Dian Patila
2022111050
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
1 BAB I PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM........................................................................3
1.1 Metode Dan Pendeketan Dalam Studi Islam............................................................3
1.2 Bidang data tentang islam........................................................................................5
2 BAB II KONSEP DAN KARAKTERISTIK AGAMA SEBAGAI JALAN MENUJU TUHAN DAN
KEBAHAGIAAN.........................................................................................................................6
2.1 Menelusuri Konsep dan Karakteristik Agama sebagai Jalan Menuju Tuhan dan
Kebahagiaan.........................................................................................................................6
2.2 Alasan mengapa manusia harus beragama dan bagaimana agama membahagiakan
manusia................................................................................................................................6
2.3 Menggali Sumber Historis, Filosofis, Psikologis,Sosiologis, dan Pedagogis tentang
Pemikiran Agama sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan.........................................................7
3 BAB III KEANEKARAGAMAN CORAK PENAFSIRAN ALQUR’AN..........................................9
3.1 Keragaman corak tafsir.............................................................................................9
3.2 Metode tafsir...........................................................................................................9
4 BAB IV IHSAN DAN INTERNALISASI.................................................................................11
4.1 IHSAN.....................................................................................................................11
4.2 Internalisasi nilai-nilai agama.................................................................................13
5 BAB V PARADIGMA QURANI..........................................................................................15
5.1 Menelusuri Konsep dan Karakteristik Paradigma Qurani untuk menghadapi
Kehidupan Modern............................................................................................................15
5.2 Menanyakan Alasan , “Mengapa Paradigma Qurani sangatlah..............................15
5.3 Menggali Sumber Historis , Filosofis , Psikologis , Sosiologis , dan Pedagogis
tentang Paradigma Quran untuk Kehidupan Modern........................................................16
5.4 Membangun Argumen tentang Paradigma Qurani sebagai satu – satunya Model
untuk Menghadapi Kehidupan Modern.............................................................................17
5.5 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Paradigma Qurani dalam Menghadapi
Kehidupan Modern............................................................................................................17
6 BAB VI MEMBUMIKAN ISLAM DI INDONESIA.................................................................18
6.1 Islam Indonesia......................................................................................................18
7 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19
1 BAB I PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM
a. pendekatan terhadap teks kitab suci dan nabi (approach to scripture and
prophet)
Richard C. Martin mengunakan tiga pendekatan dalam studi Al-Qur’an
(skripture). Pertama, teori speechact dalam hubungannya dengan dimensi lisan
dan kesusasteraan dari pembicara/situasi sumber dalam mendefinisikan Al-
Qur'an sebagai tradisi oral/lisan. Kedua, simbolisme kosmologi Al-Qur'an dalam
konteks khusus speech-act dari tipe lingua sacra. Ketiga, menelaah metode
analisis oral-formulatic dan semanticonstituent yang sukses diaplikasikan dalam
teks non AlQur'an.
b. pendekatan terhadap ritual dan komunitas (approach to ritual and
community)
Richard C. Martin berpendapat bahwa cakupan studi-studi ritual yang lebih baru
sebagaimana diterapkan pada Islam dapat memperkaya pemahaman tentang topik
tradisional dalam studi Islam. Ta’ziyah Syi’ah, Tariqah Sufi, ziarah ke makam
orang suci untuk memperoleh berkah, membaca Al-Qur’an, dan sebagainya
merupakan aktifitas simbolik yang signifikansinya mendalam dalam Islam. Studi
agama bukanlah mencari apakah ritual itu terdapat dalam Islam, melainkan
bagaimana mendekati studi aneka macam aktifitas ritual di dalam Islam.
Pendekatan terhadap ritual sebagai perilaku yang terstruktur dan bermakna dalam
budaya Islam. Frederick M. Denny menulis Islamic Ritual: Perspectives and
Theories (Ritual Islam: Perspektif dan Teori) mengawali kajiannnya dengan
menguji mengapa para Islamis mengabaikan aspek yang sangat performatif
dalam kewajiban keagamaan Islam. Terhadap problem tersebut, Denny
4
menawarkan kemungkinan riset masa depan dan caracara mendekati aneka
bentuk dan ekspresi aktifitas simbolik dalam masyarakat Islam.
c. pendekatan terhadap islam dan masyarakatnya (approach to religion and
society).
