ال **د َ‬ ‫َ َ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص * * ْرف َها‬‫َو َق احْلُْل ُق* **وم‪ ،‬نُظ* * َ*ر‪ِ ،‬إ ْن مَلْ َي ْ*ق **د ْر َعلَى َ‬ ‫ص * *ى الْ َف ِم ف ْ‬
‫َأقْ َ‬
‫ض* ِاء‬ ‫ض*ُّر‪َ ،‬وِإ ْن َر َّدهَا ِإىَل فَ َ‬
‫ِ‬
‫ت ِإىَل اجْل َْوف‪ .‬مَلْ تَ ُ‬ ‫َوجَمِّهَا َحىَّت ن ََزلَ ْ‬
‫ت ِإلَْي ِه مُثَّ ْابَتلَ َع َها‪َ ،‬أفْطََر‪.‬‬
‫الْ َف ِم‪َ ،‬أ ِو ْارتَ َد ْ‬

‫‪116‬‬
‫ت‬ ‫ِ ِ‬ ‫َوِإ ْن َ‬
‫َر ْ‬ ‫قَد َر َعلَى قَطْعهَا م ْن جَمَْراهَا‪َ ،‬فَتَر َكهَا َحىَّت ج َ‬
‫ِئ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َام‪َْ ،‬أو َف ُق ُهمَا لكَاَل ِم اَأْل َّمة‪َ :‬أنَّهُ‬
‫بَِن ْفس َها‪َ ،‬ف َو ْج َهان َح َكامُهَا اِإْل م ُ‬
‫ي ْف ِطر لَِت ْق ِ‬
‫ص ِري ِه‬ ‫ُ ُ‬
‫كفاي **ة األخي **ار اجلزء األول صحـ ‪ 205 :‬مكتب **ة دار إحي **اء‬
‫الكتب‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ ِِ‬
‫َو َق احْلُْل ُق ْ*وم نُظ َ*ر ِإ ْن مَلْ‬
‫ت فْ‬ ‫ت خُنَامَ ةٌ م ْن َرْأس*ه َو َ‬
‫ص* َار ْ‬ ‫َول َْو ن ََزلَ ْ‬
‫ف مَلْ يُ ْف ِط* ْ*ر َوِإ ْن َ‬
‫قَد َر‬ ‫ي ْق* ِ*در علَى ِإخر ِاجهَا مُثَّ نَزلَت ِإىَل اجْلَو ِ‬
‫ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ ْ َ َْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ض * * *ا‬
‫طَر َأيْ ً‬ ‫َأ‬
‫ت بَن ْفس* * * َها فْ َ‬ ‫َعلَى ِإ ْخَراجهَا َوَتَر َكهَا َحىَّت َ‬
‫نَزلَ ْ‬
‫صرْيِ ِه اهـ‬‫لَِت ْق ِ‬

‫‪Hidangan Makanan Dari Non‬‬


‫‪Muslim‬‬
‫‪Rumusan jawaban LBM Fiqih‬‬
‫‪Kontemporer K-HIS UTM‬‬
‫‪Lampiran: 20‬‬
‫‪/04/Mei/ 2021‬‬

‫‪117‬‬
Sail : Moch Mukhlis
Kelas : HBS 4C

Pertanyaan:
Si A mempunyai teman seorang
Kristen, terus si A mengunjungi
kerumahnya, ketika dirumahnya
di keluarkan sebuah hidangan
makanan, yang dimana makanan
tersebut belom jelas suci dan
najis, pertanyaannya bagaimana
hukumnya memakan makanan
yang belom tentu halal?

Jawaban:
a. Setiap makanan yang
hukum asalnya suci seperti
ikan, sayuran, tempe, tahu,
buah-buahan, dll, maka
hukum memakannya halal
meskipun mempunyai

118
prasangka atau keraguan
najis lantaran dimasak oleh
orang kristen, karena yang
menjadi sandaran hukum
adalah hukum asal. Dalam
kaidah disebutkan setiap
hukum asal (suci) tidak
dapat hilang disebabkan ada
keraguan. Refrensi:

b. Adapun daging ayam, sapi,


dll, maka sembelihan orang
kristen menurut madzhab
Syafiiyah hukumnya halal
dengan catatan nenek
moyang mereka diketahui
masuk kristen sebelum
adanya perubahan dan
distorsi dalam ajaran agama
mereka. sehingga untuk saat

119
ini syarat tersebut hampir
dipastikan sulit ditemui.

Namun menurut syekh wahbah


az-Zuhaili sembelihan orang
kristen dengan segala macam
sektenya hukumnya halal,
beliau berpendapat bahwa
syarat yang disebutkan dalam
madzhab Syafiiyah tersebut
tidak mempunyai landasan
dalil kuat, karena para
Shahabat Nabi saw, biasa
memakan sembelihan orang
kristen tampa pertimbangan
syarat-syarat tersebut.

Dengan berpegangan terhadap


pendapat Syekh Wahbah az-
Zuhaili, maka hukumnya halal
memakan sembelihan orang

120
kristen selama berlaku umum
ditempat tersebut mereka
menyembelih seperti
sembelihan orang islam(bukan
disetrum dll) dan tidak
diketahui menyembelih dengan
cara tidak syariat, seperti
disembelih dengan menyebut
nama yesus, atau dibunuh
dengan cara disetrum.

Refrensi:

‫ إعان * **ة الط * **البني على ح * **ل ألف * **اظ فتح‬،‫[البك * **ري ال * **دمياطي‬
]١٢٥/١ ،‫املعني‬

‫ س **ئل ابن الص **الح عن اجلوخ‬:‫ وج **وخ إخل) يف املغ **ين‬:‫(قول **ه‬
‫ ال‬:‫الذي اشتهر على ألسنة الناس أن فيه شحم اخلنزير؟ فقال‬
.‫حيكم بنجاسته إال بتحقق النجاسة اه‬

121
‫[ابن حجر اهليتمي‪ ،‬الفتاوى الفقهية الكربى‪]٢٦/١ ،‬‬

‫ص * *ح ِ‬ ‫ِِ‬ ‫َو َحا ِص * * ُل مَا يِف ال َْم ْج ُم* * ِ‬


‫َأن‬‫اب‪َّ ،‬‬ ‫*وع َو َغرْيِ ه فيهَا َع ْن اَأْل ْ َ‬
‫ك إاَّل يِف َم َس*اِئ َل يَ ِس* َري ٍة‬ ‫ْم**هُ بِال َّش* ِّ‬ ‫ِ‬
‫ني اَل يُْ*ت َ*ر ُك ُحك ُ‬ ‫ص * َل َوالْيَق َ‬
‫اَأْل ْ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َأِلدلٍَّة خا َّ ٍ‬
‫لَو‬ ‫ِّق كَا َن َداخاًل يِف الْ َقاع* َ*دة َف ْ‬ ‫ض * َها إذَا ُحق َ‬ ‫ص *ة‪َ ،‬و َب ْع ُ‬ ‫َ‬
‫َّد يِف‬ ‫ِ مِم‬ ‫ٍ‬
‫َرد َ‬
‫َارةُ َوت َ‬ ‫ص * *لُهُ الطَّه َ‬ ‫كَا َن َمعَهُ حَنْ* * ُ*و مَاء َْأو َعص * * ٍري َّا َأ ْ‬
‫بَاق َعلَى طَ َه َارتِ * ِ*ه َس* * َواءٌ كَا َن‬ ‫ض* *َّر تَردُّده وه **و ٍ‬
‫جَنَا َس* *ته مَلْ يَ ُ َ ُ ُ َ ُ َ‬
‫ِِ‬
‫َال‬‫احتِم ُ‬ ‫َر َّج َح ْ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َّجا َس * *ة ُم ْس * *تَويًا َْأو ت َ‬ ‫َار ِة َوالن َ‬
‫ُّدهُ َبنْي َ الطَّه َ‬
‫َرد ُ‬‫تَ‬
‫ت إلَْي* ِ*ه‬ ‫النَّجاس* ِة حىَّت َغلَب علَى الظَّ ِّن احْل ك هِب‬
‫ْم َا‪ ،‬فَِإنَّهُ اَل يُْلَت َف ُ‬ ‫ُ ُ‬ ‫َ َ‬ ‫َ َ َ‬
‫ب ُم َعنَّي ٍ اَل بَِقْي* ِ*د ِه اآْل يِت ‪َ ،‬كم ْقبَرةٍ‬ ‫اسَتنَ َد احْلُكْم هِبَا إىَل َسبَ ٍ‬ ‫َوِإ ْن ْ‬
‫َ َ‬ ‫ُ‬
‫َّجا َس * * ِة َو ُم* * ْد ِميِن اخْلَ ْم* * ِر‬ ‫تَديِّنِ َ ِ‬
‫ني بالن َ‬ ‫يَاب ُم َ‬ ‫ك يِف َنْب ِش * *ها وثِ ِ‬
‫َ َ‬ ‫ُش * * َّ‬

‫*وخ‪َ ،‬وقَ ْد اُ ْش *تُ ِهَر َع َملُ**هُ‬ ‫ني َواجْلُ* ِ‬ ‫ص *ابِ َ‬ ‫ان والْمجَانِ ِ‬
‫ني َوالْ َق َّ‬ ‫وال ِّ ِ‬
‫ص *ْبيَ َ َ‬ ‫َ‬
‫َّجس* *ةِ‬ ‫يطَان الن ِ‬
‫بِ َش* *ح ِم اخْلِْن ِزي* * ِر‪ ،‬والْ **ور ِق يْن َش* *ر رطْب **ا علَى احْلِ ِ‬
‫َ‬ ‫َ ََ ُ ُ َ ً َ‬ ‫ْ‬
‫ي و َغ ِ هِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َاو ْرد ِّ َ رْي‬ ‫َع بنَ َجا َس*ته َكالْم َ‬ ‫َواخْل ََزف اآْل ُج ِّ*ر خاَل فً**ا ل َم ْن قَط َ‬
‫*وب‬ ‫ني فِي ِ*ه واجْل نْب ِ الْم ْجلُ ِ‬ ‫َاد ِة بِا ْس*تِ ْعم ِال ال ِّس*ر ِج ِ‬ ‫اِل ِ‬
‫نَظًَرا طَِّراد الْع َ‬
‫َ ُ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫َة اخْلِْن ِزي * ِر َْأو ال ِْمْل ِح‬ ‫ِمن بِاَل ِد ال ِْف * ِرنْ ِج‪ .‬وِإ ْن اُ ْش *تُ ِهر عملُ **ه بِِإ ْن َفح ِ‬
‫َ ََ ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫‪122‬‬
ِ ‫السْنج‬
‫اب َوحَنْ ِو َها َوِإ ْن اُ ْشتُ ِهَر َأنَّهَا اَل‬ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ِّ ‫الَّذي يِف جْلد َها َوالْفَراء‬
‫هِت‬ ِ ِ ُّ *‫ فَ ُك‬،‫تُ * ْذبح وِإمَّنَا خُتْنَق‬
‫ص * ِل‬ْ ‫*وم بِطَ َه َار َا َع َماًل بِاَأْل‬ ٌ *‫*ل هَذه حَمْ ُك‬ ُ َ َُ
‫اسة‬ ِ ِ ِ
َ ‫َّج‬َ ‫ت فيه الن‬ ْ َ‫ال َما َغلَب‬
ُ ‫است ْع َم‬
ْ ُ‫نَ َع ْم يُكَْره‬

Dosa Zina
Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 21
/07/Mei/ 2021
Sail : Baihaqi
Kelas : HBS 4A

Pertanyaan:
Jadi begini yang saya tahu ketika
seseorang melakukan zina, ia
tidak diterima ibadah nya selama

123
41 tahun. bagaimana dengan
orang yang melakukan zina lalu
melaksanakan sholat berjamaah.
Bukankah yang saya tahu, sholat
orang berjamaah itu diterima
oleh Allah SWT.

Jawaban:
Tidak terdapat hadits yang
secara tekstual menyebutkan hal
tersebut, yang ada diantaranya
adalah seseorang yang
mendatangi peramal lalu
mempercayai mereka, maka
shalatnya ditolak selama 40 hari
disebutkan dalam hadits Shahih
Muslim. Kemudian orang yang
meminum khamr, shalatnya
ditolak 40 hari. Disebutkan
dalam hadits Abu Daud.

124
Namun zina termasuk bagian
dari dosa besar, karena itu
selama tidak bertaubat maka
shalatnya tidak diterima
meskipun shalat berjamaah
(tidak berpahala meskipun
secara syariat sah atau
menggugurkan kewajiban).
Disebabkan :
1. Karena seseorang yang
keadaannya dalam
kemaksiatan dan tidak
bertaubat maka shalatnya
tidak berpahala sebab terjadi
kontradiksi, yang semestinya
shalat harus mencegah
kemungkaran dan bukan
tetap terus menerus
melakukan kemungkaran
seperti zina dll.
Refrensi:

125
]‫ المعهد اإلسالمی السلفی‬،٦٤ ‫ ص‬،‫[نصائح العباد‬
‫ق ال الن بي ص لی اهلل علي ه وس لم عش رة نف ر لن يقب ل اهلل‬
‫ ورجل ال تنهاه صالته عن‬........‫ الی ان قال‬:‫صالتهم‬
‫الفحشاء والمنكر اليزداد من اهلل إال بعدا‬

2. Rasululah Saw bersabda :


“Barangsaiapa melihat ‘aurat
saudaranya (melihat
gambar/film porno, dll)
dengan sengaja, tidak
diterima Allah Swt Shalatnya
selama 40 hari, dan tidak
diterima do’anya selama 40
subuh. Berdasarkan mafhum
dari hadist tersebut dapat
disimpulkan bahwa zina
termasuk bagian dosa yang
mestinya lebih tidak diterima
karena mafsadatnya

126
(kerusakannya) lebih parah
dari pada dosa melihat
aurat.
Refrensi:
٨٣ ‫ ص‬,‫[كت اب روح الس نة و روح النف وس المطمئن ة‬
‫لسند العارفين وقطب المحررين سيدي أحمد بن إدريس‬
]‫رضي اهلل عنه‬
‫ “من نظر إلى عورة‬: ‫قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬
‫ ولم‬، ‫أخي ه متعم دا لم يقب ل اهلل ل ه ص الة أربعين يوم ا‬
”‫تستجب له دعوة أربعين صباحا‬

Lain halnya orang-orang


yang bertaubat maka
ampunan Allah swt. dan
kasih sayangnya sangatlah
luas. Orang yang bertaubat
dari perbuatan zina tidak
harus di-had untuk

127
diterimanya taubat, karena
melaksanakan hukum had
adalah kewajiban
pemerintah, adapun syarat
taubat adalah:
1. Menyesali perbuatannya
2. Meninggalkan / berhenti
dari perbuatan dosa
3. Berjanji tidak akan
mengulangi lagi.

Refrensi:

]٢٤٩ : ‫[بغية املسرتشدين ص‬

‫ال تتوق**ف توب**ة ال**زاين أو القات**ل على تس**ليم نفس**ه للح**د وإن‬
‫ ب**ل ال تتوق**ف ح**ىت يف ح**ق األدمي‬،‫حتتم بثبوت**ه عن**د احلاكم‬
‫ ف **إذا ن **دم ص **حت توبت **ه يف ح **ق اهلل‬،‫ال **واجب تس **ليم نفس **ه‬
‫وبقيت معصية حق األدمي‬

128
]٢٨٤: ‫[بغية املسرتشدين ص‬

‫التوب * **ة ثالث * **ة ش * **روط الن * **دم على الفع * **ل واإلقالع يف احلال‬.
.‫والعزم على عدم العود ويزيد حق العباد برد املظامل اليهم‬

Menggabungkan Tiga Rakaat Witir


Sekaligus
Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 22
/08/Mei/ 2021
Sail : Baihaqi
Kelas : HBS 4A

Pertanyaan:
Mengenai sholat witir. Witir
sendiri bilangannya ganjil, yaitu
satu rakaat. lalu bagaimana

129
dengan sholat witir dua rokaat
yang dilaksanakan setelah sholat
tarawih?

Jawaban:
Shalat witir adalah shalat sunnah
dengan rakaat ganjil, boleh
dilakukan dalam satu rakaat
namun hukumnya makruh,
adapun paling sedikitnya
sempurna adalah tiga rakaat, dan
batas maksimalnya adalah
sebelas rakaat, dan yang lebih
utama dalam tatacara
pelasanaanya adalah dilakukan
dengan sekali salam dalam setiap
dua rakaat kemudian diakhiri
dengan satu rakaat.
Adapun menyambung shalat
witir tiga rakaat, atau empat
rakaat dengan sekali salam, cara

130
tersebut menyelisihi tatacara
sunnah, karena demikian
sebagian ulama' Syafiiyah
menghukumi makruh, sebagian
ulama' Syafiiyah yang lain
berpendapat hukum shalatnya
batal disebabkan terdapat
larangan shahih, dari
menyerupai shalat maghrib.
Refrensi:
‫ فتح املعني بش* **رح ق* **رة العني مبهم* **ات‬،‫[زين ال* **دين املع* **ربي‬
]١٦٩ ‫ صفحة‬،‫الدين‬
‫ويس**ن للمتنف**ل ليال أو هنارا أن يس**لم من ك**ل ركع**تني للخ**رب‬
]749 :‫ مس * * **لم رقم‬,990 :‫املتف * * **ق علي* * **ه [البخ* * **اري رقم‬
."‫"صالة الليل مثىن مثىن‬
‫ الفق* * **ه املنهجي على م* * **ذهب اإلم* * **ام‬،‫[جمموع* * **ة من املؤلفني‬
]٢١٥/١ ،‫الشافعي‬

131
‫وهي س* * **نة مؤك* * **دة‪ ،‬وإمنا مسيت ب* * **ذلك‪ ،‬ألهنا ختتم بركع* * **ة‬
‫واحدة‪ ،‬على خالف الصلوات األخرى‬
‫[جمموع* * **ة من املؤلفني‪ ،‬الفق* * **ه املنهجي على م* * **ذهب اإلم* * **ام‬
‫الشافعي‪]٢١٦/١ ،‬‬
‫وأق**ل ال**وتر ركع**ة‪ ،‬لكن يك*ره االقتص**ار عليه*ا‪ ،‬وأق**ل الكم*ال‬
‫ثالث ركع*ات‪ :‬ركعت**ان متص*لتان‪ ،‬مث ركع*ة منف*ردة‪ .‬ومنتهى‬
‫الكم * **ال فيه * **ا إح * **دى عش * **ر ركع * **ة‪ ،‬يس * **لم على رأس ك * **ل‬
‫ركعتني‪ ،‬مث خيتم بواحدة‬
‫[البك * **ري ال * **دمياطي‪ ،‬إعان * **ة الط * **البني على ح * **ل ألف * **اظ فتح‬
‫املعني‪]٢٨٩/١ ،‬‬
‫وإمنا كان الفصل أفضل ألن أحاديث*ه أك*ثر‪ ،‬كم*ا يف اجملم*وع‪.‬‬
‫منها اخلرب املتفق عليه‪ :‬كان ‪ -‬صلى اهلل عليه وس**لم ‪ -‬يص**لي‬
‫فيم**ا بني أن يف*رغ من ص*الة العش*اء إىل الفج*ر إح*دى عش*رة‬
‫ركع **ة‪ ،‬يس **لم من ك **ل ركع **تني وي **وتر بواح **دة‪ .‬وألن **ه أك **ثر‬
‫عمال‪ ،‬واملانع له املوجب للوص**ل خمالف للس**نة الص**حيحة فال‬

‫‪132‬‬
‫ وقال غري‬،‫ ومن مث كره بعض أصحابنا الوصل‬.‫يراعي خالفه‬
‫واح* **د منهم أن* **ه مفس* **د للص* **الة للنهي الص* **حيح عن تش* **بيه‬
‫ وحينئذ فال ميكن وق **وع ال **وتر متفق **ا‬،‫ص **الة ال **وتر ب **املغرب‬
‫اه حتفة‬.‫على صحته أصال‬

Tukar Menukar Uang Berselisih


Nominal
Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 23
/17/Mei/ 2021
Sail : Andi Prasetya
Kelas : HBS 4

Pertanyaan:
Yang kita ketahui bersama kalau
pada saat menjelang Hari Raya
itu pasti ada penukaran uang

133
baru di jalan-jalan, dengan
adanya selisih nominal, semisal
uang 100 ribuaan mereka tukar
dengan 90-95 lembar uang
Rp1000 yang masih baru atau
pecahan lainnya. yang saya
tanyakan sendiri itu bagaimana
hukumnya terkait tukar menukar
uang baru yang mana dari pihak
dari salah Satu ini terdapat
kerugian dan ini apakah
termasuk riba apa tidak ?

