Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian


Batik merupakan salah satu warisan budaya turun temurun nenek
moyang bangsa indonesia yang wajib dilestarikan keberadaan dan
keberagamannya. Batik adalah perpaduan antara seni dan teknologi oleh
leluhur bangsa Indonesia. Identiknya batik lebih di kenal oleh masyarakat
yaitu seni rupa yang berasal dari jawa, faktanya batik tersebar di seluruh
indonesia dengan berbagai motif khas daerahnya masing masing. Seperti
pekalongan yang memiliki motif yang khas, di yogyakarta ada batik
kawung yang merupakan salah satu batik tertua dan salah satu yang palling
terkenal yaitu batik mega mendung yang merupakan motif batik khas
Cirebon.
Mega mendung tidak menjadi satu satunya motif batik Cirebon.
Masih ada beberapa motif batik lainya yang menjadi trademark yang ada
di Cirebon ini. Kawasan yang mengembangkan perindustrian batik atau
kawasan batik di Cirebon terletak di daerah Trusmi, Kabupaten Cirebon.
Berawal dari Sultan Keraton menyuruh orang Trusmi untuk membuat
batik seperti mliknya tanpa membawa contoh batik, dia hanya
diperbolehkan melihat motifnya saja. Saat waktu yang telah ditentukan
oleh sang Sulltan tiba, orang Trusmi itu datang kembali dengan membawa
batik yang telah dibuatnya. Ketika sampai dihadapan Sultan, orang trusmi
tersebut meminta Sultan untuk mengambilkan batik yang asli untuk
disandingkan dengan batik buatan orang Trusmi tersebut. Kemudian orang
Trusmi tersebut meminta Sultan melihat dan menebak batik yang asli dan
buatan. Saking miripnya Sultan tidak dapan membedakan batik yang asli
dan buatan orang trusmi tersebut. Berawal dari situlah Sultanmengakui
bahwa batik buatan orang trusmi sangat bagus dan rapih (Mubaroq. 2016:
4-5).
. Hingga saat ini batik trusmi masih menjadi primadona untuk dibeli
oleh orang orang yang sedang berkunjung ke Cirebon. Karena selain
wisata religi, Cirebon juga iddentik dengan wisata kuliner dan belanjanya.
Batik trusmi merupakan salah satu tujuan untuk singgah saat berkunjung
ke Cirebon. Saat ini sudah banyak toko yang menjual batik khas Cirebon
di wiliayah trusmi, mulai dari toko kecil kecilan hingga mall batik terbesar
di Asia tenggara ada di trusmi.
Batik trusmi saat ini di Indonesia bahkan dunia tidak bisa dipungkiri
eksistensinya sebagai nilai seni dan budaya hasil kreatifitas bangsa
Indonesia. Disamping keberhasilan nya dalam industri pakaian, ada
kelompok, orang dan berbagai aspek yang membuat batik trusmi semakin
dikenal oleh banyak orang. Salah satunnya Paguyuban Pengrajin dan
Pengusaha Batik Cirebon.
Kesejahteraan warga desa trusmi khususnya para pengrajin batik
disana, menjadi hal yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena
mereka merupakan pemegang tongkat estafet warisan budaya yang harus
disejahterkan baik itu secara materil maupun sosial. Oleh karena itu
komunikasi antara pengrajin rumahan dengan pengusaha harus terjalin
dengan baik.
Terdapat penghubung atau yang menjembatani antara pengrajin dan
pengusaha batik di Cirebon yaitu Paguyuban pengrajin dan pengusaha
batik Cirebon (P3BC). Selain menjadi wadah untuk pengrajin batik di
Cirebon Paguyuban pengrajin dan pengusaha batik Cirebon juga ikut
membantu memasarkan serta meningkatkan perekonomian pengerjin batik
dari batik rumahan hingga toko besar, semuanya diwadahi dalam satu
perkumpulan, paguyuban, persatuan atau paguyuban pengrajin dan
pengusaha batik Cirebon.
Dengan demikian ada jalan tengah antara pengrajin dengan
pengusaha batikdi Cirebon agar komunikasi tetap berjalan dengan baik dan
pemasaran batik Cirebon berlangsung secara efektif tidak
mengesampingkan kepentingan sebelah pihak baik itu pengrajin maupun
pengusaha yang menjadi garis terdepan yang memasarkanya kepada
khalayak.
Untuk mengembangkan usaha batik, perlu adanya strategi
pemasaran yang dilakukan agar usaha batik terus berkembang dan tidak
stagnan. Dalam hal ini strategi yang diperlukan yakni strategi komunikasi
pemasaran. Komunikasi pemasaran itu sendiri merupakan proses
penyampaian pesan dengan cara bujukan atau ajakan untuk menawarkan
suatu produk baik barang tau jasa (Maria,2018: 5)
Kurangnya edukasi tentang strategi-strategi komunikasi terhadap
para pengrajin dan para pengusaha menjadi salah satu hal yang harus
ditemukan solusinya. Karena dalam menjalankan sebuah usaha diperlukan
kiat-kiat agar usaha yang dilakukan mendapatkan hasil sesuai dengan yang
diinginkan.
Paguyuban pengrajin dan pengusaha batik Cirebon menjadi salah
satu media untuk mendapatkan pemahaman-pemahaman tentang cara
untuk memasarkan sekaligus mengembangkan batik Cirebon khususnya di
desa Trusmi menjadi lebih berkembang. Tetapi dengan demikian P3BC ini
sendiri belum banyak diketahui oleh para pengrajin dan para pengusaha
batik sebagai paguyuban yang bisa menjadi tempat berkumpul, berdiskusi,
serta menjadi media untuk berkomunikasi di kalangan para pengrajin dan
para pengusaha.