Pada pendekatan terhadap agama dan masyarakat, buku yang di editori oleh
Richard C. Martin terdapat sumbangan Antropolog Marilyn R. Waldman yang
menunjukkan transmisi sosial budaya dengan sarana literer yang bertentangan
dengan oral adalah keduanya berguna untuk menyusun pertanyaan yang
berbedabeda tentang Islam.
d. pendekatan terhadap interpretasi (scholarship and interpretation).
Pendekatan terhadap interpretasi menggunakan pendekatan filosofis keilmuan
dan hermeneutik yang di tulis oleh Charles J. Adam, Andrew Rippin dan Azim
Nanji. Charles J. Adam menguji karya Henry Corbin tentang Islam di Iran (Islam
Syi’ah) dengan menggunakan pendekatan interpretatif dari Clifford Geertz, yaitu
deskripsi tentang fakta (thick description). Sedangkan Andrew Rippin membahas
analisis literer yang pernah di terapkan dalam Bible. Andrew Rippin
memunculkan dua persoalan untuk thick description, yaitu persoalan cara
memandang dan mendekati sejumlah data yang akan diinterpretasi. Kemudian
Azim Nanji memberi perhatian pada problem analisis simbol budaya dan
maknanya yang ada dalam data agama, yaitu materi sastra suci Syi’ah Ismailiyah.
Azim Nanji mendekati materi suci dalam Syi’ah Ismailiyah dengan teori sastra
dan analisis tematik untuk menentukan pesan Islam fundamental dalam karya-
karya tafsir.
e. Pendekatan terhadap problem insider dan outsider
Pada masalah insider11 dan outsider12, Richard C. Martin menyunting tulisan
Muhammad Abdul Rauf, Outsider’s Interpretations of Islam: A Muslim point of
View (interpretasi orang luar tentang Islam: sudut pandang muslim) dan Fazlur
Rahman, Approaches to Islam in Religious Studies: Review Essay (Pendekatan
terhadap Islam dalam studi agama: Catatan Resensi). Pendekatan yang digunakan
pada problem insider dan outsider merupakan pendekatan kritis. Menurut
Richard C. Martin pendekatan kritis atas problem insider dan outsider yang dikaji
dua penulis tersebut memiliki dampak yang luar biasa atas studi Islam terhadap
akademik di Amerika Utara.
Sedangkan jika dilihat dari aspek ilmu pengetahuan ada beberapa pendekatan yaitu:
1) Pendekatan Tekstual
2) Pendekatan Sejarah
3) Pendekatan Sosiologi
5
4) Pendekatan Antropologi
5) Pendekatan Filsafat Ilmu
6) Pendekatan Hermeneutik
7) Pendekatan Kritis
1.2 Bidang data tentang islam
6
2 BAB II KONSEP DAN KARAKTERISTIK AGAMA SEBAGAI JALAN MENUJU
TUHAN DAN KEBAHAGIAAN
2.1 Menelusuri Konsep dan Karakteristik Agama sebagai Jalan Menuju Tuhan dan
Kebahagiaan
Tujuan hidup manusia adalah sejahtera di dunia dan bahagia diakhirat. Dengan kata
lain,dapat disebutkan bahagia di dunia dan bahagia diakhirat. Kebahagiaan yang diimpikan
adalah kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Untuk menggapai kebahagiaan termaksud mustahil
tanpa landasanagama. Agama dimaksud adalah agama tauḫīdullāh. Mengapa kebahagiaan
tidakmungkin digapai tanpatauḫīdullāh? Sebab kebahagiaan hakiki itu milik Allah, kita tak dapat
meraihnya kalau tidak diberikan Allah. Untuk meraih kebahagiaan itu,maka ikutilah cara-cara
yang telah ditetapkan Allah dalam agamanya.
Jalan mencapai kebahagiaan selain yang telah digariskan Allah adalah kesesatandan
penyimpangan. Jalan sesat itu tidak dapat mengantar Anda ke tujuan akhir yaitu kebahagiaan.
Mengapa jalan selain yang telah ditetapkan Allah sebagai jalan sesat? Karena di dalamnya ada
unsur syirik dan syirik adalah landasan teologis yang sangat keliru dan tidakdiampuni. Jika
landasannya salah,maka bangunan yang ada di atasnya juga salah dan tidak mempunyaikekuatan
alias rapuh. Oleh karena itu,hindarilah kemusyrikan supaya pondasi kehidupan kita kokoh dan
kuat! Landasan itu akan kokoh dan kuat kalau berdiri dia atas tauḫīdullāh.