Jawaban:
Menurut mayoritas
Ulama' Syafiiyah yang
dirumuskan sebagai pendapat
kuat (As-Shahih al-Manshus),
hukumnya diperbolehkan sebab
mata uang rupiah tidak termasuk
barang ribawi sehingga boleh

134
tukar menukar uang dengan
pecahan yang lain dengan
nominal yang tidak sama
sebagaimana pertanyaan diatas.
dikarenakan illat riba menurut
Ulama' Syafiiyah adalah alat
pembayaran yang dominan (Jins
al-'atsmȃ n ghaliban) yakni hanya
terbatas pada emas dan perak,
artinya bersifat limited yang
tidak dapat ditemukan diluar
emas dan perak sehingga tidak
dapat dijadikan pijagan analogi
pada jenis alat pembayaran yang
lain.
Sebagian Ulama' lain
seperti Syekh Wahbah az-Zuhaili
berpendapat illat tersebut
munasib yang dapat ditemukan
relasi maslahat hukum pada alat
pembayaran yang lain. sehingga

135
menurut beliau mata uang yang
berlaku sekarang sama dengan
emas dan perak, yakni termasuk
barang ribawi (belaku hukum
riba), sebagaimana pendapat
para ulama' Malikiyah,
Hanafiyah.
Catatan:
Perlu dibedakan antara tukar
menukar uang dengan hutang
piutang uang, jika kelebihan
tersebut karena tambahan dalam
transaksi hutang maka
hukumnya riba menurut
kesepakatan ualama'
bedahalanya dengan tukar
menukar uang dengan pecahan
yang lain karena manfaat
tertentu maka hukumnya boleh
meskipun beda selisih seperti
dalam kasus diatas sebagaimana

136
‫‪menurut pendapat kuat dalam‬‬
‫‪syafiiyah.‬‬
‫‪Refrensi: (Hasyiyata Qalyubi wa‬‬
‫‪Umairah, Dar al-Fikr, Beirut,‬‬
‫)‪1995 M, juz 2 hal 212‬‬
‫*وز بي**ع بع ِ‬ ‫*وس َّ ِئ ِ‬
‫ض * َها‬ ‫الرا جَة يِف اَأْل َ‬
‫ص * ِّح‪َ ،‬فيَ ُج* ُ َْ ُ َ ْ‬ ‫َواَل ِربَا يِف الْ ُفلُ * ِ‬
‫ِ‬ ‫بَِب ْع ٍ‬
‫ض ُمَت َفاضاًل َوِإىَل َ‬
‫َأج ٍل‬
‫‪(Al-Majmu' Syarh al-Muhazdzab,‬‬
‫)‪Dar al-Fikr, juz 9, hal 395‬‬
‫س‬ ‫ِ‬ ‫َأن ِعلَّةَ ِّ يِف َّ ِ ِ ِ ِ‬ ‫ذَ َكْرنَا َّ‬
‫الربَا ال**ذ َهب َوالْفض*َّة عْن* َ*دنَا َك ْونُ ُهمَا جْن َ‬
‫*وس إذَا‬ ‫احرِت َ ٌاز ِم ْن الْ ُفلُ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ان َغالِبً*ا ق َ‬ ‫اَأْلمْثَ ِ‬
‫َال أص*حابنا وقولن*ا َغالبً*ا ْ‬
‫اَأْلوايِن َوالتِّْب* ُ*ر‬ ‫ِِ‬ ‫راجت رواج ُّ ِ‬
‫َّمنَاهُ َويَ ْد ُخ ُل في**ه َ‬ ‫الن ُق**ود َكمَا قَد ْ‬ ‫َ َ ْ ََ َ‬
‫ِ‬
‫اب َوه َي‬ ‫ص *ح ِ‬ ‫ص* ِح ِ‬ ‫ِ‬ ‫و َغير َذلِ َ ِ ِ‬
‫ِ‬
‫يحةُ عْن* َ*د اَأْل ْ َ‬
‫ك َف َهذه الْعبَ َارةُ ه َي ال َّ َ‬ ‫َ ُْ‬
‫ي‬ ‫ِ‬
‫َاو ْرد ُّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫الَّيِت َن َقلَ َها ال َْم َاو ْرد ُّ‬
‫َال الْم َ‬
‫ص الش*َّافع ِّي ق َ‬ ‫ي َو َغْي ُرهُ َع ْن نَ ِّ‬
‫*ول الْعِلَّةُ َكونُهمَا قِيم الْمْتلَف ِ‬ ‫ص * * َحابِنَا َم ْن َي ُق* * ُ‬ ‫ِ‬
‫قَال‬
‫َات َ‬ ‫ْ ُ ََ ُ‬ ‫َوم ْن َأ ْ‬
‫ِ‬
‫يب‪ .‬إلی أن‬ ‫َوم ْن أص* * * **حابنا من مجعهم* * * **ا ق* * * **ال ولك* * * **ه قَ ِر ٌ‬
‫قال‪......‬‬

‫‪137‬‬
‫الربَا فِيهَا َه َذا‬ ‫الن ُق* ِ‬
‫*ود مَلْ حُي ََّر ْم ِّ‬ ‫اج ُّ‬‫وس َر َو َ‬‫ت الْ ُفلُ ُ‬ ‫اج ْ‬ ‫َف ْرعٌ) إ َذا َر َ‬
‫*ور َوفِي* ِ*ه‬
‫ِّف َواجْلُ ْم ُه* ُ‬
‫ص *ن ُ‬ ‫طَع ال ُْم َ‬
‫ِ‬
‫وص َوبِ**ه قَ َ‬ ‫ص* ُ‬ ‫يح ال َْمْن ُ‬‫ص *ح ُ‬
‫ه**و ال َّ ِ‬
‫َُ‬
‫ِ‬
‫اسانيُّون‬‫َو ْجهٌ َشاذٌّ َأنَّهُ حُيََّر ُم َح َكاهُ اخْلَُر َ‬
‫‪(Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu,‬‬
‫‪Dar al-Fikr, Damaskus, cet 12, juz‬‬
‫)‪5, hal 3718‬‬
‫واملقص* **ود بعل* **ة الرب* **ا يف ال* **ذهب والفض* **ة على املعتم* **د ه* **و‬
‫جنس**ية األمثان غالب*اً‪ ،‬وهي منتفي**ة عن الفل*وس (وهي الق*روش‬
‫وغريه**ا املص **نوعة من مع**ادن غ **ري ال **ذهب والفض**ة كالنيك **ل‬
‫والربونز والنحاس) وغريها من س**ائر ع**روض التج**ارة‪ ،‬ال أهنا‬
‫قيم األشياء؛ ألن األواين والت**رب واحللي جيري فيه*ا الرب*ا وليس‬
‫مما يق **وم هبا‪ ،‬واح **رتز بغالب* *اً‪ :‬عن الفل **وس إذا راجت فإن **ه ال‬
‫رب **ا فيه **ا‪ .‬وال أث **ر لقيم **ة الص **نعة يف ذل **ك‪ .‬ح **ىت ل **و اش **رتى‬
‫ب * **دنانري ذهب* * *اً مص * **وغاً‪ ،‬قيمت * **ه أض * **عاف ال * **دنانري‪ ،‬اعت * **ربت‬
‫املماثلة‪ ،‬وال نظر إىل القيمة‪.‬‬

‫‪138‬‬
‫ومبا أن الفل* **وس ومنه* **ا النق* **ود الورقي* **ة احلالي* **ة أص* **بحت* هي‬
‫أمثان األش**ياء غالب*اً‪ ،‬ف*إين أرى جري*ان الرب*ا فيه**ا‪ ،‬وه*و املواف**ق‬
‫ملذهب احلنفية‬
‫‪(Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu,‬‬
‫‪Dar al-Fikr, Damaskus, cet 12, juz‬‬
‫)‪5, hal 3716‬‬
‫ق**ال املالكي**ة يف ظ**اهر املذهب‪ :‬عل**ة حترمي الزي**ادة يف ال**ذهب‬
‫والفضة هي النقدية (أي الثمنية)‪،‬‬

‫‪Biaya Pendaftaran Untuk Biaya‬‬


‫‪Hadiah Pemenang‬‬
‫‪Rumusan jawaban LBM Fiqih‬‬
‫‪Kontemporer K-HIS UTM‬‬
‫‪Lampiran: 24‬‬
‫‪/23/Mei/ 2021‬‬

‫‪139‬‬
Sail : M Hafdhah An
Nazil
Kelas : HBS 2B

Pertanyaan:
Bagaimana hukumnya
perlombaan jika mengambil
biaya registrasi/pendaftaran
untuk biaya pemenang?

Jawaban:
Lomba dengan menarik uang
saat pendaftaran dari peserta
untuk dijadikan hadiah tegolong
judi, sedangkan yang bukan
untuk hadiah tidak termasuk
judi. Solusinya:
1. Uang pendaftaran tidak
dijadikan hadiah,

140
‫‪2.‬‬ ‫‪Hadiah‬‬ ‫‪disediakan‬‬ ‫‪dari‬‬
‫‪sumber yang lain, seperti‬‬
‫‪sponsor‬‬
‫‪3.‬‬ ‫‪Jenis‬‬ ‫‪perlombaan‬‬ ‫‪yang‬‬
‫‪diperbolehkan syariat‬‬
‫‪Refrensi: Al-Bajuri alaa Fathi‬‬
‫‪al-Qariib juz 2, hal 10‬‬
‫وعبارت**ه‪ :‬وجيـوز ش**رط الع**وض من غ**ري املتس**ابقني من االم**ام‬
‫او االجن**يب ك**أن يق**ول االم**ام من س**بق منكم**ا فل**ه علي ك**ذ‬
‫من م*ايل ‪ ،‬او فل*ه ىف بيت املال ك*ذا‪ ،‬او يك*ون م*ا خيرجـه من‬
‫بيت املال من سـهم املص* **احل ‪ ،‬وك* **أن يق* **ول االجن * **يب ‪ :‬من‬
‫س **بق منكم **ا فل **ه علي ك **ذا‪ ،‬الن **ه ب **ذل م **ال ىف طاع **ة وليس‬
‫ملل**تزم الع**وض ول**و ك**ان غ**ري املس**ابقني زي**ادة ىف الع**وض وال‬
‫نقص عنه‪.‬‬
‫‪Is'adu‬‬ ‫‪ar-Raafiq‬‬ ‫‪Syarh‬‬
‫‪Sullamut Taufiq juz 2, hal‬‬
‫‪102‬‬

‫‪141‬‬
‫وعبارت**ه‪( :‬ك**ل م**ا في**ه قم**ار) وص**ورته اجملم**ع عليه**ا ان خيرج‬
‫العوض من اجلانبني مع تكافئهما‪،‬‬
‫وه**و املراد من امليسـر ىف اآلي**ة‪ .‬ووج**ه حـرمته ان ك**ل واح**د‬
‫مرتدد بني ان يغلب صاحبه فيغنم او يغلبه صاحبه فيغرم‪ .‬فان‬
‫ع**دال عن ذل**ك اىل احلكم الس**بق وال**رمي ب**ان ينف**رد الالع**بني‬
‫ب**اخراج العـوض ليأخ**ذ من**ه ان ك**ان مغلوب**ا وعكس**ه ان ك**ان‬
‫غالبا فاالصح حرمته ايضا‪.‬‬
‫‪Mughni al-Mukhtaaj juz 4,‬‬
‫‪hal 311‬‬
‫وعبارت**ه ‪'' :‬كت**اب املس**ابقة واملناض **لة'' مها س **نة وحيل اخ**ذ‬
‫ع **وض عليهم **ا‪ ,‬وتص **ح املناض **لة على س **هام وك **ذا مزاري **ق‬
‫ورم**اح ورمى بأحج**ار ومنج**نيق وك**ل ن**افع ىف احلرب على‬
‫املذهب‪.‬‬

‫‪142‬‬
Baru Pertama kali Haid Di Bulan
Ramadhan
Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 25
/30/Mei/ 2021
Sail : Mahmudah
Kelas : HBS 2 A

Pertanyaan:
Jika ada contoh kasus seorang
wanita yang baru pertama haid
di bulan ramadhan tetapi dia gak
tau bahwa darah yang keluar
adalah darah haid, dari peristiwa
ketidak tahuannya itu si wanita
tetap puasa dan tetap melakukan
kewajiban lainnya seperti sholat,
baca Al Qur'an dan lain
sebagainya. Pertanyaan saya
apakah faktor ketidak tahuannya

143
si wanita tersebut bisa
menyebabkan wanita tersebut
dapat dosa?
Jika si wanita tersebut
mengqodho' puasanya setelah ia
tau bahwa darah yang keluar itu
adalah darah haid setelah selang
waktu dua tahun.apakah ia wajib
mengkodho'nya dengan
ditambahkan kafaroh, karena
tidak mengqhoda' hutang
puasanya di ditahun
sebelumnya?

Jawaban:
Wanita tersebut tidak berdosa
dengan melaksanakan ibadah
yang ia tidak menyadari bahwa
dirinya dalam keadaan haid.
Kemudian dia diwajibkan
mengqadha' puasa yang diyakini

144
‫‪dilaksanakan pada saat sedang‬‬
‫‪haid meskipun sudah berselang‬‬
‫‪waktu yang lama, dan tidak‬‬
‫‪wajib membayar kafarat sebab‬‬
‫‪telat mengqadha' puasa hingga‬‬
‫‪berselang dua tahun, karena‬‬
‫‪keterlambatan‬‬ ‫‪tersebut‬‬
‫‪disebabkan udzur.‬‬
‫‪Refrensi:‬‬
‫النووي‪ ،‬اجملموع شرح املهذب‪٢٥٤/٦ ،‬‬
‫ِ‬ ‫ص* َحابُنَا‪ُ :‬ش* ُرو ُط ِص* َّح ِة ال َّ‬
‫النقَاءُ َع ْن‬ ‫ص* ْوم َْأر َبعَةٌ َّ‬ ‫َال َأ ْ‬
‫ف َْرعٌ} ق َ‬
‫ص* * ْوِم‬
‫ت الْ َقابِ* * ُ*ل لِل َّ‬ ‫َاس َواِإْل ْس* *اَل ُم َوالت َّْميِ* * ُ*يز َوالْ * َ*وقْ ُ‬
‫ض َوالنِّف ِ‬ ‫احْلَْي ِ‬
‫َأعلَ ُم‬ ‫اضعِ َها إ ْن َشاءَ اللَّهُ َت َعاىَل َواَللَّهُ ْ‬ ‫صيلُها يِف مو ِ‬ ‫يِت ِ‬
‫َو َسيَْأ َت ْف َ َ َ‬
‫النووي‪ ،‬اجملموع شرح املهذب‪٢٥٥/٦ ،‬‬
‫ض َأو بِش* *ر ِ ٍ‬ ‫مِب‬
‫ب َد َواء َش* * ِربَهُ‬ ‫َر ٍ ْ ُ ْ‬ ‫ص* * َحابُنَا َو َم ْن َز َال َع ْقلُ **هُ َ‬ ‫قَال َأ ْ‬
‫َ‬
‫ص * * * ْوِم ُدو َن ال َّ‬
‫ص * * *اَل ِة‬ ‫ض * * *اءُ ال َّ‬‫َر لَ ِزمَهُ قَ َ‬ ‫حِل ٍ ِ ٍ‬
‫َاجَة َْأو ب ُع * * * ْذر آخ َ‬
‫الص ْوِم يِف َز َم ِن َز َو ِال َع ْقلِ ِه‬ ‫َكال ُْم ْغ َمى َعلَْي ِه َواَل يَْأمَثُ بَِت ْر ِك َّ‬

‫‪145‬‬
‫وهبة الزحيلي‪ ،‬الفقه اإلسالمي وأدلته للزحيلي‪١٧٢٢/٣ ،‬‬
‫الش **افعية ‪ :‬م **ا يفس **د الص **وم نوع **ان‪ :‬ن **وع ي **وجب القض **اء‬
‫فقط‪ ،‬ونوع يوجب القضاء والكفارة‪.‬‬
‫األول ـ ما يفسد الصوم ويوجب القضاء فقط‪:‬‬
‫الی أن ق*ال‪ ..........‬يفط*ر بط*روء اجلن*ون وال*ردة واحليض‬
‫والنف **اس‪ ،‬ملناف **اة ذل **ك م **ع ش **روط ص **حة الص **وم من العق **ل‬
‫واإلس* **الم والطه* **ارة من ال* **دماء الطارئة‪ ،‬أخ * **رج البخ* **اري‬
‫ومس **لم عن أيب س**عيد اخلدري رض **ي اهلل عن**ه أن رس**ول اهلل‬
‫ص* *لّى اهلل علي **ه وس **لم ق **ال يف املرأة‪ ،‬وق **د س **ئل عن نقص **ان‬
‫دينها‪« :‬أليس إذا حاضت مل تصل ومل تصم؟»‪.‬‬
‫كاشفة السجا شرح سفينة النجا ص ‪114‬‬
‫والث* **اين اإلفط* **ار م* **ع ت* **أخري قض* **اء) ش* **ىء من رمض* **ان (م* **ع‬
‫إمكانه حىت ي*أيت رمض*ان آخ*ر) خلرب من أدرك رمض*ان ف*أفطر‬
‫ملرض مث صح ومل يقضه حىت أدركه رمضان آخ*ر ص*ام ال*ذي‬
‫أدرك**ه مث يقض**ي م**ا علي**ه مث يطعم عن ك**ل ي**وم مس**كينا رواه‬

‫‪146‬‬
‫ال**دارقطين وال**بيهقي فخ**رج باإلمك**ان من اس**تمر ب**ه الس**فر أو‬
‫املرض ح**ىت أتى رمض*ان آخ**ر أو أخ*ر لنس**يان أو جه*ل حبرم*ة‬
‫الت**أخري‪ .‬وإن ك**ان خمالط**ا للعلم**اء خلف**اء ذل**ك ال بالفدي**ة فال‬
‫يع**ذر جلهل**ه هبا نظ**ري من علم حرم**ة التنحنح وجه**ل البطالن‬
‫ب**ه‪ .‬واعلم أن الفدي**ة تتك**ر بتك**رر الس**نني وتس**تقر يف ذم**ة من‬
‫لزمته‪.‬‬
‫البك * **ري ال * **دمياطي‪ ،‬إعان * **ة الط * **البني على ح * **ل ألف * **اظ فتح‬
‫املعني‪٨٧/١ ،‬‬
‫ول **و رأى مني **ا جمفف **ا يف حنو ثوب **ه لزم **ه الغس **ل وإع **ادة ك **ل‬
‫صالة تيقنها بعده‪ ،‬ما مل حيتمل عادة كونه من غريه‬

‫‪Hukum Memakai Susuk‬‬


‫‪Rumusan jawaban LBM Fiqih‬‬
‫‪Kontemporer K-HIS UTM‬‬
‫‪Lampiran: 26‬‬
‫‪/02/Juni/ 2021‬‬

‫‪147‬‬
Sail : Ach Asrory
Kelas : HBS 2B

Pertanyaan:
Bagaimana hukum nya memakai
susuk yang di dimasukkan
kedalam anggota tubuh ?

Jawaban:
Memakai susuk hukumnya boleh
dengan catatan:
1. Selama tidak membahayakan
tubuh atau akal
2. Terdapat tujuan yang
dibenarkan syara' seperti
berobat, menguatkan badan
dll, (hal ini dimaksudkan
supaya tidak tergolong
dalam kategori keharaman
menyia-menyiakan harta)

148
‫‪Adapun tujuan-tujuan eksternal‬‬
‫‪seperti bertujuan mahabbah, atau‬‬
‫‪penglaris dagangan dll, maka‬‬
‫‪boleh‬‬ ‫‪boleh‬‬ ‫‪saja‬‬ ‫‪Apabila‬‬
‫‪pemakai susuk beri’tiqod bahwa‬‬
‫)الم!!!!!ؤثر( ‪yang mendatangkan‬‬
‫‪adalah Allah SWT, sementara‬‬
‫‪susuk bagian dari asbab.‬‬

‫‪Refrensi:‬‬

‫ابن حج **ر اهليتمي‪ ،‬حتف **ة احملت **اج يف ش **رح املنه **اج وحواش **ي‬
‫الشرواين والعبادي‪١٢٣/١ ،‬‬

‫ض * * * ِة َوَأ ْكلِ ِهمَا‬‫ب َوال ِْف َّ‬


‫قَع ال ُّس * * *َؤ ُال َع ْن َد ِّق ال* * * َّ*ذ َه ِ‬
‫َرعٌ‪َ .‬و َ‬
‫ف ْ‬
‫ِ‬ ‫ض*م ِامها لغَ ِ َا ِمن ْ ِ‬ ‫مِه‬ ‫ِ‬ ‫مْنفَ ِردي ِن َأو م ِ‬
‫*ك‬
‫*وز َذل َ‬ ‫َل جَيُ ُ‬ ‫اَأْلد ِويَة ه ْ‬ ‫ْ‬ ‫َع انْ َ َ رْي‬ ‫ُ َْ ْ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ِ‬
‫اعة الْمَال‪،‬‬ ‫ض* َ‬
‫وز ل َما في**ه م ْن إ َ‬ ‫َكغَرْيِ ه ِم ْن َساِئِر ْ‬
‫اَأْلد ِويَة َْأم اَل جَيُ ُ‬
‫َأن اجْلَواز اَل ش* َّ ِ‬ ‫اهر َأ ْن ي َق َ ِ‬ ‫واجْل واب َّ ِ‬
‫ث‬‫ك في* ِ*ه َحْي ُ‬ ‫ال ف ِيه َّ َ َ َ‬ ‫َأن الظَّ َ ُ‬ ‫َ ََ ُ‬
‫ص* ِر ِحي ِه ْم يِف‬ ‫ت‬‫تَرتَّب علَي* ِ*ه َن ْ*ف*ع‪ ،‬وكَ َذا إ ْن مَل حَي ص*ل ِمْن**ه َذلِ**ك لِ‬
‫ْ ُْْ ُ َ َْ‬ ‫َ َ َْ ٌ َ‬

‫‪149‬‬
‫َد ِن‬
‫ض*َّر بِالْب َ‬ ‫ِ‬ ‫اَأْلطْعِم ِة بِ َّ ِ‬
‫َأن احْل َج َار َة َوحَنْ َوهَا اَل حَيْ ُ*ر ُم مْنهَا إاَّل مَا َ‬ ‫َ‬
‫َْأو ال َْع ْق ِل‪.‬‬

‫اع ِة الْم ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫اعةَ إمَّنَا‬ ‫َأِلن اِإْل َ‬
‫ض* َ‬ ‫َال فَ َم ْمنُ*وعٌ؛ َّ‬ ‫يل احْلُْر َمة بِِإ َ‬
‫ض* َ‬ ‫َو ََّأما َت ْعل ُ‬
‫ص* ِد الت َ‬ ‫ِ‬ ‫ث مَلْ تَ ُك ْن لِغََر ٍ‬
‫ص*َّر ُحوا‬ ‫َّدا ِوي‪َ ،‬و َ‬ ‫ض َو َما ُهنَا ل َق ْ‬ ‫حَتْ ُر ُم َحْي ُ‬
‫َّدا ِوي بِاللُّ لُِؤ يِف ااِل ْكتِح ِال و َغ ِ ِه‪ ،‬ورمَّب ا زاد ِ‬
‫يمتُهُ‬‫تقَ‬ ‫َ َ رْي َ ُ َ َ َ ْ‬ ‫ْؤ‬ ‫جِب َ َوا ِز الت َ‬
‫الذ َه ِ‬
‫بعش‬ ‫َعلَى َّ‬

‫حتفة املريد ص ‪58 :‬‬

‫ومن اعتق**د أن املؤثر ه**و اهلل وجع**ل بني األس**باب واملس**ببات‬


‫تالزم**ا ع**ادي حبيث يص**ح ختلفه**ا فه**و املؤمن الن**اجى إن ش**اء‬
‫اهلل إه‬

‫‪Memasangkan‬‬ ‫‪susuk‬‬ ‫‪pada‬‬


‫‪anggota tubuh tidak tergolong‬‬
‫‪kategori memakai, sehingga jauh‬‬
‫‪sekali jika dikatakan ini adalah‬‬

‫‪150‬‬
bab pemakaian hiasan, dengan
konsekwensi hukum dalam bab
pemakaian (haramnya seorang
laki-laki memakai perhiasan
seperti emas), sebab susuk
berada didalam daging atau
dibawahnya kulit, Juga tidak
tergolong kategori bertato, sebab
dalam hal ini ( susuk) tidak ada
unsur darah yang nampak
sebagaimana dalam praktek
bertato.

Refrensi:

‫مثرة الروض * * **ة الش * * **هية لطلب * * **ة العلم من اإلندونيس * * **ية مبك * * **ة‬
٥٣ ‫ صفحة‬.1 ‫ اجلز‬. ‫احملمية‬

‫ ه**ل حيرم لبس اب**رة ال**ذهب أو الفض**ة املغ**روزة حتت‬: ‫مس**ئلة‬


‫اجلل**د ألن بعض الن**اس لبس**ه لل**تزن وبعض**هم للق**وة وبعض**هم‬

151
‫للت**داوى وبعض**هم لغ**ري ذل**ك؟ *اجلواب ال حيرم ألن**ه ال يع**د‬
‫لبس * **ا عرف * **ا وألهنا مس * **تورة* ويؤي * **د ذل * **ك ق * **وهلم حيل لبس‬
‫الذهب املموه بنجاس ان حصل منه شيء على م ر ج ‪ ١‬ص‬
‫‪ ٧٣‬ونقل* * * **ه البج* * * **ريمي على اخلطيب ج ‪ ١‬ص ‪ ،٩٣‬وأم* * * **ا‬
‫التعليل بأنه للتزين أو غريه فال مينع جوازه ألنه باعتبار القصد‬
‫فإن قصد به املعصية حرم من جهة املعصية ال من جهة اللبس‬
‫أال ت* **رى أن األك* **ل إذا قص* **د من* **ه املعص* **ية ص* **ار حرام* **ا من‬
‫جهته**ا ال من جهت**ه ف**إن قلتم اليس ه**ذا من الوش**م ألن ال**ربة‬
‫تنجست بالدم قلنا ليس من*ه لع*دم ظه*ور ال**دم عب*ارة الك*ردي‬
‫ىف الك**ربى ال**ىت ىف ه**امش ال**رتمس ج ‪ ١‬ص ‪* ٢٠٧‬وف**رق‬
‫بني الش**وكة الوش**م ب**أن ال**دم ىف الوش*م ظه*ر واختل**ط ب**أجنيب‬
‫خبالف * **ه ىف الش * **وكة انتهى* وال خيفى أن الش * **وكة إذا اس * **ترت‬
‫مجيعهما صارت ىف حكم الباطن انتهى واهلل أعلم ‪.‬‬

‫‪152‬‬
Pesan Watshap Yang Meresahkan
Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 27
/07/Juni/ 2021
Sail : Muyassaroh
Kelas :HBS 4A

Pertanyaan:
Terkadang kita dapat kiriman
chat seperti ini "Innalillahi wa
innaillaihi roojiuun” kini Al-
Qur’an nusantara sudah
direalisasikan astaghfirullah... Ya
Allah ampunilah kami dan
selamatkan kami dan Anak Cucu
kami dari api neraka. Telah
dibagikan Al-Quran dengan
terjemahan PALSU ke sekolah2
dg dalih wakaf Al-Quran. Tolong
Jika ada WAKAF QUR'AN

153
PALSU dicek surat Al-Maidah
ayat 51 dst telah diganti
terjemahannya..... Gerak cepat,
Laporkan!!!!!!!!!''...... ada Al
Qur'an Palsu.. sekarang sudah
beredar, Al Quran terjemahan
baru Al Maidah 51, "pemimpin"
sudah berganti dengan "teman
setia" Barang siapa yang
membaca pesan ini, maka telah
sampai padanya, dan tidak ada
'udzur baginya untuk tidak
menyampaikannya".
Contoh yang lain: ''Kirim ayat
surat Yasin ini minimal ke-
sepuluh orang, insya Allah dua
jam kemudian kamu akan
mendengar kabar baik dan
mendapatkan kebahagiaan.
Demi Allah ini amanah dari
Habib Muh bin Hasan Al-Athas

154
Pekalongan. Mohon jangan
dihapus sebelum disebarkan ke
sepuluh orang. jika tidak, kamu
akan mendapatkan sesuatu yang
tidak diinginkan”.
Bagaimana hukum mempercayai
dan menyebarkan kembali chat
yang dapat meresahkan
masyarakat sebagaimana diatas
tersebut?