Dengan latar belakang tersebut, peneliti tertarik mengangkat


permasalahan dengan melakukan kajian secara mendalam dengan bentuk
metode studi kasus yang berjudul “Strategi Komunikasi Pemasaran
Paguyuban Perajin dan Pengusaha Batik Cirebon (P3BC) Dalam Upaya
Meningkatkan Kebermanfaatan Penerapan Komunikasi Pemasaran
Terhadap Pengrajin dan Pengusaha Batik di Desa Trusmi”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi beberapa hal
yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut:
1. Minimnya edukasi tentang strategi pemasaran terhadap para
pengrajin dan pengusaha kecil
2. para pengrajin dan pengusaha banyak yang belum mengetahui
jika Paguyuban bisa menjadi tempat berkumpul, berdiskusi,
sertamenjadi media untuk berkomunikasi antar para pengrajin
dengan pengusaha
3. Kurangnya jaringan yang dimiliki pengrajin batik karna hal itu
pengrajin terisolasi untuk memasarkan kerajinannya.
C. Fokus Penelitian
Dengan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dilakukan
sebelumnya, maka peneliti akan membatasi objek kajian penelitian, yang
bertujuan untuk menghindari pelebaran masalah. Penelitian ini berfokus
kepada keikutsertaan serta peran P3BC dalam upaya meningkatkan
ekonomi serta bersinergi untuk menjadikan batik Trusmi menjadi lebih
diikenal oleh khalayak dengan menggunakan strategi yang digunakan.
Dalam hal ini pengrajin dan pengusaha yang termasuk dalam
wilayah penelitian ini adalah para pengusaha dan pengrajin yang termasuk
dalam paguyuban pengrajin dan pengusaha batik Cirebon (P3BC) yang
berada di wilayah Desa Trusmi Kabupaten Cirebon.

D. Pertanyaan Penelitian
Setelah melakukan pembatasan masalah, maka pertanyaan
penelitian yang didapat yaitu:
a. Bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang digunakan
paguyuban pengusaha dan pengrajin batik cirebon dalam upaya
melakukan penerapan untuk meningkatan kebermanfaatan
komunikasi pemasaran terhadap pengrajin dan pengusaha di
Trusmi?
2. Bagaimana upaya yang dilakukan P3BC dalam membantu para
pengusaha dan pengrajin batik untuk membuka peluang usaha dan
menjadikan batik Cirebon menjadi lebih dikenal dengan strategi
komunikasi yang digunakan?
3. Bagaimana kebermafaatan strategi-strategi komunikasi yang
digunakan oleh P3BC terhadap para pengrajin dan pengusaha?

E. Tujuan Penelitian
Sesuai Rumusan masalah yang tertulis diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan paguyuban
pengusaha dan pengrajin batik cirebon dalam upaya melakukan
penerapan untuk meningkatan kebermanfaatan komunikasi
pemasaran terhadap pengrajin dan pengusaha di Trusmi
2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan P3BC dalam membantu
pengusaha dan pengrajin batik dalam membuka peluang usaha dan
menjadikan batik Cirebon menjadi lebih dikenal dengan strategi
komunikasi yang digunakan.
3. Untuk mengetahui kebermafaatan strategi-strategi komunikasi yang
digunakan oleh P3BC terhadap para pengrajin dan pengusaha.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a) Peneliti
Peneliti dapat mencari dan menambah wawasan ilmu
pengetahuan dalam bidang yang sedang diteliti serta dapat
menjadi sebuah pemahaman bagimasyarakat untuk lebih
mengerti dengan strategi komunikasi pemasaran
b) Mahasiswa
Dengan penelitian ini mahasiswa dapat mengambil dan
menambah wawasan seputar ilmu pengetahuan mengenai
strategi komunikasi pemasaran dan dapat menjadi salah satu
rujukan dalam penelitian selanjutnya
c) Pengrajin, Pengusaha dan Masyarakat
Penelitian dapat menjadi salah satu rujukan dalam
mengambil keputusan dan menjadi manfaat sebagai sumber
inforamasi dalam berkomunikasi dalam melakukan usaha
pemasaran.

2. Manfaat Praktis
a) Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu
masukan bagi para pengambil kebijakan yang terkait dengan
penelitian ini dalam membuat program atau kegiatan dalam
bidang keilmuan Komunikasi Penyiaran Islam.
b) Paguyuban Pengrajin Dan Pengusaha Batik Cirebon (P3BC)

Hasil penelitain ini diharapkan menjdi salah satu masukan bagi P3BC dalam
mengambil kebijakan dan keputusan yang terkait dengan penelitian ini dalam
membuat program dan kegiatan dalam paguyuban pengrajin dan pengusaha batik
Cirebon.

Anda mungkin juga menyukai