2.2 Alasan mengapa manusia harus beragama dan bagaimana agama membahagiakan
manusia.
Kunci beragama berada pada fitrah manusia. Fitrah itu sesuatu yang melekat dalam diri
manusia dan telah menjadi karakter (tabiat) manusia.Kata “fitrah”secara kebahasaan memang
asal maknanya adalah ‘’suci' yang dimaksud suci adalah suci dari dosa dan suci secara
genetis.Meminjam term Prof. Udin Winataputra, fitrah adalah lahir dengan membawa iman.
Berbeda dengan konsep teologi Islam, teologi tertentu berpendapat sebaliknya yaitu bahwa setiap
manusia lahir telah membawa dosa yakni dosa warisan. Di dunia, menurut teologi ini, manusia
dibebani tugas yaitu harus membebaskan diri dari dosa itu. Adapun dalam teologi Islam, seperti
telah dijelaskan, bahwa setiap manusia lahir dalam kesucian yakni suci dari dosa dan telah
beragama yakni agama Islam.Tugas manusia adalah berupaya agar kesucian dan keimanan terus
terjaga dalam hatinya hingga kembali kepada Allah.
7
2.3 Menggali Sumber Historis, Filosofis, Psikologis,Sosiologis, dan Pedagogis tentang
Pemikiran Agama sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan
Sumber historis
pada sepanjang sejarah hidup manusia, beragama itu merupakan kebutuhan dasar manusia
yang paling hakiki. Dengan akalnya,manusia mencari Tuhan dan bisa sampai kepada Tuhan.
Sumber filosofi
Pada kenyataannya manusia tidak bisa hidup tanpa agama karna secara filosofi asal-
usul manusia akan dipertanyakan darimana asalnya ketika kita telah memiliki agama maka
tentunya pertanyaan seperni ini akan terjawab sehingga manusia tidak akan sesat
karenanya,agama akan menjamin keselamatan manusia karna filkosofinya agama ada untuk
mengatur kehidupan manusia agar damai dan sejahtera yang di ikat oleh norma-norma agama
dan aturan,perintah sekaligus larangan yang ada dalam agama tersebut
Seandainya agama tidak pernah ada maka pastilah manusia tidak akan ada bedanya
dengan hewan dimana mereka hidup hanya untuk makan dan bebas mau melakukan apapun
sesukanya tanpa ada aturan perintah dan larangan yang mengikat dan membatasinya dalam
8
hidupnya,tapi manusia tidak seperti itu manusia diberkahi akal untuk berpikir membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk sehingga manusia tentulah labih mulia dari hewan
9
3 BAB III KEANEKARAGAMAN CORAK PENAFSIRAN ALQUR’AN
10
3. Metode Komparatif (muqarin)
Terdapat definisi yang berbeda mengenai metode ini yaitu : Membandingkan teks (nash)
ayat-ayat al Qur’an yang memiliki persamaan redaksi dalam dua kasus atau lebih dan
atau memiliki redaksi yang berbeda bagi kasus yang sama. Membandingkan ayat al
Qur’an dengan hadits yang pada lahirnya terlihat bertentangan. Membandingkan
berbagai pendapat ulama tafsir dalam menafsirkan al-Qur’an.28 Secara operasional
pendapat Ali Hasan Al-‘Aridl, mengartikan tafsir muqarin adalah metode yang ditempuh
oleh mufassir dengan cara mengambil sejumlah ayat, kemudian dilakukan proses
penafsiran yang berbeda-beda.
11
4 BAB IV IHSAN DAN INTERNALISASI
4.1 IHSAN
Ihsan mengandung makna lebih luas dari sekadar adil karena adil berarti memenuhi hak kepada
pemiliknya tanpa melewati batas atau menguranginya. Sedangkan kandungan makna ihsan
mencakup pengertian kelapangan hati memaafkan orang yang telah berbuat jahat, menginisiasi
hubungan dengan orang yang memutuskannya, dan juga memberikan sesuatu kepada orang yang
enggan berbagi dengannya.
12
(menikmatinya), juga Dengan kesadaran penuh bahwa Allah senantiasa memantaunya Hingga ia
merasa bahwa ia sedang dilihat dan diperhatikan oleh-Nya.