Jawaban:
1. Mempercayai janji-janji atau
ancaman-ancaman ghaib
seperti pada contoh yang
kedua hukumnya haram,
karena termasuk
membenarkan hal ghaib
yakni sesuatu yang tidak ada
dasarnya baik secara adat,
akal atau syariat.

155
2. Menyebarkan informasi
tersebut hukumnya haram
dengan alasan:
a. Karena belum jelas
kebenarannya, cukup
seseorang dianggap
berbohong ketika
menyampaikan sesuatu
yang didengar tampa
mengetahui faktanya
terlebih dahulu.
b. Berpotensi menimbulkan
keresahan masyarakat.
Refrensi:
80 ‫فتح الباري البن حجر الجزء األول صحـ‬
‫قال وأما ظن الغيب فقد يجوز من المنجم وغيره إذا كان‬
‫ وقد نقل ابن عبد البر‬. ‫عن أمر عادي وليس ذلك بعلم‬
‫اإلجم اع على تح ريم أخ ذ األج رة والجع ل وإعطائه ا في‬
‫ذل ك وج اء عن ابن مس عود ق ال أوتي ن بيكم ص لى اهلل‬

156
‫عليه وسلم علم كل شيء سوى هذه الخمس ‪ .‬وعن ابن‬
‫عم ر مرفوع ا نح وه أخرجهم ا أحم د وأخ رج حمي د بن‬
‫زنجوي ه عن بعض الص حابة أن ه ذك ر العلم ب وقت‬
‫الكسوف قبل ظهوره فأنكر عليه فقال إنما الغيب خمس‬
‫‪ -‬وتال ه ذه اآلي ة ‪ -‬وم ا ع دا ذل ك غيب يعلم ه ق وم‬
‫ويجهله قوم ‪.‬‬
‫فيض القدير الجزء السادس صحـ ‪30‬‬
‫(من أتى عراف ا أو كاهن ا) وه و من يخ بر عم ا يح دث أو‬
‫عن شئ غائب أو عن طالع أحد بسعد أو نحس أو دولة‬
‫أو محن ة أو منحة (فص دقه بم ا يق ول فق د كف ر بم ا أن زل‬
‫اهلل على محم د) من الكت اب والس نة وص رح ب العلم‬
‫تجري دا وأف اد بقول ه فص دقه أن الغ رض إن س أله معتق دا‬
‫صدقه فلو فعله استهزاء معتقدا كذبه فال يلحقه الوعيد‬
‫ثم إن ه ال تع ارض بين ذا الخ بر وم ا قبل ه ألن الم راد إن‬
‫مصدق الكاهن إن اعتقد أنه يعلم الغيب كفر وإن اعتقد‬

‫‪157‬‬
‫أن الجن تلقي إلي ه م ا س معته من المالئك ة وأن ه بإله ام‬
‫فص دقه من ه ذه الجه ة ال يكف ر ق ال ال راغب العراف ة‬
‫مختص ة ب األمور الماض ية والكهان ة بالحادث ة وك ان ذل ك‬
‫في الع رب كث يرا وآخ ر من روى عن ه األخب ار العجيب ة‬
‫سطيح وسواد بن قارب‪.‬‬
‫بريقة محمودية ألجزء الثالث صحـ ‪124‬‬
‫( الث امن واألربع ون الفتن ة وهي إيق اع الن اس في‬
‫االض طراب أو االختالل واالختالف والمحن ة والبالء بال‬
‫فائدة ديني ة ) وه و ح رام ألن ه فس اد في األرض وإض رار‬
‫بالمس لمين وزي غ وإلح اد في ال دين كم ا ق ال اهلل تع الى‬
‫{ إن الذين فتنوا المؤمنين والمؤمنات } اآلية وقال ص لى‬
‫اهلل تعالى عليه وسلم { الفتنة نائمة لعن اهلل من أيقظها }‬
‫ق ال المن اوي الفتن ة ك ل م ا يش ق على اإلنس ان وك ل م ا‬
‫يبتلي اهلل ب ه عب اده وعن ابن القيم الفتن ة قس مان فتن ة‬
‫الش بهات وفتن ة الش هوات وق د يجتمع ان في العب د وق د‬

‫‪158‬‬
‫ينف ردان ( ك أن يغ ري ) من اإلغ راء ( الن اس على البغي )‬
‫من الب اغي فقول ه ( والخ روج على الس لطان ) عط ف‬
‫تفس ير ألن الخ روج علي ه ال يج وز وك ذا اعزل وه ول و‬
‫ظالما لكونه فتنة أشد من القتل‬
‫فيض القدير الجزء الخامس صحـ ‪2‬‬
‫(كفى ب المرء ك ذبا أن يح دث بك ل م ا س مع) أي إذا لم‬
‫يتثبت ألن ه يس مع ع ادة الص دق والك ذب ‪ ،‬ف إذا ح دث‬
‫بك ل م ا س مع ال محال ة يك ذب ‪ ،‬والك ذب اإلخب ار عن‬
‫الش ئ على غ ير م ا ه و علي ه وإن لم يتعم د ‪ ،‬لكن التعم د‬
‫شرط اإلثم ‪ ....‬إلى أن قال ‪ ...‬كفى بالمرء من الكذب)‬
‫ك ذا ه و في خ ط المؤل ف وفي رواي ة العس كري ‪ :‬كفى‬
‫بالمرء من الكذب كذبا (أن يحدث بكل ما سمع) أي لو‬
‫لم يكن للرج ل ك ذب إال تحدث ه بك ل م ا س مع من غ ير‬
‫مب االة أن ه ص ادق أو ك اذب لكف اه من جه ة الك ذب ألن‬

‫‪159‬‬
‫جمي ع م ا س معه ال يك ون ص دقا وفي ه زج ر عن الح ديث‬
‫بشئ ال يعلم صدقه‬

Hutang Ibu-Ibu Yang Belum


Dibayar
Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 28
/08/Juni/ 2021
Sail :M. Utsman ishaqi
Kelas : HBS 2A

Pertanyaan:
Izin bertanya di kampung saya
dulu pernah ada seorang abang
penjual keliling yang memberi
hutang/tundaan waktu dalam
membayar makanan yang di jual

160
oleh abang tersebut kemudian
pada suatu saat abang penjual
tersebut hilang tidak pernah
datang lagi , bagaimana hukum
hutang ibu-ibu yang belum di
bayar tersebut? dan bagaimana
cara menyelesaikan masalah
tersebut?

Jawaban:
1. Pembeli tetap dihukumi
mempunyai tanggungan
hutang, adapun hukum
makanannya halal, lantaran
penjual memberi makanan
tersebut atas kerelaan hati
dengan cara dihutangkan.
2. Bila tidak mampu membayar
karena ketiadaannya
(piutang) maka
bersedekahlah dengan atas

161
‫‪namanya, dan bila masih‬‬
‫‪tidak‬‬ ‫‪mampu‬‬ ‫‪maka‬‬
‫‪perbanyaklah‬‬ ‫‪berbuat‬‬
‫‪kebajikan,‬‬ ‫‪kembalikan‬‬
‫‪segalanya pada Allah swt.‬‬
‫‪Refrensi:‬‬
‫بجيرمي‪ ،‬حاشية البجيرمي على الخطيب = تحفة الحبيب‬
‫على شرح الخطيب‪٢٣٦/٢ ،‬‬
‫َّر َك ِش ّي‪ :‬ثُ َّم َرَأيْت‬ ‫اج ِر‪ :‬قَ َ‬ ‫و ِعب ارةُ حج فِي َش ر ِح الزَّو ِ‬
‫ال الز ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ََ َّ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫وب التي َب ْي َن الْعبَاد َّإما‬‫َّ‬ ‫ُّ‬
‫َأن الذنُ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ين ل ْلغََزال ِّي َّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫فِي ِم ْن َه ِ‬
‫اج ال َْعابد َ‬
‫ب َردُّهُ ِع ْن َد ال ُْمكْنَ ِة‪ .‬فَ ِإ ْن َع َج َز لَِف ْق ٍر‬ ‫ِ ِ‬
‫في ال َْم ال َفيَج ُ‬
‫ِ‬

‫اس تِ ْحاَل لِ ِه لِغَْيبَتِ ِه َْأو َم ْوتِ ِه َو َْأم َك َن‬


‫اس تَ ْحلَلَهُ *فَ ِإ ْن َع َج َز َع ْن ْ‬‫ْ‬
‫ات َو َي ْر ِج ْع إلَى‬ ‫التَّص ُّد ُق َع ْنهُ َفعلَهُ‪ ،‬وِإاَّل َفلْيكْثِر ِمن الْحسنَ ِ‬
‫ُ ْ ْ ََ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬
‫ع إلَيهِ‬ ‫اللَّ ِه َت َعالَى َوَيتَ َ‬
‫ض َّر ْ ْ‬
‫البك ري ال دمياطي‪ ،‬إعان ة الط البين على ح ل ألف اظ فتح‬
‫المعين‪١٣/٣ ،‬‬

‫‪162‬‬
‫(قوله‪ :‬ول و اشترى طعاما إلخ) بين هذه المس ألة الغزالي‬
‫فقال‪ :‬وأ‬
‫ف إن قض ى الثمن بع د األك ل من الح رام فكأن ه لم يقبض‪،‬‬
‫ف إن قض ى الثمن من الح رام وأب رأه الب ائع م ع العلم بأن ه‬
‫ح رام فق د ب رئت ذمت ه‪ ،‬ف إن أب رأه على ظن أن ه حالل فال‬
‫تحصل به البراءة‪ .‬اه‪.‬‬
‫ما المعصية التي تشتد الكراهة فيها‪ :‬أن يشتري شيئا في‬
‫الذمة ويقضي ثمنه من غصب أو مال حرام‪ ،‬فينظر‪ ،‬فإن‬
‫سلم إليه البائع الطعام قبل قبض الثمن بطيب قلبه‪ ،‬وأكله‬
‫قبل قضاء الثمن‪ ،‬فهو حالل‬

‫‪Amplop Untuk Rumah Duka‬‬


‫‪Rumusan jawaban LBM Fiqih‬‬
‫‪Kontemporer K-HIS UTM‬‬
‫‪Lampiran: 29‬‬

‫‪163‬‬
/16/Juni/ 2021
Sail : Husni Mubarok
Kelas : 4A HBS

Pertanyaan:
Sudah menjadi kebiasaan
didaerah saya, bila ada tetangga
yang meninggal maka para
tetangga yang lain berbondong -
bondong datang ke rumah duka
dan di antara mereka banyak
yang membawa amplop yang
berisi uang dengan nominal yg
berpareasi lengkap dengan nama
pemberinya, yang tujuan pemilik
amplop bukan sumbangan tapi
dia akan menagihnya disaat dia
punya acara mantenan
umpamanya dan banyak dari
shohibul musibah yang
keberatan tapi malu untuk

164
menolaknya karena sudah jadi
kebiasaan. Pertanyaan, a.
Bolehkah tradisi diatas? b. Jika
boleh wajibkah shohibul
musibah membayarnya?

Jawaban:
a. Amalan yang dianjurkan
(sunnah) pada saat ada
musibah kematian adalah
para pelayat memberi atau
mengantarkan makanan
(uang dan lainnya). Sehingga
hukum datang kerumah
duka untuk memberi amplop
dengan tujuan untuk ditagih
kembali pada waktu tertentu
hukumnya makruh, karena
pekerjaan tersebut
menyelisihi amalan sunnah

165
‫‪dan‬‬ ‫‪terkadang‬‬ ‫‪sampai‬‬
‫‪memberatkan keluarga duka.‬‬
‫‪Refrensi:‬‬
‫الن * **ووي‪ ،‬اجملم * **وع ش * **رح امله * **ذب‪ .٣١٨/٥ ،‬الناش * **ر‪ :‬دار‬
‫الفكر‬
‫َأِله * * ِ*ل‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫{ويس* * **تحب ال قرب* * **اء ال َْميِّت َوج َريان * * **ه َأ ْن يُ ْ‬
‫ص* * *ل ُحوا ْ*‬
‫ب َر ِض * َي‬ ‫ت طَ َع ًاما ملا روى أنه ملا قتل جعفر ابن َأيِب طَالِ ٍ‬ ‫الْميِّ ِ‬
‫َ‬
‫ص*َن ُعوا آِل ِل َج ْعفَ رٍ‬ ‫َّ‬ ‫ِ‬ ‫َّ‬
‫ص*لى اللهُ َعلَْي**ه َو َس*ل َم " ا ْ‬‫َّ‬ ‫اللَّهُ َعْن**هُ ق َ‬
‫َال النَّيِب ُّ َ‬
‫طعام* * **ا فان* * **ه ق* * **د ج* * **اء هم أم* * **ر يش* * **غلهم عن* * **ه "} الی أن‬
‫قال‪.......‬‬
‫اب‬‫ص * *ح ِ‬
‫ص * * ِر َواَأْل ْ َ‬ ‫وص ال َّش * *افِعِ ِّي يِف ِّ‬
‫اُأْلم َوال ُْم ْختَ َ‬ ‫ص* * ُ‬ ‫ت نُ ُ‬ ‫َو َّات َف َق ْ‬
‫ت َو ِج َريانِ* ِ*ه َأ ْن َي ْع َملُ**وا طَ َع ًام**ا‬ ‫علَى أن**ه يس**تحب ال قرب**اء الْميِّ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫يَوِم ِه ْم َولَْيلَتِ ِه ْم َ‬
‫قَال‬ ‫ت ويَ ُك**و ُن حِب َْي ُ ِ‬
‫ث يُ ْش *ب ُع ُه ْم يِف ْ‬
‫ِ‬
‫َأِله* ِ*ل ال َْميِّ َ‬
‫ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ب ل َقَرابَة ال َْميِّت َوج َريان * * **ه َأ ْن‬ ‫ال َّش * * *افع ُّي يِف ال ُْم ْختَ َ‬
‫ص * * * ِر َوُأح ُّ‬
‫ِ‬ ‫ت يِف ِ‬ ‫يعملُ **وا َأِله* ِ*ل الْميِّ ِ‬
‫يَوم ِه ْم َولَْيلَت ِه ْم طَ َع ًام**ا يُ ْش* *بِ ُع ُه ْم فَِإنَّهُ‬
‫ْ‬ ‫ْ َ‬ ‫َْ َ‬
‫ُسنَّةٌ وفِ ْعل َْأهل اخْلَرْيِ‬
‫َ ُ ُ‬

‫‪166‬‬
.١٥٧٨/٢ ،‫ الفق*ه اإلس**المي وأدلت**ه لل**زحيلي‬،‫وهب*ة ال*زحيلي‬
‫ الطبعة الثانية عشرة‬.‫ دمشق‬- ‫ سوريَّة‬- ‫ دار الفكر‬:‫الناشر‬
‫ فمك**روه وبدع**ة ال أص**ل‬،‫أم**ا ص**نع أه**ل ال**بيت طعام*اً للن**اس‬
،‫ وشغالً هلم إىل شغلهم‬،‫هلا ألن فيه زيادة على مصيبتهم‬

Bagi pihak keluarga mayyit


tidak wajib menerima,
namun apabila sudah
menjadi tradisi dan
dihawatirkan terdapat
gejolak fitnah maka
sebaiknya menerima
pemberian tersebut, dan
memanfaatkannya dengan
baik karena tidak
sepantasnya meniggalkan
adat budaya masyarakat
selama adat tersebut tidak
haram sebagaimana

167
‫‪disampaikan oleh Imam Ibn‬‬
‫‪Muflih al-Maqdisi. Refrensi:‬‬
‫[ابن مفلح‪ ،‬مشس ال * * **دين‪ ،‬اآلداب الش * * **رعية واملنح املرعي * * **ة‪،‬‬
‫‪]٤٤/٢‬‬
‫ات الن ِ‬
‫َّاس‬ ‫*ون اَل يْنبغِي اخْل *روج ِمن عَاد ِ‬ ‫ال ابن ع ِق ٍيل يِف الْ ُفنُ ِ‬
‫ُُ ُ ْ َ‬ ‫ََ‬ ‫َوقَ َ ْ ُ َ‬
‫َر َك‬ ‫ِ َّ‬ ‫ول ‪َّ َّ َ -‬‬ ‫َر ِام فَِإ َّن َّ‬ ‫اَّل يِف‬
‫ص* *لى اللهُ َعلَْي* **ه َو َس* *ل َم ت َ‬ ‫الر ُس* * َ‬ ‫إ احْل َ‬
‫َر‬
‫قَال ُعم ُ‬‫اهلِيَّةَ» َو َ‬ ‫*ك اجْل ِ‬
‫َ‬
‫قَال «لَواَل ِ*ح* ْدثَا ُن َقو ِم* ِ‬
‫ْ‬ ‫الْ َك ْعبَةَ َو َ ْ‬
‫ِ‬
‫ت آيَةَ ال* َّ*ر ْج ِم‪َ .‬وت ََر َك‬ ‫َر َز َاد يِف الْ ُق* ْ*رآن لَ َكتَْب ُ‬‫َال ُعم ُ‬ ‫ل َْواَل َأ ْن يُق َ‬
‫َّاس هَلَا‪ ،‬وذَكَر يِف‬ ‫ب ِإِل نْكَا ِر الن ِ‬ ‫َد ال* * َّ*ر ْكعتَنْي ِ َقْب* **ل الْم ْغ* * ِر ِ‬
‫َأمْح ُ‬
‫َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬
‫ب و َفع ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫الْ ُف ِ‬
‫*ك َإم ُامنَا َأمْح ُ‬
‫َد‬ ‫َل َذل * َ‬ ‫ص*ول َع ْن ال* َّ*ر ْك َعتَنْي َقْب* َ*ل ال َْم ْغ*ر َ َ‬ ‫ُ‬
‫ض*اءَ‬ ‫َّاس اَل َي ْع ِرفُونَهُ‪َ ،‬و َك ِر َه َأمْح ُ‬
‫َد قَ َ‬ ‫َال َرَأيْت الن َ‬ ‫مُثَّ َتَركَهُ بِ*َأ ْن ق َ‬
‫تَد ِ‬ ‫ِ‬ ‫ص *لَّى الْعِي* ِ*د َو َ‬ ‫الْف ِئ ِ‬
‫ض‬‫ي بِ**ه َب ْع ُ‬ ‫َاف َأ ْن َي ْق َ‬ ‫قَال‪َ :‬أخ ُ‬ ‫َوا ت يِف ُم َ‬ ‫َ‬
‫َم ْن َيَراه‬
‫‪b.‬‬ ‫‪Jika adat tersebut dianggap‬‬
‫‪oleh masyarakat sebagai‬‬
‫‪hutang‬‬ ‫‪piutang‬‬ ‫‪maka‬‬
‫‪shahibul‬‬ ‫‪musibah‬‬ ‫‪wajib‬‬

‫‪168‬‬
‫‪membayar‬‬ ‫‪sebagaimana‬‬
‫‪kewajiban‬‬ ‫‪membayar‬‬
‫‪hutang.‬‬
‫‪Refrensi:‬‬
‫[جمموعة من املؤلفني‪ ،‬املوسوعة الفقهية الكويتية‪]١١٣/٥ ،‬‬
‫َر ِإذَا‬ ‫َر ابْ ُن جُنَْي ٍم يِف اَْأل ْش* *بَ ِاه َوالنَّظَاِئِر َّ‬
‫َأن الْع َ ِإمَّن‬
‫َادةَ َا ُت ْعتَب ُ‬ ‫ذَك َ‬
‫مُثَّ تَ َس* * *اءَل ابْ ُن‬ ‫ت‪ ،‬الی ان ق * **ال‪......‬‬ ‫ت َْأو َغلَبَ ْ‬ ‫اطََّر َد ْ‬
‫َزل َمْن ِزلَةَ ال َّش* * ْر ِط؟ َوقَال‪:‬‬‫َاد ِة ال ُْمطَّ ِر َد ِة‪ ،‬هَل ُتن َّ‬
‫جُنَْي ٍم َع ِن الْع َ‬
‫وف عرفًا َكالْم ْشر ِ‬ ‫ِإ ِ ِ ِ‬
‫وط َشْرطًا‬ ‫َ ُ‬ ‫قَال يِف َج َارة الظَّه ِرييَّة‪َ :‬وال َْم ْع ُر ُ ُ ْ‬
‫[ن **ووي اجلاوي‪ ،‬هناي **ة ال **زين‪ ،‬ص **فحة ‪ ٢٤٠‬الناش **ر‪ :‬دار‬
‫الفكر‪-‬بريوت‪ .‬الطبعة‪ :‬األولی]‬
‫َّيء برد بدله من الْمثل‬ ‫ِ‬ ‫َّ ِ‬ ‫ِإْل‬
‫(ا ْقَراض) الذي ُه َو شرعا متْليك الش ْ‬
‫ورة يِف ال ُْمَت َقوم‬ ‫ِ‬
‫ص َ‬‫َحقي َقة يِف املثلى َو ُ‬

‫‪169‬‬
Menjima' Istri Yang Masih Belum
Dibayar Maharnya
Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 30
/20/Juni/ 2021
Sail : Achmad Komarudin
Kelas : 2A HBS

Pertanyaan:
Dalam semua pernikahan itu
tentunya ada mahar yang sudah
di tentukan,entah itu berupa
benda ataupun yang lain
nya,yang saya tanyakan ada
seorang suami yang masih belom
membayar mahar kepada
istrinya sampai mempunyai satu
anak lalu di kemudian hari
suami nya tersebut
menceraikannya apakah

170
hubungan suami istri yang di
lakukan itu di anggap zina dan
bagaimana dengan mahar yang
masih belom di bayar tadi?

