Anda di halaman 1dari 8

Nama : Sovia Dwi Yuliani

No BP : 1910221007

Matkul : Komunikasi Bisnis

REVIEW JURNAL KOMUNIKASI BISNIS

1. Jurnal 1

Judul : Model Komunikasi Pemasaran Paguyuban Batik Tulis


Tahun : 2015
Penulis : Fera Nurficahyanti
Publikasi : Jurnal Komunikasi ASPIKOM

REVIEW

Latar Belakang Penelitian :

Indonesia terkenal akan kekayaan budayanya. Salah satu diantaranya Adalah batik
beraneka motif. Banyak daerah di Indonesia memiliki motif batik sendiri, namun batik
paling identik dengan bangsa Indonesia adalah batik dari “Jawa”. Batik merupakan kain
bergambar yang melalui beberapa proses dan tahapan dalam pembuatannya.Batik
pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto saat menghadiri
konferensi PBB. Padatanggal 2 Oktober 2009, UNESCO menetapkan batik sebagai
Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral
and Intangible Heritage of Humanity) yang dinobatkan untuk Indonesia.
Persaingan bisnis menuntut setiap kelompok perajin batik mencari strategi khusus. Di
Kabupaten Bantul, sentra batik Giriloyo masuk ke dalam wilayah Desa Wukirsari
Kecamatan Imogiri. Sentra ini memiliki sebuah paguyuban batik bernama Paguyuban
Batik Tulis Giriloyo Bantul yang terdiri dari 13 kelompok kecil perajin batik dengan
jumlah lebih dari enam ratus (600) perajin yang tersebar di enam pedusunan di wilayah
Giriloyo Bantul. Dengan banyaknya jumlah perajin dalam bentuk organisasi kelompok,
diperlukan sebuah pola hubungan baik dimana nantinya hubungan anggota-anggota
dalam kelompok memiliki peran penting. Beberapa strategi harus terus dikembangkan
oleh Paguyuban Batik Giriloyo Bantul agar bisa meningkatkan penjualan. Komunikasi
yang baik antara pihak internal dan eksternal organisasi harus dibina dengan baik agar
hubungan dengan pelanggan dapat berjalan.

Metode Penelitian :

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah Jenis penelitian yang dilakukan
dengan menggunakan penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci
(Sugiyono, 2008: 9).

Sampel penelitian :

Peneliti mengambil sampel dari para perajin batik yang terdaftar pada paguyuban batik
tulis Giriloyo Kabupaten Bantul D.I.Yogyakarta

Hasil yang diperoleh :

Paguyuban Batik Tulis Giriloyo Bantul merupakan bidang usaha seni kerajinan batik
yang didalamnya menaungi 13 kelompok perajin batik tulis dengan jumlah anggota lebih
dari enam ratus (600) perajin. Didirikannya PaguyubanBatik Tulis Giriloyo Bantul
memiliki tujuan sebagai wadah bagi para pembatik kelompok kecil agar bisa
mengoptimalkan penjualan batik serta mencegah adanya perselisihan yang mungkin bisa
terjadi di antara kelompok perajin batik di Giriloyo Bantul. Paguyuban Batik Tulis
Giriloyo Bantul telah menggunakan konsep strategi pemasaran. Strategi komunikasi
pemasaran yang dilakukan mempunyai tujuan agar Paguyuban Batik Tulis Giriloyo
Bantul bisa ikut berkembang dan bersaing dengan kompetitor dalam hal penjualan
produk dan memenangkan persaingan pasar. Strategi komunikasi pemasaran yang
dilakukan oleh Paguyuban Batik Tulis Giriloyo Bantul menggunakan konsep marketing
mix yang dijabarkan dalam product (produk), price (harga), place (distribusi atau
tempat), dan promotions (promosi) dalam kegiatannya yang jugaditunjang dengan
kegiatan promosi melalui iklan, pemasaran langsung, dan promosi penjualan. Sebaiknya
dalam kepengurusan Paguyuban Batik Tulis Giriloyo Bantul dilibatkan anak muda di
Giriloyo khususnya bagian pemasaran agar dapat memaksimalkan strategi dari model
komunikasi pemasaran untuk menunjang jumlah produksi. Para perajin batik akan sukses
dalam pemasaran apabila selalu memperbarui strategi komunikasi pemasaran sesuai
perkembangan teknologi komunikasi. Hal ini terjadi karena calon konsumen dan
konsumen batik banyak menggunakan teknologi komunikasi terbaru dalam belanja
batik.
2. Jurnal 2