B. Muamalah
Yaitu dengsn berbuat baik kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak Yatim, orang-
orang miskin, tetangga yang dekat maupun yang jauh, Teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
C. Akhlak
Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari Ibadah dan muamalah. Seseorang akan
mencapai tingkat ihsan. Dalam akhlaknya apabila telah melakukan ibadah seperti yang Menjadi
harapan Rasulullah dalam hadits yaitu menyembah Allah Seakan-akan melihat-Nya, dan jika kita
tidak dapat melihat-Nya, Maka sesungguhnya Allah senantiasa melihat kita. Jika hal itu Telah
dicapai oleh seorang hamba, maka sesungguhnya itulah Puncak ihsan dalam ibadah Ciri-ciri
sikap ihsan aadalah:
1. Mentaati perintah dan larangan Allah dengan ikhlas
2. Senantiasa amanah, jujur dan menepati janji
3. Merasakan nikmat dan haus akan ibadah
4. Mewujudkan keharmonisan masyarakat
5. Mendapat ganjaran pahala dari Allah.
13
Ihsan kepada orangtua yakni berbakti kepada keduanya Dengan cara menaatinya, menyampaikan
kebaikan Kepadanya, tidak menyakitinya, mendoakan kebaikan dan Memohonkan ampunan
untuknya, melaksanakan janjinya, Serta memuliakan teman-temannya.
2) Ihsan kepada karib kerabat
Ihsan kepada karib kerabat yakni berbuat baik dan Menyayangi mereka, berlemah lembut dan
bersimpati kepada Mereka, melakukan sesuatu yang dapat menyenangkan Mereka dan
meninggalkan perkataan atau perbuatan yang Bisa menyakiti mereka
3) Ihsan kepada anak yatim
Ihsan kepada anak-anak yatim yakni dengan menjaga Harta mereka, melindungi hak-hak
mereka, mengajari dan Mendidik mereka, tidak menyakiti mereka, tidak memaksa Mereka,
tersenyum di hadapan mereka dan mengusap kepala Mereka.
4) Ihsan kepada orang-orang miskin
Ihsan kepada orang-orang miskin ialah dengan Menghilangkan rasa lapar mereka, menutupi
aurat mereka, Mengajak orang lain agar memberi makan mereka, tidak Merusak kehormatan
mereka sehingga mereka tidak merasa Dihinakan atau direndahkan, serta tidak menimpakan
Keburukan atau penderitaan kepada mereka.
5) Ihsan kepada musafir
Ihsan kepada musafir adalah memenuhi kebutuhannya, Menjaga hartanya, melindungi
kehormatannya, Membimbingnya dan memberinya petunjuk jika ia tersesat,
6) Ihsan kepada pembantu
Ihsan kepada pembantu adalah memberikan upahnya Sebelum kering keringatnya, tidak
membebaninya dengan Sesuatu yang tidak dimampuinya, menjaga kehormatannya, Serta
menghargai kepribadiannya
7) Ihsan kepada lingkungan
Dengan lingkungan manusia dapat hidup di dunia. Lingkungan adalah segala sesuatu yang
berada disekitar
Internalisasi nilai-nilai Islam adalah suatu proses yang mendalam dalam menghayati nilai-nilai
agama Islam yang dipergunakan seseorang dalam menyelenggarakan tata cara hidup serta
mengatur hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam sekitar. sebagaimana dikutip
Mulyana mengartikan internalisasisebagai menyatunya nilai dalam diri seseorang, atau dalam
14
bahasapsikologi merupakan penyesuaian keyakinan, nilai, sikap, praktik danaturan – aturan baku
pada diri seseorang.
Pengertian nilai menurut para ahli yang dikutip oleh Chabib Toha dalam bukunya Kapita selekta
yaitu Milton Rokeach dan James Bank, nilai adalah “Suatu tipe kepercayaan yang berada dalam
ruang lingkup suatu sistem kepercayaan dimana seseorang bertindak atau menghindari suatu
tindakan, atau mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan
Tahapan Internalisasi
Dalam proses internalisasi berkaitan dengan penanaman nilai danpembinaan peserta didik dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagaiberikut :
a. Tahapan Transformasi Nilai
Dalam tahapan ini pendidik penginformasikan nilai-nilai yang baikdan buruk kepada
peserta manusia yang sifatnya hanya sebagai komunikasidengan menggunakan bahasa
verbal.
b. Tahapan Transaksi Nilai
Yaitu cara penanaman nilai dengan melakukan komunikasi duaarah, yakni interaksi
manusia dengan ahli yang sifatnya timbalbalik.
c. Tahapan Transinternalisasi Nilai
Dalam tahap ini, tidakhanya fisiknya saja melainkan sikap mental dan keseluruhan
keperibadian.
(Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasioanal, KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003),
hlm. 439. 12Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasioanal, KBBI, hlm. 783.)
15
5 BAB V PARADIGMA QURANI
5.1 Menelusuri Konsep dan Karakteristik Paradigma Qurani untuk menghadapi
Kehidupan Modern
Secara etimologis kata paradigma dari bahasa yunani yang asal katanya adalah para
dan digma .Para mengandung arti disamping , disebelah , dan keadaan lingkungan .
Digma berarti sudut pandang , teladan ,arketif , dan ideal . Dapat dikatakan bahwa
paradigma adalah cara pandang , cara berpikir , cara berpikir tentang suatu realitas .
Adapun secara terminologis paradigma adalah cara berpikir berdasarkan pandangan yang
menyeluruh dan konseptual terhadap suatu realitas atau suatu permasalahan dengan
menggunakan teori-teori ilmiah yang sudah baku , eksperimen , dan metode keilmuan
yang bisa dipercaya . Dengan demikian , paradigma qurani adalah cara pandang dan cara
berpikir tentang suatu realitas atau suatu permasalahan berdasarkan al-quran.
16
5.3 Menggali Sumber Historis , Filosofis , Psikologis , Sosiologis , dan Pedagogis tentang
Paradigma Quran untuk Kehidupan Modern
Untuk menggali sumber historis , filosofis , psikologis , sosiologis dan padagogis
tentang paradigma qurani yang membawa kemajuan dan kemodernan pada zaman silam ,
anda dapat mempelajari peran alquran dalam mewujudkan kemajuan itu .
Dalam sejarah peradaban islam ada suatu masa yang disebut masa keemasan islam.
Disebut masa keemasan islam karena umat islam berada dalam puncak kemajuan dalam
berbagai aspek kehidupannnya : ideology, politik, social budaya, ekonomi, ilmu
pengetahuan dan teknologi, pertahanan dan keamanan. Kebangkitan islam dibagi menjadi
3, yaitu :
Kebangkitan pertama terbagi menjadi 2 periode. Periode pertama , masa
rasullulah dan khulafa al-Rasyidun (571-661 M) . Periode kedua adalah masa umayyah
(661-750 M) hingga runtuhnya Baghdad (abad ke-13) sebagai ibukota kekhalifahan islam
yang memberi kontribusi yang tak terperikan bagi peradaban umat islam . Kebangkitan
tersebut pada dasarnya merupakan pembangunan tatanan masyarakat yang lebih bertuhan
(rabbaniyah) dan berkeadaban . Setelah berada di Madinah , rasullulah bersama khalifah
yang arif , bijaksana membangun masyarakat yang beradab dan sangat modern untuk
ukuran saat itu dimana tatanan sosialnya diletakkan diatas altar piagam madinah .
Kebangkitan islam pada saat itu digerakkan oleh semangat meneliti dan mengembangkan
ilmu yang saat tinggi di kalangan umat sehingga melahirkan sains, yang kemudian
berhasil memosisikan umat islam menjadi mediator kebangkitan peradaban kuno dan era
sesudahnya .
Kebangkitan kedua terjadi setelah Napoleon Bonaparte melakukan ekspansi ke
mesir (1798) yang kemudian membuka kesadaran baru bagi umat islam untuk bangkit
Kebangkitan ketiga saat umat islam menyadari bahwa mereka harus bangkit untuk
turut mengambil bagian dalam transformasi dunia menuju globalisasi .
Kalau anda kaji secara mendalam faktor-faktor yang menyebabkan umat islam bisa
maju pada saat itu dan dalam waktu yang amat lama, maka jawabannya tentu saja karena
umat islam menjadikan al-quran sebagai paradigma kehidupan . Al-Quran pada saat itu
bukan hanya dijadikan sebagai sumber ajaran tetapi juga menjadi paradigma dalam
pengembangan iptek, pengembangan budaya , bahkan al-quran dihadirkan untuk
mengatasi dan menghadapi berbagai problem kehidupan umat islam saat itu.Toshihiko
Izutsu (1993 : 91-116) mencoba meneliti konsep-konsep etika religious dalam Al-Quran .