Jawaban:
Hukum suami menjima' istri
yang masih belum dibayar
maharnya adalah makruh dan
tidak sampai haram apalagi zina,
Tapi baginya sunnah untuk tidak
melakukan jima' hingga sudah
dapat membayar mahar.
Refrensi:
‫ مغ * **ين احملت * **اج إىل معرف * **ة مع * **اين ألف * **اظ‬،‫[اخلطيب الش * **ربيين‬
]٣٦٧/٤ ،‫املنهاج‬
َّ ‫َويُ َس* * ُّن َأ ْن اَل يَ ْد ُخ َل هِبَا َحىَّت يَ ْدفَ َع إلَْيهَا َش* *ْيًئا ِم ْن ال‬
‫ص* * َد ِاق‬
ِ ِ ِ ‫خر‬
ُ‫وجا م ْن خاَل ف َم ْن َْأو َجبَه‬ ً ُُ

171
‫[البك* **ري ال* **دمياطي‪ ،‬إعان* **ة الط* **البني على ح* **ل ألف* **اظ فتح‬
‫املعني‪]٣٩٥/٣ ،‬‬
‫ويس **ن أيض **ا أن ال ي **دخل هبا ح**ىت ي **دفع ش **يئا من الص **داق‪،‬‬
‫خروجا من خالف من أوجبه‪ ،‬قال بعضهم‪:‬‬
‫وحكم**ة ذل**ك أن اهلل تع**اىل ملا خل**ق ح**واء اش**تقا هلا آدم وم**د‬
‫يده إليها فلقال اهلل له‪ :‬يا آدم حىت تؤدي مهرها‪.‬‬

‫‪Bagi suami tetap diwajibkan‬‬


‫‪membayar mahar meskipun‬‬
‫‪telah bercerai, sebab ia pernah‬‬
‫‪bersenggama atau jima' sebelum‬‬
‫‪bercerai.‬‬
‫‪Refrensi:‬‬
‫[زين ال* **دين املع* **ربي‪ ،‬فتح املعني بش* **رح ق* **رة العني مبهم* **ات‬
‫الدين‪ ،‬صفحة ‪]٤٨٧‬‬
‫ويتق**رر كل**ه أي ك*ل الص**داق مبوت ألح*دمها ول*و قب**ل ال**وطء‬
‫إلمجاع الصحابة على ذلك‪.‬‬

‫‪172‬‬
.‫أو وطء أي بغيبة احلشفة وإن بقيت البكارة‬
‫ويس* * **قط أي كل* * **ه بف* * **راق وق* * **ع منه* * **ا قبل* * **ه أي قب* * **ل وطئ‬
‫كفس * **خها بعيب * **ه أو بإعس * **اره وكردهتا أو بس * **ببها كفس * **خه‬
.‫بعيبها‬

Foto Bapak Jokowi Dijadikan Meme


Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 31
/21/Juni/ 2021
Sail : Achmad Jauhari
Kelas : 2C HBS

Pertanyaan:
Bagaimna hukum mengunggah
foto dan mengambil foto orang
lain semisal foto bpk jokowi yang

173
kemudian di edit untuk meme
atau perang gambar.

Jawaban:
Mengambil foto orang lain
kemudian di upload atau diedit
untuk meme atau perang gambar
tidak diperbolehkan, kecuali
sebagaimana berikut:
1. Ada izin lansung, atau ada
indikasi kerelaan pemilik
foto.
2. Tidak menimbulkan fitnah.
3. Menggunakan kata-kata baik
sekiranya tidak menjatuhkan
harga diri pemilik foto.
Refrensi:
]١١٦/٤, ‫الفتاوى الفقهية الكربى‬, ‫[ابن حجر اهليتمي‬
ِّ * ‫ض* *ا ِم ْن ُك‬
‫*ل‬ ِّ ‫اَأْلخ**ذ بِعِْل ِم‬
َ ‫الر‬ ْ ‫َو ُاز‬ َ ‫َل ج‬
‫ِئ مِب‬
ْ ‫(و ُس* * َل) َا لَْفظُ **هُ ه‬ َ
ِ ِ ِ
‫وص بطَ َعام الضِّيَافَة؟‬ ٍ
ٌ ‫ص‬ ُ ْ‫َش ْيء َْأم خَم‬

174
‫ِ‬ ‫ِِ ِ‬
‫وص‬‫ص* * ٍ‬ ‫َاب) بَِق ْول* **ه الَّذي َد َّل َعلَْي* **ه كَاَل ُم ُه ْم َأنَّهُ َغرْي خَمْ ُ‬
‫(فََأج َ‬
‫*ك َو ِحينَِئ ٍذ‬ ‫ِ‬
‫َأن َغلَبَةَ الظَّ ِّن كَالْعِْل ِم يِف َذل* * َ‬ ‫ص* *َّر ُحوا بِ* * َّ‬ ‫ِ‬
‫بِ* * َذل َ‬
‫ك َو َ‬
‫َأخ ِ*ذ َش * ْي ٍء ُم َعنَّي ٍ ِم ْن‬
‫*ك يَ ْس * َم ُح لَهُ بِ ْ*‬ ‫فَم َغلَب ظَنُّه َّ ِ‬
‫َأن ال َْمال * َ‬ ‫َ ىَت َ ُ‬
‫ض* َمانُهُ َوِإاَّل‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫ف ظَنّ**ه لَزمَهُ َ‬ ‫َأخ ُذهُ مُثَّ إ ْن بَا َن خاَل ُ‬ ‫َاز لَهُ ْ*‬‫َمال **ه ج َ‬
‫فَاَل ‪.‬‬
‫[السيوطي‪ ،‬احلاوي للفتاوي‪]١٣٠/١ ،‬‬
‫قَال ال َّش* *ْي ُخ تقي ال* **دين الس* **بكي يِف َت ْف ِس* * ِري ِه‪ :‬قَ ْد و َر َد يِف‬ ‫َو َ‬
‫َ‬
‫الزنَا ِم ْن‬ ‫ات َكثِ * َ*ريةٌ َحىَّت قِي * َ*ل‪ِ :‬إنَّهَا َأ َش* * ُّد ِم َن ِّ‬ ‫يبَة تَ ْش* * ِد َ‬
‫يد ٌ‬
‫الْغِ ِ‬
‫ِئ‬ ‫ِ‬ ‫ِجه ِ‬
‫تَاب‬
‫ب اَل يُ ُ‬ ‫*وب اللَّهُ َعلَْي**ه‪َ ،‬والْغَا ُ‬ ‫*وب َفيَتُ* ُ‬ ‫َأن ال* َّ*زايِن َ َيتُ* ُ‬
‫َة َّ‬
‫يث لَ ِك َّن‬ ‫يب‪ ،‬ر ِوي ذَلِ**ك يِف ح ِ‬
‫َد ٍ‬ ‫َعلَْي* ِ*ه َحىَّت يَ ْس*تَ ِح َّل ِم َن ال َْمغِ ِ ُ َ َ‬
‫ِ ِ‬
‫قَال‪َ :‬وهَ َذا َوِإ ْن كَا َن يِف ُح ُق* **وق اآْل َدميِّ َ‬
‫ني‬ ‫يف‪َ ،‬‬ ‫ض* *عِ ٌ‬ ‫َس* *نَ َدهُ َ‬
‫اَأْلع*ر ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫َاص‬
‫اض َوانْتق ُ‬ ‫*ك ْ َ‬ ‫آخُر‪َ ،‬و ُه َو َهْت ُ‬ ‫ُكلِّ َها‪ ،‬فَفي الْغيبَة َش ْيءٌ َ‬
‫ِ مِب‬ ‫ِِ‬
‫َّب َعلَْيهَا‪َ ،‬وِإيقَاعُ‬ ‫َرت ُ‬ ‫طَال احْلُُق**وق َا قَ ْد َيت َ‬ ‫ني َوِإبْ ُ‬ ‫ال ُْم ْس* *لم َ‬
‫الشَّحنَ ِاء والْع َدو ِ‬
‫ات‪،‬‬ ‫ْ َ َ َ‬

‫‪175‬‬
‫[وهب* * * **ة ال* * * **زحيلي‪ ،‬الفق* * * **ه اإلس* * * **المي وأدلت* * * **ه لل* * * **زحيلي‪،‬‬
‫‪]٢٦٧٦/٤‬‬
‫أم**ا التص**وير الشمس**ي أو اخلي**ايل فه**ذا ج**ائز ‪ ،‬وال م**انع من‬
‫تعلي **ق الص**ور اخليالي **ة يف املن**ازل وغريه**ا‪ ،‬إذا مل تكن داعي **ة‬
‫للفتن**ة كص*ور النس*اء ال**يت يظه*ر فيه*ا ش*يء من جس*دها غ*ري‬
‫الوج * **ه والكفني‪ ،‬كالس * **واعد والس * **يقان والش * **عور‪ ،‬وه * **ذا‬
‫ينطب **ق أيض* *اً على ص **ور التلف **از وم **ا يع **رض في **ه من رقص‬
‫ومتثيل وغناء مغنيات‪ ،‬كل ذلك حرام يف رأيي‬

‫‪Menggauli Wanita Yang Dikira‬‬


‫‪Istrinya‬‬
‫‪Rumusan jawaban LBM Fiqih‬‬
‫‪Kontemporer K-HIS UTM‬‬
‫‪Lampiran: 32‬‬
‫‪/23/Juni/ 2021‬‬
‫‪Sail‬‬ ‫‪: Mahmudah‬‬

‫‪176‬‬
Kelas : 2C HBS

Pertanyaan:
Semisal ada laki-laki menikahi
perempuan yang mempunyai
saudari kembar(sama-sama
perempuan dan kembarnya
secara identik), suatu waktu si
laki-laki ke luar kota untuk
bekerja, namun si istri meninggal
karena di bunuh si saudari
perempuannya, lalu si saudari
perempuannya menggantikan
posisi si istri setelah si suami
pulang dari kota, termasuk
melayani kebutuhan suami dan
melakukan hubungan suami istri
layaknya pengantin yang sudah
sah, pertanyaan saya apakah si
suami yang tidak tau akan hal
tersebut mendapatkan dosa

177
karena sudah menggauli
perempuan yang bukan istrinya
tanpa adanya ijab kobul, atau
dosanya hanya ditanggung oleh
si saudari perempuan si istri
karena sudah berbohong?
Jawaban:
1. Sisuami tidak berdosa, sebab
ketika tidak tahu bahwa
wanita tersebut bukan
istrinya, ia termasuk kategori
ghairu mukallaf yakni tidak
dikenai hukum syar'i pada
saat mensetubuhi wanita
yang dikira istrinya. kasus
yang seperti ini dalam istilah
fiqh disebut wathi' syubhat.
Refrensi:
‫ حتف**ة احملت**اج يف ش**رح املنه**اج وحواش**ي‬،‫[ابن حج**ر اهليتمي‬
]٣٠٤/٧ ،‫الشرواين والعبادي‬

178
‫اع * ِ*ل كََأ ْن ظََّنهَا َحلِيلَتَهُ َفهَ َذا َغافِ * ٌ*ل َو ُه* َ*و َغْي* ُ*ر‬
‫َأو ُش* *بهةُ الْ َف ِ‬
‫ْ َْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َدِم إمْث * * **ه َوِإ َذا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ف ِّات َفاقً* * **ا َوم ْن مَثَّ ُحك َي اِإْل مْج َاعُ َعلَى ع َ‬ ‫م َكلَّ ٍ‬
‫ُ‬
‫َل‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ف ف ْعل**ه باحْل * ِّ*ل َواحْلُْرمَة َوهَ َذا حَمْم ُ‬ ‫ص* ُ‬
‫ا ْنَت َفى تَكْلي ُف**هُ ا ْنَت َفى َو ْ‬
‫ف حِبِ ٍّل َواَل ُحْر َم ٍة‬ ‫ِ‬ ‫هِلِ‬
‫وص ُ‬
‫َق ْو ْم َو ْطءُ الشُّْب َهة اَل يُ َ‬
‫[النووي‪ ،‬روضة الطالبني وعمدة املفتني‪]٩٣/١٠ ،‬‬
‫اع ِل‪ ،‬فَ ِمثْ ُل َأ ْن جَيِ َد ْامَرَأةً يِف فَِر ِاش ِه‪َ ،‬فيَطََأهَا‬
‫و ََّأما الشُّبهةُ يِف الْ َف ِ‬
‫َْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِإ‬
‫*ك‪،‬‬ ‫ظَانًّا َأنَّهَا َز ْو َجتُ**هُ َْأو ََأمتُ**هُ‪ ،‬فَاَل حَدَّ‪َ ،‬و ذَا اد َ‬
‫َّعى َأنَّهُ ظَ َّن ذَل * َ‬
‫الز ِ‬ ‫ِ‬
‫فَاف َْأو‬ ‫ص َعلَْي* ِ*ه‪َ ،‬و َس * َواءٌ كَا َن َذل * َ‬
‫*ك لَْيلَةَ ِّ‬ ‫ِّق بِيَ ِمينِ* ِ*ه‪ ،‬نَ َّ‬
‫ص *د َ‬ ‫ُ‬
‫َغْيَر َها‬

‫‪Hanya saja sisuami wajib‬‬


‫‪membayar mahar mitsil‬‬
‫‪terhadap saudari istrinya‬‬
‫‪tersebut,‬‬ ‫‪karena‬‬ ‫‪telah‬‬
‫‪menyetubuhi‬‬ ‫‪meskipun‬‬
‫‪tampa disengaja, mahar‬‬
‫‪mitsil adalah mahar yang‬‬

‫‪179‬‬
‫‪disesuaikan dengan mahar-‬‬
‫‪mahar yang dibayarkan pada‬‬
‫‪sebayanya‬‬ ‫‪perempuan‬‬
‫‪tersebut, bisa dengan cara‬‬
‫‪melihat pada mahar saudari-‬‬
‫‪saudarinya.‬‬
‫‪Refrensi:‬‬
‫[اجلمل‪ ،‬حاشية اجلمل على شرح املنهج = فتوحات الوهاب‬
‫بتوضيح شرح منهج الطالب‪]٢٥١/٤ ،‬‬
‫َأب َأمَ ةَ و ِ‬
‫لَد ِه َْأو‬ ‫َاح فَا ِس * * ٍد وو ْط ِء ٍ‬ ‫(ويِف َو ْط ِء ُش * *ْب َه ٍة) َكنِك ٍ‬
‫َ‬ ‫ََ‬ ‫َ‬
‫ِ‬
‫(م ْ*ه* ُ*ر مثْ* * ٍ*ل) ُدو َن ح ٍّ‬
‫َد‬ ‫َش* * ِر ٌ‬
‫يك ال ُْم ْش* *َتَر َكةَ َْأو َس* *يِّ ٌد ُم َكاَتبَتَهُ َ‬
‫ت‬‫وَأر ِش بكَار ٍة (و ْقتَه) َأي وقْت و ْط ِء ال ُّش* *به ِة نَظَرا إىَل وقْ ِ‬
‫َْ ً َ‬ ‫َْ َ َ َ ُ َْ َ َ‬
‫ِ‬ ‫ت ال َْع ْ*ق * * ِ*د يِف النِّك ِ‬
‫َاح الْ َفا ِس * * *د َأِلنَّهُ اَل ُح ْرمَ ةَ‬ ‫ف اَل وقْ ِ‬ ‫اِإْل تْاَل ِ‬
‫َ‬
‫َأي ال َْم ْهُر‬ ‫ِ ِ ِِ‬
‫َّد) ْ‬ ‫(واَل َيَت َعد ُ‬
‫لْل َع ْقد الْ َفاسد َ‬
‫وهبة الزحيلي‪ ،‬الفقه اإلسالمي وأدلته للزحيلي‪]٥٣٥٧/٧ ،‬‬
‫وأم* **ا ش* **بهة الفاع* **ل‪ :‬فتظه* **ر فيم* **ا ل* **و رأى إنس* **ان ليالً على‬
‫فراش**ه ام**رأة‪ ،‬فظنه**ا زوجت**ه‪ ،‬فوطئه**ا‪ ،‬أو ن**ادى أعمى زوجت**ه‬

‫‪180‬‬
‫فأجابت**ه ام**رأة أجنبي**ة فوطئه**ا‪ ،‬وه**و يظنه**ا زوجت**ه‪ ،‬مث ب**انت‬
‫املوط **وءة أهنا أجنبي **ة‪ ،‬فال ح **د علي **ه عن **د املالكي **ة والش **افعية‬
‫وزف * **ر من احلنفي * **ة‪ ،‬لقي * **ام ع * **ذره ب * **الظن اجملوز لإلق * **دام على‬
‫ال* **وطء يف اجلمل* **ة‪ .‬وذل* **ك مث* **ل املرأة ال* **يت زفت إىل رج* **ل‪،‬‬
‫وق*الت النس*اء‪ :‬إهنا زوجت*ك م*ع أهنا مل تكن امرأت*ه‪ ،‬فوطئه*ا‪،‬‬
‫فال حد عليه‪ ،‬وعليه املهر‬
‫‪2.‬‬ ‫‪Sedangkan si saudari istrinya‬‬
‫‪mendapat dosa zina, dan‬‬
‫‪wajib di had atau dirajam‬‬
‫‪bila sudah bersuami, jika‬‬
‫‪berada‬‬ ‫‪dinegara‬‬ ‫‪yang‬‬
‫‪mentapkan hukuman had‬‬
‫‪(Negara Islam).‬‬
‫‪Refrensi:‬‬
‫[النووي‪ ،‬اجملموع شرح املهذب‪]١٩/٢٠ ،‬‬
‫وإن ك**ان أح**د الش**ريكني يف ال**وطئ ص**غريا واآلخ**ر بالغ**ا أو‬
‫أح* **دمها مس* **تيقظا واالخ **ر نائم* **ا‪ ،‬أو أح* **دمها ع* **اقال واالخ **ر‬

‫‪181‬‬
‫جمنون**ا ‪ ،‬أو أح**دمها عاملا ب**التحرمي واالخ**ر ج**اهال‪ ،‬أو أح**دمها‬
‫خمت**ارا واالخ**ر مس**تكرها‪ ،‬أو أح**دمها مس**لما واالخ**ر مس**تأمنا‬
‫وجب احلد على من ه**و من أه**ل احلد ومل جيب على االخ**ر‪،‬‬
‫الن أح **دمها انف **رد مبا ي **وجب احلد وانف **رد االخ **ر مبا يس **قط‬
‫احلد ف**وجب احلد على أح**دمها وس**قط عن االخ**ر‪ .‬وإن ك**ان‬
‫أح**دمها حمص**نا واالخ**ر غ**ري حمص**ن وجب على احملص**ن ال**رجم‬
‫وعلى غري احملص**ن اجلل**د والتغ**ريب‪ ،‬الن أح*دمها انف*رد بس**بب‬
‫الرجم واالخر انفرد بسبب اجللد والتغريب‪،‬‬
‫[وهب* * * **ة ال* * * **زحيلي‪ ،‬الفق* * * **ه اإلس* * * **المي وأدلت* * * **ه لل* * * **زحيلي‪،‬‬
‫‪]٥٣٦٢/٧‬‬
‫ويشرتط أيضاً حتقي*ق مع*ىن الزن*ا وه*و تغ**ييب حش*فة أص**لية يف‬
‫قب **ل ام **رأة كم **ا تق **دم‪ ،‬أم **ا ال **وطء يف ال **دبر أو الل **واط‪ ،‬فال‬
‫ي **وجب احلد وإمنا ي **وجب التعزي **ر عن **د أيب حنيف **ة‪ ،‬وي **وجب‬
‫احلد كح**د الزن**ا مك**رراً أو حمص**ناً عن**د س**ائر املذاهب ومنهم‬
‫الص* **احبان‪ ،‬لكن ي* **رجم الالئط واملل* **وط ب* **ه مطلق * *اً بش* **رط‬

‫‪182‬‬
‫التكلي *ف* عن**د املالكي**ة وأم**ا من وطئ أجنبي**ة غ**ري حمرم فيم**ا‬
‫دون الف**رج‪ ،‬كتفخي**ذ وتبطني‪ ،‬فيع**زر اتفاق*اً؛ ألن**ه فع**ل منك**ر‬
‫ليس في* **ه ش* **يء مق* **در ش* **رعاً‪ .‬ويش* **رتط ك* **ذلك أن يك* **ون‬
‫ال* * * * **وطء يف دار اإلس* * * * **الم‪ ،‬فال ح* * * * **د على من وطئ يف دار‬
‫احلرب‪ ،‬كما تقدم‬

‫‪Dimabuk Cinta‬‬
‫‪Rumusan jawaban LBM Fiqih‬‬
‫‪Kontemporer K-HIS UTM‬‬
‫‪Lampiran: 33‬‬
‫‪/17/Juli/ 2021‬‬
‫‪Sail‬‬ ‫‪:‬‬ ‫‪Riza‬‬ ‫‪septia‬‬
‫‪wulandari‬‬
‫‪Kelas‬‬ ‫‪: 2C HBS‬‬

‫‪Pertanyaan:‬‬

‫‪183‬‬
Bagaimana hukum merasa rindu
pada orang yang bukan muhrim,
apakah harus dihindarkan?
Apakah ada solusi dalam islam,
Karena rasa rindu itu datang di
luar kuasa manusia.

Jawaban:
Rasa rindu yang membara, atau
dimabuk cinta terhadap seorang
yang bukan muhrim tidaklah
dilarang dan tidak berdosa,
karena keadaan ini diluar kuasa
atau kendali manusia, tapi
pelampiasan rindunya ada yang
bisa haram misalnya berciuman
dengan pacarnya dll.
Dalam banyak keterangan kitab
fiqh dijelaskan, seseorang yang
meninggal dunia disebabkan
rindu membara atau dimabuk

184
cinta termasuk mati syahid
dengan syarat menjaga diri dari
hal-hal yang diharamkan
seandainya ia berduaan dengan
orang yang dicintai tidak akan
melanggar norma-norma syariat,
selain itu dapat menyimpan
rindu membaranya ampai pada
orang yang dicintai pun tidak
pernah memperlihatkannya.
Catatan:
Yang dimaksud mati syahid
adalah mendapat pahala khusus
di akhirat sebagaimana
digambarkan dalam surah Ali
imron
‫أحياء عند رهبم يرزقون‬
“Bahkan mereka itu hidup disisi
Tuhannya dengan mendapat
rezeki”. [ QS. Ali imron : 169 ].