Judul : Model- Model Komunikasi Bisnis Sebagai Upaya Meningkatkan


Penjualan Produk Vivelle di Shan Hair Beauty Care
Tahun : 2021
Penulis : Abdul Hakim
Publikasi : Jurnal Komunikasi Profesional

REVIEW

Latar Belakang Penelitian :

Dari pemasaran hingga komunikasi bisnis, setiap perusahaan atau bisnis memiliki
strategi. Komunikasi merupakan proses penyampaian ide maupun pesan,serta konsep
yang ditujukan pada orang lain. Problematika yang mengintai perusahaan adalah ketatnya
persaingan produk. Saat ini banyak produk keluaran perusahaan besar dan ternama
dengan harga terjangkau serta memperluas pangsa pasar dengan memproduksi berbagai
macam produk untuk semua kalangan. Ketatnya persaingan di pasar turut dirasakan juga
oleh perusahaan kosmetik. ketatnya persaingan ini dapat dilihat dengan maraknya produk
kosmetika murah serta terjangkau bagi seluruh kalangan. Salah satu produk kosmetika
yaitu parfume. Parfume adalah salah satu produk kecantikan dengan golongan Body Mist
atau wewangian tubuh yang digunakan untuk memperkuat aroma tubuh. Dewasa ini
produk parfume banyak diminati masyarakat dari semua kalangan. Banyak perusahaan
kosmetik yang memperluas pangsa pasarnya dengan meluncurkan berbagai produk
parfume dengan harga terjangkau. Beberapa perusahaan yang meluncurkan produk
parfume terjangkau adalah Unilever Indonesia, Lion Wings Indonesia, PT. Easton Kaleris
Indonesia, Mandom Indonesia, serta Priskila. PT. Easton Kaleris Indonesia adalah
perusahaan yang meluncurkan produk parfume dengan harga murah, yaitu Vivelle.

Metode Penelitian :

Jenis metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah metode deskriptif. Beberapa
metode yang digunakan dalam menulis penelitian yang dibagi menjadi beberapa bagian
yaitu jenis data yang dipergunakan menggunakan jenis data kualitatif, sumber data yang
digunakan yaitu data primer serta sekunder, teknik pengumpulan data serta analisis data.
Metode pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dokumentasi, serta studi
pustaka. Lokasi Penelitian yang dilakukan agar pengambilan data adalah di Shan Hair
and Beauty Care yang berada di Jalan Ikan Paus Nomor 20, RT05/RW05 Kelurahan
Mayangan, Kecamatan Mayangan, Probolinggo.

Sampel Penelitian :

Pada penelitian ini peneliti mengambil sampel dari hasil wawancara bersama owner Shan
Hair and Beauty Care dan 10 orang responden yang terdiri dari konsumen dari Vivelle
yang dipilih secara acak.
Hasil Yang Diperoleh :

Berdasarkan analisis data, strategi komunikasi bisnis yang dijalankan Shan Hair and
Beauty Care sangat penting. Jelas jika pemilik Shan Hair and Beauty Care telah bekerja
keras dalam menarik pelanggan serta memasarkan produk Vivelle secara efektif. Produk
Vivelle mempunyai keunggulan dari segi aroma parfum yang khas, kemasan yang unik,
dan Vivelle menjadi favorit konsumen karena harganya yang murah dan varian aromanya
yang beragam. Tidak bisa dipungkiri jika strategi yang dijalankan kurang memadai
sehingga mengakibatkan daya beli konsumen terhadap produk Vivelle menurun.
Hambatan utama penurunan penjualan produk Vivelle adalah lambatnya distribusi barang
dan kurangnya edukasi produk Vivelle dari perusahaan, yang berakibat pada menurunnya
kepercayaan konsumen terhadap produk Vivelle. Keterlambatan dalam pengiriman juga
disebabkan oleh komunikasi antar perusahaan yang kurang dan mengakibatkan informasi
yang diterima tidak dapat tersampaikan dengan baik. Penjualan dan distribusi produk
Vivelle terus berlanjut seperti sebelumnya, meskipun ada perubahan dalam strategi
komunikasi bisnis. Penjualan Vivelle di Shan Hair and Beauty Care telah
meningkat sebagai hasil dari distribusi yang lancar.

3. Jurnal 3
Judul : Pengembangan Model Komunikasi Bisnis Mikro Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat Di Indonesia
Tahun : 2017
Penulis : Ilham Gemiharto, S.Sos., M.Si. & Hadi Suprapto Arifin, Drs., M.Si.