Hasil penelitiannya menetapkan ada lima nilai etika yang perlu dikembangkan manusia
yaitu :
1. Murah hati,
2. Keberanian,
3. Kesetiaan,
4. Kejujuran,
17
5. Kesabaran
5.4 Membangun Argumen tentang Paradigma Qurani sebagai satu – satunya Model
untuk Menghadapi Kehidupan Modern
Mengapa umat islam mundur sedangkan non-islam maju? Umat Islam mundur karena
mereka meninggalkan ajarannya, sedangkan umat non-islam maju justru karena mereka
meninggalkan ajarannya. Sejalan dengan pemikiran Arselan, para pembaharu sepakat
bahwa untuk kemajuan islam, umat islam harus berkomitmen dengan ajarannya. Adapun
ajaran yang dimaksud adalah ajaran murni al-islam sebagaimana tercantum dalam Al-
Qur’an dan sunnah.
Bagi umat islam, kemodernan tetap harus dikembangkan di atas paradigma Al-Qur’an.
Kita maju bersama AlQur’an, tidak ada kemajuan tanpa Al-Qur’an. Al-Qur’an bukan
hanya sebagai sumber inspirasi, tetapi ia adalah landasan, pedoman paradigma dan guide
dalam mengarahkan kemodernan agar dapat menyejahterakan manusia dunia dan akhirat.
Paradigma Qurani dalam menyoroti segala persoalan harus tetap menjadi komitmen umat
islam agar umat tidak kehilangan jati dirinya dalam menghadapi tantangan modernitas.
Kehidupan modern yang pada hakikatnya merupakan implementasi kemajuan Iptek akan
memeri manfaat dan terus berkembang untuk membawa kemajuan yang harus dipandu
agar tidak terjebak dalam kehidupan sekularis.
Langkah – langkah untuk lebih maju agar tidak tertinggal oleh peradaban Barat, kunci
sukses dunia Islam tentu saja adalah kembali kepada AlQur’an
1. Memadukan system pendidikan Islam.
2. Meningkatkan visi Islam dengan cara mengukuhkan identitas Islam melalui dua
tahapan; tahapan pertama yaitu mewajibkan bidang studi sejarah peradaban islam; tahap
kedua yaitu islamisasi ilmu pengetahuan.
3. Penegasan prinsip – prinsip pengetahuan Islam :
a. The unity of Allah
b. The unity of creation
c. The unity of truth and knowledge
d. The unity if life
e. The unity of humanity
18
6 BAB VI MEMBUMIKAN ISLAM DI INDONESIA
6.1 Islam Indonesia
Islam Nusantara sebagai konsep lama yang sudah ada sejak zaman wali songgo.
Kehadirannya sekarang sebagai respon atas globalisasi pada semua aspek termasuk
pada persoalan tradisi keagamaan. Islam tanpa tradisi akan kehilangan makna bagi
para penganutnya.
Islam yang pernah ada di Eropa hanya meninggalkan benda, dan bangunan. Islam
tidak mengakar dengan tidak meninggalkan tradisi.
Islam Nusantara mengokohkan kembali tetang corak Islam yang ada di Nusantara
khususnya Indonesia yang memiliki ciri yang unik. Islam dengan berbagai tradisi
keagamaan yang telah menyatu. Islam dengan sikap toleransi. Islam dengan mengabil
jalan tengan. Islam dengan pemikiran moderat. Islam yang terbuka.
19
7 DAFTAR PUSTAKA
Isnanita Noviya Andriyani Keahlian Psikologi Pendidikan Islam Dosen pada Program
Studi Pendidikan Agama Islam STAIMS Yogyakarta
Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 6, Nomor 1, Juni 2017, Azis
Abdullah https://journal.staimsyk.ac.id/index.php/almanar/article/download/19/17.
https://islam.nu.or.id/post/read/127656/pengertian-ihsan-dalam-islam
Iqbal , Muhammad . Amin Husein Nasution .2010. Pemikiran Politik Islam . Jakarta
: Prenadamedia Group.
Syahidin, dkk. 2016. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Kementrian Riset Teknologi dan
Pendidikan T
20