185
‫‪Refrensi: Al-Fiqhul al-Islami wa‬‬
‫‪Adillathu juz 2 hal 1589‬‬
‫ش**هيد يف حكم اآلخ**رة فق**ط‪ :‬ك**املقتول ظلم*اً من غ**ري قت**ال‪،‬‬
‫واملبط* **ون إذا م **ات ب* **البطن‪ ،‬واملطع **ون إذا م **ات بالط* **اعون‪،‬‬
‫والغريق إذا مات بالغرق‪ ،‬والغريب إذا مات بالغرب**ة‪ ،‬وط*الب‬
‫العلم إذا م**ات على طلب**ه‪ ،‬أو م**ات عش**قاً (‪ )1‬أو ب**الطلق أو‬
‫بدار احلرب أو حنو ذلك‬
‫ق* **ال ابن عب* **اس‪« :‬من عش* **ق وع* **ف وكتم‪ ،‬م* **ات ش* **هيداً»‬
‫األصح وقفه عليه‪ ،‬فشرطه العفة والكتمان‪.‬‬
‫‪Nihayatuzzain hal 160‬‬
‫(و) أما ال َّش* ِهيد َف ُه َ*و ثَاَل ثَة َأق َس*ام َأِلنَّهُ ِإ َّما َش* ِهيد اآْل ِ*خ َرة َفقَط‬
‫ِ‬
‫*ك ك * **املبطون َو ُه* * َ*و من قَتل * **ه بَطْن * **ه‬‫َف ُه* * َ*و َكغَرْي ال َّش * * ِهيد َوذَل * * َ‬
‫اجتِمَاع مَاء أص**فر فِي* ِ*ه َأو باإلس*هال والغري**ق‬ ‫باالستس*قاء َأي ْ‬
‫َوِإن عص* **ي يِف الْغَرق بِنَ ْح* * ِو ش* **رب مخر دون الغري* **ق بس* **ري‬
‫س بِ َش* ِهيد واملطع*ون َولَو‬ ‫ِإ‬
‫س*فينة َوقت هيج*ان ال ّ*ريح فَ نَّهُ لَْي َ‬
‫يِف‬

‫يِف غ* **ري زمن الطَّاعُون َأو بِغَرْيِ ِه يِف َز َمن* **ه َأو بع* **ده َحْي ُ‬
‫ث كَا َن‬

‫‪186‬‬
‫صابًِرا حمتسبا َوال َْميِّت عش*قا بِ َش* ْرط الْك ّ‬
‫َف َعن ال َْمحَا ِرم َحىَّت‬ ‫َ‬
‫َاوز الش*َّْرع وبش*رط‬ ‫حِب‬
‫ث لَو اختلى مبحبوبه مل يتَج َ‬ ‫َعن النّظر َْي ُ‬
‫الكتم **ان َحىَّت َعن معش **وقه َوالْميتَة طلق **ا َولَو من زن **ا ِإذا مل‬
‫تتسبب يِف ِإ ْس َقاط ال َْولَد‬
‫‪Hasyiah al-Bujairimi‬‬ ‫‪alaa‬‬ ‫‪al-‬‬
‫‪Khatiib juz 2 hal 281‬‬
‫لَو َع ْن‬ ‫ِ ِ‬
‫َف َو َكتَ َم َو ْ‬ ‫اَأْلم* َ*ر َد إ ْن ع َّ‬
‫لَو ْ‬ ‫(وال َْميِّت ع ْش* * ًقا) َو ْ‬
‫َق ْولُ **هُ‪َ :‬‬
‫َأي بِ َش * * * ْر ِط الْعِف َِّة‬ ‫َرٍم و ِعبَارةُ أج‪ :‬والْميِّ ِ‬
‫ت ع ْش * * * ًقا ْ‬‫َ َ ُ‬ ‫نَظَ ٍر حُم َّ َ َ‬
‫َذ ِر الْوص * ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ول‬ ‫َوالْكْتمَان َوِإ ْمكَان إبَاحَة ال َْم ْع ُش *وق َش* *ْر ًعا َوَتع ُّ ُ ُ‬
‫ص*يَةٌ‬ ‫إلَي ِه‪ ،‬وخرج ِع ْشق اَأْلم*ر ِد َأِلنَّه اَل مُيْ ِكن إباحتُ**ه فَعِ ْش* ُقه مع ِ‬
‫ُ َْ‬ ‫ُ ََُ‬ ‫ْ َ ََ َ ُ ْ َ ُ‬
‫َّه َاد ِة؛‬ ‫فَاَل ينَ ُ ِ‬
‫ال بِه َد َر َجةَ الش َ‬ ‫َ‬

‫‪Wanita Dan Poligama‬‬


‫‪Rumusan jawaban LBM Fiqih‬‬
‫‪Kontemporer K-HIS UTM‬‬
‫‪Lampiran: 34‬‬

‫‪187‬‬
/18/Juli/ 2021
Sail : Muzamzil
Kelas : 2A HBS

Pertanyaan:
Saya pernah mendengar
keterangan Menyakiti hati
seorang wanita itu sangat tidak
di perboleh terutama hati
seorang istri apalagi sampek
main keras (memukul) Saidina
ali pun pernah menerangkan
Ketika seorang suami menyakiti
hati seorang istri maka disetiap
langkah nya para malaikat
mengutuknya, bahkan se orang
suami yang sampek Main keras
terhadap istrinya drajat nya
sebagai seorang laki-laki atau
pemimpin hilang. Yang ingin
saya tanyakan Bukan kah

188
berpoligami sangat menyakiti
hati wanita Kenapa di
perbolehkan Bahkan di
sunnahkan, Bukan kah
berpoligami sangat menyakiti
hati wanita,? Andai kata seorang
wanita rela di tampar asal tidak
berpoligami!!

Jawaban:
Pertama yang perlu diperhatikan
adalah sikap seorang mukmin
terhadap syariat Allah swt
adalah merasa ridha dan
menerima dengan sepenuh hati
semua ketentuan syariat yang
telah ditetapkan oleh Allah
Ta’ala. Dan meyakini bahwa
semua hukum islam adalah
rahmat terhadap alam semesta.
Karena demikian, setiap hukum

189
‫‪yang sudah disepakati atau‬‬
‫‪ma'lum dalam agama seperti‬‬
‫‪bolehnya poligami kemudian‬‬
‫‪diingkari atau dituduh bahwa‬‬
‫‪hukum tersebut termasuk bentuk‬‬
‫‪ke‬‬ ‫‪dzaliman‬‬ ‫‪maka‬‬ ‫‪sikap‬‬
‫‪demikian bisa menyebabkan‬‬
‫‪pelakunya murtad.‬‬
‫‪Refrensi: Adh’waul al-Bayaan fii‬‬
‫‪Iidlaahi Al-Qur'an juz 3 hal 260‬‬
‫و ََّأما النِّظَام ال َّش * *ر ِعي الْمخَالِف لِت ْش * * ِري ِع خَالِ ِق ال َّس * *ماو ِ‬
‫ات‬ ‫ََ‬ ‫ُ َ‬ ‫ُ ْ ُّ ُ‬ ‫َ‬
‫َد ْع َوى‬ ‫اَأْلر ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫خِب‬ ‫ِ‬ ‫اَأْلر ِ‬
‫ض‪ ،‬ك َ‬ ‫يمهُ ُك ْفٌر َالق ال َّس* َم َاوات َو ْ‬ ‫ض َفتَ ْحك ُ‬ ‫َو ْ‬
‫اف‪،‬‬ ‫اث لَيس بِِإنْص * * ٍ‬ ‫ض * *يل ال * * َّ*ذ َك ِر علَى اُأْلْنثَى يِف ال ِْم* * ِ‬ ‫َّ ِ‬
‫*ري ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َأن َت ْف َ‬
‫َد ْع َوى َّ‬ ‫ْم **ري ِ‬ ‫يِف ِ‬ ‫ِ‬
‫ُّد‬
‫َأن َتعَد َ‬ ‫اث ‪َ .‬وك َ‬ ‫َوَأن ُ‬
‫َّهمَا َيْل* * َ*ز ُم ا ْس* *ت َواُؤ مُهَا ال * َ‬
‫الر ْج َم َوالْ َقطْ* َ*ع‬ ‫َأن الطَّاَل َق ظُْل ٌم لِْل َمْر َِأة‪َ ،‬و َّ‬
‫َأن َّ‬ ‫ات ظُْل ٌم‪َ ،‬و َّ‬ ‫الزوج ِ‬
‫َّ ْ َ‬
‫ان‪َ ،‬وحَنْ َو َذلِك‬ ‫ال وح ِشيَّةٌ اَل يسوغُ فِعلُها بِاِإْل نْس ِ‬
‫َ‬ ‫َُ ْ َ‬ ‫َأع َم ٌ َ ْ‬ ‫َوحَنْ َومُهَا ْ‬

‫‪Hukum poligami‬‬

‫‪190‬‬
Tidak selamanya poligami
hukumnya boleh, namun
tergantung dari kondisi seorang
yang ingin berpoligami, bisa
sunnah, makruh, bahkan haram.
1. Poligami hukumnya sunnah
ketika ada kebutuhan yang
menuntut untuk beristri
lebih dari satu semisal istri
pertamanya sering sakit atau
mandul sedangkan dirinya
ingin mempunyai keturunan
dan dia berkeyakinan dapat
berlaku adil terhadap istri-
istrinya maka berpoligami
hukumnya sunnah sebab ada
hajat syar'i.
2. Jika tidak ada kebutuhan
syar'i hanya saja
berkeyakinan dapat berlaku

191
adil maka berpoligami
hukumnya boleh.
3. Jika tidak ada kebutuhan
syar'i kemudian dia lebih
meyakini tidak akan dapat
berlaku adil maka
berpoligami hukumnya
haram sebab akan
mendatangkan mudlarat
kepada orang lain.
Refrensi: Al-Fiqhul al-
Manhaji juz 4 hal 35-36
:‫حكم تعد الزوجات‬
َّ‫{وِإ ْن ِخ ْفتُ ْم َأال‬َ :‫ ق**ال تع**اىل‬،‫تع * ّدد الزوج**ات ُمب**اح يف أص**له‬
ِ ِ
‫طَاب لَ ُكم ِّم َن النِّ َس *اء َم ْثىَن‬ َ َ‫ُت ْقس *طُواْ يِف الْي‬
َ ‫تَامى فَانك ُحواْ مَا‬
.]3 :‫اع} [النساء‬ َ َ‫ث َو ُرب‬ َ َ‫َوثُال‬

192
‫ومع **ىن اآلي **ة‪ :‬إن خفتم إذا نكحتم اليتيم **ات أن ال تع **دلوا يف‬
‫*املتهن‪ ،‬فق **د ُأبيح لكم أن تنكح **وا غ **ريهن‪ ،‬مث **ىن وثالث‬
‫مع * ّ‬
‫ورباع‪.‬‬
‫ُ‬
‫ولكن قد يطرأ على التع ّدد ما جيعله من**دوباً‪ ،‬أو مكروه*اً‪ ،‬أو‬
‫حمرماً‪ ،‬وذلك تبعاً العتب*ارات وأح*وال تتعل*ق بالش**خص ال*ذي‬
‫يريد تعدد الزوجات‪:‬‬
‫أـ ف**إذا ك**ان الرج**ل حباج**ة لزوج**ة أخ**رى‪ :‬ك**أن ك**ان ال تع ّف**ه‬
‫زوج**ة واح**دة‪ ،‬أو ك**انت زوجت**ه األوىل مريض**ة‪ ،‬أو عقيم *اً‪،‬‬
‫وه **و ي **رغب بالول **د‪ ،‬وغلب على ظن **ه أن يق **در على الع **دل‬
‫بينهم**ا‪ ،‬ك**ان ه**ذا التع**دد من**دوباً‪ ،‬ألن في**ه مص**لحة مش**روعة‪،‬‬
‫وق* **د ت* **زوج كث* **ري من الص* **حابة رض* **ي اهلل عنهم ب* **أكثر من‬
‫زوجة واحدة‪.‬‬
‫التنعم والرتفي**ه‪،‬‬
‫ب ـ إذا ك**ان التع* ّدد لغ**ري حاج**ة‪ ،‬وإمنا لزي**ادة ّ‬
‫وش* **ك يف قدرت* **ه على إقام* **ة الع* **دل بني زوجات* **ه‪ ،‬ف* **إن ه* **ذا‬

‫‪193‬‬
‫التعدد يكون مكروهاً‪ ،‬ألنه لغري حاجة‪ ،‬وألنه رمبا حلق بسببه‬
‫بينهن‪.‬‬
‫ضرر يف الزوجات من عدم قدرته على العدل ّ‬
‫والن**يب ‪ -‬ص**لى اهلل علي**ه وس**لم ‪ -‬يق**ول‪ْ " :‬دع م**ا يريبُ**ك إىل‬
‫ما ال يَريبُك "‪ ،‬أي دع ما تشك فيه إىل ما ال تشك فيه‪.‬‬
‫رواه الرتم**ذي (أب**واب ص**فة القيام**ة‪ ،‬ب**اب‪ :‬أعقله**ا وتوك**ل‪،‬‬
‫رقم‪ )2520 :‬عن حسن بن علي رضي اهلل عنهما‪.‬‬
‫ج ـ وإذا غلب على ظن**ه‪ ،‬أو تأك**د أن**ه ال يس**تطيع إن ت**زوج‬
‫بينهن‪ :‬إم**ا لفق**ره‪ ،‬أو لض**عفه‪ ،‬أو‬
‫أك**ثر من واح**دة أن يع**دل ّ‬
‫لع**دم الوث**وق من نفس**ه يف املي**ل واحلي**ف‪ ،‬ف**إن التع**دد عندئذ‬
‫يكون حراماً‪ ،‬ألن في*ه إض*راراً بغ*ريه‪ ،‬والن*يب ‪ -‬ص*لى اهلل علي*ه‬
‫ضر َار "‪.‬‬
‫وسلم ‪ -‬يقول‪ " :‬ال ضرر وال َ‬

‫‪Beberapa hikmah dan manfaat‬‬


‫‪poligami:‬‬

‫‪Poligami adalah syariat yang‬‬


‫‪Allah pilihkan pada umat Islam‬‬

‫‪194‬‬
untuk kemaslahatan mereka,
berikut beberapa hikmah
poligami:

1. Seorang wanita terkadang


mengalami sakit, haid dan
nifas. Sedangkan seorang
lelaki selalu siap untuk
menjadi penyebab
bertambahnya umat ini.
Dengan adanya syariat
poligami ini, tentunya
manfaat ini tidak akan hilang
sia-sia.
2. Jumlah lelaki yang lebih
sedikit dibanding wanita dan
lelaki lebih banyak
menghadapi sebab kematian
dalam hidupnya. Jika tidak
ada syariat poligami artinya
seorang lelaki hanya

195
diizinkan menikahi seorang
wanita maka akan banyak
wanita yang tidak
mendapatkan suami
sehingga dikhawatirkan
terjerumus dalam perbuatan
kotor dan berpaling dari
petunjuk Al Quran dan
Sunnah.
3. Syariat poligami dapat
mengangkat derajat seorang
wanita yang ditinggal atau
dicerai oleh suaminya dan ia
tidak memiliki seorang pun
keluarga yang dapat
menanggungnya sehingga
dengan poligami, ada yang
bertanggung jawab atas
kebutuhannya. Kami
tambahkan, betapa banyak
manfaat ini telah dirasakan

196
‫‪bagi‬‬ ‫‪pasangan‬‬ ‫‪yang‬‬
‫‪berpoligami.‬‬
‫‪Refrensi:‬‬ ‫‪Adh’waul‬‬ ‫‪al-‬‬
‫‪Bayaan fii Iidlaahi Al-Qur'an‬‬
‫‪juz 3 hal 22‬‬
‫َأع َدهُلَا‪ِ ،‬ه َي ِإبَاحَ ةُ‬ ‫ِ‬
‫يق الَّيِت ه َي َأْق َو ُم الطُُّر ِق َو ْ‬ ‫َأن الطَّ ِر َ‬ ‫ك َّ‬ ‫َواَل َش َّ‬
‫وس ٍة َي ْع ِر ُف َها ُك ُّل ال ُْع َقاَل ِء‬
‫ُأِلمو ٍر حَمْ ُس َ‬
‫ُّد َّ ِ‬
‫الز ْو َجات ُ‬
‫َتعد ِ‬
‫َ‬
‫ض‪ ،‬وَتْن َفس ِإىَل َغرْيِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َرَأَة ال َْو *‬ ‫ِمْنهَا‪َّ :‬‬
‫يض َومَتْ * *َ*ر ُ َ ُ‬ ‫اح* * َد َة حَت ُ‬ ‫َأن الْم ْ‬
‫لَوا ِزِم َّ‬
‫الز ْو ِجيَّ ِة‪،‬‬ ‫ص َ‬ ‫َأخ ِّ‬ ‫ِ ِِ ِ ِ‬ ‫ِئ‬
‫*ك م َن ال َْع َوا ِق ال َْمانعَة م ْن قيَامهَا بِ* * َ‬
‫ذَلِ * َ ِ‬
‫اُأْلم ِة‪َ ،‬فل َْو ُحبِس َعلَْيهَا يِف‬ ‫َاد ِة َّ‬ ‫ب يِف ِزي َ‬ ‫الر ُج*ل ُمس*تَعِ ٌّد لِلتَّس*بُّ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َو َّ ُ ْ‬
‫ب‪.‬‬‫اطاًل يِف َغرْيِ َذنْ ٍ‬ ‫َأع َذا ِرها لَعطِّلَت منَافِعه ب ِ‬ ‫ِ‬
‫َأح َوال ْ َ ُ ْ َ ُ ُ َ‬ ‫ْ‬
‫ال َأقَل عددا ِمن النِّس*اءِ‬ ‫َأجَرى ال َْع َادةَ بِ َّ‬ ‫َوِمْن َها‪َّ :‬‬
‫الر َج َ ُّ َ َ ً َ َ‬ ‫َأن ِّ‬ ‫َأن اللَّهَ ْ‬
‫اب الْمَو ِ‬
‫ت ِمْن ُه َّن يِف‬ ‫ض* *ا َأِل ْس* *ب ِ‬ ‫ِ‬ ‫يِف‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َأقْطَار ال* * ُّ*د ْنيَا‪َ ،‬وَأ ْكث ُ‬
‫َر َت َعُّر ً‬
‫َد ٌد‬‫اح َد ٍة‪ ،‬لَبَ ِق َي ع َ‬ ‫*ل َعلَى َو ِ*‬ ‫الر ُج ُ‬ ‫ص*َر َّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫مَج ي ِع َميَادي ِن احْلَيَاة‪َ ،‬فل َْو قَ َ‬
‫ِ‬
‫ض*طَُّرو َن ِإىَل ر ُك* ِ‬
‫*وب‬ ‫وم*ا ِم َن ال َّ*ز َو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬ ‫اج‪َ ،‬فيَ ْ‬ ‫ض* ْخ ٌم م َن النِّ َس*اء حَمْ ُر ً‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ول َع ْن هَ ْد ِي الْ ُق* * ْ*رآن يِف هَذه ال َْم ْس * *َألَة م ْن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫الْ َفاح َش * *ة فَال ُْع* * ُ*د ُ‬

‫‪197‬‬
‫َة الَْبهَاِئ ِم‬ ‫َاط ِإىَل درج ِ‬
‫ََ‬
‫اع اَأْلخاَل ِق‪ ،‬وااِل حْنِ ط ِ‬
‫َ‬ ‫ض*يَ ِ ْ‬ ‫اب َ‬ ‫َأعظَ ِم َأ ْس*ب ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ْم * * **روءةِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َدِم ال ِّ‬ ‫يِف ع َ‬
‫ص* * * *يَانَة‪َ ،‬وال ُْم َحافَظَة َعلَى ال َّش* * * *َرف َوال ُ* ُ َ‬
‫ت آيَاتُ**هُ مُثَّ‬ ‫واَأْلخاَل ِق‪ ،‬فَس*بحا َن احْل ِكي ِم اخْلَبِ* ِري‪ ،‬كِتَاب ِ‬
‫ُأحك َم ْ‬ ‫ٌ ْ‬ ‫ُْ َ َ‬ ‫َ ْ‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ت م ْن لَ ُد ْن َحكيم َخبري‪.‬‬ ‫ِ‬
‫صلَ ْ‬
‫فُ ِّ‬
‫اج‪َ ،‬و َكثِ * **ريٌ ِم َن‬ ‫َّات لِل * * َّ*ز َو ِ‬ ‫ِ‬
‫نَاث ُكلَّ ُه َّن ُم ْس* * *تَعد ٌ‬ ‫َأن اِإْل َ‬ ‫َوِمْنهَا‪َّ :‬‬
‫اج لَِف ْق* * ِر ِه ْم‪،‬‬‫لَوا ِزِم ال * * َّ*ز َو ِ‬ ‫ِ ِِ‬
‫الرجَال اَل قُ* * * ْد َرةَ هَلُ ْم َعلَى الْقيَام ب َ‬
‫ِّ ِ‬
‫َّات لَهُ ِم َن‬ ‫َأقَل ِمن الْمس*تعِد ِ‬
‫َال ُّ َ ُ ْ َ‬ ‫الرج ِ‬ ‫اج ِم َن ِّ‬ ‫فَال ُْم ْس*تَعِدُّو َن لِل* َّ*ز َو ِ‬
‫َد ُم‬
‫*ل يَعُوقُ**هُ الْ َف ْ*ق ُ*ر َوع َ‬ ‫َرَأةَ اَل عَاِئ َق هَلَا‪َ ،‬و َّ‬
‫الر ُج* ُ‬ ‫النِّ َس* ِاء ; َّ‬
‫َأِلن الْم ْ‬
‫اح َد ِة‪،‬‬ ‫اح ُد َعلَى ال َْو ِ *‬ ‫ص *َر ال َْو ِ *‬
‫لَو قَ َ‬ ‫َاح‪َ ،‬ف ْ‬‫لَوا ِز َم النِّك ِ‬ ‫ِ‬
‫الْ ُق* ْد َرة َعلَى َ‬
‫َدِم وج* * ِ‬
‫*ود‬ ‫ض * *ا بع َ ُ ُ‬
‫اج َأيْ ً ِ‬ ‫َّات لِل * * َّ*ز َو ِ‬
‫لَض* * *اع َكثِ * **ري ِمن الْمس * *تعِد ِ‬
‫َ َ ٌ َ َُْ‬
‫الر ِذيلَة‪ِ،‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اع الْ َفض *يلَة َوَت َف ِّش *ي َّ‬ ‫ض *يَ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫*ك َس *بَبًا ل َ‬‫اج‪َ ،‬فيَ ُك**و ُن ذَل * َ‬ ‫َْأز َو ٍ‬
‫اع ال ِْقيَ ِم اِإْل نْ َسانِيَّ ِة‪َ ،‬كمَا ُه َ*و َوا ِض* ٌح‪،‬‬ ‫ضيَ ِ‬ ‫اِل ِ ِ ِ‬
‫َوا حْن طَاط اخْلُلُق ِّي‪َ ،‬و َ‬
‫ِ اِل ِ‬ ‫اف َّ اَّل ِ‬ ‫فَِإ ْن َخ َ‬
‫ص* ُار َعلَى‬ ‫ب َعلَْي**ه ا قْت َ‬ ‫الر ُج ُل َأ َي ْعد َل َبْيَن ُه َّن َو َج َ‬
‫*ول‪ِ :‬إ َّن اللَّهَ يَ ُْأمُر بِالْعَ ْد ِل‬ ‫*ك مَيِينِ* ِ*ه ; َّ‬
‫َأِلن اللَّهَ َي ُق* ُ‬ ‫اح َد ٍة‪َ ،‬أو ِمْل* ِ‬ ‫َو ِ*‬
‫ْ‬
‫واِإْل حس ِ‬
‫ان اآْل يَةَ [‪]90 \ 16‬‬ ‫َ َْ‬

‫‪198‬‬
‫‪Adh’waul‬‬ ‫‪al-Bayaan‬‬ ‫‪fii‬‬
‫‪Iidlaahi Al-Qur'an juz 3 hal‬‬
‫‪24‬‬
‫ِ ِ‬
‫َدِم‬ ‫َر َِأة يِف ع َ‬ ‫ِ‬
‫ص * *لَ َحة الْم ْ‬ ‫الز ْوجَات ل َم ْ‬ ‫ُّد َّ‬‫َأبَاح َتعَد َ‬ ‫َ الْ ُق* * ْ*رآ ُن َ‬
‫َدِم َت َعطُّ ِل َمنَافِعِ* ِ*ه‬ ‫ص *لَ َح ِة َّ‬ ‫ِحرماهِنَا ِمن ال* َّ*زو ِ ِ‬
‫الر ُج* ِ*ل بِع َ‬ ‫اج‪َ ،‬ول َم ْ‬ ‫َ َ‬ ‫َْ‬
‫ِ‬
‫اُأْلم ِة ليَك ُْث َ*ر‬
‫ص*لَ َح ِة َّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َام ال ُْع* ْذ ِر بِ*ال َْمْرَأة ال َْو ِ*‬ ‫ِ‬
‫يِف ح ِال قي ِ‬
‫اح َدة‪َ ،‬ول َم ْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َد ِّو َها لتَ ُك* **و َن َكلمَ ةُ اللَّه ه َي‬ ‫ِ‬
‫َد ُد َها َفيُ ْمكُنهَا ُم َق َاومَ ةُ ع ُ‬ ‫عَ‬
‫ِ‬
‫َأع َمى‬ ‫يع َح ِكي ٍم َخبِ * ٍري اَل يَطْ َع ُن في * ِ*ه ِإاَّل َم ْن ْ‬ ‫ال ُْعْليَا‪َ ،‬ف ُه* َ*و تَ ْش * ِر ُ‬
‫الزوج ِ‬
‫َات بِ * * َْأربَ ٍع ;‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اللَّهُ بَص * * َريتَهُ بظُلُمَات الْ ُك ْف* * ِر‪َ .‬وحَتْدي* * ُ*د َّ ْ‬
‫ض *يَ ِة‬‫ط ب ال ِْقلَّ ِة الْم ْف ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ُ‬ ‫حَتْدي * ٌد م ْن َحكي ٍم َخبِ * ٍري‪َ ،‬و ُه* َ*و ْ*َأم ٌ*ر َو َس * ٌ َنْي َ‬
‫الر ُ*ج * ِ*ل‪َ ،‬وَبنْي َ الْ َك ْ*ث * َ*ر ِة الَّيِت ِه َي َم ِظنَّةُ‬
‫ض َمنَافِ ِع َّ‬ ‫ِإىَل َت َعطُّ ِل َب ْع ِ‬
‫الز ْو ِجيَّ ِة لِْل َج ِمي* ِع‪َ ،‬والْعِْل ُم ِعْن َ*د‬‫َع َدِم الْ ُق ْد َر ِة َعلَى ال ِْقيَ ِام بِل ََوا ِز َم َّ‬
‫اللَّ ِه َت َعاىَل‬

‫‪199‬‬
Mengandalkan Ampunan Allah Dan
Melalaikan Perintah Dan
Larangannya
Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 35
/19/Juli/ 2021
Sail : Husni Mubarok
Kelas : 4A HBS

Pertanyaan:
Saya pernah mendengar dari
seorang ulama bahwasannya
salah satu fadilah puasa di hari
arafah itu akan di ampuni dosa
kita selama 2 tahun, yaitu 1
tahun yang sudah berlalu Dan 1
tahun yang akan datang.
Pertanyaan saya, kalau dosa-
dosa yang lalu memang sudah
jelas, namun bagaimana yang

200
dimaksud dengan dosa yang
akan datang yang belum kita
kerjakan? Bagaimana jika hal
tersebut menjadikan seseorang
untuk menambah peluang
bermaksiat kepada Allah di
tahun yang akan datang?