REVIEW

Latar Belakang Penelitian :


Pemberdayaan Masyarakat Desa Menurut UU R.I Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa,
disebutkan dalam BAB I Pasal 1 nomor 8 yang isinya, Pembangunan desa adalah upaya
peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa. Selanjutnya disebutkan pada nomor 12, Pemberdayaan Masyarakat
Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan
meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta
memanfaatkan sumberdaya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan
pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah prioritas kebutuhan masyarakat
Desa.Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang baik, pada umumnya mensyaratkan
adanya proses pendampingan. Ini menjadi penting karen objek pemberdayaan masyarakat
adalah masyarakat dengan dinamikanya yang beragam. Fungsi pendampingan adalah
untuk memfasilitasi, memotivasi masyarakat serta mengawal agar kegiatan
pemberdayaan sesuai dengan maksud dan tujuan yang dikehendaki. Pemberdayaan
masyarakat community-empowering yang baik seyogyanya mampu mengakomodir
berbagai aspek yang berkembang dan dibutuhkan masyarakat.

Metode Penelitian :

Pada penelitian ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan metode
kualitatif. Metode analisis penelitian yang digunakan adalah analisis studi kasus
berdasarkan metode, data, dan triangulasi sumber. Sedangkan metode pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan
berupa obsevasi, wawancara mendalam. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
terbagi menjadi data primer dan data sekunder.

Sampel Penelitian :

Pada penelitian ini peneliti mengambil sampel dari hasil observasi dan wawancara
mendalam dengan 10 informan penelitian di lokasi penelitian.

Hasil Yang Diperoleh :


Kegiatan pengembangan model komunikasi bisnis mikro berbasis pemberdayaan
masyarakat dilakukan dengan cara memunculkan prakarsa inovatif serta inisiasi
pengembangan ekonomi lokal baru di pedesaan dan di wilayah sekitarnya. Kegiatan ini
akan memperkuat titik masuk (entry point) serta titik ungkit (leverage effect) yang
memberikan multiplier effect dalam bidang ekonomi mikro di pedesaan. Hal strategis
lainnya adalah meningkatkan daya saing jangka panjang (sustainable development).
Pengembangan ekonomi masyarakat dengan pendekatan ini menekankan pada
optimalisasi segala potensi yang ada pada masyarakat lokal melalui perencanaan
bersama. Prasyarat utama adalah aspek partisipatoris seluruh stakeholders agar potensi
sumberdaya lokal yang ada dapat diinventarisir dan dimobilisasi sesuai dengan konteks
pengembangan ekonomi lokal.

Melihat fokus pemberdayaan pada usaha mikro kecil, maka intervensi dilakukan secara
langsung (program langsung) maupun tidak langsung (program tidak langsung). Program
langsung merupakan kegiatan yang didisain dan direncanakan sesuai kebutuhan
kelompok usaha, dilaksanakan dengan menyentuh/melibatkan kelompok usaha secara
langsung dan hasilnya dapat segera dirasakan. Kegiatan pemberdayaan dilaksanakan
melalui technical training, management training, dan consultan asistance. kegiatan
pengembangan model komunikasi bisnis mikro berbasis pemberdayaan masyarakat
dilakukan dengan cara memunculkan prakarsa inovatif serta inisiasi pengembangan
ekonomi lokal baru di pedesaan dan di wilayah sekitarnya. Pengembangan model
komunikasi binis mikro berbasis pemberdayaan masyarakat melalui organisasi
kemasyarakatan seperti majelis taklim, PKK, dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) yang mengadopsi manajemen keuangan dan usaha modern memberikan dampak
yang cukup signifikan terhadap peningkatan ekonomimasyarakat lokal di Kabupaten
Garut. Pengembangan model tersebut juga berhasil memunculkan wirausaha baru dari
kalangan perempuan dan pemuda yang kreatif dalam merintis dan mengembangkan
usahanya, sehingga mampu bersaing dengan usaha-usaha sejenis yang telah ada
sebelumnya.
Daftar Pustaka

Nurficahyanti, F. (2015). Model Komunikasi Pemasaran Paguyuban Batik Tulis. Jurnal


Aspikom, 2(5), 304-313.

Hakim, A. (2021). Model–model komunikasi bisnis sebagai upaya meningkatkan


penjualan produk vivelle di shan hair beauty care. Jurnal Komunikasi Profesional, 5(2).

Gemiharto, I., Sos, S., Arifin, H. S., & Si, M. (2017). PENGEMBANGAN MODEL
KOMUNIKASI BISNIS MIKRO BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI
INDONESIA Studi Kasus Pengembangan Model Komunikasi Bisnis Mikro Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. In Seminar
IQRA (Vol. 1, No. 01).

Anda mungkin juga menyukai