Jawaban:
Maksud puasa arafah
dapat menghapus dosa-dosa
yang akan datang adalah bahwa
Allah swt maha mengetahui dan
menjadikan puasa arafah sebagai
sebab atau tanda akan baiknya
amal sesorang dimasa satu tahun
yang akan datang.
Sebagian Ulama' berkata,
Allah akan menjadikan puasa
arafah sebagai pelebur dosanya

201
andai ia bermaksiat dimasa yang
akan datang.
Sebagian ulama' yang
lain berkata Allah akan
memberinya pertolongan untuk
menjauhi dosa-dosa dalam tahun
yang akan datang dan andai ia
terjatuh dalam maksiat yang
terjadi disebabkan kelalaian atau
kebodohan sebagai sifat
manusiawi, Allah akan
memberinya petunjuk untuk
bertaubat dari dosanya atau akan
melakukan amal baik yang bisa
menghapus dosanya. Dan bukan
berarti dijadikan alasan untuk
melakukan dosa, karena yang
demikian termasuk sifat
keangkuhan atau menentang,
semisal meyakini akan ampunan
Allah lantas dijadikan alasan

202
untuk melalaikan larangannya
dengan terus menerus berbuat
dosa, dan menunda taubat
hingga dekat waktu ajal
menjemputnya.
Syekh Mutawalli
Sya'rawi berkata “disitulah letak
perbedaan antara sesorang yang
berbuat dosa karena tidak
mampu mengendalikan dirinya
kemudian dia merasa menyesal
dengan perbuatannya dan
seeorang yang berbuat dosa
lantas bangga dan tidak
menyesal sama sekali dengan
perbuatannya sehingga dia akan
terus menerus berbuat dosa.”
Refrensi: Al-Majmu' juz 6 hal
381

203
‫َأن اللَّه َتعاىَل يع ِ‬
‫ص ُمهُ يف هاتني الس**نتني فال يعص‬ ‫َّ َ َ َ ْ‬
‫السَر ْخ ِس ُّي ََّأما ال َّس*نَةُ اُأْلوىَل َفتُ َكف ُِّر م*ا ج*رى فيه*ا‬ ‫ال َّ‬ ‫فِي ِه َما َوقَ َ‬
‫ْف* ِري ال َّس*نَ ِة الْباقِ ِ‬
‫يَة ال ُْم ْس*َت ْقَبلَ ِة‬ ‫ق**ال واختل**ف الْعلَمَاء يِف مع تَك ِ‬
‫َ‬ ‫ُ ُ َ ْىَن‬
‫َّ‬
‫َل اللهُ َتعَاىَل‬ ‫ِ‬
‫وق**ال بعض**هم معن**اه إذا ارتكب فيه**ا َم ْعص*يَةً َجع َ‬
‫َّار ًة هَلَا َكمَا َج َعلَهُ ُم َكفِّرا لِمَا يِف‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ً‬ ‫ص* ْو َم ي َْوم َعَرفَةَ ال َْماض*ي َكف َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬
‫َأن اللَّهَ َتعَاىَل َي ْعص *مهُ يِف‬ ‫ض * ُه ْم َم ْعنَاهُ َّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬ ‫قَال َب ْع ُ‬
‫ال َّس *نَة ال َْماض *يَة َو َ‬
‫َّارة‬ ‫اب ما حَي تَ ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َّ ِ‬
‫اج فيه إىَل َكف َ‬ ‫السنَة ال ُْم ْسَت ْقَبلَة َع ْن ْارت َك َ ْ ُ‬
‫‪Tafsir As-Sya'rawi juz 1 hal 426‬‬
‫ولذلك قلت هناك فرق بني‪ . .‬اإلنسان الذي يرتكب معصية‬
‫ألن**ه ال يق**در على نفس**ه فين**دم ويت**وب‪ . .‬وبني إنس**ان يف**رح‬
‫باملعص**ية‪ . .‬ول**ذلك يق**ول احلق س**بحانه وتع**اىل‪ِ{ :‬إمَّنَا التوب**ة‬
‫يب}‬ ‫َعلَى اهلل لِلَّ ِذين َي ْعملُ**و َن الس**واء جِب َ َهال ٍَة مُثَّ َيتُوبُ**و َن ِمن قَ ِر ٍ‬
‫َ َ‬
‫[النساء‪]17 :‬‬
‫وهن **اك من ين **دم على املعص **ية وه **ذا ل **ه توب **ة‪ . .‬وهن **اك من‬
‫يفرح باملعصية وهذا يزداد معصية‬
‫‪Tafsir As-Sya'rawi juz 6 hal 3659‬‬

‫‪204‬‬
‫ألن احلق س**بحانه إمنا يقب**ل توب**ة من ارتكب ال**ذنب يف حال**ة‬
‫احلماقة والطيش‪ ،‬ويقبلون على التوبة فوراً‪ ،‬ه**ؤالء يقب**ل احلق‬
‫ت **وبتهم‪ ،‬أم **ا ال **ذين ال ين **دمون على فع **ل الس **وء فيق **ول احلق‬
‫ين َي ْع َملُ * **و َن الس * **يئات ح * **ىت ِإذَا‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫{ولَْي َس* * *ت التوب * **ة للَّذ َ‬
‫عنهم‪َ :‬‬
‫ت اآلن َوالَ ال* **ذين مَيُوتُ* **و َن‬ ‫قَال ِإيِّن ُتْب ُ‬
‫َد ُه ُم املوت َ‬ ‫ض * *َر َأح َ‬
‫َح َ‬
‫َأعتَ ْدنَا هَلُ ْم َع َذاباً َألِيماً} [النساء‪. ]18 :‬‬ ‫َّار أولئك ْ‬ ‫َو ُه ْم ُكف ٌ‬
‫إن ال * **ذين ال يُقبل * **ون على التوب * **ة من ف * **ور ارتك * **اب ال * **ذنب‬
‫وينتظ* **ر اإلنس* **ان منهم جميء املوت ليت* **وب قبل* **ه أي وه **و يف‬
‫حال **ة الغرغ **رة ‪ -‬وهي ت **ردد ال **روح يف احلل **ق عن **د املوت ‪-‬‬
‫هؤالء ال تقبل هلم توبة‪ ،‬وكذلك الذين ميوتون على الكفر ‪-‬‬
‫والعياذ باهلل ‪ -‬وقد أعد اهلل لكليهما عذاباً أليماً‪.‬‬
‫ِ‬
‫واحلق س**بحانه ق**د وض**ح لن**ا قب**ل ذل**ك فق**ال‪َ{ :‬أنَّهُ َمن َع *م َ‬
‫*ل‬
‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫جِب ٍ‬ ‫ِ‬
‫ص * *لَ َح فََأنَّهُ َغ ُف* * ٌ‬
‫*ور‬ ‫تَاب من َب ْع* **ده َوَأ ْ‬
‫من ُك ْم س* **واءا َ َهالَة مُثَّ َ‬
‫يم} [األنعام‪. ]54 :‬‬ ‫ِ‬
‫َّرح ٌ‬

‫‪205‬‬
‫إذن فالتوب * * **ة جيب أن يتبعه * * **ا إص * * **الح وص * * **الح؛ ذل * * **ك أن‬
‫ واحلق س **بحانه غف **ور ال يع **اقب‬،‫احلس **نات ي **ذهنب الس **يئات‬
‫ ورحيم ألن* **ه ي* **ثيب على الفع* **ل‬،‫على ذنب ت* **اب عن* **ه العب* **د‬
‫ ب**ل إن **ه ي**ثيب* اإلنس **ان ال **ذي يك**رر ندم**ه على فع**ل‬،‫احلس**ن‬
- ‫ بس**عة رمحت**ه‬- ‫ ب**ل إن**ه‬.‫س**يء ويكتب ل**ه عن ذل**ك حس**نة‬
‫يبدل سيئاته حسنات‬

Imam Ibnul Qoyyim, menulis


satu bab tentang golongan
orang-orang yang mengandalkan
ampunan Allah dan melalaikan
perintah serta larangannya.’
Dalam bab tersebut beliau
menukilkan beberapa perkataan
ulama:
Ma’ruf berkata, “mengharap
kasih sayang Dzat yang tidak
kamu turuti (perintah dan

206
larangannya-red) adalah suatu
kebodohan.”
Al-Hasan Al-Bashri pernah
ditanya, “kami melihat anda
menangis berkepanjangan,
kenapa?” beliau menjawab,
“saya takut dilempar ke neraka
dan Allah tidak peduli.”
Al-Hasan juga pernah berkata,
“sebagian orang tertipu dengan
angan-angan akan ampunan
Allah subahanahu wa ta’ala
sampai akhirnya mereka keluar
dari alam dunia tanpa taubat, dia
akan berkata: ‘saya ini
berprasangka baik terhadap
Allah.’ Dan sebenarnya dia
berbohong, andai ia
berprasangka baik maka pasti ia
juga akan berusaha berbuat
baik.”

207
‫‪Refrensi: Al-jawabul Kafi li ibni‬‬
‫‪Qayyim hal 28‬‬
‫ِ‬ ‫فَ َّ ِ‬
‫ين ْاعتَ َم ُدوا َعلَى َع ْف ِو اللَّه فَ َ‬
‫ضَّي ُعوا َْأمَرهُ َو َن ْهيَهُ‬ ‫ص ٌل الذ َ‬ ‫ْ‬
‫َة اللَّ ِه وع ْف* * ِو ِه و َكر ِ*م **ه‪ِ،‬‬ ‫َدوا علَى رمْح ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ََ َ َ‬ ‫َو َكث* **ريٌ م َن اجْلُ َّهال ْاعتَم ُ َ َ‬
‫َاب‪َ ،‬وَأنَّهُ اَل يُ* َ*ر ُّد‬‫يد الْعِق ِ‬ ‫ض*َّي ُعوا ْ*َأم َ*رهُ َونَ ْهيَهُ‪َ ،‬ونَ ُس*وا َأنَّهُ َش* ِد ُ‬
‫َو َ‬
‫بِْأس* * *ه ع ِن الْقَوِم الْم * ِ‬
‫َد َعلَى ال َْع ْ*ف * * ِو م َ‬
‫َع‬ ‫ني‪َ ،‬و َم ِن ْاعتَم َ‬ ‫ج * * ِرم َ‬
‫ْ ُْ‬ ‫ُ َُ‬
‫ب َفهو َكالْمعانِد‪ِ.‬‬
‫الذنْ ِ ُ َ ُ َ‬ ‫صرا ِر َعلَى َّ‬
‫ا َْ‬
‫ِإْل‬
‫َة َم ْن اَل تُ ِط ُيع * **هُ ِم َن اخْلِ* * *ذْاَل ِن‬‫وف‪ :‬رجَاُؤ َك لِرمْح ِ‬
‫َ‬ ‫قَال َم ْع * * ُ*ر ٌ َ‬ ‫َ‬
‫َواحْلُ ْم ِق‪.‬‬
‫*ك يِف ال* ُّ*د ْنيَا بِ َس * ِرقَِة‬ ‫ِ‬
‫ض * ًوا ِمْن* َ‬
‫طَع ُع ْ‬
‫ض ال ُْعلَمَاء‪َ :‬م ْن قَ َ‬ ‫قَال َب ْع ُ‬ ‫َو َ‬
‫وبتُ**هُ يِف اآْل ِ *خ َر ِة َعلَى حَنْ * ِو‬ ‫ِ ِ‬
‫ثَاَل ثَة َد َراه َم‪ ،‬اَل تَ َْأم ُن َأ ْن تَ ُك**و َن ُع ُق َ‬
‫َه َذا‪.‬‬
‫َاف َأ ْن يَطْ َ*ر َحيِن‬ ‫َال‪َ :‬أخ ُ‬ ‫يل الْبُ َك ِاء‪َ ،‬فق َ‬ ‫ِ‬
‫يل لْل َح َس ِن‪ :‬نََر َاك طَو َ‬
‫وقِ ِ‬
‫َ َ‬
‫يِف النَّا ِر َواَل يُبَايِل ‪.‬‬

‫‪208‬‬
‫ ِإ َّن َق ْو ًم**ا َأهْلَْت ُه ْم َأمَ ايِن ُّ ال َْم ْغ ِف َ*ر ِة َحىَّت َخَر ُج*وا ِم َن‬:‫*ول‬
ُ ‫َوكَا َن َي ُق‬
، ‫ُأح ِس * * ُن الظَّ َّن بِ* *َ*ريِّب‬
ْ ‫ َأِليِّن‬:‫َد ُه ْم‬ُ ‫*ول َأح‬ ُ * *‫ َي ُق‬،‫بَة‬ ٍ ‫ال* * ُّ*د ْنيا بِغَ ِ َتو‬
ْ ‫َ رْي‬
ْ ‫َأح َس َن الظَّ َّن‬
‫َأَلح َس َن ال َْع َمل‬ ْ ‫ لَ ْو‬،‫ب‬َ ‫َو َك َذ‬

Sikap Tepat Seorang Ibu


Rumusan jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 36
/23/Juli/ 2021
Sail : Mahmudah
Kelas : HBS 2A

Pertanyaan:
Apabila ada contoh kasus, suatu
ketika ada anak meminta uang
ke ibunya, namun sang ibu tidak
memberikan karena mengetahui
alasan anaknya meminta uang

209
untuk dipinjamkan ke temannya
yang pecandu narkoba, niatan
anaknya meminjamkan uang
karena tau apabila temannya
tidak memakai narkoba akan
depresi dan khawatir
membahayakan dirinya (Bunuh
diri) sendiri maupun orang lain.
Pertanyaan saya, dari pernyataan
di atas siapakah yang berdosa?

Jawaban:
Sikap ibu tersebut sudah benar,
sebab hukum memberikan uang
pada sesorang yang diketahui
akan digunakan untuk maksiat
adalah haram, karena yang
demikian membantu terjadinya
kemaksiatan. Memakai narkoba
untuk menghindari depresi
akibat kecanduan hukumnya

210
tetap haram, karena pemakaian
tersebut tidak dapat
dikategorikan sebagai bentuk
dlarurah yang membolehkan
untuk memakai narkoba dengan
alasan:
1. Karena masih dapat diobati
ke dokter atau yang lain
2. Sedangkan obat narkoba
hanya dibolehkan jika dalam
kondisi dlarurat dan ada
rekomendasi dari dokter
3. Depresi tersebut diakibatkan
pekerjaan terlarang, yaitu
karena kecanduan narkoba,
maka depresi yang sebabnya
adalah haram tidak dapat
toleransi dalam syariah

Kemudian siapakah yang


berdosa, dalam kasus ini tidak

211
‫‪terjadi maksiat sehingga tidak‬‬
‫‪ada yang dosa bahkan sikap ibu‬‬
‫‪memdapatkan pahala sebab‬‬
‫‪menahan diri dari membantu‬‬
‫‪terjadinya kemaksiatan.‬‬

‫‪Refrensi: Tafsir as-Sya'rawi juz 7‬‬


‫‪hal 4018‬‬

‫ص*لَّى اللَّهُ َعلَْي ِ*ه‬ ‫ِ‬


‫عن ابن عباس َرض َي اللَّهُ َعْنهما أن رس*ول اهلل َ‬
‫َو َس * *لَّم َ ق* **ال ‪ -‬فيم* **ا ي* **روى عن رب* **ه تب* **ارك وتع* **اىل ‪« -‬إن‬
‫َل رحيم‪ .‬من هم حبس**نة فلم يعمله**ا كتبت ل**ه‬
‫َز َوج َّ‬
‫ربكم ع َّ‬
‫حس**نة‪ ،‬ف**إن عمله*ا كتبت ل**ه عش**راً إىل س**بعمائة إىل أض**عاف‬
‫كث* **رية‪ ،‬ومن هم بس* **يئة فلم يعمله **ا كتبت ل* **ه حس* **نة ‪ ،‬ف* **إن‬
‫َل وال يهل**ك‬
‫َز َوج َّ‬
‫عمله**ا كتبت ل**ه واح**دة او ميحوه**ا اهلل ع َّ‬
‫على اهلل إال هالك» ‪.‬‬

‫‪Sullam at-Taufiiq hal 59‬‬

‫‪212‬‬
‫اه ِر َعلَى َم ْن ُت ُعلِّ َم َأنَّهُ يُِريْ* * ُ*د َأ ْن‬ ‫الل الطَّ ِ‬
‫وحَيْ* **رم بي* **ع ال َّش * * ِاحْل ِ‬
‫َ ُ ُ َْ ُ ْئ َ‬
‫َّخ* ُذه مخَراً ولَو لِكَاف ٍرِ‬ ‫ب لِمن يت *ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َي ْعص* * َي ب* **ه ِ َكَبْي* * ِع َحْن * **و عنَ ٍ َ ْ َ ُ ْ َ ْ‬
‫ص‬‫الح لِ َم ْن َي ْقتُ* * ُ*ل بِ* * ِ*ه نَ ْف َس * *هَ َْأو َغْي* * َ*رهُ َقْتال حُمََّر ًم* **ا َوبِ* * َ*و ٍّ‬
‫َو ِس * * ٍ‬
‫َر ِام َومَمْلُ* ْ*و ِك‬‫اد هِبَا ىِف ال ُْمح َّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َيت ِ *‬
‫ص *طَ ُ‬ ‫َّخ ُذهُ َمَزامْي* َ*ر َو َش *ْب َكةً ل َم ْن يَ ْ‬
‫َرٍم‬ ‫َّخ ُذها لِغِ ٍ‬
‫نَاء حُم َّ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ ِِ‬
‫ف ب**الْ ُف ُج ْو ِر فْي**ه َو ُِّأمه ل َم ْن َيت * َ‬
‫اَم**ر ٍد لِمن ع * ِر َ ِ‬
‫َْ َ ْ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫وثَو ِ‬
‫*ك‬ ‫َل حَتْ* ِرمْيِ َبْي* ِع َذل * َ‬ ‫ض* ُر ْو َر ٍة َوحَم ُّ‬ ‫س َر ُج* ٍ*ل بِال َ‬ ‫ب احْلَ ِريْ* ِر للُْب ِ‬ ‫َ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِإ‬ ‫ِ‬ ‫ِإ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ك فْي **ه َْأو‬ ‫*ك فَ ْن ُش* * َّ‬ ‫َل َذل * َ‬ ‫َّق َْأو ظُ َّن َأنَّهُ َي ْفع ُ‬ ‫ل َم ْن ذُك * َ*ر ذَا حّتَق َ‬
‫ِ‬
‫‪,‬وهَ َذا ال يَ ْقتَض *ي الْبُطْال َن ِإال ِإذَا َ‬
‫بَاع‬ ‫َت َومُّهُ**هُ فَالَْبْي ُع َم ْك* ُ*ر ْوهٌ‪َ  ‬‬
‫ب ىِف احْل ََر ِام فَكَا َن‬ ‫ِإمَّن‬ ‫حِل‬
‫ال ِّس *الح َْريِب ٍّ َو َا ُح* ِر َم هَ َذا الَْبْي* ُ*ع َيتَ َس*بَّ ُ‬
‫ِ‬
‫ك الش َّْرقَا ِوى اهـ‬ ‫صيَّ ٍة َحَر ٍام َك َما َأفَ َاد ذَل َ‬ ‫ف ي ِّدى ِإىَل مع ِ‬
‫َْ‬ ‫صُّر ٌ َُؤ‬ ‫تَ َ‬

‫‪Al-Fiqhu al-Islami juz 4 hal 2626‬‬


‫‪Daaru al-Fikr Damaskus‬‬

‫املخ**درات‪ :‬حترم مجي**ع املخ**درات وهي ك**ل م**ا يض**ر باجلس**م‬


‫والعقل كالبنج واألفيون واحلشيش*ة وحنوه*ا‪ ،‬حلديث أم س*لمة‬
‫رضي اهلل عنه*ا ق*الت‪« :‬هنى رس*ول اهلل ص*لّى اهلل علي*ه وس*لم‬

‫‪213‬‬
‫عن ك * * **ل مس * * **كر ومفرِّت » وملا فيه * * **ا من اإلض * * **رار بالعق * * **ل‬
‫واجلس* * **م‪ ،‬وملا ت* * **ؤدي إلي* * **ه من تعطي* * **ل األعم* * **ال والكس* * **ل‬
‫واالسرتخاء واخلمول‪.‬‬

‫ما يستثىن من حكم املسكرات واملخدرات‬

‫م* **ا يس* **تثىن من حكم املس* **كرات واملخ* **درات‪ :‬يب* **اح تن* **اول‬
‫شيء من املسكر للضرورة كإزالة اللقمة بالغصة إذا مل يوج*د‬
‫ش**راب آخ**ر غ**ري اخلم**ر‪ ،‬ويب**اح الت**داوي باألدوي**ة املمزوج**ة‬
‫بالكحول للضرورة أو احلاجة إذا مل يتوافر دواء آخر س**واها‪.‬‬
‫وحيل اس**تعمال املخ**در يف العملي**ات اجلراحي**ة وتس**كني اآلالم‬
‫الشديدة حبقنة أو شرب أو ابتالع للضرورة‬

‫‪Ianatut Thalibin juz 4 hal 8‬‬

‫‪214‬‬
‫(قول**ه‪ :‬ومتع**د بس**كر) معط**وف على خمت**ار‪ :‬أي ويق**ع طالق‬
‫متع **د بس **كر ألن **ه وإن مل يكن مكلف **ا ه **و يف حكم **ه تغليظ **ا‬
‫عليه‪ ،‬وكذا سائر تصرفاته فيما له وعليه‪.‬‬

‫ومثل**ه املتع**دي جبنون**ه فإن**ه يق**ع طالق**ه وك**ذا س**ائر تص**رفاته‬


‫على املذهب‪ ،‬فقول* **ه فال يق **ع طالق ص* **يب وجمن* **ون‪ :‬أي غ **ري‬
‫متع**د جبنون **ه (قول **ه‪ :‬أي بش **رب مخر اخل) الب**اء س**ببية متعلق**ة‬
‫مبتع **د‪ :‬أي متع **د ب **ذلك بس **بب ش **ربه اخلم **ر وأكل **ه بنج **ا أو‬
‫حشيشا‪ ،‬واملراد تعاطي ذلك عن قصد وعلم‪ ،‬وإال فال يكون‬
‫تع **ديا (قول **ه‪ :‬لعص **يانه اخل) عل **ة لوق **وع الطالق من املتع **دي‬
‫بس**كره‪ :‬أي وإمنا وق**ع الطالق من**ه م**ع كون**ه ال عق**ل ل**ه ألن**ه‬
‫عاص بإزالته‬

‫‪Hukum Poligami‬‬
‫‪Rumusan jawaban LBM Fiqih‬‬
‫‪Kontemporer K-HIS UTM‬‬

‫‪215‬‬
Lampiran: 37
/28/Juli/ 2021
Sail : Muzamzil
Kelas : HBS 3A

Pertanyaan:
Saya izin bertanya, ketika kita
ingin berpoligami yang harus
diperhatikan adalah bisakah kita
dapat bersikap adil, jika ada
seorang laki-laki yang nafsunya
kuat namun istrinya sering sakit
sakitan, kemudian solusi yang di
ambil oleh suami adalah
berpoligami karna di khawatir
akan berzina, namun pada dasar
nya si suami tidak yakin tentang
bisa adil atau tidak nya, karena
ekonomi nya pas pasan, anggap
saja berpoligami hanya bermodal
nafsu, bagaimana hukum

216
poligami ini? Dan apakah ada
hadist atau ayat yang
menjelaskan tentang azab
seorang suami yang berpoligami
tanpa tahu bisa adil nya, dengan
modal hanya nafsu saja?
Tentunya banyak terjadi di
kalangan kita, berpoligami
hanya karna nafsu belaka.

Jawaban:
Diantara alasan hukum yang
membolehkan untuk
berpoligami yang disebutkan
oleh para ulama'
1. Ketika ada kebutuhan yang
menuntut untuk beristri lagi
seperti istri pertamanya
sering sakit sedangkan
dirinya (suami) nafsunya
kuat, yang mengakibatkan

217
‫‪suami tidak mendapatkan‬‬
‫‪pelayanan hubungan yang‬‬
‫‪baik.‬‬
‫‪2.‬‬ ‫‪Kemudian‬‬ ‫‪ketika‬‬ ‫‪dia‬‬
‫‪meyakini akan berdapat adil‬‬
‫‪maka‬‬ ‫‪poligami‬‬ ‫‪sunnah,‬‬
‫‪apabila‬‬ ‫‪tidak‬‬ ‫‪meyakini‬‬
‫‪berdapat‬‬ ‫‪adil‬‬ ‫‪maka‬‬
‫‪hukumnya makruh .‬‬
‫‪Refrensi:‬‬ ‫‪Al-Fiqhul‬‬ ‫‪al-‬‬
‫‪Manhaji juz 4 hal 35-36‬‬
‫حكم تعد الزوجات‪:‬‬
‫{وِإ ْن ِخ ْفتُ ْم َأالَّ‬‫تع * ّدد الزوج**ات ُمب**اح يف أص**له‪ ،‬ق**ال تع**اىل‪َ :‬‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫طَاب لَ ُكم ِّم َن النِّ َس *اء َم ْثىَن‬ ‫تُ ْقس *طُواْ يِف الْيَ َ‬
‫تَامى فَانك ُحواْ مَا َ‬
‫اع} [النساء‪.]3 :‬‬ ‫ث َو ُربَ َ‬ ‫َوثُالَ َ‬
‫ومع **ىن اآلي **ة‪ :‬إن خفتم إذا نكحتم اليتيم **ات أن ال تع **دلوا يف‬
‫*املتهن‪ ،‬فق **د ُأبيح لكم أن تنكح **وا غ **ريهن‪ ،‬مث **ىن وثالث‬
‫مع * ّ‬
‫ورباع‪.‬‬
‫ُ‬

‫‪218‬‬
‫ولكن ق*د يط*رأ على التع* ّدد م*ا جيعل*ه من*دوباً‪ ،‬أو مكروه*اً‪ ،‬أو‬
‫حمرماً‪ ،‬وذلك تبعاً العتب*ارات وأح*وال تتعل*ق بالش**خص ال*ذي‬
‫يريد تعدد الزوجات‪:‬‬
‫أـ ف**إذا ك**ان الرج**ل حباج**ة لزوج**ة أخ**رى‪ :‬ك**أن ك**ان ال تع ّف**ه‬
‫زوج**ة واح**دة‪ ،‬أو ك**انت زوجت**ه األوىل مريض**ة‪ ،‬أو عقيم *اً‪،‬‬
‫وه **و ي **رغب بالول **د‪ ،‬وغلب على ظن **ه أن يق **در على الع **دل‬
‫بينهم**ا‪ ،‬ك**ان ه**ذا التع**دد من**دوباً‪ ،‬ألن في**ه مص**لحة مش**روعة‪،‬‬
‫وق* **د ت* **زوج كث* **ري من الص* **حابة رض* **ي اهلل عنهم ب* **أكثر من‬
‫زوجة واحدة‪.‬‬
‫التنعم والرتفي**ه‪،‬‬
‫ب ـ إذا ك**ان التع* ّدد لغ**ري حاج**ة‪ ،‬وإمنا لزي**ادة ّ‬
‫وش* **ك يف قدرت* **ه على إقام* **ة الع* **دل بني زوجات* **ه‪ ،‬ف* **إن ه* **ذا‬
‫التعدد يكون مكروهاً‪ ،‬ألنه لغري حاجة‪ ،‬وألنه رمبا حلق بسببه‬
‫بينهن‪.‬‬
‫ضرر يف الزوجات من عدم قدرته على العدل ّ‬
‫والن**يب ‪ -‬ص**لى اهلل علي**ه وس**لم ‪ -‬يق**ول‪ْ " :‬دع م**ا يريبُ**ك إىل‬
‫ما ال يَريبُك "‪ ،‬أي دع ما تشك فيه إىل ما ال تشك فيه‪.‬‬

‫‪219‬‬
‫رواه الرتم**ذي (أب**واب ص**فة القيام**ة‪ ،‬ب**اب‪ :‬أعقله**ا وتوك**ل‪،‬‬
‫رقم‪ )2520 :‬عن حسن بن علي رضي اهلل عنهما‬
‫ج ـ وإذا غلب على ظن**ه‪ ،‬أو تأك**د أن**ه ال يس**تطيع إن ت**زوج‬
‫بينهن‪ :‬إم**ا لفق**ره‪ ،‬أو لض**عفه‪ ،‬أو‬
‫أك**ثر من واح**دة أن يع**دل ّ‬
‫لع**دم الوث**وق من نفس**ه يف املي**ل واحلي**ف‪ ،‬ف**إن التع**دد عندئذ‬
‫يكون حراماً‪ ،‬ألن في*ه إض*راراً بغ*ريه‪ ،‬والن*يب ‪ -‬ص*لى اهلل علي*ه‬
‫ضر َار "‪.‬‬
‫وسلم ‪ -‬يقول‪ " :‬ال ضرر وال َ‬

‫‪Keterangan dalam hadist bagi‬‬


‫‪suami yang tidak berdapat adil‬‬
‫ِ‬
‫ص *لَّى اللَّهُ‬
‫(و َع ْن َأيِب ُهَر ْي* َ*رةَ ‪َ -‬رض * َي اللَّهُ َعْن **هُ ‪َ -‬ع ْن النَّيِب ِّ ‪َ -‬‬
‫َ‬
‫إح َ*دامُهَا‬
‫َال إىَل ْ*‬ ‫ِ‬
‫ت لَهُ ْامَرَأتَان فَم َ‬ ‫َّ‬ ‫ِ‬
‫«م ْن كَانَ ْ‬ ‫َال َ‬
‫َعلَْي**ه َو َس*ل َم ‪ -‬ق َ‬
‫اُأْلخ **رى جَاء يَوم ال ِْقيام ِ‬
‫َة‪َ ،‬و ِش * *قُّهُ َماِئ ٌل» َر َواهُ َأمْح ُ‬
‫َد‬ ‫َ َْ َ‬ ‫ُدو َن ْ* َ‬
‫يح)‬ ‫واَأْلربعةُ‪ ،‬وسنَ ُده ِ‬
‫صح ٌ‬ ‫َ ْ ََ َ َ ُ َ‬
‫‪“Barang siapa yang memiliki dua‬‬
‫‪orang istri lalu dia lebih cenderung‬‬
‫‪kepada salah seorang di antara‬‬

‫‪220‬‬
keduanya, maka dia akan (mendapat
siksa) datang pada hari kiamat kelak
dengan sebelah tubuhnya miring”

Maksud lebih cenderung adalah


tidak adil diantara istri-istrinya
dalam urusan nafaqah baik lahir
(belanja) atau batin. dan bukan
kecendrungan hati karena
kecondongan hati atau urusan
cinta tidak ada yang mampu
bersikap adil karena diluar
kendali manusuia sehingga tidak
ada beban hukum dalam
kecondongan hati.
Refrensi :
]٢٣٨/٢ ،‫ سبل السالم‬،‫[الصنعاين‬
ِ ِ ِ ‫َد‬ ِ ‫احْل‬
َ ‫ب َعلَى ال* * * * * َّ*ز ْو ِج التَّ ْس* * * * *ويَةُ َبنْي‬ ُ ‫يث َدلي* * * * * ٌ*ل َعلَى َأنَّهُ جَي‬ ُ
‫قَال َتعَاىَل‬َ ‫ َوقَ ْد‬،‫إح* َ*د ُاه َّن‬ ِ ِ
ْ ‫ َوحَيْ* ُ*ر ُم َعلَْي**ه ال َْمْي* ُ*ل إىَل‬،‫الز ْوجَات‬ َّ
‫] والْم**ر ُاد الْمْي**ل يِف‬129 :‫*ل الْمْي* ِ*ل} [النس **اء‬ ِ
ُ َ َُ َ َ َّ *‫{فَال مَت يلُ **وا ُك‬
‫مِم‬
‫َرفْت م ْن َأنَّهَا َّا اَل‬ ِ ِ ِ ‫ِ ِإْل ِ يِف‬
َ ‫الْ َق ْس* * *م َوا ْنفَاق اَل ال َْم َحبَّة لمَا ع‬
،‫َو ُاز ال َْمْي* ِ*ل الْيَ ِس * ِري‬ ِ ِ
َ ‫*ل ال َْمْي* ِ*ل ج‬ َّ *‫*وم َق ْول * ِ*ه ُك‬ ُ *‫ َو َم ْف ُه‬،‫مَيْل ُك**هُ ال َْعْب* ُ*د‬
221
‫َد ِ‬
‫يث‬ ‫يث يْن ِفي َذلِ * **ك وحَي ت ِم* **ل َت ْقيِي * * ُ*د احْل ِ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ َْ ُ‬ ‫َولَك َّن إطْاَل َق احْلَد َ‬
‫مِب ْفه ِ‬
‫وم اآْل يَِة‬ ‫َُ‬
‫[جمموع * **ة من املؤلفني‪ ،‬الفق * **ه املنهجي على م * **ذهب اإلم * **ام‬
‫الشافعي‪]١٠٢/٤ ،‬‬
‫وأم * * **ا الس * * **نة‪ :‬فم * * **ا رواه أب * * **و داود (‪ )2133‬والرتم* * **ذي (‬
‫‪ )1141‬وغريمها عن أيب هري * * **رة ‪ -‬رض * * **ي اهلل عن * * **ه ‪ :-‬أن‬
‫(من ك**انت ل**ه امرأت**ان‬
‫الن**يب ‪ -‬ص**لى اهلل علي**ه وس**لم ‪ -‬ق**ال‪َ :‬‬
‫فم**ال إىل إح**دامها ـ وعن**د الرتم**ذي‪ :‬فلم يع**دل بينهم**ا ـ ج**اء‬
‫ي **وم القيام **ة وش* * ّقه مائل ـ وعن **د الرتم **ذي‪ :‬وش* * ّقه س **اقط)‪.‬‬
‫وهذه عقوبة ال تكون إال على ترك واجب‬

‫‪Game Pubg Dalam Tinjauan Fiqh‬‬


‫‪Rumusan jawaban LBM Fiqih‬‬
‫‪Kontemporer K-HIS UTM‬‬
‫‪Lampiran: 38‬‬
‫‪/29/Juli/ 2021‬‬
‫‪Sail‬‬ ‫‪: Moch Mukhlis‬‬

‫‪222‬‬
Kelas : HBS 5C

Pertanyaan:
PUBG termasuk salah satu game
online yang banyak digemari
bahkan sudah sekitar 500juta
orang yang telah mendownload
game tersebut, sebenarnya
bagaimana hukum memaikan
game tersebut menurut fiqih?

Jawaban:
Setiap permainan yang
tidak berdampak negatif seperti
game yang genre permainanya
melatih kecerdasan otak atau
permainan yang berbasis strategi
maka hukumnya boleh, dan
makruh jika berlebihan dari
sekedar melatih kecerdasan.

223
Permainan PUBG
termasuk jenis game Battle
Royal. dimana dalam genre
permainannya tanpa terasa
pengguna telah melatih
kecerdasan otak untuk bertahan
hidup dan kepiawayan
menyusun strategi dalam
mengeksplor seluruh permainan.
Permainan semacam ini sesuai
dengan kualifikasi permainan
‘legal’ yang dipaparkan dalam
kitab-kitab fikih semisal Tuhfatu
Muhtaj, Nihayah, Hasyiah Jamal
dan kitab-kitab Syafiiyah yang
lain dengan redaksi yang hampir
sama. Refrensi: Nihayah al-
Muhtaj juz 8 hal 295 Dar al-
Kutub Bairut 1984 M

224
‫يق َوال ِْف ْك* * ُ*ر‬ ‫ِ‬
‫اب ال * **دَّق ُ‬
‫َأن معتَم َ ِ‬
‫َدهُ احْل َس* * * ُ‬ ‫فَار َق ال ِّش* * *طَْرنْ ُج بِ* * * َّ ُ ْ‬‫َو َ‬
‫ص * * ِحيح فَِفي* * ِ*ه تَص * * ِح ِ‬
‫نَوعٌ ِم ْن التَّ ْدبِ ِري‪َ ،‬و ُم ْعتَم ُ‬
‫َد‬ ‫يح الْف ْ*ك * ِر َو ْ‬
‫ْ ُ‬ ‫ال َّ ُ‬
‫اه ِة‬ ‫ٍِ‬ ‫النَّر ِد احْلَزر والت ِ‬
‫ني ال ُْم* * * * * َؤ ِّدي إىَل َغايَة م ْن ال َّس * * * * * َف َ‬ ‫َّخم ُ‬ ‫ُْ َ ْ‬ ‫ْ‬
‫يِف‬
‫َاس مَا مَا َم ْعنَامُهَا‬ ‫هِبِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ال ال َّ*رافع ُّي مَا َحاص*لُهُ‪َ :‬ويُق ُ‬ ‫َواحْلُ ْمق ‪ .‬قَ َ‬
‫َد احْلِس *اب وال ِْف ْ*ك*ر َكال ِْمْن َقل ِ‬
‫َة‬ ‫اع اللَّ ْه* ِو‪ ،‬فَ ُك* ُّ‬ ‫ِم ْن َأْن* َ*و ِ‬
‫*ل مَا ْاعتَم َ َ َ َ َ‬
‫اب اَل حَيْ* ُ*ر ُم‬ ‫حفَر َأو ُخطُ**و ٌط يْن ُق**ل ِمْنهَا وِإلَْيهَا حص*ى بِاحْلِس* ِ‬
‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ُ‬ ‫ُ ٌ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫يِف‬
‫اب‬‫َوحَمَلُّ َها الْمْن َقلَة إ ْن مَلْ يَ ُك ْن ح َسابُ َها َتَب ًعا لمَا خُيْر ُج*هُ الط ُ‬
‫َّ‬ ‫ِ‬
‫اآْل يِت َوِإاَّل َحُر َمت‬

‫‪Meskipun demikian bermain‬‬


‫‪game PUBG secara terus-‬‬
‫‪menerus sampai terbengkalainya‬‬
‫‪kewajiban,‬‬ ‫‪menjadikannya‬‬
‫‪pemalas,‬‬ ‫‪menurunkan‬‬ ‫‪atau‬‬
‫‪menghilangkan etos kerja, dan‬‬
‫‪dampak negatif lainnya maka‬‬
‫‪hukumnya haram, sebab setiap‬‬

‫‪225‬‬
kesibukan yang didalamnya
tidak terdapat hajat syar'i seperti
bermain game PUBG kemudian
menyebabkan lupa pada
kewajiban syariat maka tidak ada
toleransi hukum sehingga
disamakan dengan seorang yang
sengaja mengabaikan atau
meninggalkan kewajiban
sebagaimana keterangan Imam
Ar-Ramli dalam kitab Nihayatu
al-Muhtaj. Maka hukum haram
berlaku jika terdapat dampak
negatif secara nyata pada setiap
perindividu para pemain, bukan
pengguna PUBG secara
keseluruhan.
Refrensi: Nihayah al-Muhtaj juz
8 hal 295 Dar al-Kutub Bairut
1984 M

226
‫*ل الَّ ِذي ِم ْن َش *ْأنِِه‬ ‫ِِ ِ‬
‫َأت م ْن َت َعاطي**ه الْف ْع* َ‬
‫َأن الْغَ ْفلَةَ نَ َش * ِ‬
‫ْ‬ ‫َواحْلَا ِص * ُل َّ‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫ك فَكَا َن َكال ُْمَت َع ِّمد لَت ْف ِويتِ ِ*ه‪َ ،‬وجَيْ* ِري َذل َ‬
‫*ك يِف‬ ‫َأ ْن يُْل ِه َي َع ْن َذل َ‬
‫س َو ُم * * َؤ ثٍِّر فِيهَا تَْأثِ ًريا‬‫وه ُم ْش * *غِ ٍل لِ َّلن ْف ِ‬
‫ب م ْ*ك **ر ٍ‬‫ُك* * ِّ ٍ ِ ٍ‬
‫*ل هَلْ * *و َولَع َ ُ‬
‫اُأْلخَر ِويَّة‬ ‫يسَتويِل علَيها حىَّت تَ ْشتَغِل بِِه عن م حِلِ‬
‫صا َها ْ‬ ‫َ َْ َ َ‬ ‫َ ْ ْ َ َْ َ‬
‫‪Al-Fiqhul Manhaji juz 8 hal 166‬‬
‫‪Dar al-Qalam Damaskus 1992 M‬‬
‫ك**ل م**ا ك**ان من ه**ذه األلع**اب قائم *اً على التفك**ري والت**دبري‬
‫والنظ**ر يف الع**واقب‪ ،‬فه**و ج**ائز ‪ ،‬مث ه**و ي**دور بني اإلباح**ة‬
‫والكراه **ة حس **ب م **دى انص **راف الالعب إليه **ا‪ ،‬وانش **غاله‬
‫هبا‪ .‬من ه* **ذه األلع* **اب الش* **طرنج‪ ،‬فه* **و ق* **ائم على تش* **غيل‬
‫ال **ذهن‪ ،‬وحتري **ك العق **ل والفك **ر‪ .‬وال ريب أن **ه ال خيل **و عن‬
‫فائدة لل**ذهن والعق**ل‪ ،‬ف**إن عك**ف علي**ه زي**ادة عم**ا تقتض**يه‬
‫هذه الفائدة‪ ،‬فهو مكروه‪ ،‬فإن زاد عكوفه ح*ىت ف*وت بس*ببه‬
‫بعض الواجبات عاد حمرما‬

‫‪227‬‬
Uang Kuliah Tunggal UKT Dimasa
Pandemic
Rumusan Jawaban LBM Fiqih
Kontemporer K-HIS UTM
Lampiran: 39
01/Agustus/2021
Sail : Nadiya Eva
Kelas : HBS 5B

Pertanyaan:
Bagaimana seharusnya biaya
pendidikan yang dapat
dikenakan kepada mahasiswa
yang tidak memanfaatkan
fasilitas kampus (gedung dan
ruang kuliah), bahkan mereka
harus mengeluarkan biaya
tambahan untuk pulsa internet,
yang tentu jumlahnya tidak
sedikit, apakah mahasiswa
berhak menuntut pengurangan

228
pembayaran uang gedung dan
UKT menurut hukum fiqih?

Jawaban:
1. Pembayaran uang gedung
dan uang kuliah tunggal
(UKT) merupakan wafa bil
‘ahdi yaitu memenuhi janji
atau mematuhi segala
peraturan yang ditetapkan
lembaga sebagai persyaratan
bila memilih mengenyam
pendidikan dilembaga
tersebut, berdasarkan hadist,
‫أملسلمون على شروطهم‬
Semua orang Islam wajib
memenuhi persyaratan yang
telah mereka sepakati. ( Abu
Dawud dll)

229
2. Lembaga pendidikan
sejatinya adalah proyek
sosial non komersial
sehingga jika ada
keuntungan dari pengelolaan
maka akan kembali
disalurkan untuk
pengembangan dakwah dan
pendidikan sehingga tidak
dapat disamakan dengan
akad komersial atau dagang.
Refrensi Al-Mausu’ah al-
Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah,
juz 30, hal 200, Dar as-
Shafwah Mesir.
‫َد ِإالَّ ِإ َذا ُو ِ*ج* َد َعاقِ * * ٌد‬ َّ ‫َق الْ ُف َقهَاءُ َعلَى‬
ُ ‫َأن ال َْع ْ*ق * َ*د الَ يُوج‬ َ ‫َواتَّف‬
ِ ِ
‫َاب َوالْ َقبُ**ول‬ُ ‫َاب َوالْ َقبُ**ول) َوحَمَلٌّ يَِر ُد َعلَْي**ه اِْإلجي‬
ُ ‫َوص*يغَةٌ (اِْإلجي‬
. )‫ود َعلَْي ِه‬
ُ ‫(ال َْم ْع ُق‬
َّ ‫ور الْ ُف َق َه ِاء ِإىَل‬
‫َأن َه ِذ ِه الثَّالَثَةَ ُكلَّ َها َْأر َكا ُن ال َْعق‬ ُ ‫ب مُجْ ُه‬
َ ‫َوذَ َه‬

230
‫‪Subulu as-Salam juz 2 hal 84-‬‬
‫‪85 Dar al-Hadist‬‬
‫«وال ُْم ْس* * * *لِ ُمو َن َعلَى‬ ‫ِ‬
‫(ال َْم ْس* * * *َألَةُ الثَّانيَةُ) مَا َأفَ َادهَا َق ْولُ * * **هُ َ‬
‫َأي ثَابِتُو َن َعلَْيهَا َواقِ ُف**و َن ِعْن* َ*د َها‪َ ،‬ويِف َت ْع ِديَتِ* ِ*ه‬ ‫ِ‬
‫ُش * ُروط ِه ْم» ‪ْ -‬‬
‫ميَان َداَل لَةٌ َعلَى ُعلُ* ِّ*و م َْرَتبَتِ ِه ْم‪،‬‬‫بِعلَى ووص* ِف ِهم بِاِإْل س*اَل ِم َأو اِإْل ِ‬
‫َ ََ ْ ْ ْ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫وط ِه ْم َوفي**ه َداَل لَةٌ َعلَى لُ*ُ*زوم ال َّش * ْرط إذَا‬ ‫وَأنَّهم اَل خُيِ لُّو َن بِ ُش *ر ِ‬
‫ُ‬ ‫َ ُْ‬
‫يث‪ .‬الی أن ق**ال‪.....‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َش *رطَه الْمس *لم إاَّل مَا اس *تَْثنَاه يِف احْلَد ِ‬
‫ْ ُ‬ ‫َ ُ ُْ ُ‬
‫ِئ‬ ‫ِ‬ ‫رِت‬
‫*ك َكا ْش* َاط الْبَا ِع َأ ْن اَل‬ ‫ِ‬ ‫َو َق ْولُهُ «إاَّل َش* ْرطًا ح َّ‬
‫َر َم َحاَل اًل » َوذَل َ‬
‫اَأْلم ِة الَّيِت ح َّ‬
‫َر َم‬ ‫ِ‬
‫َأح َّل َحَر ًاما مثْ َل َأ ْن يَ ْشرَتِ َط َو ْطءَ َ‬ ‫يَطََأ َ‬
‫اَأْلمةَ َْأو َ‬
‫ِ‬
‫اللَّهُ َعلَْيه َوطْ َ‬
‫َأها‬
‫‪Al-Hawi al-Kabiir, juz 15, hal‬‬
‫‪463, Dar al-Kutub al-Ilmiyah,‬‬
‫‪Bairut 1999 M.‬‬
‫ان‪:‬‬‫ويِف الْ َفر ِق ب الْع ْق ِد والْعه ِد وجه ِ‬
‫ْ َنْي َ َ َ َ ْ َ ْ َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬
‫َأن ال َْع ْق* َ*د مَا كَا َن َبنْي َ ُمَت َعاق * َ*ديْ ِن‪ ،‬والعه**د ق**د ينف**رد‬
‫َدمُهَا‪َّ :‬‬
‫َأ ُ‬
‫ح‬
‫فيه اإلنسان يف حقه َن ْف ِس ِه‪.‬‬

‫‪231‬‬
‫ِإ ِ ِ ٍ‬
‫َة‪ ،‬وال َْع ْه* * َ*د ِإلْ * * َ*ز ٌام بِغَرْيِ‬ ‫َوال َْو ْج* **هُ الثَّايِن ‪َّ :‬‬
‫َأن ال َْع ْق* * َ*د لْ * * َ*ز ٌام ب َوثيق َ‬
‫َد ِمن ال َْع ْ*ه ِ*د‪ ،‬فَ ََأمر يِف هَاَتنْي ِ اآْل َيتَنْي ِ‬ ‫ِ ٍ‬
‫َ‬ ‫ص* َار ال َْع ْ*ق ُ*د َْأوك َ َ‬ ‫َوثيقَة‪ ،‬فَ َ‬
‫اهلل ِإذَا َعاهَ دْمُتْ َوالَ‬ ‫قَال َتعَاىَل ‪{ :‬وَأوفُ * **وا بِعه* * ِ*د ِ‬ ‫فَاء‪َ .‬و َ‬ ‫بِالْو ِ‬
‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ض*وا اَألمْيَا َن َب ْع* َ*د َت ْوكي**د َها َوقَ ْد َج َعْلتُ ُم اهللَ َعلَْي ُك ْم َكفيالً)‬ ‫َتْن ُق ُ‬
‫ِ‬ ‫ِِ ِ‬
‫اَأْلم* ِر بِال َْوفَاء َو َبنْي َ‬ ‫َع يِف هَذه اآْل يَة َبنْي َ ْ‬ ‫{النح**ل‪ )16 :‬فَ َجم َ‬
‫ض ِه‪،‬‬
‫النَّه ِي عن َن ْق ِ‬
‫ْ َْ‬
‫‪Sayyid Muhammad al-Alawi‬‬
‫‪al-Maliki al-Hasani, Fathul‬‬
‫‪Qorib al-Mujib, hal 169-170‬‬
‫‪Hai’ah Sofwah al-Malikiyah,‬‬
‫‪Surabaya.‬‬
‫قول* **ه (واوف* **و بالعه* **د) األي* **ة ىف س* **ورة اإلس* **راء‪ ،‬واخلط* **اب‬
‫للمؤم* **نني واألم* **ر للوج* **وب واملراد بالعه* **د م* **ايعم عه* **د اهلل‬
‫وعهد الناس‪ ،‬وعهد اهلل تعاىل ما عهد إىل عباده أن يقوموا به‬
‫من أوام **ره ونواهي **ه وعه **د الن **اس م **ا يق **ع بينهم من اإلل **تزام‬
‫والتوث * **ق واملراد بالوف * **اء بالعه * **د أداء مقتض * **اه وع * **دم الغ * **در‬

‫‪232‬‬
‫واخليان**ة في**ه وقول**ه أن العه**د ك**ان مس**ئوال اى يس**أل اهلل عن**ه‬
.‫يوم القيامة ليثيب الصادقني ويعذب املنافقني‬

3. Kewajiban pihak lembaga


adalah dapat memberikan
kebijakan baru dengan
pertimbangan kegiatan
kampus dilaksanakan secara
daring yang berarti biaya
operasional menjadi
berkurang, dan bentuk
empati menyesuaikan
dengan kondisi ekonomi
para mahasiswa sebab
pandemi covid19
menyebabkan kesulitan
perkerjaan.
Refrensi: Subulu as-Salam,
juz 2, hal 672, Dar al-Hadist

233
‫ِ‬ ‫ِ ِِ‬ ‫وزاد الْمس *لِم حثًّا علَى ِ‬
‫إخ* َ*وة ال ُْم ْس *ل ِم بَِق ْول **ه‪« :‬ال ُْم ْس *ل ُم ُ‬
‫َأخ**و‬ ‫ََ َ ُ ْ َ َ َ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َّم حَتْقي* ُ*ق‬ ‫ال ُْم ْسل ِم» َوذَ َكَر يِف ُح ُقوق ُ‬
‫اُأْلخ َّوة َأنَّهُ اَل يَظْل ُم*هُ َوَتقَد َ‬
‫ض *ا‪َ ،‬وِإمَّنَا ُخ َّ‬ ‫الظُّْل ِم وحَت ِرمي **ه والظُّْلم حُم ََّرم يِف ح ِّ ِ‬
‫ص‬ ‫َق الْكَاف ِر َأيْ ً‬ ‫َ ْ ُُ َ ُ ٌ‬
‫ص* ِر‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِِ‬
‫ال ُْم ْس*ل ُم ل َش*َرفه " َواَل خَيْ ُذلُ*هُ "‪َ ،‬واخْل *ذْاَل ُن ت َْر ُك اِإْل َعانَة َوالنَّ ْ‬
‫َأي َن ْف* * ٍع‬
‫ب ِّ‬ ‫ض * *ر ٍر َْأو َجْل ِ‬
‫َأي َ َ‬ ‫َو َم ْعنَاهُ إ َذا ا ْس * *َت َعا َن بِ* * ِ*ه يِف َدفْ* * ِع ِّ‬
‫ف بِه‬ ‫َأعانَهُ " َواَل حُيَقُِّرهُ " َواَل حَيْتَ ِقُرهُ َواَل َيتَ َكَّب ُر َعلَْي ِه َويَ ْستَ ِخ ُّ‬ ‫َ‬

‫‪4.‬‬ ‫‪Mahasiswa boleh mengkritik‬‬


‫‪kebijakan pembayaran uang‬‬
‫‪kuliah tunggal yang dinilai‬‬
‫‪tidak bermaslahat karena‬‬
‫‪menyuarakan‬‬ ‫‪aspirasi‬‬
‫‪merupakan hak kebebasan‬‬
‫‪mengemukakan‬‬ ‫‪pendapat‬‬
‫‪yang‬‬ ‫‪dilindungi‬‬ ‫‪oleh‬‬
‫‪undang-undang syariat.‬‬

‫‪234‬‬
Refrensi: Abdul Qadir
‘Audah, At-Tasyri’ al-Jina’i
al-Islami, Juz 1, hlm 242.
‫َو ِل َو َج َعلَْتهَا َحقًّا‬ ِ ِ ‫حِّريَّةُ الْق‬
ْ ‫َأبَاحت ال َّش * * ِر ْي َعةُ ُحِّريَّةَ الْق‬
َ :‫َول‬ ْ ُ
ِ
‫بَل ه َي‬ ِ َّ ‫ِإ‬ ٍ ‫ِإ‬ ِ
ْ ،ً‫ت ُمطْلَقَ ة‬ ْ * *‫َول لَْي َس‬ ْ ‫*ل نْ َس* *ان …فَ ن ُحِّريَةَ الْق‬ ِّ * *‫ل ُك‬
‫َال َخا ِر ًج**ا َع ْن ُح* ُ*د ْو ِد‬ُ ‫ب َْأو يُق‬ ِ
ُ َ‫ُم َقيَّ َدةٌ ب* *َأ ْن اَل يَ ُك* ْ*و َن مَا يُكْت‬
‫الش ِر ْي َعة‬
َّ ‫ص‬ ِ ‫ص ْو‬ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ‫اآْل َد‬
ُ ُ‫اَأْلخاَل ق الْ َفاضلَة َْأو خُمَال ًفا لن‬ ْ ‫اب ال َْع َّامة َو‬

Al-Qur'an Pada Layar Hp Atau Pc

Memegang tulisan Al-Qur'an


yang ada pada layar Hp atau PC,
tidak masalah tampa adanya
wudhu', karena tulisan Al-
Qur'an yang ada dalam HP/PC
hanya merupakan pancaran yang
di hasilkan dari sinar bukan
tulisan, tetapi yang demikian

235
hukumnya Khilaful Aula
sebaiknya mempunyai wudhu'.
Tuhfah Al-muhtaaj juz II hal 132
‫ش الْ ُق* * * ْ*رآ َن َعلَى َخ َش * * *بَ ٍة َو َختَ َم هِبَا‬ ِ
ْ ُ‫َويُْؤ خَ ُذ مْن* * **هُ َأنَّه‬
َ ‫لَو نَ َق‬
‫س ِم ْن‬ ِ ِ ِ ‫اق بَِق‬
َ ‫ َولَْي‬، ‫ص * َار يَ ْق* َ*رُأ حَيْ * ُ*ر ُم َم ُّس* * َها‬
َ ‫ص *د الْق* َ*راءَة َو‬
ْ َ ‫اَأْلو َر‬ ْ
‫آن ِم ْن‬ ِ
ِ ‫ص علَى ص* *ور ِة ح **روف الْ ُق **ر‬ ِ ِ ُّ ‫ابَة مَا ي َق‬ ِ َ‫ْكت‬
ِ ‫ال‬
ْ ُ ُ َ ُ َ ِّ ‫ص ب **الْم َق‬ ُ
ٍ ‫َو َر ٍق َْأو قُ َم‬
‫اش فَاَل حَيْ ُر ُم َم ُّسهُ ا هـ َق ْو ُل ال َْمنْت‬

Menangkap Ikan Diwilayah


Peraiaran Negara Lain
Menangkap atau mencuri ikan
diperairan negara lain dalam
kacamata fiqih tidak termasuk
sariqah syar'an (pencurian menurut
syariah), artinya ikan yang ditangkap
tersebut halal, karena ikan yang
masih dilaut lepas tidak dapat
menjadi milik suatu negara tertentu,

236
tetapi hukumnya haram karena
melanggar kesepakatan antar negara.
Jadi, hukum haram bukan pada
ikannya tetapi pada aksi melanggar
kesapakatan antar negara.

]3/96, ‫حاشيتا قليويب وعمرية‬, ‫[القليويب‬


،‫َر َو َج َو ِاه ُرمُهَا‬
ِّ ‫ص*ْي ُد الْبَ ْ*ح ِر َوالْب‬ ِ ‫اه ِر مَسْ ُ رِب‬
َ ‫ك الْ َك َو‬
ِ َّ‫ ِمن الظ‬:‫َفرع‬
ْ ٌ ْ
‫اص‬ ِ ِ ‫مِث‬ ِ
ٌ *‫ص‬ َ ‫اخت‬ ْ ‫*وز فيهَا حَتَ ُّجٌر َواَل‬ ُ * ُ‫ فَاَل جَي‬،‫َو َش * َجُر اَأْليْكَة َو َ ُارهَا‬
*ُ َ‫ض مِم َّْن ي‬
‫ْأخ ُذ ِمْنهَا‬ ٍ ‫َال َْأو ِع َ*و‬ ٍ ‫َأخ ُذ م‬*ْ ‫َواَل قِطَاعٌ َول َْو ْإرفَاقً*ا َواَل‬
… ‫ت الَْبْل َوى هِبَ َذا فَاَل‬ ْ ‫ َوقَ ْد َع َّم‬،‫َشْيًئا‬

Menggabungkan Mandi Besar


Dengan Whudhu’

Ketika seseorang memiliki


hadast besar dan hadast kecil
maka mandi besar dianggap

237
‫‪cukup untuk menghilangkan‬‬
‫‪kedua‬‬ ‫‪hadast‬‬ ‫‪(besar-kecil).‬‬
‫‪Syaratnya saat mandi besar tidak‬‬
‫‪boleh melakukan hal yang‬‬
‫‪membatalkan wudhu, seperti‬‬
‫‪kencing, menyentuh kemaluan‬‬
‫‪dll.‬‬
‫أس* * **ىن املط* * **الب اجلزء ‪ 1‬صحـ ‪ 35 :‬مكتب* * **ة دار الكت* * **اب‬
‫اإلسالمي‬
‫َأج * * َ*زَأهُ الْغُ ْس * * * ُل‬
‫ب ) َم ًع* * **ا َْأو ُمَرتَّبً* * **ا ( ْ*‬
‫َأجنَ َ‬
‫ث َو ْ‬ ‫َأح * * َ*د َ‬
‫لَو ْ*‬
‫( َو ْ‬
‫ظَو ِاه ِر‬ ‫ِِ‬ ‫ِ يِف‬
‫ص * *غَر َو ْن مَلْ َيْن * * ِوه اَأل ْكرَب ل َ‬
‫اج اَأْل ْ ِ ِإ‬ ‫َعْن ُهمَا ) النْ * * ِ*د َر ِ‬
‫ب َعلَى َرْأ ِس*ي ثَالثً**ا مُثَّ‬ ‫ِ‬
‫ص* َّ‬ ‫اَألخبَا ِر َكخَرَبِ ََّأما َأنَا َفيَكْفييِن َأ ْن َأ ُ‬
‫ْ‬
‫ِ‬ ‫ِئ‬ ‫ِ‬
‫ص َّح َحهُ الن ََّو ِو ّ‬
‫ي‬ ‫يض َعلَى َسا ِر َج َسدي َر َواهُ َأمْح َ ُد َو َ‬ ‫ُأف ُ‬

‫‪Menerobos Lampu Merah‬‬

‫‪238‬‬
‫‪Menerobos lampu merah /‬‬
‫‪melanggar lalu lintas hukumnya‬‬
‫‪haram dan berdosa, sebab setiap‬‬
‫‪peraturan‬‬ ‫‪pemerintah‬‬ ‫‪yang‬‬
‫‪terdapat kemaslahatan umum,‬‬
‫‪statusnya menjadi wajib didalam‬‬
‫‪syariat baik secara dzahir atau‬‬
‫‪batin (saat tidak diketahui oleh‬‬
‫‪polisi).‬‬ ‫‪Bughyah‬‬ ‫‪Al-‬‬
‫‪Musytarsyidin hal 91.‬‬
‫مس **ألة ك) جيب امتث **ال أم **ر اإلم **ام ىف ك **ل م **ا ل **ه في **ه والي **ة‬
‫ك**دفع زك**اة املال الظ**اهر ف**إن مل تكن ل**ه في**ه والي**ة وه**و من‬
‫احلقوق الواجبة أو املندوبة جاز الدفع إليه واالستقالل بصرفه‬
‫ىف مص**ارفه وإن ك**ان املأمور ب**ه مباح**ا أو مكروه**ا أو حرام**ا‬
‫مل جيب امتثال أمره فيه كما قال**ه م ر وت*ردد في**ه ىف التحف**ة مث‬
‫م**ال إىل الوج**وب ىف ك**ل م**ا أم**ر ب**ه اإلم**ام ول**و حمرم**ا لكن‬
‫ظاهرا فقط وما عداه إن كان فيه مصلحة عامة وجب ظاهرا‬
‫وباطن **ا وإال فظ **اهرا فق **ط أيض **ا والع **ربة ىف املن **دوب واملب **اح‬

‫‪239‬‬
‫بعقي**دة املأمور ومع**ىن ق**وهلم ظ**اهرا أن**ه ال ي**أمث بع**دم االمتث**ال‬
‫ومع**ىن باطن**ا أن**ه ي**أمث اهـ قلت وق**ال ش ق واحلاص**ل أن**ه جتب‬
‫طاع* **ة اإلم* **ام فيم* **ا أم* **ر ب* **ه ظ* **اهرا وباطن* **ا مما ليس حبرام أو‬
‫مكروه فالواجب يتأكد واملن*دوب جيب وك*ذا املب*اح إن ك*ان‬
‫فيه مصلحة‬

Menggabungkan Beberapa Niat


Puasa

Menggabung niat beberapa


puasa sunnah seperti puasa
Arofah atau Rajab sekaligus
puasa senin/kamis dll, adalah
boleh dan dinyatakan
mendapatkan pahala keduanya.
Sebagaimana dikemukakan oleh
Imam Ibn Hajar. Bahkan

240
menurut Imam Al-Ramli, puasa
sunnah seperti hari ‘Asyuro
Rajab dll, jika pada hari tersebut
diniati puasa lain seperti qadha
ramadhan, tampa berniat puasa
Asyura, maka tetap
mendapatkan pahala keduanya,
yakni pahala qadha sekaligus
Asyura', karena yang
dikehendaki dengan
kesunnahannya oleh syara'
adalah terdapatnya puasa pada
hari tersebut, dan hal itu dapat
dihasilkan dengan adanya puasa
qadha' ramadhan.
114-113 ‫بغية المسترشدين ص‬
»‫ «وأتبع ه س تاً من ش ّوال‬:‫ ظ اهر ح ديث‬:)‫ ك‬:‫(مس ألة‬
‫وغ يره من األح اديث ع دم حص ول الس ت إذا نواه ا م ع‬
‫ لكن ص رح ابن حج ر بحص ول أص ل‬،‫قض اء رمض ان‬

241
‫الثواب إلكماله إذا نواها كغيرها من عرفة وعاشوراء‪ ،‬بل‬
‫رجح (م ر) حص ول أص ل ث واب س ائر التطوع ات م ع‬
‫الف رض وإن لم ينوه ا‪ ،‬م ا لم يص رفه عنه ا ص ارف‪ ،‬ك أن‬
‫قض ى رمض ان في ش ّوال‪ ،‬وقص د قض اء الس ت من ذي‬
‫ويسن صوم الست وإن أفطر رمضان اهـ‬
‫ّ‬ ‫القعدة‪،‬‬
‫( فتح الوهاب – (ج ‪ / 1‬ص ‪)206‬‬
‫وتعيين ه) أي الف رض ق ال في المجم وع‪ ،‬وينبغي اش تراط‬
‫التعيين في الصوم الراتب كعرفة وعاشوراء وأيام البيض‬
‫وستة من شوال كرواتب الصالة وأجيب بأن الصوم في‬
‫االي ام الم ذكورة منص رف إليه ا ب ل ل و ن وى ب ه غيره ا‬
‫حصلت‬
‫أيضا كتحية المسجد‪ ،‬الن المقصود وجود صوم فيها‬

‫‪242‬‬
Kajian Tashawwuf Lbm Fiqh
Kontemporer K-His

Butuhnya istighfar kita pada


istighfar yang lain, tidak
mengharuskan kita meniggalkan
istighfar. Dari sini, As-
Suhrawadiy berkata: "Beramallah
meski kau khawatir
membanggakan diri, sembari
tetap ber istighfar".
Al-Ghaitsu al-Hȃ mi' Syarh Jam'u
al-Jawȃ mi' hal 823
،‫َر َك االس**تغ َفا ِر‬ ِ ٍ ِ ‫ِ ِ ِإ‬ ِ ‫و‬
ْ‫ب ت‬ُ ‫يَاج ا ْس *ت ْغ َفارنَا ىَل ا ْس *ت ْغ َفار الَ يُ**وج‬
ُ ‫احت‬ ْ َ
ِ ِ ُّ ‫الس ْهَر َو ْر ِد‬ ِ
‫ب ُم ْس*َت ْغفًرا‬
َ ‫الع ْج‬
ُ ‫ت‬ َ ‫ ْاع َم ْل وِإ ْن خ ْف‬:‫ي‬ َّ ‫وم ْن مَثَّ قَ َال‬
ِ
ُ‫مْنه‬
Dan jika muncul kekhawatiran
bahwa terlaksanya amal baik

243
tersebut tertempeli sifat
terlarang, seperti
membanggakan diri dan pamer,
maka hal tersebut bukanlah
penghalang dari segera
melakukannya, laksanakanlah
amal baik itu, dan hindarilah
yang terlarang darinya. Fudlail
bin Iyadl berkata, "Beramal
karena manusia adalah syirik,
meniggalkan amal karena
manusia adalah riya' dan ikhlas
adalah ketika Allah
menyelamatkanmu dari
keduanya".
Al-Ghaitsu al-Hȃ mi' Syarh Jam'u
al-Jawȃ mi' hal 824
‫َع علَى ِص* * َف ٍة َمْن ِهيَّ ٍة‬ ِ ِ ‫ف* *ِإ ْن خ ِش* *يت مَع َكونِ * ِ*ه م **ُأم‬
َ ‫ورا ب **ه َأ ْن َيق‬
ً ُ ْ َ َ َ
ِ ِ
‫ َأق ِم‬،‫َاد َر ِة ِإلَْي**ه‬ ِ ِ ٍ ٍ ‫لِ ُع ْج‬
َ ‫انع*ا لَك م َن املب‬ ً ‫ك َم‬َ ‫ب َأو ِريَاء فَالَ يَ ُك ْن َذل‬
‫قَال‬
َ ‫وقَ ْد‬..........‫*ال‬ َ * * *‫ الی أن ق‬،ِ‫َّهي‬ ْ ‫اَألم * * َ*ر َواحْرَتِ ْز َع ِن الن‬

244
ِ ‫العم‬
‫َل‬ ِ ِ ‫ العمَل َألج* ِ*ل الن‬:‫يَاض‬ ٍ ‫ض *ْيل بْ ُن ِع‬
َ ‫َر ُك‬
ْ ‫ َوت‬،‫َّاس ش * ْر ٌك‬ ُ َ ُ َ ‫ال ُف‬
‫يك اللَّهُ ِمْن ُه َما‬ِ
ُ َ‫ َواِإل خال‬،ٌ‫َّاس ريَاء‬
َ ‫ص َأ ْن يُ َعاف‬ ِ ‫َأِلج ِل الن‬
ْ

Kenapa amal baik itu segera


dilaksanakan? Karena amal baik,
mulanya berawal dari detak hati,
(keinginan melakukan), detak
hati ini berasal dari Allah SWT,
adakalanya dijatuhkan oleh
Allah sebagai ilham dihati
manusia, ada kalanya melalui
malaikat yang kemudian
dijatuhkan pada hati manusia,
sehingga segera laksanakan
keinginan itu karena berarti
Allah sedang menghendaki
kebaikan pada manusia itu.
Perbedaan detak hati yang
dijatuhkan Allah dan malaikat:

245
‫‪1.‬‬ ‫‪Detak hati yang dijatuhkan‬‬
‫‪Allah tidak dapat disusupi‬‬
‫‪apapun‬‬
‫‪2.‬‬ ‫‪Detak hati yang dijatuhkan‬‬
‫‪malaikat terkadang tersusupi‬‬
‫‪nafsu dan syaitan dengan‬‬
‫‪adanya rasa waswas.‬‬
‫‪Tansyifu al-Masȃ mi' hal 9363‬‬
‫أن المصنف أجمل الخاطر من الرحمن وهم يقسمونه إلى‬
‫ملكي وإله امي وروحي م ع اش تراك الك ل في الح ق‪،‬‬
‫ف الخواطر الملكي ة هي م ا تعل ق ب الترغيب في العب ادات‬
‫على تفري ق أوام ر الش رع والنهي عن المخالف ات والل وم‬
‫على ارتك اب المحظ ورات والف رق بين ه وبين اإلله ام‪ ،‬أن‬
‫الخ واطر الملكي ة ق د تزعمه ا النفس والش يطان‪ ،‬فعله ا‬
‫إب داع ب الهواجس والوس اوس بخالف الخ واطر اإللهامي ة‬
‫فإنه ال يردها شيء تثتنارها النفس والشيطان طوعا وكرها‬

‫‪246‬‬
-

247

Anda mungkin juga menyukai